Anda di halaman 1dari 2

Setiap Tanggal 1 Oktober masyarakat Indonesia selalu memperingati hari Kesaktian Pancasila.

Hal itu di
dasari peristiwa revolusi berdarah tanggal 30 September 1965 yang dilakukan oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI). Tujuannya adalah untuk merebut pemerintahan yang sah dan mengganti ideologi
Pancasila dengan komunisme-sosialisme.

Namun, hingga kini Pancasila yang terdiri dari lima pasal tetap berdiri kokoh sebagai Ideologi masyarakat
Indonesia. Ideologi dalam berfikir, bertindak dan berprilaku sesama manusia yang di pisahkan atas suku
bangsa dan negara. Selain itu, Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang-
undangan. Melainkan juga Pancasila dapat dikatakan sebagai sumber moralitas terutama dalam
hubungan dengan legitimasi kekuasaan, hukum, serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara.

Akan tetapi, pertanyaan sederhananya adalah seberapa yakin dan paham masyarakat terhadap ideologi
pancasila? Sebagai contoh, tawuran antar pelajat, kerusuhan antar warga, ketidakadilan dan
ketimpangan sosial, berebut jabatan, perilaku asusila, hingga perilaku korupsi menjadi gambaran bahwa
masyarakat tidak begitu memahami pancasila sebagai ideologi negara. Ada 5 konsep dasar dalam
pancasila sebagai Ideologi bangsa Indonesia.

Pertama, Mengandung Makna Moralitas. Sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung
pengertian bahwa Indonesia bukanlah negara yang hanya berdasarkan kekuasaan dan penyelenggaraan
negara pada legitimasi religius. Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak yang melegitimasi religius,
melainkan berdasarkan hukum serta demokrasi. Oleh karenanya asas sila pertama Pancasila lebih
berkaitan dengan legitimasi moralitas.

Kedua, Kemanusiaan. Sila kedua mengandung makna bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan
tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan norma-norma
baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya. Manusia merupakan asas
yang bersifat fundamental dan mutlak dalam kehidupan bernegara dan hukum. Dalam kehidupan negara
kemanusiaan harus mendapat jaminan hukum, biasa disebut dengan jaminan atas hak-hak dasar (asas)
manusia.

Ketiga, Keadilan. Dalam pengertian ini bahwa pada hakikatnya manusia harus adil dalam hubungan
dengan diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, bangsa dan negara. Untuk itu, setiap pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian harus berdasarkan
atas keadilan.

Keempat, Persatuan. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen
yang membentuk negara berupa suku, ras, kelompok, golongan, dan agama. Konsekuensinya negara
adalah beraneka ragam tetapi tetap satu seperti slogan negara yakni Bhinneka Tunggal Ika.
Kelima, Demokrasi. Indonesia merupakan negara yang berasaskan kerakyatan, "dari rakyat oleh dan
untuk rakyat". Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam Pancasila adalah adanya kebebasan
dalam memeluk agama dan kepercayaan atau keyakinannya, adanya kebebasan berkelompok,
menyuarakan pendapat dan opininya, serta kebebasan yang secara moral dan etika harus sesuai dengan
prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sekiranya pengalaman dijajah selama 3,5 abad telah cukup menjadi pembelajaran berharga bagi para
penerus bangsa Indonesia. Kita juga pernah mendapatkan pelajaran dari upaya penghegemonian bangsa
ini melalui proses pembubaran pancasila oleh PKI. Mungkinkah kita akan kembali terjajah secara
ekonomi, politik, budaya atas perkembangan arus globalisasi. Para penerus bangsa tentu perlu bangkit
guna melanjutkan estafet kepemimpinan dalam merubah Indonesia menjadi lebih baik.

Untuk itu guna menghadapi arus globalisasi yang semakin pesat. Generasi muda perlu membekali diri
dengan nilai-nilai pancasila. Jiwa pancasila akan mengokohkan pondasi mental dan spritual masyarakat
agar tidak mudah terpengarus atas dampak negatif globalisasi. Presiden Soekarno juga telah
mengamanahkan tiga prinsip yang harus ditanamkan pada masyarakat sejak dini atau biasa disebut
dengan Trisakti. Pertama adalah sakti dalam berbudaya dan berkepribadian. Hal ini dapat di artikan
bahwa pendidikan yang di ajarkan haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan budaya
bangsa Indonesia. Kepribadian dan budaya Indonesia yang luhur akan melahirkan generasi bangsa yang
mempunyai kebanggaan nasional, cinta tanah air, semangat persatuan dalam pembangunan, dan harga
diri sebagai bangsa Indonesia. Kedua, sakti dalam bidang ekonomi yaitu berdiri di atas kaki sendiri
(berdikari). Hal ini dapat di artikan bahwa bangsa Indonesia harus keluar dari ketergantungan kepada
negara lain. Generasi bangsa harus belajar memahami konsep kemandirian, kekeluargaan, dan koperasi
sebagai soko guru perekonomian nasional. Dengan demikian, tidak ada eksploitasi sumber daya alam,
kesenjangan sosial termasuk prilaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Ketiga, sakti dalam berdaulat
dan menjaga keutuhan negara.

Indonesia telah kehilangan Provinsi Timor Timur, pulau Sipadan dan Ligitan, belum lagi persoalan konflik
perbatasan dengan negara tetangga. hingga. Oleh karena itu seluruh rakyat Indonesia harus berjuang
bersama-sama mempertahankan kedaulatan NKRI. Kedaulatan NKRI adalah sumber kekayaan alam
sekaligus simbol harga diri sebagai bangsa yang besar. Maka sangat di sayangkan ketika ada oknum-
oknum tertentu yang menginginkan Indonesia terpecah belah melalui gerakan separatisnya. Rakyat
Indonesia harus mengingat bahwa perjuangan bangsa ini untuk merdeka sangatlah panjang dan berliku.
Belanda tidak rela melepaskan Indonesia sebagai negara jajahannya karena memahami kekayaan sumber
daya alam Indonesia. Hal ini tentu patut kita perjuangkan secara konkrit, arif dan bijaksana. Bukan
melalui sikap dan tindakan separatis.

Masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang perlu diselesaikan bangsa ini. Bukan saatnya mencari-cari
kesalahan atas permasalahan yang terjadi saat ini. Akan tetapi, seluruh elemen bangsa harus mampu
bangkit melawan arus perkembangan zaman. Harus mampu bangkit secara ideologi, politik, ekonomi,
budaya, pertahanan dan keamanan. Dengan demikian bangsa ini akan di segani oleh bangsa-bangsa lain.

Anda mungkin juga menyukai