.Cluster 4 PDF
.Cluster 4 PDF
FARHANAH WAHYU
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
EVALUASI PROGRAM BANTUAN DEPARTEMEN KELAUTAN
DAN PERIKANAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN
PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheumacottoni)
DI KABUPATEN BANTAENG
TESIS
Sebagai Salah SatuSyarat Untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Ilmu Perikanan
FARHANAH WAHYU
kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain,
Yang menyatakan,
Farhanah Wahyu
MOTTO PENULIS
Makna.
sesat atau disesatkan (oleh setan atau orang yang berwatak setan),
“If Allah is all you have, you have all you need”
_farhanah wahyu_
PRAKATA
SWT, pemilik segala kesempurnaan, segala ilmu dan kekuatan yang tak
tesis ini, namun Alhamdulillah berkat bantuan dari berbagai pihak baik berupa
doa dan tenaga maka tesis ini dapat selesai tepat waktu. Dalam kesempatan ini
abah H.Wahyudin Thahir, dan umi Hj. Hudriah Harun beserta adik-adikku
Thalhah (alm), Muhtadin, Adnan dan Aqidatul Izzah. Terima kasih pula yang
sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Aris Baso, M.Si. selaku Ketua Komisi
Penasehat dan Prof. Dr. Ir. Sutinah Made, M.Si. selaku Anggota Komisi
juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Rajuddin Syamsuddin,M.Sc.,
Bapak Dr. Andi Adri Arief, S.Pi, M.Si, dan Ibu Dr. Ir. Hj. Mardiana E.Fachry,
kepada Ir. Amriani M.Si dan Dwi Ratna S.Pi. dari Dinas Kelautan dan Perikanan
Kab. Bantaeng yang telah banyak membantu dalam rangka pengumpulan data
dan informasi. Terima kasih kepada kanda Arni, kanda Rianty, Bu’yusriani dan
Perikanan Angkatan 2011, dan penulis ucapkan pula terima kasih kepada
mereka yang namanya mohon maaf tidak tercantum tetapi telah banyak
tesis ini tidak luput dari kekurangan. Harapan penulis kiranya tesis ini dapat
Aamiin.
Farhanah Wahyu
ABSTRAK
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN .....................................................................
MOTTO PENULIS ..................................................................................
PRAKATA ...............................................................................................
ABSTRAK ...............................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................
C. Tujuan penelitian ..................................................................
D. Kegunaan Penelitian ............................................................
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Nomor Halaman
Nomor
4. Skema AHP.......................................................................................
5. Dokumentasi penelitian......................................................................
6. Kuesioner Penelitian..........................................................................
7. Kuesioner AHP..................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
produk perikanan di dunia, dengan penerimaan devisa sebesar USD 1,4 milyar
optimalisasi sumberdaya dan aplikasi sains (Widodo, 2001). Meske (1996) dan
Bell (1999) dalam Gimin (2001) menjelaskan tentang arti penting kegiatan
Salah satu budidaya laut yang memiliki tingkat produktivitas tinggi adalah
budidaya rumput laut. Rumput laut merupakan salah satu komoditas utama
perikanan budidaya yang bernilai ekonomis tinggi dengan peluang pasar yang
luas, baik nasional maupun orientasi ekspor. Rumput laut dapat dibudidayakan
secara massal sehingga menjadi salah satu komoditas strategis dalam program
produksi perikanan budidaya rumput laut adalah 1,944,800 ton atau 55.07%.
Produksi tersebut menduduki peringkat pertama total produksi perikanan
budidaya selain produk udang, ikan mas, bandeng, nila, lele dan lainnya
(Setyaningsih, 2011).
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Pada awalnya produksi rumput laut
laut yang cukup besar yaitu Pangkep, Takalar, Bulukumba, Selayar dan Barru
(Made, S dkk., 2001). Salah satu daerah penghasil komoditas rumput laut
terbesar dan merupakan salah satu sentra industry pengolahan rumputl laut di
Sulawesi Selatan adalah kabupaten Bantaeng. Hal ini didukung oleh perairan
ketinggian 0 (nol) sampai dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari
permukaan laut, dengan panjang garis pantai 21,5 Km (Dinas Pertanian dan
Kehutanan, 2009).
berprofesi sebagai petani rumput laut yang secara garis besar membantu
budidaya rumput laut. Namun, peningkatan potensi budidaya rumput laut yang
rumput laut yang tidak sesuai dengan potensi produksi rumput laut. Oleh
karena itu, Pada awal tahun 2003, Pemerintah Indonesia mulai menyusun
(Suharyo,2006)
Bantaeng sejak tahun 2002 hingga sekarang. Setelah program ini berjalan
beberapa tahun, tentunya perlu dievaluasi sejauh mana program ini dapat
membantu peningkatan pendapatan petani rumput laut pada saat sebelum dan
setelah mendapatkan bantuan pemerintah. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji dampak program bantuan DKP
Bantaeng.
B. Rumusan Masalah
laut merupakan mata pencaharian baru bagi masyarakat pesisir yang hanya
modal dalam peningkatan usaha rumput laut mereka seperti peralatan dan
modal untuk budidaya dan pengolahan rumput laut agar proses pemasarannya
C. Tujuan
3. Mengevaluasi program tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu pada
bantuan modal dan peralatan oleh DKP kepada pembudidaya rumput laut
masyarakat pesisir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kinerja sebuah program, kebijakan dan atau sebuah kegiatan. Proses evaluasi
fakta dan tanggapan yang dihasilkan ketika sebuah program atau kebijakan
menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan atau
dalam arti satuan nilainya. Dalam artian yang lebih spesifik evaluasi berkenaan
dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan. Ketika
hasil kebijakan pada kenyataannya mempunyai nilai, hal ini dapat disebut
bahwa kebijakan atau program telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna,
yang berarti bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau dapat diatasi.
Deskripsi utama evaluasi adalah bahwa evaluasi menghasilkan tuntutan-
bukanlah mengenai fakta (apakah sesuatu ada?) atau aksi (Apakah yang
program.
telah mencapai tingkat kinerja tertinggi (atau rendah) diperlukan tidak hanya
seluruh masyarakat.
3. Orientasi masa kini dan masa lampau, Tuntutan evaluasi, berbeda dengan
kebijakan.
nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini,
pengangguran).
terhadap nilainilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas
tujuan dan sasaran, analis dapat menguji alternatif sumber nilai (misalnya
menyumbang pada definisi alternatif kebijakan yang baru atau revisi kebijakan
dengan menunjukkan bahwa alternatif kebijakan yang diimplementasikan
sebelumnya perlu dikaji ulang atau digantikan dengan kebijakan yang lain.
yang tidak terpisahkan dari Proses Kebijakan yang terdiri dari beberapa
tahapan (Dunn:2000:608).
kebijakan dimulai dari adanya isu atau masalah yang kemudian diagendakan
akhirnya akan mempengaruhi atau bahkan menjadi umpan balik (feed back)
bagi agenda setting berikutnya (yang baru). Dari proses tersebut bahwa
Tindakan Pemerintah
Hasil Dampak
Kebijakan
Tindakan Individu
memberikan hasil (out put) tertentu dan dampak tertentu sesuai kebijakan
tersebut. Hasil atau out put beserta dampak yang ada akan menjadi feed back
(umpan balik) bagi kebijakan lainnya atau menjadi perbaikan (evaluasi) bagi
dinilai dengan hasil yang dicapai dan dampak yang ditimbulkan, apakah sudah
sesuai dengan harapan ataukah masih jauh dari tujuan dari kebijakan atau
program.
