Anda di halaman 1dari 23

MODUL PRAKTEK : TANGGAL PERCOBAAN :

OPEN CHANNEL 2 Juli 2019

NAMA PERCOBAAN 1 : ALIRAN


KELOMPOK : 2
MELALUI PELUAP SEGI EMPAT

3.1 DASAR TEORI


Lubang adalah bukaan pada dinding atau dasar tangki dimana
zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi
empat, segi tiga, ataupun lingkaran. Pada lubang besar, apabila sisi
atas dari lubang tersebut berada di atas permukaan air di dalam
tangki, maka bukaan tersebut dikenal dengan peluap. Peluap ini juga
berfungsi sebagai alat ukur debit aliran, dan banyak digunakan pada
jaringan irigasi. Peluap dengan ukuran yang besar disebut bendung,
yang selain sebagai pengukur debit, dalam jaringan irigasi juga
berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air.

(a) (b)

Gambar 1. (a) Aliran melalui lubang dan peluap (b)

Dipandang suatu peluap segiempat dimana air mengalir seperti


yang ditunjukkan pada gambar 2. Dalam gambar tersebut H adalah
tinggi peluapan (tinggi air di atas ambang peluap), b adalah lebar
peluap. Koefisien debit adalah Cd . Dipandang suatu pias horisontal
air setebal dh pada kedalalaman H pada muka air.
Gambar 2. Peluap Segi empat

Gambar 3. Alat Hydraulic Bench

Peluap (Notch) adalah bukaan yang biasanya berada pada sisi-sisi


saluran / kolom yang berfungsi untuk mengukur debit pengaliran. Peluap
(Notch) diklasifikasikan berdasarkan ketebalannya, peluap di bagi
menjadi :
1. Peluap tipis (t < 0.5 H)
2. Peluap tebal (t < 0.66H)
0.5H < t < 0.66H aliran tidak stabil, dapat bersifat peluap tipis
maupun lebar.

Rectangular Notch adalah salah satu jenis aliran terbuka. Aliran


pada saluran terbuka merupakan aliran yang mempunyai permukaan
yang bebas. Permukaan bebas merupakan pertemuan fluida dengan
kerapatan (density) yang berbeda. Biasanya pada saluran terbuka, dua
fluida itu adalah udara dan air dimana kerapatan udara jauh lebih kecil
dari pada kerapatan air.
Gerakan air pada suatu saluran terbuka berdasarkan efek dari
gravitasi bumi dan tekanan di dalam air umumnya bersifat hidrostatis.
Distribusi tekanan bersifat hidrostatis karena kuantitasnya tergantung dari
kedalamannya. Namun pada beberapa kondisi bisa ditemukan distribusi
tekanan tidak hidrostatis.
3
2
Q = 3 √2𝑔𝐻 2

Karena bentuk dari Notch dan hasil percobaan, maka hasil


pengujian harus dikalikan dengan suatu koefisien debit (Cd). Sehingga Q
actual menjadi:
3
2
Q = 3. Cd. B. √2𝑔𝐻 2

Dimana :
 Cd = Koefisien debit
 Q = Debit Pengaliran (mm3/detik)
 B = Lebar “Notch” (mm)
 H = Tinggi air di atas bagian bawah “notch” (mm)
 g = Percepatan gravitasi (mm/detik2)
3.2 TUJUAN PERCOBAAN
 Menyelidiki hubungan antara ketinggian muka air di atas tepi peluap
dan debit pengaliran yang melalui peluap segi empat.
 Menentukan koefisien debit pengaliran yang melalui peluap segi
empat.

3.3 PERALATAN
a. Hydraulic Bench
b. Hook and Point Gauge
c. Rectangular Notch
d. Stopwatch
e. Jangka Sorong

3.4 PROSEDUR
1. Siapkan peralatan seperti terlihat pada gambar di atas.
2. Alirkan air kedalam saluran sampai air mengalir di atas pelat peluap.
3. Tutup Control Valve dan biarkan air menjadi stabil.
4. Atur Vernier Height Gauge ke suatu batas bacaan dengan
menggunakan puncak Hook.
5. Alirkan air ke dalam saluran dan atur Flow Control Valve untuk
mendapatkan tinggi “H” yang diinginkan, diawali dengan 10 mm dan
dinaikkan secara bertahap setiap 5 mm.
6. Setelah ujung Hook tepat berada pada permukaan air yang diinginkan
dan aliran telah stabil, ukur debit air yang mengalir dengan membaca
volume pada volumetric tank dan waktu dengan menggunakan
stopwatch.
7. Hasil pembacaan dan pengukuran tersebut diisikan pada lembar data.
3.5 DATA LABORATORIUM HIDROLIKA
Tabel. 1 Data Pengamatan Peluap Segiempat

