Anda di halaman 1dari 61

GAMBARAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI

SMP NEGERI 21 BATAM


TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah

OLEH:

WIWIK KUMALA DEWI


NPM : 41107063

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM
TAHUN 2010
GAMBARAN KEJADIAN DISMENOREA PADA
SISWI SMP NEGERI 21 BATAM
TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Ahli Madya Kebidanan

OLEH:

WIWIK KUMALA DEWI


NPM : 41107063

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM
TAHUN 2010
ABSTRAK

GAMBARAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP NEGERI 21

BATAM TAHUN 2010

Latar Belakang adalah Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang
mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan (Keikos, 2007).
Dan Dismenore didefinisikan sebagai nyeri perut yang berasal dari kram rahim da
terjadi selama menstruasi (Imcw, 2007).Dismenorea dapat disertai rasa mual,
muntah, diare dan kram , sakit seperti kolik diperut. di Amerika Serikat
diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenorea, dan 10- 15%
diantaranya mengalami dismenorea berat. diIndonesia angka kejadian dismenore
sebesar 64.25% yang terdiri dari 54,89% dismenorea sekunder (Info sehat , 2008).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian dismenorea
pada siswi SMP Negeri 21 Batam Tahun 2010.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian bersifat deskriptif, Populasi
dalam penelitian ini adalah siswi kelas 2 SMP Negeri 21 Batam yang berjumlah
40 orang, pengambilan sampel dilakukan secara total sampling sebanyak 40
orang, yang mana waktu penelitian bulan Juni 2010. Metode pengumpulan data
secara manual dan analisa data secara univariat.
Hasil penelitian : Dari 40 responden yang terlibat dalam penelitian ini, diketahui
bahwa didapatkan distribusi Gambaran Kejadian responden tentang Status Gizi
yang cukup sebanyak 20 orang ( 50% ), distribusi Gambaran Kejadian responden
tentang aktifitas fisik dikategorikan kurang sebanyak 24 orang ( 60% ).
Kesimpulan: melihat hasil diatas agar Siswi – siswi lebih banyak membaca buku
supaya mendapat informasi dan mengetahui faktor – faktor apa saja yang
menyebabkan dismenorea. Dan diharapkan para remaja putri melakukan Olahraga
dan Aktifitas Fisik secara teratur.

Kata Kunci : Masalah Kejadian Dismenorea

Daftar Bacaan : 18 (1990 – 2010)


BIODATA

Nama : Wiwik Kumala Dewi

NPM : 41107063

Tpt / tgl lahir : Tapan , 22 Februari, 1989

Agama : Islam

Alamat : Kav. Poskopkar Blok D No 11 Batu Aji

Pendidikan

1) SD Negeri 028 Poskopkar Bambu Kuning ( 1996- 2001)

2) SMP Negeri 21 Batam ( 2001- 2004)

3) MAN Batam ( Madrasah Aliyah Negeri Batam, ( 2004-2007)

4) D111 Kebidanan UNIBA ( 2007- 2010)


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

” Jika Seseorang Bisa Melakukannya, Kenapa Kita Tidak”

Ya Allah, padaku tak ada yang mudah


Hanya Engkaulah yang membuat sesuatu yang susah menjadi mudah

Perjalanan panjang telah kulalui


Langkah awal cita – cita telah kuraih
Namun ini semua bukan akhir dari segalanya
Masih banyak liku kehidupan yang harus ditempuh
Ya Allah, kuatkanlah aku

Agar dapat membahagiakan seseorang


Isilah tangan nya dengan kerja
Hati nya dengan kasih sayang
Fikiran nya dengan tujuan
Ingatan nya dengan ilmu yang bermanfaat dan
Masa depan nya dengan harapan

Kupersembahkan kaarya tulis ilmiah ini buat ayahanda Kamisdi dan


Ibunda Yusriwati yang telah membesar kan Wi dengan penuh kasih sayang.

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk mereka sebagai pelepas lelah


mereka selama ini yang tak ada hentinya terus membimbing dan
mendidikku selama ini, serta sebagai balasan do’a yang tak pernah
hentinya dalam setiap langkahku. Yang tak pernah ku lupakan kakakku
yang amat ku sayang yaitu kak Eva Sismita dan adik ku Andini Yuska
Putri karena mereka telah memberikan semangatnya dan dukungannya
buat wi. Terima kasih buat semua keluarga ku yang tak bisa wi sebut kan
satu persatu atas dukungan dan semangat dari kalian, wi sayang sama
kalian.
Dan tidak lupa buat sahabat- sahabatku kundut tersayang, makasih atas
kebaikan kalian selama ini kita selalu bersama baik dalam suka maupun
duka, luph u plendzz.

“ Thank’s for all, may ALLAH always with us “


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat

Dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah ini yang

diajukan untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

program Studi D-Iii Kebidanan Pada Universitas Batam Dengan Judul :

“Gambaran Kejadian Dismenorea Pada Siswi SMP Negeri 21 Kota Batam

Tahun 2010 ”.

Dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah Ini, penulis banyak menghadapi kesulitan

tetapi berkat pengarahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga

Karya Tulis nii dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankan Penulis

Menyampaikan Ucapan Terima Kasih Yang Tak Terhingga Kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. M. Jemmy Rumengan, SE, MM Sebagai Rektor

Universitas Batam.

2. Bapak Dr. Muharso, SKM Selaku Dekan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu

Kesehatan Universitas Batam.

3. Ibu Dainty Maternity, SST Sebagai Kepala Program Studi Ilmu Kebidanan

Universitas Batam.

4. Bapak Ferizal Masra, M. Kes Selaku Pembimbing I Karya Tulis Ilmiah

Yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk selama menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Devi Lestari Nurul Aulia, SST selaku pembimbing II Karya Tulis

Ilmiah yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk selama

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


6. Kepala Sekolah SMP Negeri 21 yang telah memberikankan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian.

7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Prodi Ilmu Kebidanan Universitas

Batam, yang telah memberikan serta membekali penulis dengan ilmu

pengetahuan.

8. Kepada seluruh rekan mahasiswi yang telah memberikan banyak bantuan

dan saran yang bermanfaat bagi penulis.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu pada kesempatan ini dan

penulis berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua Amin......