Oleh karena itu, studi evaluasi akan dapat menjawab bagaimana suatu
dilaksanakan.
berikut :
feedback
kebijakan publik meliputi: teori kebijakan publik yaitu sebagai ilmu, analisis
tertentu dan dampak tertentu sesuai tujuan dari kebijakan itu. Hasil atau out put
beserta dampak yang ada akan menjadi feed back (umpan balik) bagi kebijakan
program akan dapat dinilai dengan hasil yang dicapai dan dampak yang
ditimbulkan, apakah sudah sesuai dengan harapan atau masih jauh dari tujuan
2. Siapa respondennya;
(McNamara, 1997-2010) :
Program sering dibuat untuk memenuhi satu atau lebih tujuan spesifik.
tujuan adalah menilai sejauh mana program tersebut memenuhi tujuan dan
Evaluasi ini berguna jika program yang lama berdiri dan telah berubah selama
bertahun-tahun, karyawan atau pelanggan melaporkan sejumlah besar keluhan
sering melakukan adat pesta laut atau sedekah laut. Namun, dewasa ini sudah
ada dari sebagian penduduk yang tidak percaya terhadap adat-adat seperti
pesta laut tersebut. Mereka hanya melakukan ritual tersebut hanya untuk
formalitas semata. Begitu juga dengan posisi nelayan sosial, pada umumnya,
struktur sosial yaitu kuatnya hubungan antara patron dan klien dalam hubungan
modal kepada klien. Hal tersebut merupakan taktik bagi patron untuk mengikat
klien dengan utangnya sehingga bisnis tetap berjalan” (Satria, 2002). Dari
masalah utang piutang tersebut sering terjadi konflik, namun konflik yang
sumberdaya ikan yang jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, sangatlah penting
pengelolaannya.
Peran pemerintah mulai tingkat lokal hingga tingkat pusat sangat penting
hancur dan menjadi langka bila tidak dikelola dengan bijak akan menimbulkan
sesuai dengan warna dari kultur masyarakat setempat. Untuk itu LSM harus
mampu memberikan masukan dan atas pemikiran kritis bagi strategi
mata pencaharian utama nelayan. Ini bisa dimaklumi karena nelayan menjadi
mata pencaharian utama kelompok masyarakat yang hidup di sekitar pantai ini.
Yang perlu dicermati pada masyarakat pesisir adalah masalah yang berkaitan
para nelayan.
mengendalikannya.
termasuk oleh kelompok petani rumput laut. Menjadi petani rumput laut
dalam mengelola sumberdaya alam menjadi produk rumput laut, juga tidak
lepasa dari kultur dan relasi yang mereka bangun dengan alam, serta tenik
laut, terkait degan alur ekonomi lainnya, maka kehidupan masyarakat pesisir
dalam hal ini petani rumput laut juga tidak luput dari pasang surut, termasuk
yang paling mutakhir terjadi adalah kebijakan harga dan impor rumput laut yang
ditetapkan oleh pemerintah. Ini sekali lagi memberikan bukti bahwa kehidupan
pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh
kekuatan yang berasal dari bawah. Pemberdayaan ini memiliki tujuan dua arah,
berhubungan :
kelompok.
pada pengaruh Marx mengenai ada yang berkuasa dan ada juga dikuasai ada
perbedaan kelas semisal majikan dan buruh, distribusi pendapatan yang tidak
(Prijono, 1996:137).
fondasi civil society di kawasan pesisir (Kusnadi, 2007). Untuk mencapai tujuan
tingkat partisipasi politik warga yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
yang ada, yaitu kesempatan kerja atau partisipasi termanfaatkan secara penuh
sulit dipenuhi.
sumberdaya alam sedemikian rupa sehingga tak mampu berada pada kondisi
sangat beragam. Kondisi di atas diperburuk oleh kenyataan bahwa tidak setiap
pertimbangan yang rasional dan efisien. Dalam kondisi demikian, pasar atau
ekonomi telah terdistorsi. Dalam jangka panjang hal tersebut akan melahirkan
akhirnya kemiskinan.
tidak dapat terjadi begitu saja. Proses natural harus diciptakan melalui
perlu dijawab.
Pertama, pembangunan perlu diletakkan pada arah perubahan struktur.
Pemberian ruang dan kesempatan yang lebih besar kepada rakyat untuk
Kegagalan dan harapan bukanlah alat ukur dari hasil kerja ilmu-ilmu
sosial, melainkan lebih merupakan cermin dari nilai-nilai normatif dan moral.
Kegagalan dan harapan akan terasa sangat nyata pada tingkat individu dan
masyarakat. Pada tingkat yang lebih luas, yang dirasakan adalah gejala
kegagalan dan harapan. Dengan demikian, “pemberdayaan masyarakat”, pada
dan kegiatan ekonomi yang berlangsung adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan
nyata.
mempunyai birokrasi. Birokrasi ini harus dapat berjalan efektif, artinya mampu
(public policies) dengan baik untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
masyarakat miskin.
sebagai berikut :
(PUMP)
hasil perikanan)
Perikanan (PNPM-MKP)
(PUGAR)
> 30GT
* Penyediaaan alat tangkap kapal (pendampingan APBD)
Bidang Kelautan dan Perikanan secara terpadu dan tepat sasaran, maka
unggul.
Miskin.
d. Sasaran Strategik
dan perikanan.
dalam pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara arif dan
P2HP
perikanan lainnya.
sederhana
sumber daya lokal baik SDA, SDM maupun kelembagaan masyarakat yang
perikanan.
g. Sasaran Strategik
pengangguran.
2. Meningkatknya keterampilan dan semangat wirausaha dibiang kelautan dan
miskin.
2. Hasil perikanan
penguatan modal
Rumput laut merupakan salah satu hasil komoditi yang sudah banyak
bentuk rumput laut kering. Berdasarkan data statistik, pada tahun 2009 total
ekspor rumput laut Indonesia adalah sebesar 17,161.01 ton. Jumlah ini
sebenarnya masih bisa ditingkatkan jika ditinjau dari luas wilayah perairan
Indonesia yaitu sekitar 62% dari keseluruhan wilayah teritorial (Dahuri, 2003).
optimal. Hal ini jelas menjadi tantangan bagi kita untuk mencurahkan perhatian
dan upaya yang lebih serius dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas
rakyat dari praktek rentenir dan juragan. Program pemerintah yang digalakkan
areal seluas 17.416 hektar. Dengan mendistribusikan benih atau bibit rumput
laut sebanyak hampir 209 ribu ton. Program Inbud Rumput Laut itu dilakukan
dari hulu hingga hilir, mulai dari penyuluhan hingga penyediaan modal. Selain
itu, diharapkan terjadi jaringan kerja sama antar kelompok pembudidaya dari
(Dahuri, 2003).
faktor ketersediaan dan kesesuai lahan perairan, oleh karena itu untuk
memperoleh hasil yang optimal dari kegiatan tersebut hendaknya dipilih lokasi
dengan karakteristik yang dibutuhkan oleh rumput laut maka hasilnya pasti
partisipasi dari semua pihak yaitu dari pemerintah daerah dalam hal penetapan
memiliki pola ilmiah pokok “Ilmu Kelautan” yang dicanangkan sejak tahun 1978.
Memiliki banyak staf ahli yang menguasai bidang rumput laut ini.
Kontribusi ilmu pengetahuan ini sebenarnya sudah sering diterapkan
G. Pendapatan
pendapatan merupakan arus masuk bruto yang berasal dari usaha atau
Keuangan, Mahmud M Hanafi dan Abdul Halim (2003: 57) menyatakan bahwa:
Pendapatan didefinisikan sebagai aset masuk atau aset yang naik nilainya atau
hutang yang semakin berkurang atau kombinasi ketiga hal dimuka selama
periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang atau
perusahaan.
atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau
kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau
pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan lain yang merupakan
yang memusatkan perhatian kepada arus masuk (inflow) dari pada assets yang
atau jasa oleh perusahaan dan transfer barang dan jasa tersebut kepada
konsumen atau produsen lain. Dalam hal ini, Kieso, et al (2005: 56)
atau penambahan lain atas harta atau suatu kesatuan atau penyelesaian suatu
atau produksi barang, penyerahan jasa atau aktivitas lain yang merupakan
dasar arus masuk bruto dari manfaat ekonomis yang timbul dari aktivitas
1. Pengukuran Pendapatan
diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.”
Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume
nilai sekarang (present value) dari uang yang akhirnya akan diterima sebagai
hasil proses produksi atau transaksi pendapatan. Dari kriteria ini, jelas bahwa
yang bersangkutan.
2. Pengakuan Pendapatan
pendapatan ini adalah kapan pendapatan itu diakui. Proses penentuan waktu
timbulnya pendapatan itu sendiri. Dalam hal ini, Harahap (2004: 113) secara
pendapatan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan
dan menjual barang dan jasa itu setelah selesai”. Penentuan waktu yang
a. Selama produksi
H. Kerangka Pikir
dan berkelanjutan.
Sebagian besar penduduk masyarakat pesisir Kabupaten Bantaeng
laut merupakan mata pencaharian baru bagi masyarakat pesisir yang hanya
yang dimiliki oleh pembudidaya rumput laut, program bantuan pemerintah dari
DKP baik berupa bantuan dana dan peralatan sangat dapat membantu usaha
setelah penerimaan bantuan program. Akan tetapi, program unggulan ini bisa
menjadi jalan keluar atau sebuah langkah awal yang dapat menyelesaikan
Jenis Bantuan
Pendapatan
Sebelum Setelah
Analisis:- Kuantitatif
Kualitatif
AHP
Evaluasi
Rekomendasi
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dalam rangka adanya program bantuan dari DKP Kabupaten Bantaeng, yang
pengumpulan data, jenis instrumen penelitian yang akan digunakan serta teknik
pengolahan rumput laut di Sulawesi Selatan yang hingga kini jumlah kelompok
industri rumah tangga yang bergerak dalam bidang pengolahan Rumput Laut
besar, teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel jika sumber data
sangat luas.
rumput laut yang tidak mendapatkan program bantuan sebanyak 3 orang, dan
tahun 2012 sebanyak 68 orang yang terdiri dari ketua dan bendahara kelompok
sebanyak 75 orang.
sebagai berikut :
Jenis data yang diperoleh dengan cara ini adalah antara lain, keadaan
Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan
memberi keterangan dan menjelaskan hasil data analisis yang telah diperoleh
dari data yang diolah dan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis
masalah yang digunakan dalam metode analisis ini adalah rumusan masalah
masalah ketiga yaitu evaluasi program bantuan DKP dalam sasaran bantuan,
jumlah dan waktu. Komponen tersebut adalah reduksi data, kajian data dan
pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi
kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan,
yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga
analisis ini adalah rumusan masalah pada poin pertama dan ketiga yaitu
(DKP) dan rumusan masalah poin ketiga yaitu proses pemberian bantuan
para pemimpin dalam menetapkan informasi apa yang patut dikumpulkan guna
pembudidaya rumput laut yang akan diolah sesuai variabelnya, sebagai berikut:
a. Pendapatan
π = TR - TC
Dimana :
TC = FC + VC
TR = Y . Py
Keterangan :
Y : Produksi (Kg)
Py : Harga Y (Rp/Kg)
b. Produksi
R/C Ratio =
Dimana :
c. Efisiensi Pemasaran
nisbah antara total biata dengan total nilai produk yang dipasarkan, atau dapat
dirumuskan :
Dimana :
TB : Total biaya
0 - 30% : efesien
hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa
sama besar
3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya,
5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan
lainnya
7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu
berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan
miskin Kabupaten Bantaeng pada tahun 2009 mencapai 40,13% jiwa. Sebagian
rumput laut. Kemiskinan memang merupakan salah satu masalah pokok yang
dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu dengan adanya program
Program bantuan ini memberikan bantuan berupa bantuan dana uang tunai
kepada para pembudidaya dalam pengembangan budidaya rumput laut
bantuan DKP yang berumber dari dana bantuan pemerintah tingkat provinisi.
Program bantuan ini mulai tersalurkan kepada pembudidaya rumput laut sejak
tahun 2002.
Berikut ini kutipan wawancara dari saudari Ani (38 thn) seorang pegawai
program bantuan baru dari DKP yang berdiri mulai tahun 2011 hingga
Berikut ini kutipan wawancara dari saudari Marwah (42 thn) seorang
(PUMP). Hal tersebut dipertegas dalam buku pedoman teknis PUMP perikanan
2011).
dengan pembudidaya rumput laut untuk mencapai tujuan bersama. Hal tersebut
yang menerima bantuan dari program DKP Kabupaten Bantaeng dimana daftar
penerima program tersebut diambil pada tahun 2010 khusus untuk program
1. PNPM-MKP
kelompok terdiri dari 10 orang dan salah satu kelompok diantaranya terdiri 13
oleh DKP Kabupaten Bantaeng dengan nama kelompok Pesisir Tamalange II.
berikut:
Kelompok pembudidaya RL
merupakan asli penduduk setempat yang memiliki lokasi usaha yang jelas dan
bersedia untuk dibina oleh pihak DKP selama program tersebut berjalan.
2. APBD-TK I
laut berupa bibit dan peralatan budidaya. Jumlah kelompok pembudidaya yang
menerima program bantuan ini pada tahun 2012 sebanyak 10 kelompok yang
berikut:
mendapatkan program bantuan lain selain APBD-TK I itu sendiri dan masing-
masing anggota kelompok bersedia untuk dibina selama kurang lebih dua
tahun.
3. APBD-TK II
jumlah kelompok penerima bantuan tersebut pada tahun 2012 terdiri dari 10
rumput laut yang tidak pernah atau sedang mendapatkan program bantuan
usaha budidaya rumput laut dari program bantuan lain. Mekanisme selanjutnya
telah dinyatakan layak untuk menerima program bantuan yang tiap kelompok
bulan.
4. PUMP
bantuan baru dari Dinas Kelautan dan Perikanan dan PUMP tersebut
ini memiliki aturan yang berbeda dengan program bantuan sebelumnya. berikut
berikut:
Sosialisasi oleh DKP
Penyaluran BLM
Pemanfaatan BLM
Pendampingan
Pelaporan
Kelompok pembudidaya yang lolos pada tahap seleksi dan identifikasi tersebut
Usaha Bersama (RUB) mengenai budidaya rumput laut mereka yang kemudian
rumput laut yang menerima program bantuan tersebut tergolong mampu dalam
hal ekonomi akan tetapi tetap memperoleh bantuan dari DKP meskipun mereka
tinggal pada daerah pesisir. Sehingga, hal tersebut tidak sesuai dengan
Berikut ini kutipan wawancara dari saudara Adi (32 thn) pembudidaya
kesejahteraan mereka.
bantuan dari DKP Kab. Bantaeng berupa uang tunai, bibit rumput laut maupun
program bantuan DKP Kab. Bantaeng dapat dilihat pada hasil evaluasi jumlah
a. Analisis Pendapatan
Tabel 2 : Hasil rata-rata biaya produksi, total penerimaan, jumlah produksi dan
tingkat pendapatan
Jenis
No Keterangan Sebelum Setelah
Program
1 PNPM-MKP Hasil Produksi (Kg) 433 548
Biaya Produksi (Rp) 3,331,556 4,576,778
Penerimaan (Rp) 3,900,000 4,935,000
Pendapatan (Rp) 568,444 358,222
2 APBD-TK I Hasil Produksi (Kg) 340 455
Biaya Produksi (Rp) 2,787,000 3,516,667
Penerimaan (Rp) 3,060,000 5,005,000
Pendapatan (Rp) 273,000 1,488,333
3 APBD-TK II Hasil Produksi (Kg) 322 482
Biaya Produksi (Rp) 2,772,833 5,252,667
Penerimaan (Rp) 2,902,500 5,307,500
Pendapatan (Rp) 129,667 54,884
4 PUMP Hasil Produksi (Kg) 325 485
Biaya Produksi (Rp) 2,806,500 5,263,500
Penerimaan (Rp) 2,925,000 5,335,000
Pendapatan (Rp) 118,500 71,500
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2013.
