Anda di halaman 1dari 14

HUBNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA

PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER I DI PUSKESMAS


WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 20091

Qumil Laela2, Tri Wahyuning3, Evi Nurhidayati4

INTISARI

Anemia yang sangat umum dijumpai di masyarakat. Prevalensi anemia


pada ibu hamil di Indonesia 85%, sedangkan di Yogyakarta 37,1%.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi ibu
hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil akhir trimester I.
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik. Populasinya
adalah ibu hamil akhir trimester I yang memeriksakan diri di
Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta pada bulan Maret sampai Juni
2009, sample dalam penelitian ini diambil menggunakan purposive
sampling. Analisa data dengan uji chi kuadarat person. Hasil uji
statistik koefisien kontingensi menunjukkan bahwa ada hubungan
yang rendah antara status gizi ibu hamil dengan kejadian anemia pada
ibu hamil akhir trimester I.

Kata Kunci: Status Gizi, Anemia, Akhir Trimester I

PENDAHULUAN
Menurut Badan Pusat Statistik Menurut Saifuddin (2002), pada
(BPS) tahun 2007 AKI Indonesia negara miskin sekitar 25-50% penyebab
sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. kematian wanita usia subur berkaitan
Yang mana angka tersebut masih jauh dengan kehamilan, penyebab langsung
dari target Millenium Development kematian ibu di Indonesia adalah
Goals (MDGs) untuk tahun 2015 AKI di perdarahan, infeksi dan eklamsia
Indonesia harus mencapai 102/100.000 sedangkan penyebab tidak langsungnya
kelahiran hidup (Depkes, 2007). antara lain karena anemia, Kurang
Sedangkan AKI menurut hasil susenas Energi Kronis (KEK) dan lain-lain.
tahun 2005 di Daerah Istimewa Anemia defisiensi besi pada ibu
Yogyakarta adalah 105/100.000 hamil merupakan salah satu masalah gizi
kelahiran hidup (Prasetyo, E.E., 2008). yang utama terjadi dimasyarakat
Prevalensi anemia pada ibu hamil dibandingkan defisiensi gizi lainnya.
di Indonesia relative masih tinggi yaitu Masyarakat diharap mengetahui
85%, sedangkan di Yogyakarta penyebab utama anemia yaitu karena
mencapai (37,1%). defisiensi gizi besi, hal tersebut dapat
disebabkan karena konsumsi gizi yang
tidak memadai (Gibney, 2008:283).
1
Judul Karya Tulis Ilmiah Dampak kekurangan zat besi pada
2
Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta wanita hamil dapat diamati dari besarnya
3
Dosen STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta angka kesakitan dan kematian janin,
4
Dosen STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
serta peningkatan risiko terjadinya berat yang lemah terhadap infeksi, perdarahan
badan lahir rendah (Arisman, 2007: pasca salin, dan meninggal (Linda V.
144). Hal ini terjadi karena kebiasaan Walsh, 2008).
seorang ibu mengutamakan pemenuhan Anemia defisiensi besi pada ibu
gizi bagi kepala keluarga dan anggota hamil merupakan salah satu masalah gizi
keluarga dibandingkan dirinya sendiri yang utama terjadi dimasyarakat
(Tarwoto&Wasnidar, 2002: 53). dibandingkan defisiensi gizi lainnya.
Salah satu perwujudan Indonesia Masyarakat diharap mengetahui
sehat 2010 adalah menurunkan angka penyebab utama anemia yaitu karena
kesakitan dan kematian ibu hamil yang defisiensi gizi besi, hal tersebut dapat
salah satunya disebabkan karena anemia. disebabkan karena konsumsi gizi yang
Angka kejadian anemia pada ibu hamil tidak memadai (Gibney, 2008:283).
di Provinsi DIY sebesar 37,1%. (Depkes, Dampak kekurangan zat besi pada
2001). Penyaringan deteksi dini anemia wanita hamil dapat diamati dari besarnya
pada ibu hamil terdapat dalam standar angka kesakitan dan kematian janin,
pelayanan antenatal yang terdiri dari 6 serta peningkatan risiko terjadinya berat
standar dan salah satunya adalah standar badan lahir rendah (Arisman, 2007:
pengelolaan anemia pada kehamilan 144). Hal ini terjadi karena kebiasaan
(standar 4) (Depkes, 2001). seorang ibu mengutamakan pemenuhan
Peranan gizi selama kehamilan gizi bagi kepala keluarga dan anggota
adalah sangat penting, karena keluarga dibandingkan dirinya sendiri
kekurangan gizi selama hamil akan (Tarwoto&Wasnidar, 2002: 53).
berdampak buruk bagi ibu dan janinnya.
Ibu dapat menderita anemia sehingga Pengelolaan anemia pada awal
suplai darah yang mengantarkan oksigen kehamilan bertujuan mengurangi angka
dan makanan untuk janin terhambat, kesakitan dan kematian, karena dampak
sehingga janin akan mengalami anemia bagi janin yang dikandung yang
gangguan petumbuhan dan meliputi: abortus, IUFD, prematur, cacat
perkembangan (Maulana, 2008: 181). bawaaan, dan BBLR. Ibu yang anemia
Anemia yang terjadi pada trimester akan cenderung mengalami kelahiran
pertama kehamilan dapat menyebabkan: prematur, jatuh sakit karena. Walsh,
abortus, missed abortus, dan kelainan 2008).
congenital. Jika anemia trimester Besarnya dampak yang ditimbulkan
pertama tidak teratasi maka akan anemia dalam kehamilan membuat
berdampak pada trimester berikutnya pemerintah terus-menerus melakukan
dimana kebutuhan sel darah merahnya upaya secara berkesinambungan dan
meningkat sedang pasokan gizinya terprogram untuk mengatasi masalah
menurun (Manuaba, 2001: 51-52). tersebut. Melalui Dinas Kesehatan,
Pengelolaan anemia pada awal pemerintah melakukan program
kehamilan bertujuan mengurangi angka pemberian tablet Fe (Fe sulfat 320 mg dan
kesakitan dan kematian, karena dampak asam folat 0,5 mg) kepada seluruh ibu
anemia bagi janin yang dikandung yang hamil secara gratis di Puskesmas,
meliputi: abortus, IUFD, prematur, cacat dengan harapan semua ibu hamil dapat
bawaaan, dan BBLR. Ibu yang anemia meningkatkan kadar hemoglobin secara
akan cenderung mengalami kelahiran tepat. Pemerintah juga memberikan buku
prematur, jatuh sakit karena pertahanan pedoman Operasional Penanggulangan
Anemia Gizi bagi petugas kesehatan Mengingat bahaya anemia dalam
dengan tujuan agar petugas kesehatan kehamilan khususnya pada akhir
dapat berbagi informasi mengenai trimester I yang akan berdampak buruk
anemia (Dinkes Yogyakarta, 2005). untuk trimester selanjutnya dimana
Standar Pelayanan Kebidanan kebutuhan gizi besinya lebih meningkat
mmperkuat adanya upaya penurunan dari kebutuhan trimester pertama, untuk
prevalensi anemia dalam kehamilan mengantisipasi hal tersebut penulis
yang tertera dalam standar 6 : tertarik melakukan penelitian mengenai
pengelolaan anemia pada kehamilan, hubungan status gizi ibu hamil dengan
bidan melakukan tindakan pencegahan, kejadian anemia pada ibu hamil akhir
penemuan, penanganan atau rujukan trimester I di Puskesmas wirobrajan
semua kasus anemia sesuai dengan Yogyakarta.
ketentuan yang berlaku ( Standar
Pelayanan Kebidanan, 2002). METODELOGI PENELITIAN
Berdasarkan studi pendahuluan yang Jenis penelitian ini termasuk
dilakukan penulis di Puskesmas penelitan survei analitik. Tempat
Wirobrajan pada bulan September 2008, penelitian di Puskesmas Wirobrajan
didapatkan data bahwa Puskesmas Yogyakarta. Waktu penelitian bulan
terletak di tengah perkotaan, yang Maret-Agustus 2009.
memberikan pelayanan kepada semua Subjek penelitian adalah seluruh ibu
lapisan masyarakat termasuk pelayanan hamil akhir trimester I yang
bagi ibu hamil. Adapun data yang memeriksakan kehamilannya di
diambil untuk mengetahui status gizi ibu Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta
hamil adalah dengan melihat ukuran 2009. Responden dalam penelitian ini
Lingkar Lengan Atas (LLA) ibu hamil, mempunyai kriteria inklusi dalam
dikatakan status gizi baik apabila LLA ≥ meliputi: status kesehatan baik atau tidak
23,5 cm, dan gizi kurang apabila LLA < ada penyakit yang menyertai kehamilan,
23,5 cm. mempunyai jarak kehamilan > 2 tahun,
Sedangkan untuk data kejadian paritas 3. Berdasarkan kriteria tersebut
anemia pada ibu hamil akhir trimester I, didapatkan sampel 32 orang. Pendekatan
dengan melihat data kadar Hb, dikatakan waktu yang digunakan dalam penelitian
tidak anemia apabila kadar Hb ≥ 11 gr%, ini adalah cross sectional. Analisa data
dan dikatan anemia apabila kadar Hb < untuk menguji hipotesis asosiasi
11 gr%. dilakukan menggunakan program SPSS
Dari data yang diambil oleh penulis for Windows Release 16 dengan uji chi
dari bulan Juli sampai Agustus kuadrat person.
didapatkan ibu hamil akhir trimester I
yang memeriksakan kehamilannya di HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Wirobrajan sebanyak 43 Data karakteristik responden yang
orang, dari 43 orang yang kadar Hb nya meliputi paritas, jarak kehamilan, status
< 11 gr% sebanyak 15 orang (34,88%), gizi dan kejadian anemia sebagai
dan dari 15 orang yang anemia yang berikut.
status gizinya kurang atau ukuran LLA <
23,5 cm sebanyak 8 orang (53,34%).
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Paritas Jumlah Prosentase ( % )
Hamil Pertama 11 34
1 16 50
2 5 16