Batam, Agustus 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Abstrak........................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................... iii
Daftar Tabel................................................................................................ iv
Daftar Bagan .............................................................................................. v
Daftar Lampiran.......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 5
1.3.1 Tujuan umum.......................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Dismenorea.................................................................. 7


2.1.1 Faktor Resiko Dismenorea................................................ 9
2.1.2 Penyebab Dismenorea....................................................... 9
2.1.3 Gejala-Gejala Dismenorea................................................ 11
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Memperberat Dismenorea................ 12
2.1.5 Penatalaksanaan Dismenorea............................................ 14

2.2 Premenstrual Syndrom (Pms.................................................... 14


2.2.1 Pencegahan Pms.............................................................. 15
2.2.2 Status Gizi....................................................................... 16
2.2.3 Penilaian Status Gizi....................................................... 18
2.2.4 Parameter Status Gizi...................................................... 20
2.2.5 Hubungan Status Gizi Dengan Menarche....................... 23
2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja Dan
Dewasa....................................................................... 25
2.2.7 Aktifitas Fisik.................................................................. 28
2.2.8 Bagan Kerangka Teori..................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep................................................................ 30


3.2 Tabel Defenisi Operasional................................................. 31
3.3 Jenis Penelitian.................................................................... 31
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian............................................. 32
3.5 Populasi dan Sampel........................................................... 32
3.5.1 Populasi...................................................................... 32
3.5.2 Sampel........................................................................ 32
3.6 Alat Pengumpulan Data...................................................... 33
3.7 Pengolahan Data dan Analisa Data.................................... 33
3.7.1 Pengolahan Data........................................................ 33
3.7.2 Analisa Data.............................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian................................ 35


4.1.1 Letak Sekolah................................................................. 35
4.1.2 Data Sarana................................................................... 35
4.1.3 Data Tenaga.................................................................. 35
4.1.4 Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 21 Batam............. 36
4.2 Hasil Penelitian....................................................................... 39
4.2.1 Gambaran Kejadian Berdasarkan Status Gizi............... 39
4.2.2 Gambaran Kejadian Berdasarkan Aktifitas Fisik.......... 40
4.3 Pembahasan............................................................................ 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan................................................................................ 44
5.2 Saran.......................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 parameter angka kecukupan Gizi 2004 bagi orang Indonesia... 21

Tabel 3.1 tabel Defenisi Operasional......................................................... 31

Tabel 4.1 Distribusi Gambaran Kejadian Dismenorea ditinjau dari Faktor


Status Gizi................................................................................... 36

Tabel 4.1 Distribusi Gambaran Kejadian Dismenorea ditinjau dari Faktor


Aktifitas fisik............................................................................... 37
DAFTAR BAGAN

2.1. Bagan Kerangka Teori................................................................. 28

3.1 Kerangka Konsep......................................................................... 29


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Surat penelitian Karya Tulis Ilmiah Universitas Batam

Lampiran 3 Surat balasan penelitian dari SMP Negeri 21 Batam

Lampiran 4 Lembar konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 Lembar persetujuan menjadi responden

Lampiran 6 Struktur Organisasi Sekolah SMP Negeri 21 Batam


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh

wanita setiap bulanya untuk kehamilan (Keikos, 2007). Menstruasi menurut

Prawirohardjo (1999) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,

disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium. Walaupun menstruasi

datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang mengalami

ketidaknyamanan fisik atau merasa tersiksa saat menjelang atau selama haid

berlangsung (Blogdokter, 2007). Salah satu ketidaknyamanan fisik saat

menstruasi yaitu dismenorea.

Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi

selama menstruasi (Imcw, 2007). Dismenorea dapat disertai dengan rasa mual,

muntah, diare dan kram, sakit seperti kolik diperut. Beberapa wanita bahkan

pingsan dan mabok, keadaan ini muncul cukup hebat sehingga menyebabkan

penderita mengalami “kelumpuhan” aktivitas untuk sementara (Youngson,

2002). Kelainan yang selalu timbul tidak mungkin menyebabkan kematian


seseorang, tetapi hal ini akan sangat menggangu syarafnya, kadang-kadang

sampai mengalami penderitaan yang menahun dan kronis (Hartati, 1990).

Penyebab dismenorea bermacam-macam yaitu karena suatu proses penyakit

(misalnya radang panggul), endometriosis, tumor, atau kelainan letak uterus,

selaput dara atau vagina tidak berlubang, dan stres atau kecemasan yang

berlebihan, tetapi penyebab yang tersering diduga karena terjadinya

ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ

reproduksi . ( Andira. D, 2010 : 41).

Dismenorea banyak dialami oleh para wanita. Di Amerika Serikat

diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15%

diantaranya mengalami dismenorea berat, yang menyebabkan mereka tidak

mampu melakukan kegiatan apapun (Jurnal Occupation And Environmental

Medicine, 2008). Telah diperkirakan bahwa lebih dari 140 juta jam kerja yang

hilang setiap tahunnya di Amerika Serikat karena dismenorea primer

(Schwarz, 1989).

Di Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 64.25 % yang terdiri dari

54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenorea sekunder (Info sehat,

2008). Di Surabaya di dapatkan 1,07 %-1,31 % dari jumlah penderita

dismenore datang kebagian kebidanan (Harunriyanto, 2008). Namun hasil

penelitian tahun 2002 di empat (4) SLTP di jakarta terdapat kejadian

dismenore sekitar 733 subyek atau 74,1%. Tingkatan dismenorea antara

wanita satu dengan wanita yang lain berbeda, sehingga berbeda pula cara
mereka menanggulangi masalah tersebut. Mereka mencoba mencari sendiri

upaya untuk menguranginya, ada yang mengurangi dengan cara mencari

pertolongan dokter atau pengobatan sendiri dengan analgetik.

Menurut Said, dkk dalam Baziad, dkk (1993) mendapatkan angka kejadian

dismenorea 54,89 % dialami pada Siswi Sekolah Perawat Kesehatan dan

Siswa Sekolah Bidan. yang 9,36 % diantaranya menderita Dismenorea Berat.

Sifat dan derajat nyeri pada dismenorea ini bervariasi, mulai dari yang ringan

sampai yang berat (PKBI, 2004). Sedangkan tingkatan dismenorea menurut

Baziad, dkk (1993) dibagi menjadi 3 antara lain dismenorea ringan yaitu rasa

nyeri yang berlangsung beberapa saat, sehingga hanya diperlukan istirahat

sejenak untuk menghilangkan tanpa disertai obat, dan dismenorea sedang

adalah diperlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa meninggalkan

aktifitas sehari-hari, demikian pula dismenorea berat adalah diperlukan

istirahat lama dan dapat meninggalkan aktifitas sehari-hari satu hari atau lebih.

Di mana setiap orang memberikan reaksi yang berbeda terhadap nyeri

tersebut.

Pre Menstrual Syndrom (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan

fisik dan mental, dialami 7 – 10 hari menjelang menstruasi dan menghilang

beberapa hari setelah menstruasi (Agustin, 2004). Penderita Pre Menstrual

Syndrom kadang merasa pusing kepala yang terkadang sampai pingsan.

(Karyadi, 1999).
Pre Menstrual Syndrom merupakan suatu gejala yang sering dialami oleh

wanita menjelang menstruasi dangan dampak yang dialami bisa menjadi lebih

ringan seperti bingung, pelupa, timbul jerawat ataupun lebih berat seperti

diare, konstipasi, insomnia, depresi, bahkan kadang muncul rasa ingin bunuh

diri. Sedangkan gangguan mental dapat berupa mudah tersinggung dan

sensitif,sedangkan gangguan fisik berupa acne, nyeri perut, pusing, sakit

punggung, nyeri payudara. Pre menstrual syndrom bisa membuat

penderitanya merasa sangat sengsara (Agustini, 2004).