dari PNPM-MKP, dimana tingkat produksi rumput laut sebelum dan setelah
menerima bantuan program meningkat dari 433 kg menjadi 548 kg. Hal ini tentu
Rp. 358,222.
adalah Rp. 2,787,000 dan setelah menerima bantuan Rp. 3,516,667. Total
penerimaan yang diterima pada saat sebelum menerima bantuan sebesar Rp.
diterima meningkat menjadi Rp. 5,005,000 dengan total pendapatan pada saat
sebelum program sebesar Rp. 273,000 dan total pendapatan setelah menerima
482 kg dengan total rata-rata biaya produksi sebelum program sebanyak Rp.
sebanyak 325 kg dan setelah penerimaan bantuan program naik menjadi 485
jumlah penerimaan sebelum dan setelah menerima bantuan program DKP naik
secara konstan. Hal ini sesuai dengan pendapat Zaini (2010) bahwa besar
pada saat sebelum dan setelah menerima program bantuan. Pada program
menerima program bantuan, karena program bantuan tersebut berupa alat dan
bibit rumput laut. Berbeda dengan program bantuan lainnya yang menyalurkan
pembudidaya yang menerima bantuan modal (uang tunai) bisa memilih jenis
diterimanya.
Berikut ini kutipan wawancara dari saudari Ani (38 thn) seorang pegawai
penyaluran bantuan berupa peralatan dan bibit rumput laut lebih efektif
dibandingkan dengan jenis bantuan uang tunai. Hal tersebut sesuai dengan
karena adanya perbedaan biaya produksi, hal ini disebabkan terutama karena
“Bantuan dana yang saya peroleh dapat saya gunakan untuk pembelian alat
produksi rumput laut kami sesuai dengan jenis dan banyaknya jumlah yang
saya inginkan dan sisanya saya gunakan untuk keperluan hidup keluarga.”
oleh DKP, perbedaan tingkat pendapatan tersebut juga dipengaruhi oleh biaya
variabel dan biaya tetap selama proses produksi rumput laut dilaksanakan.
dalam jangka pendek, satu kali produksi kita dapat membedakan biaya tetap dan
biaya berubah (variabel), termasuk didalamnya barang yang dibeli dan jasa yang
dibayar di dalam maupun di luar usaha tani. Tetapi dalam jangka panjang,
semuanya akan merupakan biaya peubah karena semua faktor yang digunakan
menjadi variabel. Oleh karena itu, biaya produksi merupakan salah satu alternatif
yang dapat dipilih sebagai faktor yang dapat ditekan sehingga tidak terlalu banyak
bahwa upaya untuk menciptakan dan meningkatkan pendapatan petani dapat pula
seberapa jauh setiap rupiah biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha dan
untuk melihat usaha untung, rugi, atau tidak untung dan tidak rugi (impas). Hal
program pemerintah untuk melihat kelayakan usaha budidaya rumput laut untuk
peralatan) dan bantuan tidak langsung berupa pelatihan budidaya rumput laut.
Berikut ini tabel hasil pengolahan data pada (Lampiran 3) berdasarkan rata-rata
bantuan DKP.
Tabel 3 : Hasil rata-rata kelayakan usaha (R/C ratio) pembudidaya rumput laut
yang menerima program bantuan DKP Kab. Bantaeng
Jenis program
Kelayakan usaha
Sebelum 1,17 1,09 1,01 1,04
Setelah 1,08 1,42 1,05 1,01
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2013.
menerima program bantuan total rata-rata R/C Ratio sebesar 1,17 artinya
bantuan total rata-rata R/C Ratio diperoleh 1,08 dengan artian setiap satu
rata-rata R/C Ratio sebesar 1,09 artinya setiap satu rupiah yang dikeluarkan
setelah menerima program bantuan total rata-rata R/C Ratio diperoleh 1,42
dengan artian setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh pembudidaya diperoleh
program bantuan total rata-rata R/C Ratio sebesar 1,01 artinya setiap satu
0,1 rupiah, sedangkan setelah menerima program bantuan total rata-rata R/C
Ratio diperoleh 1,05 dengan artian setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh
Bagian akhir daftar tabel 3 adalah program bantuan PUMP pada tabel
rata-rata R/C Ratio sebesar 1,04 artinya setiap satu rupiah yang dikeluarkan
setelah menerima program bantuan total rata-rata R/C Ratio diperoleh 1,01
dengan artian setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh pembudidaya diperoleh
keuntungan 0,1 rupiah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha
pembudidaya rumput laut yang menerima program bantuan PUMP masih layak
untuk diusahakan.
yang menerima program bantuan dari DKP Kabupaten Bantaeng layak untuk
rumput laut masing-masing lebih besar dari 1. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rahim dan Hastuti (2007) menyatakan bahwa R/C lebih dari 1 adalah untung
apabila memasukkan kata efesiensi dalam analisis, maka variable baru harus
dipertimbangkan dalam model analisis adalah variable harga. Oleh karena itu,
ada dua hal yang perlu diperhatikan sebelum analisis efesiensi dikerjakan yaitu
tingkat transformasi antara output dan input dalam fungsi produksi, dan
perbandingan antara harga input dan harga output sebagai upaya untuk
mencapai indikator efesiensi. Berikut ini tabel hasil pengolahan data (Lampiran
menjadi 8%. Begitupun dengan penerima program dari PUMP yaitu efesiensi
dari ke-empat program tersebut masih efektif, karena pada hasil persentse
tersebut disebabkan oleh adanya sarana pemasaran yang dilakukan oleh DKP
produksi rumput laut terbanyak oleh data dan informasi dari DKP. Hal ini
lebih efisien daripada saluran yang panjang dan pendapat Soekartawi (2002),
efisiensi pemasaran tidak terjadi apabila biaya pemasaran semakin besar dan
pembudidaya yang menerima program DKP umumnya memiliki luas lahan atau
lahan pertanian semakin efesien lahan tersebut. Bahkan lahan yang sangat
usaha tersebut.
D. Evaluasi Program Saluran Bantuan Dalam Tepat Sasaran,
Tepat Waktu, Dan Tepat Jumlah
pembudidaya.
DKP tersebut digunakan analisis hirarki proses (AHP) yang dapat membantu
pendapatan pembudidaya rumput laut. Bahwa faktor modal (MD), luas lahan
(LL) dan sarana produksi (SP) merupakan hal penunjang terhadap keberhasilan
program bantuan DKP dimana nilai AHP dari ketiga faktor tersebut 0.05 yang
berarti hasil analisis ketiga faktor tersebut efektif dalam program bantuan DKP.
lainnya yaitu modal dan luas lahan. Karena sarana produksi merupakan alat
sasaran, jumlah dan ketepatan waktu pada program bantuan DKP melalui
masalah yang ada dan hasilnya dapat digunakan oleh DKP dalam
kegiatan program:
1. Tepat Sasaran
adalah pemberian bantuan tepat sasaran bagi pembudidya rumput laut yang
namun memiliki keterbatasan dalam masalah dana dan peralatan. Oleh karena
APBD-TK I, APBD-TK II, dan PUMP dari DKP adalah masyarakat pesisir yang
kurang mampu dan memilki jenis usaha sebagai pembudidaya rumput laut.
kurang mampu akan tetapi juga bagi masyarakat pesisir yang bergerak sebagai
pengolahan rumput laut dan nelayan. Oleh karena itu, untuk menghindari
pembudidaya rumput laut yang memiliki luas lahan atau bentangan rumput laut
namun tidak memiliki kelompok budidaya rumput laut. Indikator yang digunakan
untuk mengetahui bahwa sasaran penerima bantuan program efektif atau tidaknya
dalam optimalisasi penyaluran bantuan DKP yaitu melalui hasil wawancara dengan
Gambar 10: Nilai sasaran bantuan berdasarkan faktor modal pada evaluasi
program bantuan DKP.
Gambar 11: Nilai sasaran bantuan berdasarkan faktor luas lahan pada
evaluasi program bantuan DKP.
