Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AIK (AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN)

BERBUSANA DALAM ISLAM

Disusun oleh:

Kelompok 13

Anggota :

Fitri Dessy Ardiyani (201610370311017)

Muh. Rokhim Eko P. (201610370311030)

Jurdan Wahyu A.S. (201610370311032)

Nabilah Arwa (201610370311042)

Kelas :

Mubtadiin A

Dosen Pembimbing:

Nuruddin Musyafa, S.Pd.I, M.Pd.I

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata Pengantar

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Agama Islam dan Kemuhammadiyahan ini dengan tema “Berbusana Dalam Islam”.
Kami menyusun makalah ini dengan hasil diskusi bersama. Oleh karena itu, kami
sangat menghormati dan menghargai pikiran- pikiran penulis lain yang menjadi sumber
acuan dalam menulis makalah ini. Namun, bagaimana pun hal ini membuat kami sangat hati-
hati dan tanggung jawab serta upaya yang maksimal demi terselesainya makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Dalam memenuhi unsur kemudahan dalam memahami isi makalah ini, kami
mengupayakan menggunakan bahasa yang relatif sederhana dan mudah di pahami.
Selain itu, kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses kontribusi untuk menyelesaikan tugas makalah ini, terkhususnya kepada dosen
mata kuliah Agama Islam dan Kemuhammadiyahan.Yang mana beliau telah memberikan
pengarahan, bimbingan, dan motivasi kepada kami atas tugas makalah ini.
Bagaimanapun, tugas ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan masih butuh banyak
pembelajaran. Namun, kami berharap bahwasanya tugas makalah yang kami buat ini dapat
memberikan manfaat bagi semua orang yang membacanya.

Penyusun

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Berbusana/Berpakaian Dalam Islam ........................................... 2
B. Tujuan Berbusana Dalam Islam..................................................................... 3
C. Konsep Aurat……………………………………….. ................................... 3
D. Busana Yang Baik Menurut Islam ................................................................ 6
E. Problem/Kesalahan Remaja Dalam Memilih Busana . .................................. 6
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran .............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak sedikit kaum Muslimin, bangsa Indonesia khususnya, yang meyakini bahwa
pakaian hanyalah sekedar budaya, yang seluruh perancangan dan pemakaiannya terserah
selera, keinginan atau budaya mode yang datang dari sana dan dari sini. Sehingga bisa jadi
pakaian manusia yang notabene Muslim atau Muslimah, dia seolah orang primitif atau orang
yang katanya “modern” karena dianggapnya yang datang dari Barat atau Timur itu adalah
“modern”. “Buka-bukaan” pun tidak jadi masalah, bahkan menjadi trendy dan gaya hidup,
padahal di dalam ajaran Islam, pakaian bukan saja merupakan budaya, tetapi justru
merupakan ungkapan ibadah dan pengabdian terhadap Pencipta alam semesta yang telah
memberinya berbagai anugrah, termasuk didalamnya finansial berupa pakaian.

Berpakaian sesuai syariat Islam hukumnya wajib bagi seluruh umat muslim di dunia.
Namun budaya berpakaian sesuai syariat Islam pun saat ini sudah memudar, anak muda
mulai terpengaruh oleh budaya pakaian dari barat. Ironisnya mereka (perempuan) seakan
bangga memamerkan lekuk tubuh serta bentuk tubuhnya. Mereka (perempuan) sering kali
memamerkan bagian tertentu pada tubuh mereka dengan tujuan untuk mendapatkan pujian
dari orang lain akan indahnya tubuh mereka. Perbuatan tersebut sudah tentu diharamkan oleh
agama Islam. Tentunya kita sebagai umat manusia dan sebagai umat muslim, kita patut
menjauhi apa saja yang diharamkan dalam agama Islam. Budaya yang bukan termasuk
budaya kita seharusnya kita buang jauh-jauh dari hadapan kita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari berbusana/berpakaian dalam Islam?
2. Apa saja tujuan berbusana dalam Islam?
3. Bagaimana konsep aurat?
4. Bagaimana busana yang baik menurut Islam?
5. Apa saja problem remaja dalam memilih busana?
C. Tujuan
1. Mengetahui tujuan berbusana dalam Islam.
2. Mengetahui konsep aurat.
3. Mengetahui busana yang baik menurut Islam.
4. Mengetahui problem remaja dalam memilih busana.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berbusana/Berpakaian dalam Islam

Busana menurut bahasa adalah segala sesuatu yang menempel pada tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Menurut istilah, busana adalah pakaian yang kita kenakan setiap
hari dari ujung rambut sampai ujung kaki berserta segala pelengkapannya, seperti tas, sepatu,
dan segala macam perhiasan/aksesoris yang melekat padanya. Busana/pakaian (sandang)
adalah salah satu kebutuhan pokok manusia di samping makanan (pangan) dan tempat tinggal
(papan). Selain berfungsi menutup tubuh, pakaian juga dapat merupakan pernyataan lambang
status seseorang dalam masyarakat. Sebab berpakaian ternyata merupakan perwujudan dari
sifat dasar manusia yang mempunyai rasa malu sehingga berusaha selalu menutupi tubuhnya.
Dalam ajaran Islam, pakaian bukan semata-mata masalah budaya dan model. Islam
menetapkan batasan-batasan tertentu untuk laki-laki maupun perempuan. Khusus untuk
muslimah, memiliki pakaian khusus yang menunjukkan jatidirinya sebagai
seorang muslimah. Bila pakaian adat umumnya bersifat lokal, maka pakaian muslimah
bersifat universal. Dalam arti dapat dipakai oleh muslimah di manapun ia berada. Allah SWT.
berfiman di Q.S Al-A’raf ayat 26:

‫اس الت َّ ْق َو ٰى‬ ً ‫س ْوآتِ ُك ْم َو ِري‬


ُ ‫شا ۖ َو ِل َب‬ َ ‫سا يُ َو ِاري‬ َ ‫َيا َبنِي آ َد َم قَ ْد أَ ْنزَ ْلنَا‬
ً ‫علَ ْي ُك ْم ِل َبا‬
َ‫َّللا لَ َعلَّ ُه ْم يَذَّ َّك ُرون‬
ِ َّ ‫ت‬ ِ ‫ٰ َذ ِل َك َخي ٌْر ۚ ٰ َذ ِل َك ِم ْن آيَا‬
Artinya : “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling
baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
mudahan mereka selalu ingat.”(Q.S Al-A’raf:26)

Dari ayat di atas, dijelaskan bahwa pakaian ada tiga macam, yaitu:
1. Pakaian yuwaari sau-atikum, artinya pakaian sekedar penutup bagian-bagian yang
malu dilihat atau terlihat orang.
2. Pakaian riisyan, artinya pakaian yang merupakan hiasan yang layak bagi manusia,
jadi lebih daripada hanya menyembunyikan aurat saja.
3. Pakaian yang disebut libasut taqwa, yang berarti pakaian yang merupakan
ketakwaan, yang menyelamatkan diri, menyegarkan jiwa, membangkitkan budi

2
pekerti dan akhlak yang mulia. Pakaian inilah yang menjamin keselamatan diri,
dunia dan akhirat, menjamin kebahagiaan rumah tangga dan menjamin keamanan
serta ketentraman dalam masyarakat dan negara.
B. Tujuan Berbusana dalam Islam

Begitu hebatnya pengaruh budaya dan mode dalam berpakaian, membuat manusia
lupa memahami hakekat dari fungsi adanya pakaian. Dalam hal ini, Islam sebagai agama
yang salih li kulli zaman wa makan memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi
berpakaian. Menurut ajaran Islam, terdapat beberapa tujuan berbusana dalam Islam, yaitu:
1. Menutup aurat (Q.S. Al-A’raf:26).
2. Untuk memelihara diri dari panas dan bahaya lainnya (Q.S. An-Nahl:81).
3. Menghindari godaan setan (Q.S. Al-A’raaf:27).
4. Dikenal sebagai muslimah dan terhindar dari gangguan (Q.S. Al-Ahzab:59).
5. Beribadah terhadap Allah SWT (Q.S. Al-A’raaf:31).
6. Untuk memperoleh ridha Allah.
7. Untuk membedakan antara laki-laki dan perempuan serta makhluk lain.
C. Konsep Aurat

Aurat adalah suatu angggota badan yang tidak boleh di tampakkan dan di perlihatkan
oleh lelaki atau perempuan kepada orang lain. Menutup aurat hukumnya wajib sebagaimana
kesepakatan para ulama berdasarkan firman Allâh SWT. di Q.S An-Nur:31

َ‫ظنَ فُ ُرو َج ُه َّن َو ََل يُ ْبدِين‬ ْ َ‫ار ِه َّن َو َي ْحف‬


ِ ‫ص‬َ ‫ضضْنَ ِم ْن أ َ ْب‬ ُ ‫ت َي ْغ‬ ِ ‫َوقُ ْل ِل ْل ُمؤْ ِمنَا‬
َ ‫علَ ٰى ُجيُوبِ ِه َّن ۖ َو ََل يُ ْبدِينَ ۖ ِزينَت َ ُه َّن إِ ََّل َما‬
‫ظ َه َر ِم ْن َها‬ َ ‫َو ْل َيض ِْربْنَ بِ ُخ ُم ِر ِه َّن‬
ِ ‫اء بُعُولَ ِت ِه َّن أَ ْو أَ ْبنَا ِئ ِه َّن أَ ْو أَ ْبن‬
‫َاء‬ ِ ‫ِزينَت َ ُه َّن ِإ ََّل ِلبُعُولَتِ ِه َّن أَ ْو آ َبا ِئ ِه َّن أَ ْو آ َب‬
‫سائِ ِه َّن أَ ْو َما‬ َ ِ‫بُعُولَتِ ِه َّن أَ ْو ِإ ْخ َوانِ ِه َّن أَ ْو بَنِي ِإ ْخ َوانِ ِه َّن أَ ْو بَنِي أَخ ََواتِ ِه َّن أ َ ْو ن‬
‫الط ْف ِل الَّذِينَ َل ْم‬
ِ ‫الر َجا ِل أَ ِو‬ ِ َ‫اْل ْر َب ِة ِمن‬ِ ْ ‫غي ِْر أُو ِلي‬ َ َ‫ت أَ ْي َمانُ ُه َّن أَ ِو التَّا ِب ِعين‬ْ ‫َملَ َك‬
‫اء ۖ َو ََل َيض ِْربْنَ ِبأ َ ْر ُج ِل ِه َّن ِليُ ْعلَ َم َما يُ ْخ ِفينَ ِم ْن‬
ِ ‫س‬َ ِ‫ت الن‬ َ ‫علَ ٰى‬
ِ ‫ع ْو َرا‬ ْ ‫َي‬
َ ‫ظ َه ُروا‬
‫ِزينَتِ ِه َّن ۚ َوتُوبُوا‬

َ‫َّللا َج ِميعًا أَيُّهَ ْال ُمؤْ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬


ِ َّ ‫ِإلَى‬
3
Artinya : “Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah
kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau
ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-
putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka
miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allâh, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
(An-Nur:31)

Adapun batasan-batasan aurat sebagai berikut:

1. Aurat sesama Lelaki


Terjadi perbedaan pendapat di kalangan para Ulama tentang batasan aurat sesama
lelaki, baik dengan kerabat atau orang lain. Pendapat yang paling kuat dalam hal
ini adalah pendapat jumhur Ulama yang mengatakan bahwa aurat sesama lelaki
adalah antara pusar sampai lutut. Artinya pusar dan lutut sendiri bukanlah aurat
sedangkan paha dan yang lainnya adalah aurat.
2. Aurat Lelaki dengan Wanita
Jumhur Ulama sepakat bahwasanya batasan aurat lelaki dengan wanita
mahramnya ataupun yang bukan mahramnya sama dengan batasan aurat sesama
lelaki. Tetapi mereka berselisih tentang masalah hukum wanita memandang
lelaki. Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini ada dua pendapat. Pendapat
pertama, Ulama Syafiiyah berpendapat bahwasanya tidak boleh seorang wanita
melihat aurat lelaki dan bagian lainnya tanpa ada sebab, sesuai dengan Q.S An-
Nur:31. Adapun pendapat yang kedua adalah pendapat Ulama di kalangan
mazhab Hambali, boleh bagi wanita melihat pria lain selain auratnya.
3. Aurat Lelaki Dihadapan Istri

4
Suami adalah mahram wanita yang terjadi akibat pernikahan, dan tidak ada
perbedaan pendapat di kalangan para Ulama bahwasanya seorang suami atau istri
boleh melihat seluruh anggota tubuh pasangannya, sesuai dengan Q.S Al-
Ma’arij:29-30 sebagai berikut:

ْ ‫اج ِه ْم أَ ْو َما َملَ َك‬


‫ت‬ ِ ‫علَ ٰى أَ ْز َو‬ ِ ‫َوالَّذِينَ ُه ْم ِلفُ ُر‬
ُ ِ‫وج ِه ْم َحاف‬
َ ‫﴾ ِإ ََّّل‬٢٩﴿ َ‫ظون‬
‫ومين‬ َ ‫أَ ْي َمانُ ُه ْم فَإِنَّ ُه ْم‬
ِ ُ‫غي ُْر َمل‬
Artinya : “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap
istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya
mereka dalam hal ini tidak tercela.”
4. Aurat Wanita Dihadapan Para Lelaki Yang Bukan Mahramnya
Diantara sebab mulianya seorang wanita adalah dengan menjaga auratnya dari
pandangan lelaki yang bukan mahramnya. Oleh kerena itu agama Islam
memberikan rambu-rambu batasan aurat wanita yang harus di tutup dan tidak
boleh ditampakkan. Para Ulama sepakat bahwa seluruh anggota tubuh wanita
adalah aurat yang harus di tutup, kecuali wajah dan telapak tangan yang masih
diperselisihkanoleh para Ulama tentang kewajiban menutupnya, sesuai dengan
Q.S Al-Ahzab:59 sebagai berikut:

َ َ‫اء ْال ُمؤْ ِمنِينَ يُ ْدنِين‬


‫علَ ْي ِه َّن ِم ْن‬ ِ ‫س‬َ ِ‫اج َك َو َبنَاتِ َك َون‬ ِ ‫ي قُ ْل ِِل َ ْز َو‬ ُّ ‫َيا أَيُّ َها النَّ ِب‬
‫ورا َر ِحي ًما‬ ً ُ ‫غف‬ َّ َ‫َج ََل ِبي ِب ِه َّن ۚ ٰذَ ِل َك أَ ْدن َٰى أَ ْن يُ ْع َر ْفنَ فَ ََل يُؤْ ذَيْنَ ۗ َو َكان‬
َ ُ‫َّللا‬
Artinya : “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.”
5. Aurat Wanita Di depan Mahramnya
Mahram adalah seseorang yang haram di nikahi kerena adanya hubungan nasab,
kekerabatan dan persusuan. Pendapat yang paling kuat tentang aurat wanita di
depan mahramnya yaitu seorang mahram di perbolehkan melihat anggota tubuh
wanita yang biasa nampak ketika dia berada di rumahnya seperti kepala, muka,
leher, lengan, kaki, betis atau dengan kata lain boleh melihat anggota tubuh yang
terkena air wudhu, sesuai dengan Q.S An-Nur:31.

5
6. Aurat Wanita Di Depan Wanita Lainnya
Terjadi perbedaan pendapat di kalangan para Ulama tentang aurat wanita yang
wajib di tutup ketika berada di depan wanita lain. Ada dua pendapat yang
masyhûr dalam masalah ini :
 Sebagian ahli ilmu berpendapat bahwa aurat wanita di depan wanita lainnya
seperti aurat lelaki dengan lelaki yaitu dari bawah pusar sampai lutut, dengan
syarat aman dari fitnah dan tidak menimbulkan syahwat bagi orang yang
memandangnya.
 Batasan aurat wanita dengan wanita lain, adalah sama dengan batasan sama
mahramnya, yaitu boleh memperlihatkan bagian tubuh yang menjadi tempat
perhiasan, seperti rambut, leher, dada bagian atas, lengan tangan, kaki dan
betis.
 Pendapat Yang terkuat dalam hal ini adalah pendapat terakhir, yaitu aurat
wanita dengan wanita lain adalah seperti aurat wanita dengan mahramnya
karena dalil yang mendukung lebih kuat. Wallahu a’lam.
D. Busana yang Baik menurut Islam

Berikut adalah ketentuan berbusana muslim dan muslimah dalam Islam:

1. Berbusana muslim atau muslimah, yakni berbusana yang menutup aurat.


2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan
3. Tidak tembus pandang
4. Tidak ketat
5. Tidak menyerupai busana laki-laki atau perempuan
6. Tidak menyerupai pakaian khas orang kafir atau orang kafir
7. Mengenakan busana bukan untuk mencari popularitas
E. Problem/Kesalahan Remaja dalam Memilih Busana

Prinsip berpakaian dalam Islam dikenakan oleh seseorang sebagai ungkapan ketaatan
dan ketundukan kepada Allah SWT., karena itu berpakaian bagi orang musli maupun
muslimah memiliki nilai ibadah. Oleh karena demikian dalam berpakaian seseorang harus
mengikuti aturan yang ditetapkan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam
berpakaian seseorang pun tidak dapat menentukan kepridiannya secara mutlak, akan tetapi

6
sedikit dari pakaian yang digunakannya akan tercermin kepribadiannya dari sorotan lewat
pakaiannya.

Berikut adalah beberapa dari banyak kesalahan remaja dalam memilih busana:

1. Mengenakan pakaian yang tidak menutup aurat.


2. Mengenakan pakaian yang sempit, tembus pandang, yang membuat orang tertarik
untuk memandang.
3. Mengenakan pakaian yang menyerupai wanita (untuk laki-laki) dan pakaian yang
menyerupai laki-laki (untuk perempuan).
4. Mengenakan jilbab yang terlalu pendek bagi perempuan.
5. Melakukan tabarruj, yaitu perilaku perempuan yang menampakkan perhiasan dan
kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat
membangkitkan syahwat laki-laki.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berpakaian sesuai syariat Islam hukumnya wajib bagi seluruh umat muslim di dunia.
Dan dalam ajaran Islam, pakaian bukan semata-mata masalah budaya dan model. Islam juga
menetapkan batasan-batasan tertentu untuk laki-laki maupun perempuan. Untuk perempuan
muslim di wajibkan berbusana islam atau biasa di sebut menutup aurat, dengan menutup
aurat seorang perempuan muslim terhindar dari bahaya dan godaan setan.

Saran

Sebagai seorang muslim berbusanalah sesuai ajaran syariat islam, agar bisa menjaga
diri sendiri dan terhindar dari bahaya yang terjadi.

8
Daftar Pustaka

 https://www.academia.edu/35587347/MAKALAH_TENTANG_ADAB_BERPAKAI
AN_DALAM_ISLAM
 https://brainly.co.id/tugas/3877285
 https://www.aktual.com/kesalahan-muslim-muslimah-dalam-berpakaian-tidak-sesuai-
ajaran-islam-2/
 https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-batasannya.html

Anda mungkin juga menyukai