Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEKANIKA TANAH
KONSOLIDASI

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

1) NADYA AYU PRATIWI 2018 10 040


2) WIWIN SARNAWIA 2018 10 003
3) MUTMAINNAH 2018 10 028
4) SUHARDIN 2018 10 009
5) LISMAN 2018 10 039
6) KADEK DANI P. 2018 10 011
7) GUSRAN 2018 10 046
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang hingga saat ini masih
memberikan kami nikmat iman dan kesehatan. Shalawat serta salam tidak lupa selalu
kami haturkan untuk menjunjung Nabi kita Muhammad Shallallahu`alaihi Wa
Sallam yang telah menyampaikan petunjuk-Nya Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk
kita semua, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas Makalah Mekanika Tanah(konsolidasi ).

Penyusunan makalah ini dapat diselesaikan atas bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak La
Ode Musa Rachmat.ST.,SE.,M.si. selaku dosen pembimbing mata kuliah Mekanika
Tanah.

Kami menyadari, bahwa Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca untuk
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.Semoga
Makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Kendari, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian konsolidasi ............................................................................ 3
2.2 Analogi Konsolidasi Satu Dimensi ........................................................ 4
2.3 Proses Konsolidasi DiLapangan ............................................................. 4
2.4 Lempung Nomally dan overconsolidated ............................................... 5
2.5 Uji konsolidasi ........................................................................................ 6
2.6 Sifat Khusus Grafik Hubungan ∆H Atau E Terhadap Log T.................. 7
2.7 Interprestasi Hasil Uji Konsolidasi ......................................................... 8
2.8 Indeks ...................................................................................................... 13
2.9 Indek pemampatan Kembali(Cr) ............................................................ 14
2.10 Penurunan Konsolidasi.......................................................................... 14

BAB III PENUTUP


4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16
4.2 Saran ....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan akan pangan, sandang, dan
papan. Pangan adalah kebutuhan akan makanan dan minuman, sandang adalah
kebutuhan akan pakaian dan perhiasan, sedangkan papan adalah kebutuhan untuk
tempat tinggal. Baik pangan, sandang, maupun papan, memerlukan unsur lain yang
disebut tanah. Sumber makanan manusia baik tumbuhan, hewan, dan air berada di
permukaan tanah. Bahan pakaian dan perhiasan juga didapat di tanah. Terlebih untuk
tempat tinggal, pijakannya tentu saja adalah tanah.

Begitu pentingnya peranan tanah bagi keberlangsungan hidup umat manusia


membuat pengaturan tanah adalah hal yang sangat strategis. Kebijakan di bidang
pertanahan harus ditata sebaik mungkin agar kebutuhan manusia dapat terpenuhi.
Setelah kebutuhan manusia terpenuhi, patut dipastikan agar kebutuhan ini tidak saling
bertabrakan satu dengan yang lain. Konsolidasi tanah atau penatagunaan tanah adalah
salah satu kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pemenuhan kebutuhan, dan di
sisi lain adalah ketertiban.

Konsolidasi tanah adalah penatagunaan tanah, dimana setelah suatu areal tanah
ditata, pemilik tanah dapat kembali mendiami areal tersebut. Hal itu berbeda dengan
penataan tanah yang dilakukan oleh developer atau pengembang perumahan.
Pengembang perumahan menata areal tanah, memberikan fasilitas umum dan fasilitas
sosial, namun pemilik lama diberikan ganti rugi untuk tinggal di tempat lain.
Konsolidasi tanah sebenarnya benar – benar memiliki manfaat, baik kepada pemilik
tanah maupun kepada pemerintah.

Pemahaman masyarakat dan bahkan pemerintah yang masih minim, membuat


konsolidasi tanah masih jarang diterapkan di Indonesia. Pemilik – pemilik tanah yang
lokasinya strategis berlomba – lomba mencari pengembang propertl, lalu menjual
tanah dengan harga mahal. Penataan tanah selanjutnya bergantung kepada
pengembang property itu sendiri, yang tentu saja sebagaimana tujuan bisnis, yakni
mengambil keuntungan sebesar – besarnya. Di lain pihak, pemerintah tidak terlalu
terfokus terhadap hal – hal semacam ini karena dianggap menunjang iklim investasi
untuk pembangunan di bidang perekonomian Butuh semacam upaya yang konsisten
untuk menggeser paradigma masyarakat dan pemerintah untuk menganut konsolidasi
tanah demi tata ruang yang baik. Keuntungan dari konsolidasi, bukan hanya untuk
lingkungan semata, tetapi juga bermanfaat signifikan terhadap nilai ekonomi tanah.
Masyarakat yang menjadi objek konsolidasi tanah merasakan manfaat ini karena
aksesibilitas tanah dari jalan umum menjadi lebih baik, sehingga harga tanahnya lebih
baik pula. misalnua, tanah – tanah penduduk sebelum konsolidasi terdiri dari banyak
lorong – lorong, drainase tidak teratur, tanah – tanah berbentuk tidak simetris, dan
sebagainya. Setelah konsolidasi tanah, seluruh lingkungan tersebut ditata sedemikian
rupa untuk memberikan akses, membuka drainase terpadu, dan mensimetriskan lahan.

Konsolidasi tanah ini juga memiliki kelemahan. Yakni, biaya yang dibutuhkan
tidak sedikit. Tetapi, ada solusi untuk masalah ini. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
setempat dapat turun tangan untuk tahap perencanaan, pengukuran,dan pemantauan.
Masalah biaya dapat diambil dari “sumbangan” tanah warga yang dihitung secara
proporsional berdasarkan “keuntungan” yang didapatkannya. Jadi, tidak ada yang
tidak mungkin untuk menata tanah menjadi lebih baik dan memiliki nilai ekonomi
tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi dengan hanya mengkaji


masalah - masalah sebagai berikut:

a) Apakah yang dimaksud dengan konsolidasi?


b) Bagaimana Proses konsolidasi ?
c) Bagaimana cara uji konsolidasi?

1.3 Tujuan Makalah

a) Untuk Mengetahui Apakah yang dimaksud dengan konsolidasi.


b) Untuk Mengetahui Proses konsolidasi.
c) Untuk Mengetahui uji konsolidasi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsolidasi

Konsolidasi adalah proses berkurangnya volume atau berkurangnya rongga pori


dari tanah jenuh berpemeabilitas rendah akibat pembebanan. Proses ini terjadi jika
tanah jenuh berpemeabilitas rendah dibebani, maka tekanan air pori tanah bertambah,
akibatnya air mengalir kelapisan tanah dengan tekanan air pori yang rendah yang
diikuti dengan penurunan tanah. karena permeabilitas tanah rendah, mka proses ini
membutuhkan waktu.

Proses konsolidasi dilapangan dapat diamati dengan pemasangan


piezometer.Besarnya penurunan dapat diukur dari titik referensi yang ditetapkan.

Peristiwa mampatnya tanah karena menderita tambahan tekanan efektif. Pada


peristiwa konsolidasi ada dua hal penting :

1. Besamya penurunan yang akan terjadi, yang ditentukan :


a) Kompresibitas tanah.
b) Tebal tanah kompresibel.
c) Besamya tambahan tekanan efektif.
2. Laju konsolidasi, dipengaruhi oleh :
a) Permeabilitas tanah.
b) Tebal tanah kompresibel.
c) Kondisi drainasi di atas dan di bawah lapisan tanah kompresibel.

Untuk bisa mampat, air yang ada didalam pori tanah harus
dikeluarkan.Kecepatan pemampatan di pengaruhi oleh proses keluamya air dari
dalam pori tanah dan sifat kompresibelitas tanah.

Pasir adalah tanah yang sangat permeabel dan tanah yang tidak kompresibel,
sehingga proses penurunan terjadi sangat cepat dan penurunanya kecil.

