Anda di halaman 1dari 14

3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengukuran Gejala Pusat (Central Tendency)


Tendensi sentral adalah pengukuran statistik untuk menentukan skor
tunggal yang menetapkan pusat dari distribusi. Tujuan tendensi sentral adalah
untuk menemukan skor single yang paling khusus atau paling representatif
dalam kelompok (Gravetter & Wallnau, 2007).
Setiap penelitian selalu berkenaan dengan sekelompok data. Yang
dimaksud dengan kelompok data disini adalah satu orang mempunyai
kelompok data atau sekelompok orang yang mempunyai satu macam data,
misalnya sekelompok muris di kelas dengan satu nilai mata kuliah.
Beberapa teknik penjelasan kelompok yang telah diobservasi dengan
data kuantitatif, selain dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel dan
gambar, dapat juga dijelaskan dengan menggunakan teknik statistik yang
disebut Modus, Median, Mean.
1. Modus (Mode)
Modus merupakan teknnik penjelasan kelompok yang didasarkan
atas nilai yang sedang populer atau nilai yang sering muncul dalam
kelompok tersebut. Dalam suatu kelompok data hasil observasi bisa jadi
mempunyai modus lebih dari satu.
Contoh data kualitatif:
a. Seorang peneliti tahun 2010 an datang di Yogyakarta dan melihat para
pelajar masih banyak yang naik sepeda. Selanjjtnya peneliti dapat
menjelaskan dengan modus bahwa kelompok pelajar di Yogyakarta
masih banyak naik sepeda.
b. Kebanyakan pemuda Indonesia menghisap rokok
c. Pada umumnya warna mobil pada tahun 70-an adalah cerah,
sedangkan tahun 90-an warnanya gelap.

Contoh data kuantitatif :


4

Hasil observasi terhadap umur pegawai di Departemen X adalah 20, 45 60,


56, 45, 45, 20, 19, 57, 45, 45, 51, 35. Untuk mengetahui modus umur dari
pegawai tersebut dapat digunakan pertolongan melalui Tabel 1.1.

Tabel 1.1 UMUR PEGAWAI DI DEPARTEMEN X

Umur pegawai Jumlah


19 1
20 2
5 1
45 5
51 1
56 1
57 1
60 1
Jumlah 13

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa yang paling banyak muncul dari
observasi adalah umur 45, munculnya sebanyak 5 kali, atau frekuensinya
5. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok pegawai di Departemen X
sebagian besar berumur 45 tahun.

2. Median
Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang
didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun
urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya dari
yang terbesar sampai yang terkecil. Misalnya data umur pegawai di
Departemen X (tabel 1.1), untuk dapat menentukan mediannya harus
disusun terlebih dahulu urutannya. Setelah diurut didapatkan urutan
sebagai berikut:
19, 20, 20, 35, 45, 45, 45, 45, 45, 51, 56, 57, 60
Nilai tengah dari kelomok data tersebut dalah urutan ke 7, yaitu 45, maka
mediannya adalah 45. Dalam hal ini kebetulan nilai modus dan mediannya
sama. Misalnya tinggi badan 10 orang mahasiswa adalah seperti berikut:
145, 147, 167, 166, 160, 164, 165, 170, 171, 180
5

Untuk mencari median, maka data tersebut harus diurutkan dulu, sehingga
urutannya menjadi:
180, 171, 170, 167, 166, 165, 164, 160, 147, 145
Jumlah mahasiswa dalam kelompok tersebut adalah genap, maka nilai
tengahnya adalah rata-rata dari dua angka yang ditengah. Nilai tengah dari
contoh data diatas adalah nilai ke 5 dan ke 6. Mediannya = (166 + 165) : 2
= 165,5 cm
3. Mean
Mean merupakan teknik penjelasan yang didasarkan atas nilai rata-
rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapatkan dengan cara
menjumlahkan data seluruh individu didalam kelompok dan dibagi dengan
jumlah individu yang ada pada kelompok. Hal ini dapat dirumuskan
seperti berikut :

Rumus 1.1

Dimana :
Me = Mean (raa-rata)
∑ = Epsilon (baca jumlah)
Xi = Nilai X ke i sampai ke n
N = Jumlah individu

Sebagai contoh kita ambil data dari Tabel 1.1 Untuk mencari meannya kita
jumlahkan semua data umur pegawai kemudian dibagi dengan jumlah
individu pegawainya, menjadi :
Me = ( 19 + 20 + 20 + 35 + 45 + 45 + 45 + 45 + 45 + 51 + 56 + 57 + 60 ) :
10 = 543 :10 = 54,3 tahun
Jadi rata-rata umur pegawai di Departemen X adalah 54,3 tahun

Dari tiga teknik penjelasan kelompok seperti yang telah dikemukakan


(Modus, Median, Mean), masing-masing teknik ada yang lebih
6

menguntungkan. Digunakan modus apabila peneliti ingin cepat


memberikan penjelasan terhadap kelompok dengan hanya mempunyai data
yang populer pada kelompok tersebut tetapi teknik ini kurang teliti.
Median digunakan bila terdapat data yang ekdtrim dalam suatu kelompok,
sedangkan mean digunakan bila pada kelompok tersebut terdapat kenaikan
data yang merata. Sebaiknya ketiga teknik ini digunakan bersama dan
disajikan agar pembaca dapat memberikan inerpretasi sendiri dan
membuat kesimpulan sendiri mana yang dianggap paling mewakili
kelompok.

