Anda di halaman 1dari 3

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN

KARAMUNTING (RHODOMYRTUS TOMENTOSA) TERHADAP


BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN SHIGELLA SP
Zulita1,a, Rani1, Maudi Aulia1, dan Nurhadini1

1)
Jurusan Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung
Kampus Terpadu Universitas Bangka Belitung Desa Balunijuk,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
a)
email: zulita1516@gmail.com

ABSTRAK
Penggunaan bahan alam yang mengandung aktivitas antibakteri berpotensi digunakan sebagai pengobatan
penyakit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri. Salah satu tumbuhan yang berpotensi digunakan sebagai
sebagai anti bakteri adalah daun karamunting. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi
optimum ekstrak daun karamunting dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella sp dan
Staphylococcus aureus. Penelitian ini meliputi ekstraksi daun karamunting menggunakan pelarut etanol
dan pengujian aktivitas antibakteri dengan berbagai konsentrasi ekstrak etanol daun karamunting. Uji
aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun karamunting memiliki daya hambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dengan memiliki daya hambat yang tergolong sedang dengan rerata diameter zona
bening 5,5 mm dan memiliki daya hambat yang tergolong kuat dengan rerata diameter zona bening 12,5
mm pada bakteri Shigella sp memiliki. Konsentrasi optimum ekstrak etanol daun karamunting dalam
menghambat bakteri Shigella sp dan Staphylococcus aureus adalah 80%. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ekstrak daun karamunting berpotensi digunakan sebagai antibakteri.
Kata kunci: antibakteri, daun karamunting, Staphylococcus aureus, Shigella sp.

PENDAHULUAN daun karamunting yang digunakan dalam


Penyakit infeksi yang disebabkan oleh
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
mikroorganisme muncul karena sanitasi yang buruk aureus dan Shigella sp. Oleh karena itu pada
dan didukung oleh udara yang lembab. Bakteri penelitian ini akan dilakukan uji aktivitas antibakteri
merupakan mikroorganisme yang dapat bersifat ekstrak daun karamunting terhadap bakteri
patogen dan menimbulkan berbagai penyakit. Staphylococcus aureus dan Shigella sp.
Staphylococcus aureus dan Shigella sp adalah bakteri METODE PENELITIAN
yang menyebabkan keracunan makanan, diare dan
penyakit infeksi lainnya (Camilleri dan Murray, 2015; Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
Sivaraman dkk., 2009). Penyakit ini diakibatkan oleh adalah perangkat maserasi, rotary evaporator,
kontaminasi bakteri tersebut di dalam makanan. Salah waterbath, alat-alat gelas, autoklaf, Laminair Air Flaw
satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal (LAF), inkubator, pinset, jarum ose, cawan petri, kaca
tersebut adalah penggunaan tumbuhan yang arloji, dan neraca digital. Bahan-bahan yang digunakan
mengandung aktivitas antibakteri. dalam penelitian ini adalah ekstrak daun karamunting,
Tumbuhan karamunting merupakan salah satu etanol 96%, aquades, BHI-B, BPW, MHA, alcohol
tumbuhan yang banyak ditemukan di Provinsi swabs, kertas cakram, kloramfenikol, serta bakteri
Kepualuan Bangka Belitung. Daun karamunting Shigella sp dan Staphylococcus aureus.
dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk penyakit Penelitian ini dimulai dengan mengambil daun
diare dan infeksi bakteri lainnya. Daun karamunting karamunting dari Kabupaten Bangka dan dilakukan
mengandung senyawa yaitu fenol, flavonid, saponin, maserasi menggunakan pelarut etanol dengan
asam heksasoik, asam galat dan glikosida. Senyawa perbandingan 4:1 (400 mL pelarut dengan 100 gram
yang kemungkinan berperan sebagai antibakteri adalah massa daun karamunting) selama tiga hari. Selanjutnya
flavonoid, saponin, fenol, dan tannin (Devi dkk., 2012; ekstrak kental daun karamunting diperoleh dengan
Rahayu., 2006; Syarif dkk., 2017; Dachriyanus, 2004). mengevaporasi larutan ekstrak dengan rotary
Ekstrak etanol daun karamunting asal Kalimantan evaporator. Selanjutnya uji aktivitas antibakteri ekstrak
mampu menghambat pertumbuhan bakteri etanol daun karamunting terhadap bakteri
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 100% Staphylococcus aureus dan Shigella sp dilakukan
sebesar 12,43 nm (Niah dan Baharsyah., 2018). melalui tahapan peremajaan bakteri, pembuatan media
Selain itu ekstrak daun karamunting memiliki suspensi dan pengujian aktivitas antibakteri (Rahayu,
aktivitas antimikroba terhadap bakteri penyebab 2016; Tangapao; 2005). Konsentrasi ekstrak daun
karamuntinng yang digunakan adalah 20%, 40%, 60%,
diare (Tandirogang dkk., 2017).
80% dan 100%. Kontrol positif adalah kloramfenikol
Aktivitas antibakteri dari ekstrak daun sedangkan kontrol negatif adalah air.
karamunting dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak

Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat


Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat ISBN: 978-602-61545-0-7

HASIL DAN PEMBAHASAN menghentikan aktivitas fisiologi dari bakteri, meskipun


pemberian senyawa tersebut dihentikan.
Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa Pada umumnya ekstrak daun karamunting terhadap
ekstrak daun karamunting pada konsentrasi 20%, 40%, uji aktivitas bakteri pada bakteri Staphylococcus
60%, 80% dan 100% memiliki kemampuan aureus memiliki daya hambat yang tergolong sedang
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus dengan rerata diameter zona bening 5,5 mm dan
aureus dan Shigella sp. Hal ini mengindikasikan bahwa ekstrak daun karamunting terhadap uji aktivitas bakteri
ekstrak etanol daun karamunting memiliki aktivitas pada bakteri Shigella sp memiliki daya hambat yang
antibakteri terhadap pertumbuhan baktrei Shigella sp tergolong kuat dengan rerata diameter zona bening 12,5
dan Staphylococcus aureus. Aktivitas antibakteri mm. Pada uji aktivitas bakteri Staphylococcus Aurerus
diketahu dengan mengukur zona bening atau zona dan Shigella sp diketahui rerata diameter zona bening
hambat bakteri. Rerata zona bening terbesar terhadap berbeda pada masing-masing bakteri karena adanya
bakteri Staphylococcus aurerus yang dibentuk terdapat perbedaan kandungan zat antibakteri terhadap ekstrak
pada konsentrasi 80% pada ekstrak kasar daun daun karamunting. Hal ini dipengaruhi oleh senyawa
karamunting. Sedangkan rerata zona bening terkecil metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid dan
yang dibentuk terdapat pada konsentrasi 20% fenol hidroquinon yang dapat menghambat
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan
karamunting terhadap bakteri Staphylococcus Aurerus Shigella sp tersebut.
dan Shigella sp diketahui bahwa rerata zona bening Mekanisme penghambat pertumbuhan bakteri oleh
terbesar yang dibentuk terdapat pada konsentrasi 80%. metabolit sekunder dapat terjadi melalui penghambatan
Selain itu, pengujian aktivitas antibakteri digunakan pembentukan senyawa penyusun dinding bakteri,
akuades sebagai kontrol negatif, dimana akuades tidak meningkatkan permeabilitas membrane sel sehingga sel
memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri kehilangan komponen penyusun sel dan
Staphylococcus aureus dan Shigella sp dan kontrol menginaktivitasi enzim (Reapina dan Elsadora, 2007)
positif yang digunakan yaitu kloramfenikol yang
menunjukkan hasil sensitif terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Shigella sp. KESIMPULAN

9
Konsentrasi optimum ekstrak etanol daun
karamunting dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Diameter Zona Bening Pada

8
Bakteri Staphylococcus

7 Staphylococcus aureus dan Shigella sp adalah 80%.


6 Ekstrak etanol daun karamunting dapat menghambat
5 pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
aureus

4 memiliki daya hambat yang tergolong sedang dengan


3 rerata diameter zona bening 5,5 mm dan pada bakteri
2 Shigella sp memiliki daya hambat yang tergolong kuat
1 dengan rerata diameter zona bening 12,5 mm.
0 UCAPAN TERIMA KASIH
20% 40% 60% 80% 100%
Konsentrasi Ekstrak (gram/mL) Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
14 (Kemristekdikti) yang telah mendanai penelitian ini.
12
Pada Bakteri Shigella sp

