Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN

SENTRALISASI OBAT

Di susun oleh :
1. Ella janu astuti (201504092)
2. Rohmad istiawan (201504096)
3. Putri agustina (201504098)
4. Ilda latifa N.T (201504101)
5. M.azizul H. (201504102)
6. Baidawi sukrianto (201504104)
7. Indra Donny k (201504095)
8. Syaiful haq bagas s (201504105)

PROGRAM STUDY D3 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat padawaktunya.
Adapun tugas matakuliah Sistem manajemen yang berjudul “sentralisasi obat” adalah
merupakan salah satu syarat untuk dapat lulus dalam mata kuliah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ana Zakiyah.,M.Kep selaku dosen mata kuliah
Sistem manajemen yang telah memberikan pedoman dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga
tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu, penulis
sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi kesempurnaan
makalah ini dan tugas-tugas berikutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Mojokerto, 18 September 2017

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat.Respon yang
ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya (Nursalam, 2002).Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien.
Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat.
Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi (pengobatan)
secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan
memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat di ruang Irna 2 dilaksanakan pada
obat injeksi yang disimpan oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan
menurut jadwal pemberian, sedangkan obat oral diberikan kepada pasien/keluarganya dan
perawat hanya memberitahukan cara pemberiaannya. Resep dari dokter diberikan keluarga
pasien untuk dibelikan di apotek, setelah mendapatkan obatnya diserahkan ke perawat
untuk dicatat pada buku penerimaan obat. Karena hal tersebut diatas, kelompok 2
berencana akan mensosialikan dan melaksanakan sentralisasi obat yang mencakup obat
injeksi maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada
pasien.Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi
jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa
terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang
tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian
pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko
kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya
kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut,

3
untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi keperawatan di Ruang Irna 2, kami
akan melaksanakan sentralisasi obat oral di ruangan tersebut.

B.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu meningkatkan pemahaman perawat Ruang Irna 2 dan mahasiswa dalam
menerapkan pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6 T dan
1 W ( tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat
dokumentasi dan waspada efek samping obat) serta mendokumentasikan hasil
pengelolaan.
b. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan perawat Ruang
Irna 2 dan mahasiswa dalam mengelola sentralisasi obat
c. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di Ruang irna 2 dalam penggunaan obat
sesuai dengan program terapi.
d. Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan
yang diberikan.
e. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.

C. MANFAAT
1. Bagi Klien
a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
2. Bagi perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.

4
3. Bagi institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikankepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (
Nursalam, 2007 )

B. TUJUAN PENGELOLAAN OBAT


Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi.
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih murah
dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “ hanya untuk mencoba “.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akanmembuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah
batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon, 2007 )

C. TEKNIK PENGELOLAAN OBAT ( SENTILISASI )


Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.

6
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah
diambi;l oleh keluargadiserahkan kepada perawat dengan menerima lembar
terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (
bila perlu ) dalam kartu control, dan diketahui ( ditandatangani ) oleh keluarga
atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya
mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta
penjelasan tentang 5T ( jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat
( Nusalam 2007 )
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian
obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang
ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali
keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat –
obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep ( jika masih perlu dilanjutkan ) kepada dokter penanggung jawab
pasien ( Nurussalam, 2007 )

7
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja ) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat ( Nursalam, 2007 )
6. Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan
obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah
obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat ( Nursalam, 2007)
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat
dengan cara – cara berikut ini:
1. Membuat catatan mengenai obat – obatan Yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf:
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan didinding :
3. Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat;
4. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat
setiap minggu pada waktu pertemuan staf:
5. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana
diperpustakaan ( Mc Mahon, 1999 )

7. Menyimpan persediaan obat

8
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan menulis
etiket dan alamat pesien. Penyimpanan stok ( persediaan ) yang teratur dengan
baik merupakan bagaian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima dicatat
dalam buku besar persediaan atau dalam kartu persedian.
b. System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan ( kartu stok ) kadang-kadang digunakan untuk
menggantikan buku besar persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku besar
persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan barang yang
diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan dalam buku
besar persediaan, masing – masing barang ditempatkan pada halaman yang
terpisah. Tetapi dalam system kartu persediaan, masing – masing barang
dituliskan dalam kartu yang terpisah.
c. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari
pendingin. Periksa persediaan obvat, pemisahan antara obat untuk penggunaan
oral ( untuk diminum) dan obat luar.

D. PERAN
1. Kepala Ruangan
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Katim
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
3. Anggota Tim
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.

E. PELAKSANAAN

9
Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu pertama sampai dengan
minggu kedua selama mahasiswa praktek di ruang anak. Ruangan yang digunakan dalam
mengelola sentralisasi obat adalah ruang nurse station dan ruang perawatan. Metode yang
digunakan adalah ODD (One Day Dose), dengan melibatkan depo farmasi ruangan.

F. INSTRUMEN
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki\
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi

G. MEKANISME KEGIATAN
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. katim mengucapkan salam dan 10 menit Nurse Katim
melaporkan kegiatan sentralisasi Station
kepada Karu
2. Karu menanyakan persiapan Karu
sentralisasi obat oral dan injeksi
3. Katim menyebutkan hal-hal yang Katim
sudah disiapkan
4. Karu memeriksa kelengkapan Karu
administrasi sentralisasi obat
(meliputi : informed consent,
formulir pemberian obat oral dan
injeksi, lembar serah terima obat)
Pelaksanaan
5. Katim menerima obat dari depo Nurse Katim
farmasi, dengan model one day station
dose.
6. Katim melakukan pencatatan Nurse Katim
pada format penerimaan obat oral station
dan injeksi, yang meliputi :

10
a. Identitas pasien
b. Nama obat, dosis dan cara
pemberiannya
c. Jumlah obat yang diterima dari
farmasi
d. Jam dan nama penerima obat Bed Katim, anggota
7. Katim dan anggota tim pasien tim
menjelaskan informed consent
sentralisasi obat Katim, anggota
8. Katim dan anggota tim Bed tim
Menyiapkan kartu serah terima obat pasien
oral. Katim dan
9. Katim memberikan penjelasan anggota tim
pada pasien dan keluarga mengenai Bed
nama obat yang akan diberikan, pasien
manfaat, dosis, cara pemberian, efek Anggota tim
samping dan kontra-indikasinya.
10. Katim dan anggota tim
memberikan obat oral kepada pesien Bed Anggota tim
sesuai dengan jadwal yang sudah pasien
ditentukan. Anggota tim
11. Anggota tim memberikan obat
kepada pasien dengan melibatkan Bed
keluarga. pasien
12. Kemudian anggota tim
menandatangani format pemberian Nurse Karu,katim,angg
ota tim
obat oral maupun injeksi serta station
mengobservasi efek samping dari
obat yang telah diberikan.
13. Karu mengecek kembali keleng-
kapan pendokumentasian sen-
tralisasi obat

11
Nurse
station

H.PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SURAT PERSETUJUAN


SENTRALISASI OBAT
a. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri, anak, istri,
suami,orang tua, dan lain-lain.
b. Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien yang bersangkutan.
c. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
d. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent (yaitu diawal klien
MRS).
e. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang menyetujui
dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.

I. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PEMBERIAN OBAT


1. Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan.
2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis, dan cara
pemberian.
3. Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.
4. Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi
5. Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf
6. Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta nama perawat atau
paraf.
7. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih ada setelah
pemberian beserta nama perawat

J. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN TANDA BUKTI SERAH TERIMA OBAT (UNTUK


FARMASI)

12
1. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.
2. Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama obat, frekuensi
pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas farmasi.
5. Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang menerima.

K. PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) SENTRALISASI OBAT


1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat (diawal MRS)
2. Pasien/ keluarga mengisi format persetujuan sentralisasi obat (diawal MRS)
3. Perawat menerima obat dari farmasi dengan model ODD (One Day Dose)
4. Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan di kotak obat
5. Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat pada pasien sesuai dengan
jadwal pemberian obat yang telah ditentukan.

LEMBAR PERSETUJUAN
DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

13
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : L/P *)
Umur :
Alamat :
Adalah istri / anak / orang tua *) dari pasien :
Nama :
Umur :
Alamat :
Ruang :
No. Reg. :
Menyatakan setuju/tidak setuju *) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah
mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur
atau dikoordinir oleh perawaat sesuai ketentuan dosis yang diberikan dokter.
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan
sentralisasi obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada petugas farmasi untuk
dilakukan pengadaan obat.
3. Obat dari depo farmasi diserahkan kepada perawat berdasarkan dosis per harinya
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan
ditandatangani oleh petugas farmasi dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan di kantor perawatan.
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan minum dan diberikan pada
pasien.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada
pasien/keluarga.
Paiton,……...……………2014

14
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana
mestinya.

Katim Yang membuat persetujua

Saksi-saksi
1. …………………………….. 2.. ……………………………

LEMBAR SERAH TERIMA OBAT


DI RUANG

15
Nama Pasien : No. Kamar :
Umur : No. Reg. :
No Tanggal Nama Obat Jumlah TTD / TTD/ Keterangan
. nama terang nama terang
perawat keluarga pasien
1

FORMULIR PEMBERIAN OBAT

16
Nama Pasien : Umur : Ruang : No. Reg :
Tgl
Nama Terima
Obat: (jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Dosis :

Cara
Pemberian Sisa
(rute) :
Tgl
Nama Terima
Obat: (jumlah)
Penerima
rina Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Dosis :

Cara
Pemberian Sisa
(rute) :
Tgl
Nama Terima
Obat: (jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Dosis :

17
Cara
Pemberian
Sisa
(rute) :
Tgl
Nama Obat Terima
: (jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Dosis :

Cara
Pemberian Sisa
(rute) :

L. KEGIATAN SENTRALISASI OBAT


1. Penanggung Jawab :
2. Tujuan :
Mampu melaksanakan peran katim dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
3. Rencana Strategi :
a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, format serah
terima obat dan format pemberian obat oral/ injeksi.
b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan bagian farmasi
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
4. Pelaksanaan :
Topik :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat ::

18
Karu :
Katim :
Perawat :
Pelaksana
Pembimbing :
Supervisor :
a. Struktur (input)
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang
2. Persiapan dilakukan sebelumnya.
3. Perawat yang betugas.
b. Proses
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentutan dan pasien yang menyetujui informed consent untuk dilkukan
sentralisasi obat.
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
c. Hasil
1. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar.
3. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.

ROLE PLAY

AKTRIS DA POSISI
19
1. Karu : Eva
2. Katim : Sobirin
3. Pa 1 : Mega
4. Pa 2 : Mita
5. Kp 1 : Fidya
6. Kp 2 : Gusti
7. Perawat penerima pasien : Ikke
8. Px : Bimo

Pada hari senin 18 september 2017

Sekitar pukul 09.00 WIB Pasien Bimodengan diagnosis Typoid dari ruangan UGD di rujuk ke
ruangan Dahlia Rumah sakitPatria Husada Blitar. Pasien diantar oleh keluarga dan perawat UGD
menuju ruang Dahlia dengan kursi roda. Keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos
mentis. Sesampai di ruang Dahlia, perawat ruangan dan perawat UGD melaksanakan serah terima
pasien baru. Setelah pasien baru (OB) diterima di Ruang Dahlia kemudian perawat ruang akan
melaksanakan kegiatan desentralisasi/sentralisasi obat.

Keluarga px 1 P(OB) : Selamat pagi.Saya ike. Nisa ingin memberitahu bahwa ada pasien baru Tn.
Calvin

diagnosis medis Typoid dari ruanganUGD di rawat inapdi ruang Dahlia. Keadaan umum
pasien lemah dan kesadaran compos mentis. Saya telah menerima pasien dan saat ini
pasien sudah berada di ruang rawat inap Dahlia dan saat ini saya limpahkan wewenang
untuk tindakan desentralisasi/sentralisasi obat kepada Ns. Wahyu.
Katim : baikike saya terima pelimpahan wewenang perawatan Tn. Calvin untuk tindakan
selanjutnya Prosedur desentralisasi/sentralisasi obat pasien.
Keluarga px 2P(OB) : baik. Kalau begitu saya lanjutkan tugas saya yang lainnya.
Katim : iya ike silahkan dan terima kasih.
Keluarga 3 P(OB) : sama-sama ike, selamat pagi

