Anda di halaman 1dari 7

KESELAMATAN MARITIM

SHIP BOARD MAINTENANCE PROCEDURE

Oleh:

Muhammad Assiddiq D091171013

Rahmisyam W. D091171515

Faradillah R. D091171xxx

Andi Nur Hidayat D091171009

Abaraham Iverson D091171xxx

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kecelakaan merupakan sesuatu hal yang sangat kita tidak inginkan karena dapat
merugikan baik kepada manusia, lingkungan, dan juga secara ekonomi. Sebagian besar
kecelakaan kapal diakibatkan oleh kesalahan manusia. Dan berdasarkan kesalahan tersebut,
sebagian besar diakibatkan oleh manajemen keselamatan yang buruk.Sehingga manusia
mencari beberapa cara agar kecelakaan tersebut dihindari. Salah satu cara yang dilakukan
manusia ialah membuat manajemen keselamatan secara sistematis sehingga sudah jelas hal –
hal jika terjadi maupun untuk menghindari kecelakaan tersebut.

Sistem manajemen keselamatan yang baik ialah sistem yang dapat membuat kerja sama
yang baik antara manajemen di darat dan diatas kapal. Dan sistem manajemen keselamatan ini
perlu mempunyai SDM yang berpengetahuan dan memiliki keterampilan serta ditunjang
dengan alat – alat keselamatan yang baik.

Maka dari itu , Pada tahun 1974, International Maritime Organization mengadopsi
SOLAS dan pada BAB IX yang mengatur tentang manajemen keselamatan pengoperasian
kapal yang didalamnya terdapat ISM CODE. Bab IX SOLAS sebenarnya penambahan dari
negara- negara anggota IMO bahwa peralatan canggih pun tidak menjamin keselamatan di laut.

I.2 Tujuan

a. Menambah wawasan mengenai regulasi terkait keselamatan maritim

b. Mengetahui regulasi mengenai prosedur maintenance kapal

I. 3 Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa saja peraturan yang mengatur tentang prosedur maintenance kapal?

2. Bagaimana regulasi mengenai prosedur maintenance kapal?


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Peraturan Tentang Prosedur Maintenance Kapal

Ada banyak peraturan yang mengatur dari seluruh negara yang mengatur mengenai
prosedur maintenance kapal, namun dari banyaknya peraturan tersebut, semua berpatokan
terhadap BAB IX SOLAS yang didalamnya terdapat International Safety Management Code
(ISM Code). Dan bagi di Indonesia sendiri terdapat regulasi dari pemerintah yaitu Permenhub
No. 45 Tahun 2012 tentang manajemen keselamatan kapal.

II.1.1 ISM Code

ISM Code merupakan produk dari IMO yang diadopsi oleh SOLAS pada tahun 1994
(Safety of Life at Sea). ISM Code juga merupakan standard Sistem Manajemen Keselamatan
untuk pengoperasian kapal secara aman dan untuk pencegahan pencemaran di laut. Intinya ISM
ini bertujuan untuk menjamin keselamatan di laut, mencegah kecelakaan atau kematian, dan
juga mencegah kerusakan pada lingkungan dan kapal. Sebelum perusahaan dan kapalnya
dioperasikan keduanya harus disertifikasikan terhadap ISM Code. Sertifikat ISM Code dapat
diartikan sebagai suatu lisensi untuk menjadi Ship Operator.

Prosedur Maintenance kapal diatur dalam ISM Code pada Chapter 10 yang berisi:

10.1 Perusahaan harus menetapkan prosedur untuk memastikan bahwa kapal dirawat sesuai
dengan ketentuan peraturan dan ketentuan terkait dan dengan persyaratan tambahan apa pun
yang mungkin ditetapkan oleh Perusahaan.

10.2 Dalam memenuhi persyaratan ini, Perusahaan harus memastikan bahwa:

.1 inspeksi dilakukan pada interval yang sesuai,

.2 segala ketidaksesuaian dilaporkan dengan kemungkinan penyebabnya, jika diketahui

.3 Mengambil tindakan korektif yang tepat, dan

.4 catatan kegiatan ini dimaintain

10.3 Perusahaan harus mengidentifikasi peralatan dan sistem teknis yang merupakan
kegagalan operasional mendadak yang dapat mengakibatkan situasi berbahaya. SMS harus
menyediakan langkah-langkah spesifik yang bertujuan meningkatakan kehandalan peralatan
sistem tersebut. Langkah-langkah ini harus mencakup pengetesan berkala terhadap pengaturan
dan peralatan siaga atau sistem teknis yang tidak digunakan secara terus menerus.