Pre Menstrual Syndrom belum jelas penyebabnya. Beberapa teori

menyebutkan karena faktor hormonal yaitu ketidakseimbangan antara hormon

estrogen dan progesteron, stres dan kekurangan gizi serta jumlah kegiatan

fisik yang tidak memadai. (Tan, 1996). Faktor-faktor yang turut memperberat

Pre Menstrual Syndrom menurut Agustini, (2004) ialah faktor paritas, dan

faktor usia. Sedangkan menurut Karyadi (1999) faktor-faktor yang turut

memperberat Pre Menstrual Syndrom ialah faktor paritas, usia, diet,

kekurangan zat gizi, dan kegiatan fisik.

SMPN 21 adalah Sekolah menengah pertama yang berlokasi di daerah Batu

Aji Kavling Lama Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Dikarenakan

mayoritas pelajarnya adalah kaum perempuan yang tidak lepas dari masalah

kewanitaan maka penulis memilih lokasi tersebut, salah satunya masalah nyeri

haid (dismenorea).
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas penulis ingin

melakukan penelitian tentang “Gambaran Kejadian Dismenorea Pada Siswi

SMP Negeri 21 Batam”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka penulis membuat rumusan

masalah sebagai berikut “Bagaimanakah Gambaran Kejadian Dismenorea

Pada Siswi SMP Negeri 21 Batam”.

1.2.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Sifat Penelitian : Penelitian Deskriptif

2. Subjek Penelitian : siswi yang mengalami dismenore di SMP Negeri 21

Batam.

3. Objek Penelitian : kejadian dismenorea

4. Lokasi Penelitian : SMPN egeri 21 Batam

5. Waktu Penelitan : Januari – Juni 2010.

1.3 Tujuan Penelitan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian

dismenore pada siswi SMP Negeri 21 Batam Kelas 2 Pada Tahun 2010.
1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini untuk :

a. Mengetahui gambaran kejadian dismenorea ditinjau dari faktor status

gizi Pada Tahun 2010.

b. Mengetahui gambaran kejadian dismenorea ditinjau dari faktor aktifitas

fisik Pada Tahun 2010.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi responden

Dapat menambah pengetahuan tentang kejadian dismenorea sehingga dapat

menjalankan aktifitas dengan tenang saat gejala datang.

1.4.2 Bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswi dan dapat menjadi bahan

masukan bagi peneliti yang akan datang,yang berhubungan dengan

Dismenorea

1.4.3 Bagi peneliti

Dapat menerapkan teori yang didapat dari bangku kuliah dan menambah

wawasan serta pengetahuan khususnya tentang Dismenorea


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Dismenorea

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh

wanita setiap bulanya untuk kehamilan (Keikos, 2007). Menstruasi menurut

Prawirohardjo (1999) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,

disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium. Walaupun menstruasi

datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang mengalami

ketidaknyamanan fisik atau merasa tersiksa saat menjelang atau selama haid

berlangsung (Blogdokter, 2007). Salah satu ketidaknyamanan fisik saat

menstruasi yaitu dismenorea.

Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi

selama menstruasi (Imcw, 2007). Dismenore dapat disertai dengan rasa mual,

muntah, diare dan kram, sakit seperti kolik diperut. Beberapa wanita bahkan

pingsan dan mabok, keadaan ini muncul cukup hebat sehingga menyebabkan

penderita mengalami “kelumpuhan” aktivitas untuk sementara (Youngson,

2002). Kelainan yang selalu timbul tidak mungkin menyebabkan kematian


seseorang, tetapi hal ini akan sangat menggangu syarafnya, kadang-kadang

sampai mengalami penderitaan yang menahun dan kronis (Hartati, 1990).

Dismenorea menjadi satu masalah tersendiri yang banyak dialami kaum

wanita.bahkan lebih dari 50% wanita yang menstruasi mengalami dismenore.

Sehingga hal tersebut yang menjadi factor penyebab terbanyak absennya para

kaum wanita pada jam kerja atau sekolah. gejalanya meliputi: nyeri pada perut

bagian bawah, mual, muntah, diare, cemas, depresi, pusing, nyeri kepala, letih,

lesu, bahkan sampai pingsan. Keluhan - keluhan ini bias berlangsung selama

beberapa jam, sampai beberapa hari. Dismenore dibedakan menjadi dua

bagian yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer

biasanya dimulai pada saat seorang wanita berumur 2- 3 tahun setelah

menarche dan mencapai puncaknya pada usia 15- 25 tahun . Berdasar data ,

dismenore primer dialami oleh 60- 75% wanita. Penyebabnya adalah adanya

peningkatan kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin.

Prostaglandin adalah salah satu mediator kimia / hormon didalam tubuh yang

menimbulkan terjadinya kontraksi pembuluh - pembuluh darah dan penurunan

aliran darah sehingga menyebabkan terjadinya proses iskhemia dan necrosis

pada sel - sel dan jaringan). Nyeri semakin hebat ketika bekuan atau potongan

jaringan dari lapisan rahim melewati servik/ leher rahim terutama bila

salurannya sempit. Dismenore primer umumnya tidak berhubungan dengan

kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terjadi sehari sebelum haid

atau hari pertama haid. Gejala ini akan hilang begitu haid datang. Dismenore

sekunder dismenore ini sangat jarang terjadi. Biasanya,terjadi pada wanita


yang berusia sebelum 25 tahun dan dapat terjadi pada 25% wanita yang

mengalami dismenore. ( Andira. D , 2010 : 41 ).

2.1.1 Faktor Resiko Dismenorea Primer

Biasanya dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3

tahun setelah menstruasi pertama. Sedangkan dismenore sekunder

seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun.

Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenorea adalah:

1. Rahim yang menghadap kebelakang (retroversi)

2. Kurang berolahraga

3. Stres psikis atau stres sosial.

2.1.2 Penyebab Dismenorea Sekunder dan Primer

Penyebab nya adalah:

1. Radang panggul

Adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit tersebut dapat

mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba,

indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga

panggul.

2. Endometriosis

Suatu penyakit di mana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di

luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya

ditemukan di dalam lapisan rahim.


3. Tumor Peradangan tuba fallopi

Tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba

fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan

(Hanifa, 1997 : 396).

4. Selaput dara atau vagina tidak berlubang

Selaput dara merupakan selaput kulit yang tipis yang dapat meregang

dan robek karena beberapa hal misalnya hubungan seks, penggunaan

tampon (pembalut) atau olahraga tertentu.

5. Stress

Suatu kondisi dinamis di mana seorang individu dihadapkan pada

peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang

dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti

dan penting.