Katim memintakan ijin kepada Karu untuk melaksanakan desentralisasi/sentralisasi obat


pasien
Katim : selamat pagi eva

20
Karu : iya selamat pagi sobirin, ada apa ini?
Katim :kita memiliki pasien baru Tn. Calvin dengan diagnose Typoid dengan keadaan
umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis, yang tadi sudah dilakukan
Penerimaan Pasien Baru oleh ike,sekarang saya akan melakukan
Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru, bagaimana menurut eva?
Karu : baik sobirin, saya setuju untuk dilakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien
baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan instrumennya?
Katim : untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada
pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat. Tujuan pengelolaan obat
adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga
kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Instrument yang kita butuhkan antara lain :

1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat


2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki (kita sudah memiliki)
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
Karu : untuk formatnya bias saya lihat ?
Katim : ini bu (menunjukan format).
Karu : baik sobirin, saya rasa persiapannya sudah matang bias dilakukan sekarang.
Katim : baik eva terimakasih untuk perijinannya.
PA 1 : iya sobirin
Katim : kita segera saja lakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru bangsal 2A.
PA 1 : iya sobirin Jadi yang harus saya lakukan sekarang apa?
Katim : baik mega kita bagi tugas, saya persiapkan lembar persetujuannya, mega yang
memanggil keluarga pasien.
PA 1 : baik sobirin.segera saya laksanakan.
Katim : terima kasih.
PA 1 : sama-sama.

21
Perawat asosiet menuju ruang bangsal pasien
PA 2 : selamat pagi, dengan keluarga pasien Calvin yang masuk pagi ini tadi?
KP 1 : iya sus, saya saya kakaknya sdr.Calvin, ada apa ya sus?
PA 2 : perkenal nama saya mita, saya perawat pelaksana dapa Dinas Sift pagi hari ini.
Bapak tadi sudah dijelaskan maupun diorientasikan mengenai ruangan oleh ike,
sesuai dengan prosedur keselamatan dan kenyamanan pasien selama dirawat di Ruangan
Dahlia RSU Patria Husada Blitar, maka saya akan meminta persetujuan bapak untuk
pengaturan dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan
obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi. Bagaimana bapak setuju?
KP 2 : baik sus, saya setuju.. selanjutnya bagaimana sus?
Kami belum memiliki obat apa pun sus.
PA 2 : baik ibu, nanti kami jelaskan secara lebih rinci di ruangan, sekarang ibu ikuti saya
keruangan, kepala tim keperawatan yang menjelaskannya.
KP 2 : sebentar ya nak, bapak tinggal ke ruangan sebentar, biar kamu segera mendapatkan
perawatan yang baik.

Perawat Asosiet dan keluarga pasien menuju ruangan


PA 1 : selamat siang sobirin
Katim : iya, selamat siang mega… ini yang keluarga Tn. Calvin?
KP 2 : iya pak, saya kakanya Calvin..
Katim : ohh iya pak silahkan duduk..perkenalkan saya sobirin saya bagian Kepala Tim
perawat Dinas Pagi diruangan ini, bapak sudah sedikit dijelaskan alas an bapak saya
undang keruangan hari ini?

KP 2 : iya pak, saya tadi sedikit dijelaskan alasan saya diundang kemari, katanya perawat bimo
akan dilakukan pengaturan dan pengelolaan obat pasien dengan meminta persetujuan saya.
Katim : iya pak benar sekali, jadi saya jelaskan kembali ya pak, mohon diperhatikan dengan
baik dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan ditanyakan.

22
Sesuai dengan Prosedur Standart keselamatan dan kenyamanan pasien kami akan
melaksanakan Prosedur Desentralisasi/sentralisasi Obat pasien. Sentralisasi obat adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-hal
berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi,
antara lain :

1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.


2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih murah
dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah
batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri .
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah diambil
oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila
perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan

23
penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang
5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian
obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada
pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali
keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat – obatan
yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan
resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien
Penambahan Obat:

a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat
Obat khusus :

a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.

24
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat
Bagaimana pak, ada yang ditanyakan?
Atau sudah cukup jelas?
KP 1 : sudah pak, sudah sangat jelas..
Katim : baik pak mari saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan.
Ini berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.
KP 2 : baik pak..