Lempung yang kenyang air adalah tanah yang rapat air dan bersifat sangat
kompresibel sehingga penurunan yang terjadi bisa bertahun-tahun dan penurunan
yang terjadi besar.
2.2 Analogi konsolidasi satu dimensi.

a) Pegas divisualisasikan sebagai tanah yang mudah mampat, air dalam piston
sebagai air pori dan lubang pada piston dilukiskan sebagai kemampuan tanah
meloloskan air.
b) Pada sembarang waktu, tekanan yang terjadi pada pegas identik dengan
kondisi tegangan efektif di dalam tanah.
c) Tekanan air dalam silinder identik dengan tekanan air pori.
d) Kenaikan tekanan akibat penerapan beban (∆p) identik dengan tambahan
tegangan normal yang bekerja.
e) Gerakan piston menggambarkan perubahan volume tanah yang dipengaruhi
oleh kompresibilitas (kemudahmampatan) pegas.
f) Permodelan menggambarkan apa yang terjadi bila tanah kohesif jenuh
dibebani di laboratorium maupun lapangan.

2.3 Proses Konsolidasi Di Lapangan


a) Pondasi dibangun di atas tanah lempung jenuh yang diapit oleh lapisan pasir.
b) Segera setelah pembebanan, lapisan lempung mengalami kenaikan tegangan
sebesar ∆p .
c) Air pori dalam lapisan lempung mudah mengalir ke lapisan pasir.

d) Tinggi air dalam pipa piezometer menyatakan besarnya kelebihan tekanan air
pori (excess pore water pressure) di lokasi pipa dipasang.
e) Akibat tambahan tegangan ∆p, tinggi air dalam pipa naik : h = ∆p/γw yang
dinyatakan oleh garis DE yang menunjukkan tekanan air pori awal.
f) Kurva K1 menunjukkan dalam waktu tertentu, tekanan air pori lapisan
lempung masih tetap dibandingkan dekat dengan lapisan pasir yang cepat
berkurang. Sesudahnya sesuai kurva yang ditunjukkan K2.
g) kedudukan garis AC menunjukkan proses konsolidasi telah selesai, yaitu
ketika kelebihan tekanan air pori (∆u) telah nol.

2.4 Lempung Normally Dan Overconsolidated

Lempung normally consolidated adalah jika tegangan efektif pada suatu titik
dalam tanah lempung yang berlaku sekarang merupakan tegangan maksimumnya.

Lempung Over Consolidated adalah jika tegangan efektif pada suatu titik dalam tanah
lempung karena sejarah geologinya pernah mengalami tegangan yang lebih
besar dari tegangan yang sekarang.

a) Menggambarkan sifat penting dari tanah lempung.


b) Tanah lempung yang biasanya terjadi dari proses pengendapan dan akibat
tanah di atasnya lempung mengalami konsolidasi atau penurunan, suatu ketika
tanah di atas mungkin kemudian hilang karena proses alam sehingga tanah
pernah mengalami tekanan yang lebih besar dari tekanan sekarang yang biasa
disebut overconsolidated.
c) Tanah yang tidak pernah mengalami tekanan yang lebih besar dari sekarang di
sebut tanah normally consolidated.
d) Nilai banding overconsolidation (overconsolidation ratio, OCR) didefinisikan
sebagai nilai banding tekanan prakonsolidasi terhadap tegangan efektif yang
ada, dalam persamaan :

e) Tanah normally consolidated mempunyai OCR = 1, overconsolidated


mempunyai OCR > 1.
f) Tanah dalam proses konsolidasi (underconsolidated) mempunyai OCR < 1,
tanah yang belum seimbang.

2.5 Uji Konsolidasi

Beban P diterapkan di atas benda uji, penurunan diukur dengan arloji


pembacaan (dial gauge)

Beban diterapkan dalam periode 24 jam dan benda uji selalu terendam air.
2.6 Sifat Khusus Grafik Hubungan ∆H Atau E Terhadap Log T

Kedudukan 1 kompresi awal akibat beban awal terhadap benda uji.

Kedudukan 2 bagian garis lurus, menunjukan proses konsolidasiawal .

Kedudukan 3 menunjukan proses konsolidasi sekunder.

a) Tiap penambahan beban selama pengujian, tegangan yang terjadi berupa


tegangan efektif
b) Bila berat jenis tanah (specific gravity), dimensi awal dan penurunan pada tiap
pembebanan dicatat, maka nilai angka pori e dapat diperoleh.
2.7 Interpretasi Hasil Uji Konsolidasi

Perubahan tinggi (∆H) per satuan dari tinggi awal (H) adalah sama dengan
perubahan volume (∆V) per satuan volume awal (V).