Berdasarkan analisis hirarki proses di atas menunjukkan bahwa alternatif
pembudidaya rumput laut secara keseluruhan pada faktor modal adalah efektif pada
(gambar 10) dengan hasil analisis menunjukkan nilai angka 0.02. Namun, salah satu
hasil wawancara dari kelompok pembudidaya rumput laut yang tidak menerima
tersebut.
Berikut ini kutipan wawancara dari saudara Jarre (30 thn) seorang
“Sejak tiga tahun yang lalu namaku sudah dicatat oleh kelurahan untuk
mendapatkan program bantuan DKP, tapi hingga sekarang belum
mendapatkan bantuan tersebut.”
Hasil analisis hirarki proses selanjutnya adalah pada (gambar 11) nilai
menunjukkan angka 0.05 yang berarti sasaran program bantuan tersebut efektif.
Namun, seperti pada gambar sebelumnya salah satu hal yang harus diprioritaskan
tentang luas lahan pembudidaya yang pantas untuk menerima program bantuan.
Hal ini dibuktikan dengan data responden pada (lampiran 2) yang menunjukkan
adanya anggota kelompok pembudidaya yang memiliki luas lahan budidaya rumput
laut mencapai satu hektar atau lebih dan hal ini dikatagorikan pembudidaya tersebut
mampu dan tidak layak untuk menerima program bantuan DKP. Sehingga,
2. Tepat Waktu
dengan keberhasilan budidaya rumput laut. Salah satu contoh ikatan tersebut
merupakan salah satu indikator utama dalam usaha budidaya rumput laut
indikator pertama.
yang secara langsung dan tidak secara langsung sekali setahun akan tetapi
saat pembudidaya rumput laut membutuhkan bibit sesuai dengan jumlah bibit
yang dibutuhkannya hingga batas jumlah bibit sesuai dengan dengan program
Berikut ini kutipan wawancara dari saudari Rahmatia (35 thn) seorang
atau dana langsung yaitu dari program PNPM-MKP, APBD-TK II dan PUMP
yaitu dilakukan secara bertahap dengan pencairan dana pada rekening bank
dalam kurung waktu tiga kali dalam setahun. Berdasarkan (Gambar 10) hasil
analisis hirarki proses dari ketepatan waktu pemberian bantuan (MTB) kepada
3. Tepat Jumlah
konsensistensi ratio di bawah 0.1 . Berikut ini terdapat gambar tingkat efesiensi
Gambar 12: Nilai jumlah bantuan berdasarkan faktor modal pada evaluasi
program bantuan DKP.
Gambar 13: Nilai jumlah bantuan berdasarkan faktor sasaran produksi pada
evaluasi program bantuan DKP.
dengan faktor penunjang lainnya karena faktor yang lainnya lebih penting untuk
mendukung keberhasilan budidaya rumput laut pada kelompok pembudidaya.
Dalam artian bahwa jumlah bantuan yang diberikan dari program DKP sudah
sesuai dengan permintaan jumlah dana dan jenis bantuan yang diajukan oleh
penyaluran program bantuan yang ada di DKP berbeda-beda baik yang berupa
Berikut ini kutipan wawancara dari saudari Ambo sani (45 thn) seorang
rumput laut sebanyak 500 kg perkelompok budidaya dan peralatan berupa tali
program bantuan lainnya berupa uang tunai melalui rekening bank, PNPM-MKP
APBD-TK II sebanyak Rp. 100 juta per kelompok dengan jumlah kelompok 10
kelompok pembudidaya, dan program PUMP sebanyak Rp. 6,5 juta per
PENUTUP
A. Kesimpulan
rumput.
ketepatan waktu dan jumlah penyaluran dana program DKP sudah efektif
dan sesuai dengan tujuan dan prosedur yang ada untuk membantu
B. Saran
hanya aktif berjalan ± 2 tahun. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut
Dinas Pertanian dan Kehutanan. 2009. Profil Dinas Pertanian dan Kehutanaan
Kab. Bantaeng. Balai pustaka. Bantaeng.
Harahaf dan Sofyan Syafri. 2004. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Bumi
Aksara. Jakarta.
Hernanto, Fadholi, 1991. Ilmu Usaha Tani. Cetakan pertama. Penerbit PT.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Harifuddin, dkk. 2011. Analisis Margin Dan Efesiensi Pemasaran Rumput Laut
Di Desa Mandalle Kec. Mandalle kab. Pangkep. Jurnal agribisnis x vol.3.
Jurusan Perikanan Politeknik Pertanian. Makassar.
PROGRAM JENIS
No NAMA KELOMPOK NAMA UMUR JABATAN ALAMAT JENIS USAHA
BANTUAN KELAMIN
1 Bakal Timur PNPM-MKP/2010 Sarifuddin 36 Laki-laki Ketua Pallantikang Petani Rumput Laut
2 Tampung Timur I PNPM-MKP/2010 Mustari 49 Laki-laki Ketua Letta Petani Rumput Laut
3 Tampung Timur II PNPM-MKP/2010 Nur Ahyadi 53 Laki-laki Ketua Letta Petani Rumput Laut
4 Sinar Laut PNPM-MKP/2010 Aksan Akbar 38 Laki-laki Ketua Letta Petani Rumput Laut
5 Alga Lembang PNPM-MKP/2010 Ismail 40 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut
6 Pesisir Tamalange Ii PNPM-MKP/2010 Basri Hading 46 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut
7 Hidayat II PNPM-MKP/2010 Kamaruddin 41 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut
8 Sipakainga PNPM-MKP/2010 Muh. Ikhsan 36 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut
9 Mannggara Bombang PNPM-MKP/2010 Samoddin 51 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut
10 Assamaturu PNPM-MKP/2010 Bambang H 45 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut
11 Julu Ati PNPM-MKP/2010 Abd. Mutalib 45 Laki-laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut
12 Tunas Mandiri Ii PNPM-MKP/2010 Sirajuddin 37 Laki-laki Ketua Lamalaka Petani Rumput Laut
13 Sipakala' Biri PNPM-MKP/2010 Aidil 43 Laki-laki Ketua Lamalaka Petani Rumput Laut
14 Abulo Sibatang II PNPM-MKP/2010 Anwar Azis 39 Laki-laki Ketua Lamalaka Petani Rumput Laut
15 Kasoreang Jaya PNPM-MKP/2010 Jamaluddin 48 Laki-laki Ketua Lamalaka Petani Rumput Laut
16 Bakal Timur PNPM-MKP/2010 Ridwan D 30 Laki-laki Bendahara Pallantikang Petani Rumput Laut
17 Tampung Timur I PNPM-MKP/2010 Amir Syam 36 Laki-laki Bendahara letta Petani Rumput Laut
18 Tampung Timur II PNPM-MKP/2010 Muh. Asrul 49 Laki-laki Bendahara letta Petani Rumput Laut
19 Sinar Laut PNPM-MKP/2010 Samsinar Razak 53 Laki-laki Bendahara letta Petani Rumput Laut
20 Alga Lembang PNPM-MKP/2010 Usman Amir 38 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut
21 Pesisir Tamalange PNPM-MKP/2010 Abd. Wahid 40 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut
22 Hidayat II PNPM-MKP/2010 Arifuddin 46 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut
PROGRAM JENIS
No NAMA KELOMPOK NAMA UMUR JABATAN ALAMAT JENIS USAHA
BANTUAN KELAMIN
23 Sipakainga PNPM-MKP/2010 Rasyid 41 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut
24 Mannggara Bombang PNPM-MKP/2010 Arfah 36 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut
25 Assamaturu PNPM-MKP/2010 Marhati 63 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut
26 Julu Ati PNPM-MKP/2010 M. Arif 45 Laki-laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut
27 Tunas Mandiri PNPM-MKP/2010 Mursalim 37 Laki-laki Bendahara Lamalaka Petani Rumput Laut
28 Sipakala' Biri PNPM-MKP/2010 Angraeni 56 Laki-laki Bendahara Lamalaka Petani Rumput Laut
29 Abulo Sibatang II PNPM-MKP/2010 Nasrum Nur 48 Laki-laki Bendahara Lamalaka Petani Rumput Laut
30 Kasoreang Jaya PNPM-MKP/2010 Lukman 43 Laki-laki Bendahara Lamalaka Petani Rumput Laut
PROGRAM JENIS
NO NAMA KELOMPOK NAMA UMUR JABATAN ALAMAT JENIS USAHA
BANTUAN KELAMIN
1 Manggara Bombang APBD-TK I/2012 Muh. Syukri 30 Laki-laki Ketua Kel. Lembang Petani Rumput Laut
2 Biota Laut APBD-TK I/2012 Abd. Muis 29 Laki-laki Ketua Kec. Bisappu Petani Rumput Laut
3 Sejahtera APBD-TK I/2012 Basri 56 Laki-laki Ketua Bonto sunggu Petani Rumput Laut
4 Karang Batu APBD-TK I/2012 Bahar 36 Laki-laki Ketua Pajukukang Petani Rumput Laut
5 Sipakainga APBD-TK I/2012 Ikhsan 27 Laki-laki Ketua Kel. Lembang Petani Rumput Laut
6 Manggara Bombang APBD-TK I/2012 Abd. Razak 62 Laki-laki Bendahara Kel. Lembang Petani Rumput Laut
7 Biota Laut APBD-TK I/2012 Ismail 58 Laki-laki Bendahara Kec. Bisappu Petani Rumput Laut
8 Sejahtera APBD-TK I/2012 Sunu 37 Laki-laki Bendahara Bonto sunggu Petani Rumput Laut
9 Karang Batu APBD-TK I/2012 Biding 31 Laki-laki Bendahara Pajukukang Petani Rumput Laut
10 Sipakainga APBD-TK I/2012 Bakri 44 Laki-laki Bendahara Kel. Lembang Petani Rumput Laut
Penerima Bantuan Program APBD-TK II / 2012
PROGRAM JENIS
NO NAMA KELOMPOK NAMA UMUR JABATAN ALAMAT JENIS USAHA
BANTUAN KELAMIN
1 Pasir Putih APBD-TK II /2012 Ambo Sani Laki-laki 45 Ketua Desa Baruga Petani Rumput Laut
2 Assiana APBD-TK II /2012 Saharuddin Laki-laki 32 Ketua Biangkeke Petani Rumput Laut
3 Abbulo' Sibatang APBD-TK II /2012 Subhan Yusuf Laki-laki 35 Ketua Bissappu Petani Rumput Laut
4 Sinar Pico' APBD-TK II /2012 H. Hafid Laki-laki 50 Ketua Pajukukang Petani Rumput Laut
5 Pesisir Ujung Katinting APBD-TK II /2012 Sappara Laki-laki 30 Ketua Pajukukang Petani Rumput Laut
6 Bingkappo Jaya APBD-TK II /2012 H. Jufri Laki-laki 45 Ketua Pajukukang Petani Rumput Laut
7 Sejati APBD-TK II /2012 Ibnu Asiz Laki-laki 35 Ketua Kel. Lamalaka Petani Rumput Laut
8 RL. Sejahtera APBD-TK II /2012 Ismail Laki-laki 45 Ketua Kel. Letta Petani Rumput Laut
9 Sipakainga' APBD-TK II /2012 M. Ikhsan Laki-laki 42 Ketua Kel. Lembang Petani Rumput Laut
10 Sejalan APBD-TK II /2012 Ilham Tajuddin Laki-laki 34 Ketua Kel. Palantikang Petani Rumput Laut
11 Pasir Putih APBD-TK II /2012 Kamaruddin Laki-laki 45 Bendahara Desa Baruga Petani Rumput Laut
12 Assiana APBD-TK II /2012 Ismad Laki-laki 35 Bendahara Biangkeke Petani Rumput Laut
13 Abbulo' Sibatang APBD-TK II /2012 Rahmatia Perempuan 35 Bendahara Bissappu Petani Rumput Laut
14 Sinar Pico' APBD-TK II /2012 Said Laki-laki 40 Bendahara Pajukukang Petani Rumput Laut
15 Pesisir Ujung Katinting APBD-TK II /2012 Nunu Laki-laki 40 Bendahara Pajukukang Petani Rumput Laut
16 Bingkappo Jaya APBD-TK II /2012 Baso Laki-laki 34 Bendahara Pajukukang Petani Rumput Laut
17 Sejati APBD-TK II /2012 Intan Perempuan 30 Bendahara Kel. Lamalaka Petani Rumput Laut
18 RL. Sejahtera APBD-TK II /2012 Ridwan Laki-laki 45 Bendahara Kel. Letta Petani Rumput Laut
19 Sipakainga' APBD-TK II /2012 Zakariyah Laki-laki 50 Bendahara Kel. Lembang Petani Rumput Laut
20 Sejalan APBD-TK II /2012 Jafar Laki-laki 45 Bendahara Palantikang Petani Rumput Laut
Penerima Bantuan Program PUMP / 2012
1 Panoang II PUMP - 2012 Muhammadong 58 Laki-Laki Ketua Baruga Petani Rumput Laut
2 Setia Kawan PUMP - 2012 Habo Laupa 37 Laki-Laki Ketua Lembang Petani Rumput Laut
3 Baruga PUMP - 2012 M. Haris HN 31 Laki-Laki Ketua Baruga Petani Rumput Laut
4 Ujung Katinting PUMP - 2012 H. Muh. Nur Arinal 44 Laki-Laki Ketua Borongloe Petani Rumput Laut
5 Mandiri PUMP - 2012 Solthan 46 Laki-Laki Ketua Tompobulu Petani Rumput Laut
6 Panoang II PUMP - 2012 Dg. Lili 53 Laki-Laki Bendahara Baruga Petani Rumput Laut
7 Setia Kawan PUMP - 2012 Abd. Halim 60 Laki-Laki Bendahara Lembang Petani Rumput Laut
8 Baruga PUMP - 2012 Nurhyati 43 Perempuan Bendahara Baruga Petani Rumput Laut
9 Ujung Katinting PUMP - 2012 H. Zaenal Abidin 45 Laki-Laki Bendahara Borongloe Petani Rumput Laut
10 Mandiri PUMP - 2012 M. Ilham 40 Laki-Laki Bendahara Tompobulu Petani Rumput Laut
Lampiran 3
HASIL PENGOLAHAN DATA PENDAPATAN, R/C RATIO, DAN EFESIENSI PEMASARAN RUMPUT LAUT
Biaya variabel
Biaya produksi Bibit Upah
No responden
biaya harga jumlah upah/
biaya panen total jumlah total total
transportasi satuan bentangan bentang
1 150,000 90,000 240,000 1,200 700 840000 300 1,000 300000
2 250,000 100,000 350,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000
3 300,000 150,000 450,000 2000 700 1400000 500 1,000 500000
4 150,000 100,000 250,000 1400 700 980000 350 1,000 350000
5 350,000 150,000 500,000 2600 700 1820000 650 1,000 650000
6 150,000 120,000 270,000 1400 700 980000 350 1,000 350000
7 250,000 140,000 390,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000
8 200,000 150,000 350,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000
9 350,000 150,000 500,000 2000 700 1400000 500 1,000 500000
10 300,000 160,000 460,000 2400 700 1680000 600 1,000 600000
11 250,000 130,000 380,000 1600 700 1120000 400 1,000 400000
12 100,000 120,000 220,000 1400 700 980000 350 1,000 350000
13 100,000 130,000 230,000 1400 700 980000 350 1,000 350000
14 120,000 130,000 250,000 1600 700 1120000 400 1,000 400000
15 350,000 150,000 500,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000
16 350,000 140,000 490,000 2000 700 1400000 500 1,000 500000
17 400,000 150,000 550,000 2400 700 1680000 600 1,000 600000
Biaya variabel
No responden Biaya produksi Biaya produksi Biaya produksi
biaya harga jumlah upah/
biaya panen total jumlah total total
transportasi satuan bentangan bentang
18 150,000 150,000 300,000 1400 700 980000 350 1,000 350000
19 200,000 150,000 350,000 1600 700 1120000 400 1,000 400000
20 200,000 150,000 350,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000
21 150,000 120,000 270,000 1600 700 1120000 400 1,000 400000
22 200,000 150,000 350,000 1600 700 1120000 400 1,000 400000
23 100,000 150,000 250,000 1400 700 980000 350 1,000 350000
24 150,000 100,000 250,000 1200 700 840000 300 1,000 300000
25 400,000 150,000 550,000 2400 700 1680000 600 1,000 600000
26 350,000 150,000 500,000 2000 700 1400000 500 1,000 500000
27 100,000 110,000 210,000 1200 700 840000 300 1,000 300000
28 350,000 150,000 500,000 2000 700 1400000 500 1,000 500000
29 150,000 100,000 250,000 1400 700 980000 350 1,000 350000
30 250,000 120,000 370,000 1800 700 1260000 450 1,000 450000
Total 10,880,000 36400000 13000000
Rata-rata 362666.67 1213333 433,333
Total rata-rata 2,009,333
Biaya Tetap
Perahu Para-para
No
responden jumlah harga harga daya biaya jumlah harga harga daya biaya
unit satuan total tahan penyusutan(Rp/thn) unit satuan total tahan penyusutan(Rp/thn)
π = TR - TC
= 3,900,000 – 3,331,556
= 568,444
R/C ratio =
= 1, 17
3. Efesiensi Pemasaran
= x 100%
= 9%
Pendapatan Setelah Menerima Bantuan Program PNPM – MKP / 2010
Biaya variabel
Biaya produksi Bibit Upah
No responden
Biaya Biaya Harga Jumlah
Total Jumlah Total Upah/bentang Total
panen transportasi satuan bentangan
π = TR - TC
= 4,935,000 – 4,576,778
= 358,222
R/C ratio =
= 1, 08
3. Efesiensi Pemasaran :
= x 100%
= 11%
2. Pendapatan Sebelum Menerima Bantuan Program APBD-TK I / 2011
Biaya Variabel
Biaya Produksi Bibit Upah
No. Responden
Biaya Biaya Harga Jumlah
Total Jumlah Total Upah/Bentang Total
Panen Transportasi Satuan Bentangan
1 150,000 120,000 270,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000
2 200,000 120,000 320,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000
3 350,000 140,000 490,000 2000 1200 2400000 500 2,000 1000000
4 100,000 100,000 200,000 1000 1200 1200000 250 2,000 500000
5 150,000 100,000 250,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000
6 200,000 120,000 320,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000
7 120,000 110,000 230,000 1000 1200 1200000 250 2,000 500000
8 200,000 135,000 335,000 1800 1200 2160000 450 2,000 900000
9 130,000 115,000 245,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000
10 150,000 140,000 290,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000
Total 2,950,000 16320000 6800000
Rata-Rata 295000 1632000 680,000
Total Rata-Rata 2,607,000
Biaya Tetap
Perahu Para-Para
No. Responden Biaya Biaya
Jumlah Harga Harga Daya Jumlah Harga Daya
Penyusutan( Harga Total Penyusutan
Unit Satuan Total Tahan Unit Satuan Tahan
Rp/Thn) (Rp/Thn)
1 0 0 0 0 0 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667
2 0 0 0 0 0 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667
3 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0
4 0 0 0 0 0 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333
Total 0 1,800,000
Rata-Rata 0 180,000
Total Rata-Rata 180,000
Total Produksi Rumput Laut Harga Rumput Laut total penerimaan
No Responden
(Kg) (Kg) (Rp)
π = TR - TC
= 3,060,000 – 2,787,000
= 273,000
R/C ratio =
= 1, 09
3. Efesiensi Pemasaran :
= x 100%
= 9%
Pendapatan Setelah Menerima Bantuan Program APBD-TK I / 2012
Biaya Variabel
Biaya Produksi Bibit Upah
No. Responden
Biaya Harga Jumlah
Biaya Panen Total Jumlah Total Upah/Bentang Total
Transportasi Satuan Bentangan
1 300,000 120,000 420,000 1600 0 0 400 2,000 800000
2 400,000 130,000 530,000 1400 0 0 350 2,000 700000
3 500,000 160,000 660,000 1800 0 0 450 2,000 900000
4 350,000 120,000 470,000 1200 0 0 300 2,000 600000
5 250,000 130,000 380,000 1600 0 0 400 2,000 800000
6 500,000 130,000 630,000 1800 0 0 450 2,000 900000
7 200,000 110,000 310,000 1200 0 0 300 2,000 600000
8 300,000 145,000 445,000 2200 0 0 550 2,000 1100000
9 150,000 115,000 265,000 1200 0 0 300 2,000 600000
10 300,000 140,000 440,000 1800 0 0 450 2,000 900000
Total 4,550,000 0 7900000
Rata-Rata 455000 0 790,000
Total Rata-Rata 1,245,000
Biaya Tetap
Perahu Para-Para
No. Responden Biaya Biaya
Jumlah Harga Harga Daya Jumlah Harga Harga Daya
Penyusutan(Rp/ Penyusutan
Unit Satuan Total Tahan Unit Satuan Total Tahan
Thn) (Rp/Thn)
1 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667
2 1 4,000,000 4,000,000 4 1,000,000 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667
3 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000
4 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333
5 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000
6 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333
7 1 5,000,000 5,000,000 2 2,500,000 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333
8 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667
9 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000
10 1 4,500,000 4,500,000 2 2,250,000 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333
Total 18,083,333 4,633,333
Rata-Rata 1,808,333 463,333
Total Rata-Rata 2,271,667
Total produksi Rumput Laut Harga Rumout Total Penerimaan
No. Responden
(Kg) Laut(Rp) (Rp)
1 450 11,000 4950000
2 450 11,000 4950000
3 600 11,000 6600000
4 400 11,000 4400000
5 450 11,000 4950000
6 450 11,000 4950000
7 350 11,000 3850000
8 550 11,000 6050000
9 350 11,000 3850000
10 500 11,000 5500000
Total 4550 50,050,000
Rata-Rata 455 5,005,000
π = TR - TC
= 5,005,000 – 3,516,667
= 1,488,333
R/C ratio =
= 1,42
3. Efesiensi Pemasaran :
= x 100%
= 9%
3. Pendapatan Sebelum Menerima Bantuan Program APBD-TK II / 2011
Biaya Variabel
π = TR - TC
= 2,902,500 – 2,772,833
= 129,667
R/C ratio =
= 1,05
3. Efesiensi Pemasaran :
= x 100%
= 9%
Pendapatan Setelah Menerima Bantuan Program APBD-TK II / 2012
Biaya Variabel
No Responden Biaya Produksi Bibit Upah
Biaya Panen Biaya Total Jumlah Harga Jumlah Total
Total Upah/Bentang
(Rp) Transportasi (Rp) (Kg) Satuan Bentangan (Rp)
1 450,000 120,000 570,000 2400 1500 3600000 600 2,000 1200000
2 300,000 130,000 430,000 1400 1500 2100000 450 2,000 900000
3 450,000 140,000 590,000 2200 1500 3300000 600 2,000 1200000
4 300,000 150,000 450,000 2000 1500 3000000 550 2,000 1100000
5 350,000 140,000 490,000 2000 1500 3000000 550 2,000 1100000
6 200,000 100,000 300,000 1200 1500 1800000 400 2,000 800000
7 300,000 120,000 420,000 1400 1500 2100000 450 2,000 900000
8 300,000 130,000 430,000 1600 1500 2400000 450 2,000 900000
9 300,000 130,000 430,000 1800 1500 2700000 500 2,000 1000000
10 250,000 130,000 380,000 1200 1500 1800000 400 2,000 800000
11 300,000 135,000 435,000 1200 1500 1800000 600 2,000 1200000
12 300,000 120,000 420,000 1800 1500 2700000 450 2,000 900000
13 150,000 120,000 270,000 1000 1500 1500000 400 2,000 800000
14 350,000 150,000 500,000 1300 1500 1950000 500 2,000 1000000
15 350,000 150,000 500,000 1300 1500 1950000 550 2,000 1100000
16 250,000 90,000 340,000 1400 1500 2100000 400 2,000 800000
17 300,000 120,000 420,000 1300 1500 1950000 450 2,000 900000
18 200,000 100,000 300,000 1200 1500 1800000 400 2,000 800000