6. Kecemasan yang berlebihan

Suatu perasaan yangdialami individu, seperti apabila ia mengalami

ketakutan. Pada kecemasan perasaan ini bersifat kabur, tidak realistis

atau tidak jelas obyeknya sedangkan pada ketakutan obyeknya jelas.

(Bryne, 1966). Kecemasan merupakan reaksi psikis terhadap kondisi

mental individu yang tertekan. Apabila orang menyadari bahwa

hal-hal yang tidak bisa berjalan dengan baik pada situasi tertentu akan

berakhir tidak enak maka mereka akan cemas. Kondisi-kondisi atau

situasi yang menekan akan memunculkan kecemasan. (Havary, 1997)


7. Ketidakseimbangan hormonal

Kekurangan atau kelebihan hormon mengakibatkan kesakitan yang

bisa bersifat fatal, Kurangnya beberapa hormon seperti melatonin akan

menyebabkan gangguan tidur. Akibatnya, orang bisa hipertensi dan

lama-lama tidak akan produktif bekerja karena kualitas tidurnya tidak

pernah sempurna Dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi

(Prof. Ketut).

8. IUD

Alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke

dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama

periode tertentu. ( Andira. D , 2010 : 41 ).

2.1.3 Gejala – Gajala Disminorea

Gejala – Gejala Dismenore Meliputi:

1. Nyeri pada perut bagian bawah disebabkan oleh peradangan, seperti

radang usus buntu, divertikulitis atau kolitis; oleh peregangan atau

distensi organ, seperti dalam kasus obstruksi usus, penyumbatan dari

saluran empedu oleh batu empedu, pembengkakan hati hepatitis, atau

oleh hilangnya pasokan darah ke organ

2. Mual Gejala-gejala dari penyakit yang mendasarinya dan bukan

penyakit spesifik. Mual adalah perasaan bahwa lambung ingin

mengosongkan dirinya.

3. Muntah Aksi kekerasan dimana lambung harus menanggulangi

tekanan yang normalnya ditempat untuk memperthankan makanan


dan sekresi-sekresi didalam lambung. Lambung hampir membalikan

dirinya dari dalam keluar - memaksakan dirinya kedalam bagian

bawah dari esophagus (tabung yang menghubungkan mulut ke

lambung) selama episode muntah.

4. Diare sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan

buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih

memiliki kandungan air berlebihan.

5. Cemas, depresi

6. Pusing, nyeri kepala

7. Letih, lesu, bahkan sampai pingsan. (Agustini, 2004)

2.1.4 Faktor- Faktor yang Memperberat Dismenorea/ PMS

Faktor- Faktor yang Memperberat Dismenorea adalah:

a. Faktor paritas

Dampak yang dialami bisa menjadi lebih ringan seperti bingung, pelupa,

timbul jerawat ataupun lebih berat seperti diare, konstipasi, insomnia,

depresi, bahkan kadang muncul rasa ingin bunuh diri. Sedangkan

gangguan mental dapat berupa mudah tersinggung dan sensitive.gangguan

fisik berupa nyeri perut, pusing, sakit punggung, nyeri payudara. Pre

menstrual syndrom bisa membuat penderitanya merasa sangat sengsara

(Agustini, 2004).
b. Faktor usia

Panjang pendeknya siklus ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor usia. Pada usia 12

tahun, siklus menstruasi biasanya berlangsung selama 31 hari, menginjak usia 34 tahun,

periode menstruasi mencapai 27 hari. Sedangkan pada wanita diatas usia 50 tahun,

rentang periode menstruasi bisa mencapai 52 hari. Sementara lama haid atau jangka

waktu keluarnya darah, rata-rata 3-5 hari. Variasi yang ada adalah antara 1-2 hari atau

7-8 hari.

c. Diet

Faktor kebiasaan makan, seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat,

minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, dan memperberat

gejala PMS.

d. Kekurangan zat gizi

Sepeti kurang vitamin B (terutama vitamin B6), vitamin E, vitamin C,

magnesium, zat besi.

e. Kegiatan fisik

Kurang olah raga dan aktifitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS

( Andira. D , 2010 : 37 )

2.1.5 Penatalaksanaan disminorea. (Kingston, Beryl. 1991)

a. Penerangan dan nasehat

b. Pemberian obat analgesik seperti preparat kombinasi aspirin,

fenasetin, kafein dan lain - lain.

c. Terapi hormonal dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi

kontrasepsi. Terapi dengan obat non steroid, anti prostaglandin, seperti

indometasin, ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat. Hendaknya


pengobatan ini sebelum haid, mulai 1 sampai 3 hari sebeum haid atau pada

hari pertama haid.

2.2 Pre Menstrual Sindrome (PMS)

Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi adalah pre menstrual

syndrome (PMS), yang merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan

emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita.

Pre Menstrual Syndrom (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan

fisik dan mental, dialami 7 – 10 hari menjelang menstruasi dan menghilang

beberapa hari setelah menstruasi. (Agustin, 2004). Penderita Pre Menstrual

Syndrom kadang merasa pusing kepala yang terkadang sampai pingsan.

(Karyadi, 1999).

Pre Menstrual Syndrom merupakan suatu gejala yang sering dialami oleh

wanita menjelang menstruasi dangan dampak yang dialami bisa menjadi

lebih ringan seperti bingung, pelupa, timbul jerawat ataupun lebih berat

seperti diare, konstipasi, insomnia, depresi, bahkan kadang muncul rasa

ingin bunuh diri. Sedangkan gangguan mental dapat berupa mudah

tersinggung dan sensitif, sedangkan gangguan fisik berupa acne, nyeri perut,

pusing, sakit punggung, nyeri payudara. Pre menstrual syndrom bisa

membuat penderitanya merasa sangat sengsara. (Agustini, 2004)

Pre Menstrual Syndrom belum jelas penyebabnya. Beberapa teori

menyebutkan karena faktor hormonal yaitu ketidakseimbangan antara

hormon estrogen dan progesteron, stres dan kekurangan gizi serta jumlah
kegiatan fisik yang tidak memadai. (Tan, 1996). Faktor-faktor yang turut

memperberat Pre Menstrual Syndrom menurut Agustini, (2004) ialah faktor

paritas, dan faktor usia. Sedangkan menurut Karyadi (1999) faktor-faktor

yang turut memperberat Pre Menstrual Syndrom ialah faktor paritas, usia,

diet, kekurangan zat gizi, dan kegiatan fisik.

2.2.1 Pencegahan PMS (syndrome pramenstruasi)

Pencegahan PMS adalah:

1. Batasi konsumsi makanan tinggi gula, tinggi garam ,daging, alkohol,

kopi, teh, cokelat, serta minuman bersoda.

2. Kurangi rokok atau berhenti merokok

3. Batasi konsumsi protein.

4. Meningkatkan konsumsi ikan, ayam, kacang- kacangan , dan biji- bijian

sebagai sumber protein.