Jarak Kehamilan Jumlah Prosentase ( % )


0 ( Hamil Pertama ) 11 34,4
2–5 19 59, 38
>5 2 6,25

Status Gizi ( LLA ) Jumlah Prosentase ( % )


Baik ( ≥ 23,5 ) 16 orang 50
Kurang ( < 23,5 ) 16 orang 50

Kejadian Anemia Jumlah Prosentase ( % )


Anemia 12 orang 37,5
Tidak Anemia 20 orang 62,5
Sumber : data primer dan sekunder
Berdasarkan tabel diatas dapat Status gizi ibu hamil akhir TM I di
diketahui bahwa 50 % ( 16 orang ) Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta pada
responden yang ada memiliki jumlah tahun 2009 adalah seimbang dimana
anak I sedangkan responden yang paling antara status gizi baik dan status gizi
sedikit ada pada responden yang kurang mempunyai jumlah dan
memiliki jumlah anak 2 yaitu sebesar 16 prosentase yang sama yaitu masing-
% ( 5 orang ). masing 16 orang ( 50 % ).
Mayoritas responden mempunyai jarak Kejadian anemia pada ibu hamil
kehamilan sekarang dan sebelumnya 2- akhir TM I di Puskesmas Wirobrajan
5 tahun yaitu sebanyak 19 orang ( 59, Yogyakarta tahun 2009 dari 32
38% ) dan responden yang paling sedikit responden, 62,5 % ( 22 orang ) tidak
terdapat pada ibu hamil yang jarak mengalami anemia dan 37,5 % ( 12
kehamilan sekarang dengan kehamilan orang ) mengalami anemia.
sebelumnya lebih dari 5 tahun yaitu
sebesar 6,25 % ( 2 orang ).
Tabel 2. Hubungan Status Gizi ( LLA ) dan Kejadian Anemia ( Hb ) pada Ibu Hamil
Akhir TM I di Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta Tahun 2009
Kejadian Anemia Anemia Tidak Anemia Total

