Anda di halaman 1dari 174

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

SKRIPSI
IMPLEMENTASI PROGRAM CSR PT. MEDIA NUSANTARA
CITRA Tbk UNTUK MEMBENTUK CITRA PERUSAHAAN
DALAM PEMBANGUNAN JEMBATAN GANTUNG di LEBAK
BANTEN TAHUN 2014

Diajukan Oleh :
Nama : Siti Farhani
NIM : 2011 – 41 – 457
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat

Untuk memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar


Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Jakarta
2015
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanggung jawab dibawah ini :


Nama : Siti Farhani
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Jakarta, 10 Juli 1993
Konsentrasi : Hubungan Masyarkat
Alamat : Jalan Mampang Prapatan 11 RT 07 RW 01 No.19.
Kecamatan Mampang Prapatan, Kelurahan Tegal
Parang, Jakarta Selatan. 12790 Selatan.

Telepon/HP : 0813-1438-2056
Status : Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi UPDM (B)
NIM : 2011-41-457
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi :


Judul Skripsi : Implementaasi Program CSR PT Media Nusantara
Citra Tbk Untuk Membentuk Citra Perusahaan dalam
Pembangunan Jembatan Gantung di Lebang Banten
Tahun 2014.

Pembimbing I : Drs. Kusnul Arifin, M.Si.


Pembimbing II : Catur Priyadi, S.Sos, M.Si. M.Ikom
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya buat
merupakan hasil asli (Orisinal) dan bukan duplikasi dari skripsi orang lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup untuk
dikenakan sanksi akademis sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Fakultas Ilmu Komunikasi Prof.Dr.Moestopo (Beragama).
Jakarta, September 2015
Yang menyatakan,

(Siti Farhani)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti sampaikan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia Nya yang diberikan kepada peneliti selama ini, sehingga peneliti
dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul ”
Implementasi Program CSR PT Media Nusantara Citra Tbk Untuk
Membentuk Citra Perusahaan Dalam Pembangunan Jembatan Gantung
di Lebak Banten Tahun 2014.” Yang mana ini merupakan tugas akhir yang
disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar
sarjana strata satu Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo
(Beragama).

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari


kesempurnaan dalam data primer mau pun sekunder. Oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dalam
penelitian yang akan datang. Peneliti berharap kiranya skripsi ini berguna
bagi pengembangan komunikasi dan Public Relations di Indonesia dan
khususnya bagi mahasiswa/I Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr.
Moestopo (Beragama) dan masyarakat pada umumnya.

Terima Kasih.

Jakarta, September 2015

Peneliti

ii
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia Nya, yang
selama ini diberikan kepada peneliti, Sehingga peneliti dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan rasa
hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti
dalam proses pendidikan hingga menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
Ada pun ucapan tersebut ditujukan kepada:
1. Ibu (Siti Djamilah) dan Ayah (Abdul Madjid) tercinta, atas segala doa,
kasih sayang, kepercayaan dan dukungan baik moral maupun material
kepada peneliti. Adik peneliti, Ahmad Farhan dan Mailinda, yang telah
membantu, memberikan doa, dukungan, serta perhatiannya kepada
peneliti.
Rektor Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama), Bapak Prof. Dr. H.
Sunarto. M.Si.
2. Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.Dr.Moestopo
(Beragama), Bapak Dr. H. Hanafi Murtani, M.M.
3. Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.Dr.Moestopo
(Beragama), Bapak Dr. Hendri Prasetyo, S.Sos, M.Si.
4. Ketua Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Prof.Dr.Moestopo (Beragama), Bapak Drs. Freddy Ricardo, M.Si.
5. Bapak Drs. Kusnul Arifin, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Catur Priyadi, S.Sos, M.Si. M.Ikom selaku dosen pembimbing II, yang
telah memberikan bimbingan, waktu, serta pengetahuan kepada peneliti
dalam menyusun skripsi ini hingga selesai.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.Dr.Moestopo
(Beragama) yang telah memberikan banyak pengetahuan berharga
kepada peneliti selama perkuliahan, serta kepada seluruh Staff
Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama) yang telah memberikan
bantuan kepada peneliti selama masa kuliah dan dalam penyusunan
skripsi ini.

iii
7. Corporate Secretary MNC Media, Mas Hendra Eteng yang telah
membantu peneliti dalam memberikan informasi dan data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. Terimakasi juga kepada Mbak Ajun,
Mas Toyib, Mas Leo, Mas Baim, Mbak Dita, Mbak Dina, dan Mas Dani,
atas pengalaman berharga yang telah diberikan selama peneliti
melakukan Praktek Kerja Lapangan disana. Dan telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk dapat melakukan penelitian di
perusahaan ini. Terimakasih atas segala bentuk bantuannya.
8. Untuk Mahesa NurSyafe’I, Fitriana Hidemi, Sri Rizki Gustiarini, Tio Raja
Sulaiman, dan Dewi Savitri. Terimakasi atas segala semangat,
perhatian, bantuan, dan perjuangan yang telah dilewati bersama.
Sehingga kita bisa melewati masa-masa sulit selama masa kuliah.
9. Untuk yang terkasih, Tri Susanto Setiawan. terimakasi atas semangat,
doa dan perhatiannya kepada peneliti selama ini.
10. Untuk keluarga Besar LPM Diamma, yang tidak bisa disebutkan satu
persatu. Terimakasi atas doa dan semangat yang diberikan, hingga
peneliti dapat menyelsaikan skripsi ini.

Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang telah banyak memberikan kontribusi kepada peneliti hingga skripsi ini
selesai.Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian skripsi
ini, untuk itu kritik dan saran konstruktif sangat peneliti harapkan dari para
pembaca.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Terima Kasih

Jakarta, September 2015

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... ii
LEMBAR ORIGINALITAS ............................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
DAFTAR TABEL dan GAMBAR ...................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................ 1
1.2 Fokus Penelitian .................................................... 10
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................ 10
1.3.1 Pembatasan Materi ....................................... 11
1.4 Tujuan Penelitian ................................................... 14
1.5 Signifikansi Penelitian ............................................ 14
1.5.1 Signifikansi Teoritis ........................................ 14
1.5.2 Signifikansi Praktis ........................................ 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI........ 16


2.1 Kajian Pustaka – Kajian Sejenis ........................... 16
2.2 Kerangka Konsep Penelitian dan Teori ................ 22
2.2.1 Komunikasi ................................................ 22
2.2.2 Hubungan Masyarakat ............................... 26
2.2.3 Analisis SWOT ........................................... 40
2.2.4 Corporate Social Responsibilty (CSR) ....... 42
2.2.5 Citra (Image) .............................................. 45
2.3 Bagan Alur Pikir .................................................... 48

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 50
3.1 Paradigma Penelitian ............................................. 50
3.2 Pendekatan Penelitian ........................................... 53
3.3 Sifat Penelitian ....................................................... 54
3.4 Objek dan Subjek Penelitian .................................. 55
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................... 56
3.5.1 Data Primer ................................................. 57
3.5.2 Data Sekunder ............................................ 62
3.6 Teknik Keabsahan Data ........................................ 62
3.7 Teknik Analisis Data .............................................. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 66


4.1 Deskripsi Objek ..................................................... 66
4.1.1 Sejarah PT Media Nusantara Citra Tbk ...... 66
4.1.2 Profil PT Media Nusantara Citra Tbk ........... 69
4.1.3 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan PT Media
Nusantara Citra Tbk .............................................. 70
4.1.4 Logo PT Media Nusantara Citra Tbk ........... 71
4.1.5 Struktur Organisasi .................................... 71
4.1.6 Corporate Secretary PT Media Nusantara Citra Tbk 72
4.1.7 Tugas dan Tanggung Jawab Corporate Secretary 74
4.1.8 Kegiatan Sekretariat Perusahaan ............... 74
4.2 Deskripsi Subjek Penelirian ................................... 77
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ...................................... 80
4.3.1 Analisis SWOT ............................................ 82
4.3.2 Empat Tahap Proses Manajemen PR ......... 85
4.3.3 Sembilan Tahap Strategi PR ....................... 106
4.3.4 Indikator Keberhasilan CSR ........................ 114
4.3.5 Citra PT Media Nusantara Citra Tbk Dalam Kegiatan
Pembangnan Jembatan Gantung di Lebak Banten ....... 115
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ................................ 118

vi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................. 122
5.1 Simpulan ................................................................ 122
5.2 Saran ...................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Bagan kerangka pemikiran ........................................................ 49


Gambar 3.2 Aktifitas Analisis Data Miles dan Huberman ............................. 66
Gambar 4.2 Struktur Organisasi MNC Grup ................................................. 73
Gambar 4.3 Struktur Corporate Secretary MNC Media ............................... 75

DAFTAR TABLE

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian .............................................................. 16


Tabel 3.1 Tiga Perspektif/Paradigma Ilmu Sosial ......................................... 51
Tabel 4.1 Sejarah Perkemangan MNC Media .............................................. 67

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Informan 1

Lampiran 2 Hasil Wawancara Informan 2

Lampiran 3 Hasil Wawancara Informan 3

Lampiran 4 Hasil Wawancara Informan 4

Lampiran 5 Hasil Wawancara Informan 5

Lampiran 6 Hasil Wawancara Informan 6

Lampiran 7 Hasil Wawancara Informan 7

Lampiran 8 Press Release MNC

Lampiran 9 Galeri Foto Kegiatan

Lampiran 10 Design Pembangunan Jembatan

Lampiran 11 RAB Pembangunan Jembatan

Lampiran 12 Publikasi kegiatan CSR di Sindonews.com

ix
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
ABSTRAK

Nama : Siti Farhani


NIM : 2011-41-457
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi : Implementasi Program CSR PT Media
Nusantara Citra Tbk Untuk Membentuk Citra
Perusahaan Dalam Pembangunan Jembatan
Gantung di Lebak Banten Tahun 2014.
Jumlah Bab/Halaman : V / 124 halaman
Bibliografi : 25 buku+ 5 kajian literatur + 2 website
Pembimbing : 1. Drs. Kusnul Arifin, M.Si
2. Catur Priyadi, S.Sos, M.Si, M.Ikom

CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu


kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan
Undang-undang Perseroan Terbatas nomor 40 Tahun 2007.Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui Implementasi Program CSR PT Media
Nusantara Citra Tbk Untuk Membentuk Citra Perusahaan Dalam
Pembangunan Jembatan Gantung di Lebak BantenTahun 2014.Beserta
kendala-kendala yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah
paradigma konstruktivis. Penelitian ini menggunakan dua macam teknik
pengumpulan data, yaitu data primer (wawancara mendalam dan observasi)
dan data sekunder. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan triangulasi data sumber untuk mengecek kebenaran
data yang diungkapkan narasumber.

x
Dari hasil penelitian, Implementasi Program CSR pembangunan
jembatan gantung di Lebak Banten, telah berjalan sesuai dengan empat
tahap proses manajemen Public Relations. Mulai dari mendefinisikan
masalah, membuat rencana dan program, bertindak dan berkomunikasi serta
mengevaluasi program. Namun pada prosesnya masih terdapat kendala
teknis pada pembangunan jembatan gantung tersebut. Pentingnya peran
divisi CSR MNC Media sebagai divisi yang menyelenggarakan program CSR
MNC dalam memecahkan masalah yang terjadi dilapangan adalah,
melakukan komunikasi dengan perangkat desa dan koordinator LSM
Yayasan Relawan Kampung Indonesia, sebagai pihak yang mengawasi dan
mengontrol proses pembangunan tersebut. Terbatasnya sumber daya
manusia pada divisi CSR MNC Media, merupakan alasan program CSR
pembangunan jembatan gantung ini diawasi oleh perangkat desa dan
koordinator relawan kampung.
Proses komunikasi dilakukan agar perangkat desa dan koordinator
relawan kampung tidak asal mengambil keputusan dalam memecahkan
persoalan ini. Karena bagaimanapun MNC adalah perusahaan yang
menyelenggarakan program CSR ini, sehingga pihak MNC lah yang berhak
mengambil keputusan atas kendala yang terjadi di lapangan. Dalam
penelitian ini juga diketahui bahwa Program CSR yang dilakukan oleh MNC
sesuai dengan bentuk aktivitas CSR menurut Kotlerdan Lee, yaitu Corporate
Philanthropy.
Selain itu, MNC juga dapat dikatakan sebagai perusahaan baik karena
program CSR pembangunan jembatan gantung ini langsung menyentuh
masyarakat, dengan kata lain manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh
masyarakat selama beberapa tahun kedepan. Sehingga indikator
keberhasilan CSR pada program pembangunan jembatan gantung ini dapat
terwujud, karena Desa Cigoong Kecamatan Cikulur dan desa Karya Jaya
Kecamatan Cimarga telah menjadi sasaran program, dan masyarakat telah
menikmati program CSR yang diselenggarakan oleh MNC.

xi
UNIVERSITY PROF. DR. MOESTOPO ( BERAGAMA )
FACULTY OF COMMUNICATION
ABSTRACT

Name : Siti Farhani


NIM : 2011-41-457
Study Program : Science Communication
Concentration : Public Relations
Thesis title : Implementation of CSR program of PT
Media Nusantara Citra Tbk To Establish
Company Image In Hanging Bridge
Construction in Banten Lebak 2014 .
Number Chapter / Page : V / 124 pages
Bibliographies : 25 books + 5 review of the literature + 2
website
Supervisor : 1. Drs. Kusnul Arifin, M.Si
2. Catur Priyadi, S.Sos, M.Si, M.Ikom

CSR (Corporate Social Responsibility) is one of the obligations that


must be implemented by the company in accordance with the Limited Liability
Company Law Number 40 Year 2007. This research was conducted to
determine the implementation of CSR program of PT Media Nusantara Citra
Tbk To Establish Company Image In Hanging Bridge Construction in Lebak
Banten 2014 as well as the constraints faced. This research used qualitative
methods and constructivist paradigm. This research used two kinds of data
collection techniques, primary data (in-depth interview observation) and
secondary data. For checked validity of the data in this research, researchers
used data triangulation of the data disclosed sources.
The development CSR Program Implementation suspension bridge in
Lebak Banten, has aligned with management processes Public Relations.
Ranging from defining the problem, make a plan and program, act and

xii
communicate and evaluate the program. But in the process, there were still
technical obstacles to the construction of the suspension bridge. The
important role of CSR MNC Media division as the division that organizes
CSR program MNC in solving problems that was occur in the field is,
communication with the village and the coordinator supervise and control the
development process. Limited human resources on CSR division MNC
Media, is the reason for the construction of a suspension bridge CSR
program is overseen by village and coordinator.
The communication process is done so there is no origin of the
volunteer coordinators take decisions in solving this problem. because after
MNC is a company that organizes this CSR program, so that the MNC who is
entitled to take decisions on the obstacles that occur in the field. In this
research also noted that the CSR program conducted by PT Media
Nusantara Citra Tbk in accordance with the form of CSR activity according to
Kotler and Lee, the Corporate Philanthropy.
In addition, PT Media Nusantara Citra Tbk said as well as the
company's CSR program is the construction of a suspension bridge directly
touch the people, in the other words, the benefits can be directly felt by the
community over the next few years. So the indicators of success of CSR in
the construction of a suspension bridge program can be realized, because
the District Cigoong village Cikulur Karya Jaya sub-district and village
Cimarga have become targets of the program, and the community has
enjoyed a CSR program organized by MNC.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau biasa disebut dengan

Corporate Social Responsibility (CSR), adalah suatu konsep atau tindakan

yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan

terhadap sosial maupun lingkungan sekitar perusahaan. CSR merupakan

suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

menjaga lingkungan, seperti memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu,

dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, dan sumbangan untuk membangun

desa atau fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk

masyarakat banyak.

Menurut Suhandri, CSR adalah “komitmen perusahaan atau dunia

bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan

dan menitiberatkan pada keseimbangan perhatian terhadap aspek ekonomi,

sosial, dan lingkungan”. (Untung 2008). Senada dengan hal tersebut,

kriyantono menyebutkan “CSR adalah investasi sosial perusahaan yang

bersifat jangka panjang dan secara berangsur akan terbentuk citra positif

terhadap kegiatan CSR yang dilakukan.” (Kriyantono, 2008)

Menurut Lawrence L. Steinmentz penulis buku Managing Small

Business mengartikan citra sebagai : “pancaran atau reproduksi jati diri atau

1
bentuk orang perorangan, benda atau organisasi. Menurutnya bagi

perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

jati diri perusahaan.” (Sutojo, 2004)

Dari kutipan diatas berarti, jati diri atau identitas perusahaan erat

kaitannya dengan citra yang merupakan persepsi masyarakat terhadap jati

diri perusahaan tersebut. Identitas merupakan pernyataan singkat

perusahaan kepada masyarakat tentang apa dan siapa mereka, dengan

begitu identitas perusahaan dapat membedakan perusahaan yang satu

dengan perusahaan lainnya. Identitas perusahaan dapat diciptakan dalam

jangka relatif pendek, sedangkan citra harus dibangun secara evolusioner

dalam jangka menengah dan panjang. Masyarakat dapat dengan cepat

melihat dan mengingat identitas perusahaan. Namun dibutuhkan waktu

cukup lama dan biaya besar bagi perusahaan untuk membentuk citra positif.

Identitas merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

keberhasilan pembentukan citra perusahaan di masyarakat. Identitas

perusahaan yang baik dan kuat merupakan pra-syarat membangun citra baik

perusahaan di kemudian hari. Hal ini disebabkan karena seperti halnya

dalam kehidupan orang perorangan, identitas perusahaan membentuk kesan

pertama. Padahal kesan pertama dapat mempengaruhi persepsi terhadap

orang perorangan atau organisasi selanjutnya. Semakin lama masyarakat

mengenal baik perusahaan (melalui identitas perusahaan) semakin besar

kemungkinan mereka bersikap positif terhadap perusahaan tersebut.

(Sutojo,2004)

2
Salah satu program yang dapat membentuk citra positif perusahaan

adalah dengan melakukan program CSR. Melalui program inilah perusahaan

berkesempatan untuk memperkenalkan identitas perusahaan kepada

masyarakat. Dengan mengimplementasikan program CSR secara continue,

menarik dan bermanfaat bagi banyak orang, perusahaan dapat membentuk

citra positif dengan baik dan kuat di benak masyarakat.

Namun hingga saat ini belum ada panduan rinci atau standarisasi dari

perusahaan tentang konsep dan implementasi CSR yang ideal. Hal ini

menyebabkan banyak perusahaan yang melaksanakan CSR sesuai dengan

konsep atau pemahaman mereka sendiri. Namun dilain pihak pemerintah

bersama dengan DPR menyetujui dan mengesahkan Undang-Undang No.40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) serta Peraturan

Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Dan

Lingkungan Perseroan Terbatas (TJSLPT) (PP 47/2012).

Mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, diatur dalam

Pasal 74 UUPT dan penjelasannya. Peraturan ini berlaku untuk perseroan.

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UUPT, Perseroan Terbatas adalah badan

hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan

perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya

terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

Undang-Undang serta peraturan pelaksanaannya.

3
Menurut Pasal 1 angka 3 UUPT, Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,

komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Pasal 74 UUPT

pada dasarnya mengatur mengenai hal-hal berikut ini:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau


berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ini merupakan kewajiban
perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan
yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran.
3. Mengenai sanksi, dikatakan bahwa perseroan yang tidak melaksanakan
kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan akan dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
diatur dengan peraturan pemerintah.” (Untung, 2008)
Aspek CSR merupakan aspek yang cukup diperhitungkan oleh

perusahaan. tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi perusahaan

yang diwakilinya saja, tetapi juga kepedulian kepada masyarakat untuk

memperoleh simpatik publik terhadap perusahaan atau menjadikan kegiatan

CSR sebagai salah satu cara dalam membentuk citra positif perusahaan.

Hal ini sesuai dengan data riset dari majalah SWA 2005 terhadap 45

perusahaan yang menunjukan bahwa “CSR bermanfaat dalam membentuk,

memelihara dan meningkatkan citra dan reputasi perusahaan (37,38%);

4
hubungan baik dengan masyarakat (16,82%); dan mendukung operasional

perusahaan (10,28%).” (Wahyudi, 2011) Dari data tersebut dapat terlihat

bahwa alasan suatu perusahaan ingin melakukan kegiatan CSR, yaitu

pertama adalah alasan sosial. Perusahaan melakukan CSR sebagai bentuk

tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sosial.

Kedua adalah alasan hukum, yaitu dengan adanya UU Perseroan Terbatas

No.40 tahun 2007. Ketiga adalah alasan ekonomi. Perusahaan melakukan

CSR untuk mendapatkan simpati masyarakat sehingga dapat meningkatkan

citra perusahaan dan pada akhirnya mendapatkan keuntungan.

Dengan adanya keinginan perusahaan dalam mengimplementasikan

program CSR, perlu dikomunikasikan untuk mendapatkan pengertian

bersama antara perusahaan dan publik. Komunikasi ditentukan berdasarkan

visi, misi, lingkungan dan resiko perusahaan. Dalam menjalin komunikasi

dua arah perlu adanya peran humas sebagai penghubung antara keinginan

perusahaan dan kebutuhan publik. Oleh karena itu, perlu adanya hubungan

antara humas perusahaan dengan implementasi CSR untuk menghasilkan

proses komunikasi yang sukses.

Setelah berkembangnya konsep CSR, terjadi transformasi dalam

tubuh manajemen korporat. Sebagian ada yang mengadopsi konsep CSR,

sebagai bagian dari humas. Sebagian lagi memposisikan CSR sebagai

bagian terpisah dengan humas, artinya perusahaan memposiskan CSR

sebagai divisi yang berdiri sendiri.

5
PT Media Nusantara Citra Tbk atau biasa dikenal dengan MNC

memposisikan CSR sebagai divisi yang terpisah dari humas. Hal ini

dilakukan agar divisi CSR dapat dengan fokus menyusun rencana kegiatan

CSR perusahaan secara tepat dan merata di seluruh daerah di Indonesia.

Seperti diketahui MNC merupakan salah satu perusahaan besar yang

bergerak dibidang media masa. Tidak hanya itu, MNC juga memiliki

beberapa unit perusahaan dibawahnya yang bergerak dibidang konten, pay

TV, Internet Sevice Provider (ISP), dan lain sebagainya. Sebagai

perusahaan media masa yang cenderung membutuhkan citra baik, MNC

berusaha membangun kepercayaan publiknya melalui kegiatan untuk

mendapatkan keuntungan sosial berupa kepercayaan atau membentuk citra

positif terhadap perusahaan.

MNC memiliki tiga sektor prioritas dalam melaksanakan program

CSR. Pertama pada sektor sosial/kemanusiaan mengenai permasalahan

bencana, kesehatan, dan kemiskinan. Yang kedua yaitu sektor pendidikan

dimana MNC sangat menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang. Dan yang ketiga yaitu

sektor sarana dan prasarana atau infrastuktur dimana sektor ini sangat

penting, karena jika ditelaah Indonesia memiliki banyak daerah terpencil

yang minim infrastruktur. Dengan melakukan program CSR yang dikelola

oleh divisi CSR MNC Media, diharapkan dapat membentuk citra baik MNC di

mata publik. Salah satu peran divisi CSR MNC Media dalam membentuk

6
citra perusahaan adalah dengan mengimplementasikan program CSR

pembangunan jembatan gantung di Lebak, Banten.

Kabupaten Lebak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Banten,

Indonesia, yang memiliki 28 kecamatan, yang dibagi lagi atas 340 desa dan

5 kelurahan. Lebak merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak

sungai besar, tiga diantaranya adalah Sungai Cisimeut, Ciberang, dan

Ciujung. Oleh karena itu daerah ini memerlukan banyak pula jembatan untuk

memudahkan aktifitas mereka seperti berkerja, bersekolah, dan lain lain.

“Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga Kabupaten Lebak, sebanyak 443

jembatan yang tersebar di 28 Kecamatan Lebak Banten, yang kondisinya

baik sebanyak 81 jembatan. Sementara, jembatan rusak 150, rusak ringan

97, dan rusak berat 113.” 1

Implementasi program CSR pembangunan jembatan gantung di

Lebak Banten, merupakan bentuk kepedulian perusahaan MNC terhadap

infrastruktur daerah tertinggal di Indonesia. Sebagai negara berkembang,

Indonesia memiliki banyak daerah tertinggal yang sebenarnya memiliki

sejuta potensi di dalamnya. Tertinggalnya daerah tersebut disebabkan oleh

banyak faktor, diantaranya tingkat pendidikan yang rendah, kondisi ekonomi

masyarakat yang lemah, dan infrastruktur daerah seperti jembatan dan jalan

raya yang tidak memadai, sehingga masyarakat sulit untuk beraktifitas. Hal

ini terjadi karena Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana

1
Diunduh dari http://daerah.sindonews.com/read/975479/21/360-jembatan-di-lebak-rusak-
1426131763 pada 12 Mei 2015 pukul 09.30 WIB.

7
pemerintah memiliki banyak pekerjaan rumah untuk bisa mengembangkan

potensi yang ada disetiap daerah, Namun nyatanya hal ini tidak mampu

dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak lain

untuk dapat membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan ini.

Dalam mengatasi masalah kerusakan ini, masyarakat tidak bisa

secara mandiri memperbaiki jembatan yang rusak, karena biaya yang

dibutuhkan tidaklah sedikit. Terlebih “Pada tahun 2005, Kementerian Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia telah menetapkan

Kabupaten Lebak sebagai salah satu daerah tertinggal dari 199 Kabupaten

tertinggal yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan

pada tahun 2005, jumlah desa tertinggal di Kabupaten Lebak mencapai 148

Desa.”2 dengan adanya hal ini menandakan pula bahwa masyarakat Lebak

hidup dalam garis kemiskinan.

Sebelum adanya renovasi total pada jembatan gantung ini, kondisi

jembatan gantung rusak parah. Akibat banjir yang melanda Desa Karya Jaya

Kecamatan Cimarga dengan Desa Cigoong Kecamatan Cikulur Lebak

Banten pada tahun 2012 lalu, lantai jembatan hilang tersapu banjir, hanya

tersisa besi sling pada bagian atas dan bawah jembatan. Akibatnya aktivitas

warga jadi terganggu akibat rusaknya jembatan.

Dengan terkumpulnya fakta yang terjadi di lapangan, MNC tergerak

untuk membangun jembatan gantung yang menghubungkan antara Desa

2
Diunduh dari http://suryanara.org/home/pembangunan-jembatan-desa-jayasari-kecamatan-cimarga-
kabupaten-lebak-banten/ pada 12 Mei Pukul 13.00 WIB.

8
Karya Jaya Kecamatan Cimarga dengan Desa Cigoong Kecamatan Cikulur

Lebak Banten. Setidaknya dengan adanya kegiatan CSR yang dilakukan

oleh MNC, dapat membantu warga dalam menjalankan aktifitasnya sehari-

hari.

Alasan utama peneliti menjadikan fenomena ini untuk diteliti sebagai

sebuah skripsi adalah, untuk mengetahui bagaimana divisi CSR MNC

mengimplementasikan kegiatan CSR jembatan gantung ini, dengan judul

“Implementasi Program CSR PT Media Nusantara Citra Tbk Untuk

Membentuk Citra Perusahaan Dalam Pembangunan Jembatan Gantung di

Lebak Banten Tahun 2014.” Karena penulis berpendapat bahwa impelmentsi

atau pelaksanaan sebuah program CSR yang direncanakan dengan strategi

yang baik akan menunjukan bahwa MNC memiliki kepedulian yang sangat

besar kepada masyarakat. Sehingga publik dapat membentuk citra positif

terhadap perusahaan tersebut.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus masalah adalah ungkapan kalimat pernyataan yang berisi

mengenai masalah pokok yang terdapat dalam objek penelitian. Maka dalam

penelitian ini peneliti memfokuskan masalah pada “Implementasi Program

CSR PT Media Nusantara Citra Tbk Untuk Membentuk Citra Perusahaan

Dalam Pembangunan Jembatan Gantung di Lebak Banten Tahun 2014.”

9
1.3 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian berisi mengenai uraian kalimat tanya yang

secara spesifik menguraikan mengenai fenomena yang diteliti. Maka

pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

divisi CSR mengimplementasikan program CSR MNC dalam kegiatan

pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten sebagai upaya

membentuk citra perusahaan?”

1.3.1 Pembatasan materi

Pembatasan materi, yaitu penjelasan spesifik tentang konsep atau

definisi apa saja yang akan dibahas dalam penelitian yang berkaitan dengan

masalah penelitian (problem statement). Selain itu batasan materi juga

digunakan untuk menetapkan batasan-batasan dari masalah penelitian yang

akan diteliti oleh penulis.

Batasan masalah ini digunakan untuk mengidentifikasikan faktor apa

saja yang termaksud kedalam ruang lingkup masalah penelitian.

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan yaitu mengenai “Implementasi

Program CSR PT Media Nusantara Citra Tbk Untuk Membentuk Citra

Perusahaan Dalam Pembangunan Jembatan Gantung di Lebak Banten

tahun 2014.” Maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :

a. Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi

biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna.

10
Menurut Nurdin dan Usman (2004) menjelaskan dalam bukunya yang

berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, yang mengemukakan

bahwa: ”Implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau

mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa

implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana

dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu

untuk mencapai tujuan kegiatan”. (Nurdin dan Usman, 2004)

Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan

bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan

yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan

norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu

implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.

b. Corporate Sosial Responsibility (CSR)

Konsep tanggung jawab sosial atau Corporate Sosial Responsibility

(CSR) dikenal pada awal tahun 1970-an, yang pertama kali dikemukakan

oleh Howard R. Bowen. Secara umum CSR dapat diartikan sebagai suatu

tindakan yang bersifat sukarela. Tindakan tersebut mempunyai tujuan untuk

menunjukan sifat kepedulian sebuah perusahaan maupun lembaga terhadap

karyawan, masyarakat sekitar perusahaan, masyarakat luas, lingkungan

sekitar perusahaan atau lingkungan secara luas. Sebagai komitmen

tanggung jawab berkelanjutan mengenai dampak kegiatan perusahaan yang

telah dilakukannya.

11
Menurut Suhandri dalam buku Untung yang berjudul Corporate Social

Responsibility, mengemukakan pendapat mengenai CSR sebagai :

“Komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam

pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan

tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan

antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan”. (Untung,

2008)

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu perusahaan harus

melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang berkeseimbangan

antara aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

c. Citra

Citra positif merupakan harta yang sangat tinggi nilainya bagi

perusahaan manapun. Ia mendukung daya saing perusahaan dalam jangka

menengah dan panjang. Citra positif dapat menjadi perisai perusahaan pada

saat mereka menghadapi masa krisis. Disamping itu citra positif dapat

menjadi daya tarik eksekutif handal, meningkatkan efektifitas strategi

pemasaran dan menghemat biaya operasional. Oleh sebab itu setiap

perusahaan mempunyai kewajiban moral dan operasional untuk membangun

citra positif perusahaan.

Lawrence L. Steinmetz penulis buku Managing small business

mengartikan citra sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk

orang perorangan, benda atau oraganisasi. Menurutnya perusahaan juga

dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan.

12
Persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka

ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan.

(Sutojo,2004).

Selain itu Kriyantono menyebutkan salah satu komponen pembentuk

citra perusahaan adalah adanya komponen social responsibility di dalamnya.

“CSR adalah investasi sosial perusahaan yang bersifat jangka panjang.

Secara berangsur akan terbentuk citra positif terhadap kegiatan CSR yang

dilakukan. Beberapa kegiatan dapat menjadi trademark perusahaan yang

berpengaruh dalam memperkuat produk”. (Kriyantono, 2008)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk

mengetahui implementasi CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak

Banten yang dilakukan oleh divisi CSR MNC dalam rangka membentuk citra

perusahaan. yang dimaksud implementasi disini merupakan seluruh cara

dan perencanaan juga pelasanaan yang dilakukan oleh divisi CSR MNC.

1.5 Signifikansi Penelitian

1.5.1 Signifikansi Teoritis

Signifikansi teoritis mengungkapkan secara spesifik signifikansi atau

kegunaan penelitian dalam tinjauan aspek teoritis. Penelitian ini diharapkan

dapat memberikan pemikiran dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya

13
hubungan masyarakat dalam memahami Implementasi program Corporate

Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan oleh

Humas, dalam membentuk citra perusahaan. serta dapat memberikan

manfaat untuk menjadi bahan acuan penelitian selanjutnya.

1.5.2 Signifikansi Praktis

Signifikansi praktis mengungkapkan secara spesifik signifikansi atau

kegunaan penelitian yang hendak diperoleh dan dapat digunakan secara

praktis. Yang mana nantinya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dan sumber informasi yang berguna bagi MNC dalam

melaksanakan kegiatan CSR selanjutnya.

14
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI

2.1 Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis

Peneliti mendapatkan beberapa referensi penelitian terdahulu yang

digunakan untuk mendukung penelitian. Penelitian mengenai CSR sudah

pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa. Untuk mengetahui serta

mebandingkan isi dan analisisnya maka peneliti akan memaparkan

ringkasan penelitian sejenis yang terdahulu dalam sebuah tabel, sebagai

berikut:

Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian

Nama Peneliti :

Indah Purnama Zamira Ghardini Siti Farhani

Universitas :

Universitas Mercu Prof.Dr Moestopo Prof.Dr Moestopo

Buana (Beragama) (Beragama)

15
Judul Penelitian :

Evaluasi Implementasi Strategi Humas Dalam “Implementasi Program

Program CSR Melaksanakan Program CSR PT Media

Pendidikan Bank Corporate Social Nusantara Citra Tbk

Indonesia Melalui Responsibility Perum Untuk Membentuk Citra

Bantuan Beasiswa Peruri Dalam Bentuk Perusahaan Dalam

Universitas Indonesia Mobil Klinik Sehat Pembangunan

Dan Universitas Negeri Keliling Jembatan Gantung di

Jakarta Lebak Banten Tahun

Periode 2012-2013 2014”

Tujuan Penelitian :

Untuk mengetahui Untuk mengetahui Untuk mengetahui

evaluasi dari strategi yang dilakukan implementasi CSR

implementasi program oleh humas Perum pembangunan jembatan

csr pendidikan bank Peruri dalam gantung di Lebak

indonesia melalui melaksanakan program Banten yang dilakukan

bantuan beasiswa CSR. oleh divisi CSR MNC

universitas indonesia dalam rangka

dan universitas negeri membentuk citra

Jakarta periode 2012- perusahaan.

2013

Teori :

1. Teori CSR 1. Teori Penetrasi 1. Analisis SWOT

16
2. Teori komunikasi Sosial 2. 4 tahap kerja

organiasai 2. Teori Tripple humas

3. Teori Bottom Line 3. 9 tahap strategi

manajemen 3. Teori 4 tahap humas

humas kerja humas 4. Citra perusahaan

4. Teori evaluasi 4. Teori 9 tahap

strategi humas

Metodelogi :

Deskriptif Deskriptif Deskriptif

Kualitatif Kualitatif Kualitatif

Paradigma :

Konstruktivis Konstruktivis konstruktivis

Hasil :

Hasil dari penelitian ini Biro komunikasi Perum -

membahas tentang Peruri bekerjasama

implementasi, proses dengan Yayasan

pemberian program Rumah Zakat,

beasiswa hingga mengadakan program

evaluasi dari Program CSR dalam bentuk

Sosial Bank Indonesia mobil klinik sehat

di bidang keliling. Yang mana

pendidikan. Dengan didalamya terdapat

17
demikian peneliti dapat program yang dapat

memperoleh gambaran menunjang kesehatan

mengenai pelaksanaan warga kabupaten

program beasiswa saat Karawang, yang tinggal

ini dan mengetahui disekitar pabrik

kendala yang dihadapi pembuatan uang.

dalam program Dalam pelaksanaanya

beasiswa tersebut. strategi yang dilakukan

Penelitian ini biro komunikasi perum

menyimpulkan bahwa peruri hanya sampai

Bank Indonesia telah pada tahap

melakukan mensosialisasikan dan

beberapa perubahan pemantauan jalannya

secara teknis dalam kegiatan saja. Hal ini

pemberian beasiswa dikarenakan

kepada mahasiswa. terbatasnya staff pada

Bank Indonesia saat ini biro komunikasi Perum

lebih terlibat langsung Peruri. Dengan adanya

dalam proses program program CSR ini Perum

beasiswa Peruri memiliki dua

tersebut. Walaupun tujuan yakni untuk

interaksi Bank membantu taraf hidup

Indonesia terhadap dan kesejahteraan

18
para penerima masyarakat di

beasiswa belum lingkungan sekitar

dilakukan secara perusahaan, dan

intensif dikarenakan meningkatkan citra

adanya keterbatasan perum peruri di mata

pada sumber daya masyarakat.

manusia untuk

mengelola program

beasiswa tersebut.

Dari kedua penelitian tersebut, sejenis dengan yang akan diteliti oleh

peneliti yaitu mengenai program CSR dengan menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif. Kedua penelitian sebelumnya juga

menggunakan paradigma konstruktivis. Menjelaskan mengenai pentingnya

dan manfaat program CSR bagi perusahaan karena dapat menciptakan citra

positif serta dapat digunakan sebagai strategi perusahaan.

Perbedaan dari kedua penelitian tersebut adalah, penelitian pertama yang

dilakukan oleh Indah Purnama, dengan judul “Evaluasi Implementasi

Program CSR Pendidikan Bank Indonesia Melalui Bantuan Beasiswa

Universitas Indonesia Dan Universitas Negeri Jakarta Periode 2012-2013.”

Bank Indonesia telah melakukan beberapa perubahan secara teknis dalam

pemberian beasiswa kepada mahasiswa. Bank Indonesia saat ini lebih

terlibat langsung dalam proses program beasiswa tersebut. Walaupun

19
interaksi Bank Indonesia terhadap para penerima beasiswa belum dilakukan

secara intensif dikarenakan adanya keterbatasan pada sumber daya

manusia untuk mengelola program beasiswa tersebut..

Sedangkan pada penelitian kedua yang dilakukan oleh Zamira

Ghardini dengan judul “Strategi Humas Dalam Melaksanakan Corporate

Social Responsibility Perum Peruri Dalam Bentuk Mobil Klinik Sehat Keliling.”

Biro komunikasi Perum Peruri hanya melakukan sosialisasi dan pemantauan

jalannya kegiatan saja, selebihnya Yayasan rumah zakat lah yang

menjalankan kegiatan mobil klinik sehat keliling, dan melaporkan hasil

kegiatan dalam empat bulan sekali kepada biro komunikasi Perum Peruri.

Sedangkan penelitian yang sedang peneliti laksanakan belum

mendapatkan temuan apapun karena peneliti sedang melakukan proses

penelitian yaitu mengenai “Implementasi Program CSR PT Media Nusantara

Citra Tbk Untuk Membentuk Citra Perusahaan Dalam Pembangunan

Jembatan Gantung di Lebak Banten tahun 20014”

2.2 Kerangka Konsep Penelitian dan Teori

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah keterkaitan dengan

permasalahan yang diangkat. Teori ini dianggap relevan sehingga dapat

menjawab pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.

20
2.2.1 Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan orang lain

dalam kehidupannya. Dalam menjalin hubungan dengan orang lain,

dibutuhkan adanya komunikasi satu sama lain. Tidak ada manusia yang

dapat hidup tanpa berkomunikasi. Komunikasi adalah sarana bagi manusia

untuk mengerti dirinya sendiri, mengerti orang lain dan memahami

lingkungan. Tanpa disadari komunikasi mengisi sebagian besar kegiatan

yang dilakukan dalam kehidupan manusia.

Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar

mengungkapkan beberapa definisi komunikasi menurut para ahli, yaitu :

1. Judy C Pearson dan Paul E Nelson


Komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna
2. Stewrart L Tubbs dan Selvia Moss
Komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara dua orang
atau lebih
3. Diana K Ivy dan Phil
Backlund
Komunikasi adalah proses yang terus berlangsung dan dinamis
menerima dan mengirim pesan dengan tujuan berbagai makna.
(Mulyana, 2008)

Untuk memahami pengertian komunikasi, Lasswell mengatakan


bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab
pertanyaan sebagai berikut : “Who says what in which channel to whom with
what effect”. (Mulyana, 2008) Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,

21
terdapat lima unsur komunikasi sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan
yaitu :

1. Komunikator (siapa yang mengatakan)


2. Pesan (mengatakan apa)
3. Media (melalui saluran/channel/media apa)
4. Komunikan (kepada siapa)
5. Efek (dengan dampak/efek apa) (Mulyana, 2008)
Dalam konteks penelitian yang peneliti lakukan, yang menjadi

komunikator adalah divisi CSR MNC Media. Pesan yang disampaikan berisi

berbagai informasi-informasi yang berkaitan dengan program CSR yang

akan dilakukan oleh MNC dengan menggunakan berbagai macam media

dalam menyampaikan pesan. komunikan dalam penelitian ini adalah lapisan

masyarakat yang ada di kecamatan Cikulur dan Cimarga. Dan efek yang

diharapkan yaitu adanya respon positif terhadap program CSR yang

dilakukan perusahaan.

Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa komunikasi

merupakan membagikan, menyampaikan dan menerima informasi, gagasan

dan perasaan antara dua orang atau lebih dengan menggunakan media

sebagai penyalur pesan dengan tujuan berbagi makna.

b. Tujuan Komunikasi

Setiap proses komunikasi yang dilakukan oleh setiap individu,

memiliki tujuan. R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M.Dallas Burnett

dalam bukunya Techniques for Effective Communication, menyatakan bahwa

tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri tiga tujuan utama, yaitu :

a) “To secure understanding,

22
b) To establish acceptance,
c) To motivate action.” (Effendy, 2005)

Sejak pertama kali komunikasi dilakukan, hendaknya komunikator

memastikan bahwa komunikan benar-benar mengerti (to secure

understanding) tentang pesan yang diterimanya. Bila tahapan ini dilalui dan

komunikator sudah yakin bahwa komunikan tidak salah persepsi dalam

meneriman pesan, maka hal tersebut harus terus dibina (to establish

acceptance) hingga memotivasi komunikan untuk bertindak (to motivate

action).

c. Fungsi Komunikasi

Terdapat empat fungsi utama komunikasi, yaitu :

1. “Menyampaikan informasi (to inform), ide, gagasan atau informasi


kepada orang lain.
2. Mendidik (to educate), mengajar atau memberitahukan apa yang
diketahui kepada orang lain.
3. Menghibur (to entertain), melalui komunikasi untuk memperoleh
hiburan.
4. Mempengaruhi (to influence), mengubah sikap dan perilaku orang
lain.”(Effendy, 2005)

Terlihat bahwa komunikasi memiliki banyak fungsi dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini disebabkan bahwa komunikasi merupakan kebutuhan

dasar manusia. Menurut peneliti, fungsi komunikasi pada dasarnya adalah

sebagai media penghubung. Artinya, komunikasi merupakan media untuk

saling memberikan informasi kepada komunikannya, maupun sebaliknya

23
dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Sifat komunikasi tersebut dapat terjadi

secara langsung (komunikasi disampaikan langsung kepada objek yang

dituju tanpa melalui perantara) maupun tidak langsung (komunikasi yang

penyampaiannya melalui suatu perantara atau media).

Secara garis besar peneliti mencoba menyimpulkan bahwa

komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang

kepada orang lain. Komunikasi dikatakan berhasil apabila timbul saling

pengertian, yaitu jika komunikator dengan komunikan dapat memahami isi

pesan yang disampaikan. Komunikasi juga merupakan pernyataan antar

manusia, pernyataan tersebut dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis

ataupun secara lisan, selain itu dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat

atau simbol-simbol.

2.2.2 Hubungan Masyarakat (Humas)

a. Pengertian Humas

Ruslan dalam buku manajemen humas dan komunikasi (2008),

menjelaskan Hubungan masyarakat (humas) melekat dua aspek yang hakiki,

yang mutlak harus ada yaitu, pertama sasaran humas yakni public intern

(internal publik) dan public ekstern (external publik). Publik intern adalah

orang-orang yang melakukan kegiatan di dalam perusahaan, seperti

karyawan, pemegang saham dan lain sebagainya. Sedangkan publik ekstern

adalah orang-orang yang berada diluar perusahaan yang ada kaitannya

24
dengan kegiatan perusahaan, seperti pemerintah, pemasok, dan lain

sebagainya.

kedua yaitu kegiatan humas adalah melakukan komunikasi dua arah

atau timbal balik. Hal ini berarti bahwa, dalam rangka menyampaikan

informasi, baik yang ditujukan kepada publik intern maupun kepada publik

ekstern, harus terjadi arus balik (feedback). Ini menunjukan bahwa humas

harus mengetahui efek atau akibat dari penyampaian informasinya itu,

apakah ditanggapi publik secara positif atau negatif. Pentingnya evaluasi

terhadap arus balik tadi ialah untuk dijadikan bahan perencanaan komunikasi

selanjutnya.

Sedangkan menurut DR. Rex. F. Harlow yang dikutip oleh (Effendy

2006), mendefinisikan humas sebagai “fungsi manajemen khas yang

mendukung dan memelihara jalur bersama bagi komunikasi, pengertian,

penerimaan, dan kerjasama antara oraganisasi dengan khalayaknya;

membantu manajemen memperoleh penerangan mengenai tanggapan

terhadap opini publik; menetapkan dan menegaskan tanggung jawab

manajemen dalam melayani kepentingan umum; menopang manajemen

dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara dini guna membantu

mengantisipasi kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik

komunikasi yang sehat dan etis sebagai kegiatan utama.”

Definisi humas diatas menandakan bahwa humas merupakan bagian

dari manajemen, dimana fungsi sentral humas adalah menunjang

manajemen dalam mencapai tujuan komunikasi, dengan komunikasi sebagai

25
kegiatan utamanya. Sehingga terbentuk pemahaman publik terhadap

organisasi, serta dapat terbangun hubungan yang baik antara organisasi

dengan publiknya. Jadi humas bukan hanya sebagai pelengkap di dalam

sebuah perusahaan, melainkan keberhasilan suatu perusahaan tidak

terlepas dari peran humas dalam membentuk citra positif dalam masyarakat.

b. Fungsi Humas

fungsi atau dalam bahasa inggris function,bersumber pada perkataan

bahasa latin, function, yang berarti menampilkan, pembuatan pelaksanaan,

atau kegiatan. Ralph Currier Davies dan Allan C. Filley dalam bukunya,

principles of management, mengatakan bahwa istilah fungsi menunjukan

suatu tahap pekerjaan yang jelas yang dapat dibedakan, bahkan kalau perlu

dipisahkan dari tahap pekerjaan lain.

Secara struktural, humas merupakan bagian dari suatu perusahaan,

artinya humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang melekat pada

manajemen perusahaan. Itu berarti bagaimana humas dapat berperan dalam

melakukan komunikasi timbal balik dengan tujuan menciptakan saling

pengertian, saling menghargai, saling mempercayai, menciptakan good will,

memperoleh dukungan publik dan sebagainya demi tercapainya citra positif

bagi organisasi atau perusahaan. Berikut fungsi humas menurut Cutlip dkk.:

1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan


bersama.
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

26
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi
dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang
diwakilinya, atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan
5. Memberikan saran kepada pemimpin manajemen demi tujuan dan
manfaat bersama.
6. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
(Ruslan, 2008)

Dari pengertian fungsi humas menurut Allan C. Filley yang

menyatakan bahwa fungsi merupakan tahap pekerjaan yang jelas yang

dapat dibedakan, bahkan kalau perlu dipisahkan dari tahap pekerjaan lain.

Maka dalam struktur Corporate Secteratry MNC Media, CSR dipisahkan dari

tahap kerja lainnya, seperti Media Relations, Internal Relations, dan

Government Relations. Dan penjabaran pengertian fungsi komunikasi

menurut Cutlip dkk diatas, yang masuk kedalam fungsi divisi CSR MNC

Media sebagai divisi yang menyelenggarakan fungsi humas adalah nomor

dua (membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan

publiknya yang merupakan khalayak sasaran) dan nomor lima (menciptakan

komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi

serta pesan dari badan/oraganisasi ke publiknya atau sebalikya, demi

tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak). Dimana melalui kegiatan

CSR yang dilaksanakan merupakan salah satu program dalam membina

hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publik dan juga

27
merupakan komunikasi dua arah secara timbal balik untuk membentuk citra

baik perusahaan.

c. Peran Humas

Dalam bukunya Rosyadi Ruslan manajemen humas dan komunikasi,

dijelaskan Peran humas diharapkan dapat menjadi telinga, mata, dan tangan

kanan bagi top manajer dari perusahaan yang ruang lingkup tugasnya antara

lain meliputi aktivitas :

 Membina hubungan kedalam (public internal)

Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi

bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dan

mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan

gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu

dijalankan oleh organisasi.

 Membina hubungan keluar (public eksternal)

Yang dimaksud publik ekternal adalah publik umum (masyarakat).

Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif public

terhadap lembaga yang diwakilinya. (Ruslan, 1999). Jadi peran humas

tersebut bersifat dua arah, seperti yang dijelaskan diatas yaitu

berorientasi ke dalam (inward looking), dan ke luar (outward looking).

Selain itu Dalam buku Kiat dan Strategi kampanye PR, Ruslan

memberikan kesimpulan mengenai peran utama PR yang pada intinya

adalah sebagai berikut:

28
1. Communicator
Kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak
langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan (spoken person)
atau tatap muka dan sebagainya. Disamping itu juga bertindak
sebagai mediator.
2. Relationship
Kemampuan peran humas membangun hubungan yang positif antara
lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal, serta
berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan,
kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut.
3. Back up Management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain,
seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan
sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka
tujuan pokok perusahaan/organisasi.

4. Good Image Maker


Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi,
reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas humas
dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau
nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya. (Ruslan,
2008)

Menurut Onong dalam karya Rosady Ruslan (2008), mengungkapkan

peranan humas, yaitu mencakup bidang yang luas menyangkut hubungan

dengan berbagai pihak dan tidak hanya sekedar berbentuk relations dalam

arti sempit, karena personal relations mempunyai peranan yang cukup besar

dalam melakukan kampanye public relations. Bagaimana meningkatkan

kesadaran, pengertian dan pemahaman tentang aktivitas perusahaan atau

29
lembaga termasuk membentuk sikap baik (favorable), itikad baik (goodwill),

toleransi (tolerance), saling menghargai (mutual appreciation), yang pada

akhirnya akan menciptakan citra yang baik (good image).

Dapat disimpulkan bahwa seorang humas harus memiliki kemampuan

berkomunikasi dua arah mewakili organisasi/perusahaan dengan

khalayaknya dalam rangka membangun hubungan yang harmonis.

Hubungan ini dilakukan secara terencana dan berkesinambungan yang

bertujuan untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian,

kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak

tersebut.

d. Tujuan Humas

Tujuan humas menurut Jefkins adalah :

1. Mengubah citra umum dimata masyarakat sehubungan dengan


adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan perusahaan.
2. Meningkatkan bobot kualitas paracalon pegawai.
3. Menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai perusahaan
kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
4. Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta
membuka pangsa pasar baru. (Jefkins, 2004)
Tujuan dari humas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa

tujuan humas adalah untuk mempengaruhi opini publik terhadap perusahaan

sehingga terciptanya sebuah citra positif dan segala bentuk informasi dapat

disampaikan kepada publik dengan baik.

30
e. Program Kerja dan Aktivitas Humas

Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktifitas

humas di lapangan, adalah bagaimana upaya menciptakan hubungan

harmonis antara perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau

stakeholder sasaran khalayak yang terkait. Dan pada akhir tujuannya

diharapkan akan terbentuk citra positif (good image), kemauan yang baik

(good will), saling menghargai (mutual appretiation), saling timbul perhatian

(mutual understanding), toleransi (tolerance) antara kedua pihak yang terkait

dan sebagainya.

Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelola

berbagai aktifitas humas tersebut, dapat diwujudkan jika terorganisasi

dengan baik melalui manajer humas yang dikelola secara profesional dan

dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya. Kemudian adanya

pertukaran pendapat, pesan, dan informasi yang jelas, serta mudah

dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikator dan komunikan yang terlibat

melalui sistem saluran (channel), media massa atau bentuk media non

massa lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alat (tool) untuk kegiatan

atau aktifitas komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways traffic

communications) dalam hal pencapaian umpan balik (feed back) yang positif.

Mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengkomunikasian, dan

hingga mengevaluasi suatu program yang biasa dikerjakan oleh humas.

Seperti : Publication (publikasi atau publisitas), Event (penyusunan program

acara), News (menciptakan berita), Community Involvement (kepeduliannya

31
pada komunitas), Lobbying and negotiation (pendekatan dan bernegosiasi),

Social Responsibility (tanggung jawab sosial) dan lain sebagainya. Menurut

Cutlip dkk dalam bukunya efektivitas Public Relation, upaya pemecahan

persoalan program kerja tersebut melalui proses empat tahapan atau biasa

disebut dengan four staep manajemen Public Relations sebagai landasan

acuan untuk pelaksanaan program kerja humas, yaitu :

1. Menentukan Masalah (Defining The Problem)

Langkah pertama ini meliputi kegiatan untuk meneliti dan mengawasi

pengetahuan, pendapat, sikap, dan tingkah laku khalayak, yaitu pihak-pihak

yang berkepentingan atau terpengaruh oleh tindakan atau kebijakan

organisasi atau perusahaan. Pada intinya, langkah pertama ini merupakan

kegiatan intelejen untuk mengumpulkan informasi atau data yang menjadi

landasan berpijak praktisi PR guna mengambil langkah selanjutnya. Dalam

kegiatan penentu masalah, praktisi PR harus menjawab pertanyaan “apa

yang terjadi saat ini?”

2. Perencanaan dan Penyusunan Program (Planning and

Programming)

Masalah yang telah ditentukan pada langkah pertama digunakan

untuk menyusun program, tujuan, tindakan, dan strategi komunikasi.

Langkah kedua mencangkup tindakan untuk memasukkan temuan yang

diperoleh pada langkah pertama ke dalam kebijakan dan program organisasi.

Langkah kedua ini merupakan proses untuk menjawab pertanyaan,

32
“Berdasarkan situasi yang telah kita pelajari maka apa yang harus kita ubah,

perbuat dan katakan.”

3. Melakukan Tindakan dan Berkomunikasi (Taking Action and

Communication)

Langkah ketiga mencakup pelaksanaan tindakan dan melakukan

komunikasi sejak awal dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pertanyaan yang harus diajukan pada tahap ini ialah, “Siapa yang harus

melakukan, dan mengatakan kapan, dimana, dan bagaimana caranya?

4. Evaluasi Program (Evaluating The Program)

Langkah terakhir mencakup penilaian atau evaluasi atas persiapan

pelaksanaan dan hasil-hasil program. Program dapat dilanjutkan atau

dihentikan setelah menjawab pertanyaan, “Bagaimana kita telah

melaksanakannya?”. Penyesuaian dan perbaikan terhadap tindakan atau

komunikasi yang telah dilaksanakan dapat dilakukan berdasarkan umpan

balik yang diterima”. (Cutlip dkk, 2005)

Selain 4 tahap kerja yang dilakukan oleh humas sebagai acuan dalam

menjalankan aktivistasnya, terdapat pula 9 tahap strategi humas yang

dikembangkan oleh Ronald D Smith dalam menyusun strategi dan

menjalankan aktivitas humas. Strategi Humas memiliki arti rencana jangka

panjang untuk menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi

yang akan diambil dalam kegiatan kehumasan dengan memperhatikan

jumlah anggaran dan waktu kegiatannya. 9 tahap strategi humas yaitu :

33
a. Fase Formative Research

adalah riset formatif yang dilakukan sebelum memulai sebuah

program. Riset program dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan

yang diperlukan untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam

perencanaan. Dalam fase ini diperlukan tiga langkah yaitu:

Tahap 1 : analisis situasi (Analyzing the Situation)

Menganalisa situasi adalah langkah pertama yang dilakukan dalam

mengelola reputasi. Mengenal dengan baik situasi yang terjadi di dalam dan

luar perusahaan. Situasi dapat bersifat positif atau negatif. Ini dapat

diidentifikasi sebagai peluang atau hambatan. Jika PR melihat situasi dari

sisi positif ini dapat memberi peluang/keuntungan yang potensial kepada

perusahaan dan publik. Analisa ini melibatkan perencana, klien, supervisor,

key person, dan para pengambil keputusan dalam menggambarkan seluk

beluk peluang dan kemungkinan rintangan program yang akan

dikembangkan.

Tahap 2 : analisis organisasi (Analyzing the Organization)

Langkah kedua dalam strategi perencanaan adalah proses

mempengaruhi audit public relations, yang artinya menganalisa kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang biasa disebut analisa SWOT

yang meliputi Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities

(manfaat), Thears (ancaman).

34
Tahap 3 : analisis public (Analyzing the Public)

Dalam langkah ini, anda dapat mengidentifikasikan dan menganalis

kunci publik utama berbagai kelompok orang yang berinteraksi dengan

organisasi anda dalam masalah yang di hadapi. Perencanaan strategis

hubungan publik memberikan teknik objektif untuk menetapkan prioritas

diantara berbagai publik. Membantu anda dalam memilih mereka yang paling

penting pada isu tertentu yang sedang ditangani. Langkah ini mencakup

analisis setiap masyarakat dalam hal keinginan, kebutuhan, dan harapan

tentang masalah ini. Hubungan mereka dengan organisasi, keterlibatan

mereka dalam komunikasi dan dengan berbagai media, dan serbagai sosial,

ekonomi, politik, budaya, dan teknologi yang mungkin mempengaruhi

mereka.

b. Fase Strategi

Tahap dua dari proses perencanaan, strategi, berurusan dengan hal

perencanaan: membuat keputusan berhubungan dengan dampak yang

diharapkan dari komunikasi, serta sifat dari komunikasi itu sendiri

Tahap 4 : menetapkan tujuan dan sasaran (Establishing

Goals&Objectives)

Fokus pada posisi puncak yang akan dicapai oleh organisasi untuk

produk atau layanannya. Langkah ini membantu kita membangun tujuan

yang jelas, spesifik dan terukur dalam menentukan apa yang ingin dicapai

oleh organisasi misalnya awareness, penerimaan atau aksi dari publik.

35
Tahap 5 :perumusan strategi aksi dan respon

Dalam langkah ini sangat baik mempertimbangkan langkah yang akan

diambil di dalam situasi tertentu. Menentukan apa yang mungkin akan

dilakukan dalam berbagai situasi. Perencana komunikasi memiliki berbagai

opsi mengenai apa yang dapat dikatakan oleh organisasi dan akan dikatakan

oleh organisasi kepada publiknya. Aksi komunikasi di sini dapat bersifat

proaktif atau reaktif tergantung situasi yang diperlukan.

Tahap 6 : merancang komunikasi efektif

Sebelum menggunakan komunikasi yang efektif, PR harus

mengidentifikasi publiknya. Dalam tahap ini, mulailah memperlakukan publik

sebagai audience, PR mengetahui siapa yang menjadi publiknya dan

mempertimbangkan beberapa elemen komunikasi yang efektif untuk

berbicara dengan publiknya. Untuk berkomunikasi dengan khalayak perlu

ditentukan siapa yang akan menyampaikan pesan, tampilan pesan seperti

apa yang ingin disampaikan, bagaimana struktur pesan yang akan

disampaikan, kalimat yang akan digunakan dengan simbol–simbol yang

seperti apa.

c. Fase Tactics

Selama fase taktik, berbagai alat komunikasi dianggap dan unsure-

unsur yang kelihatan rencana komunikasi diciptakan.

Tahap 7 : memilih taktik komunikasi (Choosing Communications

Tactics)

36
1. Interpersonal
Komunikasi, penawaran berhadapan peluang untuk keterlibatan
pribadi dan interaksi. (Pertukaran Informasi, Special Event)
2. Media Organisasi,
diterbitkan atau diproduksi oleh organisasi, yang mengontrol isi pesan
serta waktu terbit. Yang dikemas dan distribusikan. (buletin, laporan
tahunan)
3. Media Berita,
memberikan peluang untuk mempresentasikan kredibilitas
perusahaan untuk khalayak yang besar (koran dan Media Berbasis
Komputer).
4. Iklan dan Promosi
Media, adalah media yang dikendalikan oleh eksternal perusahaan
yang juga menawarkan akses ke khalayak yang besar. (Cetak iklan
media: majalah, koran, iklan direktori, rumah iklan & iklan Program
Elektronik Iklan Media; Televisi, Radio, visi Cable & media komputer
Out of Home Advertising:. Poster terbuka, arena poster)

Sementara semua alat-alat ini dapat digunakan oleh organisasi

manapun, tidak setiap alat tepat untuk setiap masalah. Setelah meninjau

menu, perencanaan paket taktik menjadi program komunikasi kohesif.

Tahap 8 : melaksanakan rencana strategis

Langkah ke delapan ini adalah menetapkan budget dan jadwal untuk

mengimlementasikan program apa yang akan dijalankan. Penetapan

anggaran dapat dilakukan pada saat awal proses perencanaan. PR dapat

mengkatagorikan anggaran seperti:

1. Personil dalam
anggaran termasuk jumlah orang dan jumlah waktu yang diperlukan

37
untuk mencapai hasil yang diharapkan dari taktik. (seperti untuk
perencanaan, desain fotografi)
2. Bahan, materi dalam
anggaran termasuk hal yang terkait dengan taktik
3. Biaya Media,
pembelian waktu dan ruang yang terkait taktik iklan
4. Peralatan, sarana
dan fasilitas, kategori ini meliputi biaya modal peralatan yang harus
dibeli untuk melaksanakan taktik (seperti komputer, printer scanner
desktop)
d. Fase Penelitian
Evaluasi (Evaluating the Strategic Plan)
Tahap akhir ini berkaitan dengan evaluasi dan penilaian,

memungkinkan anda untuk menentukan sejauh mana tujuan yang telah

dinyatakan dipenuhi dan dengan demikian untuk mengubah atau

melanjutkan kegiatan komunikasi.

Tahap 9 : mengevaluasi rencana sttategi

Ini adalah elemen perencanaan terakhir, menunjukan metode khusus

untuk mengukur efektifitas setiap taktik yang direkomendasikan dalam

memenuhi tujuan lain.

2.2.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen

perusahaan baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang.

(Jogiyanto, 2005) sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan

suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan

38
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah

untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya

dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok

persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan

menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan

membantu perusahaan mencapai tujuannya. Analisis SWOT dapat

digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha

penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai

kerangka / panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi

altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa humas menjalankan

fungsi manajemen dalam melaksanakan tugasnya di perusahaan. itu berarti

dalam menjalankan tugasnya humas harus dapat berperan dalam melakukan

komunikasi timbal balik dengan tujuan menciptakan saling pengertian, saling

menghargai, saling mempercayai, menciptakan good will, memperoleh

dukungan publik dan sebagainya demi tercapainya citra positif bagi

organisasi atau perusahaan. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT

(Fred, 2005) yaitu :

 Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-

keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan

dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang

39
diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang

memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar

 Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber

daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat

kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas,

sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan

pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.

 Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam

lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting

merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi

dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau

pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

 Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam

lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama

bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya

peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat

merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

40
2.2.4 Corporate Social Responsibility (CSR)

a. Pengertian dan Dasar Hukum Pelaksanaan CSR

Konsep CSR muncul pertama kali tahun 1953, yaitu dengan

diterbitkannya buku yang berjudul Social Responsibilities of Businessman

karya Howard Bowen, yang kemudian dikenal sebagai “Bapak CSR”

(Rachman,2011). Seiring dengan berjalannya waktu konsep CSR terasa

semakin kuat dan terdengar di seluruh penjuru dunia, salah satunya di

Indonesia. Perusahaan diminta untuk mewujudkan tindakan CSR dan tidak

lagi semata-mata berkerja untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-

besarnya bagi pemilik modal atau pemegang saham, melainkan juga

memberikan manfaat pada masyarakat pada umumnya dan komunitas pada

khususnya.

Hal ini juga menegaskan bahwa CSR dapat diartikan sebagai sarana

sekaligus wahana perwujudan sikap kooperatif serta tanggung jawab sosial

dan lingkungan dari perusahaan yang memiliki kesadaran bahwa kegiatan

operasional mereka telah menimbulkan dampak positif dan dampak negatif

yang besar. Dalam kerangka ini CSR menyediakan landasan teoritis dan

terpaan (teknis) yang memungkinkan perusahaan dapat memperbesar

dampak positif sekaligus meminimalkan dampak negatif operasinya.

(Sukada, 2007)

Menurut Rudito (2013) dalam bukunya, Corporate Sosial

Responsibility mendefinisikan CSR adalah komitmen berbisnis untuk

berperilaku etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi terhadap

41
pembangunan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawan

dan keluarganya, serta masyarakat lokal dan masyarakat pada umumnya.

Dari sini dapat dipahami bahwa CSR dapat dilaksanakan ketika

perusahaanberoperasi secara etis, sesuai dengan etika bisnis yang melekat

dalam corporate yang tidak melulu mengejar keuntungan secara financial.

Program CSR sudah mulai bermunculan di Indonesia seiring telah

disahkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, adapun isi Undang-Undang tersebut yang berkaitan dengan CSR,

yaitu Pada pasal 74 di Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 berbunyi :

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau


berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. (Soejono, 1999)

b. Indiator Keberhasilan Corporate Social Responsibility (CSR)

Terdapat indikator keberhasilan dalam melaksanakan program CSR

menurut Maskuroh (2013), yaitu:

42
1) Indikator Output
a. Beberapa wilayah (desa, kecamatan dan kabupaten) yang telah
menjadi sasaran program.
b. Beberapa anggota (jiwa/persen) masyarakat / kelompok usaha yang
telah menikmati program-program.
c. Beberapa kelompok usaha baru yang telah dibentuk.
d. Bentuk sarana prasarana publik baik fisik maupun non fisik yang telah
disediakan oleh perusahaan.
e. Berapa kali kegiatan berdasarkan bidang (pendidikan, ekonomi
kemasyarakatan, kesehatan dan kamtibmas dan lingkungan) telah
dilakukan.
f. Indikator-indikator lain disesuaikan dengan jenis kegiatan yang spesifik
dilaksanakan.
2) Indikator Dampak
a. Terjalinnya hubungan yang harmonis antara perusahaan, masyarakat
dan aparat pemerintahan.
b. Citra yang baik perusahaan di mata publik dan pemerintah.
c. Kegiatan operasional perusahaan berjalan secara aman. (Maskuroh,
2013)

2.2.5 Citra (Image)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), citra adalah : “(1) Kata

benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak

mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3) kesan mental

atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase, atau kalimat,

dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi; (4)

data atau informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi”. (KBBI, 2007)

43
sedangkan menurut Lawrence dalam buku membangun citra

perusahaan, citra adalah “peranan atau reproduksi jati diri atau bentuk orang

perorangan, benda, atau oraganisasi” (Siswanto, 2004). Sedangkan menurut

Bill Canton dalam Sukatendel mengatakan bahwa citra adalah “Image: the

impression, the feeling, the conception which the public has of a company; a

concioussly created impression of an object, person or organzation” (Citra

adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan

dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi).

(Ardianto, 2004)

dari pengertian citra menurut para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan

persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah,

diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang. Citra dapat diukur

melalui pendapat, kesan atau respon seseorang dengan tujuan untuk

mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap individu

mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang

mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut. Namun ada pada

dasarnya pengertian citra itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara

sistematis, melainkan wujudnya dapat dirasakan dari hasil pekerjaan, yaitu

baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun

negatif yang khususnya datang dari publik dan masyarakat luas pada

umumnya.

44
Citra perusahaan (Corporate Image) adalah citra yang berkaitan

dengan perusahaan dan merupakan tujuan utama yakni bagaimana

menciptakan citra perusahaan yang positif, lebih dikenal serta dapat diterima

oleh publik” (Ardianto, 2004). Senada dengan hal tersebut, Kriyantono

menyebutkan salah satu komponen pembentuk citra perusahaan adalah

adanya komponen social responsibility di dalamnya. “CSR adalah investasi

sosial perusahaan yang bersifat jangpka panjang. Secara berangsur akan

terbentuk citra positif terhadap kegiatan CSR yang dilakukan. Beberapa

kegiatan dapat menjadi trademark perusahaan yang berpengaruh dalam

memperkuat produk.” (Kriyantono, 2008)

Sebagai perusahaan besar yang didominasi bergerak dibidang media,

MNC berusaha membangun dan membentuk citra perusahaan yang baik

dimata publik. Melalui implementasi kegiatan CSR pembangunan jembatan

gantung yang diselenggarakan di Lebak Banten, diharapkan dapat

membentuk citra baik perusahaan dimata masyarakat. Citra yang baik dan

kuat merupakan harta yang tak ternilai bagi perusahaan manapun karena

citra perusahaan yang handal, kuat dan kokoh akan memberikan banyak

sekali manfaat. Sutojo dalam bukunya membangun citra perusahaan

memaparkan manfaat citra baik bagi perusahaan, diantaranya:

a. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap (mid and
long term sustainable competitive positions)
persaingan pasar yang ketat membuat sebagian besar perusahaan
menyusun strategi pemasaran taktis. Namun hal ini nyatanya tidak akan
bertahan lama. Perusahaan yang memiliki citra baik dan kuat lah yang
mampu mendapatkan kepercayaan yang lebih dari masyarakat.

45
b. Menjadi perisai selama masa krisis (an insurance for adverce
times)
Operasi bisnis perusahaan tidak selamanya berjalan dengan mulus,
ada kalanya perusahaan mengalami masa kritis dalam perjalanan
bisnisnya. Dengan modal citra baik yang dibangun oleh perusahaan
dari awal, membuat masyarakat atau penggan memaklumi atas krisis
yang sedang dihadapi oleh perusahaan. hal ini dikarenakan mereka
(masyarakat) percaya perusahaan akan mempertanggungjawabkan
seluruhnya kepada masyarakat.
c. Menjadi daya tarik eksekutif handal (attracting the best executives
available)
Eksekutif handal merupakan harta yang berharga nagi perusahaan,
mereka adalah roda yang memutar operasi bisnis sehingga berbagai
tujuan usaha perusahaan jangka pendek dan menengah dapat tercapai.
Sehingga jika perusahaan memiliki citra baik maka mudah rasanya
untuk mendapatkan eksekutif yang handal.
d. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran (increasing the
effectiveness of marketing instruments)
Citra baik perusahaan menunjang efektifitas strategi pemasaran produk.
Harapan perusahaan dengan citra baik untuk berhasil menerjunkan
produk atau merek baru ke pasar, jauh lebih besar dibandingkan
perusahaan yang belum banyak dikenal orang.
e. Menghemat biaya operasional (cost savings)
Perusahaan dengan citra yang baik membutuhkan usaha dan biaya
yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang belum dikenal
konsumen untuk mempromosikan produk.” (Sutojo, 2004)

2.3 Bagan Alur Pikir

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011) menjelaskan bahwa

kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

46
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal

yang penting. Dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah

pemahaman yang melandasi pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman

yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu

bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dan konsep didalam

bagan pemikiran. Dengan alasan bahwa dalam konsep tersebut dapat

menjadi landasan untuk kemudian dihubungkan dengan program CSR

Pembangunan Jembatan Gantung di Lebak Banten sebagai upaya

membentuk citra perusahaan.

47
Gambar 2.2

Bagan Kerangka Pemikiran

PT. Media Nusantara Citra Tbk

Divisi CSR MNC Media

Perangkat Desa Kecamatan Media Relation MNC Media


Cimarga & Cikulur, LSM Yayasan
Relawan Kampung Indonesia

Implementasi Program CSR


Pembangunan Jembatan Gantung
di Lebak Banten oleh PT Media
Nusantara Citra Tbk (MNC)

Media Massa

Publikasi Kegiatan CSR


Pembangunan Jembatan
Gantung di Lebak Banten

Citra Perusahaan

48
BAB III

Metodologi Penelitian

3.1 Paradigma Penelitian

Menurut Harmon (Moleong, 2004) paradigma adalah cara

mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang

berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang realitas. Sedangkan

Bogdan dan Boklen (Moleong,2002) kumpulan longgar dari sejumlah

asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang

mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Berdasarkan definisi

tersebut, dapat disimpulkan bahwa paradigma merupakan seperangkat

konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau aturan yang

membentuk kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian.

Terdapat 4 paradigma ilmu sosial yang dikembangkan para

ilmuan dalam menggambarkan suatu ilmu. Yaitu positivisme dan

postpositivisme, konstruktivisme dan teori kritis. (Mulyana 2006:8)

49
Tabel 3.1

Tiga Perspektif/Paradigma Ilmu Sosial


Sumber (Salim 2006)

Positivisme dan Konstruktivisme Teori Kritis


Postpositivisme (Interpretatif)

Menempatkan ilmu Memandang ilmu Mendefinisikan ilmu


sosial seperti ilmu- sosial sebagai sosial sebagai proses
ilmu alam dan fisika analisis sistematik kritis mengungkap the
dan sebagai metode atas socially real structure dibalik
yang terorganisir meaningfull action ilusi dan kebutuhan
untuk menyatukan melalui pengamatan palsu yang
deducative logic langsung terhadap ditampakkan dunia
dengan pengamatan aktor sosial dalam materi, guna
empiris, agar setting yang alamiah, mengembangkan
mendapatkan agar dapat kesadaran sosial
konfirmasi tentang memahami dan untuk memperbaiki
hukum kausalitas menafsirkan kondisi kehidupan
yang dapat digunakan bagaimana aktor subjek penelitian.
memprediksi pola sosial menciptakan
umum gejala sosial dan memelihara
tertentu. dunia sosial.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma

konstruktivis. Secara ontologis, aliran ini menyatakan realitas yang

diamatai seseorang tidak dapat digeneralisasikan kepada semua orang,

yang seperti biasa dilakukan dikalangan positivis atau postpositivis.

Karena dasar filosofi ini, maka hubungan epistimologis antara peneliti

50
dan objek penelitian, menurut aliran ini bersifat satu kesatuan,

subjektif, dan merupakan hasil perpaduan interaksi diantara keduanya.

Oleh karena itu secara metodologis, aliran ini merupakan metode

hermeneutic dan dialectic dalam proses mencapai kebenaran. (Salim,

2006)

Konstruktivisme adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh

Jesse Delia dan kolegannya yang memiliki pengaruh yang kuat pada

bidang komunikasi. Teori tersebut mengatakan bahwa individu

menafsirkan dan bertindak menurut kategori konseptual yang ada di

dalam pikirannya. Realitas tidak menghadirkan dirinya dalam bentuk

kasar, tetapi harus disaring melalui cara seseorang melihat sesuatu.

(John,2009)

Untuk mencapai suatu kebenaran, maka dibutuhkan perpaduan

interaksi antara peneliti dengan objek penelitiannya. Untuk itu dalam

penelitian ini, peneliti melakukan interaksi dengan divisi CSR MNC,

untuk merekonstruksikan Implementasi program Corporate Social

Responsibility (CSR). Peneliti mencoba memahami dan mendalami

bagaimana pelaksanaan program CSR MNC dalam pembangunan

jembatan gantung di Lebak Banten dalam membentuk citra perusahaan.

51
3.2 Pendekatan Penelitian

Dalam suatu penelitian, kita tidak bisa secara bebas menentukan

pendekatan apa yang akan kita gunakan dalam penelitian. Pendekatan

dapat ditentukan dengan cara melihat masalah apa yang akan diteliti

dan jenis data seperti apa yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut.

Berdasarkan masalah penelitian yang akan dilakukan ini, yaitu apa,

bagaimana, dan kenapa dilakukannya program CSR. Maka pendekatan

penelitian yang diperlukan adalah penelitian kualitatif.

pendekatan kualitatif merupakan seperangkat konsep, yang akan

membentuk kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian. Dimana

data yang ada diwujudkan dengan kata-kata, kalimat, dan tidak

berbentuk dalam angka-angka. Penelitian kualitatif bertujuan untuk

menjelaskan fenomena secara mendalam (Kriyantono 2010).

Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang

berlandaskan fenomenologi dan paradigma konstruktivisme dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam bukunya Metodologi

Penelitian Pendidikan Kualitatif, Moleong (2004) menjabarkan sebelas

karakteristik pendekatan kualitatif yaitu:

1. menggunakan latar alamiah


2. menggunakan manusia sebagai instrumen utama
3. menggunakan metode kualitatif (pengamatan, wawancara, atau
studi dokumen) untuk menjaring data
4. menganalisis data secara induktif

52
5. menyusun teori dari bawah ke atas (grounded theory)
6. menganalisis data secara deskriptif
7. lebih mementingkan proses daripada hasil
8. membatasi masalah penelitian berdasarkan fokus
9. menggunakan kriteria tersendiri (seperti triangulasi, pengecekan
sejawat, uraian rinci, dan sebagainya) untuk memvalidasi data
10. menggunakan desain sementara (yang dapat disesuaikan dengan
kenyataan di lapangan)
11. hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama oleh
manusia yang dijadikan sebagai sumber data.

3.3 Sifat Penelitian

Dikutip oleh Lexy J Moleong, Bogdan dan Taylor mendefinisikan

metodologi kualitatif adalah “sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilakunya yang dapat diamati”. (Moleong,1995)

Menurut Stauss dan Corbin “riset kualitatif merupakan jenis penelitian

yang menghasilkan penemuan-penemuan, yang tidak dapat dicapai

dengan menggunakan prosedur statistic atau cara kualifikasi lainnya.”

(Ruslan,2006)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa “data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukun angka-angka. Hal ini

disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu semua

dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah

diteliti.” (Moleong 2002)

53
Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan

data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data

tersebut mungkin dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,

video, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainya.

Pada penulisan laporan penelitian, peneliti menganalisis data yang

sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal ini

hendaknya ditelaah satu demi satu. Pertanyaan dengan kata tanya

“mengapa”, “alasan apa”, dan “bagaimana terjadinya” akan senantiasa

dimanfaatkan oleh peneliti. Dengan demikian peneliti tidak akan

memandang bahwa sesuatu itu sudah memang demikian keadaannya.

3.4 Objek dan Subjek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah implementasi program Corporate

Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan PT Media Nusantara

Citra Tbk dalam bentuk pembanguan jembatan gantung di Lebak

Banten sebagai upaya membentuk citra perusahaan. Sedangkan

Subyek dalam penelitian ini adalah divisi CSR yang ada pada jajaran

corporate secretary MNC Media, sebagai divisi yang menyelenggarakan

dan mempertanggungjawabkan setiap program CSR yang dilakukan

oleh MNC Media.

54
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian data merupakan unsur terpenting dalam

keseluruhan proses yang dilakukan. Data adalah informasi yang

didapatkan sebagai landasan dalam menyusun sebuah argumentasi

untuk kemudian dirumuskan menjadi sebuah fakta. Dalam penelitian

kualitatif ini penulis menggunakan teknik purposive sampling. Menurut

Sugiyono (2008) Purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data

dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan sehingga

mempermudah peneliti menjelajahi obyek atau situasi social yang

sedang diteliti, yang menjadi kepedualian dalam mengambil sampel

penelitian kualitatif adalah tuntasnya pemeroleh informasi dengan

keberagaman variasi yang ada, bukan pada banyak sampel sumber

data.

Lincoln dan Guba (1985) dalam Sugiyono (2008) mengemukakan

bahwa penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan

pada perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk

mendapatkan informasi yang maksimum. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data,

diantaranya:

55
3.5.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

narasumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Dalam

penelitian ini, data primer merupakan sumber utama yang berkaitan

dengan implementasi program CSR pembangunan jembatan gantung di

Lebak Banten oleh MNC dalam membentuk citra perusahaan. Data

tersebut diperoleh dari :

a. Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian

terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik

wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview)

adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan

informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama. (Sutopo

2006)

Unit observasi yang akan diteliti oleh peneliti adalah orang-orang

yang terlibat langsung dalam kegiatan CSR MNC, dan dianggap

mengetahui juga memahami setiap langkah dan permasalah, yang

terjadi selama program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak

56
Banten berlangsung. Peneliti melakukan wawancara dengan 7

informan, dimana terdiri dari 3 informan utama dan 4 informan

pendukung, yaitu :

1. Bapak Hendra Eteng (Informan utama)

Section Head CSR MNC Media

2. Bapak Muhammad Arif Irdiat (Informan utama)

Sebagai ketua LSM Yayasan Relawan Kampung Indonesia,

sekaligus sebagai koordinator relawan dalam pembangunan

jembatan gantung yang dilaksanakan oleh MNC.

3. Bapak Leo Joanes Sunu Handoyo (Informan Utama)

SectionHead Media Relation MNC Media

4. Bapak Nabhani (Informan Pendukung)

Penanggung Jawab Sementara (PJS) kepala Desa Karya Jaya

Kelurahan Cimarga)

5. Bapak Lukman (Informan Pendukung)

Ketua RW 04 Desa Karya Jaya Kecamatan Cimarga Lebak Banten

6. Bapak Uqi (Informaan Pendukung)

Salah satu warga Desa Karya Jaya Kecamatan Cimarga yang

dijadikan informan pendukung oleh peneliti, untuk mengetahui

tanggapan dan pandangan warga terhadap perusahaan setelah

diselenggarakannya program CSR ini.

57
7. Bapak Iwan (Informan Pendukung)

Salah satu warga Desa Cigoong Kecamatan Cikulur yang

dijadikan informan pendukung oleh peneliti, untuk mengetahui

tanggapan dan pandangan warga terhadap perusahaan setelah

diselenggarakannya program CSR ini.

Ketujuh informan diatas dipilih berdasarkan teknik purposive

sampling, dimana pada pengambilan sampel sumber data, dilakukan

dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu

tentang apa yang diharapkan sehingga mempermudah peneliti

menjelajahi obyek atau situasi social yang sedang diteliti. Pada

penelitian ini peneliti memilih ketujuh informan tersebut, karena mereka

adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam program CSR

pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten. Sehingga mereka

dianggap sebagai sumber data yang paling mengetahui tentang apa

yang diharapkan dalam penelitian ini.

Metode wawancara dilakukan dengan cara mengajukan

pertanyaan langsung kepada informan mengenai obyek penelitian yang

dimaksud. Pada wawancara mendalam, peneliti tidak mempunyai

kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberikan

jawaban. Wawancara dilakukan dengan maksud memberikan

kebebasan kepada peneliti untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang dapat dikembangkan lebih jauh berdasarkan narasumber, maka

58
akan didapatkan hasil data yang terperinci dan juga mendalam untuk

kemudian dapat dianalisa.

Dalam penelitian kualitaif peran narasumber sangatlah penting.