10.4 Inspeksi yang disebutkan dalam 10.2 serta tindakan yang mengacu pada 10.3 harus
diintegrasikan dalam perawatan operasional kapal rutin.

II. 1. 2 Permenhub No.45 Tahun 2012 mengenai Manajemen Keselamatan Kapal

Peraturan ini dikeluarkan oleh pemerintah dalam upya mengatur manajemen


keselamatan kapal. Peraturan ini juga berdasar pada ISM Code sehingga isinya memiliki
beberapa kesamaan dari ISM Code, namun lebih terperinci. Peraturan ini tentunya berlaku
untuk di wilayah Indonesia.

Prosedur maintenance kapal diatur pada pasal 18 :

(1) Untuk memenuhi persyaratan perawatan kapal dan perlengkapannya sebagaimana


dimaksud dalam pasal 9 huruf i, perusahaan wajib menetapkan prosedur untuk memastikan
bahwa kapal dirawat sesuai dengan ketentuan terkait dan dengan persyaratan tambahan yang
mungkin ditetapkan oleh perusahaan.

(2) Dalam memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perusahaan wajib
memastikan bahwa:

a. Pemeriksaan dilakukan pada tenggang waktu yang tepat;


b. Setiap ketidaksesuaian dilaporkan beserta penyebabnya jika diketahui
c. Dilakukan tindakan perbaikan yang tepat ; dan
d. Dicatat dan didokumentasikan.

(3) Perusahaan wajib menetapkan dan mengatur prosedur dalam sistem manajemen
keselamatan meliputi:

a. Identifikasi sistem teknis dan perlengkapan yang secara tiba-tiba mengalami


kegagalan yang mengakibatkan situasi berbahaya ; dan
b. Langkah – langkah khusus terhadap kehandalan perlengkapan atau sistemnya dan
harus berupa pengujian secara berkala dari perlengkapan atau sistem teknis cadangan
yang tidak digunakan secara terus menerus.
(4) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a maupun langkah – langkah
khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, harus terintegrasi dengan program
perawatan rutin operasional kapal.

II.2 Pedoman Maintenance Kapal

Berdasarkan dari peraturan diatas biasanya perusahaan menyiapkan pedoman sebagai berikut:

1. Persiapan harus sesuai standar pemeliharaan kapal yang ditentukan oleh prosedur.

2. Yang tidak ditentukan dalam standar pemeliharaan kapal, harus dikerjakan dengan mengacu
pada rekomendasi pabrik pembuatnya.

3. Pertimbangan dapat diberikan pada pekerjaan yang ada catatan-catatan tentang


pemeliharaannya.

4. Perhatian harus diberikan pada tanggal/batas waktu survey-survey klasifikasi.

5. Tanggal-tanggal untuk mengimplementasikan pekerjaan CMS (Control Maintenance


System) karena ditentukan dengan memperhatikan syarat-syarat yang berlaku.

6. Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain harus direncanakan supaya


dikerjakan pada saat kapal drydock.

7. Rencana pekerjaan harus dibuat sedemikian sehingga tidak ada konsentrasi pekerjaan pada
suatu saat kecuali waktu drydock

8. Rencana pemeliharaan kapal harus dibuat bentuk jangka waktu tertentu.

II.3 Standar Pemeliharaan

1. Standar pemeliharaan bagian dek

2. Standar pemeliharaan bagian mesin

3. Standar pemeliharaan bagian radio

Standar pemeliharaan alat- alat keselamatan


BAB III

KESIMPULAN

III.1 Kesimpulan

III. 2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

 ISM CODE
 PERMENHUB NO.45 TAHUN 2012 TENTANG MANEJEMEN KESELAMATAN
KAPAL
 https://dimensipelaut.blogspot.com/2019/02/pedoman-pemeliharaan-kapal.html

Anda mungkin juga menyukai