Status Gizi Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Baik 3 18,8 13 81,2 16 100


Kurang 9 56,2 7 43,8 16 100
Jumlah 12 37,5 20 62,5 32 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa 1. Status Gizi pada Ibu Hamil Akhir
ibu hamil akhir TM I di wilayah kerja Trimester I di Puskesmas Wirobrajan
Puskesmas Wirobrajan tahun 2009 yang Yogyakarta Tahun 2009
mempunyai status gizi baik sebanyak Pada penelitian ini dari 32
81,2 % ( 13 orang ) tidak mengalami responden didapatkan bahwa antara
anemia dan 18,8 % ( 3 orang ) status gizi baik dan status gizi kurang
mengalami anemia. Selain itu, ibu yang masing – masing mempunyai
mengalami gizi kurang, kejadian anemia keseimbangan yang sama yaitu 16 ( 50%
sebesar 56,2 % ( 9 orang ) dari 16 ) ibu hamil berstatus gizi baik dan 16 (
responden yang ada dan yang tidak 50% ) ibu hamil berstatus gizi kurang.
mengalami anemia 43,8% ( 7 orang ). Dari data tersebut dapat
Berdasarkan data – data diatas dapat dimungkinkan ibu hamil yang memiliki
diketahui bahwa status gizi berpengaruh status gizi baik disebabkan karena
terhadap kejadian anemia. kebutuhan zat gizinya terpenuhi secara
Selanjutnya untuk mengetahui adekuat selama kehamilannya ( Dep.
apakah ada hubungan antara status gizi Gizi dan Kes. Mas, 2007:205 ).
dengan kejadian anemia pada ibu hamil Sehingga kebutuhan protein, asam folat,
akhir trimester I secara statistik seng, kolin, DHA dan zat besi tercukupi
dilakukan uji hipotesis dengan korelasi untuk pembentukan organ janin yang
chi kuadrat. Hasil uji statistik sempurna ( Hardiono, 2009 ). Makanan
menunjukkan nilai X2 adalah 4, 800 yang cukup mengandung zat gizi selama
dengan taraf signifikasi 0,05 adalah hamil sangat penting karena akan
0,028 dan nilai X2 tabel adalah 3,481. mengurangi risiko dan komplikasi pada
Dari hasil tersebut diketahui X2 hitung > ibu hamil. Pada status gizi yang kurang
X2 tabel dan taraf signifikasi lebih kecil pada ibu hamil Berat Badan Lahir
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan Rendah akan meningkat 2,38 kali
bahwa ada hubungan yang bermakana dibandingkan dengan kehamilan dengan
secara statistik antara status gizi ibu gizi yang baik. Oleh karena itu gizi ibu
hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil memegang peranan penting untuk
hamil akhir trimester I. dari nilai X2 dapat tumbuh kembang dengan baik
hitung dapat diperoleh angka koefisien serta IQ yang relative tinggi ( Manuaba,
kontingensi yaitu 0,028 yang merujuk 2002:88 ). Hal ini dapat dinyatakan
dari tabel Sugiyono 2006, maka keeratan bahwa kemungkinan ibu tersebut kurang
hubungan kedua variabel adalah rendah. zat besi, konsumsi makanan yang kurang
Berdasarkan hasil penelitian gizinya, malabsorbsi, penyakit kronis
yang telah dilakukan pada tanggal 19 seperti TBC, cacing usus, malaria dan
Maret sampai 18 April 2009 terhadap 32 lain-lain ( Mochtar, R., 1998: 145 ).
responden tentang status gizi ibu hamil Faktor lain yang mempengaruhi
dengan kejadian anemia ibu hamil akhir status gizi adalah mayoritas masyarakat
trimester I di Puskesmas Wirobrajan mempunyai status perekonomian
Yogyakarta dan setelah dilakukan menengah kebawah. Manuaba ( 2005 )
analisis data hasil penelitian maka dapat menyatakan kemampuan seseorang
diketahui bahwa status gizi mempunyai dalam memenuhi gizinya dipengaruhi
hubungan dengan kejadian anemia. oleh kondisi sosial ekonomi. Semakin
rendah sosial ekonomi semakin sulit
seseorang memenuhi jumlah dan kualitas
gizi. Hal ini berarti untuk memenuhi prevalensi kematian dan kesakitan ibu
status gizi, seseorang memerlukan dan bayi ( Departemen Gizi dan
tingkat sosial ekonomi yang cukup. Kesehatan Masyarakat 2007: 200 ).
Dari gambaran umum mayoritas Pada penelitian ini ada kesesuaian
penduduk mempunyai pendidikan antara hasil penelitian dengan gambaran
terakhir SMA. Notoatmodjo ( 2005 ) karakteristik responden, dimana
mengungkapakan bahwa pendidikan responden paling banyak terdapat pada
seseorang dapat mempengaruhi tingkat kehamilan pertama yaitu dari 32
pengetahuan seseorang. Pendidikan responden 11 orang hamil pertama dan
berhubungan dengan kemampuan responden yang paling banyak
seseorang dalam membuka pikiran dan mengalami anemia adalah pada
menerima hal-hal baru, seperti kelompok responden yang sedang hamil
informasi. Semakin tinggi pendidikan ke-3 yaitu 80%. Hal ini sesuai dengan
seseorang semakin baik seseorang teori Manuaba ( 1998 ) bahwa semakin
memahami masalah. Hal ini berarti seorang wanita mengalami kehamilan
seseorang yang bependidikan tinggi dan persalinan akan semakin berisiko
lebih dapat memahami kebutuhan gizi mengalami anemia karena kehilangan
apa yang harus dipenuhi dan bagaimana zat besi yang diakibatkan oleh