Percobaan Volume Waktu H


No
(mm) (Ltr) (mm3) (Dtk) (mm)
0,5 500000 5,18 10
1. 10 0,6 600000 4,58 11,5
0,4 400000 4,46 11,2

0,7 700000 5,98 11,5


2. 15 0,7 700000 10,01 11,6
0,7 700000 9,86 11,7

1,9 24,38 12,4


3. 20 2,0 18,03 13
2,0 25,65 12,9

Sumber : Hasil analisa percobaan di laboratorium


Catatan : B = 0,24 mm

3.6 ANALISA HASIL DATA PERCOBAAN


1. Menghitung Konversi Volume Liter Ke (𝑚𝑚3 ) dan rata-ratanya.
Rumus : 1 liter = 1 x 1.000.000 𝑚𝑚3
= 106
a. Percobaan 10 mm
0,4 liter = 0,4 x 1.000.000
= 400.000 (𝑚𝑚3 )
0,9 liter = 0,9 x 1.000.000
= 900.000 (𝑚𝑚3 )
0,4 liter = 0,4 x 1.000.000
= 400.000 (𝑚𝑚3 )
Rata-rata dari Volume (𝑚𝑚3 )
400.000 + 900.000 + 400.000 (𝑚𝑚3 )
𝑉 10 = 3

= 566666,67 (𝑚𝑚3 )
b. Percobaan 15 mm
0,5 liter = 0,5 x 1.000.000
= 500.000 (𝑚𝑚3 )
0,5 liter = 0,5 x 1.000.000
= 500.000 (𝑚𝑚3 )
0,4 liter = 0,4 x 1.000.000
= 400.000 (𝑚𝑚3 )

Rata-rata dari Volume (𝑚𝑚3 )


500.000 + 500.000 + 400.000 (𝑚𝑚3 )
𝑉 15 = 3

= 466666,67 (𝑚𝑚3 )

c. Percobaan 20 mm
0,4 liter = 0,4 x 1.000.000
= 400.000 (𝑚𝑚3 )
0,3 liter = 0,3 x 1.000.000
= 300.000 (𝑚𝑚3 )
0,5 liter = 0,5 x 1.000.000
= 500.000 (𝑚𝑚3 )

Rata-rata dari Volume (𝑚𝑚3 )


400.000 + 300.000 + 500.000 (𝑚𝑚3 )
𝑉 20 = 3

= 400.000 (𝑚𝑚3 )
d. Percobaan 25 mm
8,2 liter = 8,2 x 1.000.000
= 8.200.000 (𝑚𝑚3 )

11,5 liter = 11,5 x 1.000.000


= 11.500.000 (𝑚𝑚3 )
5,5 liter = 5,5 x 1.000.000
= 5.500.000 (𝑚𝑚3 )

Rata-rata dari Volume (𝑚𝑚3 )


8.200.000 + 11.500.000 + 5.500.000 (𝑚𝑚3 )
𝑉 25 = 3
3
= 8.400.000 (𝑚𝑚 )

e. Percobaan 30 mm
12 liter = 12 x 1.000.000
= 12.000.000 (𝑚𝑚3 )
9,8 liter = 0,2 x 1.000.000
= 9.800.000 (𝑚𝑚3 )
13,5 liter = 0,3 x 1.000.000
= 13.500.000 (𝑚𝑚3 )

Rata-rata dari Volume (𝑚𝑚3 )


12.000.000 + 9.800.000 +13.500.000 (𝑚𝑚3 )
𝑉 30 = 3

= 11766666,67 (𝑚𝑚3 )

2. Data waktu (dtk) serta rata-ratanya.


a. Percobaan 10 mm
𝑊1 = 4,74
𝑊2 = 6,56
𝑊3 = 4,66

Rata-rata dari waktu (dtk)