5. Batasi konsumsi makanan produk susu dan olahannya (keju, es krim dll)

6. Meningkatkan konsumsi sayuran hijau

7. Konsumsi vitamin B kompleks terutama B6, vitamin E, kalsium,

magnesium juga omega -6.

8. Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur.

9. Menghindari dan mengatasi stres, menjaga berat badan.

10. Catat jadwal siklus haid anda serta kenali gejala PMS ( Yuliarti. N, : 12).
2.2.2. Status Gizi

Menurut soekirman (2000) status gizi adalah merupakan keadaan

kesehatan akibat iteraksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan

hidup manusia. Selanjutnya, Mc. Laren menyatakan status gizi merupakan

hasil keseimbangan antara zat- zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia

dan penggunaannya.

Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta

hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi)

membahas sifat-sifat nutrient (zat-zat gizi) yang terkandung dalam

makanan , pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat

kekurangan (ketidakcukupan) gizi. Zat-zat yang tidak lain adalah senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang pada gilirannya

diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita. ( Paath,

Rumdasih dan Heryati, 2005)

Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memedai, kecukupan

energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi

basis pertumbuhan. Pertumbuhan remaja di negara yang sedang

berkembang membutuhkan perhatian khusus pada nutrien vitamin A, seng

atau protein selain kebutuhan energi yang adekuat. Berbeda dengan di

negara barat , disana dilakukan fortifikasi pada produk makanannya

sehingga jarang ditemukan defisiensi nutrien (Soetjiningsih, 2004)


Zat-zat nutrien dibagi dalam dua golongan besar yakni makro nutrien (zat

gizi makro) dan mikro nutrien (zat gizi mikro). Zat gizi makro merupakan

komponen terbesar dari susunan diet serta berfungsi menyuplai energi dan

zat-zat gizi esensial yang berguna untuk keperluan pertumbuhan sel atau

jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktifitas tubuh. (Paath, Rumdasih,

dan Heryati, 2005).

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang

paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena

kekurangan gizi. Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada

suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat

gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain.

Kelompok-kelompok yang rentan gizi ini terdiri dari :

1. kelompok bayi : 0-1 tahun

2. kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun

3. kelompok anak sekolah : 6-12 tahun

4. kelompok remaja : 13-20 tahun

5. kelompok ibu hamil dan menyusui.

6. kelompok usia lanjut (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003), pertumbuhan fisik anak remaja pda umur

ini juga sangat pesat kemudian kegiatan-kegiatan jasmani termasuk

olahraga juga pada kondisi puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi
makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan

kegiatan-kegiatannya maka akan terjadi defesiansi yang akhirnya dapat

menghambat pertumbuhannya. Pada anak remaja putri mulai terjadi

menarche (awal menstruasi) yang berarti mulai terjadi pembuangan fe.

Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan, khususnya fe kurang maka akan

terjadi kekurangan fe (anemia).

2.2.3. Penilaian Status Gizi

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok

masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang

dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status

gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan

variabel:

a. Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan

penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil

penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi

tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.

Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk

memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun, 2 tahun. Oleh

sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat.

Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari.

(Depkes, 2004).
b. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran

massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap

perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun

konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam

bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan

penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran

dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan

kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan

satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi

kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi.

(Djumadias Abunain, 1990).

c. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat

dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik

untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan

keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita.

Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan

menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi

Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat

dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada

umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,

kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun. (Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting

untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang

berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan

BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya

gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi,

1994).

2.2.4. Parameter Status Gizi

Parameter status gizi adalah ukuran yang menjadi patokan dalam

menentukan status gizi seseorang. Ada beberapa parameter yang dapat

digunakan dalam menilai status gizi seseorang, salah satunya adalah dengan

pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan antropometri.

Antropometri telah lama dikenal sebagai indikator untuk penilaian status

gizi perorangan maupun masyarakat (Santrock, 2003).

Tabel 2.1
Parameter Angka Kecukupan Gizi 2004
Bagi Orang Indonesia

No Kelompok umur Berat badan (kg) Tinggi badan (cm)


1 0-6 bulan 6 60
2 7-12 bulan 8,5 71
3 1-3 tahun 12 90
4 4-6 tahun 17 110
5 7-9 tahun 25 120
Laki-laki
6 10-12 tahun 35 138
7 13-15 tahun 46 150
8 16-18 tahun 55 160
9 19-29 tahun 56 165
10 30-49 tahun 62 165
11 50-64 tahun 62 165
12 60 tahun 62 165
Wanita
13 10-12 tahun 37 145
14 13-15 tahun 48 153
15 16-18 tahun 50 154
16 19-29 tahun 52 156
Sumber : (syafiq, 2007)

Pengukuran status gizi yang digunakan menurut WHO-NCSH

Istilah status gizi

1. BB/U :

a) Gizi lebih > 2.0 SD baku WHO-NCHS

b) Gizi baik - 2,0 s.d.+2.0 SD

c) Gizi kurang <- 2.0 SD

d) Gizi buruk <- 3.0 SD

2. TB/U

a) Normal >= -2.0 SD baku WHO-NCHS

b) Pendek < -2.0 SD (Syafiq, 2007)

Menurut Arifin Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :

1. Early adolescent (11-14 tahun)

2. Middle adolescent (15-17 tahun)

3. Late adolescent (18-20 tahun)


2.2.5. Hubungan Status Gizi dengan Menarche

Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas

kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja

wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarche baik dari faktor usia

terjadinya menarche, adanya keluhan selama menarche maupun lamanya

hari menarche. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali

mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh

perurnya terasa tegang. Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan

tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang

biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Paath, Rumdasih, Haryati,

2005).

Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat

menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih

tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang

belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada gadis yang

menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan dari pada yang sudah

menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka

sama. Pada umumnya mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki

body mass index (indeks masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka

yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama

(Soetjiningsih, 2004).

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut :
Berat badan (kg)
IMT =
Tinggi Badan (cm) x Tinggi Badan (cm)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang

membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan

bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk

perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat

defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO

menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan

perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas

laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas

pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat. Untuk kepentingan

Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan

hasil penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil

kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Jika seseorang termasuk kategori :

1.IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan

berat badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.

2.IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan

kekurangan berat badan tingkat ringan.


2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja Dan Dewasa

Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa :

a. Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan

tentang zat gizi.

b. Pekerjaan

Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi

(NHNES) menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11

sampai 51 tahun bervariasai, dari kalori yang rendah (sekitar 1329) sampai

kalori yang tinggi (1958 kalori).

Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang

dari 30 % dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/ hari. Rata-rata RDA

kebutuhan kalsium 1000 mg. selain itu, wanita juga harus memperhatikan

unsur sodium, cara pengolahan makanan dan para wanita perlu membatasi

makanan kaleng atau makanan dalam kotak.

Kebutuhan Gizi Seimbang

Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori

remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak,gula dan

natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena
itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja,

makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan

perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.

Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas

zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh. Kebutuhan energi diperlukan

untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara

sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan

seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal

/ kg BB / hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal / kg BB / hari.

Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat.

Apabila asupan energi terbatas / kurang, protein akan dipergunakan sebagai

energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g / hari, 13-15 tahun

sebesar 57 g / hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g / hari. Sumber protein

terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan

protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.

Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan

lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu

diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi

tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan

minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu

rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1


gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat

mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.

Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B

yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan

dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam

nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam

pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru

terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

Kekurangan Fe / zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan

kekurangan darah yang dikenal dengan Anemia Gizi Besi (AGB). Makanan

sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan

daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih

mudah terabsorsi.

2.2.7 . Aktifitas Fisik

Aktifitas fisik akan mengurangi risiko kematian prematur pada

umumnya, dan penyakit jantung koroner, hipertensi, kanker usus, dan

diabetes mellitus khususnya remaja. kegiatan di masa kanak-kanak dan

meningkatkan kekuatan dan daya tahan, membantu membangun tulang

sehat dan otot, membantu mengendalikan berat badan, mengurangi

kecemasan dan stres, meningkatkan harga diri, dan dapat meningkatkan

tekanan darah dan kadar kolesterol.pengalaman fisik dengan aktivitas di

usia muda meletakkan dasar untuk menjadi aktif secara teratur sepanjang
hidup manusia. Departemen Kesehatan dan Layanan merekomendasikan

bahwa orang muda (usia 6-17) berpartisipasi dalam setidaknya 60 menit

aktivitas fisik sehari-hari. Pada tahun 2007, 35% dari siswa SMA telah

berpartisipasi dalam setidaknya 60 menit per hari aktivitas fisik pada

tanggal 5 atau lebih terakhir 7 hari, dan hanya 30% mengikuti kelas

pendidikan fisik harian. Partisipasi dalam kegiatan fisik menurun

menyolok sebagai usia anak-anak.


2.2.8 Bagan Kerangka Teori

Status Gizi

Usia

Paritas

Diet Dismenore

Fisik (Rutinitas)

Hormonal

Stres

Sumber: (Karyadi, 1999), (Agustini, 2004), (Tan, 1996)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 .kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep –

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian – penelitian yang

akan dilakukan ( Notoatmodjo, 2005 : 69 ). Konsep adalah abstraksi yang

dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu penelitian . oleh sebab itu konsep

tidak dapat diukur , maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variable

– variabel . Dari variabel itu konsep dapat diamati dan diukur.

Dismenorea

Status Gizi

Aktifitas Fisik

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri , sifat atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep . Variabel

penelitian adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan dan

penelitian.
3.1. Tabel Defenisi Operasional

No Variable Defenisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Dismenore Nyeri perut yang Cheklis Kuisioner Karena Ordinal


berasal dari kram yang diteliti
rahim dan terjadi semua yang
selama menstruasi dismenore
(Imcw, 2007)

2 Status Ekspresi dari Cheklis Timbang Baik : jika Ordinal


Gizi keadaan BB IMT
keseimbangan dalam Alat ukur Normal
bentuk variabel TB 18,5 –25,0
tertentu atau
perwujudan dari Tidak baik:
nutriture dalam jika IMT
bentuk variabel Kurus 17,0
tertentu (Suparisa, –18,4
dkk, 2001).

3 Aktifitas Pergerakan anggota Cheklis Kuisioner Baik jika: Ordinal


Fisik tubuh yang beraktivitas
menyebabkan seperti
pengeluaran tenaga olahraga,
yang sangat penting jalan kaki
bagi pemeliharaan 20 menit
kesehatan fisik dan setiap hari
mental, serta
mempertahankan Tidak baik:
kualitas hidup agar jika tidak
tetap sehat dan beraktivitas,
bugar sepanjang tidak
hari. berolahraga
3.2. jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian bersifat deskriptif yaitu

menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini ingin

menggambarkan bagaimana sebenarnya kenyataan dilapangan mengenai

masalah yang tengah dialami siswi SMP Negeri 21 Batam.

3.3. Tempat dan waktu penelitian

3.3.1 Tempat

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 21 Batam

3.3.2 Waktu

Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Januari - Agustus tahun

2010.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2005 : 79). Dalam penelitian ini adalah seluruh siswi

SMP Negeri 21 Batam yang mengalami Disminore. Berdasarkan survey

pendahuluan jumlah Siswi yang pernah mengalami Dismenore sebanyak 40

orang.

3.4.2 Sampel

Sample adalah sebagian yang diamati secara keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005 : 79).

a. Jumlah sample
penentuan jumlah sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang.

b. Cara pengambilan sample

Pengambilan sample dilakukan secara Total sampling yaitu sebuah cara

dengan semua populasi dijadikan sample untuk diteliti.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswi-siswi kelas 2 SMP Negeri 21 kota

Batam dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Remaja putri

2. Hadir pada saat pertemuan

3. Bersedia untuk dijadikan responding

4. Tidak sedang ujian

3.5 Alat pengumpulan data

Data primer dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner yang disebarkan

ke responden .Banyaknya adalah 40 responden (sampel) dari 40 orang

(populasi). Alat pengumpulan data adalah kuesioner.

3.6 Pengolahan data dan Analisa data

3.6.1 Pengolahan data

Data yang dikumpul diolah dengan langkah-langkah berikut:

1. Editing

Proses editing dilakukan pengecekan kesalahan data dan kekeliruan

dalam pengumpulan data melalui kuesioner yang telah terkumpul.


2. Coding

Proses coding dilakukan penomoran setiap lembar responden

3. Entri

Memasukkan data kedalam table distribusi frekunsi.

4. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data, serta

Pengambilan keputusan ,data dimasukkan kedalam bentuk tabel-tabel

distribusi frekuensi.

3.6.2 Analisa data

Analisa data dilakukan secara Univariat yaitu dengan menganalisis

variabel yang diteliti dengan menggunakan presentase dan distribusi

frekuensi. Hasil kuesioner pengetahuan responden akan diolah secara

manual.

Kemudian dengan nilai tersebut akan ditentukan skor total pada masing-

masing responden dengan rumus

f
P x100%
N
Keterangan :

P : presentasi (%)

F : jumlah jawaban yang benar (skor)

N : jumlah skor kuesioner


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Sekolah

SMP Negeri 21 terletak di Kecamatan Sagulung Kota Batam, dengan luas

wilayah tanah 19.565 m², dan luas wilayah bangunan 3.883 m².

4.1.2 Data Sarana

Sarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 21 Batam Kecamatan Sagulung

Kota Batam adalah :

a. Ruang Kelas : 21 Buah

b. Laboratorium IPA : 1 Buah

c. Laboratorium Komputer : 1 Buah


4.1.3 Data Tenaga

Jumalah tenaga di SMP Negeri 21 Batam Kecamatan Sagulung Kota

Batam adalah sebagai berikut :

a. Tenaga Pendidik / Guru : 39 orang

b. Staf Tata Usaha : 3 orang

4.1.4 Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 21 Batam

a. Visi SMP Negeri 21 Batam

Menuju peserta didik berprestasi yang berwawasan kebangsaan dengan

landasan iman dan taqwa.

b. Misi SMP Negeri 21 Batam

Bekerja sama dengan stakeholders sekolah untuk menciptakan sumber

daya manusia yang disiplin, bertanggung jawab, terampil dan cerdas

dalam lingkup wawasan kebangsaan.