4. Menghitung Modus, Median, Mean untuk data bergolong (Tabel Distribusi


Frekuensi)
Data hasil test tentang kemampuan manjerial terhadap 100 pegawai PT.Y,
setelah disusun kedalam distribusi adalah seperti Tabel 1.2

Interval Nilai Kemampuan Frekuensi / jumlah


21 – 30 2
31 – 40 6
41 – 50 18
51 – 60 30
61 – 70 20
71 – 80 10
81 – 90 8
91 – 100 6
Jumlah 100

a. Menghitung modus
Untuk menghitung modus data yang telah disusun ke dalam distribusi
frekuensi / data bergolong dapat digunakan rumus berikut:

Rumus 1.2

Dimana :
Mo = modus
7

b = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak


p = panjang interval Kelas
b1 = frekuensi pada kelas modus ( frekuensi pada kelas
yang terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval
terdekat sebelumnya
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas
interval berikutnya

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tentang nilai kemampuan


manajerial 100 pegawai di PT. Y maka dapat ditemukan :
1) Kelas Modus = Kelas ke empat (f-nya terbesar = 30)
2) b = 51 – 0,5 = 50,5
3) b1 = 30 – 18 = 12 (30 = f kelas modus, 18 = f kelas sebelumnya)
4) b2 = 30 – 20 = 10 (30 = f kelas modus, 20 = f kelas sesudahnya)

jadi Modusnya = 50,5 + 10 12 = 55,95


12 + 10

b. Menghitung Median
Untuk menghitung median rumus yang digunakan adalah:

½n-F
Md = b + p
f

Dimana:
Md = Median
b = Batas bawah, dimana median akan terletak
n = Banyak data/jumlah sampel
p = Panjang kelas interval
F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = Frekuensi kelas median
Median dari nilai kemampuan managerial 100 pegawai PT Y
dapat dihitung dengan rumus di atas. Dalam hal ini:
8

Setengah dari seluruh data (1/2 n) = ½ x 100 = 50. Jadi media


akan terletak pada intervel ke empat, karena sampai pada interval ini
jumlah frekuensi sudah lebih dari 50, tepatnya 56.
Dengan demikian pada interval ke empat ini merupakan kelas
median batas bawahnya (b) adalah 51 – 0.5 = 50,5. Panjang kelas
mediannya (p) adalah 10, dan frekuensi = 30. Adapun F nya = 2 + 6 +
18 = 26.
50 - 26
Jadi mediannya = 50,5 + 10 = 58,5
30
c. Menghitung Mean
Untuk munghitung mean dari data bergolong tersebut, maka terlebih
dahulu data tersebut disusun menjadi tabel berikut sehingga
perhitungannya mudah dilakukan.

Distribusi Nilai Kemampuan Manajerial 100 Pegawai PT. Y

Interval Nilai xi fi fixi


21 – 30 25,5 2 51
31 – 40 35,5 6 213
41 – 50 45,5 18 819
51 – 60 55,5 30 1665
61 – 70 65,5 20 1310
71 – 80 75,5 10 755
81 – 90 85,5 8 684
91 – 100 95,5 6 573
Jumlah 100 6070

Rumus untuk menghitung mean dari data bergolong adalah:

∑ fixi
Me =
∑ fi
Dimana:
Me = Mean untuk data bergolong
∑ fi = Jumlah data/sampel
9

fixi = Produk perkalian antara fi pada tiap interval data


dengan tanda Kelas (xi). Tanda Kelas (xi) adalah
rata-rata dari nilai terendah dan terendah dan
tertinggi setiap interval data. Misalnya fi untuk
interval pertama
= 21+ 30 = 25,5
2

Berdasarkan tabel penolong itu, maka mean dari data bergolong itu
dapat dihitung dengan rumus yang telah diberikan.
Me = x = 6070 = 60,70
100
Jadi rata-rata mean dari nilai kemampuan 100 pegawai PT. Y tersebut
adalah 60,70.

