Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN HUKUM DAN INTERAKSI SOSIAL

BAB I

PENDAHULUAN

Seorang manusia pada dasarnya ditakdirkan untuk saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya, maka dari itu manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia yang lainnya, sehingga
sekumpulan manusia yang saling membutuhkan ini disebut dengan makhluk sosial karena selalu
mempunyai keinginan untuk selalu hidup bersama. Didalam hubungan antar makhluk sosial ini
terciptalah suatu interaksi sosial yang dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Sehingga didalam
berinteraksi peran hukum sangatlah diperlukan keberadaannya untuk dijadikkan pedoman berperilaku
manusia.

Hukum pada intinya merupakan suatu himpunan peraturan yang mengatur tingakah laku sekumpulan
manusia, dan didalam hukum tersebut telah melekat suatu sanksi yang tegas dan nyata adanya sehingga
seluruh masyarakat atau objek hukum wajib untuk mematuhi segala peraturan yang telah ditetapkan.
Hukum merupakan faktor eksternal dalam perilaku manusia untuk terciptanya suatu tertib sosial.
Sehingga hukum seolah-olah telah menjadi sahabat manusia, dimana ada manusia pasti akan ada
hukum yang mengawasinya baik secara vertikal maupun horizontal.

1.1 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan interkasi sosial?
2. Apa saja pola interaksi sosial?
3. Apa yang dimaksud dengan hukum?
4. Bagaimana hubungan hukum dengan syarat terjadinya interaksi sosial?
5. Bagaimana hubungan hukum dengan interaksi sosial?

1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari interaksi sosial.
2. Untuk mengetahui pengertian hukum.
3. Untuk mengetahui pola-pola interaksi sosial.
4. Untuk mengetahui peran hukum dalam interaksi sosial.
5. Untuk mengetahui hubungan hukum dengan interaksi sosial.

BAB II

PEMBAHASAN

A. INTERAKSI SOSIAL
Didalam kehidupan manusia atau sekumpulan manusia yang menyebut dirinya sebagi masyarakat
sangatlah diperlukan suatu interaksi sosial sebagai sarana penunjang kehidupan mereka. Interaksi sosial
merupakan inti dari proses sosial yang merupakan hubungan timbal balik antara berbagai bidang
kehidupan yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, hukum dan hankam (soekanto:1982).
Pengertian interaksi sosial itu sendiri ialah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh
individu dengan individu, indivu dengan kelompok, dan kelompok dengan individu, serta kelompok
dengan kelompok didalam suatu kehidupan sosial.

Adapun ciri-ciri dari interaksi sosial, yaitu:


a) Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b) Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c) Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d) Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
Sedangkan faktor-faktor yang mendasari terbentuknya suatu interaksi sosial adalah :

a) Imitasi yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan,
atau gaya hidup.

b) Indentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama dengan
individu lain.

c) Sugesti adalah pendapat seseorang yang diterima tanpa berpikir kritis dan rasional.

d) Motivasi adalah suatu pengaruh untuk menjadikan seseorang menjadi lebih baik.

e) Simpati adalah suatu perasaan seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok
orang.

f) Empati yaitu merasakan apa yang dirasakn oleh orang lain kemudian mempunyai hasrat untuk
melakukan suatu hal yang bermakna untuk orang tersebut.

Itulah beberapa faktor yang mendasari terbentuknya suatu interaksi sosial di suatu masyarakat.

B. POLA INTERAKSI SOSIAL

Didalam suatu interaksi sosial terdapat suatu pola-pola interaksi sosial yang sebagian besar dianut oleh
masyarakat, pola-pola tersebut ialah:

1) Mendasarkan pada kebutuhan-kebutuhan dasar yang nyata.


2) Efisiensi
3) Efektivitas
4) Menyesuaikan diri dengan kebenaran
5) Sesuai dengan kaidah-kaidah
6) Tanpa pemaksaan mental dan fisik
Bahkan terdapat beberapa pola yang dihindari oleh masyarakat karena dianggap negative dan tidak
sesuai dengan hati nurani , pola-pola tersebut adalah:
1) Impulsif
2) Hubungan-hubungan didasarkan pada:
-kekayaan materiil
-kekuasaan
-prestise
-ketermasyuran
3) Emosionil

Dari pola yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa suatu pola interaksi dapat mempengaruhi
keadaan interaksi sosial masyarakat itu sendiri.

