A. Latar belakang
WHO menunjukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan
hanya 38% (WHO, 2013). Data SDKI 2012 menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif
pada bayi yang dilahirkan ibu dalam kurun waktu dua tahun sebelum survei 27% pada bayi
umur 4-5 bulan. Selain ASI, 8 % bayi pada umur yang sama diberi susu lain dan 8% diberi
air putih. Pemberian ASI ekslusif kepada bayi berusia 4-5 bulan dalam SDKI 2012 lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 (SDKI, 2012). Data profil kesehatan
menujukkkan angka cakupan pemberian ASI ekslusif pada tahun 2010 di Jawa timur
sebanyak 49,7% (Profil DINKES, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Dewey (2002)
menyatakan stres fisik dan stres mental akut dapat menganggu refleks ejeksi susu dengan
mempengaruhi pelepasan oksitosin selama proses lactogenesis yang dapat mempengaruhi
produksi ASI. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Ragil (2011) menunjukan dukungan
suami mempengaruhi dalam gejala gangguan psikologi postpartum blues (Ragil putri, 2011).
Dalam proses laktasi terdapat refleks letdown, terjadi akibat stimulus hisapan bayi yang
mengakibatkan hipotalamus melepas oksitosin dari hipofisis posterior. Stimulasi oksitosin
membuat sel-sel mioepitel yang berada disekitar kelenjar mamae berkontraksi sehingga ASI
dapat keluar melalui duktus dan ASI tersedia untuk bayi. Ibu yang mengalami stres karena
kurangnya dukungan sosial akan mengalami gangguan pelepasan oksitosin selama proses
lactogenesis dan jika hal ini terjadi berulang-ulang bisa mengurangi produksi ASI dengan
pengosongan yang tidak penuh saat bayi menghisap (Dewey,2002). Faktor pikiran dan
psikologis juga mempengaruhi hormon dalam memproduksi ASI karena menyusui dapat
menghabiskan kalori hingga sebesar 500 kalori per hari, maka ibu post partum harus
mengonsumsi cukup kalori. Jika ibu mengalami kelelahan, ditakutkan keinginan untuk
menyusui si kecil akan menurun. Akibatnya hukum “demand and supply” akan ikut
menurun sehingga produksi ASI juga berkurang (Mitta, 2009). Ibu yang mengalami
penurunan produksi ASI akan mulai tidak percaya diri terhadap kemampuannya menyusui
sehingga ibu akan memilih susu formula (Bouden, 2011).
Pada Teori Becoming a mother menjelaskan dalam faktor lingkungan terdapat peran
ayah (suami) sebagai interaksi sentral yang mempengaruhi proses menjadi ibu. Ayah
(suami) dalam keluarga mempunyai peran dalam memberikan empat jenis dukungan pada
ibu postpartum yaitu dukungan emosional, dukungan informatif, dukungan fisik dan
IKATAN KELUARGA MAHASISWA (IKM)
AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG
Jl. H.Zainal Abidin Pagar Alam no.14 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 786864
dukungan penilaian yang mempengaruhi stress antepartum dan pencapaian peran ibu
postpartum (Rosamund, 2008). Agar menyusui lebih optimal, dukungan psikologis pada ibu
sangat membantu untuk meningkatkan rasa percaya diri bagi ibu sehingga ibu yakin bahwa
ASI akan mencukupi kebutuhan bayinya. Bentuk dukungan suami dapat berupa
menyakinkan istri bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayinya (Bahiyatun, 2009). Stres
berlebihan dan rangsang yang kurang akan menunda atau menghambat reflex letdown.
Untuk mengurangi stres dan meningkatkan rangsang pada payudara ibu perlu
beristrirahat, selama beristirahat bantuan suami dalam menjaga si kecil diperlukan guna
menurunkan stress sehingga proses menyusui berhasil (Venita, 2013). Dukungan suami
dalam pemberian ASI eksklusif dan menurunkan tingkat kecemasan pasangan selama masa
pasca melahirkan sangat diperlukan untuk menunjang pemberian ASI ekskulsif kepada
bayinya. Hal ini sesuai dengan program WHO untuk pemberian ASI eksklusif sebesar 50%
pada tahun 2025 (WHO, 2013). Berdasarkan uraian tersebut kami tertarik untuk
mengadakan seminar dengan judul “Manajemen Laktasi Dan Dukungan Psikososial Ibu
Menyusui “
B. Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui bagaimanan penerapan prinsip IMD dan Asi Ekslusif
2. Mengetahui bagaimana memotivasi dan memberikan dukungan Psikososial pada ibu
menyusui
3. Mengetahui bagaimana tehnik dan kiat sukses menyusui
C. Dasar kegiatan
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) IKM Akper Panca Bhakti Bandar
Lampung
2. Rapat Kerja IKM Akper Panca Bhakti Bandar Lampung
3. Program Kerja IKM Akper Panca Bhakti Bandar Lampung
D. Nama Kegiatan
Seminar Nasional Keperawatan Maternitas
E. Tema Kegiatan
“ Manajemen Laktasi Dan Dukungan Psikososial Ibu Menyusui ”
IKATAN KELUARGA MAHASISWA (IKM)
AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG
Jl. H.Zainal Abidin Pagar Alam no.14 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 786864
G. Bentuk Kegiatan
Seminar sehari Keperawatan Maternitas, dengan tema “ Manajemen Laktasi Dan Dukungan
Psikososial Ibu Menyusui ” merupakan kegiatan seminar yang di isi dengan materi–materi,
pembahasan dan sesi tanya jawab oleh masing–masing pemateri. Materi disampaikan oleh 3
(tiga) pembicara, yaitu DR. Anita Bustami, M.Kep., Sp.Kep.Mat, Ns. Rusmala Dewi, M.Kep.,
Sp.Kep.Mat, Ns.Fitri Nuriya Santi, M.Kep., Sp.Kep.Mat, yang akan menyampaikan materi
secara panel.
H. Pemateri
1. DR. Anita Bustami, M.Kep., Sp.Kep.Mat
2. Ns. Rusmala Dewi, M.Kep., Sp.Kep.Mat
3. Ns.Fitri Nuriya Santi, M.Kep., Sp.Kep.Mat
I. Sasaran Peserta
Seminar sehari Keperawatan Maternitas adalah :
1. Seluruh pendaftar dari Institusi Pendidikan Kesehatan (Universitas Negeri dan Swasta Se-
Lampung).
2. Institusi kesehatan (RS pemerintah dan swasta, Puskesmas, Posyandu, klinik dan rumah
bersalin).
3. Masyarakat Kesehatan dan Masyarakat Umum.
K. Susunan Panitia
Susunan Kepanitiaan acara dari kegiatan ini terlampir
L. Susunan Acara
Susunan acara dari kegiatan ini terlampir
M. Rencana Anggaran
Rencana anggaran dari kegiatan ini terlampir
N. Penutup
Demikian proposal kegiatan ini kami buat dan kami ajukan. Semoga dapat memenuhi harapan
kita semua. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.
Mengetahui,
Ns. Anton Surya Prasetya, M.Kep. Sp.Kep.J Ns. Pujiarto, M.Kep. Sp.Kep.MB
010200012 010200011
IKATAN KELUARGA MAHASISWA (IKM)
AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG
Jl. H.Zainal Abidin Pagar Alam no.14 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 786864
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
Mengetahui,
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA