Anda di halaman 1dari 6

IMPLIKASI ROH KUDUS dalam HIDUP SAYA

sebagai PEMBAHARU dalam PRESPEKTIF NILAI


HIDUP KRISTIANI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Lisbet Yuniati Tinambunan

UNIVERSITAS KRITEN MARANATHA


2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam keadaan perkembangan zaman yang sangat pesat dan seiring dengan
perkembangan teknologi yang pesat, setiap orang harus tetap memiliki pola hidup yang kokoh
dan mengikuti perkembangan itu tanpa kehilangan identitas. Seorang Kristen tetap hidup
sebagai seorang Kristen. Dalam pencarian serta penemuan diri, seorang remaja tidak terlepas
dari situasi masyarakat sekitarnya. Setiap orang lahir dan dibesarkan dalam suatu komunitas,
dan tidak terlepas dari komunitas tersebut. Baik buruknya sikap atau pola perilaku seseorang
tidak terlepas dari baik buruknya komunitas masyarakat tempat tinggalnya. Dengan kata lain,
masyarakat remaja mencapai atau tidak mencapai “sasaran” hidup yang tepat. Pada era modern
saat ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi, sering kali anak-anak remaja alam
“petualangan”nya, menjadi seseorang yang kehilangan identitas. Kemampuan yang lemah dan
kekurangsiapan dalam mengikuti dan memanfaatkan perkembangan zaman mengakibatkan
seseorang remaja menjadi “korban teknologi”. Misalnya : teknologi informatika komputer
yang diwarnai dengan meluasnya sarana “internet” dapat berakibat fatal apabila
disalahgunakan dengan pengaksesan situs porno yang dapat merusak moral remaja dan
menuntunnya ke arah yang lebih amoral dengan menggemari free-sex (seks bebas).

Menyikapi pola kehidupan remaja Kristen sekarang ini, alangkah baiknya bila kembali
kepada Alkitab. Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwa tubuh itu
merupakan bait Roh Kudus, tempat berdiamnya Roh Allah yang telah lunas dibayar harganya.
Sebagai bait Allah yang adalah gambaran rupa Allah (imago Dei), setiap manusia (khususnya
remaja) harus memiliki dan menyatakan sifat Allah itu, yakni : hidup dalam persekutuan yang
kudus dengan Dia, hidup dalam Kasih, hidup kudus, pembawa damai, dan sebagainya.
Setiap orang harus hidup dalam persekutuan dengan Allah untuk menemukan diri dalam
diri Allah dengan kekudusan. Kekudusan yang dimaksud bukanlah kekudusan dalam arti
asketis, kekudusan itu tidak hanya tampak pada kekudusan pribadi, misalnya : doa, puasa, tidak
merokok, percaya kepada Tuhan Yesus, dan sebagainya. Melainkan bahwa kekudusan itu
hendaknya tampak dalam kehidupan sosial masyarakat .Seseorang disebut kudus bila
keimanannya kepada Yesus dinyatakan dalam perbuatan baik dan membawa perubahan hidup
dalam masyarakat untuk kemudian menuju kepada kesempurnaan Kirsten, yaitu ke dalam
hidup yang terus menerus bertumbuh dan dibaharui dalam “Anugerah Allah” yang diberikan
secara cuma-cuma kepada setiap orang. Dalam menjawab tantangan zaman, seorang remaja
Kristen dituntut untuk menjadi teladan, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dengan kata
lain seorang remaja Kristen harus “tampil beda” dari yang non Kristen untuk mencapai
“sasaran” hidup yang sesuai kehendak Yesus di tengah-tengah perkembangan zaman yang
ditopang dengan adanya komitmen untuk hidup dalam pimpinan Tuhan.
1.2. Rumusan Masalah
 Hidup di dalam keinginan daging
 Hidup di dalam keinginan roh
 Roh Kudus menurut alkitab

1.3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan makalah ini untuk :

 Mengetahui apa yang dimaksud dengan hidup didalam keinginan daging


 Mengetahu apa yang dimaksud dengan hidup didalam keinginan roh
 Mengetahui perbedaan apa saja yang terdapat dalam hidup oleh roh dan hidup
didalam keinginan daging