19 300,000 120,000 420,000 1400 1500 2100000 450 2,000 900000
20 400,000 150,000 550,000 1800 1500 2700000 500 2,000 1000000
Total 8,645,000 46350000 19300000
Rata-Rata 432,250 2317500 965000
Total rata-rata 3,714,750
Biaya Tetap
Perahu Para-para
No Responden jumlah unit harga harga total daya biaya jumlah harga harga total daya biaya
satuan tahan penyusutan unit satuan tahan penyusutan
(Rp/thn) (Rp/thn)
1 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000
2 1 2,000,000 2,000,000 3 666,667 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333
3 1 3,500,000 3,500,000 3 1,166,667 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667
4 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333
5 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667
6 0 0 0 0 0 1 900,000 900,000 4 225,000
7 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333
8 1 3,500,000 3,500,000 3 1,166,667 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333
9 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,500,000 1,500,000 3 500,000
10 1 3,500,000 3,500,000 3 1,166,667 1 900,000 900,000 3 300,000
11 1 5,000,000 5,000,000 3 1,666,667 1 1,200,000 1,200,000 2 600,000
12 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,400,000 1,400,000 3 466,667
13 1 3,000,000 3,000,000 3 1,000,000 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333
14 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333
15 1 3,500,000 3,500,000 2 1,750,000 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333
16 1 2,500,000 2,500,000 3 833,333 1 900,000 900,000 3 300,000
17 1 2,000,000 2,000,000 3 666,667 1 900,000 900,000 3 300,000
18 0 0 0 0 0 1 850,000 850,000 3 283,333
19 1 4,500,000 4,500,000 3 1,500,000 1 1,000,000 1,000,000 3 333,333
20 1 4,000,000 4,000,000 3 1,333,333 1 1,200,000 1,200,000 3 400,000
Total 23,083,333 7,675,000
Rata-Rata 1,154,167 383,750
Total rata-rata 1,537,917
Total produksi Harga Rumput Total Penerimaan
No Responden
(Kg) Laut(Rp) (Rp)
π = TR - TC
= 5,307,500 – 5,252,667
= 54,884
R/C ratio =
= 1,01
3. Efesiensi Pemasaran :
= x 100%
= 8%
4. Pendapatan Sebelum Menerima Bantuan Program PUMP / 2011
Biaya Variabel
Biaya Produksi Bibit Upah
No. Responden Biaya Biaya
Total Harga Total Jumlah Total
Panen Transportasi Jumlah Upah/Bentang
(Rp) Satuan (Rp) Bentangan (Rp)
(Rp) (Rp)
1 150,000 100,000 250,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000
2 180,000 100,000 280,000 2000 1200 1680000 500 2,000 1000000
3 120,000 100,000 220,000 1000 1200 2400000 250 2,000 500000
4 130,000 100,000 230,000 1200 1200 1200000 300 2,000 600000
5 150,000 100,000 250,000 1400 1200 1440000 350 2,000 700000
6 120,000 115,000 235,000 1400 1200 1680000 350 2,000 700000
7 120,000 110,000 230,000 1200 1200 1680000 300 2,000 600000
8 100,000 90,000 190,000 1000 1200 1440000 250 2,000 500000
9 120,000 110,000 230,000 1200 1200 1200000 300 2,000 600000
10 110,000 100,000 210,000 1200 1200 1440000 300 2,000 600000
Total 2,325,000 15840000 6500000
Rata-Rata 232,500 1584000 650000
Total Rata-Rata 2,466,500
Biaya Tetap
No. Responden Perahu Para-Para
Biaya
Jumlah Harga Harga Daya Biaya Penyusutan Jumlah Harga Harga Daya
Penyusutan
Unit Satuan Total Tahan (Rp/Thn) Unit Satuan Total Tahan
(Rp/Thn)
1 1 3,000,000 3,000,000 3 1,000,000 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 1 1,200,000 1,200,000 3 400,000
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 1 1,300,000 1,300,000 3 433,333
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 3,500,000 3,500,000 3 1,166,667 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 1 1,200,000 1,200,000 3 400,000
Total 2,166,667 1,233,333
Rata-Rata 216,667 123,333
Total Rata-Rata 340,000
Total Produksi Harga Rumput Laut Total Penerimaan
No Responden
(Kg) (Rp) (Rp)
π = TR - TC
= 2,925,000 – 2,806,500
= 118,500
R/C ratio =
= 1,04
3. Efesiensi Pemasaran :
= x 100%
= 7%
Pendapatan Setelah Menerima Bantuan Program APBD-TK II / 2012
Biaya Variabel
Biaya Produksi Bibit Upah
No. Responden
Biaya Biaya Harga Jumlah
Total Jumlah Total Upah/Bentang Total
Panen Transportasi Satuan Bentangan
1 200,000 100,000 300,000 1800 1500 2700000 450 2,000 900000
2 300,000 150,000 450,000 2200 1500 3300000 600 2,000 1200000
3 150,000 130,000 280,000 1200 1500 1800000 300 2,000 600000
4 200,000 130,000 330,000 1500 1500 2250000 400 2,000 800000
5 150,000 130,000 280,000 1400 1500 2100000 350 2,000 700000
6 300,000 145,000 445,000 1800 1500 2700000 500 2,000 1000000
7 200,000 130,000 330,000 1600 1500 2400000 450 2,000 900000
8 150,000 100,000 250,000 1200 1500 1800000 300 2,000 600000
9 200,000 100,000 300,000 1200 1500 1800000 350 2,000 700000
10 250,000 120,000 370,000 1600 1500 2400000 400 2,000 800000
Total 3,335,000 23250000 8200000
Rata-Rata 333,500 2325000 820000
Total Rata-Rata 3,478,500
Biaya Tetap
π = TR - TC
= 5,335,000 – 5,263,500
= 71,500
R/C ratio =
= 1,01
3. Efesiensi Pemasaran :
= x 100%
= 6%
Lampiran 5
DOKUMENTASI PENELITIAN
Evaluasi Program Bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan Terhadap Peningkatan Pendapatan
Pembudidaya Rumput Laut Kabupaten Bantaeng
KUESIONER
PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT
Responden : …………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………
2013
1. IDENDITAS RESPONDEN
4. PENINGKATAN PENDAPATAN
Pendapat responden
Mengadakan pelatihan
Monitoring sasaran
dan percontohan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 bantuan
bantuan
1993 dan Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Amanat pada tahun 1994. Penulis
Immim Putri Minasate’ne Pangkep pada tahun 2003, Pendidikan Sekolah Tingkat Atas pada tahun 2006 di
SMAN 1 Bulukumba. Selanjutnya diterima di Universitas Hasanuddin pada Program Studi Sosial Ekonomi
Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, melalui seleksi Jalur Pemanduan
Potensi Baru (JPPB) pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2011, penulis memperoleh bebas seleksi untuk melanjutkan pendidikan Magister di
Program Studi Ilmu Perikanan pada Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin (PPs UNHAS). Selama
mengikuti program magister, penulis telah mengikuti berbagai kegiatan seminar dan pelatihan yang
berhubungan dengan Ilmu Perikanan diantaranya; peserta Seminar Nasional Perikanan (2012), Seminar
Nasional Moluska (2012), Seminar Internasional Ikhtiologi (2012), dan pemakalah Seminar Sosial-Ekonomi