JUDUL
HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.3 Jalur eksplisit RSVP (Garis hijau merupakan jalur PE-B ke PE-C) . 11
Gambar 3.11 Grafik Pengukuran Packet loss Tanpa Beban Trafik ...................... 18
Gambar 3.12 Grafik Pengukuran Packet loss Tanpa Beban Trafik ...................... 19
3
DAFTAR TABEL
4
ABSTRAK
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Makalah ini membandingkan hasil rekayasa traffic dengan menyesuaikan
arus traffic dengan menetapkan dan mengendalikan protokol RSVE-TE dan LDP
pada jaringan multiplatform MPLS.
1.2 Tujuan
Membandingkan interoperabilitas dan keandalan protokol RSVP dan LDP
pada jaringan multiplatform MPLS. Keandalan akan terlihat dengan menguji
kinerja layanan (QoS).
7
BAB II
DASAR TEORI
8
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Jaringan ini mensimulasikan tiga Customer Edge (CE), Provider Edge (PE),
dan lima router sebagai jaringan inti dari ISP. Dalam pengujian multiplatform,
router CE berasal dari Cisco, dan pada router jaringan inti dan PE berasal dari Cisco
dan Juniper. Di setiap jaringan di setiap lokasi bisnis, router bertindak sebagai
9
gateway untuk terhubung ke jaringan ISP dengan PoP. Secara grafis, topologi
sistem digambarkan pada Gambar 3.2.
Topologi memiliki tiga komponen utama sistem, CE, PR, dan Label Switch
Router (LSR). Ketiga komponen akan dikonfigurasikan untuk mensimulasikan
rekayasa traffic pada jaringan VPN MPLS lapisan OSI ketiga. Variasi platform
disajikan pada Tabel 3.1.
10
rekayasa trafik pada jaringan MPLS sehingga congestion pada jaringan dapat
dihindari pada link tertentu.
Dengan protokol LDP, pemilihan jalur di jaringan mengikuti IGP. Tugas
LDP adalah memberi label paket memasuki jaringan MPLS. Di router LSR5, semua
antarmuka yang digunakan oleh IGP tergabung ke dalam protokol LDP dan MPLS.
Itu karena semua antarmuka digunakan dalam jaringan MPLS.
Gambar 3.3 Jalur eksplisit RSVP (Garis hijau merupakan jalur PE-B ke PE-C)
(Sumber: Ismail, dkk, 2017)
Penentuan jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jalur Eksplisit
dan Jalur Dinamis. Jalur eksplisit digunakan sebagai jalur utama dalam mengangkut
data dari setiap PE dan Dynamic Path bertindak sebagai redundansi jika salah satu
node gagal berfungsi. Jalur Eksplisit digambarkan pada Gambar 3.3. Dalam
jaringan MPLS, jalur yang menghubungkan LSR disebut Label Switched Path
(LSP). Alamat yang akan diteruskan oleh LSP ditentukan oleh antarmuka tunnel
yang terpisah.
3.1.3 Pengujian
3.1.3.1 Pengujian Koneksi
Uji konektivitas dimaksudkan untuk memeriksa interoperabilitas
multiplatform dari MPLS VPN. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan host
ke setiap router CE pada jaringan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.4.
11
Gambar 3.4 Testing Model
(Sumber: Ismail, dkk, 2017)
12
Gambar 3.5 Model Pengukuran Traffic Tanpa beban
(Sumber: Ismail, dkk, 2017)
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua alat, Ping dan Iperf. Ping
digunakan untuk menentukan delay, sementara Iperf digunakan untuk mengirim
traffic dan mengukur jitter, packet loss, dan throughput. Pengukuran dilakukan
dengan mengambil sampel data setiap detik selama 60 detik.
13
3.2 Hasil Pengujian dan Pengukuran
14
RSVP B-A 100 66 34
C-A 100 63 37
(Sumber: Ismail, dkk, 2017)
Hasil simulasi ditunjukkan pada (Tabel 3.3). Secara umum jumlah paket
yang hilang dengan menggunakan protokol RSVP lebih sedikit dibandingkan
dengan menggunakan protokol LDP. Berdasarkan data dari Tabel 3.3 menunjukkan
bahwa protokol RSVP memiliki waktu pemulihan lebih cepat dibandingkan
protokol LDP. Nilai paket yang hilang (lost) pada protokol RSVP sebesar 35,5%
sedangkan protokol LDP sebesar 48%. Hal ini dikarenakan dalam protokol RSVP
pembentukan LSP dilakukan dengan metode make-before-break.
3.2.3 Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh paket data dari pengirim ke
penerima. Pengukuran dilakukan dengan waktu 60 detik dengan dua metode yaitu
penambahan beban trafik dan tidak ada penambahan beban trafik. Hasil pengukuran
delay yang didapat ditunjukkan pada Gambar 3.7 dan Gambar 3.8.
