Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sheri Annesa K

NIM : 20170102019

BAB 5
PENGENDALIAN INTERN
Sejumlah besar organisasi telah mengakui pentingnya pengendalian intern oleh
manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti pembuat
peratura. Standar pekerjaan lapangan kedua mensyaratkan agar auditor memperoleh
pemahaman yang cukup mengenai pengendalian intern suatu entitas untuk
merencanakan audit. Hal ini termasuk pemahaman mengenai rancangan
pengendalian intern dan apakah pengendalian tersebut telah ditempatkan dalm
operasi, tetapi tidak termasuk menentukan efektifitasnya. Auditor menggunakan
pemahaman untuk mengidentifikasikan jenis salah saji material yang dapat
mempengaruhi asersi laporan keuangan manajemen, untuk mempertimbangkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji semacam itu, dan untuk
merancang pengujian substantif untuk menyediakan keyakinan yang memadai
dalam mendeteksi salah saji. Sebagian besar entitas yang memerlukan audit
menggunakan teknologi informasi dalam sistem akuntansi mereka. Makalah ini me-
review beberapa metode pemrosesan data yang umum digunakan dan risiko yang
dihubungkan dengan sistem akuntansi yang terkomputerisasi.
1. Pada bagian ini, akan dibahas pentingnya pengendalian intern bagi manajemen,
auditor independen, dan pihak eksternal. Kemudian menelaah suatu definisi
kontemporer mengenai pengendalian intern dan lima komponen pengendalian
intern. Selain itu, mempertimbangkan tujuan entitas mana yang dituju yang relevan
terhadap audit laporan keuangan, menguraikan komponen pengendalian intern,
serta menspesifikasikan peran dan tanggung jawab berbagai pihak terhadap
pengendalian intern suatu entitas.Pentingnya Pengendalian Intern
Suatu terbitan tahun 1947 oleh AICPA yang berjudul Internal
Control menyebutkan faktor-faktor yang berkontribusi atas meluasnya pengakuan
atas pentingnya pengendalian intern, antara lain :
 Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan
tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan
dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif.
 Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern
yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.
 Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan
perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada
sistem pengendalian intern.
Sepuluh tahun kemudian, National Commision on Fraudulent Financial
Reporting menekankan ulang pentingnya pengendalian intern, antara lain:
 Penekanan atas pentingnya mencegah pelaporan keuangan yang curang
merupakan “suasana yang ditetapkan oleh manajemen puncak” yang
mempengaruhi lingkungan perusahaan di masa pelaporan keuangan dibuat.
 Semua perusahaan publik harus memelihara pengendalian intern yang akan
menyediakan keyakinan yang memadai bahwa pelaporan keuangan yang
curang akan dicegah atau dideteksi lebih awal.
 Organisasi yang mensponsor Commission harus bekerjasama dalam
mengembangkan pedoman tambahan mengenai sistem pengendalian intern.
2. Definisi dan Komponen
Pengendalian intern (internal control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh
dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang
dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan
pencapaian tujuan dalam kategori berikut:
 Keandalan pelaporan keuangan
 Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
 Efektifitas dan efisiensi operasi
Laporan COSO menekankan bahwa konsep fundamental dinyatakan dalam
definisi berikut:
 Pengendalian intern merupakan suatu proses
 Pengendalian intern dilaksanakan oleh orang
 Pengendalian intern dapat diharapkan untuk menyediakan keyakinan yang
memadai
 Pengendalian intern diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang
saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
Laporan COSO mengidentifikasikan lima komponen pengendalian intern
(components of internal control) yang saling berhubungan, yaitu:
 Lingkungan pengendalian menetapkan suasana suatu organisasi, yang
mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya.
 Penilaian risiko merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas
mengenai resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang
membentuk suatu dasar mengenai bagaimana risiko harus dikelola.
 Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang
membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.
 Informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian, penangkapan,
dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang
membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya.
 Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja
pengendalian intern pada suatu waktu.
3. Tujuan Entitas dan Pengendalian Intern yang Relevan dengan Suatu Audit
Telah disebutkan sebelumnya, tiga kategori tujuan dalam pengendalian intern yaitu:
(1)keandalan dari informasi keuangan, (2)kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku, (3)efektifitas dan efisiensi operasi. Karena tidak semua dari tujuan
tersebut dan pengendalian yang berhubungan relevan dengan suatu audit laporan
keuangan, maka secara umum hal ini termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan
kategori pertama. Oleh karena itu, yang menjadi perhatian penting adalah
pengendalian yang dimaksudkan untuk menyediakan keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan yang disusun telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Secara khusus, tujuan dan pengendalian dalam
kategori kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku relevan ketika
mereka dapat memiliki suatu dampak yang langsung dan material terhadap laporan
keuangan. Banyak tujuan dan pengendalian yang berhubungan berkaitan dengan
kategori ketiga-efektifitas dan efektifitas operasi-walaupun penting bagi entitas,
namun tujuan tersebut tidak secara langsung relevan dengan audit. Akan tetapi,
laporan COSO memasukkan pengamanan aktiva terhadap akuisisi yang tidak
diotorisasi, penggunaan, dan pelepasan dalam kategori pengendalian tersebut.
Pengendalian ini relevan dengan suatu audit apabila memainkan peran dalam
memastikan bahwa kehilangan yang berhubungan, seperti akibat pencurian, secara
tepat direfleksikan dalam laporan keuangan entitas. Pengendalian dirancang khusus
untuk mengurangi resiko keputusan operasi yang buruk, biasanya tidak dianggap
relevan dengan audit laporan keuangan.
4. Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas
AU 319.16-18, Consideration of Internal Control in a Financial Statement
Audit, mengidentifikasikan keterbatasan yang melekat berikut yang menjelaskan
mengapa penengendalian intern, sebaik apapun ia dirancang dan dioperasikan,
hanya dapat menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian
tujuan pengendalian suatu entitas.
 Kesalahan dalam pertimbangan. Kadang-kadang, manajemen dan personel
lainnya dapat melakukan pertimbangan yang buruk dalam membuat
keputusan bisnis atau dalam melaksanakan keputusan rutin karena
informasi yang tidak mencukupi, keterbatasan waktu, atau prosedur lainnya.
 Kemacetan. Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi
ketika personel salah memahami instruksi atau membuat kekeliruan akibat
kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan.
 Kolusi. Individu yang bertindak bersama, dapat melakukan sekaligus
menutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalian
intern.
 Penolakan manajemen. Praktik penolakan (override) termasuk membuat
penyajian yang salah dengan sengaja kepada auditor dan lainnya seperti
menerbitkan dokumen palsu untuk mendukung pencatatan transaksi
penjualan fiktif.
 Biaya versus manfaat. Pengukuran yang tepat baik dari biaya dan manfaat
biasanya tidak memungkinkan, manajemen harus membuat baik estimasi
kuantitatif maupun kualitatif dalam mengevaluasi hubungan antara biaya
dan manfaat.

Anda mungkin juga menyukai