REFERENSI
Diameter Zona Bening

10
8 Dachriyanus. 2004. Cytotoxic Compounds from
6 Karamunting (Rhodomytus tomentosa). Padang:
4 Universitas Andalas.
2 Destryanti, E.P. 2017. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol
0 Daun Semak (Syzygium muelleri Miq.) terhadap
20% 40% 60% 80% 100% Bakteri Staphylococcus aureus. Karya Tulis Ilmiah.
Konsentrasi Ekstrak (gram/mL) Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes
Gambar 1. Grafik aktivitas antibakteri ekstrak daun Pangkalpinang. Pangkalpinang
karamunting terhadap bakteri Devi, AS., Rajkumar J., Modilal, M.R.D., & Ilayaraja
Staphylococcus aureus dan Shigella sp R. 2012. Antimicrobial activities of Avicennia
marina, Caesalpinia pulcherrima and Melastoma
Menurut Mycek (2001), bahwa suatu antimikroba malabathricum against clinical pathogens isolated
bersifat bakteriostatik jika senyawa antimikroba from UTI. International Journal of Pharmacy and
tersebut hanya mampu menghambat pertumbuhan Biology Sciences, 3(3), pp.698-705.
bakteri jika pemberian senyawa terus dilakukan dan Mycek, M.J., Harvey, R.A., & Champe C.C. 2001.
jika dihentikan atau habis, maka pertumbuhan dan Farmakologi Ulasan Bergambar. Lippincottt’s
perbanyakan bakteri akan kembali meningkat yang Illustrated Reviews: Farmacology. Penerjemah
ditandai dengan berkurangnya diameter zona Azwar Agoes. Edisi II. Jakarta. Widya Medika.
hambatan. Sebaliknya bersifat bakteriosida jika Niah, R., & Baharsyah, R.N. 2018. Potensi Ekstrak
diameter zona hambat meningkat, hal ini disebabkan Daun Tanaman Karamunting (Melastoma
karena senyawa ini mampu membunuh dan malabathricum Di Daerah Kalimantan Sebagai

188 Pangkalpinang, 2 Oktober 2018


ISBN: 978-602-61545-0-7 Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian Pada Masyarakat

Antibakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Syarif, A., Estuningtyas., A., Muchtar, H.A., Arif, A.,
Manuntung, 4(1), pp. 36-40 Bahri, & Suyatna, F.D. 2011,Farmakologi dan
Rahayu, I. D. 2006. Aloe barbadensis Miller dan Aloe Terapi Edisi 5, Universitas Indonesia, Jakarta.
chinensis Baker sebagai Antibiotik dalam Indonesia
Pengobatan Etnoveteriner Unggas secara In Vitro. Tandirogang., N., Paramit, S., Yasir, Y., Yuniati, Y.,
Jurnal Protein, 13(1). Aminyoto, A., & Fitriany., E. 2017. Aktivitas
Rahayu, S. 2016. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Antimikroba Daun Karamunting (Melastoma
Buah Pare (Momordica charantia) terhadap malabathricum L.) Terhadap Bakteri Penyebab
Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae secara in Diare, Jurnal Sains dan Kesehatan, 1(7), pp. 345-
Vitro. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina. 1 (2):203-210 351
Reapina M, & Elsadora. 2007. Kajian Activitas Tangapao, A. M. 2005. Efektivitas Antibakteri Ekstrak
Antimikroba Ekstrak Kulit Kayu Mesoyi Tumbuhan Daun Sendok (Plantago major) terhadap
(Cryptocaria massoia) Terhadap Bakteri Patogen Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
Dan Pembusukan Pangan. IPB Bogor. aeruginosa. Universitas Sam Ratulangi. Manado
Sivaraman, K, Venkataraman, N, & Cole, AM. 2009.
Staphylococcus aureus Nasal Carriage and its
Contributing, Future Microbiol.

Pangkalpinang, 2 Oktober 2018 189

Anda mungkin juga menyukai