4,74+6,56+4,66 (dtk)
𝑊10 = 3

= 5,32 (dtk)

b. Percobaan 15 mm
𝑊1 = 9,51
𝑊2 = 10,01
𝑊3 = 9,86

Rata-rata dari waktu (dtk)


9,51+10,01+9,86(dtk)
𝑊15 = 3

= 9,79 (dtk)

c. Percobaan 20 mm
𝑊1 = 24,38
𝑊2 = 18,03
𝑊3 = 25,65

Rata-rata dari waktu (dtk)


24,38+10,03+25,65 (dtk)
𝑊20 = 3

= 22,69 (dtk)
d. Percobaan 25 mm
𝑊1 = 33,43
𝑊2 = 50,62
𝑊3 = 23,57

Rata-rata dari waktu (dtk)


33,43+50,62+23,57 (dtk)
𝑊25 = 3

= 35,87 (dtk)

e. Percobaan 30 mm
𝑊1 = 51,62
𝑊2 = 41,63
𝑊3 = 57,95

Rata-rata dari waktu (dtk)


51,62+41,63+57,95 (dtk)
𝑊30 = 3

= 50,40 (dtk)

3. Data tinggi (mm) serta rata-ratanya


a. Percobaan 10 mm
𝐻1 = 10
𝐻2 = 11,5
𝐻3 = 11,2

Rata-rata dari tinggi (H)


10+11,5+11,2(mm)
𝐻10 = 3

= 10,90 (mm)

b. Percobaan 15 mm
𝐻1 = 11,5
𝐻2 = 11,6
𝐻3 = 11,7

Rata-rata dari tinggi (H)


11,5+11,6+11,7(mm)
𝐻15 = 3

= 11,60(mm)

c. Percobaan 20 mm
𝐻1 = 12,4
𝐻2 = 13
𝐻3 = 12,9

Rata-rata dari tinggi (H)


12,4+13+12,9(mm)
𝐻20 = 3

= 12,77 (mm)

d. Percobaan 25 mm
𝐻1 = 12,6
𝐻2 = 12,9
𝐻3 = 13
Rata-rata dari tinggi (H)
12,6+12,9+13(mm)
𝐻25 = 3

= 12,83 (mm)

e. Percobaan 30 mm
𝐻1 = 13,2
𝐻2 = 13,5
𝐻3 = 13,3

Rata-rata dari tinggi (H)


13,2+13,5+13,3(mm)
𝐻30 = 3

= 13,33 (mm)

Tabel. 2 Hasil Data Percobaan Rata-Rata

Percobaan Volume Waktu B H


No
(mm) 3
(mm ) (Dtk) (mm) (mm)
1. 10 566666,67 5,32 0,24 10,90
2. 15 466666,67 9,79 0,24 11,60
3. 20 400000 22,69 0,24 12,77
4 25 8400000 35,87 0,24 12,83
5. 30 11766666,67 50,40 0,24 13,33
Sumber : Hasil analisa percobaan di laboratorium

4. Menghitung Ketinggian (𝐻 3/2 )


a. Percobaan 10 (𝑚𝑚)
𝐻10 = 10,90 3/2 (𝑚𝑚)
= 16,35 (𝑚𝑚)
b. Percobaan 15 (mm)
𝐻15 = 11,60 3/2 (mm)
= 17,40 (mm)

c. Percobaan 20 (mm)
𝐻20 = 12,77 3/2 (mm)
= 19,15 (mm)

d. Percobaan 25 (mm)
3/2
𝐻25 = 12,83 (mm)
= 19,25 (mm)
e. Percobaan 30 (mm)
𝐻30 = 13,33 3/2 (mm)
= 20 (mm)

5. Menghitung Debit (Q)


Rumus :
𝑉
𝑄= 𝑡

Dimana :
Q = Debit air (m3/detik)
V = Volume (m3)
t = Waktu (detik)

a. Percobaan 10 (𝑚𝑚3 /dtk)


566666,67(𝑚𝑚3 )
𝑄10 = 5,32 (𝑑𝑡𝑘)

= 106516,29 (𝑚𝑚3 /dtk)


b. Percobaan 15 (𝑚𝑚3 /dtk)
466666,67(𝑚𝑚3 )
𝑄15 = 9,79 (𝑑𝑡𝑘)

= 47651,46 (𝑚𝑚3 /dtk)

c. Percobaan 20 (𝑚𝑚3 /dtk)