cara mendapat gizi tersebut. kehamilan atau persalinan sebelumnya.
2.Status gizi seseorang akan semakin Jarak kehamilan juga
baik oleh karena keterpaduan dari mempengaruhi terjadinya anemia. Dari
berbagi faktor tersebut ( Azwar, 32 responden 11 orang hamil pertama,
2003 ). Kejadian Anemia pada Ibu dan paling sedikit responden yang jarak
Hamil Akhir Trimester I di kehamilan sekarang dengan sebelumnya
Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta > 5 tahun. Pada hasil penelitian ini ada
Tahun 2009 kesesuaian dengan pendapat Amirudin (
Berdasakan hasil penelitian 2004 ) bahwa jarak kehamilan yang
didapatkan bahwa angka kejadian terlalu dekat atau terlalu jauh dapat
anemia di Puskesmas Wirobrajan tahun membahayakan ibu dan janin. Jarak
2009 dari 32 responden, yang tidak kelahiran yang terlalu dekat dapat
mengalami anemia sebesar 62,5 % ( 22 menyebabkan anemia. Hasil penelitian
orang ) dan yang mengalami anemia menunjukan bahwa ibu hamil yang
sebesar 37,5 % ( 12 orang ). banyak menderita anemia terdapat pada
Anemia merupakan kekurangan kehamilan yang jarak kehamilan
dalam kualitas dan kuantitas dalam sekarang dengan sebelumnya sekitar 2-5
darah merah yang membawa oksigen tahun dengan prosentase 47%.
disekitar tubuh dalam bentuk Hb yang Sesuai dengan gambaran umum
nantinya dapat menimbulkan masyarakat Wirobrajan yang mayoritas
pengurangan dalam kapasitas sel darah penduduknya mempunyai tingkat
merah untuk membawa oksigen dari ibu perekonomian menengah kebawah,
ke janin ( Tiran, 2007: 105 ). Musbikin ( sesuai dengan pernyataan Manuaba (
2005 ) menyatakan bahwa apabila 2005 ) yaitu anemia defisiensi besi
kebutuhan gizi selama hamil tidak mencerminkan kemampuan sosial
terpenuhi dapat menimbulkan anemia ekonomi masyarakat untuk dapat
dalam kehamilan. Anemia dalam memenuhi kebutuhan dalam jumlah dan
kehamilan berperan pada peningkatan kualitas gizi. Efek anemia pada
kehamilan salah satunya yaitu kesulitan pertama tidak terpenuhi pembentukan
keuangan dalam memenuhi kebutuhan organ janin akan tidak sempurna.
setiap hari ( Bobak dkk, 2005 ). Proses penyerapan zat besi dalam
Pendidikan juga mempengaruhi tubuh adalah zat besi masuk kedalam
kejadian anemia, hal ini sependapat tubuh malalui makanan. Pada jaringan
dengan teori Manuaba ( 1998 ). tubuh besi berupa senyawa fungsional
Pendidikan berpengaruh pada seperti hemoglobin, mioglobin dan
pemahaman dan pengetahuan seseorang enzim – enzim senyawa besi transportasi
, orang yang berpendidikan terakhir yaitu dalam bentuk transferin, dan
lebih tinggi cenderung berfikir obyektif senyawa besi cadangan seperti feritin
dan berwawasan luas sehingga lebih dan hemosiderin. Besi ferri dari
mengetahui tentang anemia dan mampu makanan akan menjadi ferro jika dalam
melakukan pencegahan anemia. keadaan asam dan bersifat mereduksi
. Arisman ( 2004 ) mengemukakan sehingga mudah diabsorpsi oleh mukosa
bahwa kejadian anemia akan semakin usus. Dalam tubuh besi tidak terdapat
meningkat atau menurun dipengaruhi bebas tetapi berikatan dengan molekul
oleh keterpaduan dari fak tor-faktor protein membentuk ferritin yaitu
tersebut. apferritin, sedangkan dalam bentuk
3. Hubungan antara Status Gizi Ibu transport zat besi dalam bentuk ferro
Hamil dengan Kejadian Anemia pada berikatan dengan protein membentuk
Ibu Hamil Akhir Trimester 1 di transferin disebut apotrans ferin dalam
Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta plasma darah disebut setotransferin
Tahun 2009 (Tarwoto, 2007).
Hasil penelitian menunjukkan Proses penyerapan zat besi dapat
bahwa kejadian anemia mayoritas terjadi terganggu apabila dalam kehamilan
pada ibu dengan status gizi kurang yaitu tersebut mengalami gangguan seperti
sebesar 56,2 % ( 9 orang ) dari 16 emesis dan hiperemsis. Perasaan mual
responden yang berstatus gizi kurang adalah akibat dari meningkatnya kadar
dan anemia terjadi pada ibu hamil estrogen yang biasa terjadi pada
dengan status gizi baik yaitu sebesar trimester I. Bila terjadi terus-menerus
18,8 % ( 3 orang ) dari 16 responden dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak
yang berstatus gizi baik. Hal ini imbangnya elektrolit dengan alkalosis
membuktikan bahwa status gizi kurang hipokloremik. Hiperemesis gravidarum
akan mempengaruhi terjadinya anemia ini dapat mengakibatkan cadangan
pada ibu hamil. karbohidrat dan lemak habis terpakai
Kebutuhan zat gizi selama untuk keperluan energi. Karena okisidasi
trimester pertama digunakan untuk lemak yang tak sempurna, terjadilah
pembentukan organ janin ( system saraf, ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-
otak, jaringan, otot dan sel darah ) dan asetik, asam hidroksida butirik, dan
pembentukan plasenta. Adapun gizi aseton dalam darah. Muntah
