Astim Riyanto 1
Abstrak
Law system in South East Asia states which now consist of 10 states, that are
joinned within Association of South East Asian Nations (ASEAN), which in
this discussion to cover six states, that are Bruney Darussalam, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapore, and Thailand, beside contain similarity, but
also contain difference. States of ASEAN member, that are Myanmar,
Vietnam, Kampuchea, and Laos not included in yet in this explanation.
Containing similarity, because generally in principle almost the all stales in
the world adopt Trias Politica theory from Charles Secondat Baron de
Labriede et de Montesquieu which written in his book L 'Esprit des Lois
(1748). Containing difference, because unbelievable influence from the big
law traditions that is influenced by practice execution government slates in
the world, except influence custom law and common law which grow, live,
and develop in a state, belong to in South East Asia states.
I. Pendahuluan
I Dr. Drs. Astim Riyanto, SH, MH . adalah Doktor Hukum Tata Negara dan
Magister Hukum Tata Negara spesialisasi Hukum Konstitusi dati Universitas Padjadjaran
(UNPAD) Bandung, Sarjana Pe.ndidikan Kewarganegaraan dari Institut Keguruan dan I1mu
Pendidikan (lKIP) Bandung, Sarjana Hukum Pidana Universitas Islam Nusantara (UNINUS)
Bandung, serta Dosen Teori dan Hukum Konstitusi pada Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI) di Bandung. Bukunya an tara lain Teori Konstitusi (1993, 2000).
Sis/em Hukum Negara di Asia Tenggara 266
adalah apa saja atau siapa saja yang memutuskan untuk menghidupkan at au
mematikan mesin dan menentllkan bagaimana mesin itu digunakan.
Setiap bangsa, setiap negara, setiap masyarakat memiliki budaya
hllkum. Selalu ada sikap dan opini tentang hukum. Tentunya hal ini tidak
berarti setiap orang dalam suatu masyarakat memiliki pikiran atau gagasan
yang sarna. Terdapat banyak subkultur atau subbudaya. Salah satu subkultur
yang sangat penting adalah budaya hukum "orang dalam," yaitu para hakim
dan pengacara yang bekerja di dalam sistem hukum itu sendiri.
Pada umumnya kita hanya mengetahui sedikit tentang dampak
keputusan, bahkan dampak yang cepat sekalipun. Pengadilan tidak memiliki
tugas untuk mengetahui apa yang terjadi kepada para pihak-pihak yang
berperkara setelah mereka meninggalkan mang sidang, atau apa yang terjadi
kepada masyarakat luas. 7
Dalam uraian ini membatasi ·pada enam dari sepuluh sistem hukum
negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN, yaitu Brunei
Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
II Lihat dan bandingkan ASEAN Law Association, Op. Cit., hal. 19-22.
275 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun Ke-37 No.2 April-Juni 2007
12 Lihat dan bandingkan Bagir Manan, Peranan Hukllm Menuju dan Dalam
Indonesia Barll, Makalah. Disampaikan pada MUNAS KAHMI , di Surabaya, pada tanggal
16 Juli 2000, hal. 4·11 .
14 Lihat dan bandingkan Bagir Manan, Peranan Hukum Menuju dan Dalam
Indonesia Baru, Op. Cil .. hal. 8-10.
15 Bagir Manan, Peranan Hukum Menuju dan Dalam Indonesia Baru, Ibid. , hal. 10-
11.
SiSfem Hukum Negara di Asia Tenggara 278
16 Lihat dan bandingkan ASEAN Law Association, Op. Cit., hal. 84-90.
economy and patrimony of the nation provides for the regulation of monopolies, the limitation
of foreign investors, lands of the public domain, concervation, agrarian reform. The separation
of church and state is inviolable. No regiligions sect may be registered as a political party and
no party seeking its goal trough violence may be accredited".
285 Jurnal Hukum dan Pembongunan Tahun Ke-37 No. 2 April-Juni 2007
18 Lihat dan bandingkan ASEAN Law Association, Op. Cit., hal. ]44-]49.
19 Hubungkan Amos .I. Peaslee, Op. Cit. , hal. ]299, menggambarkan: "The
Constitution of the State of Singapore of September ]6, ]963, was amended in 1965 and 1966
to provide for Singapore ' s new status as an independent nation; it was further amended in
1968, 1969, 1970, 1971, 1972. 1973. It is a republic. The source of sovereign power is note
stated. The are provisions concerning citizenship".
Sistem Hukum Negara di Asia Tenggara 288
20 Lihat dan bandingkan ASEAN Law Association, Op. Cit., hal. 227-231.
Sistem Hukum Negara di Asia Tenggara 292
A. Kesimpulan
Mengacu kepada uraian di atas, di bawah ini diturunkan beberapa
kesimpulan.
a. Berkenaan dengan unsur-unsur dalam sistem hukum, secara
umum semua negara yang tergabung dalam ASEAN dalam hal
ini Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,
dan Thailand memiliki persamaan, dalam hal:
1) Stuktur (rangka atau kerangka) lembaga peradilan
tertinggi seperti MA beserta lembaga-Iembaga
peradilan di bawahnya serta lembaga-Iembaga
pelaksana peraturan perundang-undangan.
2) Aturan-aturan, kaidah-kaidah, dan pola perilaku
nyata dalam berbagai bidang kehidupan warga
negara dari negara yang bersangkutan.
3) Sikap terhadap hukum dan sistem hukum dari warga
negara berupa keyakinan, nilai, kesadaran, gagasan,
dan harapan yang membuat proses hukum berjalan.
b. Berhubungan dengan cara memandang hukum dalam sistem
hukum, semua negara tersebut memiliki kesamaan :
1) Perangkat peraturan perundang-undangan dari yang
tertinggi berupa UUD sampai peraturan terendah
yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah bagi
negara kesatuan (negara-negara non-Malaysia) atau
negara bagian (Malaysia).
2) Pendekatan-pendekatan yang luas berupa seluruh
aspek pengendalian (kontrol) sosial.
c. Berkaitan dengan jenis aturan dalam sistem hukum, semua
negara terse but secara umum memiliki kesamaan :
B. Saran
Berdasarkan kepada kesimpulan terurai di atas, di bawah ini
diturunkan beberapa saran.
(a) Dalam rangka memantapkan organisasi regional ASEAN
sebaiknya ada upaya bersama dari setiap negara yang tergabung
dalam ASEAN dalam hal pembentukan aturan sekunder (aturan
tentang aturan), yaitu seperangkat peraturan di negara masing-
masing bagi keperluan cara untuk membuat peraturan
perundang- undangan sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang
dihadapi bersama.
(b) Dalam rangka ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) sebaiknya
ada upaya bersama daTi negara-negara yang tergabung dalam
ASEAN terutama dalam hal pembentukan aturan primer berupa
peraturan yang mengatur perilaku nyata warga negara dan setiap
negara anggota ASEAN terutama bagi mereka yang bergerak di
bidang industri (manufaktur dan nonmanufaktur), perdagangan,
dan jasa di kawasan ini.
Sis/em Hukum Negara di Asia Tenggara 298
Makalah