Di setiap kerja komunitas pendidikan, kami selalu menumbuhkan

disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling menghormati

dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis

dengan berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan silaturahmi.


Penjabaran misi di atas meliputi:

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga

setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi

yang dimiliki.

2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada

seluruh warga sekolah.

3) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi

dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.

4) Menumbuhkan dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni.

5) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut

dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten dan

berakhlak mulia.

6) Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak tinggi,

dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Misi merupakan

kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan menjadi

beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detil dan lebih jelas.

Berikut ini jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi di atas.
c. Tujuan SMP Negeri 21 Batam

Tujuan sekolah kami merupakan jabaran dari visi dan misi sekolah agar

komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut:

1) Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah.

2) Unggul dalam perolehan nilai UAN.

3) Unggul dalam persaingan masuk ke jenjang SMA negeri.

4) Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,

terutama bidang sains dan matematika.

5) Unggul dalam lomba olah raga, kesenian, PMR, dan Pramuka.

6) Unggul dalam kebersihan dan penghijauan sekolah.

Tujuan sekolah kami tersebut secara bertahap akan dimonitoring,

dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk

mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Sekolah Menengah

Pertama dan Madrasah Tsanawiyah yang dibakukan secara nasional.

Selanjutnya, atas keputusan bersama guru dan siswa, SKL tersebut

lebih kami rinci sebagai profil siswa SMP Negeri 21 sebagai berikut:

1) Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti

sebagai cerminan akhlak mulia dan iman taqwa.

2) Mampu berbahasa Inggris secara aktif.

3) Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olah raga,

sesuai pilihannya.
4) Mampu mendalami cabang pengetahuan yang dipilih.

5) Mampu mengoperasikan komputer aktif untuk program microsoft

word, exsel, dan desain grafis.

6) Mampu melanjutkan ke SMA/SMK terbaik sesuai pilihannya

melalui pencapaian target pilihan yang ditentukan sendiri.

7) Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik

dan non akademik di tingkat kecamatan, kodya, propinsi, dan

nasional.

8) Mampu memiliki kecakapan hidup personal, sosial, environmental

dan pra-vocasional.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai Gambaran Kejadian Dismenore Pada Siswi SMP

Negeri 21 Batam Tahun 2010, diperoleh dari 40 responden, dilaksanakan

pada bulan juni 2010 dapat dilihat sebagai berikut :


4.2.1 Mengetahui Gambaran Kejadian Dismenorea ditinjau dari Faktor

Status Gzi Pada Tahun 2010

Distribusi frekuensi responden menurut status Gizi di SMP Negeri 21

Batam Tahun 2010 dapat dilihat dari tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden
Menurut Faktor Status Gizi

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Baik 10 25
Cukup 20 50
Kurang 10 25

Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian (2010)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapatkan distribusi frekuensi responden

menurut faktor Status Gizi yang cukup sebanyak 20 orang ( 50% ), yang

baik sebanyak 10 orang ( 25%), dan yang kurang sebanyak 10 orang

(25%).
4.2.2 Mengetahui Gambaran Kejadian Dismenorea ditinjau dari Faktor

Aktifitas Fisik pada Tahun 2010

Distribusi frekuensi responden menurut aktifitas fisik di SMP Negeri 21

Batam Tahun 2010 dapat dilihat dari tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut
Faktor Aktifitas Fisik

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Baik 3 7,5
Cukup 13 32,5
Kurang 24 60

Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian (2010)

Dari tabel 4.2. diatas didapatkan distribusi frekuensi responden menurut

faktor Aktifitas Fisik yang kurang sebanyak 24 orang ( 60% ), yang baik

sebanyak 3 orang ( 7,5), dan yang cukup sebanyak 13 orang ( 32,5%).

4.3 Pembahasan

4.3.1 Mengetahui Gambaran Kejadian Dismenorea ditinjau dari Faktor

Status Gzi Pada Tahun 2010.

Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa didapatkan distribusi frekuensi

responden menurut faktor Status Gizi yang cukup sebanyak 20 orang (

50% ), yang baik sebanyak 10 orang ( 25%), dan yang kurang sebanyak

10 orang ( 25%).
Menurut soekirman ( 2000 ) status gizi adalah merupakan keadaan

kesehatan akibat iteraksi antara makanan , tubuh manusia dan lingkungan

hidup manusia. Selanjutnya Mc.Laren menyatakan status gizi merupakan

hasil keseimbangan antara zat- zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia

dan penggunaannya. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali

mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh

perutnya terasa tegang. Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan

tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat

yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Paath, Rumdasih,

Haryati, 2005).

Kebutuhan gizi seimbang pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 %

atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini

sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat

meningkatkan resiko kegemukan dan gigi. Oleh karena itu, remaja harus

didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan

merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan

tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Kecukupan

gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-

zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.

Dilihat dari kenyataan di lapangan meskipun para remaja memiliki Gizi

yang cukup, tetapi hal ini juga harus diperhatikan agar tidak terjadi

kekurangan Gizi para remaja harus rutin menimbang berat badan,


mengukur tinggi badan, mengkonsumsi gizi seimbang dan Meningkatkan

konsumsi ikan, ayam, sayur-sayuran, kacang- kacangan, dan biji- bijian

sebagai sumber protein. Informasi tentang penting nya kecukupan gizi

bagi para remaja dari penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan, atau pun dari membaca buku tentang status gizi sehingga para

remaja bermotivasi untuk lebih menjaga kesehatan agar tidak terjadi

kekurangan gizi.

4.3.3 Mengetahui Gambaran Kejadian Dismenorea ditinjau dari Faktor

Aktifitas Fisik pada Tahun 2010.

Dari tabel 4.2. diatas didapatkan distribusi frekuensi responden menurut

Aktifitas Fisik yang kurang sebanyak 24 orang ( 60% ), yang baik

sebanyak 3 orang ( 7,5), dan yang cukup sebanyak 13 orang ( 32,5%).

Aktifitas fisik adalah Pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik

dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan

bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik akan mengurangi resiko kematian

prematur pada umumnya, dan penyakit jantung koroner, hipertensi kanker

usus dan diabetes mellitus khususnya remaja. kegiatan di masa kanak-

kanak dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan, membantu membangun

tulang sehat dan otot, membantu mengendalikan berat badan, mengurangi

kecemasan dan stres.