400.000 (𝑚𝑚3 )
𝑄20 = 22,69 (𝑑𝑡𝑘)

= 17631,50 (𝑚𝑚3 /dtk)

d. Percobaan 25 (𝑚𝑚3 /dtk)


8.400.000 (𝑚𝑚3 )
𝑄25 = 3587 (𝑑𝑡𝑘)

=234157,22 (𝑚𝑚3 /dtk)


e. Percobaan 30 (𝑚𝑚3 /dtk)
11766666,67(𝑚𝑚3 )
𝑄30 = 50,40 (𝑑𝑡𝑘)

= 233465,61 (𝑚𝑚3 /dtk)

2
6. Menghitung Debit (Q 3)

Rumus :
𝑉
𝑄= 𝑡

Dimana :
Q = Debit air (m3/detik)
V = Volume (m3)
t = Waktu (detik)

a. Percobaan 10 (𝑚𝑚3 /dtk)


𝑄10 = 106516,29 2/3 (𝑚𝑚3 /dtk)
= 2247,04 (𝑚𝑚3 /dtk)

b. Percobaan 15 (𝑚𝑚3 /dtk)


𝑄15 = 47651,46 2/3 (𝑚𝑚3 /dtk)
= 1314,37 (𝑚𝑚3 /dtk)

c. Percobaan 20 (𝑚𝑚3 /dtk)


𝑄20 = 17631,50 2/3 (𝑚𝑚3 /dtk)
= 677,42 (𝑚𝑚3 /dtk)

d. Percobaan 25 (𝑚𝑚3 /dtk)


𝑄25 = 234157,22 2/3 (𝑚𝑚3 /dtk)
= 3799,02 (𝑚𝑚3 /dtk)

e. Percobaan 30 (𝑚𝑚3 /dtk)


𝑄30 = 233465,61 2/3 (𝑚𝑚3 /dtk)
= 3791,54 (𝑚𝑚3 /dtk)

7. Menghitung Koefisien Debit (Cd)


Rumus :
𝑄
Cd = 8
𝑥 √2𝑔 𝑥 𝑡𝑔 𝜃 𝑥 𝐻 5/2
15

Dimana :
Q = Debit air (m3/detik)
Cd = Koefisien Debit
g = Percepatan Grafitasi (9.81 m/detik2 )
θ = Sudut V (900)

a. Percobaan 10
𝑄
Cd = 2
𝑥 𝐵 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝐻 3/2
3

106516,29
= 2
𝑥 0,24 𝑚𝑚 𝑥 √2 𝑥 9,81 m/𝑑𝑡𝑘 2 𝑥 16,35 𝑚𝑚
3

106516,29
= 2
𝑥 0,24 𝑚𝑚 𝑥 √19,62 m/𝑑𝑡𝑘 2 𝑥 16,35 𝑚𝑚
3

106516,29 (m3/detik)
= 11,587 (m3/detik)

= 9387,98

b. Percobaan 15
𝑄
Cd = 2
𝑥 𝐵 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝐻 3/2
3

47651,46
= 2
𝑥 0,24 𝑚𝑚 𝑥 √2 𝑥 9,81 m/𝑑𝑡𝑘 2 𝑥 17,40 𝑚𝑚
3

47651,46 (m3/detik)
= 12,33 (m3/detik)

= 3946,40

c. Percobaan 20
𝑄
Cd = 2
𝑥 𝐵 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝐻 3/2
3

17631,50
= 2
𝑥 0,24 𝑚𝑚 𝑥 √2 𝑥 9,81 m/𝑑𝑡𝑘 2 𝑥 19,15 𝑚𝑚
3
17631,50 (m3/detik)
= 13,572 (m3/detik)

= 1326,77

d. Percobaan 25
𝑄
Cd = 2
𝑥 𝐵 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝐻 3/2
3

234157,22
= 2
𝑥 0,24 𝑚𝑚 𝑥 √2 𝑥 9,81 m/𝑑𝑡𝑘 2 𝑥 19,25 𝑚𝑚
3

234157,22 (m3/detik)
= 13,643 (m3/detik)

= 17528,74

e. Percobaan 30
𝑄
Cd = 2
𝑥 𝐵 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝐻 3/2
3

