Gender Dan Kesenjangan Sosial Di Indonesia
Gender Dan Kesenjangan Sosial Di Indonesia
Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah
Sistem Sosial Indonesia (SSI)
DOSEN PENGAMPU :
Muhammad Ismail, M.Si
Disusun oleh :
Nirmala Fitriyana
11181110000025 / Sosiologi 3A
2019
A. Latar Belakang
Contohnya, ketika anak laki-laki yang lahir maka ia akan diberi pakaian
berwarna biru sedangkan anak perempuan akan diberi pakaian berwarna merah
muda. Bahkan hingga apa yang harus dimainkan oleh anak semasa balita
ditentukan oleh pola budaya, seperti laki-laki yang diberi mainan bola, robot, dan
mobil-mobilan. Sedangkan perempuan diberi mainan masak-masakan dan
boneka.Setelah dewasa pun, peran kedua jenis kelamin tersebut dibedakan. Dalam
rumah tangga misalnya, laki-laki biasanya mendapat peran sebagai orang yang
bertanggung jawab untuk menafkahi seluruh anggota keluarga, sedangkan
perempuan memiliki peran sebagai pendamping laki-laki untuk mengurus rumah
tangga. Selain itu, dalam bidang pekerjaan biasanya perempuan cenderung
dianggap lebih lemah sehingga tidak diberikan jabatan yang lebih tinggi dari laki-
laki. Meskipun diberikan sekalipun, akan sulit dalam prosesnya.
Semua manusia harus bertindak sesuai dengan apa yang telah terkonstruk
agar tidak mendapat cap aneh dari masyakarat sekitar. Seperti laki-laki yang tidak
boleh menangis di depan umum karena lemah merupakan sifat perempuan.
Padahal sebenarnya semua manusia memiliki sifat lemah di dalam hatinya, hanya
saja karena konsep gender ini para laki-laki tidak boleh menunjukkannya. Begitu
pula dengan perempuan, perempuan harus memilih pekerjaan domestik saja,
pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan ketelitian, dan hati-hati. Banyak perempuan
yang harus mengubur mimpinya dalam-dalam apabila ia bercita-cita menjadi
pilot, arsitek, atau pekerjaan-pekerjaan lainnya yang sekiranya membutuhkan
nyali dan tenaga besar. Dapat dikatakan konsep gender ini melahirkan
kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat.
B. Pembahasan
1
Mansour Fakih, Analisis Gender & Transformasi Sosial, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013) hlm. 13.
keadaan aktual atau yang benar-benar terjadi. Contoh kasus kesenjangan sosial
sebagai kondisi dalam konsep gender yaitu laki-laki bekerja sedangkan
perempuan di rumah mengurus rumah tangga. Sedangkan satu lagi, kesenjangan
sosial sebagai peluang artinya ada perbedaan antar individu untuk memperoleh
sebuah peluang. Contoh kasus untuk hal ini adalah misalnya dalam sektor publik,
apabila di dalam sebuah perusahaan dicari orang untuk mengisi posisi direktur,
dan yang dicalonkannya satu laki-laki dan satu perempuan. Meskipun memiliki
spesfikasi kerja yang sama, yang akan mendapatkan posisi tersebut dapat
dipastikan seorang laki-laki.
2
Ida Kinamanti, “Kesenjangan Gender dalam Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan”, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 14 No. 75 (November, 2008), hlm. 1088
3
Loc.cit
4
Loc.cit
indikator lainnya. Selain karena faktor utama tersebut, ada beberapa faktor
pendamping. Laki-laki dan perempuan biasanya membuat pilihan yang berbeda,
karena tuntunan gender ini perempuan lebih memilih pekerjaan yang waktunya
dapat dikombinasikan dengan kehidupan rumah tangga sehingga sulit untuk
mendapatkan upah yang besar, karena perempuan cenderung memilih pekerjaan
dengan lokasi yang lebih dekat dengan rumah dan jam kerja fleksibel dibanding
dengan upah yang besar.
C. Referensi
McGraw-Hill, Inc.
Mousse, Julia .L. 1996. Gender dan Pembangunan. Hartian Silawati, penerjemah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.