MEKANIKA TANAH
KONSOLIDASI
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang hingga saat ini masih
memberikan kami nikmat iman dan kesehatan. Shalawat serta salam tidak lupa selalu
kami haturkan untuk menjunjung Nabi kita Muhammad Shallallahu`alaihi Wa
Sallam yang telah menyampaikan petunjuk-Nya Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk
kita semua, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas Makalah Mekanika Tanah(konsolidasi ).
Penyusunan makalah ini dapat diselesaikan atas bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak La
Ode Musa Rachmat.ST.,SE.,M.si. selaku dosen pembimbing mata kuliah Mekanika
Tanah.
Kami menyadari, bahwa Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca untuk
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.Semoga
Makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian konsolidasi ............................................................................ 3
2.2 Analogi Konsolidasi Satu Dimensi ........................................................ 4
2.3 Proses Konsolidasi DiLapangan ............................................................. 4
2.4 Lempung Nomally dan overconsolidated ............................................... 5
2.5 Uji konsolidasi ........................................................................................ 6
2.6 Sifat Khusus Grafik Hubungan ∆H Atau E Terhadap Log T.................. 7
2.7 Interprestasi Hasil Uji Konsolidasi ......................................................... 8
2.8 Indeks ...................................................................................................... 13
2.9 Indek pemampatan Kembali(Cr) ............................................................ 14
2.10 Penurunan Konsolidasi.......................................................................... 14
PENDAHULUAN
Konsolidasi tanah adalah penatagunaan tanah, dimana setelah suatu areal tanah
ditata, pemilik tanah dapat kembali mendiami areal tersebut. Hal itu berbeda dengan
penataan tanah yang dilakukan oleh developer atau pengembang perumahan.
Pengembang perumahan menata areal tanah, memberikan fasilitas umum dan fasilitas
sosial, namun pemilik lama diberikan ganti rugi untuk tinggal di tempat lain.
Konsolidasi tanah sebenarnya benar – benar memiliki manfaat, baik kepada pemilik
tanah maupun kepada pemerintah.
Konsolidasi tanah ini juga memiliki kelemahan. Yakni, biaya yang dibutuhkan
tidak sedikit. Tetapi, ada solusi untuk masalah ini. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
setempat dapat turun tangan untuk tahap perencanaan, pengukuran,dan pemantauan.
Masalah biaya dapat diambil dari “sumbangan” tanah warga yang dihitung secara
proporsional berdasarkan “keuntungan” yang didapatkannya. Jadi, tidak ada yang
tidak mungkin untuk menata tanah menjadi lebih baik dan memiliki nilai ekonomi
tinggi.
PEMBAHASAN
Untuk bisa mampat, air yang ada didalam pori tanah harus
dikeluarkan.Kecepatan pemampatan di pengaruhi oleh proses keluamya air dari
dalam pori tanah dan sifat kompresibelitas tanah.
Pasir adalah tanah yang sangat permeabel dan tanah yang tidak kompresibel,
sehingga proses penurunan terjadi sangat cepat dan penurunanya kecil.
Lempung yang kenyang air adalah tanah yang rapat air dan bersifat sangat
kompresibel sehingga penurunan yang terjadi bisa bertahun-tahun dan penurunan
yang terjadi besar.
2.2 Analogi konsolidasi satu dimensi.
a) Pegas divisualisasikan sebagai tanah yang mudah mampat, air dalam piston
sebagai air pori dan lubang pada piston dilukiskan sebagai kemampuan tanah
meloloskan air.
b) Pada sembarang waktu, tekanan yang terjadi pada pegas identik dengan
kondisi tegangan efektif di dalam tanah.
c) Tekanan air dalam silinder identik dengan tekanan air pori.
d) Kenaikan tekanan akibat penerapan beban (∆p) identik dengan tambahan
tegangan normal yang bekerja.
e) Gerakan piston menggambarkan perubahan volume tanah yang dipengaruhi
oleh kompresibilitas (kemudahmampatan) pegas.
f) Permodelan menggambarkan apa yang terjadi bila tanah kohesif jenuh
dibebani di laboratorium maupun lapangan.
d) Tinggi air dalam pipa piezometer menyatakan besarnya kelebihan tekanan air
pori (excess pore water pressure) di lokasi pipa dipasang.
e) Akibat tambahan tegangan ∆p, tinggi air dalam pipa naik : h = ∆p/γw yang
dinyatakan oleh garis DE yang menunjukkan tekanan air pori awal.
f) Kurva K1 menunjukkan dalam waktu tertentu, tekanan air pori lapisan
lempung masih tetap dibandingkan dekat dengan lapisan pasir yang cepat
berkurang. Sesudahnya sesuai kurva yang ditunjukkan K2.
g) kedudukan garis AC menunjukkan proses konsolidasi telah selesai, yaitu
ketika kelebihan tekanan air pori (∆u) telah nol.
Lempung normally consolidated adalah jika tegangan efektif pada suatu titik
dalam tanah lempung yang berlaku sekarang merupakan tegangan maksimumnya.
Lempung Over Consolidated adalah jika tegangan efektif pada suatu titik dalam tanah
lempung karena sejarah geologinya pernah mengalami tegangan yang lebih
besar dari tegangan yang sekarang.
Beban diterapkan dalam periode 24 jam dan benda uji selalu terendam air.
2.6 Sifat Khusus Grafik Hubungan ∆H Atau E Terhadap Log T
Perubahan tinggi (∆H) per satuan dari tinggi awal (H) adalah sama dengan
perubahan volume (∆V) per satuan volume awal (V).
Dengan :
Hitunglah av dan mv untuk kenaikan tegangan dari 20 sampai 40 kN/m2 dari kurva
uji Konsolidasi.
Penyelesaian : Dari kurva diperoleh hubungan angka pori & tegangan Untuk :
Jadi,
Contoh soal 2 :
Contoh tanah jenuh berlaku hubungan, e = wGs maka angka pori akhir
pengujian : e1 = 0,254 x 2,70 = 0,662
Tebal contoh kondisi akhir : H1 = 19,25 mm
Angka pori awal pengujian e0 = e1 + ∆e
Umumnya hubungan antara ∆e dan ∆H dinyatakan :
Pemampatan (Cc)
Indeks kompresi adalah kemiringan dari bagian lurus grafik e – log p’ dinyatakan
persamaan:
Dimana :
LL = liquid limit
2.9 Indeks Pemampatan Kembali (Cr )
Ditinjau lapisan tanah lempung jenuh dengan tebal H dan akibat beban yang
bekerja, lapisan tanah menerima tambahan tegangan sebesar ∆p.
Dianggap regangan arah lateral nol
dengan :
V = volume awal
∆V = perub. Volume
∆H = perub. Tebal
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut : Kapasitas dukung tanah dasar yang terjadi akibat beban bangunan
sendiri lebih kecil dari pada daya dukung ijin tanah dasar pada pondasi pada
bangunan tersebut, sehingga aman.
3.2. Saran
Suatu pelajaran berharga yang dapat diambil dari peristiwa penurunan tanah
di daerah Tanah Mas ini yaitu: Apabila mendirikan bangunan di atas tanah timbunan
yang tinggi, pengurugannya harus dilakukan secara bertahap dan dipadatkan lapis
demi lapis, sehingga kepadatan tanah mencukupi dan derajat konsolidasi tanah yang
aman dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
http://kahardiansyahsipil.blogspot.com/2017/05/contoh-makalah-konsolidasi-teknik-
sipil.html. (23 November 2019)