233465,61
= 2
𝑥 0,24 𝑚𝑚 𝑥 √2 𝑥 9,81 m/𝑑𝑡𝑘 2 𝑥 20 𝑚𝑚
3

233465,61 (m3/detik)
= 14,17 (m3/detik)

= 16821,58
8. Menghitung Log Q
a. Percobaan 10 mm
Q = 106516,29
Log Q = Log (106516,29)
= 5,03

b. Percobaan 15 mm
Q = 47651,46
Log Q = Log (47651,46)
= 4,68
c. Percobaan 20 mm
Q = 17631,50
Log Q = Log (17631,50)
=4,25

d. Percobaan 25 mm
Q = 234157,22
Log Q = Log (234157,22)
= 5,37

e. Percobaan 30 mm
Q = 233465,61
Log Q = Log (32038,45)
= 5,37

9. Menghitung Log H
a. Percobaan 10 mm
H = 10,90
Log H = Log (10,90)
= 11,60

b. Percobaan 15 mm
H = 2,67
Log H = Log (2,67)
= 0,43

c. Percobaan 20 mm
H = 2,77
Log H = Log (2,77)
= 0,44

d. Percobaan 25 mm
H = 3,17
Log H = Log (3,17)
= 0,50

e. Percobaan 30 mm
H = 3,23
Log H = Log (3,23)
= 0,51

3.7 GRAFIK
TABEL 4. Hubungan DEBIT (Q ²/₃) Terhadap TINGGI MUKA AIR (H)
Percobaan Q ²/₃ H
No
(mm) (m³/det) (mm)
1. 10 2247,04 10,90
2. 15 1314,37 11,60
3. 20 677,42 12,77
4 25 3799,02 12,83
5. 30 3791,54 13,33
Sumber : Hasil analisa percobaan di laboratorium
Grafik Hubungan antara Debit (Q ²/₃) dengan Tinggi
Muka Air (H)
14.00
Tinggi Muka Air (H)

12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0.00 1000.00 2000.00 3000.00 4000.00

Debit (Q ²/₃)

Gambar Grafik 1. Hubungan antara Q2/3 terhadap H

Tabel 5. Hubungan Koefisien Debit (Cd) Terhadap Tingggi Muka Air (H)
Percobaan H
No Cd
(mm) (mm)
1. 10 9387,98 10,90
2. 15 3946,40 11,60
3. 20 1326,77 12,77
4 25 17528,74 12,83
5. 30 16821,58 13,33
Sumber : Hasil analisa percobaan di laboratorium
Grafik Hubungan antara Koefisien Debit (Cd) dengan
Tinggi Muka Air (H)
Tinggi Muka Air (H) 14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0.00 5000.00 10000.00 15000.00 20000.00

Koefisien Debit (Cd)

Gambar Grafik 2. Hubungan antara Cd terhadap H

TABEL 6. Hubungan Log Q Terhadap Log H


Percobaan
No Log Q Log H
(mm)
1. 10 5,03 1,04
2. 15 4,68 1,06
3. 20 4,25 1,11
4 25 5,37 1,11
5. 30 5,37 1,12
Sumber : Hasil analisa percobaan di laboratorium
Grafik Hubungan antara Log Q dengan
Log H
10.00
5.03 5.37 5.37
4.68 4.25
Log H

1.00
1 10
Log Q

Gambar Grafik 3. Hubungan antara Log Q terhadap Log H


3.8 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, kami dapat menyimpulkan bahwa :
 Koefisien debit (Cd), rata – rata untuk peluap segi empat setelah di
coba di laboratorium sebanyak 5 percobaaan yaitu 9802,29

SARAN
1. Sebelum melakukan percobaan, hendaknya membaca dan memahami
petunjuk atau prosedur yang ada pada job percobaan yang tersedia.
2. Melakukan percobaan dengan serius dan fokus agar hasil tetap akurat.
3. Mengikuti saran dan petunjuk dari pembimbing.
4. Tetap menjaga kerja sama anggota kelompok.
DOKUMENTASI

Kecepatan debit air yang dinaikan ( liter ) Peluap persegi dimulai saat air
berada 0 (cm)
Peluap Segi Empat Pembuangan Air pada Peluap Segi
Empat

Ambon,10 Juni 2019

(Paulina Limba, ST) (John Rikumahu, ST)


PLP PLP

Anda mungkin juga menyukai