C. PENGERTIAN HUKUM

Dalam arti luas hukum dapat diartikan sebagai suatu aturan, kaidah, atau norma, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang pada dasarnya berlaku dan diakui orang sebagai peraturan yang harus
ditaati dalam kehidupan bermasyarakat dan apabila dilanggar akan dikenakan sanksi yang tegas dan
nyata(machmudin: 2010).

Tujuan hukum itu sendiri ialah untuk menjunjung tinggi keadilan, bermanfaat untuk masyarakat, dan
adil serta bermanfaat bagi semua manusia. Sedangkan fungsi hukum menurut J.P Glastra van Loon
adalah menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup, menyelesaikan pertikaian,
memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan yang jika perlu dengan kekerasan,
mengubah tata tertib dan aturan dalam rangka penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat, serta
memenuhi tuntutan keadilan dan kepastian hukum dengan cara merealisasi fungsi-fungsi hukum yang
ada.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hukum merupakan suatu kumpulan nilai kehidupan yang sangat memilikki
peran besar dalam berkehidupan ditengah masyarakat karena hukum dapat mengatur segala
kepentingan manusia mulai dari bayi yang masih didalam perut hingga manusia tersebut meninggal
dunia.

D. HUBUNGAN HUKUM DENGAN SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

Didalam interaksi sosial terdapat suatu syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu :

1. Adanya kontak sosial

Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya
menyentuh. Jadi secara harfiah artinya adalah bersama-sama menyentuh .
Kontak ini berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu:

a. Antara orang-perorangan
b. Antara orang dengan kelompok
c. Antara kelompok dengan kelompok

Terjadinya suatu kontak tergantung pada tindakan dan tanggapan dari tindakan tersebut, kontak ini
mempunyai dua sifat yaitu primer (hubungan langsung bertemu) dan berhadapan muka dan skunder
(hubungan melalui perantara).

2. Komunikasi

Arti terpenting dari komunikasi adalah saat seseorang member kan tafsiran pada perilaku orang lain
(yang berwujud pembicaraan, gerak, atau badan)

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa jika tidak ada kontak sosial dan komunikasi maka
semua bahasa dan informasi mengenai hukum tidak dapat tersampaikan dengan baik. Dan jika itu
terjadi, pengetahuan masyarakat tentang hukumpun tidak akan maksimal atau bahkan tidak akan tahu
apa-apa.

E. HUBUNGAN HUKUM DENGAN INTERAKSI SOSIAL

Didalam suatu interaksi sosial pasti memilikki suatu pengaruh negative maupun positif, dengan adanya
hal itu maka hukum sangatlah berperan penting dalam suatu interaksi sosial. Peran hukum itu sendiri
ibarat kompas, yang menjadi petunjuk arah kemana manusia harus melangkah atau berbuat sesuatu.

Jika manusia sebagai makhluk sosial yang dituntut untuk melakukan hubungan dengan manusia lain
maka seorang manusia yang terdiri dari individu maupun kelompok perlu memperhatikan hukum yang
berlaku di wilayah tempat tinggal mereka, karena kehidupan makhluk sosial tidak lepas dari hukum yang
seolah-olah menjerat mereka untuk menuju suatu jalan yang benar. Terealisasikannya hukum itu
tergantung pada empat factor, yaitu :