Karena narasumber yang terjun langsung dalam program CSR

pembangunan jembatan gantung ini, merupakan orang-orang yang

memahami bagaimana proses dan permasalahan selama program CSR

ini berjalan. Oleh karena itu peneliti dapat menggali informasi yang

sebanyak banyaknya, melalui wawancara dengan narasumber yang

dianggap memiliki keahlian dan pemahaman pada program CSR

pembangunan jembatan ini. Artinya, seorang narasumber dalam

penelitian ini haruslah orang yang mempunyai kredibilitas dan

kompetensi untuk memberikan informasi yang terkait dengan program

CSR ini.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah salah satu metode dalam

pengumpulan data saat membuat sebuah karya tulis ilmiah. menurut

Kriyantono (2010) Observasi adalah metode dimana periset mengamati

langsung objek yang diteliti. Seorang pengamat atau observer harus

memiliki pengetahuan yang cukup atas objek observasi, memahami

tujuan dilaksanakannya suatu penelitian, melakukan pengamatan

secara kritis dan cermat, mencatat setiap gejala yang terjadi selama

proses observasi, serta harus memiliki pengetahuan terhadap alat-alat

59
ilmiah yang digunakan selama observasi. Hal-hal yang sering menjadi

objek observasi adalah :

a. Pelaku, adalah orang-orang yang memiliki hubungan dengan


objek penelitian. Mencakup apa status mereka, siapa saja
mereka, kegiatan apa yang mereka lakukan, dan sebagainya.
b. Tujuan, merupakan apa yang diharapkan partisipan terhadap
pelaksanaan pengamatan.
c. Perasaan partisipan yang ditunjukkan dalam mimik wajah, gerak
tubuh dan ucapan.
d. Ruang dan waktu menyangkut pandangan partisipan terhadap
tempat dan waktu suatu kegiatan.
e. Benda yang diamati adalah jenis, bahan, kegunaan, sifat, dan
bentuknya.
f. Peristiwa, mencakup apa saja yang terjadi seiring dengan
pelaksanaan suatu kegiatan. Kriyantono (2010)

Selama proses observasi point yang disebutkan diatas adalah hal

yang diamati dengan cermat oleh divisi CSR MNC Media. Karena

observasi adalah langkah terpenting yang harus dilakukan, dimana data

dan informasi dikumpulkan, sebagai bahan pertimbangan dalam

melakukan pengambilan keputusan. Selama proses observasi, peneliti

mengamati proses komunikasi yang berlangsung sebelum

dilakukannya kegiatan CSR. Dimana proses komunikasi dilakukan

langsung oleh divisi CSR MNC Media kepada perangkat desa dan

koordinator relawan kampung, untuk mensosialisasikan program CSR

pembangunan jembatan gantung ini kepada warga desa.

60
3.5.2 Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang didapat dari buku serta materi

tertulis yang relevan dengan tujuan penelitian. Meliputi kajian dokumen dan

pengumpulan data melalui literatur-literatur yang mempunyai relevansi

dengan apa yang menjadi bahan kajian penelitian. Pengumpulan data dari

berbagai literatur pendukung terkait dengan kegiatan CSR.

Dalam penelitian ini, data sekunder merupakan data yang diperoleh

melalui studi kepustakaan baik berupa dokumen atau arsip-arsip tertulis

lainnya. Dan data sekunder yang lain yang dimaksud adalah dokumentasi.

Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan

dalam berbagai metode pengumpulan data. Metode observasi, kuesioner

atau wawancara mendalam sering dilengkapi dengan kegiatan penelusuran

dokumentasi. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung

analisis dan interpretasi data (Kriyantono, 2010). Dokumentasi tersebut

termasuk foto-foto kegiatan, surat kabar, press release, dan brosur yang

berkaitan.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Triangulasi

Teknik triangulasi data sendiri terdiri dari tiga jenis menurut buku

metode penelitian kualitatif, kuantitatif R&D (Sugiyono, 2010), yaitu :

a. Triangulasi sumber: untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

61
b. Triangulasi teknik: untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya data diperoleh dengan cara wawancara, lalu dicek

dengan obsevasi, dokumentasi, atau kuisioner.

Dalam penelitian ini, untuk triangulasi sumber, dilakukan dengan cara

mengecek melalui sumber-sumber yang memang sesuai dengan penelitian

ini. Dalam ini melalui sumber yaitu divisi CSR MNC Media, Media Relation

MNC Media, koordinator relawan kampung, dan lain-lain yang juga ikut

terlibat dalam program CSR pembangunan jembatan gantung ini. Untuk

triangulasi teknik, selain melakukan dengan wawancara, pengecekan juga

dilakukan dengan mengumpulkan bukti berupa dokumentasi, press release,

ataupun bukti wawancara.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton dalam Moleong (2002) adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikan dalam suatu pola, kategori dan

suatu uraian dasar. Hal ini juga sama seperti yang dinyatakan oleh Bogdan

dan Taylor, mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha

secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide)

seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan

bantuan pada tema dan hipotesis tersebut. (Moleong, 2002)

Menurut Kriyantono analisis data kualitatif adalah analisis berbagai

data yang berhasil dikumpulkan dilapangan, data tersebut terkumpul baik

62
melalui observasi, wawancara mendalam, focus group discussion maupun

dokumen-dokumen, kemudian data tersebut diklasifikasi kedalam kategori

tertentu dengan memerhatikan kompetensi subjek penelitian. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif

hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian deskriptif bertujuan

membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta

dan sifat-sifat objek tertentu (Kriyantono,2010).

Penelitian yang peneliti lakukan yaitu untuk memaparkan dan

menyajikan tentang keadaan objek sebenarnya mengenai bagaimana

implementasi program CSR pembangunan jembatan gantung yang dilakukan

oleh MNC, hasil dari teknik pengumpulan data (wawancara, observasi, dll.)

berdasarkan keterangan dari teori yang digunakan sebagai acuan penelitian

ini. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan Analisis model Miles dan

Huberman yang mengemukakan bahwa “Aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.” Aktivitas dalam analisis data,

terdiri dari :

a. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu:

wawanara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan,

dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan lain sebagainya

b. Mengadakan reduksi data (memilah hal-hal pokok yang sesuai

dengan focus penelitian) yang dilakukan dengan jalan melakukan

63
abstraksi, abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman dengan

tetap menjaga yang inti, proses, dan pernyataan yang ada

c. Menyusun data hasil reduksi dalam satuan-satuan

d. Memeriksa keabsahan data, melakukan penafsiran data dalam

mengolah hasil sementara menjadi teori substansif.

Gambar 3.2

Aktifitas Analisis Data Miles dan Huberman

Pengumpulan Reduksi Display Kesimpulan/


Data Data Data Verifikasi

64
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek

4.1.1 Sejarah PT. Media Nusantara Citra Tbk

PT. Media Nusantara Citra, Tbk. (MNC) didirikan pada tanggal 17 Juni 1997

untuk menaungi dan mengelola berbagai unit usaha media di bawah satu

perusahaan induk dan operasional agar dapat terbentuk sebuah grup media

yang sinergis, terintegrasi, dinamis dan kreatif dalam menghadapi

persaingan bisnis di industri media. MNC melaksanakan penawaran umum

saham perdana pada tanggal 22 Juni 2007 dengan menawarkan

4.125.000.000 lembar saham yang mewakili 30% (di mana 20% nya adalah

saham baru) dari saham yang diterbitkan dengan harga Rp900 per lembar

saham.

Saham MNC tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan mayoritas kepemilikan

dan kendali oleh PT. Global Mediacom, Tbk. Saat ini, MNC merupakan

perusahaan multimedia terintegrasi yang terkemuka di Indonesia. MNC

mencapai posisi tersebut melalui implementasi strategi-strategi yang

senantiasa berkembang dan memberikan nilai tambah pada perseroan dan

pemegang saham.

65
Tabel 4.1 Sejarah Perkembangan MNC Media

Sumber : Annual Report MNC

1989 1991 1997

1. RCTI didirikan 2. TPI didirikan sebagai 3. MNC didirikan

sebagai stasiun TV stasiun TV swasta sebagai

swasta nasional nasional ketiga di perusahaan induk

pertama di Indonesia media

Indonesia

2001 2002 2005

4. MNC mengakuisisi 5. Global TV (GTV) 6. MNC mulai

70% saham Global dikonsolidasikan ke melisensi konten

TV dalam MNC dan kepada pihak ketiga

mulai menyiarkan

program-program

MTV Asia selama 24

jam ekslusif.

2006 2007 2009

7. MNC mengakuisisi 8. MNC 9. MNC mengubah

75% saham TPI dan menandatangani logonya. Perubahan

meluncurkan MNC perjanjian dengan ini juga diikuti oleh

Entertainment Linktone Ltd, dimana perubahan nama

melalui Indovision MNC melalui anak gedung kantornya

66
usaha miliknya akan dari “Menara Kebon

membeli minimal Sirih” menjadi “MNC

51% saham Linktone Tower”

Ltd

2010 2011 2012

 Majalah Just for  Radio Trijaya  SINDO FM

Kids diluncurkan berubah nama berubah nama

 TPI berubah nama menjadi Sindo Radio menjadi SINDO

menjadi MNC TV  Sindo Media TRIJAYA FM

diluncurkan sebagai  Linktone

terobosan baru mengakuisisi

dalam platform Okezone.com

media dengan merk

SINDO

2013

Topping Off Gedung Global TV di Kebon Jeruk

67
PT. Media Nusantara Citra, Tbk yang lebih dikenal dengan nama MNC

Media, merupakan perusahaan media yang terbesar dan satu-satunya yang

terintegrasi di Indonesia yang beroperasi pada stasiun penyiaran televisi,

media cetak, jaringan radio, Value Added Services, media on-line, rumah

produksi, agen periklanan, manajemen artis, produksi konten dan distribusi

konten.

MNC memiliki bisnis inti di konten dan kepemilikan serta pengoperasian 3

dari 10 TV Free-To-Air nasional di Indonesia, serta 18 channel yang

diproduksi oleh MNC yang disiarkan di TV berlangganan. Saat ini MNC juga

memiliki basis media dan usaha lainnya yang bertujuan untuk mendukung

bisnis inti MNC. Bisnis pendukung tersebut terdiri dari radio, media cetak,

talent management, dan rumah produksi.

4.1.2 Profil PT Media Nusantara Citra Tbk

MNC adalah grup media dan multimedia yang terintegrasi berbasis iklan dan

konten. Melalui penyiaran televisi dan konten berkualitas, MNC memberikan

konsep hiburan keluarga terlengkap dan inspiratif serta menjadi sumber

berita dan informasi terpercaya di Indonesia.

4.1.3 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk

Visi PT Media Nusantara Citra, Tbk adalah “menjadi grup media dan

multimedia yang terintegrasi, dengan fokus pada penyiaran televisi dan

konten berkualitas yang disiarkan melalui teknologi yang tepat untuk

68
memenuhi kebutuhan pasar.” Visi tersebut sejalan dengan misi yang

dilakukan oleh perusahaan, yaitu “memberikan konsep hiburan keluarga

terlengkap dan menjadi sumber berita dan informasi terpercaya di

Indonesia.” Selain itu perusahaan juga memiliki startegi yang telah disusun

untuk mencapai visi dan misi nya tersebut, diantaranya :

1. Meningkatkan pangsa pasar melalui acara-acara tv berkualitas.

2. Memperluas dan mengembangkan bisnis konten.

3. Membangun studio baru untuk 3 stasiun TV FTA di Kebon Jeruk.

4. Mengembangkan jaringan TV “Nasional” ke-4.

5. Menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

6. Memanfaatkan media cetak dan radio untuk cross-selling.

7. Meningkatkan kapasitas produksi in-house.

8. Memanfaatkan posisi sebagai pemimpin di industri media.

69
Logo PT. Media Nusantara Citra, Tbk

Identitas PT. Media Nusantara Citra, Tbk memiliki semangat filosofi VIP

(Vision, Integrity, Persistence).

4.1.4 Stuktur Organisasi

Struktur organisasi adalah hubungan antar para pegawai dan aktivitas-

aktivitas mereka satu sama lain serta terhadap keseluruhan, di mana bagian-

bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau fungsi-fungsi dan

masing-masing anggota kelompok pegawai yang melaksanakan.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pengembangan usaha perseroan,

meningkatkan pengelolaan pelanggan dan kualitas layanan jasa serta

efisiensi dan efektifitas pengelolaan organisasi, maka perlu dilakukan

perubahan dan penyesuaian struktur organisasi. Struktur organisasi pada

PT. Media Nusantara Citra adalah sebagai berikut :

70
Gambar 4.2 Struktur Organisasi MNC Grup

Sumber : Annual Report MNC

4.1.5 Corporate Secretary PT Media Nusantara Citra Tbk

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 071/SK/HTMNC/XII/2010, tanggal

20 Desember 2010, posisi Sekretaris Perusahaan dijabat oleh Bapak Arya

Mahendra Sinulingga. Sekretaris Perusahaan memberikan laporan secara

berkala mengenai pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada

71
Direksi serta pelaksanaan tugas-tugas lainnya dalam rangka membantu

pelaksanaan tugas Direksi.

MNC menyadari bahwa dengan penyebaran informasi kepada seluruh

stakeholders merupakan bagian penting dari peningkatan prinsip

transparansi informasi secara internal dan eksternal, yang diharapkan

membantu, menjaga dan meningkatkan pengetahuan pemahaman dan

persepsi positif dari stakeholders terhadap kebijakan dan kegiatan MNC.

Selain melalui media cetak nasional, penyebaran informasi juga dilakukan

dengan website MNC (www.mnc.co.id) dan Laporan Tahunan (Annual

Report).

Gambar 4.3

Struktur Corporate Secretary MNC Media

MD Corporate
Secretary MNC Media

Geverment External Internal


CSR
Relations & Communications / Communications
Regulatory Affairs Public Relation

Government & Subtance Web Mgt &


Media Relation Internal Affairs Event & Protocol CSR Partnership
Regulatory Regulation & Sosmed
Relation Broadcast Policies

Regulatory Affairs Govrel Median Relation Sosial Media Corp Publication Corp & Group Communication
& Associate Protocol Development

Admin &
Data Supp/Media Web Corp & Group Philanthropy
Monitoring Management
Reporting Event HT Found

4.1.6 Tugas dan Tanggung Jawab Corporate Secretary

Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:

72
1. Mengawasi kegiatan Divisi Sekretaris Perusahaan;

2. Memastikan akurasi informasi dan ketepatan waktu penyediaan

informasi mengenai Perseroan kepada stakeholder

3. Menjamin integritas dan konsistensi informasi dari Perseroan kepada

stakeholder

4. Melaporkan aksi korporasi kepada Bapepam-LK dan Bursa Efek

Indonesia

5. Bekerjasama dengan Divisi Legal untuk memberikan informasi terbaru

kepada Manajemen tentang perubahan dan perkembangan peraturan

pasar modal

6. Mengawasi pelaksanaan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

4.1.8 Kegiatan Sekretariat Perusahaan

Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan tugas terkait dengan kegiatan

Internal, Eksternal dan Sosial. Secara garis besar, pelaksanaan kegiatan

Sekretaris Perusahaan yang dimaksud di atas mencakup :

a. Kegiatan Internal

1. Mengadakan rapat rutin diantara Sekretaris Perusahaan di anak

perusahaan di bawah Perseroan, agar kegiatan perusahaan dapat

lebih terpadu dan sinergi.

2. Mempersiapkan laporan bulanan dari setiap unit bisnis untuk

kemudian dilaporkan pada saat rapat Direksi.

73
3. Melaksanakan atau menjalankan kegiatan sponsorship terkait

branding Perseroan.

4. Menerima kunjungan (News Visit) dari beberapa perusahaan yang

lain, sekolah menengah, perguruan tinggi, pemerintah, dan lain-lain.

b. Kegiatan Eksternal

1. Mengkoordinir pelaksanaan RUPST (Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa)

Perseroan.

2. Melaksanakan acara jumpa pers dalam rangka RUPST Perseroan.

3. Menciptakan hubungan baik dengan instansi pemerintah; Bursa Efek

Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK ), Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI) serta melakukan koordinasi dengan baik

perihal penyampaian laporan kegiatan perusahaan.

4. Melaksanakan kegiatan media handling dengan baik dan melaporkan

hasil evaluasi pemberitaan Perseroan tiap bulan kepada manajemen.

5. Melakukan pemeliharaan dan update website Perseroan serta

tampilan yang konsisten di seluruh properti website.

c. Kegiatan Sosial

Kegiatan Sosial adalah suatu bentuk komitmen berkelanjutan terhadap

seluruh pemangku kepentingan. Perseroan selalu berupaya untuk

memberikan nilai lebih dalam setiap aspek operasionalnya dengan

memelihara keseimbangan antara kepentingan bisnis dan masyarakat

umum. Komitmen ini kemudian diwujudkan bersama-sama dengan seluruh

74
unit bisnis melalui lembaga-lembaga kepedulian dibawahnya. Berikut

merupakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan sosial :

1. Melakukan koordinasi dengan tim Peduli dari 3 TV FTA di bawah

Perseroan dalam melaksanakan kegiatan sosial meliputi pendidikan,

kesehatan/kesejahteraan masyarakat, kegiatan community

development dan program Peduli Lingkungan.

2. Melaksanakan survei lokasi untuk pelaksanaan kegiatan sosial

Perseroan.

3. Menciptakan hubungan baik dengan Kementerian Sosial.

4. Komitmen terhadap kegiatan Sosial diwujudkan secara merata di

setiap bidang yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat

secara menyeluruh.

Selain itu, dari sisi regulasi, pelaksanaan Kegiatan Sosial juga dilakukan

dengan berdasarkan ketentuan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

Nomor: Kep-431/BL/2012. Dengan demikian, ruang lingkup Kegiatan Sosial

Perseroan adalah sebagai berikut:

1. Sosial dan kemasyarakatan

2. Lingkungan hidup

3. Pelanggan

4. Karyawan

5. Perkembangan olahraga

6. Keagamaan

7. Pendidikan

75
4.2 Deskripsi Subjek Penelitian

Deskripsi subjek penelitian adalah uraian mengenai profil informan, yang

diulas secara lengkap dan detail. Uraian profil informan hendaknya

mencerminkan kapasitas dan relevansi narasumber dengan permasalahan

yang diangkat. Maka dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara

mendalam (Indepth Interviews) dengan orang-orang yang terlibat langsung

dalam program CSR ini. Ini dilakukan untuk menggali informasi secara

lengkap mengenai program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak

Banten.

Unit observasi yang akan diteliti oleh peneliti adalah orang-orang yang

terlibat langsung dalam program CSR pembangunan jembatan gantung di

Lebak Banten dan dianggap mengetahui secara rinci permasalahan

penelitian berkaitan dengan bagaimana implementasi program CSR

pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten dalam membentuk citra

perusahaan. peneliti melakukan wawancara dengan 7 informan, terdiri dari 3

informan utama dan 4 informan pendukung, yaitu :

1. Bapak Hendra Eteng (Informan Utama)

SectionHead CSR MNC Media

Selama kegiatan CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten ini

berlangsung, bapak Hendra lah yang mengurus kegiatan ini, mulai dari

proses observasi hingga evaluasi. Maka dari itu peneliti menetapkan bapak

Hendra sebagai informan utama pada penelitian ini.

76
2. Bapak Muhammad Arif Kirdiat (Informan Utama)

Sebagai ketua Yayasan Relawan Kampung Indonesia, sekaligus sebagai

koordinator dalam pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten.

3. Bapak Leo Joanes Sunu Handoyo (Informan Utama)

SectionHead Media Relation MNC Media

sebagai orang yang mengkoordinasikan kegiatan CSR MNC kepada unit

media yang ada di bawah MNC Group, agar kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan di ketahui publik, dengan tujuan membentuk citra baik

perusahaan

4. Bapak Nabhani (Informan Pendukung)

Sebagai Penanggung Jawab Sementara (PJS) kepala Desa Karya Jaya,

yang membantu CSR dalam mensosialisasikan kegiatan kepada warga.

Dalam kegiatan CSR pembangunan jembatan gantung ini, bapak Nanhani

sebagai mantan kepala desa karya jaya kelurahan Cimarga membantu divisi

CSR MNC Media dalam mensosialisasikan program pembangunan jembatan

gantung kepada warga, sekaligus membantu dalam mengatur sistem kerja.

5. Bapak Lukman (Informan Pendukung)

Ketua RW 04 Desa Karya Jaya Kecamatan Cimarga Lebak Banten

6. Bapak Uqi

Salah satu warga Desa Karya Jaya Kecamatan Cimarga yang dijadikan

informan pendukung oleh peneliti, untuk mengetahui tanggapan dan

pandangan warga terhadap perusahaan setelah diselenggarakannya

program CSR ini.

77
7. Bapak Iwan (Informan Pendukung)

Salah satu warga Desa Cigoong Kecamatan Cikulur yang dijadikan informan

pendukung oleh peneliti, untuk mengetahui tanggapan dan pandangan

warga terhadap perusahaan setelah diselenggarakannya program CSR ini.

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada prakteknya program CSR yang dilakukan oleh MNC begitu banyak.

Namun pada penelitian ini. peneliti tidak menjabarkan satu persatu program

CSR yang dilakukan MNC apa saja. Melihat cakupan dari program CSR

yang dilaksanakan divisi CSR MNC Media yang begitu luas, maka peneliti

membatasinya dengan hanya membahas mengenai implementasi program

CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten. Adapun deskripsi

hasil penelitian yang peneliti dapatkan mengenai program CSR

pembangunan jembatan gantung yang dilakukan oleh MNC, sebagai berikut:

Implementasi program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak

Banten, merupakan bentuk kepedulian perusahaan MNC terhadap

infrastruktur daerah tertinggal di Indonesia. Sebagai negara berkembang,

Indonesia memiliki banyak daerah tertinggal yang sebenarnya memiliki

sejuta potensi di dalamnya. Tertinggalnya daerah tersebut disebabkan oleh

banyak faktor, diantaranya tingkat pendidikan yang rendah, kondisi ekonomi

masyarakat yang lemah, dan infrastruktur daerah seperti jembatan dan jalan

raya yang tidak memadai, sehingga masyarakat sulit untuk beraktifitas.

Banyaknya daerah yang tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia

78
membuat pemerintah masih terbata-bata dalam menyelesaikan masalah

terebut. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak lain untuk dapat membantu

pemerintah menyelesaikan permasalahan ini.

Melihat hal tersebut, saat ini MNC memfokuskan program CSR pada

pembenahan dan pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal. Salah satu

keputusan yang diambil manajemen MNC dalam program CSR ini adalah

dengan mengadakan pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten.

Alasan MNC melaksanakan program CSR pembangunan jembatan gantung

ini adalah, MNC melihat dengan adanya infrastruktur yang memadai disuatu

daerah, dapat berpotensi mengembangkan daerah tersebut, baik

masyarakatnnya, pendidikannya, ataupun potensi lain yang terkandung

didalamnya. Selain itu dengan adanya program CSR pembangunan

jembatan gantung ini, MNC dapat membantu pemerintah dalam mengurangi

jumlah daerah tertinggal di Indonesia.

Untuk mendeskripsikan hasil penelitian program CSR, peneliti menggunakan

kerangka konsep dan teori yang telah dijabarkan pada bab II. Agar sesuai

dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui implementasi program

CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten, sebagai berikut:

4.3.1 Analisis SWOT

Seperti yang sudah dibahas pada bab II, analisis SWOT digunakan untuk

mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam

pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan

79
eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan

menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan

membantu perusahaan mencapai tujuannya.

Pada program CSR pembangunan jembatan gantung, peneliti mencoba

untuk mendeskripsikan persoalan internal (kekuatan dan kelemahan

perusahaan) dan eksternal (peluang dan ancaman) sesuai dengan hasil

wawancara dan pengamatan yang peneliti lakukan dilapangan:

Kekuatan (Strenghts) dari hasil wawancara yang peneliti lakukan oleh

beberapa narasumber, diperoleh data yang menjadi kekuatan dalam

program CSR pembangunan jembatan gantung ini. berikut adalah hasil

wawancara peneliti dengan bapak Hendra Eteng sebagai sectionhead CSR

MNC Media :

“…program pembangunan jembatan gantung yang kita lakukan merupakan


bentuk kongkret bahwa program CSR ini benar dilaksanakan. Dan
manfaatnya juga dirasakan masyarakat sampai beberapa tahun kedepan.
Tidak seperti halnya program CSR lain, misalnya bantuan pengobatan gratis,
sunatan masal, dan lain sebagainya, yang memang nyatanya kegiatan CSR
itu dilakukan, namun manfaatnya hanya dirasakan sesaat oleh masyarakat.
Nah kita melihat jika membangun jembatan gantung ini, maka pasti
manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh warga sekitar generasi saat ini, tapi
nantinya cucu dan cicitnya juga bisa merasakan manfaat dari adanya
pembangunan jembatan gantung ini…”3
Kelemahan (Weakness) dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

bapak Hendra Eteng, terdapat kelemahan dari program pembangunan

jembatan gantung ini. berikut penjelasan dari bapak Hendra Eteng :

3
Wawancara dengan bapak Hendra Eteng sebagai sectionhead CSR MNC Media
Tanggal 22 Mei 2015. Di ruangan meeting lantai 26 gedung MNC Tower.

80
“…kita melihat bahwa perbaikan total atau kita bisa sebut juga sebagai
pembangunan sebuah bangunan atau dalam hal ini adalah jembatan.
Pastinya membutuhkan anggaran biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu
dibutuhkan perencanaan anggaran biaya yang matang, agar proses
pembangunan nya nanti dapat berjalan dengan lancar, sehingga tujuan
perusahaan melaksanakan kegiatan CSR ini pun dapat tercapai. Sebab jika
tidak didukung dengan perencanaan anggaran yang matang, maka proses
implementasi pembangunan jembatan ini nantinya akan tersendat, sehingga
perusahaan tidak berhasil mencapai tujuannya…”

Peluang (Opportunities), sebelum kegiatan pembangunan jembatan

gantung ini dilaksanakan, divisi CSR MNC Media melakukan observasi ke

lapangan di daerah Lebak Banten. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

peneliti dengan bapak Hendra Eteng :

“…sebelumnya kita melihat liputan dari tim redaksi news RCTI, bahwa di
daerah Lebak Banten terdapat jembatan sepanjang 60 meter yang
keadaanya rusak parah. Kita lakukan observasi ke daerah lebak Banten dan
bertemu dengan LSM Yayasan Relawan Kampung Indonesia untuk mencari
tau jembatan mana saja di daerah tersebut yang kondisinya rusak dan
mendesak untuk dilakukan perbaikan. Terdapat tiga jembatan yang rusak
didaerah itu. diantaranya jembatan di daerah ujung kulon, Tanjung Lesung,
dan Lebak. Setelah proses observasi selesai, maka kita putuskan untuk
memperbaiki jembatan gantung yang berada di Lebak. Dengan alasan,
pertama jembatan gantung yang ada di Lebak, merupakan jembatan yang
menghubungkan dua kecamatan, itu artinya lebih banyak warga yang
menggunakan jembatan itu. kedua jembatan di Lebak memilki ukuran lebih
besar dibandikan dengan dua jembatan yang ada di Ujung Kulon dan
Tanjung Lesung. Dan yang ketiga akibat rusaknya jembatan itu, seorang
anak bernama Zahidin jatuh tergelincir akibat menyebrangi jembatan rusak
itu karna ingin cepat sampai ke sekolah. dan akibat rusaknya jembatan
gantung ini, maka warga harus memutar sejauh 10 kilo meter untuk bisa
sampai ketempat tujuan mereka. kita melihat pembangunan jembatan
gantung di Lebak Banten sebagai sebuah peluang untuk diadakannya
kegiatan CSR perusahaan. Karena ini sifatnya mendesak untuk dilakukannya
perbaikan total, agar masyarakat dapat menggunakan jembatan gantung itu
kembali untuk memperlancar aktivitas mereka. Jika MNC yang
menyelenggarakan program CSR ini, maka banyak keuntungan yang didapat

81
perusahaan. Diantaranya, masyarakat jadi lebih mengenal MNC, bukan
hanya sebagai perusahaan media, tetapi mereka juga mengenal MNC
sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat sekitar dengan
menyelenggarakan program CSR ini. Dengan begitu terbentuklah citra baik
MNC dimata publik…”4

Ancaman (Threats) sama dengan perkiraan kendala yang akan dihadapi

pada saat implementasi program CSR pembangunan jembatan gantung.

