PENDAHULUAN
1
dapat mengakibatkan penyakit kanker, perubahan kormone, dan menyebabkan
kelahiran berjenis kelamin ganda.
Selain itu pada plastik dengan jenis kelamin seperti pada botol susu untuk
balita, cara untuk mengetahui keasliannya yaitu dengan merebus plastik atau
wadah tersebut dalam air panas selama satu jam, apabila terjadi perubahan bentuk
atau pecah, maka dapat indikasikan melamin itu palsu. Melamin, urea dan bahan
berbahaya lainnya.
Sehingga dari serangkaian masalah yang dapat ditimbulkan oleh plastik maka,
penelitian ini mencoba memaparkan solusi alternative masalah pembukus
kemasan kini pada pengemas produk pangan yang aman dan ramah lingkungan,
dan menyehatkan. Misalnya pemakaian daun pisang serta bioplastik atau plastik
biodegradable, sebagai pengemas bahan pangan yang aman dan ramah
lingkungan. Daun pisang itu sendiri merupakan daun dari pohon pisang yang
digunakan sebagai bahan dekoratif pada berbagai kegiatan keagamaan atau
sebagai bahan dalam kuliner, seperti beberapa Negara di Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Dan plastik biodegradable artinya plastik ini dapat diuraikan kembali
oleh mikroorganisme secara alami, dapat dipengaruhi, yaitu senyawa-senyawa
yang terdapat dalam pati tanaman misalnya tapioca dan jagung. Bahan alami
tersebut sangat banyak manfaatnya seperti mengurangi tingkat pemanasan global,
menambah cita rasa makanan kerena aroma daun pisang yang khas, menyehatkan
tubuh karena tidak mengandut zat adiktif, serta mengurangi pencemaran
lingkungan.
Tulisan ini akan membahas beberapa hal penting seperti, faktor apa yang
memperngaruhi masyarakat memakai kemasan plastic, bagaimanakah dampaknya
penggunaan kemasan plastic , apa yang disebut dengan bahasn pengemas alami,
apa jenisnya dan bagaimana manfaatnya dalam pengemasan makanan.
2
1.2.1 Faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat lebih banyak
menggunakan bahan pengemas plastik dibandingkan dengan bahan
pengemas alami?
1.2.2 Bagaimana cara menentukan kemasan plastik yang berbahaya atau
tidak?
1.2.3 Bahan pengemas jenis apa yang aman dan ramah lingkungan?
1.2.4 Apa pengertian dari daun pisang dan plastik biodegradable?
1.2.5 Apa manfaat dari penggunnaan bahan pengemas alami?
1.2.6 Bagaimana solusinya agar terhindar dari bahaya bahan pengemas
plastik?
3
1.4.1 Secara Teoritis, mampu memperluas wawasan dan pengetahuan
terutama hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan dan
manfaat pembungkus yang alami yaitu daun pisang dan talas bogor,
sehingga dapat mengurangi tingkat atau dampak negatif akibat
penggunaan bahan-bahan kimia seperti plastik.
1.4.2 Penulisan ini secara praktis dapat melatih dan mengembangkan sikap
menggali sumber alami masyarakat, terutama pentingnya penggunaan
pembungkus makanan dari alam, yang lebih higienis dan tidak
mengandung zat-zat kimia yang berbahaya.
1.4.3 Dari segi ekonomis akan menghemat penggunaan bahan bahan dari
alam, ketimbang yang terbuat dari plastic ataupun dari karton dan
kardus.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Isu pemanasan global menjadikan masyarakat semakin sadar tentang
pentingnya pengembangan kemasan palstik ramah lingkungan. Salah satu bentuk
kepedulian tersebut ialah dengan mengurangi pemakaian plastic sintesis. Plastic
sintetis memang memiliki berbagai keunggulan seperti mepunyai sifat mekanik
dan berrier yang baik, harganya murah, dan kemudahannya dalam proses
pembuatan serta aplikasinya.
Namun palstik sintetik mempunyai kestabilan fisiko-kimia yang sangat kuat
sehingga plastik sangat sukar terdegrasi secara alami dan menimbulkan masalah
dalam penanganan limbahnya. Selain itu, kemasan pangan dari plastic sintetik
berpotensi mengalami migrasi polimer ke dalam, bahan pangan, sehingga
berakibat buruk bagi kesehatan.
