Anda di halaman 1dari 12

TEST BENEDICT

4.1 Dasar Teori


Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat
polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada senyawa-senyawa
tersebut mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn yaitu mendekati Cn(H2O)n yaitu
karbon yang mengalami hidroksi. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh
manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa,
warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah
timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna
untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar
dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. (Dianto
Darwindra. Haris, 2010).
Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin
serta lignin. Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat
simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan
contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat
adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur
molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon. Alam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan
yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil. (Oeman Ja. Nurul, 2016)
Uji benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan benedict.
Misalnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya
berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam
kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi
Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari
pengendapan CuCO3 pada larutan natrium karbonat (reagen benedict), maka ditambahkan
asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton
bebas tidak dapat mereduksi larutan benedict. (Windaaryanir, 2015).

Uji benedict atau tes benedict digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida
dan gula pereduksi. Tembaga sulfat dalam reagen benedict akan bereaksi dengan
monosakarida dan gula pereduksi membentuk endapan berwarna merah bata. Monosakarida
dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen benedict karena keduanya mengandung
aldehida ataupun keton bebas. Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna larutan
menjadi hijau, kuning, orange, atau merah bata dan muncul endapan hijau, kuning, orange
atau merah bata.
Uji benedict pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia Amerika bernama
Stanley Rossiter Benedict. Semua jenis monosakarida akan menunjukkan hasil positif dengan
uji benedict, disakarida pereduksi seperti maltosa dan laktosa juga menunjukkan hasil positif.
Disakarida non pereduksi seperti sukrosa dan jenis-jenis polisakarida tidak bereaksi positif
dengan uji ini.

4.2 Tujuan Percobaan


Untuk mengetahui ada tidaknya gula pereduksi pada larutan sukrosa,glukosa,fruktosa dan
aquades.

4.3Cara Kerja
1. Masukkan 2,5 ml pereaksi Benedict ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 4 tetes bahan uji yang akan diperiksa.
3. Mendidihkan dengan api langsung selama 2 menit atau panaskan dalam penangas
air selama 5 menit.
4. Mendinginkan dan perhatikan warna yang terjadi.

4.4 Hasil dan pembahasan

Reaksi
No. Nama Sampel
Sebelum Pemanasan Sesudah Pemanasan
1. Amilum 1% Biru muda Biru muda (-)
2. Sukrosa 0,1 M Biru muda Biru muda (-)
3. Glukosa 0,1 M Biru muda Kuning kehijauan (+)
4. Glukosa lebih encer Biru muda Hijau pekat (-)
Pembahasan

Dari hasil uji coba tersebut dapat diketahui jenis karbohidrat mana yang menunjukkan
(+) dan (-) terhadap uji benedict, yaitu :

Positif (+) = glukosa 0,1 M dan glukosa lebih encer.

Negatif (-) = amilum dan sukrosa.

Teori :

Sukrosa dan Amilum

Dari hasil praktikum tidak mengalami perubahan dan warna yang ditimbulkan adalah biru
muda. Hal ini disebabkan oleh struktur pada gugus fungsi yang dimiliki oleh sukrosa dan
amilum tidak dapat mereduksi reagen benedict yang direaksikan. Hal ini dikarenakan sukrosa
tidak mengandung atom karbon anomer bebas, karena atom karbon kedua anomernya yatiu
yang terdapat pada glukosa & fruktosa yang berkaitan satu sama lainnya. Sedangkan amilum
tersusun dari D-glukosa yang banyak.

Glukosa

Dari hasil praktikum hanya glukosa saja yang apabila diuji benedict akan memperlihatkan
adanya perubahan. Perubahan warna pada glukosa ini merupakan gula pereduksi. Dalam hal
ini glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, dimana ujung pereduksinya adalah
ujung yang mengandung aldehida.Perubahan warna yaitu kuning kehijauan dan hijau pekat.

4.5 Kesimpulan
Urutan larutan berdasarkan kepekatan warnanya adalah

1. Glukosa lebih encer


2. Glukosa 0,1 M
3. Sukrosa dan Amilum
Perubahan warna disebabkan oleh terjadinya pemecahan molekul karbohidrat dari
yang lebih kompleks (polisakarida) menjadi lebih sederhana (monosakarida).
TEST MOLISCH

5.1 Tujuan Praktikum

Untuk membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif

5.2 Dasar Teori

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa bila dihidroklisa.berdasarkan strukturnya karbohidrat digolongkan menjadi
monisakarida,oligosakarida atau polisakarida.ketiga golongan ini berkaitan satu sama lain
lewat hidrolisis.karbohidrat yang berada dalam satu sampel dapat dideteksi dengan berbagai
uji diantaranya test Molisch.

Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis kerbohidrat menjadi
monosakarida.uji ini ditandai dengan warna ungu kemerah-merahan dan berbentuk cincin
untuk reaksi positif,sedangkan warna hijau untuk reaksi negative.(Sumardjo 2006)

5.3 Alat dan Bahan


Alat:

 Tabung Reaksi
 PenjepitéTest Tube
 Pipet Tetes
 Gelas Ukur 10ml
Bahan:

 Kapas
 larutan H2SO4 pekat
 Larutan Glukosa 0,1 M
 Larutan Sukrosa 0,1 M
 Kanji 1 %
 Selulosa dalam air

5.4 Cara Kerja


1. Masukkan 2 ml zat yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi
2. Menambahkan 2 tetes pereaksi Molisch ke dalamnya
3. Memiringkan tabung dan alirkan dipinggir tabung sebanyak 2 ml asam sulfar pekat
secara perlahan-lahan (gunakan penjeit tabung untuk mengambil asam sulfat pekat)
4. Memperhatikan apakah terbentuk cincin ungu pada perbataan kedua cairan tersebut.
5.6 Hasil dan Pembahasan
Hasil Pengamatan

NO BAHAN UJI TEORI REAKSI PRAKTIKUM


+ -
1 Glukosa 0,1 M Ada √ Terbentuk cincin ungu
karbohidrat(berwarna
ung)
2 Sukrosa 0,1 M Ada √ Terbentuk cincin ungu dan
karbohidrat(berwarna terdapat endapat berwarna
ungu) merah-kemerahan
3 Kanji 1 % Ada √ Terbentuk cincin ungu
karbohidrat(berwarna
ungu)

4 Selulosa dalam Ada Terbentuk Cincing ungu dan


air karbohidra(berwarna terdapat endapan berwarna
ungu) √ merah-kemerahan

Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang diperoleh dari hasil praktikum semua larutan uji ketika
direaksikan dengan larutan Molisch,dapat membentuk cincin berwarna ungu.bahan yang
diujikan Glukosa,Sukrosa,Kanji,dab Selulosa dalam air semua menunjukkan hasil yang
positif.hal ini membuktikan adanya karbohidrat dalam larutan tersebut.larutan uji yang
dicampurkan dengan pereaksi Molisch,dialirkan dengan larutan H2SO4 pekat dengan cara
memiringkan tabung reaksi.hal ini dilakukan agar larutan H2SO4 tidak bercampur dengan
larutan yang ada di dalam tabung,sehingga pada akhir reaksi terjadi pembentukan cincin
berwarna ungu pada batas antara kedua larutan dalam tabung reaksi.terbentuknya warna ungu
ini karena pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfutal) dengan α-naftol dari pereaksi
Molisch.
5.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa laruran
Glukosa,Sukrosa,Kanji,dan Selulosa dalam air bereaksi dengan larutan Molisch dan
membentuk cincin berwarna ungu,oleh karena itu larutan-larutan tersebut terdapat
karbodidrat pada larutan0-larutan tersebut.
TEST SELIWANOFF

6.1 Dasar Teori

Uji seliwanoff atau tes seliwanoff digunakan untuk membedakan gula (karbohidrat)
yang diuji masuk kategori ketosa atau aldosa. Gula aldosa memiliki gugus aldehida,
sedangkan ketosa memiliki gugus keton. Dasar dari uji ini adalah bahwa ketosa lebih cepat
terdehidrasi dibandingkan aldosa saat dipanaskan.

6.2 Cara kerja :

1. Memasukkan 0,3 ml larutan yang akan diperiksa ke alam tabung reaksi


2. Menambahkan 3 ml pereaksi Seliwanoff
3. Mencampur dan mendidihkan selama 30 detik tepat dan memanaskan larutan dalam
penangas air mendidih selama 60 detik
4. Mengamati perubahan warna yang terjadi dan menyimpulkan hasil percobaan

6.3 Hasil dan Pembahasan :

1 ml Glukosa 0,1 M
Sukrosa 0,1 M

Glukosa 0,1 M
Fruktosa 0,1 M

No. Bahan Uji Teori Praktikum


1. Glukosa 0,1 M Tidak berubah warna. tetap kuning Orange

2. Fruktosa 0,1 M Merah garnet Merah Garnet

3. Sukrosa 0,1 M Merah garnet Merah Garnet

4. 1 ml Glukosa o,1 M Tidak berubah warna. tetap kuning Tidak berubah warna. Tetap kuning
Pembahasan

Uji seliwanoff atau tes seliwanoff digunakan untuk membedakan gula (karbohidrat)
yang diuji masuk kategori ketosa atau aldosa, dilihat dari perubahan warna larutan.
Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+..