Keluarga pasien mengisi format persetujuan Desentralisasi/sentralisasi obat


KP 2 : sudah pak.
Katim : baik pak, ini ada resep yang harus bapak tebus di apotik ruangan, dan ini untuk surat
pengambilan obat pak. saya tunggu diruangan untuk obat yang sudah ditebus ilahkan
diantar kesini.
KP 2 : baik pak, saya tebus resep dulu pak.

Setelah keluarga pasien menebus obat


KP 1 : permisi pak, ini obat yang sudah saya tebus.
Katim : baik bu, saya terima obatnya, saya cek dulu silahkan bapak duduk disini.
KP 1 : baik pak.
Katim : bu ini ada obat …… (katim menunjukan obat yang sudah ditebus kepada keluarga
Pasien) .
Silahkan bapak bertandatangan di format pernyataan serah terima ini, tapi sebelumnya

25
silahkan dipelajari yang tertera didalam persetujuannya.
KP 1 : baik pak, saya setuju dan saya tanda tangan di sebelah sini pak.
Katim : iya pak benar … baik bu bisa kembali keruangan dan menemani Tn. Calvin nanti
saat konsumsi obat di antar oleh perawat pelaksana.

Keluarga pasien keluar dari ruang Nurse stationer


Katim : Ns. mita tolong ini obat Tn. Calvin di atur dalam rak obat pasien dan berikan obat untuk
siang ini.
PA 1 : baik Ns sobirin

Katim melimpahkan wewenang mengelola obat dan mendistribusikan obat pasien kepada
Perawat Asosiet
PA 1 : permisi selamat siang pak ?
PX : Iya sus

PA : perkenalkan nama saya Ns.mega, saya perawat pelaksana yang bertugas pada dinas
siang ini. Saya akan memberikan obat injeksi maupun obat oral kepada tuan calvin.
Sesuai dengan standar aturan keselamatan pasien, maka sebelum memberikan obat saya
akan menanyakan identitas bapak terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk menjaga hak
pasien dalam penerimaan obat yaitu 6 Benar :
Benar obat, benar pasien, benar dosis, benar rute, benar waktu, benar dokumentasi.
Maka dari itu saya akan melaksanakan dengan Benar Pasien terlebih dahulu saya ingin
tanyakan identitas bapak sesuai dengan gelang yang bapak gunakan. Jadi bapak
sebutkan nama dan alamat bapak saya cocokan dengan yang tertera di gelang. Bisa
dipahami pak?
PX : iya sus, nama saya bimo, alamat sawahan Garum
PA : baik bapak, identitas yang bapak sebutkan sudah sesuai dengan yang tertera di dalam
Gelang. Selanjutnya saya akan menginjeksikan obat ini melalui selang infus bapak, saya
harap bapak rileks saaat saya suntikkan obatnya. Obat akan terasa sedikit sakit saat
memasuki pembuluh darah bapak, reaksi obat jika sudah diserap oleh tubuh adalah

26
bapak akan merasakan mengantuk, dan itu baik untuk memulihkan kesehatan bapak.
Nanti kalau ada yang ditanyakan lagi, atau butuh bantuan keperawatan, bapak bisa
memanggil saya di ruang keperawatan
PX : baik sus terima kasih
PA 2 : baik pak kalau begitu saya permisi dulu, selamat siang dan selamat beristirahat.

Perawat Asosiet menuju ruang keperawatan


PA 1 : Ns. sobirin saya sudah memberikan obat injeksi kepada pasien Tn. bimo sesuai
standart keamanan pasien, dan Desentralisasi obat pasien Tn. bimo sudah saya rapikan
di loker obat pasien.
Katim : baik Ns. mita terima kasih sudah bekerja dengan baik.
Ns. eva tindakan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien Tn. Calvin sudah dilaksanakan
sesuai prosedur keselamatan pasien.
Karu : baik Ns. sobirin, terima kasih sudah bekerja dengan baik sesuai Standart operasional
Prosedur.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam (2002) Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek Keperawatan Profesional,


Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam (2001) Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan praktek. Jakarta : Salemba
Medika.

27
28

Anda mungkin juga menyukai