Maka dalam hal ini divisi CSR MNC Media harus jeli membaca situasi yang

akan menjadi kendala nantinya. Seperti yang dikatan oleh bapak Hendra

Eteng yang didapat melalui hasil wawancara :

“…kita harus jeli membaca situasi dan memperkirakan kendala apa saja
nantinya yang akan dihadapai jika kita menyelenggarakan kegiatan
pembangunan jembatan gantung ini. entah itu kendala teknis atau kendala
lainnya. Dan ternyata memang benar apa yang kita perkirakan menjadi
kendala selama proses pembangunan. Seperti halnya, pertama karena letak
jembatan gantung yang ada di pelosok desa, sehingga mobil pengangkut
bahan dan peralatan bangunan tidak mampu menjangkau lokasi. Kedua,
karena proses pembangunan jembatan gantung ini menggunakan alat berat
seperti bor magnet, mesin cutting besi, dan mesin lass, maka diperlukan
pasokan listrik yang maksimal dalam pengerjaannya. Namun nyatanya akses
listrik dari PLN sering padam ketika semua alat itu digunakan secara
bersamaa. Dan yang ketiga dalah ancaman cuaca. Untuk kendala teknis kita
harus tau cara mengatasinya, kalo cuaca ya kita gak bisa prediksi. Jadi ya
kalo hujan datang paling proses pengerjaannya jadi molor, gitu aja sih…”

4.3.2 Empat Tahap Proses Manajemen PR

Dalam mengimplementasikan program CSR pembangunan jembatan

gantung di Lebak Banten, divisi CSR MNC Media melakukan beberapa tahap

proses manajemen PR menurut Cutlip dkk. (2005) sebagai acuan untuk

4
Obcit bapak Hendra Eteng

82
melaksanakan program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak

Banten. Proses ini terdiri dari Menentukan Masalah (Defining the problem),

Perencanaan dan Penyusunan Program (Planning and Programming),

Melakukan Tindakan dan Berkomunikasi (Taking Action and

Communication), evaluasi. (Cutlip, 2007)

1. Menentukan Masalah (Defining the problem)

Langkah pertama dalam tahap proses manajemen PR adalah mencari dan

mengumpulkan fakta atau data dari pihak-pihak yang terkait, untuk

menjawab pertanyaan apa yang sedang terjadi saat ini, apa yang diperlukan

publik, dan bagaimana keadaan publik dari berbagai faktor.

Dalam melaksanakan tahap ini, CSR MNC Media mencari tahu mengenai

masalah sosial apa yang berkembang, dianggap penting, dan mendesak

sehingga dapat membantu masyarakat untuk mengatasinya. Ide

membangun jembatan gantung di Lebak Banten sebagai program CSR MNC

Media tercetus ketika, tim CSR MNC Media melihat liputan yang diambil oleh

tim redaksi news RCTI. Liputan tersebut mengangkat tentang perjuangan

anak anak Desa Cigoong Kecamatan Cikulur dan Desa Karya Jaya

Kecamatan Cimarga untuk bisa berangkat sekolah, dengan melewati

jembatan yang keadaanya sudah tidak layak guna. Namun mereka terpaksa

harus melewati jembatan tersebut, karena jembatan itu merupakan satu

satunya akses terdekat menuju sekolah mereka.

83
Setelah mendapatkan informasi dari tim redaksi news RCTI mengenai

jembatan gantung ini. tim CSR MNC Media melakukan survey ke lapangan

untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai masalah sosial apa yang

berkembang, dianggap penting, dan mendesak di daerah Lebak Banten ini.

Setelah dilakukannya wawancara mendalam dengan SectionHead CSR

MNC Media Hendra Eteng, didapatkan lah hasil observasi sebagai berikut:

“…Setelah mendapatkan informasi dari tim redaksi news RCTI, tim CSR
MNC Media melakukan survey ke daerah tersebut. Selama proses survey
kami ditemani oleh LSM Yayasan Relawan Kampung Indonesia yang
diketuai oleh bapak Arif Kirdiat. Sebelumnya memang kami sudah
melakukan komunikasi dengan pak Arifmelalui email dan telpon. Dalam
perjalanan survey ditemukan tiga jembatan yang rusak di daerah tersebut,
diantaranya jembatan di Ujung Kulon, Tanjung Lesung, dan Lebak. Selain itu
kami juga melakukan komunikasi dengan warga untuk mencari informasi
seberapa pentingnya jembata bagi warga disana. Selama kami berinteraksi
dengan warga, kami menemukan fakta Bahwasanya anak Sekolah Dasar
(SD) yang bernama Zahidi menjadi korban akibat menggunakan jembatan
rusak yang ada di Lebak untuk berangkat sekolah. Karena keadaan
jembatan yang tinggal tersisa besi sling atas dan bawah, Zahidi tergelincir
dan jatuh ke tanah, akibatnya ia mengalami patah tulang belakang, yang
mengharuskan ia terseletak dikasur selama satu tahun…”5

Hal ini diperkuat juga oleh pernyataan dari Arif Kirdiat sebagai koordinator

relawan kampung :

“…Selama proses observasi saya menemani tim CSR MNC, dan


menenjukan bahwa di daerah ini terdapat tiga jembatan yang rusak dan
memerlukan renovasi total. Yaitu jembatan yang ada di Ujung Kulon,
Tanjung Lesung, dan Lebak. Saya menjelaskan satu persatu latar belakang
ketiga jembatan gantung tersebut rusak. Salah satunya yang saya jelaskan
jembatan yang di daerah Lebak. Jembatan itu rusak sejak tahun 2012,
karena banjir yang cukup besar pada waktu itu. akibatnya lantai jembatan
hilang tak tersisa, yang tersisa hanya besi sling yang ada dibagian atas dan
bawah. Dengan keadaan yang seperti ini, otomatis jembatan tidak bisa
5
Obcit bapak Hendra Eteng

84
digunakan lagi. Namun karena jembatan ini merupakan jembatan yang
banyak digunakan warga untuk lalu lalang, misalnya untuk ke sekolah dan
bekerja. Warga terpaksa melewati jembatan itu dengan berpegangan dengan
bahan yang tersisa pada jembatan itu. karena jika tidak melewati jembatan
ini, maka warga harus memutar sejauh 10 kilo meter, untuk bisa sampai ke
tempat tujuan mereka. Selain itu pada kegiatan survey ini saya juga
menemani tim CSR MNC melakukan komunikasi langsung dengan warga
terkait dengan pengadaan program pembangunan jembatan gantung….”6

Setelah data dan fakta dikumpulkan pada proses survey lapangan, tim CSR

MNC melaporkan hasil survey tersebut kepada manajemen MNC sebagai

pihak pengambil keputusan. Dalam rapat yang dilakukan bersama

manajemen MNC, akhirnya diputuskanlah jembatan yang ada di Lebak yang

akan dijadikan program CSR MNC. Alasan manajemen MNC memilih

jembatan yang ada di Lebak sebagai program CSR perusahaan adalah,

karena jembatan ini memiliki ukuran lebih besar dibanding kedua jembatan

yang lain, yaitu memiliki lebar 1 meter, panjang sling utama 100 meter, dan

panjang lantai 60meter. Selain itu jembatan ini juga lebih banyak digunakan

warga karena menghubungkan dua kecamatan, yaitu kecamatan Cimarga

dan kecamatan Cikulur. Fakta tentang adanya korban akibat rusaknya

jembatan gantung ini juga menjadi alasan manajemen MNC melakukan

program CSR pada jembatan ini.

6
Wawancara dengan bapak Muhammad Arif Kirdiat sebagai koordinator LSM Relawan
Kampung Indonesia. Tanggal 26 Mei 2015. Di mall Slipi Plaza

85
2. Perencanaan dan Penyusunan Program (Planning and

Programming)

Setelah ditemukannya fakta yang ada, maka tahap selanjutnya adalah

pembuatan rencana dan program CSR pada bidang infrastruktur, yang

diwujudkan dalam program CSR pembangunan jembatan gantung di adakan

di daerah Lebak, dengan tujuan membantu masyarakat daerah Lebak dalam

menyelesaikan masalah infrastruktur di daerah ini. Dimana dengan rusaknya

jembatan ini, aktifitas masyarakat menjadi terhambat karena jembatan ini

merupakan akses terdekat menuju sekolah atau tempat kerja mereka.

Program pembangunan jembatan gantung ini ditujukan untuk masyarakat

daerah Lebak, yang notabennya adalah penduduk desa dengan tingkat

ekonominya rendah. Dimana mereka biasa menggunakan jembatan gantung

ini untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari. Hal ini sesuai dengan

pernyataan dari bapak Hendra Eteng, sectionhead CSR MNC Media :

“…Jembatan gantung ini berada dipelosok desa, masyarakatnya juga masih


tradisional sekali, rata rata pekerjaan mereka adalah berkebun. Maka dari itu
ketika kita datang untuk mengadakan perbaikan total pada jembatan itu,
mereka menyambut baik sekali, karena mereka memang menggunakan
jembatan itu sehari hari untuk bolak baik mengambil hasil kebun mereka…”7

Dengan adanya masalah ini, divisi CSR MNC Media merancang sebuah

program dengan melibatkan LSM Yayasan Relawan Kampung Indonesia

sebagai pihak yang menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat

penerima bantuan CSR. Melakukan pertemuan dengan perangkat desa

untuk menjelaskan tujuan dan rencana diadakannya pembangunan jembatan


7
Obcit bapak Hendra Eteng

86
gantung ini. Dimana divisi CSR MNC Media merencanakan proses

pembangunan jembatan gantung ini dilakukan oleh warga desa secara

gotong royong. Oleh karen itu divisi CSR MNC Media membangun

komunikasi dengan perangkat desa agar, mereka menyampaikan kepada

warga mengenai tujuan dan rencana pembangunan jembatan gantung ini.

sekaligus menanyakan ketersediaan mereka untuk membantu dalam proses

pembangunannya nanti.

Terlibatnya perangkat desa dalam proses pembangunan jembatan gantung

ini, juga untuk membantu divisi CSR dalam mensosialisasikan program CSR

sekaligus membantu divisi CSR MNC Media dalam memantau proses

pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten.

Selain itu divisi CSR MNC Media juga melakukan komunikasi dengan

departemen pekerjaan umum daerah Banten, dalam melakukan izin

penggunaan design jembatan yang sebelumnya digunakan dalam Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang diselenggarakan oleh PU

Banten. Serta menentukan waktu serta Rancangan Anggaran Bangunan

(RAB) yang tepat pada program CSR pembangunan jembatan gantung.

Seperti yang dikatakan oleh bapak Hendra Eteng :

“…Dalam perencanaan suatu program CSR kita mesti tau siapa saja yang
terlibat didalamnya. Disini kami melibatkan bapak Arif sebagai koordinator
relawan kampung, jadi kalo ada apa apa kami berhubungnnya dengan
beliau. Selain itu kami juga melibatkan perangkat desa untuk membantu
dalam proses sosialisasi kepada warga tentang program CSR ini, sekaligus
menanyakan ketersediaan warga desa untuk membantu secara sukarela
dalam proses pembangunannya nanti. Karena disini kami hanya memberikan
bantuan berupa bahan dan alat bangunan, sedangkan pada proses
pembangunannya warga yang menjalankan. Namun kami tetap melakukan

87
control pada saat proses pembangunan. Dan untuk design jembatan, kita
pake design lama yang dibuat oleh PU Banten, maka dari itu dalam proses
perencanaan program ini kita juga melakukan komunikasi dengan PU Banten
untuk izin menggunakan design mereka…”8

Bapak Arif sebagai koordinator relawan kampung juga membenarkan

pernyataan dari bapak Hendra. Berikut penuturannya:

“…Saya ikut menemani tim CSR MNC selama melakukan interaksi dengan
perangkat desa, karna saya juga ikut terlibat dalam proses sosialisasi
program CSR ini. Dan setelah kita lakukan sosialisasi, warga desa
menyatakan bersedia terlibat dalam proses pembangunan jembatan gantung
ini. Bahkan warga sangat menantikan kehadiran donatur untuk memperbaiki
total jembatan ini. Warga jadi sangat senang dan bersemangat dengan
adanya bantuan dari MNC…”9

Setelah proses komunikasi dengan pihak terkait pada program CSR

pembangunan jembatan gantung ini selesai dilakukan. Langkah selanjutnya

adalah membuat Perencanan Anggaran Bangunan (RAB). Dalam hal ini

divisi CSR MNC Media meminta bapak Arif sebagai koordinator LSM relawan

kampung Indonesia untuk membuat RAB. Keputusan ini diambil karena divisi

CSR MNC Media melihat bahwa bapak Arif lebih mengetahui apa saja yang

dibutuhkan dalam pembangunan jembatan gantung ini. selain itu faktor

kurangnya sumber daya manusia pada divisi CSR juga menjadi penyebab

perencanaan anggaran diserahkan kepada Arif. Sesuai dengan pernyataan

Hendra :

“…Kita menyerahkan pembuatan RAB kepada bapak Arif, karena kita gak
punya banyak waktu buat nyari tau bahan apa saja yg dibutuhin dan berapa
banyak yang dibutuhin. SDM kta juga sedikit, dan pembangunan jembatan
8
Obcit bapak Hendra Eteng
9
Obcit bapak Arif Kirdiat

88
gantung ini sifatnya mendesak untuk segera dilakukan perbaikan total. Dan
akhirnya kita memutuskan bapak Arif lah yang kita minta untuk membuat
RAB nya. Disamping itu juga, dia lebih tau bahan dan alat apa saja mesti
dibeli dan apa saja yang sekiranya masih bisa digunakan. Jadi tidak semua
bahan dan alat dalam pembangunan jembatan gantung ini kita beli baru. Ini
dilakukan untuk meminimalisir budget, karena dalam pembangunan
jembatan sepanjang 60 meter ini membutuhkan biaya yang cukup besar…”10

Pernyataan senada juga dituturkan oleh Arif :

“…Iya saya diminta oleh MNC untuk RAB program CSR ini. Selama proses
menyusun RAB, saya melakukan survey harga di beberapa matrial yang ada
di kawasan Lebak Banten. Mengecek ke lapangan bahan dan alat bangunan
apa saja yang masih bisa digunakan, dan apa saja yang mesti dibeli. Serta
memperkirakan berapa banyak bahan dan alat yang dibutuhkan untuk
membangun jembatan gantung ini. Pada proses perencanaan anggaran ini
saya tidak bekerja sendiri, tapi dibantu juga oleh rekan lainnya yang
tergabung dalam Yayasan Relawan Kampung Indonesia. Ikut membantu
dalam mengitung dan memperkirakan berapa banyak bahan yang
dibutuhkan, agar RAB tepat sasaran dan semuanya berjalan sesuai dengan
yang direncanakan...”11

Setelah RAB program CSR pembangunan jembatan gantung ini selesai

dilakukan. Proses selanjutnya adalah menyerahkan hasil RAB tersebut

kepada bapak Hendra sebagai sectionhead CSR MNC Media. Setelah itu

manajemen MNC lah yang memutuskan RAB ini diterima atau masih

memerlukan revisi. Seperti yang dikatan oleh bapak Hendra :

“…RAB yang dibuat oleh bapak Arif untuk pembangunan jembatan gantung
ini sebesar Rp 148.962.500,- sebelumnya saya cek terlebih dahulu, setelah
itu saya serahkan kepada manajemn MNC sebagai pihak yang memutuskan
RAB ini sesuai atau tidak. Setelah dicek oleh manajemen, akhirnya RAB
disetujui. Dan proses selanjutnya masuk ke bagian keuangan perusahaan,
dan nanti bagian keuangan perusahaan lah yang memberikan sumbangan

10
Obcit bapak Hendra Eteng
11
Obcit bapak Arif Kirdiat

89
itu ke LSM relawan kampung Indonesia, sebagai wadah yang diberikan
kepercayaan oleh MNC dalam mewujudkan program pembangunan
jambatan gantung itu…”12

3. Melakukan Tindakan dan Berkomunikasi (Taking Action and

Communication)

Rencana yang telah disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang

matang berdasarkan fakta dan data yang didapatkan, kemudian

dikomunikasikan atau diimplementasikan sebagai program CSR

pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten, sehingga persepsi publik

dapat terbentuk dengan baik.

Pada pelaksanaannya, divisi CSR MNC Media mengambil tindakan pada

bagian yakni, melakukan tinjauan langsung ke lapangan dan melakukan

komunikasi dengan masyarakat sekitar untuk mengumpulkan data dan fakta

sebelum dirancangnya sebuah program CSR. Mengambil keputusan

program CSR ini akan dilakukan seperti apa pada bagian perencanaan dan

penyusunan program. Melakukan sosialisasi kepada perangkat desa tentang

program CSR ini, dan melakukan evaluasi setelah program CSR

pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten ini selesai.

Tindakan komunikasi yang dilakukan divisi CSR MNC Media dalam program

CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten, dijabarkan

berdasarkan audience sebagai berikut :

12
Obcit bapak Hendra Eteng

90
a. Perangkat Desa Kecamatan Cikulur dan Kecamatan Cimarga

Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2007

tentang perseroan terbatas, pasal 1 butir 3 adalah “tanggung jawab sosial

dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam

pembnagunan berkelanjutan guna meningkatkan perseroan sendiri,

komunitas setempat, maupun masyrakat pada umumnya.” Berkaitan dengan

hal ini maka MNC mengadakan program CSR untuk menunjukan

kepeduliannya terhadap masyarakat, khususnya masyarakat di daerah

terpencil yang minim infrastruktur.

Pelaksanaan kegiatannya adalah program CSR pembangunan jembatan

gantung di Lebak Banten. Tujuannya membantu masyarakat dalam

memecahkan persoalan yang ada didaerah mereka, dalam hal ini adalah

kerusakan jembatan yang menjadi akses utama untuk beraktivitas.

Disamping itu dengan adanya program CSR ini, diharapkan dapat

membentuk citra baik MNC.

Untuk mewujudkan program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak

Banten ini, dibutuhkan komunikasi yang baik dengan lapisan masyarakat

yang ada di daerah ini. Maka dari itu divisi CSR MNC memilih melakukan

pendekatan dengan perangkat desa seperti kepala desa, RW, dan RT yang

ada di kecamatan Cikulur dan Cimarga. Ini dilakukan untuk mengefisiensi

waktu, karen jika divisi CSR MNC melakukan komunikasi langsung dengan

warga, maka dapat dipastikan waktu yang dibutuhkan akan sangat panjang.

91
Sosialisasi program CSR pembangunan jembatan gantung dilakukan oleh

divisi CSR MNC Media kepada perangkat desa, setelah itu perangkat desa

menyampaikan kepada warga di kedua kecamatan tersebut. Dengan cara

mengumpulkan warga di sekolah yang ada di Desa Karya Jaya. Sosialisasi

dari kepala desa kepada warga, dilakukan dua kali. Karena program

pembangunan jembatan gantung ini melibatkan warga dari dua kecamatan

yang berbeda. Materi yang disampaikan pada sosialisasi dari perangkat desa

ke warga adalah menjelaskan bahwa yang mendonaturi pembangunan

jembatan gantung ini adalah MNC, ini dilakukan agar tercapainya public

understanding. publik menjadi lebih mengatahui dan mengenal MNC dengan

segala kinerjanya sehingga menciptakan suatu citra positif di mata publik.

Citra positif perlahan-lahan terbentuk sejalan dengan pemberitaan-

pemberitaan atau publikasi positif perusahaan. Seperti penuturan dari bapak

Nabhani sebagai penanggung jawab sementara Kepala Desa Cimarga desa

Karya Jaya, yang ikut dalam kegiatan sosialisasi kepada masyarakat:

“…kita lakukan sosialisasi dua kali di sebuah sekolah di Desa Karya Jaya.
Proses sosialisasi dilakukan berdasarkan arahan dari pihak MNC kepada
kita. Pertama kami harus memberitahu kepada warga kalo kegiatan
pembangunan ini dilakukan oleh MNC sebagai donator. Kedua kami
menjelaskan kalo mereka hanya memberikan sumbangan berupa bahan
bangunan dan mereka menginginkan warga yang menjalankan
pembangunannya, kami juga menjelaskan kenapa hal ini dilakukan kepada
warga. Dan setelah itu kami tanyakan, warga sangat bersedia jika memang
pembangunan jembatan gantung ini dilakukan oleh warga secara sukarela.
Karena memang mereka sangat membutuhkan jembatan ini untuk direnovasi

92
total. Setelah mereka menyatakan bersedia, kami langsung laporan kepada
pihak MNC. dan setelah itu kami jelaskan mengenai sistem kerja…”13

Hasil wawancara yang penulis lakukan dengan bapak Lukman ketua RW 04

Desa Karya Jaya Kecamatan Cimarga, juga sesuai dengan pernyataan

sebelumnya dari bapak Nabhani, sebagai berikut :

“…sebelumnya kita dikumpulkan di kantor kecamatan Cimarga, disana ada


banyak perangkat desa yang datang, dari Kecamatan Cimarga dan Cikulur.
Selama pertemuan, pihak MNC menjelaskan bahwa mereka akan
memberikan donasi berupa sumbangan bahan dan alat bangunan untuk
membangun jembatan gantung di Lebak Banten. Namun pada proses
pembangunannya nanti, MNC ingin masyarakat sekitar yang
membangunnya. Oleh karena itu MNC menanyakan ketersediaan warga
untuk membangun jembatan gantung ini secara sukarel. nah pas kita
lakukan sosialisasi ke warga, kita tanyakan kepada mereka apakah mereka
bersedia membangun jembatan gantung ini secara sukarela. Dan ternyata
memang mereka menyambut baik kabar ini, dan mereka bersedia bergotong
royong dalam membangun jembatan gantung ini…”14

Selain itu, dalam sosialisasi ini juga disampaikan sistem kerja. Dimana setiap

harinya dibutuhkan 15 sampai dengan 20 orang warga, dengan dibantu 4

orang tenaga ahli untuk bergotong royong membangun jembatan ini. dan

jadwal kerja dibagikan berdasarkan urutan RW dan RT yang ada di

kecamatan Cikulur dan Cimarga. Sesuai dengan penuturan dari bapak

Nabhani :

“…Sistem kerja ini kita lakukan lewat rembukan dengan perangkat desa lain
dan bapak arif juga sebagai koordinator relawan kampung. Sistemnya kita

13
Wawancara dengan bapak Nabhani sebagai Penanggung Jawab Sementara kepala Desa Cimarga.
Tanggal 2 Juni 2015 di Kantor Kecamatan Karya Jaya
14
wawancara dengan bapak Lukman sebagai ketua RW 04 Desa Karya Jaya Kecamatan
Cimarga
Tanggal 2 Juni 2015, di rumah bapak Lukman

93
rendom mbak, jadi setiap hari kita gilir RT yang ada di di kedua kecamatan
ini. Misalnya RW 1 RT 01 wajib mengirimkan warganya untuk gotong royong
di pembangunan jembatan sebanyak 15 sampai 20 orang, besoknya RW 1
RT 02 ngirimin lagi warganya buat gotong royong di pembangunan jembatan
ini, dan begitu seterusnya sampe pembangunan jembatan ini selesai. Dan
kita juga menerapkan gotong royong besar setiap hari jum’at, pada hari ini
siapa saja boleh terlibat dalam kegiatan pembangunan jembatan gantung
ini…”15

Dari uraian wawancara dengan 2 narasumber di atas, maka dapat

disimpulkan pada proses perencanaan dan penyusunan program,

manajemen MNC mengambil keputusan bahwa. kegiatan CSR ini bersifat

Philantrophy, artinya MNC sebagai perusahaan yang peduli akan masalah

sosial di masyarakat, menyumbangkan sebagian dari keuntungan

perusahaan untuk membantu masyarakat daerah Lebak Banten dalam

merenovasi total jembatan gantung yang rusak didaerah Lebak Banten.

Dalam mengimplementasikan program ini, divisi CSR MNC Media dibantu

oleh bapak Arif Kirdiat sebagai koordinator Yayasan Relawan Kampung

Indonesia dalam menjembatani antara MNC dengan perangkat desa, PU,

dan warga desa. Selain itu bapak Arif juga membantu divisi CSR MNC Media

dalam membuat RAB. Karena manajemen MNC memutuskan bahwa

kegiatan CSR ini bersifat Philantrophy, maka proses pembanguan jembatan

gantung ini dilakukan oleh warga. Dimana sistem dan pengaturan jadwal

kerja diatur oleh perangkat desa dan bapak Arif Kirdiat sebagai koordinator.

Setelah proses sosialisasi selesai dilakukan, RAB sudah disetujui oleh

manajemen MNC sebagai pihak yang mengambil keputusan, dan warga

15
Obcit bapak Nabhani

94
bersedia membangun jembatan tersebut dengan sukarela. Akhirnya

diputuskanlah waktu pelaksanaan pembangunan jembatan gantung ini pada

tanggal 12 September 2014, dan direncanakan selesai pada buan November

2014.

b. Media Relation MNC Media

Dalam melaksanakan kegiatan CSR, peran Media Relations atau lebih

dikenal dengan Public Relations MNC Media sangat berpengaruh. Tidak

hanya pada kegiatan CSR saja, semua kegiatan yang dilakukan perusahaan

membutuhkan peran Media Relations, hal ini dilakukan agar segala kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan, dapat diketahui publik. Agar menimbulkan

awareness dan timbul pemahaman masyarakat terhadap perusahaan,

sehingga citra baik perusahaan dapat terbentuk dibenak publik.

Hubungan kerja antara CSR MNC Media dengan Media Relations selalu

sinergis, ini dilakukan untuk mencapai tujuan dari perusahaan yang

dilakukan melalui kegiatan CSR. Media Relations bertanggung jawab untuk

mempublikasikan segala kegiatan yang dilakukan CSR, ini dilakukan untuk

mendapatkan perhatian publik, karena setiap kegiatan yang dilakukan oleh

CSR memiliki campain yang positif bagi masyarakat. Begitu juga dengan

program CSR pembangunan jembatan gantung ini, Media Relations

melakukan tanggung jawabnya untuk mendapatkan awareness dari

masyarakat. Namun karena program CSR ini dilakukan untuk membantu

masyarakat dalam membangun atau memperbaiki infrastruktur yang rusak

pada daerah tertentu, maka Media Relations tidak melakukan publikasi

95
terhadap masyarakat luas. misalnya seperti program CSR sunatan massal di

Surabaya, dimana pada program ini membutuhkan publikasi melalui media

on air atau off air sebelum program CSR itu terselenggara. Ini dilakukan

untuk menimbulkan awareness pada masyarakat, sehingga di pada saat

program CSR berjalan, banyak masyarakat yang membawa anak laki-laki

nya untuk disunat. Dalam hal ini sectionhead Media Relations MNC Media

bapak Leo menjelaskan, peran Media Relations dalam program CSR

pembangunan jembatan gantung saat wawancara :

“…Program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten, bukan


sebuah promo yang mendatangkan orang banyak, tetapi ini merupakan
kegiatan yang spesifik dan segmentit di daerah tertentu. Jadi lebih
membutuhkan kerjasama dibandingkan dengan promosi kegiatan. Jadi
bentuk kerjasamanya misalnya dengan pemerintah setempat, perangkat
desa setempat, warga desa, dan lapisan masyarakat lainnya, agar program
CSR pembangunan jembatan gantung ini dapat berjalan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Jadi kita lebih melakukan sosialisasi manfaat dari
pada sifatnya promo…”16

Setiap program CSR yang dilakukan perusahaan memiliki tujuan masing

masing pada publikasinya. Pada program CSR pembangunan jembatan

gantung di Lebak Banten ini, bukti kongkrit yang dilakukan Media Relations

adalah publikasi kegiatannya. Ini sesuai dengan yang dikatakan oleh bapak

Leo:

“…Kegiatan yang Media Relations lakukan terhadap program CSR


pembangunan jembatan gantung ini adalah publikasi kegiatannya. Karena
kegiatan ini hanya melibatkan masyarakat pada daerah tertentu, makanya
bentuk publikasinya kita ubah. Karena memang setiap kegiatan CSR
memiliki publikasi yang berbeda beda, sesuai dengan tujuan dan sasaran
16
Wawancara dengan bapak Leo Joanes Sunu sebagai sectionhead Media Relations MNC
Media. Tanggal 18 Juni 2015. Di ruang Meeting lt 26 Gedung MNC tower

96
yang dicapai pada kegiatan CSR tersebut. Publikasi kegiatan ini kami
lakukan agar diketahui publik, sehingga image perusahaan dapat terbentuk
melalui kegiatan CSR ini. Sehingga masyarakat memandang bahwa MNC
merupakan perusahan yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu isu
sosial dan kemasyarakatan. Bukan perusahaan yang hanya memikirkan
keuntungan saja…”17

Dalam publikasi kegiatannya, Media Relations memberikan informasi melalui

email kepada semua media yang ada dibawah MNC Grup bahwa, MNC akan

mengadakan program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak

Banten. Setelah itu kebijakan dari redaksi masing masing media ingin

mengemas beritanya seperti apa. Seperti penuturan dari bapak Leo :

“…Kita informasikan kepada semua media yang ada di MNC Grup dari jauh
jauh hari. Bahwa MNC akan mengadakan kegiatan pembangunan jembatan
gantung di Lebak Banten. Setelah informasi disampaikan, masing masing
media mengirim wartawan untuk meliput kegiatan tersebut. Nah setelah
diliput, pengemasan berita tergantung dari kebijakan dan gaya dari masing
masing media. Namun tidak semua media yang ada di MNC meliput kegiatan
ini. Pada program CSR pembangunan jembatan gantung ini media yang
meliput adalah, Koran Sindo, Sindonews.com, okezone.com, sindo trijaya fm,
dan beberapa program berita tv yang ada di RCTI, Global tv, dan MNC…” 18
Selain itu pemasangan benner dan woro-woro MNC juga dilakukan untuk

meningkatkan awerness masyarakat terhadap program CSR, sekaligus

untuk mengingatkan daya ingat masyarakat terhadap keberadaan MNC

ditengah mereka. Dengan adanya hubungan kerja yang sinergis antara CSR

MNC Media dengan Media Relations MNC Media, maka citra perusahaan

tidak hanya terbentuk pada masyakarat penerima CSR saja, namun

masyarakat lain yang tidak menerima bantuan CSR juga dapat memberikan

17
Obcit bapak Leo
18
Obcit bapak Leo

97
penilaian baik terhadap reputasi dan citra perusahaan. Melalui program CSR

ini, perusahaan mendapatkan dua manfaat sekaligus, dianataranya dapat

membantu warga memperbaiki infrastruktur yang rusak, dan membentuk

citra baik perusahaan dibenak publik secara luas. perlahan citra perusahaan

akan terbentuk dengan adanya pemberitaan yang baik.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses manajerial yang biasa

dilakukan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas PR. Pada tahap ini

divisi CSR sebagai divisi yang menyelenggarakan program CSR, melakukan

evaluasi apakah perencanaan yang dibuat berjalan dengan baik atau tidak?