Pada Gambar 3.7 dapat dilihat hasil pengukuran delay tanpa adanya beban
trafik untuk jalur dari host B-A dan host C-A. Rata-rata delay antara protokol RSVP
dan LDP tidak ada perbedaan yang signifikan. Tingkat rata-rata delay untuk
protokol LDP berkisar 50-70 ms, sedangkan untuk protokol RSVP berkisar 40-60
ms.
15
Gambar 3.8 Grafik Pengukuran Delay Dengan Beban Trafik
(Sumber : Ismail, dkk, 2017)
RSVP 50.24
RSVP 52.40
(Sumber: Ismail, dkk, 2017)
Berdasarkan data hasil pengujian delay yang diperlihatkan pada Tabel 3.4
dari dua kondisi pengujian berbeda didapatkan bahwa terdapat perbedaan kinerja
jaringan setelah ditambahkan beban trafik. Semua trafik dari host B-A dan C-A
dengan menggunakan protokol LDP akan melewati jalur yang sama dan
menghasilkan kumpulan paket pada jalur yang sama. Penumpukan paket akan
menyebabkan antrian yang panjang sehingga akan menyebabkan nilai delay lebih
tinggi. Sedangkan dengan protokol RSVP karena jalur yang digunakan berbeda
antara host B-A dan host C-A maka nilai delay akan lebih rendah.
16
3.2.4 Jitter
Jitter adalah variasi dari delay akibat adanya perbedaan waktu atau interval
kedatangan paket data dari penerima. Pengukuran jitter dilakukan dengan
menggunakan iPerf. Pengukuran tanpa beban tambahan dilakukan dengan
mengirimkan paket UDP sebesar 9 Mbps. Seperti ditampilkan pada Gambar 3.9
hasil pengukuran didapatkan antara protokol LDP dan RSVP memiliki nilai yang
relatif sama yaitu berkisar 2 ms.
17
Pada Tabel 3.5 menunjukkan rata-rata nilai pengujian jitter yang dilakukan
selama 60 s dengan menggunakan iPerf. Dengan adanya penambahan beban trafik
nilai jitter pada protokol LDP mengalami penurunan yang besar dibandingan tidak
adanya penambahan beban trafik. Sedangkan penambahan beban trafik pada
protokol RSVP hanya mengalami penurunan sedikit dibandingkan tidak adanya
penambahan beban trafik.
RSVP 2.06
RSVP 2.39
(Sumber: Ismail, dkk, 2017)
18
Pengukuran packet loss dengan penambahan beban trafik ditunjukkan pada
(Gambar 3.12). Pengukuran dilakukan dengan menambahkan beban trafik sebesar
4,5 Mbps. Hasil pengujian menunjukkan nilai rata-rata packet loss dengan
menggunakan protokol LDP dan RSVP memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai
rata-rata packet loss dengan menggunakan protokol LDP berkisar 60%. Sedangkan,
nilai rata-rata packet loss dengan protokol RSVP berkisar 15%.
Pada Tabel 3.6 menunjukkan rata-rata nilai pengujian packet loss yang
dilakukan selama 60 s dengan menggunakan iPerf. Dengan adanya penambahan
beban trafik nilai packet loss pada protokol LDP dan RSVP memiliki nilai
perbedaan yang signifikan. Hal ini menujukkan jumlah paket yang loss pada
protokol LDP lebih besar dibandingkan protokol RSVP.
RSVP 0.30
RSVP 12.18
(Sumber: Ismail, dkk, 2017)
3.2.6 Throughput
19
Throughput adalah berapa banyak paket data yang diterima oleh sebuah
node dalam rentang pengamatan tertentu. Nilai throughput dipengaruhi oleh delay,
jitter, dan packet loss dalam jaringan.
20
throughput dengan menggunakan protokol LDP sekitar 4 Mbps. Sedangkan, nilai
rata-rata throughput dengan protokol RSVP berkisar 8 Mbps. Hal ini menunjukkan
throughput pada jaringan dengan protokol RSVP lebih besar dibandingkan pada
protokol LDP.
Tabel 3.7 Nilai Rata-rata Throughput
RSVP 8.96
RSVP 7.81
(Sumber: Ismail, dkk, 2017)
21
BAB IV
SIMPULAN
Pada jaringan yang stabil dan tanpa beban trafik tambahan, delay rata-rata
pada protokol LDP adalah 59,41 ms, jitter 2,06 ms, kehilangan paket 0,08%, dan
throughput 8,99 Mbps. Sementara itu, pada protokol RSVP, delay rata-rata adalah
52,40 ms, jitter 2,39 ms, paket loss 12,18%, dan throughput 7,80 Mbps. Ketika
failover terjadi dan pada recovery mode, protokol LDP terdapat 48% paket yang
hilang per 100 paket yang dikirim sedangkan pada paket RSVP persentase
kehilangan adalah 35,5% per 100 paket yang dikirim. Kedua protokol memiliki
interoperabilitas pada lapisan ketiga multiplatform MPLS VPN, tetapi pada kondisi
lalu lintas yang padat, protokol RSVP memiliki keandalan yang lebih baik daripada
protokol LDP.
22