-hukum itu sendiri


Hukum memang sangat diharuskan bersifat melindungi, sehingga masyarakat akan merasa aman
dimanapun mereka berada.
-penegak hukum
Penegak hukum harus bersifat tegas, berani dan netral. Karena penegak hukum sangat berperan penting
dalam berjalannya suatu system hukum.
-fasilitas pendukung
Fasilitas pendukung hukum dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat lunak dan perangkat keras.
Perangkat lunaknya seperti peyuluhan tentang hukum terhadap warga maupun penegak hukum.
Sedangkan perangkat kerasnya seperti kendaraan bermotor, pistol,dll. Tanpa adanya fasilitas pendukung
tersebut, tidak akan mungkin penegak hukum menyerasikan peranan yang seharusnya dengan peranan
yang aktual.
-dan warga atau masyarakat
Warga atau masyarakat merupakan unsur terpenting didalam berjalannya hukum itu sendiri, karena
hukum dibuat oleh masyarakat itu sendiri dan ditaati oleh masyarakat itu sendiri, sehingga mau tidak
mau masayarakat harus taat pada hukum yang berlaku apabila tidak ingin terkena sanksi dari hukum
yang telah berlaku.

Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung dan terus di terima oleh
seluruh anggota masyarakat maka peraturan-peraturan hukum yang ada harus sesuai dan tidak boleh
bertentangan dengan asas-asas keadilan dari masyarakat tersebut. Dengan demikian, hukuman
bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus berdasarkan pada
keadilan.

Adapun tujuan dari hukum dan iteraksi sosial itu sendiri adalah Untuk menjamin kelangsungan
keseimbangan dalam perhubungan antara anggota masyarakat. Peraturan-peraturan hukum yang
bersifat mengatur dan memaksa warga untuk patuh menaatinya, menyebabkan terdapat keseimbangan
dalam tiap hubungan antar anggota masyarakat. Setiap hubungan kemasyarakatan tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam peraturan hukum yang ada dan berlaku dalam
masyarakat.

Terjadinya suatu interaksi sosial secara otomatis akan ikut melekat pula hukum yang akan
melaksanakan fungsinya sebagai pengendalian sosial. fungsi hukum dibedakan menjadi beberapa
kategori berdasarkan proses sosial yakni :

1. Fungsi hukum sebagai pengatur apabila dalam proses interaksi sosial tersebut dilakukan dengan
nurani (kodrati), organis (terorgisir) dan mekanis atau dilakukan berdasarkan keinginan hati.
2. Fungsi hukum sebagai pengawas apabila terjadi reaksi ( perubahan sosial). Perubahan sosial yang
menjadikan hukum mengawasi adalah perubahan sosial terarah, maju, mengambang, dan mundur.
3. Fungsi hukum sebagai penyelesaian masalah. Peranan hukum dalam menyelesaikan masalah
apabila terjadi permasalahan sosial. Permasalahan sosial terbagi atas beberapa kategori yakni,
permasalahan sosial sangat berat, amat berat, berat, dan tidak berat.(Nugraha: 2012)
Dengan demikian hukum berdampingan dengan masyarakat, karena terjadinya suatu interaksi sosial
hukum berperan sebagai pengatur masyarakat.

BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Keamanan dalam masyarakat akan terpelihara, apabila setiap individu ataupun kelompok tidak
menyebabkan suatu gejala sosial yang mampu memecahkan rasa kebersamaan dalam kehidupan. Bila
keamanan terganggu, maka masyarakat akan menjukkan suatu reaksi yang menyebabkan suatu dampak
negative bagi bangsa dan masyarakat itu sendiri. Untuk menanggulangi hal-hal negative tersebut maka
diberlakukanlah hukum untuk dijadikan sebuah pedoman atau penunjuk arah, kemana manusia harus
melangkah, agar teciptanya suatu tertib sosial dalam suatu bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Soekanto, S. 1982. Sosiologi hukum dalam masyarakat. Jakarta: Rajawali.

Soekadijo, R. 1988. Tertib hukum dalam masyarakat terasing. Jakarta: Erlangga.

Duswara, D. 2010. Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: Refika Aditama.

Nugraha, S. 2012. Hubungan Interaksi Sosial Dengan Hukum Sebagai Gejala Sosial. (Online).
(http://sendhynugraha.blogspot.com/2013/03/hubungan-interaksi-sosial-dengan-hukum.html), diakses
30 september 2013.

Sarmyendra, H. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Suatu Penerapan Hukum. (Online).
(http://sarmyendrahendy.blogspot.com/2012/06/dalamrealita-kehidupan-bermasyarakat.html), diakses
30 september 2013

Anda mungkin juga menyukai