B. Latihan Menggunakan SPSS untuk Tendensi Sentral


1. Pengertian Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu statistika yang
mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan
penyajian data suatu penelitian. Tujuan dari analisis ini untuk
mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.
Untuk data numerik digunakan nilai mean (rata-rata), median,
standar deviasi, dll. Sedangkan untuk data kategorik tentunya hanya
dapat menjelaskan angka atau nilai jumlah dan persentase masing-
masing kelompok.
Kegiatan yang termasuk dalam kategori tersebut adalah
kegiatan collecting atau pengumpulan data, grouping atau
10

pengelompokan data, penentuan nilai dan fungsi statistik,


serta yang terakhir termasuk pembuatan grafik dan gambar.

Gambar 2.1 Menu Deskriptif Satistik

Berbagai jenis Statistik Deskriptif pada SPS dapat dilihat


pada menu Analyze -> Descriptive Statistics. Pemilihan menu
tersebut akan memunculkan sub-submenu yang nampak
seperti p a d a g ambar 2.1 di atas. Sub-submenu tersebut
antara lain analisis frekuensi, analisis deskripsi, analisis
eksplorasi data, dan analisis crosstabs.

2. Prosedur Frekuensi
Prosedur frequencies memiliki kegunaan pokok untuk
melakukan pengecekan terhadap input data. Apakah data sudah
diin- putkan dengan benar. Hal ini mengingat bahwa dengan
statistik frekuensi kita bisa mengetahui resume data secara
umum. Seperti berapa jumlah responden laki-laki, jumlah
responden perempuan, dan sebagainya.
Selain itu, prosedur FREQUENCIES juga memiliki
kegunaan untuk menyediakan informasi deskripsi data yang
menggambar- kan demographic characteristics dari sampel
yang diambil. Misalnya berapa persen responden yang setuju
terhadap tindakan yang dilakukan, berapa persen responden
yang menolak, dan sebagainya.
Berikut akan dibahas contoh kasus melakukan analisa
deskriptif dengan SPSS. Secara umum, untuk menjalankan
suatu prosedur dalam analisa statistik mengikuti langkah seperti
berikut.
11

Gambar 2.2 Prosedur Analisis dalam SPSS

Contoh Kasus
Tabel di bawah ini menunjukkan data yang akan dianalisa
dengan statistik deskriptif. Dari tabel di bawah, field yang akan
dianalisa antara lain umur, pendidikan, jenis kelamin, dan
agama.

Gambar 2.3 Coding data yang akan diolah


12

Gambar 2.4 Entry Data

Untuk membuat statistik deskripsi dari tabel di atas,


lakukan langkah-langkah dengan program SPSS sebagai berikut:
1 . Klik menu Analyze, pilih Descriptive Statistics dan lanjutkan
dengan pilihan Frequencies. Tampilan yang muncul sebagai
berikut.

Gambar 2.5 Dialog Frequencies


13

2 . Masukkan variabel umur, jenis kelamin, pendidikan dan


agama ke dalam kotak Variables untuk dianalisa.

Gambar 2.6 Analisis variable

3 . Pilih tombol Statistics untuk mengatur item-item yang akan


ditampilkan dalam output seperti berikut.
4 . Berilah tanda chek point untuk memunculkan item-item
analisa yang diinginkan. Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa
terjadi pembagian kelompok Statistik.
14

Gambar 2.7 Central Tendency


Pembagian kelompok tersebut adalah:
a. Central tendency
Central tendency atau pengukuran tendensi pusat
yang meliputi mean, median, modus, dan sum.
1) Mean menunjukkan rata-rata dari masing-masing
variabel semua responden.
2) Median menunjukkan titik tengah data, yaitu jika data
diurutkan dan dibagi dua sama besar.
3) Modus menunjukkan nilai yang paling sering muncul
dalam suatu range statistik.
4) Sum, menunjukkan total data.
5. Setelah dipilih point-point statistik yang diinginkan dan
sesuai dengan kebutuhan, klik tombol Continue.
6. Pilih tombol Charts untuk memilih model grafik yang ingin
di- tampilkan dalam output.

Gambar 2.8 Frequencies Chart

3. Membaca Output
15

Setelah dilakukan pemilihan option-option yang


diinginkan dan sesuai kebutuhan, selanjutnya tekan tombol
OK pada kotak dialog Frequencies untuk melanjutkan
perintah. Penekanan tombol OK akan memunculkan output.
Hasil output akan terlihat beberapa hal hasil pengolahan
yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. N menunjukkan jumlah data yang diproses, yaitu 11


buah data.
b. Mean menunjukkan rata-rata dari masing-masing variabel
semua responden.
c. Median menunjukkan titik tengah data, yaitu jika data
diurutkan dan dibagi dua sama besar.
d. Mode menunjukkan nilai yang paling sering muncul dalam
suatu range statistik.

Gambar 2.9 Output Frequencies


16

Gambar 2.10 Tabel Frekuensi

Gambar 2.11 Contoh Bar Chart

Anda mungkin juga menyukai