DKTJJBJJ
DKTJJBJJ
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan suatu keadaan yang terjadi pada kondisi fisik maupun psikis
seseorang.Seseorang dikatakan sehat apabila tidak terjadi gangguan pada dirinya baik
secara mental ataupun fisiknya dan dapat beraktifitas seperti biasa.Akan tetapi adanya
kebiasaan buruk setiap orang membuat kondisinya buruk sehingga menimbulkan berbagai
macam penyakit.Kadang mereka mengkonsumsi berbagai macam obat untuk
menyembuhkan penyakitnya atau meningkatkan stamina tubuh. Tanpa disadari
penggunaan obat-obatan tersebut secara berlebihan akan menyebabkan gangguan
tersendiri pada kemampuan seksualnya.
Kondisi di mana fungsi seksual melemah dan tidak dapat bekerja secara optimal
hal ini yang disebut dengan disfungsi seksual apabila hal ini dibiarkan akan sangat
mengganggu keharmonisan rumah tangga. Disfungsi seksual bisa di sebabkan karena
faktor usia ketika usia semakin tua seperti yang kita ketahui fungsi organ tubuh pun
berkurang termasuk aktivitas seksual hal ini yang biasanya memicu disfungsi seksual.
Selain alasan fisik dan psikologis, disfungsi seksual dapat disebabkan oleh
obat.Setiap obat dari obat resep sampai obat-obatan terlarang memiliki potensi untuk
menyebabkan libido rendah dan ketidakmampuan untuk menjadi terangsang atau mencapai
orgasme.
1.2 Tujuan
1. Masyarakat khususnya pria agar lebih memahami dan dapat mencegah terjadinya
disfungsi seksual pada dirinya
2. Penulis untuk menambah wawasan tentang pengaruh obat-obatn terhadap fungsi
seksual pada pria.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organ reproduksi pria terbagi menjadi dua yaitu genetalia eksterna dan
interna.Genitalia eksterna terdiri dari penis, glans penis dan skrotum. Sedangkan genetalia
interna terdiri dari testis (pelir), epidydimis, vas deferens (saluran sperma) , uretra (saluran
kencing), ostium uretra, dan vesica urinaria (kandung kemih).
1. Genetalian eksterna
a. Penis
Yaitu merupakan alat kelamin luar yang berfungsi sebagai alat persetubuhan
serta alat senggama dan juga sebagai saluran untuk pembuangan atau pengeluaran
sperma dan air seni (urine).
Waktu lembek dengan mengukur dari pangkal dan ditarik sampai ujung sekitar
9-12 cm. Sebagian ada yang lebih pendek dan juga ada yang lebih panjang. Pada saat
ereksi yang penuh, penis akan memanjang dan membesar sehingga menjadi sekitar 10-
14 cm. Pada orang Caucasian (barat) atau orang timur tengah lebih panjang dan lebih
besar sekitar 12,2-15,4 cm.
Penis terdiri dari 3 bagian utama yaitu dua yang besar di atas ialah corpora
cavernosa berfubngsi ketika ereksi dan satu bagian yang lebih kecil di bawah (corpus
spongiosum) berfungsi sebagai saluran air seni ketika kencing dan saluran untuk
sperma ketika ejakulasi.
Penis sebagai alat penting dalam hubungan seks baik untuk kreasi atau
prokreasi.Struktur anatominya terdapat bagian yang disebut kapernus yang dapat
membesarkan dan memberikan ketegangan pada penis.
b. Glans
Merupakan bagian depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung
pembuluh darah dan saraf.Kulit yang menutupi glans disebut foreskin (preputium).Di
beberaa Negara memiliki kebiasaan membersihkan daerah sekitar preputium ini atau
dikenal dengan yang namanya sunat.
c. Skrotum
Merupakan sebuah kantung kulit yang menggantung di bawah penis.Skrotim
ini berfungsi untuk melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat – lipat.Skrotum
mengandung otot polos yang mengatur jarak jauh testis ke dinding perut dengan
maksud mengatur suhu testis agar relative tetap.Biasanya skrotum sebelah kiri
tergantung lebih rendah dari yang kanan karena saluran sperma sebelah kiri lebih
panjang.
Skrotum (kandung buah pelir) ini merupakan sebuah struktur berupa kantong
yang terdiri atas kulit tanpa lemak subkutan, berisi sedikit jaringan otot.Testis (buah
pelir) berada di dalamnya, setiap testis berada dalam pembungkus yang bernama tunika
vaginais, yang dibentuk peritoneum.
2. Genitalia Interna
a. Testis (pelir)
Testis berjumlah dua buah berbentuk oval yang berisi tubulus seminiferus.Pada
tubulus seminiferus ini terdiri dari atas dua jenis sel yaitu, sel sertoli atau penyokong
dan sel yang membawa sifat atau garis turunan spermatogenik.
Organ kecil ini berdiameter sekitar 5cm pada orang dewasa.Saat melewati masa
pubertas, saluran khusus berbentuk kuil di dalam testis mulai membuat sel – sel sperma.
Testis juga memiliki tanggung jawab lain yaitu membuat hormone testosterone. Testis
merupakan tempat spermatozoa dibentuk dan hormone kelamin laki – laki.
Organ kelamin ini berkembang di dalam rongga abdomen sewaktu janin dan
turun melalui saluran inguinal kanan dan kiri masuk ke dalam skrotum menjelang akhir
kehamilan.Testis ini terletak oblik menggantung pada urat – urat spermatic di dalam
skrotum.
Testosterone atau hormone kelamin laki – laki yang di bentuk testis
disekresikan oleh sel interstisiil yaitu sel – sel yang terletak di dalam ruang anatara
tubula – tubula seminiferus testis dibawah rangsangan hormone perangsang sel
interstisiil ( ICSH) dari hipofisis yang sebenarnya adalah bahan yang sama
dengan hormne luteinizing (LH). Pengeluaran testoteron bertamabah dengan nyata
pada masa pubertas dan bertanggung jawab atas pengembangan sikap – sikap kelamin
sekunder yaitu pertumbuhan jenggut, sura lebih berat dan pembesaran genitalia.
b. Saluran Reproduksi
b.a Epydidimis
Yaitu merupakan saluran – saluran yang lebih besar dan berkelok – kelok yang
membentuk bangunan seperti topi. Sperma yang dihasilkan oleh testis akan berkumpul
di epydidimis. Organ kecil ini terletak di belakang testis serta terkait padanya.Terdiri
atas sebuah tabung sempit yang sangata panjang dan meliku –liku di belakang
testis.Melalui tabung ini sperma berjalan dari testis masuk ke dalam vas deferens.
Epydidimis akan mengantarkan sperma (yang di produksi oleh testis) keluar.
Perjalanan yang cukup panjang harus ditempuh oleh sperma sekitar 4 - 6 minggu
perjalanan dalam epydidimis.Lebih sederhana lagi epydidimis tempat pematangan
sperma lebih lanjut dan tempat penyimpanan sperma sementara.
Arah vas deferens ini ke atas, kemudian melingkar di salah satu ujungnya
berakhir pada kelenjar prostat.Vas deferens adalah sebuah saluaran yang berjalan dari
bagian bawah epydidimis. Naik di belakang testis, masuk ke tali mani ( funikulus
spermatikus), dan mencapai rongga abdomen melalui saluran inguinal, dan akhirnya
berjalan masuk ke dalam pelvis. Vas deferens merupakan kelanjutan dari saluran
epydidimis yang dapat diraba dari luar.Kontap (kontrasepsi mantap) pria di lakukan
dengan memotong saluran ini, sehingga tidak mungkin memberikan kehamilan.
Sistem hormonal pria yang kompek sama dengan wanita, tetapi terdapat
perbedaan pada beberapa hal yaitu pada sistem hubungan panca indera, pusat pubertas
inhibitor, hypotalamus, hipofise, dan kelenjar testis. Melalui rangsangan panca indera
diteruskan dalam sistem hypothalamus – hipofise – testis sehingga berangsur – angsur
dapat menerima rangasangan.hypotalamus mengeluarkan gonadotropik stimulating
hormone melalui sistem portal, sehingga hipofise anterior mengeluarkan hormone
gonadotropik. Interstitial cell stimulating hormone ( ICSH) mrangsang sel leydig.
Sekitar umur 13-14 tahun terdapat perubahan suara sebagai tanda akil – baligh dan
mengeluarkan saat tidur ( nuchturnal orgasm ). Pembentukan spermatozoa melalui
proses spermatogenesis yang berasal dari sel sartoli pada tubulus testis, merupakan
mata rantai yang panjang. Sel leydig yang berperan aktif sehingga akhirnya terbentuk
dua spermatozoa X dan spermatozoa Y.
Organ reproduksi wanita secara umum dibagi dua, yaitu organ reproduksi wanita
yang terdapat di luar dan di dalam tubuh. Organ reproduksi wanita ada di dalam rongga
pelvis.
Kandung kemih dan dua buah ureter terletak dibelakang simfisis, kolon sigmoid
sebelah kiri fosa iliaka dan rektum terletak di sebelah belakang rongga mengikuti
lengkung sakrum. Kelenjar limfe, serabut saraf fleksus lumbosakralis untuk anggota
gerak bawah cabang pembuluh darah a.iliaka interna dan v.iliaka interna berada di dalam
pelvis (Syaifudin,1997).
Genetalia pada wanita terpisah dari urethra, dan mempunyai saluran tersendiri.
Alat reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
Vulva terbagi atas sepertiga bagian bawah vagina,klitoris, dan labia.Hanya mons
dan labia mayora yang dapat terlihat pada genetalia eksterna wanita. Arteri pudenda
interna mengalirkan darah ke vulva. Arteri ini berasal dari arteri iliaka interna bagian
posterior, sedangkan aliran limfatik dari vulva mengalir ke nodus inguinalis.
Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas. Labia mayora banyak
mengandung urat syaraf (Syaifudin, 1997). Labia mayora merupakan struktur terbesar
genetalia eksterna wanita dan mengelilingi organ lainnya, yang berakhir pada mons
pubis.
Berada di sebelah dalam labia mayora. Jadi untuk memeriksa labia minora, harus
membuka labia mayora terlebih dahulu.
Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar biji kacang hijau yang dapat
mengeras dan tegang (erectil) yang mengandung urat saraf (Syaifudin, 1997), jadi
homolog dengan penis dan merupakan organ perangsang seksual pada wanita.
Merpakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora), muka belakang
dibatasi oleh klitoris dan perineum. Dalam vestibulum terdapat muara-muara dari : liang
senggama (introitus vagina),urethra,kelenjar bartolini, dan kelenjar skene kiri dan kanan
(Syaifudin, 1997).
1. Hormon Testosteron
Dihasilkan oleh sel interstitial yang terletak antara tubulus seminiferus.Sel ini
berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
Setelah pubertas, sel interstitial banyak menghasilkan hormon testosteron yang
disekresi oleh testis.Sebagian besar testosteron berikatan longgar dengan protein plasma
yang terdapat dalam darah dan sebagian terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel
menjadi dehidrasi testosteron.Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat
diubah oleh hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron.Konjugasi ini disekresi
dalam usus melalui empedu ke dalam urin.
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai
untuk penetrasi sperma.
2. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan
ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone
terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk
hormon HCG.
Disfungsi seksual pria pada umumnya adalah disebabkan karena disfungsi ereksi.
Salah satu penyebab fisik utama disfungsi ereksi adalah aterosklerosis arteri – arteri penis.
Pada aterosklerosis, aliran darah ke penis berkurang dan terjadi penurunan kemampuan
arteri – arteri penis untuk berdilatasi sewaktu perangsangan seksual , yang menyebabkan
terbatasnya pembengkakan. Penyebab fisik lainnya adalah penayakit – penyakit sistemik
misalnya hipotiroidisme, akromegali dan yang tersering diabetes mellitus. Diabetes
terutama dihubungkan dengan aterosklerosis serta neuropati ( kerusakan saraf ). Pada
tingkat sel , gangguan patofisiologis yang berperan pada ED (Erectile dysfunction, ED)
adalah hipersensitivitas otonom, penurunan pembentukan nitrat oksida oleh prostat dan
otot – otot polos pembuluh darah penis dan disfungsi sel – sel endotel. Serta penyakit
gangguan fungsi hati, gangguan kelenjar gondok, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi,
tekanan darah rendah, penyakit jantung dan penyakit ginjal yang dapat menyebabkan
disfungsi ereksi.
Barbiturat bekerja dengan mencegah sinyal dari merangsang wilayah otak yang
dikenal sebagai sistem aktivasi retikuler.Ini bagian dari otak bertanggung jawab untuk
mengontrol gairah, perhatian dan keadaan sadar.Barbiturat memiliki efek samping serupa
dengan benzodiazepin, tetapi mereka biasanya lebih parah.Pasien juga dapat menjadi
kecanduan barbiturat.Overdosis barbiturat sangat serius dan bisa berakibat fatal.
Meskipun bisnis narkoba terus diberantas dan pabrik narkoba terbesar, baik di Tangerang,
Batu Malang, dan Batam dibongkar, tapi hal itu tidak menyurutkan para pengedar dan pengguna
narkoba untuk terus mengkonsumsi. Bahkan penyalahgunaan narkoba akhir-akhir ini
menunjukkan angka peningkatan dari tahun ke tahun. Penggunanya pun juga semakin meluas,
bukan hanya orang dewasa saja, tapi remaja dan anak-anak juga telah menggunakan narkoba.
Berdasarkan data yang ada di Badan Narkotika Nasional jumlah pecandu narkoba sudah
1,5 persen dari populasi 3,2 juta jiwa penduduk Indonesia dan itu harus mendapat penanganan
serius dari pemerintah.
Banyak alasan mengapa sebagian orang menggunakan bahan terlarang dan mematikan ini, salah
satunya sebagai gaya hidup yang modern. Bisa juga karena pengaruh teman, sebagai pelarian dari
suatu masalah. Yang lebih ironis lagi, banyak orang yang beranggapan, mengkonsumsi narkoba
sebelum melakukan hubungan seksual bisa menambah kemampuan dan kekuatan. Sehingga sering
kita dengar adanya pesta narkoba yang kemudian dilanjutkan dengan pesta seks. Atau ada suatu
anggapan yang mengatakan komplek pelacuran identik dengan narkoba.
Sebenarnya merupakan suatu tipu daya jika ada orang yang mengatakan bahwa narkoba dapat
meningkatkan kemampuan dan kenikmatan seks. Bisa juga pandangan ini adalah cara yang dipakai
oleh para pengedar narkoba untuk merayu pembeli, karena sekali orang merasakan narkoba,
mereka akan ketagihan dan terus ketagihan.
HEROIN
Pada pria akan terjadi adalah penurunan kadar hormon testosteron, menurunnya gairah seksual,
disfungsi ereksi dan hambatan ejakulasi. Sedangkan pada wanita, menurunnya dorongan seksual,
kegagalan orgasme, terhambatnya menstruasi, gangguan kesuburan dan mengecilnya payudara
Masalah seksual tersebut muncul karena pengaruh heroin yang menghambat fungsi hormon seks.
MARIJUANA
Bahan yang diisap seperti rokok ini memiliki kandungan tar yang jauh lebih tinggi daripada rokok.
Sehingga bagi pria akan berakibat mengecilnya ukuran testis dan menurunnya kadar hormon
testosteron. Juga akan berakibat pembesaran payudara, dorongan seksual menurun, disfungsi
ereksi dan gangguan sperma. Sementara bagi wanita akan berpengaruh terjadinya gangguan sel
telur, hambatan untuk hamil dan terhambatnya proses kelahiran disamping dorongan seksual yang
menurun.
ECSTASY
Ecstasy dapat meningkatkan pelepasan Neurotransmitter Dopamine di dalam otak. Dopamine
merupakan Neurotransmitter yang bersifat merangsang, termasuk perilaku seksual. Maka
peningkatan Dopamine sebagai akibat pengaruh ecstasy dapat menyebabkan hilangnya
kemampuan untuk mengontrol perilaku seksual, yaitu melakukan aktivitas seksual yang tidak
mungkin dilakukan dalam keadaan normal.
DEPRESAN
Depresan atau lebih dikenal sebagai obat penenang akan mengganggu metabolisme hormon
testosteron jika digunakan secara berlebihan, yang mengakibatkan penurunan dorongan seksual
dan disfungsi ereksi pada pria. Sedangkan pada wanita akan mengganggu menstruasi dan juga
menurunnya dorongan seksual.
Jika ada orang yang mengaku fungsi seksualnya menjadi lebih baik setelah mengkonsumsi
narkoba, itu hanya disebabkan pengaruh negatif narkoba. Karena setelah mengkonsumsi narkoba,
ecstasy misalnya, akan merasa lebih segar dan merasa fungsi seksualnya menjadi lebih baik.
Sehingga tak takut melakukan hubungan seksual yang beresiko tinggi. Padahal yang terjadi
sebenarnya adalah proses gangguan fungsi seksual dan reproduksi. Anggapan narkoba dapat
meningkatkan fungsi seksual harus diluruskan, bukan kekuatan, justru kekecewaan yang didapat.
Tetapi apapun alasannya, jauhi barang haram tersebut jika tak ingin menyesal di kemudian hari.
Ada yang beranggapan, narkoba menambah kejantanan. Saat pakai shabu, orang merasa
bersemangat, banyak bergerak, lalu melampiaskan lewat hubungan seks. Namun ingat,
kenikmatan itu hanyalah sesaat. Shabu memang merangsang sistem syaraf pusat. Salah satu bagian
dari sistem syaraf itu adalah yang mengatur orgasme. Fakta ini yang dijadikan alasan pengguna
shabu untuk urusan seksual.
Ekstasi mempengaruhi tubuh melalui syaraf simpatis. Tiap kali menggunakan ekstasi,
orang menjadi aktif, gembira, bersemangat, dan ingin bergerak. Ini juga membuat orang merasa
sangat kuat seks dalam waktu lama. Narkoba jenis ini bisa meningkatkan
pelepasan dopamine dalam otak. Dopamine adalah neurotransmiter bersifat merangsang. Jika
yang dirangsang perilaku seksual, penggunanya akan merasa makin jantan. Namun, harus diingat,
pengaruh demikian itu ada batasnya. Paling-paling Cuma beberapa jam. Jika diukur dari dampak
jangka panjang, narkoba lebih menghancurkan urusan seksual daripada memperbaikinya. Mitos
bahwa beberapa jenis narkoba meningkatkan gairah seksual itu keliru. Yang benar, narkoba
membikin impoten. Ekstasi berefek pada syaraf simpatis. Agar bisa melakukan hubungan seksual,
pengguna ekstasi biasanya menenggak obat antidisfungsi ereksi. Jika tidak, mereka tak kuat atau
di tengah permainan. Jika penggunaan ini berlangsung terus, lama kelamaan itu bisa berlanjut ke
impotensi. Shabu bekerja pada syaraf parasimpatis. Ini membuat penggunanya merasa tenang,
kalem, dan pasif. Akibatnya, mereka jadi merasa tidak memerlukan hubungan seksual. Saat shabu
sudah merangsang syaraf pusat orgasme, orang tanpa melakukan hubungan seksual pun sudah
merasakan nikmat dan orgasme. Ini membuat orang lambat laun jadi impoten.
Heroin menimbulkan dampak euforia. Namun, dampak negatif heroin juba buruk bagi
fungsi seksual. Heroin bisa menghambat fungsi hormon seks, menurunkan kadar testosteron,
dorongan seksual, menghambat ejakulasi, dan lama kelamaan jadi disfungsi ereksi. Dalam jangka
menengah, narkoba tertentu bisa memancing masuknya berbagai penyakit seksual. Ekstasi, saat
merangsang meningkatnya pelepasan dopamine dalam otak, merangsang perilaku seksual
berlebihan. Ini bisa membuat penggunanya kehilangan kontrol atas perilaku seksual mereka.
