Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN FRANCHISE TESUKI

MENURUT HUKUM PERIKATAN ( STUDI KASUS TESUKI CABANG


PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN )

PROPO SAL S KRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Guna melanjutkan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi

Pada program studi Ilmu Hukum

Universitas Pekalongan

OLEH :

FERRY ANDRIANTO

NPM : 0216046571

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PEKALONGAN

(UNIKAL)

TAHUN 2019
ANALISIS HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN FRANCHISE TESUKI
MENURUT HUKUM PERIKATAN ( STUDI KASUS TESUKI CABANG
PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN )

PROPO SAL S KRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Guna melanjutkan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi

Pada program studi Ilmu Hukum

Universitas Pekalongan

OLEH :

FERRY ANDRIANTO

NPM : 0216046571

Pembimbing I Pembimbing II

Yariyanto,S.H,M.Hum Siti As’adah H,S.H,M.H

NPP. 111002143 NPP. 111096104

Dekan

Dr. Nurul Huda,S.H,.M.Hum

2
NPP. 110493072

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal skripsi berjudul:

ANALISIS HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN FRANCHISE TESUKI


MENURUT HUKUM PERIKATAN (STUDI KASUS TESUKI CABANG
PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN)

Oleh :

Nama Mahasiswa : FERRY ANDRIANTO

Nomor Pokok Mahasiswa : 0216046571

Pembimbing I : Yariyanto,S.H,M.Hum

Pembimbing II : Siti As’adah H,S.H,M.H

Diseminarkan tanggal :

Telah memenuhi syarat untuk mengikuti Seminar Proposal Skripsi Guna


melanjutkan penelitian skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum

Pekalongan, 28 November 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Yariyanto,S.H,M.Hum Siti As’adah H,S.H,M.H

NPP. 111002143 NPP. 111096104

Dekan
3
Dr. Nurul Huda,S.H,.M.Hum

NPP. 110493072

LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal skripsiberjudul:

ANALISIS HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN FRANCHISE TESUKI


MENURUT HUKUM PERIKATAN (STUDI KASUS TESUKI CABANG
PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN)

Oleh :

Nama Mahasiswa : FERRY


ANDRIANTO

Nomor Pokok Mahasiswa : 0216046571

Pembimbing I : Yariyanto,S.H,M.Hum

Pembimbing II : Siti As’adah H,S.H,M.H

Diseminarkan tanggal :

Telah memenuhi syarat untuk mengikuti Seminar Proposal Skripsi Guna


melanjutkan penelitian skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum

Pekalongan, 28 November 2019

Pembimbing I Pembimbing II

4
Yariyanto,S.H,M.Hum Siti As’adah H,S.H,M.H

NPP. 111002143 NPP. 111096104

Dekan

Dr. Nurul Huda,S.H,.M.Hum

NPP. 110493072

DAFTAR ISI

COVER DEPAN.................................................................................................................i
COVER DALAM...............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
I. JUDUL PENULISAN HUKUM :..............................................................................1
II. PELAKSANAAN PENELITIAN..............................................................................1
III.DOSEN PEMBIMBING...............................................................................................1
IV.RUANG LINGKUP/BIDANG MINAT :......................................................................1
V. Latar Belakang Permasalahan.................................................................................2
VI. Rumusan Masalah..................................................................................................6
VII. Tujuan Penelitian....................................................................................................6
VIII. Kegunaan Penelitian...............................................................................................6
IX. Kajian Pustaka........................................................................................................7
X. METODE PENELITIAN.....................................................................................15
XI. SISTEMATIKA PENULISAN.............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN.....................................................21

5
6
I. JUDUL PENULISAN HUKUM :

ANALISIS HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN FRANCHISE


TESUKI MENURUT HUKUM PERIKATAN (STUDI KASUS
TESUKI CABANG PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN)

II. PELAKSANAAN PENELITIAN

a. Nama Mahasiswa : FERRY

ANDRIANTO
b. N.P.M : 0216046571

c. Jumlah SKS : 134

d. IP Kumulatif : 3,73

e. Nilai MetodologiPenelitianHukum : B+

III. DOSEN PEMBIMBING I : Yariyanto,S.H,M.Hum

DOSEN PEMBIMBING II : Siti As’adah H,S.H,M.H

IV. RUANG LINGKUP/BIDANG MINAT :

Hukum Perdata

1
V. Latar Belakang Permasalahan
Didalam sistem pengaturan hukum perikatan dalam Buku III Kitab

Undang Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata ) menganut sistem

terbuka, yakni setiap orang dapat mengadakan perjanjian mengenai apa

pun sesuai dengan kehendaknya, artinya dapat menyimpang dari apa

yang telah di teteapkan dalam Buku III KUH Perdata baik mengenai

bentuk maupun isi perjanjian sepanjang tidak bertentangan dengan

undang-undang,ketertiban umum dan kesusilaan. Dengan demikian,

apa yang diatur dalam Buku III KUH Perdata merupakan hukum

pelengkap ( aanvullendrecht ), yakni berlaku bagi para pihak yang

mengadakan perjanjian sepanjang mereka tidak mengesampingkan

syarat-syarat dan isi dari perjanjian.


Dalam KUHPerdata tidak terdapat pengertian atau definisi

perikatan, tetapi di dalamnya terdapat aturan main dalam

perikatan,karena adanya aturan normatif mengenai perikatan,

pengertian perikatan dapat dilakukan dengan pendekatan ilmu hukum,

terutama yang berkaitan dengan hukum perdata. Dalam ilmu hukum

perdata, perikatan adalah suatu hubungan hukum yang berkaitan

dengan harta kekayaan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih atau

sebagai para pihak yang melakukan ikatan hukum, yang satu berhak

atas sesuatu dan pihak lain berkewajiban atas sesuatu. Sedangkan

menurut Sudikno Mertokusumo perikatan adalah hubungan hukum

antara dua pihak yang menimbulkan hak dan kewajiban atas suatu

2
prestasi. Ada pula yang mendefinisikan perikatan sebagai hubungan

hukum di dalam lapangan harta kekayaan antara dua pihak, pihak yang

satu berkewajiban dan pihak yang lainnya berhak atas suatu prestasi.

Perikatan sifatnya lebih luas dan abstrak daripada perjanjian yang lebih

sempit dan konkret. 1


Perikatan mempunyai 2 sumber yaitu perikatan yang bersumber

pada perjanjian dan perikatan bersumber dari Undang-Undang.

Perikatan yang bersumber dari perjanjian yaitu perikatan yang timbul

karena adanya suatu perjanjian sehingga perikatan mempunyai asas

kebebasan berkontrak. Menurut ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata,

suatu perjanjian adalah suatu perbuatan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih dan menurut

Abdulkadir Muhammad perjanjian adalah suatu persetujuan dengan

mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu

hal dalam lapangan harta kekayaan.2Sedangkan perikatan yang

bersumber dari Undang-Undang adalah perikatan yang bersumber dari

suatu peraturan Undang-Undang yang berlaku, sehingga perikatan ini

tidak memiliki asas kebebasan berkontrak, karena dalam hal ini semua

aturan perikatan sudah tertuang dalam Undang-Undang.3

1 Subekti,Pokok-pokok Hukum Perdata,Jakarta : Intermasa, 1984, hlm.122

2https://www.jurnalhukum.com/perikatan-yang-bersumber-dari-perjanjian/di akses pada hari


Rabu, tanggal 6 November 2019 Pukul 22.00

3https://www.jurnalhukum.com/perikatan-yang-bersumber-dari-undang-undang/di akses pada hari


