Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GASTRITIS


Dosen pengampu: Ns.Sri Endang Kusrini,.S.Kep,.M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 12:

1. Baiq Senja Maggraeni


2. Nurasiah Jamil
3. Siti Atakah

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN PROVINSI


NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN AKADEMIK
2019/2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dasar
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi klinis
5. Komplikasi
6. Penatalaksanaan
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
2. Ciri-ciri keluarga
3. Tipe keluarga
4. Fungsi keluarga
5. Tugas perkembangan keluarga
6. Tugas keluarga di bidang kesehatan
C. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Sakra,02 Oktober 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini
bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan
keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri (Suprajitpno, 2004 hal 27).

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa


lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada
umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan-kerusakan erosi,Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang
lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari lambung, atau oleh
bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001, hal. 127)

Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada penderita gastritis ialah


Perdarahan saluran cerna bagian atas. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia
karena gangguan absorbsi vitamin. (Mansjoer, 1999, hal : 493).

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara (2012), bahwa


jumlah pasien Gastritis yang berobat ke Puskesmas dalam wilayah Kabupaten
Aceh Utara dari bulan juni 210-Juni 2011 adalah 16174 orang penderita ISPA.
dan pada tahun 2011-2012 terhitung dari juni 2011– Mei 2012 terdapat 7163
orang yang berobat dengan penyakit gastritis. Dan bila dilihat data dari Puskesmas
blang managat (2012), di mulai dari Bulan juni 2011- Mei 2012 terdapat 9194
pasien yang berobat Gastritis.
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka penulis tertarik untuk lebih
mengenal, menangani dan memberi asuhan keperawatan serta langsung kepada
keluarga dengan gastritis dalam karya tulis ilmiah berjudul “Asuhan Keperawatan
Pada keluarga Ny. A Dengan Gastritis pada An.T di gampong asan kareung
kecamatan blang mangat”

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Ny.A dengan
gastritis pada An. T.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif pada
keluarga dengan masalah atritis rematoid.
b. Dapat merumuskan dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga,
dengan masalah gastritis.
c. Dapat menetukan perencanaa keperawatan keluarga, dengan masalah
gastritis.
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga, dengan masalah
gastritis.
e. Dapat melakukan evaluasi terhadap keberhasilan proses keperawatan pada
keluarga dengan masalah gastritis.
f. Dapat mendokumentasikan tentang asuhan keperawatan keluarga terutama
dengan masalah gastritis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa


lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada
umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam :

a. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang


akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh
ulkus benigna atau malignadari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter
pylory. (Soeparman, 2001, hal. 127)