yang harus dipenuhi adalah asam folat, menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
seng, kolin, DHA, dat zat besi ( ekstraseluler dan plasma berkurang.
Hardiono, 2009 ). Hal tersebut dapat Natrium dan klorida darah turun. Selain
disimpulkan apabila salah zat gizi ( zat itu, dehidrasi menyebabkan
besi ) yang dibutuhkan selama trimester hemokonsentrasi, sehingga aliran darah
ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan rendah dan akan berpengaruh pada
oksigen ke jaringan berkurang pula asupan nutrisinya.
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Anemia defisiensi besi dapat
Di samping dehidrasi dan gangguan diupayakan dengan pemberian tablet
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi besi dan perbaikan status Gizi khususnya
robekan pada selaput lendir esofagus dan Gizi besi. Pemeriksaan kehamilan secara
lambung ( sindroma mollary-weiss ), berkala pada tenaga kesehatan bidan,
dengan akibat perdarahan dokter,dapat mencegah risiko terjadinya
gastrointestinal ( Mansyur A., dkk, 2001: anemia. Pemeriksaan laboratorium
259 ). dilakukan sebagai upaya screening untuk
Oleh karena ada gangguan mengetahui keadaan ibu hamil ( Dep.
penyerapan tersebut seseorang dapat Gizi dan Kes. Mas 2007:209 )
mengalami anemia atau kekurangan zat Pada uji statistik koefisien
besi semasa kehamilannya, dimana kontingensi ( C ), hasil perhitungan
kebutuhan besi adalah sangat penting. menunjukkan adanya hubungan antara
Kejadian anemia tersebut sesuai status gizi ibu hamil dengan kejadian
dengan teori Manuaba ( 2007 ) yang anemia pada ibu hamil akhir trimester I
mengemukakan bahwa salah satu faktor di Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta
penyebab terjadinya anemia adalah tahun 2009. Hal tersebut dilihat dari nilai
status gizi seseorang. Status gizi akan X2 hitung lebih besar dari pada X2 tabel (
mempengaruhi kondisi kesehatan pada 4,800 > 3,481 ) dan taraf signifikan
ibu hamil karena asupan gizi yang 0,028 ( P < 0,05 ) dapat disimpulkan
diperlukan akan meningkat guna bahwa ada hubungan antara status Gizi
memenuhi kebutuhan ibu maupun ibu hamil dengan kejadian anemia pada
janinnya sehingga bila status gizi baik ibu hamil akhir trimester I di Puskesmas
maka cadangan gizi ibu hamilpun masih Wirobrajan Yogyakarta tahun 2009
relatif baik dan angka kejadian anemia dengan tingkat hubungan rendah dengan
dapat diminimalisir. nilai koofesien kontingensi sebesar
Anemia defisiensi besi pada ibu 0,361.
hamil merupakan salah satu masalah Rendahnya hubungan status gizi
Gizi yang utama terjadi di masyarakat ibu hamil dengan kejadian anemia pada
dibanding defisiensi Gizi lain ( Gibney, ibu hamil di Puskesmas Wirobrajan
2008: 283 ). Kebutuhan besi untuk janin Yogyakarta tahun 2009 menunjukan
dikirimkan dari ibu ke janin melalui bahwa ada faktor lain yang lebih
plasenta, jika zat besi yang dimiliki ibu dominan yang juga mempengaruhi
rendah maka plasenta akan kejadian anemia pada ibu hamil akhir
menyeimbangkan dan mengirim trimester I seperti umur ibu saat hamil,
sejumlah untuk janin. Bayi yang terlahir jarak kehamilan yang terlalu dekat atau
sebagai penderita anemia jika ibu dalam terlalu jarang, jumlah persalinan, dan
masa kehamilannya tenderita anemia keterkaitan antara faktor-faktor tersebut
berat. Hal tersebut sesuai dengan Status gizi merupakan salah satu faktor
penelitian Indrianingsih ( 2004 ), yang mempengaruhi kejadian anemia ibu
sebagian besar ibu hamil yang hamil akhir trimester I.
memderita anemia disebabkan karena Berdasarkan hasil penelitian
tingkat pengetahuan tentang nutrisi yang yang telah dilakukan pada tanggal 19
Maret sampai 18 April 2009 terhadap 32
responden tentang status gizi ibu hamil Faktor lain yang mempengaruhi
dengan kejadian anemia ibu hamil akhir status gizi adalah mayoritas masyarakat
trimester I di Puskesmas Wirobrajan mempunyai status perekonomian
Yogyakarta dan setelah dilakukan menengah kebawah. Manuaba ( 2005 )
analisis data hasil penelitian maka dapat menyatakan kemampuan seseorang
diketahui bahwa status gizi mempunyai dalam memenuhi gizinya dipengaruhi
hubungan dengan kejadian anemia. oleh kondisi sosial ekonomi. Semakin
Status Gizi pada Ibu Hamil rendah sosial ekonomi semakin sulit
Akhir Trimester I di Puskesmas seseorang memenuhi jumlah dan kualitas
Wirobrajan Yogyakarta Tahun 2009 gizi. Hal ini berarti untuk memenuhi
Pada penelitian ini dari 32 status gizi, seseorang memerlukan
responden didapatkan bahwa antara tingkat sosial ekonomi yang cukup.
status gizi baik dan status gizi kurang Dari gambaran umum mayoritas
masing – masing mempunyai penduduk mempunyai pendidikan
keseimbangan yang sama yaitu 16 ( 50% terakhir SMA. Notoatmodjo ( 2005 )
