1
peraturan presiden, dan yang lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk membuat sebuah negara
yang adil dimana seluruh rakyatnya merasakan kemakmuran.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan juga bahwa dalam pelaksanaannya,
negara hukum harus menjunjung keadilan sebagai tujuan dari hukum sendiri. Maka sangat
dipertanyakan jika di sebuah negara hukum belum belum tercapai suatu keadilan. Itu
artinya, pelaksanaan negara hukum belum bisa dikatakan berhasil, baik disebabkan karena
pemerintahnya, maupun masyarakanya.
Para pendiri negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan negara hukum. Ketika
para pendiri negara bersidang dalam BPUPKI tanggal 28 Mei 1 Juni 1945 dan tanggal 10-
17 Juli 1945 gagasan dan konsep Konstitusi Indonesia dibicarakan oleh para anggota
BPUPKI. Melalui sidang – sidang tersebut dikemukakan istilah Rechts staat (Negara
Hukum) oleh Mr. Muhammad Yamin ( Abdul Hakim G Nusantara, 2010: 2 ). Dalam sidang
– sidang muncul berbagai gagasan dan konsep alternatif tentang ketatanegaraan seperti:
negara sosialis, negara serikat dikemukakan oleh pendiri negara. Perdebatan pun dalam
sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad bersama untuk merdeka, jiwa dan semangat
kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari para pendiri negara, menjujung tinggi azas
kepentingan bangsa, secara umum menerima konsep negara hukum dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Semangat cita negara hukum para pendiri negara secara formal dapat ditemukan
dalam setiap penyusutan konstitusi, yaitu Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950. Dalam
konstitusi- konstitusi tersebut dimasukkan pasal – pasal yang termuat dalam Deklarasi
Umum HAM PBB tahun 1948. Hal itu menunjukkan bahwan ketentuan – ketentuan tentang
penghormatan, dan perlindungan HAM perlu dan penting untuk dimasukkan kedalam
konstitusi negara (Abdul Hakim G Nusantara, 2010: 2). Pengertian negara hukum selalu
menggambarkan adanya penyelenggaraan kekuasaan pemerintah negara yang didasarkan
atas hukum. Pemerintah dan unsur – unsur lembaga didalamnya dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku. Menurut Mustafa Kamal (2003), dalam
negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum
(supremasi hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum.
Bukti lain yang menjadi dasar yudiris bagi keberadaan negara hukum Indonesia
dalam arti material, yaitu pada: Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34 UUD Negara RI 1945,
bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian negara dan
kesejahteraan rakyat.
2
2. Pengertian Negara Hukum Menurut Para Ahli
Prof. R. Djokosutomo, SH
UU 45 dalam Konstitunsi yang telah kita pelajari sejauh menjelaskan bahwa hukum
negara adalah aturan hukum. Menyatakan dirinya sebagai subjek hukum juga dapat dituntut
untuk melanggar hukum.
Aristoteles
Negara – negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan bagi warganya.
Menurut bentuknya, hukum dapat dibagi menjadi :
Hukum tertulis
Hukum tak tertulis
Istilah konstitusi itu sendiri dikenal sejak abad kesembilan belas, tetapi konsep negara
hukum telah berkembang dengan tuntutan situasi. Dimulai pada zaman Plato, konsep negara
hukum itu sendiri telah mengalami banyak perubahan sehingga membuat para ahli dan
spesialis dipaksa untuk memperdebatkan konsep negara hukum itu sendiri.
3
Hugo Krabbe
Bahwa negara harus memiliki Negara Hukum (Rechts staat) dan setiap tindakan
Negara harus didasarkan pada hukum atau harus bertanggung jawab kepada hukum.
Prof. R. Djokosutomo
Negara menurut UU 1945 didasarkan pada aturan hukum. Menghukum berdaulat.
Negara adalah subyek hukum, dalam arti rechts staat ( Badan hukum republik ). Karena
negara dipandang sebagai subyek hukum, jadi jika dia bersalah dapat dituntut di depan
pengadilan karena kesalahan.
Hukum membentuk dasar dari tindakan masing – masing negara. Ada empat alasan
mengapa negara mengatur dan menjalankan tugasnya berdasarkan hukum :
Demi kepastian hukum
Tuntutan perlakuan yang sama
Legitimasi demokrasi
Tuntutan akal budi
Hukum negara berarti alat bagi negara – negara untuk menggunakan kekuatannya hanya di
bawah hukum yang berlaku dan dengan cara yang ditentukan oleh hukum. Dalam negara
hukum, tujuan dari kasus ini harus dihukum sesuai dengan keputusan kebenaran. Tujuan dari
ini adalah untuk memastikan kebenaran, maka semua pihak berhak untuk pertahanan atau
bantuan hukum.
4
Namun pelaksanaan Hak Asasi Manusia masih banyak menemukan masalah karena
jumlah rakyat yang banyak mengurangi kemampuan pemerintah dalam mengawasi dan
mengendalikan hak azasi manusia di masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
tujuan dari negara hukum dibutuhkan kontribusi serta kerjasama dari pemerintah dengan
masyarakat.
Friedrich julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri –
ciri Rechts staat sebagai berikut :
a. Hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi manusia yang
biasa dikenal sebagai Trias Politika.
5
c. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo-saxon memberi ciri-ciri Rule Of
Law sebagai berikut :
a. Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenangan – wenangan, sehingga
seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum
b. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat
c. Terjaminnya hak – hak manusia dalam undang – undang atau keputusan pengadilan.
6
Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak – hak
yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya, manusia mustahil dapat hidup sebagai
manusia.
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak – hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai kodrati ( Mahsyur Effendi, 1994 ). Dalam pasal 1
undang – undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “ Hak Azasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan anugerah Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang, semi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Kasus pelanggaran HAM ini dapat dikategorikan dalam dua jenis yaitu :
a. Kasus Pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
1. Pembunuhan massal ( Genisida )
2. Pembunuhan sewenang – wenang atau di luar putusan pengadilan
3. Penyiksaan
4. Penghilangan orang secara paksa
5. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis
b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :
1. Pemukulan
2. Penganiayaan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
5. Menghilangkan nyawa orang lain.
7
berkedudukan tertinggi ( the supreme law of the land ), dibentuk pula sebuah Mahkamah
Konstitusi yang berfungsi sebagai ‘the guardian’ dan sekaligus ‘the ultimate interpreter of
the constitution’.
8
b. Rule of Law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada akar budaya
yang tumbuh dan berkembang pada bangsa
c. Rule of Law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan sosial, gagasan tentang
hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakkan secara adil, dan
hanya memihak kepada keadilan.
9
Akomodatif artinya mampu menyerap, menmpung keinginan masyarakat yang dinamis.
Makna hukum seperti ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom, pelindung
masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika perkembangan jaman,
sehingga tidak pernah usang.
Progresif, artinya selalu berorientasi kemajuan, perspektif masa depan. Makna
hukum seperti ini menggambarkan kemampuan hukum nasional untuk tampil dalam
praktiknya mencairkan kebekuan – kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan
kebenaran yang berkeadilan bagi setiap anggota masyarakat.
10