Tugas Kelompok 2
Tugas Kelompok 2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dasar
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi klinis
5. Komplikasi
6. Penatalaksanaan
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
2. Ciri-ciri keluarga
3. Tipe keluarga
4. Fungsi keluarga
5. Tugas perkembangan keluarga
6. Tugas keluarga di bidang kesehatan
C. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Ny.A dengan
gastritis pada An. T.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif pada
keluarga dengan masalah atritis rematoid.
b. Dapat merumuskan dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga,
dengan masalah gastritis.
c. Dapat menetukan perencanaa keperawatan keluarga, dengan masalah
gastritis.
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga, dengan masalah
gastritis.
e. Dapat melakukan evaluasi terhadap keberhasilan proses keperawatan pada
keluarga dengan masalah gastritis.
f. Dapat mendokumentasikan tentang asuhan keperawatan keluarga terutama
dengan masalah gastritis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
2. Etiologi
Gastritis dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada sebagian
besar kasus, gastritis erosive menyertai timbulnya keadaan klinis yang
berat.keadaan klinis yang sering menimbulkan gastritis erosive misalnya
trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal napas, penyakit hati yang
berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala, dan septicemia. Kira-kira,
80-90% pasien yang dirawat diruang intensif menerita gastritis akut erosive ini.
Gastritis akut jenis ini sering disebut gastritis akut stress. (Soeparman, 2001,
hal 127).
3. Patofisiologi
Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosife karena
keadaan-keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Factor-faktor yang
amat penting adalah ischemia pada mukosa gaster di samping factor popsin,
refluks empedu dan cairan pakreas. Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid
merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat
menghambat aktivitas siklooksigenese mukosa. Siklooksigenese merupakan
enzimyang penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat.
Prostaglandin mukosa merupakan salah satu factor defensive mukosa lambung
yang amat penting. Selain menghambat prostaglandin mukosa, aspirin dan obat
antiinflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topical.
(Soeparman, 2001, hal 128)
4. Manifestasi Klinis
MenurutBaughman, D, C & Hackley, J, C. (2000). Manifestasi klinis
pada pasien dengan gastritis adalah sebagai berikut :
a. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi.
b. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan
anorexsia. Mungkin terjadi muntah dan cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan
mungkin akan hilang selama 1 sampai 3 hari.
5. Komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas.
b. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin.
(Mansjoer, 1999, hal : 493).
6. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alcohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejal menetap, caira
perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka
penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk
hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran
dan penetralisasian agen penyebab. (Suzane & Smelzhert, 2001, hal 1062)
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga, seperti yang dijelaskan
oleh Friedmen (1998) dalam Suprajitno (2004, hal 1).
Keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar pernikahan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah,seperti yang
dikemukakan oleh Sayekti (1994) dalam Suprajitno (2004, hal 1).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau anaknya, atau ibu dan anaknya (UU No. 10 tahun 1992 Suprajitno,
2004, hal 1). Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
keluarga adalah :
a. Unit terkecil masyarakat
b. Terdiri atas dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
2. Ciri-ciri keluarga
Menurut Effendi (1998, hal 37) ciri-ciri kelurga yaitu :
a. Diikat dalam satu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan bathin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
3. Tipe keluarga
Menurut Suprajitno (2004, hal 2) tipe keluarga :
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti dengan ditambah
anggota keluarga lain yang masih hubungan darah (kakek, nenek, paman,
dan bibi)
c. Keluarga bentukan kembali (dyaic family) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atai kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (singgle parent family) adalah keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal
pasangan
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmaried mother)
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmatrial
hetesexual cohabiting family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay
and lesbian family)
4. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut friedman (1998) dalam
Suprajitno (2004, hal 13) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mepersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini di hubungkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi asosialisasi dan tempat untuk bersosialisasi (socialization and
social placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak berkehidupan sosial sebelum meninggal rumah untuk
berhubungan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi (the economic function) adalah fungsi untuk
mempertahankan kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu, meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
d. Fungsi perawatan / memelihara kesehatan (the healht care funcion) yaitu
fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi, fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan.
5. Tugas perkembangan keluarga
Menurut Duvall (1985) dalam Suprajitno (2004, hal 03), tugas perkembangan
keluarga adalah :
a. Keluarga baru menikah