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai
kehidupan orang Kristen yang sesuai dengan keinginan roh dan juga keinginan daging
sehingga dapat di laksanakan di dalam kehidupan .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hidup di dalam keinginan daging
Ada dua hal yang menghinggapi manusia yang saling bertentangan dan kedua kubu itu
sangat bertolak belakang yakni antara Daging – Roh.
Daging menggambarkan manusia yang terikat, apabila dibiarkan manusia itu tidak
dapat lepas dan tetap terikat, kalau dengan kemampuan sendiri manusia tidak akan
mungkin dapat menolong dirinya. Ciri manusia yang hidup didalam keinginan daging
adalah orang yang hanya mencukupkan diri dengan hidupnya yang hanya berpusat pada
dirinya sendiri. Hidup dalam daging hanya berpusat kepada penghayatan hidup yang
mengantar kepada kematian. Karena makna kematian, adalah merupakan pengasingan
definitif dari Allah. Kematian adalah kekekalan berpisah dari Kasih Allah.

Ciri kehidupan orang yang berorientasi pada keinginan daging adalah :

 Tidak memerlukan Allah


 Tidak tunduk kepada seluruh perintah Allah
 Tidak ada ketaatan kepada Allah.
 Tidak memikirkan untuk menyenangkan hati Allah hidupnya untuk menyenangkan
dirinya dan orang yang ada disekitarnya.

2.2. Hidup di dalam keinginan roh


Roh menggambarkan pribadi yang terikat tetapi dipimpin oleh kekuatan yang
memberi hidup yaitu Roh Allah. Manusia yang hidup didalam Roh Allah berpengharapan
bahwa tiba saatnya ada kebangkitan dan yang membangkitkan semua manusia untuk
dihakimi tetapi bagi yang mengenal Yesus akan bersama sama dengan Dia dalam
kekekalan disebelah kanan Allah Bapa di surga.

Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang hidup di dalam roh:
 Roh kudus memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut (Roma 8:1-2)
 Hidup menurut Roh mendatangkan hidup dan damai sejahtera (Roma 8:5-6)
 Orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah (Roma 8:14-17)

Konflik antara Daging dan Roh itu selalu terjadi walaupun kita sudah mengikut Yesus.
Ada yang menyatakan bahwa bagi pengikut Yesus konflik antara daging dan roh akan
hilang dan manusia hanya dipimpin oleh Roh Allah, pernyataan itu tidaklah benar. Mari
kita perhatikan surat-surat Paulus penuh dengan indikasi perang rohani yang selalu terjadi
dalam diri orang percaya. Benar bahwa pada kenyataannya kegagalan demi kegagalan
sering kita perbuat. Memang ada kemenangan yang tersedia bilamana kita memberi diri
dipimpin oleh Roh Allah.
2.3. Roh Kudus menurut alkitab
Pada mulanya Roh Allah muncul sebagai kuasa Allah, yang bergerak seperti
angin besar diatas samudera raya, dan ikut serta dalam pekerjaan menciptakan langit dan
bumi (Kej. 1:2). Roh dilukiskan sebagai nafas Allah yang memberi hidup kepada apa
yang diciptakan-Nya dan Roh ditarik kembali oleh Allah, maka ciptaan itu kembali
menjadi debu tanah (Maz. 104:29-30; bnd. Kej. 2:7). Dengan demikian kelanjutan hidup
manusia tergantung pada kehadiran Roh Allah di dalam diri manusia sendiri (Kej. 6:13).
Dapat dikatakan bahwa manusia diciptakan dan terus hidup oleh karena Roh Allah
(Ayb. 33:4). Lagi pula manusia memperoleh hidup baru dari pada Roh (Yeh. 37:9-14).
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Dari penyusunan makalah ini dapat disimpulkan bahwa pegangan kita yang hidup
didalam keinginan roh adalah sebagai berikut :

 Selama kita didunia ini kita akan selalu mengalami tarikan antara ”keinginan
daging” dan ”keinginan Roh” yang saling berlawanan.
 Kemenangan masih tersedia bagi kita yang mau ”menyalibkan keinginan daging”
berupa segala hawa nafsu dan kita membuka diri untuk ”didiami oleh Roh
Kudus”.

3.2. Saran
Dengan makalah ini penulis mengharapkan kepada pembaca agar kita sebagai
umat Kristiani menyadari hakekat kita sepagai manusia untuk selalu berbuah di dalam
TUHAN ALLAH,serta dapat senantiasa hidup sesuai dengan Firman Tuhan

Anda mungkin juga menyukai