Pesan yang disampaikan kepada audience diterima dengan baik atau tidak?

Kemudian bagaimana respon masyarakat yang menerima bantuan CSR ini?

Dalam evaluasi program pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten

ini, divisi CSR membaginya berdasarkan audience sebagai berikut :

a. Perangkat Desa Kecamatan Cikulur dan Kecamatan Cimarga

Hasil akhir yang didapat divisi CSR MNC Media pada program CSR

pembangunan jembatan gantung ini adalah, adanya dukungan penuh yang

diberikan perangkat desa, tokoh masyarakat, dan seluruh warga desa dalam

mensukseskan program CSR ini. Perencanaan yang dibuat oleh divisi CSR

besama dengan koordinator relawan desa, juga berjalan dengan baik. Hal ini

terbukti dengan selesainya pembangunan jembatan gantung sesuai dengan

98
target, yakni selesai dalam kurun waktu 2 bulan, September sampai

November 2014.

Selain itu selama proses pembangunan jembatan, warga dipantau terus oleh

perangkat desa dan bapak Arif sebagai koordinator relawan, karena dalam

membangun sebuah jembatan dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian,

sehingga dibutuhkan penjagaan dan pemantauan dari perangkat desa dan

koordinator relawan sebagai pengawas pelaksanaan program CSR

pembangunan jembatan gantung ini. Seperti yang dikatakan oleh bapak Arif

berikut :

“…proses pengerjaan pembangunan jembatan ini memakan waktu kurang


lebih 60 hari kerja, yaitu pada bulan September sampai November 2014.
Dengan melakukan observasi awal pada bulan Juni-Juli. Alhamdulillah
semua berjalan dengan baik, semangat warga bergotong royong dalam
membangun jembatan gantung ini, membuat pembangunan selesai tepat
waktu. Saya bersama perangkat desa juga turut memantau proses
pembangunan jembatan gantung ini setiap hari, agar semua proses berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan…”19

Setelah jembatan gantung ini selesai dibangun, MNC meletakan prasasti di

ujung jembatan, yang menegaskan bahwa jembatan ini dibangun oleh MNC

dan ditanda tangani langsung oleh bapak Harry Tanoesoedibjo sebagai CEO

MNC grup. Seperti yang dikatan oleh bapak Hendra :

“…setelah jembatan gantung ini selesai dikerjakan, kita lakukan peresmian


padan tanggal 25 November 2014. Pada peresmian ini kita adakan acara
peletakan prasasti di ujung jembatan gantung. Yang di tanda tangani
langsung oleh bapak Harry Tanoesoedibjo sebagai CEO MNC grup. Prasasti
ini menandakan bahwa jembatan gantung ini dilakukan oleh MNC sebagai
bentuk kepedulian perusahaan terhadap permasalahan di masyarakat.

19
Obcit bapak Arif Kirdiat

99
Selain itu dengan adanya prasasti ini tidak ada gap atau manipolitik yang
mengatas namakan kepemilikan dari jembatan ini…” 20

Disamping itu peneliti juga melakukan wawancara dengan bapak Uqi

sebagai salah satu warga yang tinggal di Desa Karya Jaya. Wawancara

dilakukan untuk mengetahui apakah selama proses awal mulai dari

sosialisasi sampai pada pelaksanaan, semua telah berjalan dengan baik.

Dan bagaimana perasaan mereka dengan adanya bantuan pembangunan

jembatan gantung di Lebak Banten oleh MNC. berikut adalah penuturan dari

bapak Uqi :

“…dari proses sosialisasi itu kami tau bahwa yang menjadi donatur dalam
pembangunan jembatan gantung ini adalah MNC. Perangkat desa juga
menjelaskan kepada kami soal sistem kerja, apa yang mereka sampaikan
juga cukup jelas. Dan semua berjalan dengan lancar hingga proses
pembangunan ini selesai. Saya merasa senang dengan adanya bantuan dari
MNC, dengan begitu kami tidak perlu memutar sejauh 10 kilo meter lagi
untuk dapat menyebrangi sungai. Dan semua warga saya rasa menyambut
baik datangnya bantuan ini…”21

Hal senada juga disampaikan oleh bapak Iwan warga desa Cigoong

kecamatan Cikulur, berikut hasil wawancara penulis dengan bapak iwan :

“…intinya dari kegiatan sosialisasi yang dilakukan perangkat desa kepada


kami ya, yang menjadi donatur pembangunan jembatan gantung di Lebak ini
adalah MNC. kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian MNC kepada kami
yang tinggal di daerah terpencil. Dan saya sebagai rakyat kecil sangat
merasakan manfaat dari adanya pembangunan jembatan gantung oleh
MNC. karena emang jembatan ini sangat kami butuhkan biar deket kemana
mana gitu…”22

20
Obcit bapak Hendra Eteng
21
Wawancara dengan bapak Uqi sebagai warga desa Karya Jaya. Tanggal 2 Juni 2015 di
sekitar jembatan gantung Lebak Banten
22
Wawancara dengan bapak Iwan sebagai warga desa Cigoong. Tanggal 2 Juni 2015 di sekitar
jembatan gantung Lebak Banten

100
a. Media Relation MNC Media

Setiap pelaksanaan suatu kegiatan pasti selalu ada proses evaluasi yang

dilakukan. Ini untuk mengetahui dimana kekurangan kegiatan tersebut, dan

sejauh mana kegiatan ini dilaksanakan, apa sudah sesuai dengan rencana

atau tidak. Seperti yang dikatakan oleh bapak Leo :

“…iya pasti adalah, tapi paling evaluasinya kita cuma ngecek media apa aja
yang meliput kegiatan CSR ini. kenapa gak semua media meliput kegiatan
CSR perusahaan, soalnya media kita punya konten yang beda-beda.
Misalnya radio Global FM, gak mungkin nyiarin kalo MNC lagi ngadain
kegiatan CSR, soalnya konten dari radio itu adalah anak anak muda yang
lebih kepada hiburan. kalo radio Sido Trijaya FM baru bisa menyiarkan
kegiatan CSR perusahaan, soalnya kan radio sindo itu merupakan radio
berita, jadi masih memungkin kalo menyiarkan kegiatan CSR perusahaan.
terus evaluasi lain kita cek informasi yang dimuat sudah sesuai dengan
arahan kita tau belom. Itu aja sih paling evaluasinya…”23

Selain itu hubungan kerja yang sinergis antara divisi CSR MNC Media dan

Media Relation MNC Media dalam mempublikasikan kegiatan CSR,

memberikan efek yang luar biasa bagi perusahaan. Pemberitaan yang

ditayangan baik di media cetak, online, dan tv, menjadikan program CSR

pembangunan jembatan gantung ini dilihat dan dibaca oleh banyak orang.

Dengan begitu publik mengetahui bahwa MNC memiliki kepedulian terhadap

masyarakat, dengan terlaksananya program CSR pembangunan jembatan

gantung ini, sehingga publik memiliki penilaian baik terhadap perusahaan.

Berbicara mengenai evaluasi, sudah pasti terdapat hambatan atau masalah

yang mengganggu jalannya suatu kegiatan. Dalam hal ini divisi CSR juga

23
Obcit bapak Leo

101
menjabarkan hambatan apa saja yang mengganggu jalannya program CSR

pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten, diantaranya :

1. Hambatan karena cuaca. Proses pengerjaan pembangunan jembatan

memang dilakukan saat memasuki musim penghujan. Oleh sebab itu

proses pengeringan agak sedikit tertunda, seharusnya pengeringan

bisa diselesaikan dalam kurun waktu 40 hari, namun karena hujan

akhirnya proses pengeringan menjadi 50 hari.

2. Karena jembatan ini ada di dalam pelosok desa, maka akses material

bangunan untuk bisa sampai ke tempat tujuan agak sedikit susah.

Maka dari itu kita mengerahkan tenaga relawan lebih banyak dari

biasanya, untuk dapat membantu mengangkut material bahan

bangunan secara manual, agar bisa sampai ketempat tujuan.

3. Akses listrik dari PLN sering mati. Karena proses pembangunan

jembatan menggunakan alat berat seperti bor magnet, mesin cutting

besi, dan mesin lass. Jika semua digunakan secara berbarengan,

maka listrik akan padam. Oleh karena itu permasalahan ini

dipecahkan dengan cara menggunakan alat berat secara bergantian,

agar akses listri dapat terus digunakan, sehingga tidak mengganggu

proses pengerjaan.

4.3.3 Sembilan Tahap Strategi PR

Strategi PR memiliki arti rencana dalam melakukan suatu kegiatan, dengan

menyusun rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam

102
kegiatan PR dengan memperhatikan jumlah anggaran dan waktu kegiatan.

Strategi yang dilakukan oleh PR pada dasarnya mengacu pada visi misi

perusahaan, sehingga strategi yang dibuat harus berhubungan dengan

perencanaan yang telah tersusun dan berhubungan dengan tujuan

perusahaan. MNC adalah perusahaan media yang memiliki visi “menjadi

grup media dan multimedia yang terintegrasi, dengan fokus pada penyiaran

televisi dan konten berkualitas yang disiarkan melalui teknologi yang tepat

untuk memenuhi kebutuhan pasar.” Visi tersebut sejalan dengan misi yang

dilakukan oleh perusahaan, yaitu “memberikan konsep hiburan keluarga

terlengkap dan menjadi sumber berita dan informasi terpercaya di

Indonesia.”

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, dibutuhkan dukungan penuh dari

stakeholder. Salah satu yang menjadi stakeholder terpenting perusahaan

adalah masyarakat. Maka dari itu untuk mewujudkan kepedulian perusahaan

kepada masyarakat salah satunya adalah melalui program CSR perusahaan.

Dimana pada perencanaan dan prosesnya dibutuhkan strategi yang matang,

agar tujuan perusahaan dapat tercapai. 9 tahap strategi PR ini akan diurikan

dengan implementasi program CSR pembangunan jembatan gantung di

Lebak Banten sebagai berikut:

e. Fase Formative Research

adalah riset formatif yang dilakukan sebelum memulai sebuah program. Riset

program dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan

103
untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam perencanaan. Dalam

fase ini diperlukan tiga langkah yaitu:

Tahap 1 : Analisis Situasi (Analyzing the Situation)

Setelah mendapatkan informasi dari tim redaksi news RCTI tentang

kerusakan jembatan gantung yang ada di Lebak Banten. Divisi CSR MNC

Media melakukan analisis situasi mendalam dengan mendatangi langsung

lokasi tersebut. Pada tahap ini, divisi CSR MNC Media memperhatikan

kondisi masyarakat dan melakukan interaksi dengan masyarakat. Divisi CSR

MNC Media melihat peluang diadakannya kegiatan CSR pada daerah ini.

Dimana masyarakat akan sangat terbantu dengan diadakannya kegiatan

CSR ini, dengan begitu perusahaan akan mendapatkan keuntungan yakni

membentuk citra baik perusahaan.

Tahap 2 : Analisis Organisasi (Analyzing the Organization)

Langkah kedua dalam strategi perencanaan adalah proses mempengaruhi

audit public relations, yang artinya menganalisa kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki perusahaan yang biasa disebut analisa SWOT yang sudah

dibahas pada bagian atas.

Tahap 3 : Analisis Public (Analyzing the Public)

Pada tahap ini divisi CSR MNC Media menganalisis kunci publik utama

dalam masalah ini, ia adalah bapak Arif Kirdiat. Beliau merupakan ketua dari

LSM Yayasan Relawan Kampung Indonesia yang ada di Lebak Banten.

Ditentukannya bapak Arif sebagai publik kunci, selain karena beliau ketua

dari Yayasan Relawan Kampung Indonesia, ternyata beliau juga memiliki

104
latar belakang pendidikan yang bagus. Bapak Arif merupakan mahasiswa

lulusan Fakultas Hukum Universitas Tirtayasa Banten, dan magister studi

strategi di universitas Nanyang teknologi Singapure. Selain itu beliau juga

sering mengurus kegiatan seperti ini, jadi akan sangat tepat jika beliau

ditetapkan sebagai publik kunci dari kegiatan CSR ini.

f. Fase Strategi

Tahap dua dari proses perencanaan strategi, berurusan dengan hal

perencanaan membuat keputusan. Yang berhubungan dengan dampak yang

diharapkan dari komunikasi, serta sifat dari komunikasi itu sendiri

Tahap 4 : Menetapkan Tujuan Dan Sasaran (Establishing

Goals&Objectives)

Pada tahap ini tujuan yang hendak dicapai dengan diadakannya program

CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten adalah. Disamping

kewajiban perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial, seperti yang

tertuang pada undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan

terbatas. Tujuan lain adalah membantu masyarakat dalam memecahkan

permasalah yang ada di sekitarnya. Selain itu dengan diadakannya program

CSR ini diharapkan dapat menimbulkan awareness masyarakat terhadap

perusahaan, sehingga perlahan citra baik perusahaan terbentuk.

Tahap 5 : Perumusan Strategi Aksi Dan Respon

Pada tahap ini langkah yang diambil perusahaan, yang dilakukan oleh

manajemen MNC untuk mengimplementasikan program CSR pembangunan

jembatan gantung di Lebak Banten. Yaitu program CSR ini bersifat

105
Philantrophy, artinya MNC sebagai perusahaan yang peduli akan masalah

sosial di masyarakat, menyumbangkan sebagian dari keuntungan

perusahaan untuk membantu masyarakat daerah Lebak Banten. Dengan

cara merenovasi total jembatan gantung yang rusak ada didaerah ini. Dalam

mengimplementasikan program ini, divisi CSR MNC Media dibantu oleh

bapak Arif Kirdiat sebagai koordinator Yayasan Relawan Kampung Indonesia

dalam menjembatani antara MNC dengan perangkat desa, PU, dan warga

desa. Selain itu bapak Arif juga membantu divisi CSR MNC Media dalam

membuat RAB. Karena manajemen MNC memutuskan bahwa kegiatan CSR

ini bersifat Philantrophy, maka proses pembanguan jembatan gantung ini

dilakukan oleh warga. Dimana sistem dan pengaturan jadwal kerja diatur

oleh perangkat desa dan bapak Arif Kirdiat sebagai koordinator.

Tahap 6: merancang komunikasi efektif

Pada tahap ini divisi CSR MNC Media sebagai divisi yang menjalakan fungsi

PR, harus mengetahui sifat dari publik yang menjadi audience nya.

Masyarakat yang tinggal di pelosok desa, dengan tingkat pendidikan dan

ekonomi menengah lah, yang menjadi audience pada program ini. Pada

prakteknya divisi CSR MNC Media hanya melakukan sosialisasi dengan

perangkat desa dan koordinator relawan kampung. Hal ini dilakukan untuk

mengefisiensi waktu yang ada, karena pembangunan jembatan gantung ini

harus segera dilakukan, agar aktifitas warga dapat secepatnya berjalan

dengan normal. Setelah itu perangkat desa dan koordinator relawan

kampung lah yang melakukan sosialisasi kepada warga.

106
Dengan mengidentifikasi publik pada tahap ini, maka divisi CSR MNC Media

menggunakan bahasa yang sederhana dalam mensosialisaikan kegiatan

CSR kepada perangkat desa. Ini dilakukan agar mereka memahami apa

yang disampaikan dan yang ingin di tuju pada program CSR ini. Sehingga

proses sosialisasi yang nantinya dilakukan oleh perangkat desa kepada

warga, sesuai dengan arahan dari divisi CSR MNC Media sebelumnya.

Dengan begitu tercapainya public understanding pada proses penyampaian

informasi ini.

g. Fase Tactics

Selama fase taktik, berbagai alat komunikasi dianggap dan unsure-unsur

yang kelihatan rencana komunikasi diciptakan.

Tahap 7: memilih taktik komunikasi (Choosing Communications

Tactics)

Pada tahap ini divisi Media Relations MNC Media sebagai divisi yang

menjalankan fungsi PR dalam hal publikasi kegiatan, menentukan saluran

komunikasi yang tepat pada program CSR pembangunan jembatan gantung

di Lebak Banten ini. Karena program CSR ini dilakukan untuk membantu

masyarakat dalam membangun atau memperbaiki infrastruktur yang rusak

pada daerah tertentu, maka Media Relations tidak melakukan publikasi

terhadap masyarakat luas. Kegiatan CSR ini sifatnya spesifik dan segmentit,

oleh karen itu kegiatan yang Media Relations lakukan terhadap program

CSR pembangunan jembatan gantung ini adalah publikasi kegiatannya.

107
Karena kegiatan ini hanya melibatkan masyarakat pada daerah tertentu,

maka dari itu bentuk publikasi yang dilakukan sedikit berbeda dari yang

biasanya.

Karena setiap kegiatan CSR memiliki publikasi yang berbeda beda, sesuai

dengan tujuan dan sasaran yang dicapai pada kegiatan CSR tersebut.

Publikasi kegiatan ini lakukan agar diketahui publik, baik publikasi secara on

air (publikasi melalui pemberitaan di media massa) ataupun off air

(pemasangan benner, spanduk, dan woro-woro). Sehingga image

perusahaan dapat terbentuk melalui kegiatan CSR ini. Dan masyarakat

memandang bahwa MNC merupakan perusahan yang memiliki kepedulian

yang tinggi terhadap isu isu sosial dan kemasyarakatn.

Tahap 8: melaksanakan rencana strategis

Tahap ke delapan ini adalah menetapkan budget dan jadwal untuk

mengimlementasikan program yang akan dijalankan. Pada prakteknya divisi

CSR MNC Media meminta bapak Arif sebagai koordinator relawan untuk

membuat RAB. Keputusan ini diambil karena divisi CSR MNC Media

memandang bahwa bapak Arif lebih mengetahui apa saja yang dibutuhkan

dalam pembangunan jembatan gantung ini. Selama proses menyusun RAB,

bapak Arif melakukan survey harga di beberapa matrial yang ada di kawasan

Lebak Banten. Mengecek ke lapangan materi bangunan apa saja yang

sekiranya masih bisa digunakan, dan bahan serta alat apa saja yang mesti

dibeli. Serta memperkirakan berapa banyak bahan dan alat yang dibutuhkan

untuk membangun jembatan gantung ini. semua mesti dihitung dengan

108
perkiraan yang matang, agar RAB tepat sasaran dan semuanya berjalan

sesuai dengan yang direncanakan. Setelah semuanya dihitung ditetapkanlah

dalam RAB jembatan gantung sebesar Rp. 148.629.500,-

Selain itu jumlah warga yang terlibat dalam pembangunan jembatan gantung

setiap harinya sekitar 15 sampai 20 orang. Dengan dibantu oleh 4 tenaga

ahli dan diawasi oleh perangkat desa serta koordinator lapangan, agar

proses pembangunan sesuai dengan yang diharapkan. Dilain hal

pembangunan jembatan pastinya memerlukan adanya design bangunan,

namun pada prakteknya design bangunan jembatan gantung ini

menggunakan design bangunan yang lama. Dimana departemen pekerjaan

umum daerah Banten lah yang memilki design bangunan jembatan gantung

ini. Design bangunan jembatan ini dibuat pada saat Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang diselenggarakan oleh PU Banten,

yang mana kegiatan ini dilakukan secara mandiri oleh masyarakat dengan

alokasi bantuan dana dari pemerintah.

h. Fase Penelitian Evaluasi (Evaluating the Strategic Plan)

Tahap akhir ini berkaitan dengan evaluasi dan penilaian, memungkinkan

anda untuk menentukan sejauh mana tujuan yang telah dinyatakan dipenuhi

dan dengan demikian untuk mengubah atau melanjutkan kegiatan

komunikasi.

109
Tahap 9: mengevaluasi rencana strategi

Ini adalah tahap perencanaan terakhir dari 9 tahap strategi PR. Dimana pada

tahap ini divisi CSR mengevaluasi kembali semua perencanaan dan

penyusunan program serta memastikan informasi yang disampaikan ke

perangkat desa dan warga, sesuai dengan yang disampaikan sebelumnya

oleh divisi CSR MNC Media. Setelah memastikan semua sudah sesuai

dengan rencana, maka dilakukanlah implementasi pada program CSR

pembangunan jembatan gantung ini.

4.3.4 Indiator Keberhasilan Corporate Social Responsibility (CSR)

Indikator keberhasilan dalam melaksanakan program CSR yang di

kemukakan oleh Maskuroh (2013). Terdapat tiga poin yang didapatkan oleh

MNC sebagai perusahaan yang menjalankan program CSR pembangunan

jembatan gantung di Lebak Banten. Diantaranya :

1. Beberapa wilayah (desa, kecamatan dan kabupaten) yang telah

menjadi sasaran program. Dalam hal ini Desa Karya Jaya Kecamatan

Cimarga dan Desa Cigoong Kecamatan Cikulur Lebak Banten yang

menjadi sasaran program CSR pembangunan jembatan gantung ini.

2. Beberapa anggota (jiwa/persen) masyarakat / kelompok usaha

yang telah menikmati program-program. Karena program CSR ini

sifatnya pembangunan infrastruktur, maka sudah dapat dipastikan

bahwa warga Desa Karya Jaya Kecamatan Cimarga dan Desa Cigoong

110
Kecamatan Cikulur, dan warga desa lain di daerah Lebak Banten.

Dapat merasakan manfaat dari adanya jembatan gantung tersebut.

3. Bentuk sarana prasarana publik baik fisik maupun non fisik yang

telah disediakan oleh perusahaan. program CSR ini memang

merupakan bentuk sarana dan prasarana publik, yaitu jembatan

gantung yang ada di daerah Lebak Banten. Dimana jembatan gantung

ini menghubungkan dua kecamatan, yaitu kecamatan Cimarga dan

kecamatan Cikulur. Yang mana jembatan ini sangat dibutuhkan oleh

masyarakat, karena banyak masyarakat yang menggunakan jembatan

gantung ini untuk bisa cepat sampai ke tempat tujuan mereka.

4.3.5 Citra PT Media Nusantara Citra Tbk Dalam Kegiatan Pembangunan

Jembatan Gantung di Lebak Banten

Setelah melakukan beberapa tahap proses manajemen PR menurut Cutlip

dkk. (2005), pada program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak

Banten. Kini saatnya kita melihat bagaimana masyarakat membentuk citra

MNC setelah diselenggarakannya program CSR ini. Pada dasarnya, citra

perusahaan merupakan tanggung jawab setiap anggota perusahaan, mulai

dari top level management hingga level terbawah perusahaan. Untuk

menghasilkan citra perusahaan yang baik, kegiatan komunikasi yang

dilakukan haruslah sejalan dengan perilaku dan kinerja dari anggota

perusahaan itu sendiri.

111
MNC merupakan salah satu perusahaan media besar di Indonesia.

Mengenai citra perusahaan, sudah pasti masyarakat memiliki penilaian baik

terhadap perusahaan ini. Agar citra baik tersebut tetap terbentuk di benak

publik, maka MNC terus berinovasi dalam membuat suatu program CSR

yang di peruntukan bagi masyarakat luas Salah satunya adalah dengan

mewujudkan program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak

Banten, sebagai wujud kepedulian MNC terhadap masyarakat umum yang

memerlukan bantuan, terumata pada bidang infrastruktur. Hal ini sesui

dengan penuturan Bapak Hendra mengenai citra MNC:

“…Mengenai citra perusahaan, tentunya masyarakat mengenal dan menilai


baik MNC. karena MNC selalu hadir ditengah mereka, dengan menyajikan
berbagai tayangan yang mengedukasi, informative, juga menghibur. Selain
itu citra baik perusahaan media dapat diukur dengan ratting share program tv
kami yang semakin hari semakin meningkat, juga pemasukan iklan yang
terus meningkat disetiap tahunnya. Ini menjadikan MNC grup tetap berjaya
hingga memasuki usianya yang saat ini menginjak 26 tahun…”24

Citra yang baik dan kuat merupakan harta yang tak ternilai bagi perusahaan

manapun. Karena citra perusahaan yang handal, kuat dan kokoh akan

memberikan banyak sekali manfaat. Oleh karena itu MNC terus berinovasi

dalam menyelenggarakan kegiatan CSR lainnya, dan terus mencari

informasi dengan melakukan koordinasi dengan tim Peduli dari 3 TV FTA di

bawah Perseroan dalam melaksanakan kegiatan sosial meliputi pendidikan,

kesehatan/kesejahteraan masyarakat, kegiatan community development dan

program Peduli Lingkungan, agar program CSR tepat sasaran.

24
Obcit bapak Hendra Eteng

112
Pada bab II telah dijelaskan oleh Kriyantono bahwa salah satu komponen

pembentuk citra perusahaan adalah adanya komponen social responsibility.

Selain itu Sutojo dalam bukunya membangun citra perusahaan, juga

memaparkan manfaat citra baik perusahaan. Berikut 2 dari 5 manfaat citra

baik perusahaan, yang didapatkan MNC setelah melakukan kegiatan CSR

pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten :

1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap (mid and

long term sustainable competitive positions)

persaingan dunia media yang kian hari semakin ketat, membuat sebagian

besar perusahaan menyusun startegi pemasaran taktis. Namun pada

prakteknya tidak sedikit perusahaan yang bertahan lama dalam menjalankan

strateginya. Melalui program CSR yang telah dijalankan perusahaan sejak

tahun 1997, membuat perusahaan ini memiliki citra baik dan kuat. Dengan

terus melakukan program CSR, diharapkaan citra baik dapat terus terbentuk

dibenak masyarakat. Sehingga diusianya yang menginjak 26 tahun, MNC

dapat terus bersaing di tengah persaingan dunia media yang semakin ketat,

dengan bekal citra yang baik dan kuat yang dimilikinya.