Rabu, tanggal 6 November 2019 Pukul 22.00

3
Dalam perkembangannya, usaha mempunyai banyak varian dan

inovasi dalam hal memajukan usaha. Salah satu usaha yang sedang

berkembang akhir-akhir ini adalah Franchise atau lebih dikenal dengan

waralaba. Franchise atau waralaba adalah bentuk perjanjian untuk

menambah suatu usaha dengan cara menjualnya kepada pihak lain

yang ingin membuka usaha yang sudah ada sebelumnya. Didalam

waralaba ada dua pihak yang melakukan perjanjian, pihak pertama

adalah pihak yang memberi atau menjual usaha waralaba yaitu biasa

disebut FRANCHISOR sedangkan pihak kedua adalah pihak yang

menerima atau membeli usaha waralaba yaitu biasa disebut

FRANCHISEE. Dalam perjanjian waralaba ini pihak FRANCHISEE

harus mematuhi semua perjanjian yang dibuat bersama FRANCHISOR,

dengan FRANCHISEE diperbolehkan menggunakan nama, merk, logo,

dan produk yang diperjanjikan dengan FRANCHISOR tanpa

menambah atau mengubah suatu produk yang diperjanjikan.


Di Indonesia sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an,

yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian

lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu

dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu

franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak

untuk memproduksi produknya . Agar waralaba dapat berkembang

dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori

adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun

franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang

4
memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat,

misalnya di AS dan Jepang Tonggak kepastian hukum akan format

waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni1997, yaitu dengan

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997

tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah

dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba.


Franchise adalah suatu perikatan karena didalam franchise ada

sebuah perjanjian yang menimbulkan persetujuan yang harus

dilaksanakan oleh pihak Franchisor dan pihak Franchisee. Salah satu

Franchise yang masih trend di daerah-daerah adalah franchise Sate

Tesuki. Usaha yang awalnya muncul sekitar awal bulan Ramadhan

2018 di Kota Semarang ini sekarang banyak diminati franchisee untuk

membeli produk Sate Tesuki kepada Franchisor untuk membuka

sebuah usaha diluar Kota Semarang yang belum ada jenis usaha Sate

Tesuki. Sate tesuki adalah sejenis makanan yang pengolahannya

dibakar, tesuki sendiri mempunyai arti yaitu sate tusuk ikan, tetapi

tidak semua olahannya terbuat dari ikan. Sate tesuki sendiri terdiri dari

jenis makanan yang berupa seafood, otak-otak, sosis, jamur dan frozen

food yang dicampur dengan berbagai macam bumbu seperti Barbeque

(BBQ), balado, tomyan, sapi panggang, cumi bakar, pizza, dan sambal

naga yang super pedas. Usaha ini adalah contoh perikatan yang

bersumber dari perjanjian, karena usaha tersebut timbul karena adanya

suatu perjanjian dari kedua belah pihak dan dalam perjanjian ini pihak

5
pertama bisa membuat suatu kontrak tanpa terikat pada suatu Undang-

Undang.
Dalam bahasan mengenai Perjanjian Waralaba ini penulis ingin

melakukan studi kasus ditempat usaha Sate Tesuki cabang Pekajangan

Kabupaten Pekalongan yang menggunakan sistem waralaba dalam

menjalankan bisnisnya.
Maka berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik unutk mengkaji

lebih dalam lagi dengan melakukan penelitian untuk penulisan skripsi

yang berjudul ”ANALISIS HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN

FRANCHISE TESUKI MENURUT HUKUM PERIKATAN “.

VI. Rumusan Masalah


Setelah menjabarkan hal-hal di atas terkait ”Analisis
Hukum Pelaksanaan Perjanjian Franchise Tesuki Menurut Hukum
Perikatan“. Maka peneliti mengambil beberapa rumusan masalah,
diantaranya:
1. Apakah isi perjanjian Franchise Tesuki sudah sesuai
peraturan hukum perikatan ?
2. Bagaimana penyelesaian masalah, apabila dalam
menjalankan usaha Franchise terjadi hal yang tidak
diinginkan?

VII. Tujuan Penelitian


Suatu penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan dan
manfaat yang bisa di ambil. Untuk itu ada beberapa tujuan dari
penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah isi perjanjian Franchise Tesuki
sudah sesuai peraturan hukum perikatan.
2. Untuk mengetahui Bagaimana penyelesaian masalah,
apabila dalam menjalankan usaha Franchise terjadi hal yang
tidak diinginkan.