) ibu hamil berstatus gizi baik dan 16 ( mengungkapakan bahwa pendidikan
50% ) ibu hamil berstatus gizi kurang. seseorang dapat mempengaruhi tingkat
Dari data tersebut dapat pengetahuan seseorang. Pendidikan
dimungkinkan ibu hamil yang memiliki berhubungan dengan kemampuan
status gizi baik disebabkan karena seseorang dalam membuka pikiran dan
kebutuhan zat gizinya terpenuhi secara menerima hal-hal baru, seperti
adekuat selama kehamilannya ( Dep. informasi. Semakin tinggi pendidikan
Gizi dan Kes. Mas, 2007:205 ). seseorang semakin baik seseorang
Sehingga kebutuhan protein, asam folat, memahami masalah. Hal ini berarti
seng, kolin, DHA dan zat besi tercukupi seseorang yang bependidikan tinggi
untuk pembentukan organ janin yang lebih dapat memahami kebutuhan gizi
sempurna ( Hardiono, 2009 ). apa yang harus dipenuhi dan bagaimana
Makanan yang cukup mengandung cara mendapat gizi tersebut.
zat gizi selama hamil sangat penting Status gizi seseorang akan
karena akan mengurangi risiko dan semakin baik oleh karena keterpaduan
komplikasi pada ibu hamil. Pada status dari berbagi faktor tersebut ( Azwar,
gizi yang kurang pada ibu hamil Berat 2003 ).
Badan Lahir Rendah akan meningkat 4. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
2,38 kali dibandingkan dengan Akhir Trimester I di Puskesmas
kehamilan dengan gizi yang baik. Oleh Wirobrajan Yogyakarta Tahun 2009
karena itu gizi ibu hamil memegang Berdasakan hasil penelitian
peranan penting untuk dapat tumbuh didapatkan bahwa angka kejadian
kembang dengan baik serta IQ yang anemia di Puskesmas Wirobrajan tahun
relative tinggi ( Manuaba, 2002:88 ). Hal 2009 dari 32 responden, yang tidak
ini dapat dinyatakan bahwa mengalami anemia sebesar 62,5 % ( 22
kemungkinan ibu tersebut kurang zat orang ) dan yang mengalami anemia
besi, konsumsi makanan yang kurang sebesar 37,5 % ( 12 orang ).
gizinya, malabsorbsi, penyakit kronis Anemia merupakan kekurangan
seperti TBC, cacing usus, malaria dan dalam kualitas dan kuantitas dalam
lain-lain ( Mochtar, R., 1998: 145 ). darah merah yang membawa oksigen
disekitar tubuh dalam bentuk Hb yang
nantinya dapat menimbulkan Sesuai dengan gambaran umum
pengurangan dalam kapasitas sel darah masyarakat Wirobrajan yang mayoritas
merah untuk membawa oksigen dari ibu penduduknya mempunyai tingkat
ke janin ( Tiran, 2007: 105 ). Musbikin ( perekonomian menengah kebawah,
2005 ) menyatakan bahwa apabila sesuai dengan pernyataan Manuaba (
kebutuhan gizi selama hamil tidak 2005 ) yaitu anemia defisiensi besi
terpenuhi dapat menimbulkan anemia mencerminkan kemampuan sosial
dalam kehamilan. Anemia dalam ekonomi masyarakat untuk dapat
kehamilan berperan pada peningkatan memenuhi kebutuhan dalam jumlah dan
prevalensi kematian dan kesakitan ibu kualitas gizi. Efek anemia pada
dan bayi ( Departemen Gizi dan kehamilan salah satunya yaitu kesulitan
Kesehatan Masyarakat 2007: 200 ). keuangan dalam memenuhi kebutuhan
Pada penelitian ini ada kesesuaian setiap hari ( Bobak dkk, 2005 ).
antara hasil penelitian dengan gambaran Pendidikan juga mempengaruhi
karakteristik responden, dimana kejadian anemia, hal ini sependapat
responden paling banyak terdapat pada dengan teori Manuaba ( 1998 ).
kehamilan pertama yaitu dari 32 Pendidikan berpengaruh pada
responden 11 orang hamil pertama dan pemahaman dan pengetahuan seseorang,
responden yang paling banyak orang yang berpendidikan terakhir lebih
mengalami anemia adalah pada tinggi cenderung berfikir obyektif dan
kelompok responden yang sedang hamil berwawasan luas sehingga lebih
ke-3 yaitu 80%. Hal ini sesuai dengan . mengetahui tentang anemia dan mampu
teori Manuaba ( 1998 ) bahwa semakin melakukan pencegahan anemia. Arisman
seorang wanita mengalami kehamilan ( 2004 ) mengemukakan bahwa kejadian
dan persalinan akan semakin berisiko anemia akan semakin meningkat atau
mengalami anemia karena kehilangan menurun dipengaruhi oleh keterpaduan
zat besi yang diakibatkan oleh dari fak tor-faktor tersebut.
kehamilan atau persalinan sebelumnya. 5. Hubungan antara Status Gizi Ibu
Jarak kehamilan juga Hamil dengan Kejadian Anemia
mempengaruhi terjadinya anemia. Dari pada Ibu Hamil Akhir Trimester 1 di
32 responden 11 orang hamil pertama, Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta
dan paling sedikit responden yang jarak Tahun 2009
kehamilan sekarang dengan sebelumnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
> 5 tahun. Pada hasil penelitian ini ada kejadian anemia mayoritas terjadi pada
kesesuaian dengan pendapat Amirudin ( ibu dengan status gizi kurang yaitu
2004 ) bahwa jarak kehamilan yang sebesar 56,2 % ( 9 orang ) dari 16
terlalu dekat atau terlalu jauh dapat responden yang berstatus gizi kurang