Koefisien pemampatan (av) Dan Koefisien perubahan volume (mv)

Koefisien pemampatan (a ) adalah koefisien yang menyatakan kemiringan


kurva e-p’, jika volume awal V mampat menjadi V , maka terjadi pengurangan
angka pori, perubahan volume menjadi :

Dengan :

e = angka pori pada tegangan p1 ’

e = angka pori pada tegangan p2 ’

V = volume pada tegangan p1 ’

V = volume pada tegangan p2’


Kemiringan kurva e – p’ (av) didefinisikan sebagai :

a) Koefisien perubahan volume (mv) didefinisikan sebagai perubahan volume


persatuan penambahan tegangan efektif.
b) Jika terjadi kenaikan tegangan efektif dari p1’ ke p2’ maka angka pori akan
berkurang dari e1 dan ke e2 dengan perubahan tebal ∆H.
c) Satuan dari mv adalah m2/kN
d) Karena mv adalah perubahan volume per satuan penam - bahan tegangan,
maka :
Contoh soal 1 :

Hitunglah av dan mv untuk kenaikan tegangan dari 20 sampai 40 kN/m2 dari kurva
uji Konsolidasi.

Penyelesaian : Dari kurva diperoleh hubungan angka pori & tegangan Untuk :

Jadi,

Dari kurva, untuk :

Contoh soal 2 :

Hasil uji konsolidasi pada lempung jenuh :


Hasil uji terakhir stlh 24 jam, kadar air = 24,5 % dan Gs = 2,70. Gambarkan
hubungan angka pori vs tegangan efektif dan tentukan av dan mv

 Contoh tanah jenuh berlaku hubungan, e = wGs maka angka pori akhir
pengujian : e1 = 0,254 x 2,70 = 0,662
 Tebal contoh kondisi akhir : H1 = 19,25 mm
 Angka pori awal pengujian e0 = e1 + ∆e
 Umumnya hubungan antara ∆e dan ∆H dinyatakan :

 Persamaan digunakan menentukan angka pori, dalam tabel :


· Dari grafik :
2.8 Indeks

Pemampatan (Cc)

Indeks kompresi adalah kemiringan dari bagian lurus grafik e – log p’ dinyatakan
persamaan:

Penelitian Terzaghi & Peck untuk tanah normally consolidation :

Dimana :

LL = liquid limit
2.9 Indeks Pemampatan Kembali (Cr )

Indeks rekompresi adalah kemiringan dari kurva pelepasan beban dan


pembebanan kembali pada grafik e – log p’

2.10 Penurunan Konsolidasi

 Ditinjau lapisan tanah lempung jenuh dengan tebal H dan akibat beban yang
bekerja, lapisan tanah menerima tambahan tegangan sebesar ∆p.
 Dianggap regangan arah lateral nol

dengan :

V = volume awal

H = tebal tanah awal

∆V = perub. Volume
∆H = perub. Tebal

∆e = perub. Angka pori

Bila ∆H = Sc, maka persamaan umum :

 Untuk lempung tertentu, penurunan konsolidasi primer (pc’ = p0’+∆p) :


a) Normally consolidated (pc’ = p0’)
b) Overconsolidated (pc’ > p0’) :
Bila p1’ < pc’

Bila p1’ > pc’


BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut : Kapasitas dukung tanah dasar yang terjadi akibat beban bangunan
sendiri lebih kecil dari pada daya dukung ijin tanah dasar pada pondasi pada
bangunan tersebut, sehingga aman.

3.2. Saran

Suatu pelajaran berharga yang dapat diambil dari peristiwa penurunan tanah
di daerah Tanah Mas ini yaitu: Apabila mendirikan bangunan di atas tanah timbunan
yang tinggi, pengurugannya harus dilakukan secara bertahap dan dipadatkan lapis
demi lapis, sehingga kepadatan tanah mencukupi dan derajat konsolidasi tanah yang
aman dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

http://kahardiansyahsipil.blogspot.com/2017/05/contoh-makalah-konsolidasi-teknik-
sipil.html. (23 November 2019)

https://www.academia.edu/33253624/Mekanika_Tanah_II_Penurunan (23 November


2019)

Anda mungkin juga menyukai