6
VIII. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan bisa
memberikan kegunaan dan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi ilmu
pengetahuan tambahan tentang hukum, khususnya
mengenai pelaksanaan perjanjian waralaba pada usaha
makanan.
b. Memberikan sumbangan pemikiran dan suatu
gambaran mengenai pelaksanaan perjanjian waralaba.
c. Menambah litelatur atau bahan-bahan informasi
ilmiah yang dapat dugunakan untuk melakukan kajian dan
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan sumbangan pemikiran tentang hukum
baik secara umum maupun khusus, seperti mengenai
pelaksanaan perjanjian waralaba pada usaha makanan.
b. Hasil penelitian ini sebagai ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan bagi penulis, khususnya di bidang
hukum Perdata tentang waralaba.

IX. Kajian Pustaka


A. Kajian Umum Tentang Perikatan
1. Pengertian Perikatan
Hukum perikatan adalah suatu hubungan hukum
dalam lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih
di mana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak lain
berkewajiban atas sesuatu. Hubungan hukum dalam harta
kekayaan ini merupakan suatu akibat hukum, akibat hukum
dari suatu perjanjian atau peristiwa hukum lain yang
menimbulkan perikatan. Dari rumusan ini dapat diketahui
bahwa perikatan itu terdapat dalam bidang hukum harta
kekayaan (law of property), juga terdapat dalam bidang
hukum keluarga (family law), dalam bidang hukum waris
(law of succession) serta dalam bidang hukum pribadi(pers
onal law).
7
Menurut ilmu pengetahuan Hukum Perdata,
pengertian perikatan adalah suatu hubungan dalam
lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih
dimana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak lain
berkewajiban atas sesuatu.
Beberapa sarjana juga telah memberikan pengertian
mengenai perikatan. Pitlo memberikan pengertian perikatan
yaitu suatu hubungan hukum yang bersifat harta kekayaan
antara dua orang atau lebih, atas dasar mana pihak yang
satu berhak (kreditur) dan pihak lain berkewajiban (debitur)
atas suatu prestasi.4
2. Dasar Hukum Perikatan
Sumber-sumber hukum perikatan yang ada di
Indonesia adalah perjanjian dan undang-undang, dan
sumber dari undang-undang dapat dibagi lagi menjadi
undang-undang melulu dan undang-undang dan perbuatan
manusia. Sumber undang-undang dan perbuatan manusia
dibagi lagi menjadi perbuatan yang menurut hukum dan
perbuatan yang melawan hukum.
Dasar hukum perikatan berdasarkan KUH Perdata terdapat
tiga sumber adalah sebagai berikut:
1. Perikatan yang timbul dari persetujuan (perjanjian)
2. Perikatan yang timbul dari undang-undang
3. Perikatan terjadi bukan perjanjian, tetapi terjadi
karenaperbuatan melanggar hukum ( onrechtmatige
daad ) dan perwakilan sukarela ( zaakwaarneming )

Sumber perikatan berdasarkan undang-undang :


1. Perikatan ( Pasal 1233 KUH Perdata ) : Perikatan,
lahir karena suatu persetujuan atau karena undang-
undang. Perikatan ditujukan untuk memberikan

4http://budipratiko9.blogspot.com/2015/04/hukum-perikatan-hukum-perjanjian-dan.htmldi akses
pada hari Rabu, tanggal 16 Oktober 2019 Pukul 19.00

8
sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat
sesuatu.
2. Persetujuan ( Pasal 1313 KUH Perdata ) : Suatu
persetujuan adalah suatu perbuatan dimana satu orang
atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain
atau lebih.
3. Undang-undang ( Pasal 1352 KUH Perdata ) :
Perikatan yang lahir karena undang-undang timbul dari
undang-undang atau dari undang-undang sebagai akibat
perbuatan orang.5

