Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

REMATIK

A. Kegiatan
Penyuluhan kesehatan tentang penyakit rematik
B. Tujuan
1.Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan peserta mengerti dan mengenal
tentang penyakit rematik
2.Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat :
a. Mengerti dan memahami pengertian penyakit rematik
b. Mengerti dan memahami penyebab penyakit rematik
c. Mengerti dan memahami tanda dan gejala penyakit rematik
d. Mengerti dan memahami penanganan pada penyakit rematik
e. Mengerti dan memahami pencegahan penyakit rematik
C. Sasaran
Keluarga Tn.R di Rt.01 Desa sungai punggu baru
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media dan Alat
1. Leaflet
F. Waktu
Hari/Tanggal : Rabu 11 Desember 2019
Waktu : 10.00 wib – 10.30 wib
Tempat : Rumah Tn.R Rt.01 Desa sungai punggu baru

G. Pelaksanaan
WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
PESERTA
1. 2 menit Pembukaan :
- Membuka kegiatan dengan · Menjawab salam
mengucapkan salam.
- Memperkenalkan diri
· Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari
· Memperhatikan
penyuluhan
· Memperhatikan
- Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
- Menjelaskan tentang pengertian· Memperhatikan
penyakit Reumatik
- Menjelaskan tentang hal-hal
· Memperhatikan
·
baik penyebab, tanda-tanda dan Bertanya dan
gejala penyakit Reumatik Mem menjawab
beri kesempatan kepada peserta pertanyaan yang
untuk bertanya diajukan
- Menjelaskan hal-hal yang
· Memperhatikan
berhubungan dengan · Bertanya dan
pencegahan menjawab
terjadinya Reumatik pertanyaan yang
- Memberi kesempatan kepada
diajukan
peserta untuk bertanya

3. 3 menit Evaluasi :
- Menanyakan kepada peserta · Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada ibu yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 1 menit Terminasi :
- Mengucapkan terimakasih atas· Mendengarkan
peran serta peserta.
- Mengucapkan salam penutup
· Menjawab salam

H. Kriteria Evaluasi
1.Evaluasi Standar
- Kesiapan peserta mengikuti penyuluhan tentang penyakit rematik
- Media dan alat dipahami.
- Tempat sesuai dengan kegiatan.
2.Evaluasi Proses
- Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
- Perawat dan peserta kooperatif dan aktif dalam mengikuti penyuluhan.
3.Evaluasi Akhir
Setelah mengikuti penyuluhan maka peserta akan dapat:
- Menjelaskan kembali tentang pengertian penyakit rematik
- Menjelaskan kembali tentang penyebab penyakit rematik
- Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala penyakit rematik
- Menjelaskan kembali tentang penanganan pada penyakit rematik
- Menjelaskan kembali tentang pencegahan penyakit rematik
MATERI REMATIK (RHEUMATOID ARTHRITIS)

A. Definisi
Rematik merupakan penyakit yang menyerang anggota gerak, yaitu sendi, otot,
tulang dan jaringan sekitar sendi.
B. Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab pasti masih belum diketahui tetapi ada yang
mengatakan karena mycoplasma, virus dan sebagainya. Tetapi ada beberapa
pendapat yang menyebutkan bahwa penyebab rematik terdiri dari:
o Primer: Keturunan dan ketidakseimbangan hormon
o Sekunder: Mengkonsumsi makanan tinggi purin, obat-obatan dan alkohol,
C. Patofisiologi
Proses patofisiologi yang rumit pada rheumatoid arthritis adalah reaksi tipe II
(imune compleks) dan tipe IV (sel mediated). Jika tidak dapat dicegah, perubahan
patologik pada rematoid arthritis melalui 4 tahap, yaitu: synovitis, pannus
formation, fibrous ankylosis dan bony ankylosis.
Tahap 1:
Melibatkan sendi yang mengalami imflamasi dengan tipe inflamasi yang
proliferative (berkembang buak), yang berawal dalam kapsul sendi, terutama di
dalam membran sinovial (synovitis). Jaringan mengental dalam edema dan
kongesti.
Tahap 2:
Panus berkembang secara bertahap. Lapisan jaringan yang terinflamasi ini
menghasilakn jaringan yang berisi butiran halus yang berasal dari membran
synovial berlanjut sampai ke permukaan sendi di bagian dalam sendi. Sendi ini
jadi terlihat kemerah-merahan, kasar dan melekat rapat sekali dengan dasar
kartilago oleh pernyerbuan dan pemecahan, dengan mengganggu nutrisi kartilago.
Bertambahnya kerusakan memungkinkan terjadinya butiran halus pannus yang
berkembang pada area yang berekatan dan dalam tulang suchondrial, dengan lebih
parah lagi merusak/ menghancurkan kapsul sendi sebuah tulang subchondrial.
Tahap 3:
Fibrous ankylosis, dengan subluxation dan penyimpangan dari sendi yang
dipengaruhi, jaringan yang berisi butiran halus menjadi di serang dengan jaringan
kasar fibrous dan diubah menjadi jaringan parut (scar) yang menghambat atau
mencegah pergerakan sendi.
Tahap 4:
Bony ankylosis (penyatuan tulang yang tetap) itu bisa berkembang seperti
jaringan fibrous mengeras dan mengubahnya menjadi jaringan osseous.