Prinsip dari uji seliwanoff ini adalah jika setelah pencampuran larutan lalu dilakukan
pemanasan, maka gula yang tergolong ketosa adalah yang berwarna merah, sedangkan gula
aldosa seperti glukosa akan memberikan hasil negatif dengan tidak muncul warna merah pada
larutan. . Pada hasil praktikum, hasil positif didapat pada fruktosa dan sukrosa. Dan hasil
negatif didapat pada glukosa.

Ketika semua larutan ditambahkan larutan seliwanoff, terjadi perubahan warna dari
tidak berwarna menjadi kuning. Kemudian ketika dipanaskan, terjadi perubahan warna
menjadi merah orange yang menunjukan bahwa sempel termasuk ketosa dan peristiwa
monosakarida ketosa menjadi fufural lebih cepat dibandingkan dengan aldehid karena aldehid
mengalami trasformasi menjadi ketosa sebelum dehidrasi. Ketosa yang terhidrasi kemudian
bereaksi dengan resolsinol menghasilkan zat yang berwarna merah tua. Dari hasil yang
didapatkan sempel yang mengalami perubahan adalah sukrosa dan fruktosa, maka fruktosan
dan sukrosa termasuk kedalam gula ketosa yang mengandung gugus keton. Sedangkan yang
tidak mengalami perubahan warna dan tidak adanya endapan pada saat pemanasan adalah
glukosa, dengan demikian glukosa bukan termasuk dalam golongan ketosa melainkan aldosa,
yakni golongan yang terdapat gugus aldehid dalam struktur kimianya.
TEST BIURET

7.1 Dasar Teori


Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat
bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul yang
berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang
mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku
adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan
protein yang terdapat dalam bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah
bereaksi (Poedjiadi, 2005). Dalam kehidupan, protein memegang peranan yang
penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya
enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu hemoglobin
dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein.
Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang
disebut antigen, juga suatu protein (Poedjiadi, 2005).
Sangat luar biasa pula bahwa semua protein di dalam semua makhluk, tanpa
memandang fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama,
yaitu 20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas
biologi. Lalu, apakah yang memberikan suatu protein aktivitas enzimnya, protein lain
aktivitas hormon, dan lain lagi aktivitas antibody ? Bagaimana kimiawi protein- yang
protein ini berbeda ? Secara cukup sederhana, protein berbeda satu sama lain karena
masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino
merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam
jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam
jumlah yang hampir tidak terbatas pula (Lehninger, 1982).
Tes biuret adalah tes kimia yang digunakan untuk mendeteksi ikatan peptida.
Merupakan tes umum yang baik untuk protein. Warna yang terbentuk berasal dari
kompleks koordinasi antara oin Cu2+ dengan gugus CO dan NH ikatan peptida dalam
larutan alkalis membentuk warna merah jambu atau lembayung.

7.2 Fungsi dan Tujuan Percobaan


Untuk menguji dan mendeteksi ikatan peptida

7.3 Cara Kerja


1. Mencampurka 2 ml larutan yang akan diperiksa dengan 2 ml NaOH 10%
2. Menambahkan setetes larutan CuSO4 serta mencampurnya dengan baik. Bila belum
terbentuk warna tambahkan lagi tetes CuSO4 (maksimal 10 tetes)
7.4 Hasil dan Pembahasan

NO BAHAN UJI TEORI PRAKTIKUM


1. Glukosa 0,1 % Biru bening

2. Pepton 2 % Cokelat bening

3. Albumin 2 % Ungu pekat

Pada percobaan kali ini kami melakukan percobaan terhadap protein. Uji kami
lakukan adalah uji biuret. Adapun larutan yang kami uji adalah Glukosa 0,1 %, pepton 2%,
albumin 2%, dan menggunakan larutan NaOH dan CuCO4 untuk mereaksikan. Adapun
tujuan dari uji biuret ini adalah untuk membuktikan ada atau tidaknya ikatan peptida pada
suatau protein, diamana reaksi positif pada uji biuret ini ditandai dengan adanya perubahan
warna menjadi ungu