Unsur-unsur Hukum Perikatan


1. Hubungan Hukum, adalah hubungan yang
terhadapnya hukum meletakkan ‘Kewajiban’ pada
pihak lainnya.
2. Kekayaan, untuk menilai suatu hubungan hukum
perikatan atau bukan, maka hukum memiliki ukuran –
ukuran (kriteria) tertentu.
3. Pihak – pihak, para pihak pada suatu perikatan
disebut dengan subjek perikatan
4. Prestasi, dalam Pasal 1234 KUH Perdata,
dinyatakan bahwa tiap – tiap perikatan ialah untuk
memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk
tidak berbuat sesuatu.6

B. Kajian Umum Tentang Perjanjian


1. Pengertian Perjanjian

5BUKU KETIGA KUHPERDATATENTANG PERIKATAN (VAN VERBINTENISSEN)

6http://tabirhukum.blogspot.com/2016/12/unsur-unsur-hukum-perikatan.html?m=1di akses pada


hari Rabu, tanggal 16 Oktober 2019 Pukul 19.15

9
Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang
atau suatui pihak membuat janji dengan pihak lain
untuk melakukan suatu hal.
Menurut Pasal 1313 KUHPerdata Perjanjian adalah
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih. 7
2. Syarat sahnya perjanjian
Dari aspek hukumnya, perjanjian yang sudah dibuat
dan disepakati oleh para pihak berlaku sebagai undang-
undang dan mengikat para pihak yang membuatnya
(Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata/KUHper).
Oleh karenanya setiap perjanjian yang dibuat harus
benar-benar dilaksanakan. Kalau tidak, maka akan
diategorikan sebagai perbuatan wanprestasi atau ingkar
janji yang memberikan hak kepada pihak yang
dirugikan untuk menuntut ganti rugi.
Mengingat begitu penting dan begitu kuatnya
kekuatan mengikat suatu perjanjian maka tidak
sembarangan membuat perjanjian, ada syarat-syarat
yang harus dipenuhi agar perjanjian menjadi sah dan
mengikat para pihak.
Syarat-syarat tersebut dikenal dengan “syarat
sahnya perjanjian” sebagaimana diatur dalam Pasal
1320 KUHPer, sebagai berikut:
Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan 4 syarat:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.


2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
3. Suatu hal tertentu.
4. Suatu sebab yang halal.

7Pasal 1313 KUHPerdata


10
Syarat pertama dan kedua dinamakan syarat subjektif,
karena berkenaan dengan para subjek yang membuat
perjanjian itu.
Sedangkan syarat ketiga dan keempat dinamakan
syarat objektif karena berkenaan dengan objek dalam
perjanjian tersebut.
Syarat Pertama “Sepakat mereka yang mengikat
kandiri” berarti, para pihak yang membuat perjanjian
harus sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok atau
materi yang diperjanjikan, dimana kesepakatan itu harus
dicapai dengan tanpa ada paksaan, penipuan atau
kekhilafan (Pasal 1321 KUH Perdata). Misalnya,
sepakat untuk melakukan jual-beli tanah, harganya, cara
pembayarannya, penyelesaian sengketanya, dsb.
Syarat Kedua, “kecakapan untuk membuat suatu
perikatan” Pasal 1330 KUHper sudah mengatur pihak-
pihak mana saja yang boleh atau dianggap cakap untuk
membuat perjanjian, yakni sebagai berikut:
Tak cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah:
1. Orang yang belum dewasa.
2. Orang yang ditaruh dibawah pengampuan
(seperti cacat, gila, boros, telah dinyatakan pailit
oleh pengadilan, dsb)
3. Seorang istri. (Namun, berdasarkan Surat
Edaran Mahkamah Agung No. 3 tahun 1963,
seorang isteri sekarang sudah dianggap cakap untuk
melakukan perbuatan hukum)
Dengan kata lain, yang cakap atau yang dibolehkan
oleh hukum untuk membuat perjanjian adalah orang
yang sudah dewasa, yaitu sudah berumur genap 21
tahun (Pasal 330 KUHPerdata), dan orang yang tidak
sedang di bawah pengampuan.
Syarat Ketiga “suatu hal tertentu” maksudnya adalah
dalam membuat perjanjian, apa yang diperjanjikan