Dilihat dari kenyataan dilapangan bahwa aktifitas fisik para remaja sangat

kurang untuk itu bagi para remaja melakukan aktifitas fisik sangat penting

bagi kesehatan tubuh, setidak nya melakukan olahraga maupun aktifitas

minimal seminggu 3x dalam waktu ½ jam – 1 jam.

Karena dengan melakukan aktifitas bisa mengatasi rasa nyeri ketika

menstruasi datang. Dan Dianjurkan untuk sedini mungkin memeriksakan

diri ketika nyeri haid terjadi

.4.3.4 Upaya Pemecahan Masalah

Karena kurang nya Aktifitas fisik pada siswi untuk itu disaran kan bagi

staf pengajar SMP Negeri 21 Batam agar dilakukan pemberian informasi

untuk menambah pengetahuan para siswi melalui media ataupun

melakukan penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan agar informasi

mengenai dismenore dapat diberikan secara terpadu kepada siswi dengan

materi kesehatan reproduksi melalui pembagian booklet, maupun brosur-

brosur dan menyebarluaskan informasi melalui diskusi-diskusi. Sehingga

siswi lebih bermotivasi untuk melakukan aktifitas fisik secara teratur. Dan

bagi para pelajar SMP Negeri 21 Batam Diharapkan dapat menambah

wawasan dan pengetahuan dan lebih banyak membaca buku suku seperti

contoh buku seluk – beluk kesehatan reproduksi wanita


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tentang Gambaran Kejadian Dismenorea pada

Siswi SMP Negeri 21 Batam Tahun 2010, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa :

5.1.1 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian dismenorea

ditinjau dari faktor Status Gizi didapatkan yang cukup sebanyak 20 orang

(25%).

5.1.2 penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian dismenorea

ditinjau dari faktor Aktifitas Fisik didapatkan yang kurang sebanyak 24

orang (60%).
5.2 Saran

5.21. Bagi Instansi Pendidikan Universitas Batam

Diharapkan agar dapat menambah jumlah refrensi atau buku – buku

diperpustakaan, sehingga dalam penelitian selanjutnya lebih memudahkan

mahasiswa untuk pembuatan tugas akhir yaitu karya tulis ilmiah.

5.2.2 Bagi Staf Pengajar di SMP Negeri 21 Batam.

Disarankan agar informasi mengenai dismenore dapat diberikan secara

terpadu kepada siswi dengan materi kesehatan reproduksi melalui

pembagian booklet, maupun brosur-brosur dan penyebarluaskan informasi

melalui diskusi-diskusi.

5.2.3 Bagi Pelajar di SMP Negeri 21 Batam

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dan lebih banyak

membaca buku supaya mendapat informasi yang baik dan benar tentang

masalah Dismenore rasa nyeri bisa juga diatasi dengan cara Melakukan

olahraga dan aktivitas fisik secara teratur. Dan Dianjurkan untuk sedini

mungkin memeriksakan diri ketika nyeri haid terjadi.

5.2.4 Bagi Peneliti Lain

Agar dilakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor lain yang ikut

berpengaruh terhadap timbulnya dismenore, seperti faktor hormonal, obat-

obatan, faktor psikologi, dll.


DAFTAR PUSTAKA

Abunain Djumadias (1990). Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur Status


Gizi, Puslitbang Gizi Bogor.

Andira (2010). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta;


Aplus Books.

Anonim (2010), “Kesehatan Reproduksi”

Arsad, RA (2006). Perbedaan Hemoglobin, Status Gizi dan Prestasi Belajar


Anak SD Wilayah Gunung dan Pantai di Kabupaten Polewali Mandar
tahun 2006, FKM-UNHAS, Makassar.

Beryl (1991). Mengatasi Nyeri Haid. Jakarta; Arcan

Depkes, RI (2004). Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

March 20 th, 2009 Gizi Seimbang Pada Remaja.Lusa Leave a Comment Go


To Comments.

Notoatmojdo, Soekidjo (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta;


Rineka Cipta.

Prasetyo. R.h, 2008, All about Inner Beauty, Gramedia Putaka Utama, Jakarta

Suharjo (1996). Gizi dan Pangan, Kanisius, Yogyakarta

Supariasa (1999). Epidemiologi Gizi, AKZI Malang.

Supariasa; IDN; Bakrie; Bachyar; Fajar dan Ibnu, 2001, Penilaian Status
Gizi. Jakarta; EGC
Rostamailis, 2005, Perawatan Badan, Kulit dan Rambut, Rineka
Cipta

Wijayanti, Daru. 2009. Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jogjakarta: Book Mars.

Yuliarti (2009). A-Z Woman Health dan Beauty Edisi 1, Yogyakarya : Andi

Rumengan , Jemmy . 2008. Metodologi Penelitian . Bandung; Ciptapustaka


Media Peritis

Rumengan, Jemmy . 2008 Metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung:


Ciptapustaka Media Perintis

Arifin (2008). Tumbuh Kembang Remaja. Diambil pada 02 Juni 2010


http://www.Blog Rusari. Com.
KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMP NEGERI 21


BATAM TAHUN 2010

Petunjuk Pengisian:
 Kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan
 Penelitian sangat mengharapkan jawaban yang sejujurnya
 Bacalah pertanyaan dengan teliti sebelum menjawab
 Beri tanda silang pada jawaban yang dipilih

1. Nama responden :

2. Umur Responden :

3. Tinggi Badan : . . . cm

4. Berat Badan : . . . kg

5. Alamat rumah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …. .

6. Jarak rumah - sekolah : . . . . km atau . . . menit (jika berjalan kaki)

7. Berangkat dan pulang sekolah dilakukan dengan cara?


a. Menggunakan kendaraan umum
b. Menggunakan kendaraan motor pribadi
c. Menggunakan jasa ojek
d. Berjalan kaki

8. Aktifitas yang dilakukan pada saat istirahat sekolah?


a. Bermain bersama teman-teman
b. Jajan
c. Main game
d. Membaca pelajaran

9. Aktifitas yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang di rumah?


a. Bermain bersama teman-teman
b. Main game
c. Jalan-jalan bersama keluarga
d. Tidur
10. Apakah Anda turut membantu mengerjakan pekerjaan rumah?
a. Ya b. Tidak

11. Apakah Anda pernah Mengkonsumsi vitamin B. Vitamin C, vitamin E,

magnesium, dan zat besi?

a. Sering

b.Pernah

c.Tidak pernah

12. Apakah Anda sering melakukan Olahraga dengan berjalan kaki?

a. Tidak pernah

b.Jarang

c.Sering

13. Bagi anda apakah olahraga itu penting?

a.Sangat penting

b. Penting

c. Tidak terlalu penting

14. Apakah anda suka mengkonsumsi protein nabati seperti kacang-kacangan,

tempe, dan tahu?

a.Ya b.Tidak

15. Dalam satu hari barapa menit kah anda melakukan aktifitas fisik?

a. 15- 20 menit

b. 20- 25 menit

c. 25- 30 menit

Anda mungkin juga menyukai