membahayakan ibu dan janin. Jarak dan anemia terjadi pada ibu hamil
kelahiran yang terlalu dekat dapat dengan status gizi baik yaitu sebesar
menyebabkan anemia. Hasil penelitian 18,8 % ( 3 orang ) dari 16 responden
menunjukan bahwa ibu hamil yang yang berstatus gizi baik. Hal ini
banyak menderita anemia terdapat pada membuktikan bahwa status gizi kurang
kehamilan yang jarak kehamilan akan mempengaruhi terjadinya anemia
sekarang dengan sebelumnya sekitar 2-5 pada ibu hamil.
tahun dengan prosentase 47%. Kebutuhan zat gizi selama
trimester pertama digunakan untuk
pembentukan organ janin ( system saraf, asetik, asam hidroksida butirik, dan
otak, jaringan, otot dan sel darah ) dan aseton dalam darah. Muntah
pembentukan plasenta. Adapun gizi menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
yang harus dipenuhi adalah asam folat, ekstraseluler dan plasma berkurang.
seng, kolin, DHA, dat zat besi ( Natrium dan klorida darah turun. Selain
Hardiono, 2009 ). Hal tersebut dapat itu, dehidrasi menyebabkan
disimpulkan apabila salah zat gizi ( zat hemokonsentrasi, sehingga aliran darah
besi ) yang dibutuhkan selama trimester ke jaringan berkurang. Hal ini
pertama tidak terpenuhi pembentukan menyebabkan jumlah zat makanan dan
organ janin akan tidak sempurna. oksigen ke jaringan berkurang pula
Proses penyerapan zat besi dalam tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
tubuh adalah zat besi masuk kedalam Di samping dehidrasi dan gangguan
tubuh malalui makanan. Pada jaringan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
tubuh besi berupa senyawa fungsional robekan pada selaput lendir esofagus dan
seperti hemoglobin, mioglobin dan lambung ( sindroma mollary-weiss ),
enzim – enzim senyawa besi transportasi dengan akibat perdarahan
yaitu dalam bentuk transferin, dan gastrointestinal ( Mansyur A., dkk, 2001:
senyawa besi cadangan seperti feritin 259 ).
dan hemosiderin. Besi ferri dari Oleh karena ada gangguan
makanan akan menjadi ferro jika dalam penyerapan tersebut seseorang dapat .
keadaan asam dan bersifat mereduksi kehamilannya, dimana kebutuhan besi
sehingga mudah diabsorpsi oleh mukosa adalah sangat penting. Kejadian anemia
usus. Dalam tubuh besi tidak terdapat tersebut sesuai dengan teori Manuaba (
bebas tetapi berikatan dengan molekul 2007 ) yang mengemukakan bahwa
protein membentuk ferritin yaitu salah satu faktor penyebab terjadinya
apferritin, sedangkan dalam bentuk anemia adalah status gizi seseorang.
transport zat besi dalam bentuk ferro Status gizi akan mempengaruhi kondisi
berikatan dengan protein membentuk kesehatan pada ibu hamil karena asupan
transferin disebut apotrans ferin dalam gizi yang diperlukan akan meningkat
plasma darah disebut setotransferin guna memenuhi kebutuhan ibu maupun
(Tarwoto, 2007). janinnya sehingga bila status gizi baik
Proses penyerapan zat besi dapat maka cadangan gizi ibu hamilpun masih
terganggu apabila dalam kehamilan relatif baik dan angka kejadian anemia
tersebut mengalami gangguan seperti dapat diminimalisir.
emesis dan hiperemsis. Perasaan mual Anemia defisiensi besi pada ibu
adalah akibat dari meningkatnya kadar hamil merupakan salah satu masalah
estrogen yang biasa terjadi pada Gizi yang utama terjadi di masyarakat
trimester I. Bila terjadi terus-menerus dibanding defisiensi Gizi lain ( Gibney,
dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak 2008: 283 ). Kebutuhan besi untuk janin
imbangnya elektrolit dengan alkalosis dikirimkan dari ibu ke janin melalui
hipokloremik. Hiperemesis gravidarum plasenta, jika zat besi yang dimiliki ibu
ini dapat mengakibatkan cadangan rendah maka plasenta akan
karbohidrat dan lemak habis terpakai menyeimbangkan dan mengirim
untuk keperluan energi. Karena okisidasi sejumlah untuk janin. Bayi yang terlahir
lemak yang tak sempurna, terjadilah sebagai penderita anemia jika ibu dalam
ketosis dengan tertimbunnya asam aseto- masa kehamilannya tenderita anemia
berat. Hal tersebut sesuai dengan yang mempengaruhi kejadian anemia ibu
penelitian Indrianingsih ( 2004 ), hamil akhir trimester I.
sebagian besar ibu hamil yang
memderita anemia disebabkan karena KESIMPULAN DAN SARAN
tingkat pengetahuan tentang nutrisi yang Kesimpulan
rendah dan akan berpengaruh pada Ada hubungan yang bermakana antara
asupan nutrisinya. status gizi ibu hamil dengan kejadian
Anemia defisiensi besi dapat anemia pada ibu hamil akhir trimester I
diupayakan dengan pemberian tablet di Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta
besi dan perbaikan status Gizi khususnya tahun 2009 ditnjukkan dengan nilai X2
Gizi besi. Pemeriksaan kehamilan secara hitung > dari X2 tabel dan nilai P = 0,028
berkala pada tenaga kesehatan bidan, sehingga ( P < 0,05 ).
