Anda di halaman 1dari 6

PAPER REVIEW

PENGANTAR ILMU POLITIK

KLASIFIKASI SISTEM KEPARTAIAN

Oleh: Ayu Islamiati Djudje (1444010039)

Marchelita Kusvara P. (1444010008)

Sandy Nur Pratama (1444010018)

Ulli Amrina (1444010028)

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

2014
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau
berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara (Budiardjo, 2008: 397). Sistem
kepartaian atau party systems dicetuskan oleh Maurice Duverger dalam bukunya yang
berjudul Political Parties. Sistem kepartaian ialah suatu analisis dengan meneliti
perilaku partai-partai sebagai bagian dari suatu sistem, yaitu bagaimana partai politik
berinteraksi satu sama lain dan berinteraksi dengan unsur-unsur lain dari sistem
tersebut.
Duverger mengklasifikasikan sistem kepartaian menjadi tiga kategori, yaitu
sistem partai-tunggal (dominant party system), sistem dwi-partai (two party system), dan
sistem multi-partai (multi party system).

1. Sistem Partai Tunggal (Dominant Party System)


Ada beberapa pengamat yang menyatakan bahwa, sistem partai tunggal
merupakan istilah yang menyangkal diri sendiri (contradictio in terminis), sebab
suatu sistem selalu mengandung lebih dari satu bagian. Namun sistem kepartaian
ini dipakai baik untuk partai yang benar-benar merupakan satu-satunya partai
dalam suatu negara, maupun untuk partai yang mempunyai kedudukan dominan
diantara beberapa partai lain.
Suasana sistem partai tunggal dinamakan non-kompetitif, karena semua
partai harus menerima pimpinan dari partai yang dominan, dan tidak dibenarkan
bersaing, oposisi dianggap pengkhianat, partai tunggal serta organisasi yang
bernaung di bawahnya berfungsi sebagai pembimbing dan penggerak
masyarakat dan menekankan perpaduan dari kepentingan partai dengan
kepentingan rakyat secara menyeluruh. Sistem kepartaian ini diidentikkan
dengan kepemimpinan yang otoriter, misalnya di Uni Soviet. Akan tetapi untuk
negara yang baru lepas dari kolonialisme juga cenderung memakai sistem ini.
Negara yang menganut sistem ini, umumnya adalah negara Sosial-
Komunis yang cenderung otoriter, misalnya:
a. Republik Rakyat China: Partai Komunis Tiongkok
b. Korea Utara: Partai Buruh Korea
c. Laos: Partai Revolusioner Rakyat Lao
d. Vietnam: Partai Komunis Vietnam
e. Kuba: Partai Komunis Kuba
f. Suriah: Partai Baath
g. Turkmenistan: Partai Demokratik Turkmenistan

2. Sistem Dwi Partai (Dominant Party System)


Sistem dwi partai diartikan sebagai dua partai atau dua kekuatan politik
yang memiliki kedudukan yang dominan selalu bersaing untuk mendapatkan
kewenangan memerintah melalui pemilihan umum (Cholisin, dkk, 2007: 121).
Amurice Duverger mengatakan bahwa sistem dwi partai merupakan sistem khas
Anglo Saxon. Dalam kepustakaan ilmu politik, pengertian sistem dwi partai
biasanya diartikan bahwa ada dua partai diantara beberapa partai yang berhasil
memenangkan dua tempat teratas dalam pemilihan umum, dan dengan demikian
mempunyai kedudukan yang dominan.
Dalam sistem ini, partai-partai dibagi menjadi partai yang berkuasa
(karena memenangkan pemilu) dan partai oposisi (karena kalah dalam pemilu).
Partai yang kalah atau partai oposisi berperan sebagai pengecam utama, namun
setia terhadap kebijakan partai yang memegang kemudi pemerintahan
(Budiardjo, 2009: 417).
Sistem dwi partai pernah disebut a convenient system for contented
people dan memang kenyataannya ialah bahwa sistem dwi partai dapat berjalan
baik apabila terpenuhi tiga syarat, yaitu komposisi masyarakat bersifat homogen
(social homogenity), adanya konsensus kuat dalam masyarakat mengenai asas
dan tujuan sosial dan politik (political consensus), dan adanya kontinuitas
sejarah (historical continuity).1
Sistem dwi partai umumnya diperkuat dengan digunakannya sistem
pemilihan single-member constituency (Sistem Distrik), dimana dalam setiap
daerah pemilihan hanya dapat dipilih satu wakil saja.2 Negara-negara yang
menggunakan sistem partai ini antara lain Amerika Serikat, Filipina, Inggris,
Kanada, dan Selandia Baru.

1
Peter G.J. Pulzer, Political Representation and Elections in Britain (London: George Allen and Unwin
Ltd., 196
2
Duverger, Political Parties.
3. Sistem Multi Partai (Multi Party System)

Contoh negara yang menggunakan sistem multi partai, yaitu:


a. Indonesia
- Partai Nasional Demokrat - Partai Amanat Nasional
- Partai Keadilan Sejahtera - Partai Demokrat
- Partai Kebangkitan Bangsa - Partai Hanura
- Partai Golongan Karya - Partai Gerindra
- Partai Persatuan - Partai Demokrasi
Pembangunan Indonesia Perjuangan

b. Israel
- Kadima - Shas
- Likud - United Torah Judaisme
- Yisrael Beiteinu - United Arab List-Ta'al
- Avoda - The Jewish Home

c. Jerman d. Malaysia
- Partai Hijau - Barisan Nasional
- Partai Sosialis Demokratis - Parti Islam se-malaysia
- Uni Demokratik Kristen - Parti tindakan Demokratik
- Uni Sosial Kristen - Parti Keadilan Rakyat
Kesimpulan

Opini
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Anda mungkin juga menyukai