2. Menjadi daya tarik eksekutif handal (attracting the best

executives available) MNC merupakan perusahaan besar, tidak

hanya bergerak dibidang media, tetapi bidang lainnya juga seperti

bisnis konten, pay TV, internet service, dan lainnya. Dengan nama

besar yang disandang MNC, dengan berbagai usaha yang dilakukan

selama 26 tahun berdiri, salah satunya dengan rutin mengadakan

113
program CSR perusahaan. Menjadikan daya tarik tersendiri bagi

eksekutif handal untuk dapat menjalankan roda operasi bisnis

sehingga berbagai tujuan usaha perusahaan jangka pendek dan

menengah dapat tercapai.

4.4 Pembahasan Hasil Penlitian

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, program CSR MNC saat ini

sedang fokus pada pembenahan infrastruktur di daerah tertinggal. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk kepedulian MNC terhadap infrastruktur daerah

tertinggal di Indonesia. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki

banyak daerah tertinggal yang sebenarnya memiliki sejuta potensi di

dalamnya. Tertinggalnya daerah tersebut disebabkan oleh banyak faktor,

diantaranya tingkat pendidikan yang rendah, kondisi ekonomi masyarakat

yang lemah, dan infrastruktur daerah seperti jembatan dan jalan raya yang

tidak memadai, sehingga masyarakat sulit untuk beraktifitas. Banyaknya

daerah yang tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia membuat

pemerintah masih terbata-bata dalam menyelesaikan masalah terebut. Oleh

sebab itu dibutuhkan pihak lain untuk dapat membantu pemerintah

menyelesaikan permasalahan ini.

Dengan latar belakang inilah MNC mewujudkan salah satu program CSR nya

yakni pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten. Alasan MNC

melaksanakan program CSR pembangunan jembatan gantung ini adalah,

MNC melihat dengan adanya infrastruktur yang memadai disuatu daerah,

114
dapat berpotensi mengembangkan daerah tersebut, baik masyarakatnnya,

pendidikannya, ataupun potensi lain yang terkandung didalamnya.

Divisi CSR MNC Media, merupakan divisi yang memilki tugas dan tanggung

jawab untuk menjalankan setiap kegiatan CSR yang telah di diputuskan oleh

manajemen MNC. Ini dilakukan agar MNC dapat fokus dalam menyusun

kegiatan sosial dan peka terhadap isu sosial yang berkembang di

masyarakat. Sehingga program CSR yang dilakukan perusahaan sesuai

dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Begitu pula dengan program

pembangunan jembatan gantung ini, diharapkan dengan terlaksananya

program CSR ini, masyarakat jadi terbantu dan merasakan manfaatnya

selama beberapa tahun kedepan.

Jenis CSR yang dilakukan oleh MNC adalah bentuk Corporate Philantrophy.

Dimana MNC memberikan sumbangan berupa bahan dan perlengkapan

bangunan secara sukarela. Sedangkan pada pelaksanaannya divisi CSR

MNC Media berkoordinasi dengan perangkat desa dan LSM Yayasan

Relawan Kampung Indonesia, yang di motori oleh bapak Arif Kirdiat sebagai

koordinator dalam kegiatan pembangunan jembatan gantung di Lebak

Banten. Proses pembangunan dilakukan oleh warga Desa Cigoong

Kecamatan Cikulur dan Desa Karya Jaya Kecamatan Cimarga. Dimana

sebelum proses pembangunan dilaksanakan, dilakukan sosialisasi terlebih

dahulu oleh perangkat desa dan Yayasan Relawan Kampung Indonesia.

Sosialisasi dilakukan untuk menjelaskan kepada warga tentang profile umum

MNC sebagai donator pembangunan jembatan gantung, sekaligus

115
menjelaskan bagaimana sistem dan jadwal kerja yang telah diatur oleh

perangkat desa dan koordinator relawan kampung.

Setiap pelaksanaan suatu kegiatan, pasti terdapat kendala yang dihadapi

selama kegiatan itu berlangsung. Begitu pula pada implementasi

pembangunan jembatan gantung ini. kendala teknis seperti cuaca yang tidak

menentu, akses jalan yang tidak memadai sehingga mobil pengangkut bahan

dan alat bangunan tidak mampu menjangkau tempat pembangunan, dan

pasokan listrik yang tidak memadai. Membuat pengerjaan sedikit

terganggung, sehingga tidak sesuai dengan target waktu penyelesaian yang

telah ditentukan pada proses perencanaan.

116
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan

mengenai Implementasi Program Corporate Social Responsibility PT Media

Nusantara Citra Tbk dalam Membentuk Citra Perusahaan (Studi Kasus

Pembangunan Jembatan Gantung di Lebak Bantentahun 2014), sebagai

berikut:

Implementasi Program CSR pembangunan jembatan gantung yang

dilakukan oleh MNC, telah berjalan sesuai dengan proses 4 tahap

manajemen PR menurut Cutlip dkk. Mulai dari proses mengidentifikasikan

masalah, membuat perencanaan dan menyusun program, melakukan

tindakan dan berkomunikasi, sampai dengan proses evaluasi, semua sudah

dijalankan dengan baik oleh divisi CSR MNC Media sebagai divisi yang

menjalankan program CSR. Dalam proses implementasi program CSR

pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten, divisi CSR dibantu oleh

LSM Yayasan Relawan Kampung Indonesia dan perangkat desa dari

kecamatan Cimarga dan kecamatan Cikulur. Selain itu divisi Media Relations

MNC Media juga melakukan publikasi kegiatan pada program CSR

pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten. Dengan melakukan

koordinasi dengan media yang ada dibawah MNC Grup untuk meliput

kegiatan tersebut. Ini dilakukan untuk membentuk brand image atau citra

baik perusahaan pada publik. Dengan berjalannya proses implemantasi pada

117
program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten oleh MNC,

citra baik perusahaan akan terbentuk dibenak publik. Selain itu, dengan

terbentuknya citra baik perusahaan lewat program CSR, perusahaan

mendapatkan dua manfaat citra baik perusahaan, yaitu Daya saing jangka

menengah dan panjang yang mantap (mid and long term sustainable

competitive positions), dan menjadi daya tarik eksekutif handal (attracting the

best executives available).

5.2 SARAN

Dari hasil kesimpulan pada penelitian ini, penulis memberikan saran

secara praktis, diantaranya:

1. Kendala teknis yang ditemukan pada saat implementasi jembatan

gantung, sebaiknya dapat diperkirakan oleh divisi CSR MNC Media.

Misalnya dengan cara menyelenggarakan kegiatan CSR

pembangunan jembatan gantung pada saat musim panas,

menyediakan listrik sesuai dengan kebutuhan karena pada proses

pembangunan jembatan dibutuhkan beberapa alat berat yang

membutuhkan pasokan listrik yang besar, dan menyediakan beberapa

gerobak besar untuk memudahkan warga mengangkut bahan dan

perlengkapan bangunan dari jalan ke tempat pembangunan. sehingga

proses pengerjaan tidak terganggu dan selesai sesuai dengan target

perencanaan.

118
2. Peneliti melihat program CSR pembangunan jembatan gantung yang

dilakukan oleh MNC sudah cukup bagus. Namun akan lebih baik jika

kegiatan pembangunan jembatan gantung ini juga dilaksanakan di

daerah lain. Karena kegiatan semacam ini sangat dibutuhkan oleh

warga yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia, yang luput dari

perhatian pemerintah. Dengan secara continue kegiatan semacam ini

dilakukan, maka dengan rata publik memandang citra baik MNC,

melalui kegiatan CSR ini.

3. Setelah program CSR pembangunan jembatan gantung ini selesai,

sebaiknya pihak MNC yang diwakilkan oleh divisi CSR dapat terus

menjaga hubungan baik dengan masyarakat yang menerima bantuan

CSR. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan baik antara

perusahaan dengan stakeholder, agar dapat terus mendukung

kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

119
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Cutlip, Scott M. dkk. 2005. Effective Public Relations Edisi Kelima. Jakarta:
Kencana Prenada Media

Effendy, Onong U. 2005.Ilmu Komunikasi: Teori Dan Praktek. Bandung: PT


Remaja Rosda Karya.

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relations Writing: Media Public Relations


Membangun Citra Korporat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ruslan, Rosady. 2008. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi:


Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ruslan, Rosady. 2008. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukada, dkk. 2007. Membumikan Bisnis Berkelanjutan: Memahami


Konsep&Praktik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jakarta:
Indonesia Business Links.

Sutojo, Siswanto. 2004. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: PT. Damar


Mulia Pustaka

Untung, Hendrik B. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar


Grafika

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada.

Salim, Agus. 2006. Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku Sumber
Untuk Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Tiara Wacana.

120
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Ambadar, Jackie. 2008. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Praktik


di Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Koputindo

Jefkins, Frank. 2004. Public Relations: Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit


Erlangga.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT


Remaja Rosda karya.

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social


Responsibility. Gresik: Fascho Publishing.

Kottler, Philip, Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing The
Most Good For Your Company and Your Cause. New Jersey: John
Wiley and Sons Inc. Hoboken

Budimanta, Arif. 2004. Corporate Social responsibility. Jakarta: ICSD

Wahyudi, Isa danBusyra A. 2011. Corporate Social Responsibility: Prinsip,


Pengaturan dan Implementasi. Malang: In-Trans Institute.

Rachman, Nurdizal M, dkk. 2011. Panduan Lengkap Perencanaan CSR.


Jakarta: Penebar Swadasa.

Suparmo, Ludwig. 2011. Aspek Ilmu Komunikasi dalam Public Relations.


Jakarta: PT Indeks.

Cutlip, Scott M. dkk. 2007. Effective Public Relations Edisi Kesembilan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ishak, Aswad. 2011. Public Relations dan Corporate Social Responsibility.


Jakarta: ASPIKOM

121
Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada

Ardianto, Elvinaro. 2004. Public Relations: Suatu Pendekatan Praktis Kiat


Menjadi Komunikator dalam Behubungan dengan Publik dan
Masyarakat. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

KajianLiteraturKajianLiteratur

Annual Report PT Media Nusantara Citra Tbk tahun 2013

Dokumentasi divisi CSR MNC Media tahun 2014

Indah Purnama. Evaluasi Implementasi Program CSR Pendidikan Bank


Indonesia Melalui Bantuan Beasiswa Universitas Indonesia Dan Universitas
Negeri Jakarta Periode 2012-2013. Universitas Mercu Buana, 2014

Zamira Ghardini. Strategi Humas Dalam Melaksanakan Program Corporate


Social Responsibility Perum Peruri Dalam Bentuk Mobil Klinik Sehat Keliling.
Prof.Dr. Moestopo (Beragama) 2009

Nikmatul Maskuroh. Implementasi Program Corporate Social Responsibility


(CSR) PT.PJB UP-Gresik.Skripsi Strata 1, (Gresik: Universitas Muhamadiyah
Gresik, 2013).

PublikasiElektronik

http://daerah.sindonews.com/read/975479/21/360-jembatan-di-lebak-rusak-
1426131763

http://suryanara.org/home/pembangunan-jembatan-desa-jayasari-
kecamatan-cimarga-kabupaten-lebak-banten/

122
LAMPIRAN

1
HASIL WAWANCARA

Lampiran 1

Informan Utama 1 : Bapak Hendra Eteng

Keterangan : SectionHead CSR MNC Media

Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Mei 2015

Tempat : Ruang Meeting lt 26 Gedung MNC tower


Jl.Kebon Sirih no 17-19

1. Bagaimana awal mula ide mengadakan pembangunan jembatan


gantung di Lebak Banten sebagai program CSR MNC Media?

Jawab : kami melihat liputan dari tim redaksi news RCTI dimana pada
liputan tersebut tegambar perjuangan anak anak melewati
jembatan yang rusak untuk bisa bersekolah. Padahal jaraknya
cuma 4 jam dari kota Jakarta, artinya ini tidak terlalu jauh. Dan
di liputan tersebut kita melihat betapa sulitnya keadaan
masyarakat disana

2. Motivasi apa yang melatar belakangi pelaksanaan program CSR


pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten?

Jawab : saat ini CSR MNC Media sedang fokus pada pembangunan dan
pembenahan infrastruktur darah tertinggal. kita melihat salah
satu faktor tertinggalnya sebuah daerah karena minimnya
infrastruktur yang ada di daerah tersebut. Dan melihat betapa
pentingnya infrastruktur seperti jalan atau jembatan bagi warga
yang tinggal di daerah terpencil, untuk mengambil hasil kebun,
bersekolah, dan lain sebagainya. Pembangunan jembatan
gantung di Lebak Banten merupakan wujud kepedulian MNC
terhadap masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, dan
sangat membutuhkan keberadaan infrastruktur yang memadai.

3. Bagaimana survey yang dilakukan oleh tim CSR MNC Media dalam
mewujudkan program pembangunan jembatan gantung ini?

Jawab : Setelah mendapatkan informasi dari tim redaksi news RCTI, tim
CSR MNC Media bersama dengan yang lain melakukan survey
ke daerah tersebut. Selama proses survey kami ditemani oleh
LSM Yayasan Relawan Kampung Indonesia yang diketuai oleh

2
bapak Arif Kirdiat. Sebelumnya memang kami sudah melakukan
komunikasi dengan beliau melalui email dan telpon. Dalam
perjalanan survey ditemukan tiga jembatan yang rusak di daerah
tersebut, diantaranya jembatan di Ujung Kulon, Tanjung Lesung,
dan Lebak. Selain itu kami juga melakukan komunikasi dengan
warga dan menemukan fakta lain. Bahwasanya anak SD yang
bernama Zahidi menjadi korban akibat menggunakan jembatan
rusak yang ada di Lebak untuk berangkat sekolah. Karena
keadaan jembatan yang tinggal tersisa besi sling atas dan
bawah, Zahidi tergelincir dan jatuh ke tanah, akibatnya ia
mengalami patah tulang belakang, yang mengharuskan ia
terseletak dikasur selama 1 tahun”

4. Bagaimana proses diputuskannya kegiatan CSR pembangunan


jembatan gantung ini diselenggarakan di Lebak Banten?

Jawab : setelah proses survey selesai dilakukan, kita buat laporan yang
ditujukan kepada manajeman MNC, karena keputusan program
ini mau dilaksanakan atau tidak adalah mereka. Proses
keputusannya juga gak lama ko, manajemen MNC acc kalo
pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten akan diadakan
sebagai program dari CSR nya MNC. Alasan manajemen MNC
memilih jembatan gantung yang ada di Lebak Banten, soalnya
jembatan di Lebak memiliki ukuran lebih besar dibanding kedua
jembatan yang lain, yaitu memiliki lebar 1meter, panjang sling
utama 100meter, dan panjang lantai 60meter. Selain itu
jembatan ini juga lebih banyak digunakan warga karena
menghubungkan dua kecamatan, yaitu kecamatan Cimarga dan
kecamatan Cikulur. Fakta tentang adanya korban akibat
rusaknya jembatan gantung ini juga menjadi alasan manajemen
MNC melakukan program CSR pada jembatan ini.

5. Apa saja faktor pendukung implementasi CSR pembangunan


jembatan gantung di Lebak Banten ini?
Jawab : selain MNC, pendanaan juga dibantu oleh anak perusahaan yaitu
Yayasan Miss Indonesia dan Yayasan Jalinan Kasih
6. Bagaimana proses perencanaan yang dilakukan oleh divisi CSR MNC
Media. Mulai dari konsep aktivitas CSR yang akan dilakukan sampai
pada perencanaan anggaran?
Jawab : konsep aktivitas CSR yang kita gunakan dalam program CSR
pembangunan jembatan gantung ini adalah, MNC hanya

3
memberikan bantuan berupa bahan dan perlengkapan bangunan
saja. Setelah itu konsep ini kita komunikasikan dengan perangkat
desa dan LSM Yayasan Relawan Kampung Indonesia. kalo
mengenai anggaran kita minta kepada bapak Arif sebagai
koordinator relawan kampung untuk membuat Rancangan
Anggaran Belanja (RAB). Kalo sudah selesai kita proses kembali
apakah RAB ini sesuai atau tidak.
7. Bagaimana proses komunikasi atau sosialisasi yang dilakukan divisi
CSR MNC Media, dalam mengimplementasikan program CSR
pembangunan jembatan gantung ini?
Jawab : kita tidak melakukan proses sosialisasi kegiatan langsung
kepada warga. Karena kalo kita langsung komunikasi dengan
warga mengenai kegiatan ini, pasti akan buang waktu,
sedangkan jembatan ini harus segera dilakukan renovasi total.
Akhirnya sosialisasi kita lakukan kepada koordinator relawan
kampung dan perangkat desa yang ada di kecamatan Cimarga
dan Cikulur. Karena jembatan ini menghubungkan dua
kecamatan tersebut. Proses sosialisasi kita lakukan untuk
memperkenalkan MNC kepada mereka, menjelaskan maksud
dan tujuan kami mengadakan pembangunan jembatan ini, dan
mengarahkan kepada perangkat desa materi apa saja yang
harus disampaikan kepada warga dalam proses sosialisasi nanti,
yang disampaikan oleh perangkat desa kepada warga.

8. Materi apa saja yang diarahkan oleh divisi CSR MNC Media kepada
koordinator relawan kampung dan perangkat desa pada proses
sosialisasi?

Jawab : yang pasti warga harus mengetahui bahwa pembangunan


jembatan gantung ini dilakukan oleh MNC, ini dilakukan agar
tidak ada pihak yang mengatasnamakan dirinya sebagai donator
pembangunan ini. Selain itu warga juga harus mengetahui
maksud dan tujuan kami menyelenggarakan pembangunan
jembatan gantung ini. selebihnya koordinator relawan kampung
dan perangkat desa menjelaskan bawa proses pembangunan
jembatan gantung ini nantinya dikerjakan oleh warga, maka
dibutuhkan ketersediaan dari warga di kedua kecamatan tersebut
untuk dapat bergotong royong membangun jembatan. Setelah
diadakannya sosialisasi oleh perangkat desa kepada warga,
akhirnya warga bersedia untuk membangun jembatan tersebut

4
dengan sukarela, karena mereka memang membutuhkan
jembatan itu,

9. Bagaimana tim CSR MNC Media mengatur sistem dan jadwal kerja
warga, dalam pembangunan jembatan gantung ini?

Jawab : untuk pengaturan sistem kerja dan jadwal kerja dilakukan oleh
perangkat desa dan koordinator relawan kampung. Karena
mereka yang bertugas untuk mengawasi dan mengontrol proses
pembangunan jembatan itu. Kita hanya menerima laporan saja
sudah sejauh mana proses pembangunan dilaksanakan, dan
jika ada kendala di lapangan juga mereka pasti ngomong ke kita.
Yang saya tau pengerjaan pembangunan jembatan gantung ini
membutuhkan 15 sampai 20 orang setiap hari nya

10. Selain mengandalkan tenaga kerja warga, apakah tim CSR MNC
Media menggunakan tenaga ahli dalam pembangunan jembatan
gantung ini?

Jawab : oh iya tentu, kita menggunakan 4 orang tenaga ahli dalam


pembangunan jembatan gantung ini. karena dalam membangun
jembatan tidak bisa sembarangan toh.

11. Design pembangunan jembatan seperti apa yang digunakan dalam


pembangunan jembatan gantung ini?

Jawab : kita menggunakan design bangunan yang lama, dimana design


jembatan ini kita dapat dari Departemen Pekerja Umum provinsi
Banten, melalui koordinator relawan kampung, bapak Arif Kirdiat.

12. Berapa besar anggaran dana yang dikeluarkan dalam pembangunan


jembatan gantung ini?

Jawab : setelah RAB selesai dibuat oleh bapak Arif sebagai koordintor
relawan kampung, kami serahkan RAB tersebut kepada
manajemen MNC sebagai pihak yang mengambil keputusan.
Setelah di evaluasi, RAB tersebut di acc oleh manajemen MNC
dengan jumlah anggaran sekitar Rp 148.962.500,-

13. Kapan diadakannya pembangunan jembatan gantung di Lebak


Banten ini?

Jawab : setelah perencanaan pembangunan selesai, design bangunan


sudah ada, warga bersedia untuk membangun jembatan gantung

5
ini secara sukarela, dan RAB sudah di acc. Kita langsung
menentukan tanggal pelaksanaan, yaitu pada tanggal 12
September 2014.

14. Apakah tim CSR MNC Media mengadakan hubungan dengan media
dalam mempublikasikan program pembangunan jembatan gantung
kepada publik?

Jawab : setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, pasti selalu ada
dalam pemberitaan di media yang ada dibawah MNC Grup.
Begitupula dengan kegiatan CSR perusahaan, kita berkoordinasi
dengan Media Relations MNC Media, sebagai divisi yang
mengatur publikasi seperti apa yang cocok untuk kegiatan CSR
pembangunan jembatan gantung ini. kita hanya bertugas
memberikan informasi kepada bagian Media Relations,
publikasinya nanti akan seperti apa ya itu urusan mereka.

15. Apakah tim CSR MNC Media terlibat langsung dalam pembangunan
jembatan gantung ini?
Jawab : pada proses pembangunannya kita tidak terlibat. Kami terlibat
sampai pada proses komunikasi dan sosialisasi saja, selebihnya
kami hanya menerima laporan dari perangkat desa dan
koordinator relawan kampung mengenai progress dari
pembangunan jembatan. Dan sesekali kita tengok kesana untuk
melihat kondisi sebenarnya. Ini kami lakukan karena kita
kekurangan sumber daya manusia pada divisi ini, jadi ya kita
lakukan pengontrolan dari jarak jauh, dengan berkoordinasi
dengan mereka.

16. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan


pembangunan jembatan gantung ini?

Jawab : pembangunan jembatan gantung ini memerlukan waktu sekitar


dua bulan. 12 September kita mulai, 25 November jembatan
sudah dibuka untuk umum.

17. Apakah terdapat kendala yang dihadapi selama proses pembanguan


jembatan ini berlangsung?

Jawab : kenadala pasti ada yaa. Tapi bukan kendala yang gimana
gimana banget, paling cuma kendala teknis doang. Misalnya
pada saat proses pengeringan semen, hujan turun disana,

6
akhirnya waktu pengeringan jadi lama lagi karena semen kena
hujan kan. Terus mobil pengangkut bahan bangunan gak bisa
masuk ke tempat pembangunan karena akses jalannya sempit,
dan yang terakhir pasokan litrik di daerah itu gak gede, jadi alat
berat yang dibutuhin buat pembangunan jembatan, gak bisa
dipake secara berbarenan. Dan kendala seperti ini cukup
membuat target jadi sedikit molor.

18. Lalu bagaimana cara divisi CSR sebagai pihak penyelenggara


kegiatan pembangunan jembatan, menyelesaikan kendala yang
terjadi di lapangan?

Jawaban : kita tahu ada kendala kaya gini ya dari mereka, soalnya kan
mereka yang mantau langsung prose pembangunan disana. Dan
mereka selalu nge report ke kita soal proses pembangunan dan
kalo ada apa apa juga mereka selalu nge report ke kita via
telpon. Dan dari telpon itu kita arahin apa yang harus mereka
lakuin. Paling dari kendala teknis yang tadi saya sebutin, kita
ngarahin perangkat desa buat nambahin warga, buat bantu
ngangkutin bahan bangunan ke tempat pembangunan, jaraknya
juga gak terlalu jauh ko. ada beberapa gerobak kecil yang kita
sediain emang, dan warga ngangkut pake itu. Satu Satunya jalan
emang cuma itu yang bisa kita lakuin, karena menang akses
jalannya susah. Kalo soal pasokan listrik yang kurang, kita
ngakalinnya dengan cara menggunakan alat berat tersebut
secara bergantian. Karena kalo kita tambahn jenset, biaya akan
bengkak dan gak sesuai sama RAB yang udah di acc.

19. Apa manfaat melaksanakan kegiatan pembangunan jembatan


gantung bagi perusahaan?

Jawab : walaupun pembangunan jembatan gantung tidak ada kaitannya


sama sekali dengan industri media yang menjadi fokus bisnis
MNC. Namun kegiatan ini merupakan wujud kepedulian MNC
terhadap masyarakat indonesia yang membutuhkan bantuan.
Dengan adanya kegiatan ini pula masyarakat jadi punya
penilaian baik terhadap perusahaan, walaupun tidak ada
wujudnya, namun keuntungan itu dapat dirasakan perusahaan
pada beberapa tahun kedepan.

20. Apakah kegiatan CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak


Banten sudah berhasil dilaksanakan?

7
Jawab : kita rasa kegiatan CSR ini sudah berhasil dilakukan, karena
masyarakat merasakan manfaat dari ada pembangunan
jembatan gantung ini. masyarakat tidak perlu lagi memutar
sejauh 10 kilo meter untuk bisa sampai ke tempat tujuan mereka.
Dengan adanya pembangunan jembatan ini aktivitas masyarakat
jadi normal kembali. Dan jembatan ini juga bisa dimanfaatkan
oleh warga selama beberapa tahun kedepan.

21. Bentuk kegiatan evaluasi yang dijalankan untuk kegiatan CSR


pembangunan jembatan gantung seperti apa?
Jawab : bentuk evaluasinya paling sejauh mana program CSR ini
bermanfaat bagi masyarakat aja. Dan memang kegiatan
semacam ini sangat dibutuhkan, terutama masyarakat yang
tinggal di daerah terprncil. Maka dari itu kita melihat sejauh mana
kegiatan CSR ini bermanfaat bagi masyarakat. Dan setelah ini
kita akan mencari daerah memerlukan bantuan seperti di Lebak
Banten ini.

8
Lampiran 2

Informan Utama 2 : Bapak Muhammad Arif Kirdiat

Keterangan : Ketua LSM Yayasan Relawan Kampung


Indonesia, sekaligus sebagai koordinator dalam
pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten

Hari/Tanggal : Jum’at, 26 Mei 2015

Tempat : Mall Slipi Plaza

1. Bagaimana awal komunikasi antara bapak dengan divisi CSR MNC


Media?

Jawab : saya pertama kali dihubungi oleh MNC pada bulan juni, disitu
saya dihubungi oleh bapak Hendra. Beliau menjelaskan maksud
dan tujuan nya menghubungi saya, katanya MNC mau ngadain
kegiatan pembangunan jembatan di daerah Banten. Dan akan
melakukan survey sebelumnya, dari situ saya langsung
mempersiapkan data yang sekiranya diperlukan untuk proses
survey nantinya.

2. Bagaimana survey yang dilakukan oleh divisi CSR MNC Media?

Jawab : proses survey itu dilakukan pada bulan juli, selama mereka
melakukan survey ke daerah Banten saya mendampingi mereka.
pada saat itu saya menunjukan kepada tim MNC bahwa di
daerah tersebut terdapat tiga jembatan yang rusak, yaitu ada di
daerah Ujung Kulon, Tanjung Lesung, dan Lebak. Dan saya
menjelaskan latar belakang dari masing masing jembatan itu
kenapa rusak. Salah satunya ya itu yang ada di Lebak, jembatan
itu rusak dari tahun 2012 karena diterjang banjir. saya juga
menemani tim MNC melakukan komunikasi dengan warga, untuk
mendapatkan informasi yang lebih dalam.

3. Bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh MNC


?

Jawaban : waktu itu saya dihubungi oleh bapak Hendra, ngasih tau kalo
keputusannya MNC mau memperbaiki jembatan gantung di
daerah Lebak. Alasannya karena ukuran jembatan ini lebih

9
besar dan lebih banyak digunakan oleh masyarakat. Soalnya
emang jembatan ini menghubungkan dua kecamatan di
daerah Lebak, Kecamatan Cimarga dan Cikulur.
Sebelumnya survey dilakukan kami sudah menghitung
panjang dan lebar dari masing- masing jembatan yang rusak,
dan memang jembatan yang ada di Lebak ini memilki ukuran
lebih besar yaitu lebar 1 meter, panjang sling utama 100
meter, dan panjang lantai 60 meter.