Tanpa kontrol, mereka akan melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan risiko. Ini membuat
mereka beresiko tinggi terjangkit penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS atau hepatitis C.
Banyak yang mengatakan bahwa narkoba dapat membantu performa seksual. Benarkah
anggapan tersebut? Secara keseluruhan, gangguan fungsi seksual dan reproduksi justru bisa
terjadi. Dan ini tergantung pada jenis narkoba yang digunakan, dan jangka waktu menggunakan
bahan yang berbahaya itu. Bisa dilihat satu per satu seperti ini:
Ekstasi
Walaupun memberikan pengaruh yang bersifat merangsang otak, tidak berarti ekstasi
menimbulkan pengaruh yang positif bagi fungsi seksual. Ekstasi akan meningkatkan pelepasan
dopamine di otak. Peningkatan dopamine ini dapat menyebabkan hilangnya kemampuan untuk
mengontrol perilaku seksual, hingga akhirnya menjadi berani, tanpa kontrol, melakukan hubungan
seksual tanpa memikirkan risiko yang mungkin terjadi.
Depresan
Depresan yang populer disalahgunakan adalah obat penenang dan heroin. Obat penenang
yang digunakan di luar indikasi medis secara berlebihan dapat menimbulkan akibat buruk bagi
fungsi seksual, karena dapat mengganggu metabolisme hormon testosteron dan estrogen. Banyak
ragam obat penenang yang sering disalahgunakan dengan label dekstro, dumolid, dan lainnya.
Semua itu justru beredar “lower class”, karena murah harganya. Obat-obat ini dapat
mengakibatkan penurunan dorongan seksual dan disfungsi ereksi. Heroin pun sama, tidaklah
memberikan pengaruh positif bagi fungsi seksual dan reproduksi. Justru sebaliknya, akan terjadi
penurunan kadar hormon testosteron, menurunnya dorongan seksual, disfungsi ereksi, dan
hambatan ejakulasi.
Ganja
Seperti juga halusinogenik lain seperti LSD, magic mushroom, dan lainnya, ganja juga
menimbulkan akibat buruk bagi fungsi seksual. Kandungan tar dalam ganja jauh lebih tinggi dari
rokok. Berbagai akibatnya pun bisa terjadi. Mengecilnya ukuran Mr. P, dan menurunnya kadar
hormon testosteron, dorongan seksual yang menurun, disfungsi ereksi, sampai pada gangguan
sperma dapat terjadi.
Ganja, yang termasuk all arounders atau halusinogenik, mengakibatkan timbulnya halusinasi
sehingga pengguna tampak senang melamun dan menghayal. Tetapi jangan salah, banyak
pengguna justru merasakan efek yang tidak menyenangkan, misalnya muntah, sakit kepala,
gemetar, otot terasa lemah, bingung, cemas, emosi dan beberapa akibat lainnya.
Lalu, bagimana, benarkah narkoba dapat meningkatkan fungsi seksual? Dilihat dari efek
langsungnya, maka jawabannya adalah tidak benar. Tidak ada satu jenis narkoba yang secara
langsung dan manfaat dapat meningkatkan fungsi seksual. Dilihat dari pengaruh yang ditimbulkan
oleh semua jenis narkoba, baik secara fisik maupun psikis, justru pengaruh negatif yang dapat
terjadi. Tetapi sayang banyak informasi salah yang beredar dan mensugesti banyak orang menjadi
sebuah kebenaran. Banyak yang tersugesti bahwa narkoba dapat meningkatkan gairah seksual dan
dapat memperkuat kemampuan seksual. Tentu saja ini akan berbahaya, mengingat akibat buruk
penggunaan jangka panjang dan efek ketergantungannya.
Secara keseluruhan malah gangguan fungsi seksual dan reproduksi yang bisa terjadi, dan ini
tergantung pada jenis narkoba yang digunakan dan jangka waktu menggunakan bahan yang
berbahaya itu. Bisa dilihat beberapanya seperti ini:
Ekstasi.
Sebagai stimulan, ekstasi menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, dan ingin
bergerak terus. Walaupun memberikan pengaruh yang bersifat merangsang otak, tidak berarti
ekstasi menimbulkan pengaruh yang positif bagi fungsi seksual. Ekstasi akan meningkatkan
pelepasan dopamine di otak. Peningkatan dopamine ini dapat menyebabkan hilangnya
kemampuan untuk mengontrol perilaku seksual akhirnya menjadi berani, tanpa kontrol,
melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan risiko yang mungkin terjadi. Akibatnya Infeksi
Menular Seksual termasuk infeksi HIV pun bisa datang.
Depresan.
Depresan yang populer disalahgunakan adalah obat penenang dan heroin. Obat penenang yang
digunakan di luar indikasi medis secara berlebihan dapat menimbulkan akibat buruk bagi fungsi
seksual, yang dapat mengganggu metabolisme hormon testosteron dan estrogen. Banyak ragam
obat penenang yang sering disalahgunakan dengan sering beredar di lapangan dengan label
dekstro, dumolid, dan lainnya yang justru di kalangan “lower class” karena murah harganya sering
disebut dengan pil koplo. Pada perempuan dapat mengakibatkan gangguan menstruasi dan
menurunnya dorongan seksual hingga hambatan dalam mencapai orgasme. Pada laki-laki dapat
mengakibatkan penurunan dorongan seksual dan disfungsi ereksi. Sedangkan pada pengguna
heroin juga sama, tidaklah memberikan pengaruh positif bagi fungsi seksual dan reproduksi. Justru
menimbulkan pengaruh buruk bagi fungsi seksual. Jelas akan terjadi penurunan kadar hormon
testosteron, menurunnya dorongan seksual, disfungsi ereksi, dan hambatan ejakulasi pada laki-
laki. Pada perempuan bisa mengakibatkan menurunnya dorongan seksual, kegagalan orgasme,
gangguan kesuburan, termasuk mengecilnya payudara. Pengaruh heroin yang menghambat fungsi
hormon seks, baik pada laki-laki dan perempuan memang cukup kuat.
Ganja.
Ganja adalah golongan halusinogenik yang paling populer. Seperti juga halusinogenik lain seperti
LSD, magic mushroom dan lainnya ganja juga menimbulkan akibat buruk bagi fungsi seksual.
Bahan Kandungan tar dalam ganja jauh lebih tinggi dari rokok. Berbagai akibatnya pun bisa
terjadi. Mengecilnya ukuran buah pelir dan menurunnya kadar hormon testosteron, dorongan
seksual menurun, disfungsi ereksi, sampai pada gangguan sperma pada laki-laki. Gangguan
produksi sel telur, hambatan menjadi hamil, dan terhambatnya proses kelahiran, di samping
dorongan seksual yang menurun bisa terjadi pada perempuan.
Tetapi kenapa sebagian orang mengaku fungsi seksualnya lebih baik saat menggunakan narkoba?
Sebenarnya itu pengakuan yang palsu tetapi tidak disadari. Perasaan bahwa fungsi seksualnya
lebih baik, terutama justru disebabkan oleh pengaruh negatif narkoba. Misalnya, pengguna ekstasi
karena efek perangsangan saraf otak akan merasa sepertinya diri menjadi lebih segar dan kuat yang
akhirnya merasa juga fungsi seksualnya juga lebih baik. Juga jadi lebih berani karena kehilangan
kontrol sehingga tidak takut melakukan hubungan seksual, termasuk hubungan seksual yang
berisiko sekalipun. Demikian juga yang menggunakan depresan akan merasa lebih tenang, merasa
“terbang” sehingga merasa tidak takut lagi dan lebih berani melakukan hubungan seksual, bahkan
dengan siapa saja. Jadi semua pengakuan ini sebenarnya adalah pengakuan palsu yang tidak
mereka ketahui. Ini adalah efek palsu, karena sesungguhnya saat itu fungsi seksualnya tidaklah
sedang meningkat. Justru yang sedang berjalan perlahan terjadi sebenarnya adalah proses
gangguan fungsi seksual dan reproduksi. Dan ingatlah bahaya ketergantungan. Kematian bisa
menjadi ujungnya.