PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangunan-bangunan gedung tidak dapat terlepas dari masalah-masalah
lingkunganseperti hujan,angin,panas,dingin& lembab, polusi dan sebagainya. Hal
itu menyebabkan sebuah bangunan memerlukan suatu sistem utilitas yang dapat
berfungsi dalant pelayanan suatu bangunan (building sertice), dimana fungsi
utamanya adalah pada operasi mekanikal dan elektrikal seperti sistem tata udaru
sistem plumbing system kelistrikan, sistem tata cahay1 sistem transportasi vertikal
dan sistem-sistem yang lain yangdapat menunjang bangunan tersebut agar dapat
berfirngsi dengan baik.
Secara fisik sistem utilitas rumah sakit sebagian besar merupakan jalur-jalur
panjang, baik pada arah horisontal maupun pada arah vertikalnya.Dan di dalam
perancangan bangunan jalur-jalur ini menuntut disediakannya
ruang/tempat/lokasi yang secara kuantitas cukup dan secara kuatitas memenuhi
syarat, baik syarat teknis maupun syarat pemeliharaan dan perbaikan.
Di dalam perancanganya seringkali jalur instalasi ini ditempatkan pada satu
zona dengan jalur sirkulasi, baik yang berada Di dalam perencanganya seringkali
jalur instalasi ini ditempatkan pada satu zona dengan jalur sirkulasi, baik yang
berada dalam jalur vertikal maupun yang berada pada jalur horisontal.Pada lajur
vertikal yang ditempatkan pada satu zona disebut core dan pada jalgr horisontal
sering kita lihat berada sejalan dengan jalur-jalur koridor yang menjalar di dalam
bangunan yang bersangkutan.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud dari diterbitkannya buku “Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit Kelas C” ini adalah untuk memberikan petunjuk atau arahan bagi
pengelola rumah sakit dan pihak-pihak lain yang membutuhkan dalam
merancang dan merencanakan bangunan rumah sakit dengan memperhatikan
kaidah-kaidah pelayanan kesehatan sehingga bangunan rumah sakit yang dibuat
dapat menampung kebutuhan-kebutuhan pelayanan dan tidak menimbulkan
akibat buruk terhadap pengguna.
2. Tujuan
1. Merencanakan sistem utilitas sebaik mungkin agar fungsi bangunan dapat
berjalan lancer dan keberadaannya tidak mengganggu lingkungan di
sekitarnya
Gambar 3. Pintu Kamar Mandi Pada Ruang Rawat inap Harus terbuka Ke
luar