11
(objek perikatannnya) harus jelas. Setidaknya jenis
barangnya itu harus ada (lihat Pasal 1333 ayat 1).
Misalnya, jual beli tanah dengan luas 500 m2, terletak di
Jl. Merpati No 15 Jakarta Pusat yang berbatasan dengan
sebelah utara sungai ciliwung, sebelah selatan Jalan
Raya Bungur , sebelah timur sekolah dasar inpres, dan
sebelah barat tempat pemakaman umum.
Syarat Keempat “suatu sebab yang halal”, berarti
tidak boleh memperjanjikan sesuatu yang di
larang undang-undang atau yang bertentangan dengan
hukum, nilai-nilai kesopanan ataupun ketertiban umum
(Pasal 1337 KUH Perdata). Misalnya melakukan
perjanjian jual beli Narkoba, atau perjanjian jual beli
orang/manusia, dsb. Perjanjian semacam ini adalah
dilarang dan tidak sah.
Jika sudah memenuhi ke empat syarat di atas, maka
perjanjian tersebut adalah sah. Tapi, perjanjian bisa
diminta dibatalkan bahkan batal demi hukum jika tidak
memenuhi syarat ini 8

C. Kajian umum tentang waralaba


1. Pengertian Waralaba
Sebagai dasar hukum waralaba di Indonesia
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2007 Tentang Waralaba menyatakan bahwa
“waralaba adalah hak khusus yang dimiliki orang
perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis
dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan
barang dan/atau jasa yang telah terbukti hasil dan
dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak
lain berdasarkan perjanjian waralaba”9.

8https://konsultanhukum.web.id/syarat-sahnya-perjanjian/di akses pada hari Rabu, tanggal 16


Oktober 2019 Pukul 19.20

9Pasal 1 Angka 1 PP No.42 Tahun 2007 Tentang Waralaba


12
Pengertian waralaba juga dijabarkan di dalam
Peraturan Menteri Perdagangan No. 31/M-
DAG/PER/8/2008 Tentang Penyelenggaraan Waralaba,
yaitu terdapat pada Pasal 1 angka 1 yang berbunyi
“Waralaba merupakan perikatan antara pemberi
waralaba dengan penerima waralaba dimana
penerima waralaba diberikan hak untuk menjalankan
usaha dengan memanfaatkan dan/atau menggunakan
hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas
usaha yang dimiliki pemeberi waralaba dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh
pemeberi waralaba dengan sejumlah kewajiban
menyediakan dukungan konsultasi operasional yang
berkesinambungan oleh pemberi waralaba kepada
penerima waralaba.”

2. Landasan Hukum Waralaba


Berikut peraturan yang terkait dengan Waralaba:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007
Tentang Waralaba.
b. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor:
12/m-Dag/Per/3/2006 Tentang Ketentuan Dan Tata
Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Usaha
Waralaba.
c. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor:
53/M-Dag/Per/8/2012 Tentang Penyelenggaraan
Waralaba.
d. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor:
57/M-Dag/Per/9/2014 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 53/M-
Dag/Per/8/2012 Tentang Penyelenggaraan
Waralaba.
e. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor:
53/M-Dag/Per/8/2012 Tentang Penyelenggaraan
Waralaba.
13
f. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor:
58/M-Dag/Per/9/2014 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 07/M-
Dag/Per/2/2013 Tentang Pengembangan Kemitraan
Dalam Waralaba Untuk Jenis Usaha Jasa Makanan
Dan Minuman.
g. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor:
07/M-Dag/Per/2/2013 Tentang Pengembangan
Kemitraan Dalam Waralaba Untuk Jenis Usaha
Jasa Makanan Dan Minuman.
h. Peraturan Menteri PerdaganganNomor:
60/M-Dag/Per/9/2013 Tentang Kewajiban
Penggunaan Logo Waralaba.
i. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor:
68/M-Dag/Per/10/2012 Tentang Waralaba Untuk
Jenis Usaha Toko Mode10
D. Kajian Umum Tentang Usaha Sate Tesuki
1. Pengertian Sate Tesuki
Sate Tesuki adalah sejenis makanan yang
pengolahannya dibakar, tesuki sendiri mempunyai arti
yaitu sate tusuk ikan, tetapi tidak semua olahannya
terbuat dari ikan. sate tesuki sendiri terdiri dari jenis
makanan yang berupa seafood, otak-otak, sosis, jamur
dan frozen food yang dicampur dengan berbagai
macam bumbu seperti Barbeque (BBQ), balado,
tomyan, sapi panggang, cumi bakar, pizza, dan sambal
naga yang super pedas.

X. METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan sarana yang dipergunakan oleh
manusia untuk memperkuat, membina, serta mengembangkan ilmu
pengetahuan yang merupakan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dengan penggunaan kekuatan pemikiran, pengetahuan
10http://pengacaramuslim.com/memahami-dasar-hukum-waralaba-franchise/, di akses pada hari
Rabu, tanggal 16 Oktober 2019 Pukul 19.30
14
yang mana senantiasa dapat diperiksa dan ditelaah secara kritis,
akan berkembang terus atas penelitian-penelitian yang dilakukan
oleh pengasuh-pengasuhnya. Hal itu disebabkan karena
penggunaan ilmu pengetahuan bertujuan agar manusia lebih
mengetahui dan lebih mendalami.11
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan metode pendekatan yuridis empiris, yaitu
penelitian hukum dengan cara pendekatan fakta yang ada
dengan jalan mengadakan pengamatan dan penelitain
dilapangan, kemudian dikaji dan ditelaah berdasarkan
peraturan perundang-undang yang terikat sebagai acuan untuk
memecahkan masalah dalam kaitannya dengan Analisis Hukum
Pelaksanaan Perjanjian Franchise Tesuki Menurut Hukum
Perikatan ( Studi Kasus Tesuki Cabang Pekajangan Kabupaten
Pekalongan ).12
2. Jenis Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian
ini adalah penelitian yang bersifat Deskriptif Analisis, yaitu
menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga
lebih mudah dipahami dan disimpulkan.13
3. Lokasi Penelitian
Dalam menjalankan penelitian ini penulis memilih di
Tempat usaha Sate Tesuki cabang Pekajangan Kabupaten
Pekalongan.
Lokasi penelitian ini dipilih oleh penulis karena berada
tidak jauh dan mudah ditemui dari lingkungan tempat tinggal

11Soerjono Soekanto, 2002, “Pengantar Penelitian Hukum”, Jakarta; Universitas Indonesia Press,
hlm 3

12Ronny Hanitijo Soemitro, 1998, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghlmia Indonesia,
Jakarta, hlm.52

13Irwan Soehartono, 1999, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial Lainnya, Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 63
15
penulis, sehingga memudahkan penulis dalam melakukan
observasinya.
4. Sumber dan Jenis Data
a. Sumber Data
1) Penelitian lapangan, data yang didapat diperoleh
dari tempat usaha terkait yaitu Sate Tesuki Cabang
Pekajangan Kabupaten Pekalongan.
2) Penelitian Kepustakaan, meliputi:
a) Perpustakan Universitas Pekalongan dan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Pekalongan.
b) Buku-buku hukum, jurnal terkait perjanjian
dan perikatan

b. Jenis Data
1) Data Primer ialah data asli yang diperoleh tangan
pertama, dari sumber asalnya yang pertama belum
diolah dan diuraikan orang lain. Termasuk sebagai data
primer, yaitu buku-buku atau dokuman yang diperoleh
peneliti di lapangan, walaupun sifatnya merupakan data
sekunder. 14
2) Data Sekunder ialah sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara atau secara tidak
langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah
ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang
tidak dipublikasikan secara umum.15
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam mencari dan mengumpulkan data yang digunakan
untuk memperoleh infromasi sebagai bahan penelitian, penulis
menggunakan beberapa cara pengumpulan data yaitu:
a. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan suatu komunikasi antara kedua
belah pihak dimana kedua belah pihak bertemu secara
langsung untuk saling tanya jawab, kedua pihak itu yaitu
14Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Penelitian Kertas Kerja dan Skripsi Ilmu Hukum,
Bandung : Mandar Maju, Hal. 65