Pada sampel glukosa 0,1 % yang sudah ditambahkan dengan 2 ml NaOH 10%, setelah
ditambahkan dengan 3 tetes larutan CuSO4 berubah warna yang sebelumnya berwarna
bening kemudian menjadi biru bening

Pada sampel pepton 2% yang sudah di tambahkan dengan 2 ml NaOH 10% setelah
ditambahkan dengan 3 tetes larutan CuSO4 berubah warna yang sebelumnya berwarna
bening kemudia menjadi cokelat bening

Pada sampel albumin 2% yang sudah di tambahkan dengan 2 ml NaOH 10% setelah
di tambahkan 3 tetes CuSO4 berubah warna yang sebelumnya bening kemudia menjadi ungu
pekat

7.6 Kesimpulan

1. Perubahan warna yang dihasilkan dari uji biuret menandakan ada atau tidaknya
protein
2. Warna ungu yang dihasilkan dari uji biuret tersebut menandakan adanya ikatan
peptida pada larutan
3. Semakin pekat warna yang di hasilkan menandakan semakin banyak protein di dalam
larutan tersebut
4. Dari uji biuret tersebut, albumin adalah larutan yang memiliki ikatan peptida.
TEST IODIUM

8.1 Tujuan Praktikum


Untuk menentukan adanya Polisakarida

8.2 Dasar Teori


Iodium adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan,menguap pada suhu
kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat.iod membentuk senyawa dengan banyak
unsur,tapi tidak sereaktif iodide.iod menunjukkan sifta-sifat menyurupai logam.iod mudah
larut dalam kloroform,karbon tetraklorida,atau karbon disulfidayang kemudian membentuk
larutan berwarna ungu.iod hanya sedikit dalam larut dalam air.

Kondensasi ion dengan karbohidrat pada uji iodium,monosakarida menghasilkan


warna yang khas.hal ini disebebkan karena larutan pati,terdapat unit-unit glukosa yang
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit
glukosanya.bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul
iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya,sehingga menyebabkan warna biru tua pada
kompleks tersebut.

Larutan uji dicampurkan dengan larutan iodium.hasil positif ditandai dengan amilum
dengan iodium berwarna biru,dan dextrin dengan iodium berwarna merah anggur.

8.3 Alat dan Bahan


Alat:

 Test Plate
 Pengaduk gelas
 Pipet Tetes
Bahan:

 Larutan Iodium encer


 Amilum
 Dekstrin

8.4 Cara Kerja


1. Memasukkan sedikit karbohidrat ke lekukan piring (Test Plate)
2. Menambahkan 1 tetes larutan Iodium encer
3. Memperhatikan warna yang terjadi

8.5 Hasil dan Pembahasan


Hasil Pengamatan

NO BAHAN UJI TEST IODIUM


TEORI PRATIKUM
1 Amilum Berwarna Biru Menjadi warna Ungu gelap
2 Dextrin Berwarna Merah Anggur Menjadi warna Ungu terang

Pembahasan

Pada percobaan ini,Polisakarida dapat dibuktikan dengan amilum dengan iodium


menghasilkan larutan berwarna biru,dan dextrin menghasilkan warna merah anggur yang
menandakan hasil positif.

Sebelum dilakukan pengamatan warna Amilum dan Dextrin berwarna putih.setelah di


beri larutan Iodium pada Amilum berubah warna menjadi Ungu gelap,sedangan pada
Dextrim diberi larutan Iodium berubah warna menjadi merah.sehingga hasil yang
ditunjukkan negatf.

Terbentuknya warna biru dan merah anggur ini disebabkan molekul amilosa dan
amilopektin yang membentuk suatu molekul denan molekul dar larutan iodium.oleh karena
itu,monosakaridan dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik karena
tidak mengandung amilosa dan amiloektin.

8.6 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil praktikum,maka dapat disimpulkan bahwa bahan
uji Amilum dan Dextrin dija direaksikan dengan larutan Iodium makan makan berubah warna
menjadi Amilum berubah warna menjadi biru,dan Dextrin berubah warna menjadi Merah
anggur.Tetapi hasil yang didapatkan berbeda dengan teori yang didapatkan dimana Amilum
direaksikan dengan larutan Iodium akan berubah warna menjadi ungu gelap dan Dextrin
direaksikan dengan larutan Iodium akan berubah warna menjadi ungu mudah sehingga hasil
yang ditunjukkan Negatif.

Larutan terseut termasuk dalam monosakarida dan disakarida karena tidak


menghaslkan warna larutan yang spesifik karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.

Anda mungkin juga menyukai