D. Tanda dan Gejala


Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American Reumatism
Assosiation) untuk menegakkan diagnosa adalah:
1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffness), penderita merasa kaku
dari bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 2 jam bahkan kadang-kadang
sampai jam 11 rasa kaku tersebut mulai berkurang
2. Pembangkakan pada jaringan lunak (soft tissue swelling) bukan pembesaran
tulang (Hyper ostosis) berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.
3. Nyeri sendi yang terkena bila digerakkan (joint terdenness on moving)
sekurang-kurangnya didapati satu sendi.
4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang-kurangnya
pada sebuah sendi yang lain.
5. Poli arthritis yang simetris dan serentak (symetrical poliarthritis
simultaneously), serentak disini diartikan jarak antara sakit pada satu sendi
disusul oleh sendi yang lain harus kurang dari 6 minggu.
6. Didapati adanya nodulus rheumatikus subkutan
7. Didapati adanya kelainan radiologik pada sendi yang terkena, sekurang-
kurangnya dengan kalsifikasi.
8. Test factor rema positif (Rheuma factor test positif)
9. Pengendapan mucin yang kurang pekat (poor mucin clot)
10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3 dari yang
tersebut dibawah ini:
a. Villi hypertropi
b. Proliserasi jaringan sinovial
c. Adanya pusat-pusat/ kelompok sel mati (central necrose)
d. Deposit-deposit/ timbunan sel fibrin.
e. Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak
11. Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang benjolan
rema sekurang-kurangnya 3 dari yang tersebut dibawah ini:
a. Adanya daerah-daerah sel yang mati terletak ditengah-tengah
b. Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar membentuk
gambaran jeruji sepeda
c. Didapati sel fibrosis dibagian tepinya
d. Adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun
Sering penderita mengeluh rasa sakit dan pembengkakkan pada sendi-sendi kecil
(jari tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal dan disertai dengan bengkak yang
khas pada pergelangan tangan bagian dorsal.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Ada 3 macam test yang dapat dan biasa dilakukan pada rematoid arthritis guna
menegakkan diagnosa pasti yaitu:
1. Pemeriksaan patologi anatomia (PA)
2. Didapati adanya hipertrofi dari villi pada sendi, penebalan jaringan sinovial,
adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun, jaringan fibrosit dan
pusat-pusat nekrosis.
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Test faktor remu (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA
terutama bila RA masih aktif
b. C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya
c. Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA
d. Sering dijumpai lekositosis
e. Anemia akibat adanya inflamasi yang kronik
f. Pada hitung jenis leukosit, polimorfunuklear persentasenya meningkat
g. Kadar albumin serum turun dan globulin naik
4. Pemeriksaan radiologi
5. Didapati tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada sendi yang
terkena

F. Pengobatan
Penatalaksanaan rematoid arthritis dibagi atas:
1. Medikametosa
a. Pengobatan simptomatik; pengobatan yang hanya untuk mengurangi
tanda dan gejala, biasanya mengurangi rasa sakit. Obat yang sering
dipakai adalah simple analgesik, anti inflamasinonsteroisd, anti inflamasi
golongan steroid
b. Pengobatan remitif; pengobatan yang mempengaruhi perjalanan
penyakit. Biasanya digunakan immuno suppressant, obat simtomatik,
alkylating agent, chelating agent, anti malaria, antelmetik.
2. Fisioterapi
3. Bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan pemulihan kembali bila
sudah terjadi kecacatan
4. Pembedahan
5. Dilakukan bila pengobatan sudah dilakukan dan belum berhasil, pembedahan
biasanya bersifat ortopedik
6. Psikoterapi
7. Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat dan keuletan
untuk berobat dan mental penderita supaya kuat/ tabah menghadapi
penyakitnya.
8. Tujuan pengobatan secara umum adalah:
a. Mencegah deformitas
b. Menghilangkan rasa sakit
c. Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup seperti biasa baik
dirumah maupun ditempat kerja, terutama dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari
d. Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi.

G. Pencegahan
Cara mencegah rematik dan mengurangi nyeri sendi ada beberapa cara, yaitu:
1. Olahraga teratur
2. Olahraga teratur dapat meningkatkan fleksibilitas sendi
3. Makanan yang dianjurkan yaitu makanan yang kaya vitamin C dan E serta
Kalsium, seperti jahe, nenas, jeruk, minyak zaitun, apel, bwang putih, ikan,
mangga , pepaya, anggur
4. Makanan yang dihindari yaitu
a. Produk Kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis
b. Organ Dalam Hewan seperti; usus, hati, limpa, paru, otak, jantung, dll
c. Makanan kaleng seperti, sarden, kornet sapi, dll
d. Makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa
e. Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, air kelapa muda, alpokat, dan
produk olahan melinjo

Anda mungkin juga menyukai