15https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-data-primer-dan-data-sekunder, di akses pada hari


Rabu, tanggal 16 Oktober 2019 Pukul 19.30
16
pihak peneliti dan pihak yang akan diteliti dan tujuan dari
komunikasi kedua belah pihak ini yaitu untuk saling
bertukar informasi terkait dengan masalah yang akan
diangkat dalam penelitian peneliti. Dalam metode ini
penulis melakukan sesi wawancara dengan pemilik usaha
Tesuki di Pekajangan untuk penelitiannya.

b. Studi Pustaka
Merupakan suatau cara pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan bahan-bahan bacaan seperti buku-buku dan
jurnal, peraturan perundang-undangan, dan dokumen-
dokumen yang memiliki kaitan dengan masalah yang
dibahas oleh peneliti.

XI. SISTEMATIKA PENULISAN


Penulisan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca yang

di buat dengan terperinci dan sistematis agar para pembaca mudah

dan dapat memahami isinya. Keseluruhan sistematika ini

merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu dengan

yang lain, dapat dilihat sebagai berikut:


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Perikatan
1. Sumber Hukum Perikatan
2. Jenis-jenis Hukum Perikatan
B. Kajian Tentang Perjanjian
17
1. Jenis-jenis Perjanjian
2. Syarat Sah Perjanjian
C. Kajian Tentang Waralaba
1. Prosedur Pelaksanaan Perjanjian Waralaba
2. Hak dan Kewajiban dalam Waralaba dengan Pembagian
Keuntungan
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Perjanjian Franchise Tesuki
B. Upaya penyelesaian masalah, apabila dalam menjalankan
usaha Franchise terjadi hal yang tidak diinginkan.

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

DAFTAR PUSTAKA

18
Jurnal/Hasil Literatur :

https://www.jurnalhukum.com/Perikatan Yang Bersumber Dari Perjanjian/di


akses pada hari Rabu, tanggal 6 November 2019 Pukul 22.00

https://www.jurnalhukum.com/Perikatan Yang Bersumber Dari Undang-


Undang/di akses pada hari Rabu, tanggal 6 November 2019 Pukul 22.00

Buku:

Buku Ketiga Kuhperdata Tentang Perikatan (Van verbintenissen)

Irwan Soehartono, 1999, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian


Bidang Kesejahteraan Sosial Lainnya, Remaja Rosda Karya, Bandung,
hlm.63

Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Penelitian Kertas Kerja dan Skripsi Ilmu
Hukum, Bandung : Mandar Maju, Hal. 65

Soerjono Soekanto, 2002, “Pengantar Penelitian Hukum”, Jakarta; Universitas


Indonesia Press, hlm 3

Undang-Undang :

Buku Ketiga Kuhperdatatentang Perikatan(Vanverbintenissen)

Pasal 1313 KUHPerdata

Pasal 1 Angka 1 PP No.42 Tahun 2007 Tentang Waralaba


19
Lain-lain :

http://budipratiko9.blogspot.com/2015/04/Hukum Perikatan Hukum Perjanjian


dan.html di akses pada hari Rabu, tanggal 16 Oktober 2019 Pukul 19.00

https://konsultanhukum.web.id/Syarat Sahnya Perjanjian/di akses pada hari Rabu,


tanggal 16 Oktober 2019 Pukul 19.20

http://pengacaramuslim.com/Memahami-Dasar-Hukum-Waralaba-Franchise/, di
akses pada hari Rabu, tanggal 16 Oktober 2019 Pukul 19.30

https://www.kanalinfo.web.id/Pengertian-Data-Primer-Dan-Data-Sekunder, di
akses pada hari Rabu, tanggal 16 Oktober 2019 Pukul 19.30

JADWAL WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN

Bulan
No Rincian Kegiatan
Agustus September Oktober November Desember Januari

1 Pengajuan judul

2 Pembuatan Proposal

3 Perbaikan Proposal

4 Seminar/Uji Proposal

Pelaksanaan
5
Penelitian

Penyusunan Skripsi
6
dll

7 Sidang Skripsi dll

20
21

Anda mungkin juga menyukai