dokter,dapat mencegah risiko terjadinya Saran
anemia. Pemeriksaan laboratorium Bagi Bidan diharapakan dapat
dilakukan sebagai upaya screening untuk meningkatkan konseling bagi ibu hamil
mengetahui keadaan ibu hamil ( Dep. khususnya konseling gizi ibu hamil
Gizi dan Kes. Mas 2007:209 ) kaitannya dengan bahaya anemia dalam
Pada uji statistik koefisien kehamilan, mengembangkan konseling
kontingensi ( C ), hasil perhitungan pranikah sehingga para calon ibu dapat
menunjukkan adanya hubungan antara menyiapkan dirinya secara fisik dan
status gizi ibu hamil dengan kejadian mental dalam menghadapi kehamilan.
anemia pada ibu hamil akhir trimester I Bagi peneliti selanjutnya diharapakan
di Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta apabila akan melakukan penelitian yang
tahun 2009. Hal tersebut dilihat dari nilai sejenis agar dapat menggunakan
X2 hitung lebih besar dari pada X2 tabel ( pendekatan waktu prospektif sehingga
4,800 > 3,481 ) dan taraf signifikan status gizi ibu hamil dengan kejadian
0,028 ( P < 0,05 ) dapat disimpulkan anemia dapat diamati secara langsung.
bahwa ada hubungan antara status Gizi Hendaknya dapat menjadi salah satu
ibu hamil dengan kejadian anemia pada bahan referensi untuk memudahkan
ibu hamil akhir trimester I di Puskesmas peneliti selanjutnya dan dapat meneliti
Wirobrajan Yogyakarta tahun 2009 dari variabel yang lain Hendaknya dapat
dengan tingkat hubungan rendah dengan menjadi salah satu bahan referensi untuk
nilai koofesien kontingensi sebesar memudahkan peneliti selanjutnya dan
0,361. Rendahnya hubungan status gizi dapat meneliti dari variabel yang lain.
ibu hamil dengan kejadian anemia pada Bagi STIKES ‘Aisyiyah
ibu hamil di Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta hendakanya dapat
Yogyakarta tahun 2009 menunjukan menambah referensi buku-buku tentang
bahwa ada faktor lain yang lebih gizi dalam kehamilan dan anemia dalam
dominan yang juga mempengaruhi kehamilan. Hal ini diharapkan untuk
kejadian anemia pada ibu hamil akhir menambah wacana ilmu mahasiswa
trimester I seperti umur ibu saat hamil, STIKES ‘Aisyiyah dan dapat digunakan
jarak kehamilan yang terlalu dekat atau sebagai acuan aktivis akademia untuk
terlalu jarang, jumlah persalinan, dan mengurangi atau menghapus prevalensi
keterkaitan antara faktor-faktor tersebut. anemia dalam kehamilan serta sebagai
Status gizi merupakan salah satu faktor acuan dalam suatu penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanti, Sri, Senin 25 Agustus 2008, Mochtar R., 1998, Sinopsis Obstetri,
Tingkat Risiko Ibu Hamil di Jilid I edisi ke-2, EGC, Jakarta
Kota Yogyakarta Masih Notoatmojo, S., 2005, Metodelogi
Tinggi, www.jogja.go.id, 14 Penelitian Kesehatan, Edisi
Februari 2009. Revisi Ketiga, Rineka Cipta,
Anonim, Senin, 21 April 2008, Jakarta.
Perdarahan Penyebab Pusdiknakes, 2001, Buku 1 Konsep
Terbesar Kematian Ibu, Asuhan Kebidanan
www.kr.co.id., diakses 14 Rachmawati, Evi, Tinggi, Angka
Februari 2009.. Kematian Ibu,
Arisman, 2007, Gizi Dalam Daur www2.kompas.com, Diakses
Kehidupan, EGC, Jakarta. 14 Februari 2009.
Bobak, 2008, Kejadian Bayi Lahir Saifuddin, AB,2000, Buku Acuan
Dengan Berat Badan Lahir Nasional Pelayanan
Rendah Di Yogyakarta, Kesehatan Maternal dan
www.postelinfo.go.id. Diakses Neonatal, Edisi pertama,
tanggal 21 Oktober 2008. cetakan pertama, YBP,
Christian, M, Yusron, N., 2006, 1001 Jakarta.
Tentang Kehamilan, Triex Sayogo, Savitri, 2007, Gizi Ibu Hamil,
Media, Jakarta. Balai FKUI, Jakarta.
Depkes RI, 2001, Standar Pelayanan
Sjahmin, Moeji, 2002, Pengetahuan
Kebidanan, Jakarta.
Dasar Ilmu Gizi, Papas Sinar
Depkes RI, 2003, Standar Asuhan
Sinanti, Jakarta.
Kebidanan Bagi Bidan di
Tarwoto, Wasnindar, 2007, Buku Saku
Rumah Sakit dan Puskesmas,
Anemia Pada Ibu Hamil,
Jakarta.
Trans Info Media, Jakarta.
Fitria, Ana, 2007, Panduan Lengkap
Tiran, D., 2007, Mengatasi Mual
Kesehatan Wanita, Gala Ilmu
Muntah dan Gangguan Lain
Semesta, Yogyakarta.
Sugiyono, 2006, Statistik Untuk
Francin, E. P., dkk, 2005, Gizi Dalam
Penelitian, Alfabeta, Bandung
Kesehatan Reproduksi, EGC,
Selama Kehamilan, Diglossia,
Jakarta.
Yogyakarta.
Gibney, Margets, Keaney, 2008, Gizi
dan Kesehatan Masyarakat, Varney, H., 2005, Ilmu Kebidanan,
EGC, Jakarta. YBSP, Jakarta.
Manuaba, I.B.G., 2001, Ilmu Kebidanan Varney, H., Jan, M.K., Carolyn, L.G.,
Peenyakit dan Keluarga 2007, Buku Ajar Asuhan
Berencana, EGC, Jakarta. Kebidanan, Edisi keempat
Maulana, Mirza, 2008, Panduan Volume 1, EGC, Jakarta.
Lengkap Kehamilan, Katahati,
Yogyakarta. Walsh, V., 2008, Buku Ajar Kebidanan
Moehyi, Sjamin, 2008, Bayi Sehat dan Komunitas, EGC, Jakarta.
Cerdas, Pustaka Mina, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai