Jurnal Perpan Vol 9 No 1 Tahun 2017 PDF
Jurnal Perpan Vol 9 No 1 Tahun 2017 PDF
Yose Rizal(*)
(*)
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pengaraian
Email : yose_pury@yahoo.com
RINGKASAN
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kekuatan tarik baja karbon AISI 1040 akibat
proses perlakuan panas dengan memvariasikan media pendingin dan mengetahui perubahan sifat mekanik yaitu
kekuatan tarik Baja Karbon AISI 1040 akibat proses pendinginan dengan media pendingin yang berbeda melalui
diagram hasil uji tarik. Luaran penelitian ini diharapkan adalah publikasi ilmiah dalam jurnal yang mempunyai
ISSN yaitu Jurnal APTEK. Metode Penelitian yang digunakan dengan melakukan proses perlakuan panas terhadap
spesimen baja karbon AISI 1040 pada temperatur 9300C selama 1 (satu) jam, kemudian ketiga model/spesimen
didinginkan pada 3 (tiga) media pendingin berbeda yaitu oli SAE 40W, larutan garam dan udara. Setelah itu
dilakukan pengujian kekekuatan tarik (uji-tarik) terhadap ketiga specimen dan mencatatkan hasil yang diperoleh.
Dari hasil penelitian diperoleh material dasar Baja Karbon 1040 sebelum perlakuan panas mempunyai kekuatan
tarik sebesar 698,59 MPa, sedangkan setelah dilakukan perlakuan panas diperoleh kekuatan tarik sebesar 1106,05
MPa menggunakan media larutan garam, 658,53 MPa menggunakan pendinginan udara, dan 783,57 MPa
menggunakan pendinginan oli SAE 40. Kesimpulan penelitian ini bahwa peningkatan kekuatan tarik Baja Karbon
AISI 1040 setelah perlakuan panas diperoleh nilai tertinggi sebesar 1106,05 MPa dengan menggunakan media
pendingin larutan garam.
Kata Kunci : Perlakuan Panas, Media Pendingin, Kekuatan Tarik dan Baja Karbon AISI 1040.
Media Pendingin
Kemampuan suatu jenis media dalam
Gambar 2.2 Diagram fasa Fe-C
mendinginkan spesimen bisa berbedabeda, perbedaan
kemapuan media pendingin di sebabkan oleh Diagram fasa menghubungkan komposisi,
temperatur, kekentalan, kadar larutan dan bahan temperatur dan fasa dalam suatu diagram, disebut
dasar media pendingin. Media pendingin yang lazim juga diagram kesetimbangan (equilibrium diagram),
digunakan untuk mendinginkan spesimen pada karena kita dapat menjumpai beberapa fasa dalam
proses pengerasan baja yaitu Oli Mesran SAE 40 satu diagram.
karena media pendingin tersebut digunakan sesuai
dengan kemampuannya untuk memperoleh hasil
3. METODE PENELITIAN
yang diharapkan. Penggunaan pelumas sebagai media
pendingin akan menyebabkan tibulnya selaput Tahapan penelitian yang dilakukan seperti pada
karbon pada spesimen tergantung dari besarnya gambar dibawah ini.
viskositas pelumas.
Berbagai media pendingin yang digunakan dalam Tahap Persiapan
proses perlakuan panas antara lain :
1. Oli SAE 40 Survey lapangan Studi literatur
Pelumas adalah minyak yang mempunyai sifat untuk Persiapan spesimen
selalu melekat dan menyebar pada permukaan-
permukaan yang bergeser, sehingga membuat Pemotongan dan
pengausan dan kenaikan suhu kecil sekali. Pelumas Pembubutan specimen
yang digunakan sebagai fluida pendingin dalam
perlakuan panas adalah yang dapat memberikan
Uji kekuatan Tarik Awal
lapisan karbon pada kulit (permukaan) benda kerja Spesimen
yang diolah.
2. Air (larutan garam) Proses Perlakuan Panas
Pendinginan dengan menggunakan air akan
memberikan daya pendinginan yang cepat. Biasanya
ke dalam air tersebut dilarutkan garam dapur sebagai Proses Pendinginan
usaha mempercepat turunnya temperatur benda kerja
dan mengakibatkan bahan menjadi keras. Bahan yang
didiginkan di dalam cairan garam yang akan media media larutan media
mengakibatkan ikatannya menjadi lebih keras karena oli SAE 40 garam udara
pada permukaan benda kerja tersebut akan meningkat
zat arang.
Hasil Uji Tarik
3. Udara
Pendinginan udara dilakukan untuk perlakuan panas
yang membutuhkan pendinginan lambat. Untuk Pengolahan data
keperluan tersebut udara yang disirkulasikan ke
dalam ruangan pendingin dibuat dengan kecepatan Penulisan Laporan
yang rendah. Udara sebagai pendingin akan
memberikan kesempatan kepada logam untuk
Seminar
membentuk kristal – kristal dan kemungkinan
mengikat unsur – unsur lain dari udara.
Publikasi
Gambar 3.1 Skema tahapan penelitian
Proses Pendinginan
Tabel 4.1. Hasil Uji Tarik Sebelum Perlakuan Panas (material dasar)
Kekuatan Kekuatan
Area Maks Beban Elongation
Spesimen Yield Tarik 0,2 % YS
(mm2) (N) (%)
(N/mm2) MPa
Tabel 4.2. Hasil Uji Tarik Setelah Perlakuan Panas Menggunakan Pendingin Oli SAE 40
Kekuatan Kekuatan
Spesime Area Maks Beban Elongation
Yield Tarik 0,2 % YS
n (mm2) (N) (%)
(N/mm2) MPa
1 122.718 89880.9 503.69 732.42 4,60 503.69
Kekuatan Kekuatan
Area Maks Beban Elongation
Spesimen Yield Tarik 0,2 % YS
(mm2) (N) (%)
(N/mm2) MPa
Tabel 4.4. Hasil Uji Tarik Setelah Perlakuan Panas Menggunakan pendingin Udara
Kekuatan Kekuatan
Area Maks Beban Elongation
Spesimen Yield Tarik 0,2 % YS
(mm2) (N) (%)
(N/mm2) MPa
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dari material dasar. Hal ini terjadi karena laju
sifat-sifat mekanis dari baja karbon AISI 1040, Hasil pendinginan cepat (larutan garam) memungkinkan
pengujian tarik berupa parameter kekuatan tarik komposisi dan struktur material berubah lebih cepat
(ultimate strength) maupun luluh (yield strength), pada posisinya masing-masing hal ini mengakibatkan
parameter kaliatan/keuletan yang ditunjukan dengan kekuatan tarik menjadi lebih tinggi dari material
adanya prosen perpanjangan (elongation). dasar. Sedangkan proses pendinginan menggunakan
udara memungkinkan lambat terjadinya perubahan
fasa dari austenite ke ferit yang mengakibatkan
perubahan kekuatan tarik menjadi lebih rendah.
yield (luluh) menjadi lebih besar dari material dasar Saran yang perlu diperhatikan adalah lama
proses pemanasan (tempering) perlu divariasikan
dan media pendingin laiinya. Hal ini berarti juga
dengan interval 60 menit, 75 menit 90 menit dan 120
bahwa daerah elastisitasnya meningkat dari material menit, untuk mengetahui pengaruh waktu tempering
dasar. Sedangkan pengaruh media pendingin udara terhadap kekuatan tarik. Dan proses pembubutan
spesimen diharapkan dengan hasil pemukaan yang
terhadap kekuatan Yield lebih rendah dari material
halus untuk mencegah efek takikan yang
dasar. Hal ini terjadi karena laju pendinginan cepat mengakibatkan terjadinya konsentrasi tegangan yang
(larutan garam) memungkinkan komposisi dan menurunkan kekuatan material.
struktur material berubah lebih cepat pada posisinya
masing-masing hal ini mengakibatkan kekuatan yield DAFTAR PUSTAKA
(luluh) menjadi lebih tinggi dari material dasar. Al-Huda, Mafudz. (2008), Perlakuan panas,
Sedangkan proses pendinginan menggunakan udara Fakultas Teknologi Industri,
memungkinkan lambat terjadinya perubahan fasa dari Universitas Mercu Buana, Indonesia
Bakri dan Sri Chandrabakty (2006). “Jurnal
austenite ke ferit yang mengakibatkan perubahan
SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 97 - 102
kekuatan yield menjadi lebih rendah. Hery Tristijanto (2012). Jurnal Foundry, Vol. 2
Semakin keras suatu material atau No. 2 Oktober 2012 : 6 – 10
Karl - Erik Themly(1984). Steel And lts Heat
mengalami proses pengerasan, maka keuletannya
Treatment. Head of research and Development,
akan menurun dan cenderung rapuh dan mudah Sweden.
pecah, karena kepadatan struktur semakin rapat Rochim Suratman(1994). Panduan Proses
Perlakuan Panas.Lembaga Penelitian Institut
sehingga tegangan muka antar atomnya tinggi, tapi
Teknologi Bandung, Bandung.
hal ini dapat diatasi dengan proses pemanasan ulang R. Djoko Andrijono (2005).” Jurnal Ilmu – Ilmu
setelah proses perlakauan panas sampai titik Teknik DIAGONAL.” Unmer Malang.
transformasi, untuk menghilangkan tegangan antar Rubijanto (2006). “Jurnal Traksi. Volume 4. No.
1, Juni 2006”: 12 – 19
atom juga mengembalikan struktur molekul ke
Sudjana (1989). “ Desain Dan Analisa Eksperimen”,
bentuk awal. Bandung.
Suprapti (1989). “ Pengetahuan Bahan”. ITS
Surabaya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Suheni (2003).”Jurnal IPTEK, Vol. 5 Nomor 3.”
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Kesimpulan Wahid Suherman(1988).” Ilmu Logam 1.” Institut
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat Teknologi Surabaya.
Wardoyo, Joko Tri. (2005), Jurnal TEKNOIN,
diambil kesimpulan bahwa kekuatan tarik spesimen
Volume 10 No.3, September 2005, Metode
baja karbon AISI 1040 yang paling tinggi diperoleh Peningkatan Tegangan Tarik dan Kekerasan pada
pada perlakuan panas dengan mengunakan media Baja Karbon Rendah Melalui Baja Fasa Ganda.
pendingin larutan garam sebesar 1106,05 MPa lebih
tinggi dari kekuatan tarik material dasar sebesar
698,59 MPa.