2. Etiologi
Gastritis dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada sebagian
besar kasus, gastritis erosive menyertai timbulnya keadaan klinis yang
berat.keadaan klinis yang sering menimbulkan gastritis erosive misalnya
trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal napas, penyakit hati yang
berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala, dan septicemia. Kira-kira,
80-90% pasien yang dirawat diruang intensif menerita gastritis akut erosive ini.
Gastritis akut jenis ini sering disebut gastritis akut stress. (Soeparman, 2001,
hal 127).
3. Patofisiologi
Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosife karena
keadaan-keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Factor-faktor yang
amat penting adalah ischemia pada mukosa gaster di samping factor popsin,
refluks empedu dan cairan pakreas. Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid
merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat
menghambat aktivitas siklooksigenese mukosa. Siklooksigenese merupakan
enzimyang penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat.
Prostaglandin mukosa merupakan salah satu factor defensive mukosa lambung
yang amat penting. Selain menghambat prostaglandin mukosa, aspirin dan obat
antiinflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topical.
(Soeparman, 2001, hal 128)
4. Manifestasi Klinis
MenurutBaughman, D, C & Hackley, J, C. (2000). Manifestasi klinis
pada pasien dengan gastritis adalah sebagai berikut :
a. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi.
b. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan
anorexsia. Mungkin terjadi muntah dan cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan
mungkin akan hilang selama 1 sampai 3 hari.
5. Komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas.
b. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin.
(Mansjoer, 1999, hal : 493).
6. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alcohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejal menetap, caira
perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka
penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk
hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran
dan penetralisasian agen penyebab. (Suzane & Smelzhert, 2001, hal 1062)
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga, seperti yang dijelaskan
oleh Friedmen (1998) dalam Suprajitno (2004, hal 1).
Keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar pernikahan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah,seperti yang
dikemukakan oleh Sayekti (1994) dalam Suprajitno (2004, hal 1).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau anaknya, atau ibu dan anaknya (UU No. 10 tahun 1992 Suprajitno,
2004, hal 1). Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
keluarga adalah :
a. Unit terkecil masyarakat
b. Terdiri atas dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
2. Ciri-ciri keluarga
Menurut Effendi (1998, hal 37) ciri-ciri kelurga yaitu :
a. Diikat dalam satu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan bathin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
3. Tipe keluarga
Menurut Suprajitno (2004, hal 2) tipe keluarga :
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti dengan ditambah
anggota keluarga lain yang masih hubungan darah (kakek, nenek, paman,
dan bibi)
c. Keluarga bentukan kembali (dyaic family) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atai kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (singgle parent family) adalah keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal
pasangan
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmaried mother)
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmatrial
hetesexual cohabiting family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay
and lesbian family)
4. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut friedman (1998) dalam
Suprajitno (2004, hal 13) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mepersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini di hubungkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi asosialisasi dan tempat untuk bersosialisasi (socialization and
social placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak berkehidupan sosial sebelum meninggal rumah untuk
berhubungan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi (the economic function) adalah fungsi untuk
mempertahankan kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu, meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
d. Fungsi perawatan / memelihara kesehatan (the healht care funcion) yaitu
fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi, fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan.
5. Tugas perkembangan keluarga
Menurut Duvall (1985) dalam Suprajitno (2004, hal 03), tugas perkembangan
keluarga adalah :
a. Keluarga baru menikah

1) Membina hubungan intim yang memuaskan

2) Membina hubungan keluarga lain, teman dan kelompok sosial

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak


b. Keluarga dengan anak baru
1) Mempersiapkan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual dan kegiatan sosial
3) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan aras aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun diluar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya
keluarga mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbuh
kembang anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas.
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki
otonomi.
2) Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan keluarga.
f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga
besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.
g. Keluarga usai pertengahan
1) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan.
2) Mempertahankan hubungan yang suasana kehidupan rumah yang
serasi dan dengan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Keluarga usia lanjut
1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya.
2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan
pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
6. Tugas keluarga di bidang kesehatan
Menurut Suprajitno (2004, hal 17), fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga
mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan
meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarganya
c. Merawat keluaga yang mengalami gangguan kesehatan
d. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
e. Momidifikasikan lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
f. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar bagi keluarga.
C. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Effendy (1998, hal 46). Pengkajian adalah sekumpulan
tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien
(keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial,
yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
megatasinya.
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga
adalah, seperti yang dijelaskan oleh Effendy (1998, hal 46) dan tambahan isi
format pengkajian keluarga :
a. Data umum
Data umum, yaitu meliputi nama keluarga, alamat dan telepon,
komposisi kleuarga (dilengkapi dengan genogran keluarga), tipe keluarga,
suku (dikaji data yang berhubungan dengan suku kebiasaan-kebiasaan yang
berhubungan dengan suku seseorang atau keluarga), agama (dikaji tentang
agama yang dianut), aktifitas rekreasi keluarga (dikaji data tentang
kebiasaan dan pendapatan keluarga), status ekonomi keluarga (dikaji data
tentang besarnya penghasilan atau pendapatan keluarga).
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan saat ini
Dikaji tentang tahap perkembangan tertinggi yang saat ini dicapai oleh
keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini.
Dikaji tentang maladaptif dari tengah pertumbuhan dan perkembangan
keluarga yang terpenuhi.
3) Riawayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya dan
pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan kesehatan, meliputi keluhan, berapa lama sudah
terjadi, apa upaya yang dilakukan untuk menanggulangi dan bagaimana
hasilnya.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Menjelaskan riwayat kesehatan diatas orang tentang riwayat
penyakit keturunan, upaya generasi tersebut tentang upaya
peanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang di pertahankan sampai
saati ini.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Dikaji tentang ukuran rumah, jumlah kamar, ventilasi, sumber
air, jumlah keliarga, saluran pembuangan limbah, jamban keluarga,
pembuangan sampah dan kandang ternak.
2) Karakteristik tentang komunikasi
Meliputi tentang jenis pekerjaan yang dominan dari tetangga
diawali yang terdekat dengan kleuarga.
3) Mobilitas keluarga
Bagaimana perpindahan tempat tinggal yang terjadi dalam keluarga.
4) Perkumpulan keluarga dan nteraksi dengan masyarakat meliputi data
keefketifan dalam berinteraksi dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Meliputi tentang sumbe pendukung eperti orang tua, mertua,
saudara, teman dan lain-lain.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Meliputi data tentang sifat komunikasi dalam keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Meliputi data tentang kemampuan komunikasi keluarga.
3) Struktur peran
Meliputi data tentang peran anggota keluarga misalnya, ayah
berperan sebagai kepala keluarga.
4) Nilai dan norma kebudayaan
Meliputi data tentang nilai dan aturan yang ada dalam keluarga.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
Meliputi sikap dan perhatian masing-masing keluarga terhadap anggota
keluarga yang lain.
2) Fungsi sosialisasi
Meliputi bagaimana keluarga mengajarkan anak-anak untuk
bersosialisasi dengan orang lain.
3) Fungsi peran kesehatan
Menjelaskan kemampuan keluarga mengenai masalah kesehatan dan
mengambil keputusan terhadap masalah kesehatan atau manfaat fasilitas
pelayanan kesehatan.
f. Stresor dan koping keluarga
1) Stresor jangka panjang dan pendek
Kekuatan keluarga memikirkan tentang penyakit yang terjadi pada
keluarga.
2) Kemapuan keluarga berespon terhadap masalah
3) Strategi koping yang digunakan
Meliputi mekanisme pertanahan diri yang digunakan oleh keluarga jika
mendapatkan masalah/stressor.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri (koping) keluarga yang
maladaptif.
5) Pemeriksaan fisik
Meliputi pemeriksaan head to toe untuk semua anggota keluarga baik
sehat maupun yang sakit.
g. Harapan keluarga
Meliputi tentang apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang
diberikan oleh perawat keluarga.
h. Tabel skoring, menurt Effendy (1998, hal 53)
Skala Prioritas Masalah Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40) diagnosa keperawatan
adalah kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan
langsung, dan pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai dari
potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.
Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka diagnosa
keperawatan keluarga yang mungkin terjadi pada keluarga dengan masalah
gastritis menurut klasifikasi NANDA dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Nyeri akut/kronis
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Gangguan citra tubuh
d. Gangguan pemenuhan nutrisi
e. Kurang perawatan diri
f. Kurang pengetahuan mengenai penyakit.
3. Intervensi Keperawatan
Menurut ANA (1995) intervensi sebagai rencana tindakan perawat
untuk kepentingan klien atau keluarga. Perencanaan pada masalah yang
dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab,
selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria
dan standar.

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan :

a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu


yang sesuai dengan kondisi klien.
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi
dengan pancaindra perawat yang objektif.
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki
ketergantungan dapat diminimalisasi.
4. Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah
disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan
keluarga antara lain (Setaiwan dan Dermawan, 2008, hal 47) :
a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.
b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah.
c. Kekuatan-kekuatan kleuarga berupa finansial, motivasi dan sumber-sumber
pendukung lainnya jangan diabaikan.
d. Pedokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan
dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat
dan tanggung jawab profesi.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga.
Eveluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai
sesuai yang ditetapkan dalam tujuan direncanakan keperawatan.Apabila setelah
dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang
ditinjau kembali yaitu (Setiawan dan Dermawan, 2008,hal 47) :
a. Tujuan tidak realistis.
b. Tindakan keperawatan tidak tepat
c. Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.
DAFTAR PUSTAKA

Efendy Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Edisi


2). Jakarta : EGC

Setiawan S. Dan Dermawan C. A. (2008). Penuntun Praktik Asuhan Keperawatan


Keluarga . ( Edisi 2). Jakarta : TIM

Suprajipno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Baughman, D, C & Hackley, J, C. (2000). Keperawatan medical bedah, alih


bahasa : yasmin asih. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI,


Jakarta.Menurut ANA (1995)

Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.

Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.

Artikel Tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gastritis

Anda mungkin juga menyukai