Penggunaan kemasan plastik ramah lingkungan diharapkan dapat menjadi
alternative solusi bagi permasalahan diatas. Palastik ramah lingkungan yang
dibuat seluruhnya dari polimer alami (bio-palstik) selain dapat turut berperan serta
dalam menurunkan laju pemanasan global, juga dapat membantu peningkatan
citra dan diversifikasi produk turunan dari talas bogor. Sehingga pada akhirnya
diharapkan mampu menyejahterakan petani talas bogor karena adanya
peningkatan produktifitas. Dan lebih pentingnya lagi, kemasan bio-plastik mampu
berfungsi sebagai sebagai pengemas pangan yang memperpanjang umur simpan
produk dan mejaga kualitas produk pangan.
Dimasa mendatang, konsumsi bahan kemasan bio-palstik akan berkembang
dengan pesat. Sebab, bahan baku plastik sintetik yakni berasal dari minyak bumi
akan mengalami kelangkaan dan harga yang semakin tinggi.Terlihat dari gambar
grafik dibawah ini, setiap tahunnya terdapat tren peningkatan penggunaan
kemasan palstik yang berbahan baku alami. Melalui peluang inilah, akanlah
sangat baik bila kita mampu dalam rangka meningkatkan mutu produk pangan dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tercatat terdapat pertumbuhan pasar sebesar
30% setiap tahunnya.
6
plastic yang ada dapat merusak lingkungan karena sampah plastik tidak
mudah hancur atau terutai. (Kamus Biologi 2001 : 4 )
7
BAB III
METODE PENULISAN
8
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
9
4.2. Kreativitas Pengemas daun Pisang dan Talas Bogor
Bentuk – bentuk wadah lipatan dari daun pisang dan contoh – contoh pangan
yang dikemas dengan daun pisang. Daun pisang yang digunakan sebagai
pengemas pangan mempunyai beberapa bentuk wadah diantaranya pincuk, tum,
takir dan sudi.
1. Pincuk adalah piring saji tradisonal berbentuk segi empat dengan tiga sisi.
2. Tum adalah piring saji tradisional yang dibuat dengan cara mengakupkan
ujung – ujung dari daun pisang dan dikunci dengan biting.
3. Takir adalah wadah berbentuk bak, kotak yang tebuka bagian atasnya.
4. Sudi adalah wadah berbentuk bndar dengan tonjolan ditengahnya.
Selain itu daun pisang dapat digunakan sebagai pembungkus arem – arem,
bebek betutu, nasi bungkus, tempe, dan tumpeng.
5. Arem – arem adalah panganan serupa lemper yang berisi nasi, sayuran
ataupun sambal goreng yang dibungkus dengan daun pisang. Arem – arem
popular sebagai panganan pengganti sarapan. Biasanya ukurannya dibuat
lebih besar daripada lemper. Dalam pembuatannya isi arem – arem, yang
biasanya adalah sambal goreng, dibuat terlebih dahulu. Selanjutnya beras
dimasak setengah matang. Nasi setengah matang kemudian di atat pada
permukaan yang rata, isi ditaruh diatasnya lalu digulung dengan nasi.
Selanjutnya, gulungan dibungkus dengan daun pisang dan kemudian
dikukus hingga masak.
6. Bebek Betutu adalah masakan kebanggaan masyarakat Bali. Biasanya
dibuat dari bebek yang dibungkus dengan daun pisang, lalu di bungkus
lagi dengan plepah pinang hingga rapat. Bebek ditanam di dalam lubang di
dalam tanah, dan di tutup dengan bara api selama 6 – 7 jam sampai
matang. Betutu adalah cara masak ayam dan bebek yang sangat khas di
Bali dari penampakannya, ayam betutu sangat mirib dengan ingkung ayam
yang dipakai dalam upacara tradisi Jawa.
7. Nasi bungkus adalah nasi putih beserta lauk untuk satu orang agar bisa
di bawa dan dimakan di temapt lain. Nasi bungkus bukan nama jenis
makanan melainkan cara mengemas makanan. Bila nasi beserta lauk pauk
10
di kemas dalam kotak dalam karton, maka nasi tersebut di sebut nasi kotak
atau nasi dus. Daun pisang digunakan sebagai pembungkus karena daun
pisang mengeluarkan aroma yang harum bila terkena makanan panas.
8.Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji
kedelai, atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis
kapang Rhizopus, yaitu Rhizopu oligospurus. Tempe banyak dikonsumsi di
Indonesia tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian dseluruh dunia
yang telah banyak menggunakan tempe sebagai pengganti daging.
Akibatnya sekarang tempe diproduksi dibanyak tempat di dunia, tidak
hanya di Indonesia.
9. Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk pauknya dalam bentuk
kerucut, karena itu disebut pula nasi tumpeng. Olahan nasi yang dipakai
pada umumnya berupa nasi kuning, meskipun kerap juga digunakan nasi
putih ataupun nasi uduk. Cara penyajian nasi khas Jawa ini, atau
masyarakat Betawi biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu
kejadian penting, meskipun demikian,masyarakat indonesia mengenal
kegiatan ini secara umum.
4.3 Talas Bogor sebagai bioplastik pengemas pangan dan bahaya penggunaan
plastik. Talas Bogor adalah tanaman khas Bogor yang mempunyai potensi
yang bersar untuk dikembangkan menjadi produk bernilai tinggi, baik untuk
produk maupun produk nonpangan.
11
adanya produktifitas. Kemasan bioplastik juga mampu memperpanjang umur
simpanan produk dan menjaga kualitas produk pangan. Selain itu tujuan
penggunaan bioplastik ini adalah untuk mendayagunakan bahan baku lokal
untuk menghasilkan mutu produk pangan dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat.
4.6 Solusi untuk menghindari bahan pengemas makanan yang berasal dari bahan
kimia yaitu gunakan sedapat mungkin bahan- bahan yang dikemas dengan
daun pisang atau talas bogor terutama makanan-makanan yang siap saji
terutama nasi, lontong, sayur karena makanan itu akan cepat terkontaminasi
jika dalam keadaan panas, janganlah menyimpan air atau makanan dalam
keadaan panas, hindari penggunaan bahan-bahan dari plastik secara berulang-
ulang, berikan saran pada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan dalam
penggunaan bahan pengemas dari bahan kimia, bungkuslah makanan terlebih
dengan daun pisang atau dengan daunt alas bogor sebelum dibungkus dengan
plastic pembungkus ketika akan dipanaskan. Terapkan, sebarkan dan ajaklah
setiap orang dilingkungan rumah, kantor, sekolah, dan dimanapun untuk
mengetahui informasi ini idan mengimplementasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
12
BAB V
SIMPULAN & SARAN
5.1 Simpulan
Sebagian besar dari kita sudah mengetahui tentang bahan pengemas
lingkungan yang ramah lingkungan dan bahan pengemas pangan yang tidak
ramah lingkungan, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum mengetahui
bahan pengemas makanan yang tidak ramah lingkungan. Masih ada sebagian dari
kita yang belum mengetahui secara pasti penggunaan pengemas yang tidak alami
atau plastik, walaupun sebagian kecil ada yang mengetahui secara pasti.
Pemerintah sebenarnya kurang tegas dalam mengatasi masalah pengggunaan
pengemas pangan yang tidak alami dan yang menimbulkan berbagai kerugian
seperti penggunaan pengemas pangan yang tidak alami seperti plastik dapat
merusak lingkungan, kesehatan tubuh pun terganggu dikarenakan zat adiktif yang
terkandung di dalamnya yang dapat berbaur dengan makanan yang dikemas
dengan plastik. Disini masyarakat diharapkan agar mampu berinovasi dengan
bahan baku alami lainya.
5.2 Saran-saran
5.2.1 Memberikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai
bahan pengemas makanan yang tidak alami, pengertian, fungsi hingga
dampaknya apabila tidak menggunakan sesuai fungsinya.
5.2.2 Masyarakat harus lebih selektif dalam memilih pengemas makanan dan
berusaha tidak menggunakan pengemas makanan yang tidak alami
seperti plastik yang banyak mengandung zat adiktif yang dapat
mengganggu kesehatan. Dan berusaha menggunakan plastik yang
berstandar SNI.
5.2.3 Masyarakat hendaknya dapat memanfaatkan SDA secara efektif dan
efesien sebagai bahan pengemas pengganti plastik sebab bahan balku
plastik sintetik yakni berasal dari minyak bumi alam mengalami
kelangkaan dan harga bahan baku akan melambung tinggi.
13
LAMPIRAN I
BAHAYA ZAT KIMIA DALAM KEMASAN PLASTIK
14
LAMPIRAN II
Bentuk – Bentuk Kemasan dari Daun Pisang
Pincuk Tum
T
T
Takir Sudi
15
LAMPIRAN III
WAWANCARA EKSLUSIF DENGAN PENGEMAS MAKANAN
TRADISIONAL
Tipat Lontong
16
Ibu Penjual Tipat Lontong
Ibu Penjual Sumping
17
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
www.google.com.25/03/12
www.ensiklopedia.co.id
Irawati Singarimbun:1999:70
Pemanfaatan Sumber Daya
18