4. Bagaimana bapak membuat RAB yang diminta oleh divisi CSR MNC
Media?

Jawaban : Iya saya diminta oleh MNC untuk RAB program CSR ini.
Selama proses menyusun RAB, saya melakukan survey harga
di beberapa matrial yang ada di kawasan Lebak Banten.
Mengecek ke lapangan bahan dan alat bangunan apa saja
yang masih bisa digunakan, dan apa saja yang mesti dibeli.
Serta memperkirakan berapa banyak bahan dan alat yang
dibutuhkan untuk membangun jembatan gantung ini. Pada
proses perencanaan anggaran ini saya tidak bekerja sendiri,
tapi dibantu juga oleh rekan lainnya yang tergabung dalam
Yayasan Relawan Kampung Indonesia. Ikut membantu dalam
mengitung dan memperkirakan berapa banyak bahan yang
dibutuhkan, agar RAB tepat sasaran dan semuanya berjalan
sesuai dengan yang direncanakan.

5. Berapa besar anggaran yang dikeluarkan oleh MNC dalam


pembangunan jembatan gantung ini?

Jawaban : anggaran yang saya buat itu total biaya keseluruhannya


sekitar Rp 149.962.500,-

6. Bagaimana proses komunikasi yang dilakukan oleh divisi CSR MNC


Media dalam mensosialisasikan program CSR pembangunan
jembatan gantung ini?

Jawaban : divisi CSR MNC Media melakukan sosialisasi kepada


perangkat desa yang ada di Kecamaan Cikulur dan Cimarga,
saya juga terlibat di dalamnya. Proses sosialisasi dilakukan
untuk menjelaskan kepada perangkat desa maksud dan tujuan
diadakanya pembangunan jembatan oleh MNC. selain itu
mereka juga menjelaskan bahwa disini MNC hanya

10
memberikan sumbangan berupa bahan dan perlengkapan
bangunan saja, nah proses pembangunannya diserahkan
kepada perangkat desa dan warga setempat sebagai pihak
yang menjalankan. Disini dibutuhkan ketersediaan warga
dalam melaksanakan pembangunan jembatan ini.

7. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses sosialisasi kepada


warga?

Jawaban : sosialisasi dilakukan 2 hari di salah satu sekolah yang ada di


Desa Cimarga

8. Apa saja yang dibahas dalam kegiatan sosialisasi program CSR


pembangunan jembatan gantung kepada warga?

Jawaban : kami menyampaikan apa yang disampaikan oleh pihak MNC


kepada kami. Bahwasanya yang perlu ditekankan pada proses
sosialisasi ini adalah penyampaian maksud dan tujuan
diadakannya pembangunan jembatan gantung ini oleh MNC,
dan menanyakan ketersediaan warga di kedua kecamatan
tersebut untuk dapat bersama sama membangun jembatan
gantung ini secara suka rela. Setelah sosialisasi dilakukan
warga sangat senang mendengar kabar ini, dan menyatakan
bersedia jika pembangunan jembatan gantung ini dilakukan
oleh mereka.

9. Siapa saja yang terlibat dalam mensosialisasikan program CSR


pembangunan jembatan gantung ini?

Jawaban : saya sebagai koordinator relawan kampung pada kegiatan ini


dan perangkat desa yang terdiri dari kepada desa, RW, dan RT
yang ada di kecamatan Cikulur dan Cimarga

10. Kapan tepatnya pembangunan jembatan gantung ini dilaksanakan?

Jawaban : setelah semua persiapan sudah dilakukan, maka ditentuanlah


pelaksanaan pembangunannya tanggal 12 September 2014

11. Bagaimana sistem kerja yang bapak terapkan dalam pembangunan


jembatan gantung ini?

11
Jawaban : saya bersama dengan perangkat desa dari dua kelurahan
sebelumnya melakukan rembukan dan diskusi terlebih dahulu,
mengenai sistem kerja dan penjadwakan kerja warga, agar
semua warga ikut terlibat dalam pembangunan jembatan
gantung ini. karena mengenai sistem kerja dan pengaturan
jadwal kerja, pihak MNC menyerahkannya kepada kita.
akhirnya dari proses rundingan tersebut, kami memutuskan
untuk melibatkan warga 15 sampai 20 orang disetiap harinya,
berdasarkan urusan RT yang ada di setiap RW. Siapa siapa
nya yang bertugas disetiap harinya merupakan tanggang jawab
RT kepada kepala Desa, pokonya setiap hari itu harus ada 15
sampai 20 orang yang membantu dalam proses pembangunan.
Dan kami menerapkan sistem gotong royong besar pada setiap
hari sabtu, agar semua warga terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan jembatan ini.

12. Selain mengandalkan tenaga kerja warga, apakah tim CSR MNC
Media juga menggunakan tenaga kerja ahli?

Jawaban : iya, kami dibantu oleh 4 orang tenaga ahli dalam proses
pembangunan jembatan

13. Konstruksi pembangunan jembatan seperti apa yang digunakan


dalam pembangunan jembatan gantung ini?

Jawaban : kita minta design jembatan ini ke Departemen Pekerja Umum


daerah Banten, soalnya sebelumnya jembatan ini dibangun
lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
yang diselenggarakan oleh PU. Setelah dilakukan perundingan
sama perangkat desa, kita juga koordinasi sama orang MNC,
akhirnya kita pake design jembatan yang lama.

14. Apakah tim CSR MNC Media juga ikut berpartisipasi dalam program
CSR pembangunan jembatan gantung ini?

Jawaban : kalo di lapangan sih enggak ada orang MNC yang seiap hari
mantau proses pembangunan. Paling mereka ke lapangan
sesekali aja. Selebihnya emang saya dan perangkat desa yang
memantau pembangunan jembatan ini, kita juga ditugasin buat
selalu laporan ke pihak MNC sejauh mana pembangunan
jembatan ini berlangsung. Terus juga kalo ada apa apa ato
kendala di lapangan kita juga selalu koordinasi sama mereka.

12
15. Lantas jika ada kendala di lapangan bagaimana cara bapak
mengatasinya?

Jawab : kalo ada kendala dilapangan kita selalu koordinasi sama pihak
MNC, karna kita gak bisa ngambil keputusan gitu aja kan. Paling
komunikasi lewat telpon aja, kasih tau ke mereka kalo ada
kendala gini gini, nanti mereka yang ngarahin ke kita tindakan apa
yang mesti dilakukan.

16. Kendala seperti apa yang ditemukan di lapangan?

Jawaban : kendalanya paling kendala teknis aja mbak. Kalo kendala yang
berat kaya misalnya gak ada warga yang kerja, itu gak ada.
Kendalanya itu waktu proses pengeringan ubin jembatan, tau tau
ujan disana, jadi kan semen nya basah karena kena air hujan,
harusnya udah bisa kering dalam waktu 15 hari, ini ngaret jadi 20
hari baru kering. Terus kendala lain, karena jembatan ini ada di
pelosok desa, yang memang akses jalannya itu sempit, akhirnya
mobil gak bisa masuk ke tempat pembangunan. Terus pasokan
listrik yang disediakan juga gak cukup, soalnya kan pembangunan
jembatan gantung ini pake alat berat yang butuh tenaga listri
besar, sedangkan kalo alat beratnya dipake berbarengan,
listriknya mati, soalnya gak kuat.

17. Lalu bagaimana cara bapak menyelesaikan masalah ini?

Jawaban : ya yang tadi saya bilang kalo ada apa apa kita pasti koordinasi
sama pihak MNC, termaksud soal kendala yang kita hadapi di
lapangan. Kalo soal cuaca yaa mau digimanain lagi, emang udah
basah dan gak bisa diapa apain lagi. Untungnya ujan cuma sehari
aja. Kalo soal akses jalan yang gak bisa dilalui sama mobil,
akhinya kita pake manual aja. Warga kita minta buat ngangkutin
bahan bangunan pake gerobak seadanya dari jalan tempat mobil
itu berenti ke tempat pembangunan. Dan waktu itu kita minta
tambahan warga sama perangkat desa buat ngankutin bahan
bangunan ini, kalo enggak bisa lama nanti kerjanya.untungnya sih
warga pada mau bantuin, ibu-ibu dan anak-anak juga ikut bantuin,
pokonya warga sini kerjasamanya baguslah dalam membangun
jembatan gantung ini. dan kalo soal pasokan listrik, kita gak bisa
tambah jenset, soalnya biayanya pasti bengkak. Akhirnya kita

13
diarahin sama pihak MNC pake alat beratnya ganti-gantian, jadi
jangan semunya dipake barengan, biar listriknya gak mati, dan
kerjaan selesai walaupun agak lama.

18. Selama proses pengerjaan, Apakah semuanya dilakukan sesuai


dengan instruksi pada saat sosialisasi pembangunan jembatan ini?

Jawaban : Alhamdulillah semua berjalan sesuai sama rencana mbak,


yang penting dalam pembangunan ini sih semangat dari para
masyarakat nya mbak, kalo masyarakatnya lemes mah gak bakal
jalan niih pembangunan. Mereka semangat nyelesain
pembangunan ini emang karena mereka butuh sama jembatan
ini. jadi bisa segera digunakan kalo pembangunannya cepet
selesai

19. Bagaimana tanggapan bapak dengan diadakannya pembangunan


jembatan ini?

Jawaban : sebagai ketua LSM Yayasan Relawan Kampung Indonesia


yang ada di Banten, saya senang dengan adanya bantuan
langsung dari MNC. Dengan adanya pembangunan ini saya
melihat bahwa perusahaan ini memilki kepedulian yang besar
terhadap masyarakat yang tinggal di pedesaan. Apalagi mereka
sangat membutuhkan adanya perbaikan jembatan yang memang
sudah rusak sejak 2 tahun yang lalu. Saya merasa masyarakat
jadi sangat terbantu dengan adanya bantuan dari MNC.

20. Bagaimana pandangan bapak terhadap MNC sebagai perusahaan


yang mengadakan program CSR ini?

Jawaban : sebagai perusahaan besar, MNC memiliki kepedulian sosial


yang cukup besar dengan memfokuskan perhatiannya kepada
masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Saya memandang
MNC sebagai perusahaan yang bagus karena melakukan
kegiatan seperti ini, yang manfaatnya memang sangat dirasakan
oleh masyarakat.

14
Lampiran 3

Informan Utama 3 : Bapak Leo Joanes Sunu

Keterangan : Section Head Media Relation MNC Media

Hari/Tanggal : Jum’at, 18 Juni 2015

Tempat : Ruang Meeting lt 26 Gedung MNC tower


Jl.Kebon Sirih no 17-19

1. Bagaimana proses komunisasi yang dilakukan oleh divisi CSR kepada


Media Relations MNC Media dalam proses peliputan kegiatan CSR
perusahaan?

Jawaban : proses komunikasinya yaa seperti biasa, mereka info ke kita


kalo pada bulan sekian sekian perusahaan akan mengadakan
kegiatan CSR. Dan proses komunikasinya itu biasanya by email
aja.

2. Publikasi seperti apa yang dilakukan divisi Media Relations dalam


kegiatan pembangunan jembatan gantung ini?

Jawaban : Program CSR pembangunan jembatan gantung di Lebak


Banten, bukan sebuah promo yang mendatangkan orang
banyak, tetapi ini merupakan kegiatan yang spesifik dan
segmentit di daerah tertentu. Jadi lebih membutuhkan
kerjasama dibandingkan dengan promosi kegiatan. Jadi bentuk
kerjasamanya misalnya dengan pemerintah setempat,
perangkat desa setempat, warga desa, dan lapisan masyarakat
lainnya, agar program CSR pembangunan jembatan gantung ini
dapat berjalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jadi kita lebih melakukan sosialisasi manfaat dari pada sifatnya
promo.

3. Peran apa yang dilakukan media relations dalam kegiatan CSR ini?

Jawaban : peran yang Media Relations lakukan terhadap program CSR


pembangunan jembatan gantung ini adalah publikasi
kegiatannya. Karena kegiatan ini hanya melibatkan masyarakat
pada daerah tertentu, makanya bentuk publikasinya kita ubah.
Karena memang setiap kegiatan CSR memiliki publikasi yang

15
berbeda beda, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang dicapai
pada kegiatan CSR tersebut. Publikasi kegiatan ini kami
lakukan agar diketahui publik, sehingga image perusahaan
dapat terbentuk melalui kegiatan CSR ini. Sehingga
masyarakat memandang bahwa MNC merupakan perusahan
yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu isu sosial
dan kemasyarakatn. Bukan perusahaan yang hanya
memikirkan keuntungan saja.

4. Kemana saja publikasi kegiatan CSR ini dilakukan?

Jawaban : kalo publikasi kegiatan perusahaan, paling kita publikasi di


media internal aja, tv, online, radio, dan koran yang kita punya

5. Bagaimana proses komunikasi yang dilakukan media relations kepada


media yang ada dibawah MNC grup dalam mempublikasikan kegiatan
CSR ini?

Jawaban : Kita informasikan kepada semua media yang ada di MNC


Grup dari jauh jauh hari. Bahwa MNC akan mengadakan
kegiatan pembangunan jembatan gantung di Lebak Banten.
Setelah informasi disampaikan, masing masing media mengirim
wartawan untuk meliput kegiatan tersebut. Nah setelah diliput,
pengemasan berita tergantung dari kebijakan dan gaya dari
masing masing media. Tapi gak semua media yang ada di MNC
meliput kegiatan ini. Pada program CSR pembangunan
jembatan gantung ini media yang meliput adalah, Koran Sindo,
Sindonews.com, okezone.com, sindo trijaya fm, dan beberapa
program berita tv yang ada di RCTI, Global tv, dan MNC

6. Apakah ada evaluasi setelah publikasi kegiatan sudah dilakukan


dalam kegiatan CSR ini?

Jawaban : iya pasti adalah, tapi paling evaluasinya kita cuma ngecek
media apa aja yang meliput kegiatan CSR ini. kenapa gak
semua media meliput kegiatan CSR perusahaan, soalnya media
kita punya konten yang beda-beda. Misalnya radio Global FM,
gak mungkin nyiarin kalo MNC lagi ngadain kegiatan CSR,
soalnya konten dari radio itu adalah anak anak muda yang lebih
kepada hiburan. kalo radio Sido Trijaya FM baru bisa
menyiarkan kegiatan CSR perusahaan, soalnya kan radio sindo
itu merupakan radio berita, jadi masih memungkin kalo

16
menyiarkan kegiatan CSR perusahaan. terus evaluasi lain kita
cek informasi yang dimuat sudah sesuai dengan arahan kita tau
belom. Itu aja sih paling evaluasinya.

7. Apa yang diharapkan oleh Media Relations dengan adanya publikasi


kegiatan CSR ini?

Jawaban : yang pasti dengan adanya publikasi kegiatan CSR di media


yang ada di bawah MNC Grup, pertama masyarakat jadi tau
kalo MNC sedang mengadakan kegiatan CSR ini. kedua
dengan adanya publikasi kegiatan CSR ini, diharapkan
meningkatkan awerness masyarakat terhadap perusahaan. dan
yang terakhir pastinya setiap kegiatan positif yang dilakukan
perusahaan dapat meningkatkan citra dari perusahaan tersebut,
dengan adanya citra baik dari masyarakat, dapat menjadi
keuntungan tersendiri bagi perusahaan.

17
Lampiran 4

Informan pendukung : Bapak Nabhani

Keterangan : Penanggung Jawab Sementara (PJS)


kepala Desa Karya Jaya

Hari/Tanggal : 2 Juni 2015

Tempat : Kantor Kecamatan Karya Jaya

1. Bagaimana awal mula bapak mengetahui bahwa MNC akan


mengadakan pembangunan jembatan ganung di Lebak Banten?

Jawaban : saya pertama kali tau dari ketua LSM Yayasan Relawan
Kampung Indonesia yaitu bapak Arif. bapak Arif memberitahu
saya dan perangkat desa lain nya kalo MNC mau jadi donasi
pembangunan jembatan gantung yang ada di Lebak Banten.
Kasih taunya cuma sebatas gitu gitu aja sih, dan dia juga
ngasih tau kalo nanti mereka mau ngadaian sosialisasi sama
perangkat desa soal kegiatan ini.

2. Bagaimana proses sosialisasi yang dilakukan oleh MNC kepada


perangkat desa?

Jawaban : iya kami diberitahu sama bapak Arif kalo MNC akan
mengadakan sosialisasi tanggal berapa yaa saya lupa,
pokonya itu bulan agustus 2014. Sosialisasi dilakukan di kantor
kecamatan Karya Jaya, dan kami mengundang RW dan RT
yang ada di kecamatan Karya Jaya, juga perangkat desa yang
ada di Kecamatan Cikulur, untuk datang pada saat sosialisasi.
Sosialisasi dilakukan oleh bapak Hendra sebagai perwakilan
dari MNC

3. Apa yang disosialisasikan tim CSR MNC Media dalam


mengimplementasikan program CSR ini??

Jawaban : dalam kegiatan sosialisasi mereka menyampaikan maksud


dan tujuan mereka mengadakan kegiatan ini, terus rencana
mereka seperti apa dalam pembangunan jembatan ini. dan
disitu mereka menjelaskan kalo mereka cuma ngasih
sumbangan berupa bahan bangunan, dan nanti yang

18
melaksanakan pembangunan itu warga. Kenapa
pembangunan jembatan harus dilakukan oleh warga, soalnya
MNC pengen kalo jembatan ini dirawat dengan baik oleh
warga sebagai orang yang menggunakannya setiap hari.
Terus juga biar gak ada manipolitik ato pengakuan dari pihak
lain soal pembangunan jembatan gantung ini. Maka dari itu
lewat sosialisasi ini mereka menanyakan ketersediaan dari
warga untuk membangun jembatan ini secara sukareka.
Keputusan ini kan gak bisa kita ambil sendiri ya mbak, kita
juga perlu berkomunikasi dengan warga soal ini, maka dari itu
setelah sosialisasi dilakukan dari MNC kepada kita. Setelah itu
perangkat desa yang sosialisasi kegiatan ini kepada warga.
Dan pihak MNC juga bilang kepada kita kalo memang warga
bersedia, kami lah yang mengatur sistem dan jadwal kerja
warga akan seperti apa.

4. Bagaimana cara bapak sebagai kepala kelurahan Cimarga


mensosialisasikan program CSR pembangunan jembatan gantung ini
kepada warga di kedua desa?
Jawaban : kita lakukan sosialisasi dua kali di sekolah di Desa Karya Jaya.
Proses sosialisasi dilakukan berdasarkan arahan dari pihak
MNC kepada kita. Pertama kami harus memberitahu kepada
warga kalo kegiatan pembangunan ini dilakukan oleh MNC
sebagai donator. Kedua kami menjelaskan kalo mereka hanya
memberikan sumbangan berupa bahan bangunan dan mereka
menginginkan warga yang menjalankan pembangunannya,
kami juga menjelaskan kenapa hal ini dilakukan kepada
warga. Dan setelah ini kami tanyakan, warga sangat bersedia
jika memang pembangunan jembatan gantung ini dilakukan
oleh warga secara sukarela. Karena memang mereka sangat
membutuhkan jembatan ini untuk direnovasi total. Setelah
mereka menyatakan bersedia, kami langsung laporan kepada
pihak MNC. dan setelah itu kami jelaskan mengenai sistem
kerja
5. Bagaimana sistem kerja yang dilakukan dalam pembangunan
jembatan gantung ini?
Jawaban : sistem kerja ini kita lakukan lewat rembukan dengan perangkat
desa lain dan bapak arif juga sebagai koordinator relawan
kampung. Sistemnya kita rendom mbak, jadi setiap hari kita
gilir RT yang ada di di kedua kecamatan ini. Misalnya RW 1
RT 01 wajib mengirimkan warganya untuk gotong royong di

19
pembangunan jembatan sebanyak 15 sampai 20 orang,
besoknya RW 1 RT 02 ngirimin lagi warganya buat gotong
royong di pembangunan jembatan ini, dan begitu seterusnya
sampe pembangunan jembatan ini selesai. Dan kita juga
menerapkan gotong royong besar setiap hari jum’at, pada hari
ini siapa saja boleh terlibat dalam kegiatan pembangunan
jembatan gantung ini.
6. Menurut bapak bagaimana perasaan warga setelah mereka tau
bahwa jembatan gantung itu akan diperbaiki oleh MNC ?
Jawaban : yang saya liat mereka sangat senang mendapatkan bantuan
dari MNC ya, enggak cuma diliat dari ekspresi muka aja sih
kalo saya liat. Dari keterlibatan mereka setiap harinya pada
pembangunan jembatan gantung ini, saya kan mantau selama
proses pembangunan, dan semuanya berjalan dengan baik gitu
mbak. Mereka gotong royongnya bagus, soalnya kan kita butuh
15 sampe 20 orang ya setiap hari. Alhamdulillah selalu dateng
dengan jumlah segitu tiap hari, paling cuma satu dua orang aja
sih yang mangkir, tapi selebihnya semuanya bagus saya liat
7. Bagaimana tanggapan bapak dengan adanya program CSR
pembangunan jembatan gantung yang dilakukan oleh MNC?
Jawaban : kegiatan ini sangat bagus yaa mbak, MNC sangat mengetahui
apa yang dibutuhkan masyarakat disini. Kegiatan ini sangat
membantu masyarakat secara langsung. Dan masyarakat
menjadi terbantu dengan adanya bantuan dari MNC ini. mereka
jadi gak perlu muter 10 kilo meter buat sampe ketempat tujuan
mereka. Setidaknya dengan adanya perbaikan pada jembatan
ini, aktivitas mereka jadi lancar.
8. Apa harapan bapak dengan adanya program CSR pembangunan
jembatan gantung yang dilakukan oleh MNC?
Jawaban : saya berharap jembatan ini bisa dirawat dengan baik oleh
masyarakat, sehingga bisa jadi warisan turun temurun nanti
buat anak cucu mereka. dan harapan saya buat MNC, semoga
MNC bisa terus jadi perusahaan yang memiliki kepedulian yang
besar terhadap masyarakat, dan terus bisa berjaya di dunia
media Indonesia.

20
Lampiran 5

Informan pendukung : Bapak Lukman

Keterangan : Ketua RW 04 Desa Karya Jaya


Kecamatan Cimarga

Hari/Tanggal : 2 Juni 2015

Tempat : Rumah Pak Lukman

1. Bagaimana awal mula bapak mengetahui bahwa MNC akan


mengadakan pembangunan jembatan ganung di Lebak Banten?
Jawaban : saya dapet kabar dari orang kecamatan kalo jembatan itu
dapet bantuan dari MNC. dan katanya nanti orang MNC mau
ngobrol sama kita perangkat desa soal pembangunan jembtan
gantung itu.
2. Bagaimana cara tim CSR MNC Media dalam mensosialisasikan
program CSR pembangunan jembatan gantung ini?
Jawaban : iya waktu itu kita dikumpulkan di kantor kecamatan Cimarga,
disana ada banyak perangkat desa yang data, dari Kecamatan
Cimarga dan Cikulur. dan orang MNC itu jelasin soal rencana
pembangunan jembatan ini ke kita.
3. Apa yang disosialisasikan tim CSR MNC Media dalam
mengimplementasikan program CSR ini?
Jawaban : yaa intinya sih mereka mau jadi donator buat merenovasi total
jembatan gantung yang udah 2 tahun rusak. Mereka Cuma
ngasih sumbangan berupa bahan bangunan aja, tapi nanti
warga yang jalanin proses pembangunannya. Jadi kita diminta
tanyain ke warga apakah mereka bersedia kalo jembatan ini
dibangun sama warga secara sukarela. Soal sistem kerjanya
juga mereka minta perangkat desa yang ngatur. Sebelumnya
mereka juga jelasin kenapa mereka mau ngebangun jembatan
gantung ini buat warga.
4. Bagaimana cara bapak sebagai ketua RW dalam mensosialisasikan
program CSR pembangunan jembatan gantung ini kepada warga
bapak?
Jawaban : iya, setelah pihak MNC menjelaskan kepada kita soal rencana
pembangunan jembatan itu, selanjutnya kita menyampaikan
kepada warga apa yang diomongin sama pihak MNC. waktu itu
proses sosialisasi dari perangkat desa ke warga dilakukan di

21
sekolah, selama 2 kali. Yang kita tekenin selama proses
sosialisasi waktu itu pertama kita ngasih tau kepada warga kalo
MNC yang menjadi donator dalam pembangunan jembatan ini,
kedua kita jelasin sama mereka kalo MNC cuma ngasih bahan
bangunan aja, nanti yang ngebangun itu warga. Disini kita
tanyakan ketersediaan mereka untuk membnagun jembatan ini
secara sukarela, dan mereka menyatakan bersedia untuk
membangun jembtan gantung ini secara sukarela.
5. Bagaimana sistem kerja yang dilakukan dalam pembangunan
jembatan gantung ini?
Jawaban : setelah warga menyatakan bersedia ingin membangun
jembatan ini secara sukarela, kita sampaikan kabar ini kepada
pihak MNC. terus buat sistem kerja kita atur dengan cara
bergilir setiap RT. Jadi tiap RT itu harus ngirimin 15 sampe 20
orang buat ngerjain pembangunan itu. misalnya hari senin
jadwalnya RW 5 RT 1 yang kerja, selasanya RW 5 RT 2 yang
kerja, begitu seterusnya.
6. Bagaimana tanggapan bapak dengan adanya program CSR
pembangunan jembatan gantung yang dilakukan oleh MNC?
Jawaban : tanggapan saya, saya senang sekali dengan adanya
program ini. kegiatan ini bisa menyatukan warga lewat gotong
royong yang dilakukan setiap hari, saya melihat warga sangat
kompak dalam mengerjakan pembangunan ini, sehingga
semua bisa selesai dengan cepat. Saya juga sangat
berterimaksi kepada MNC sebagai pihak yang mendonasikan
keuntungan perusahaan kepada masyarakat Lebak, sehingga
masyarakat menjadi sangat terbantu dengan adanya
pembangunan jembatan ini.
7. Apa harapan bapak dengan adanya program CSR pembangunan
jembatan gantung yang dilakukan oleh MNC?
Jawaban : harapannya sempga jembatan ini dapat digunakan oleh warga
dengan sebaik baiknya. Dan semoga MNC bisa mengadakan
kegiatan seperti ini lagi di tempat lain, karena di kawasan
Banten ini banyak sekali jembatan yang rusak, dan
memerlukan renovasi.

22
Lampiran 6

Informan pendukung : Bapak Uqi

Keterangan : warga Desa Karya Jaya Kecamatan Cimarga

Hari/Tanggal : 2 Juni 2015

Tempat : Sekitar jembatan gantung Lebak Banten

1. Apakah bapak sebelumnya mengetahui tentang MNC?

Jawaban : taulah MNC kan stasiun tv, anak saya sering nonton MNC.

2. Apakah bapak mengetahui program pembangunan jembatan ini


diselenggarakan oleh MNC?

Jawaban : iya saya tahu, karena waktu itu kepala desa dan ketua rt disini
mengadakan sosialisasi kalau yang membangun jembatan ini
adalah MNC.

3. Apakah bapak mengikuti kegiatan sosialisasi program tersebut?

Jawaban : ya saya ikut

4. Apa saja yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi pembangunan


jembatan ini?

Jawaban : pertama perangkat desa ngasih tahu ke kita bahwa yang


membangun jembatan ini adalah MNC, yang kedua perangkat
desa nyampein ke kita bahwa MNC ngasih ke kita berupa
bahan bangunan aja, sedangkan yang melakukan proses
pembangunannya adalah warga disini. Sebelumnya perangkat
desa menanyakan kepada warga bersedia atau tidak
membangun jembatan itu secara suka rela dan warga sepakat
bersedia ngebangun jembatan ini secara suka rela karna kita
juga butuh banget sih mba dengan jembatan ini. selain itu
perangkat desa juga ngasih tau ke kita sistem kerja buat
pembangunan jembatan itu.

5. Menurut bapak apakah sosialisasi yang diberikan cukup jelas?

Jawaban : iya perangkat desa ngejelasinnya cukup jelas kok mba, kita
juga paham apa maksud MNC mengadakan kegiatan ini.

23
intinya kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian MNC
kepada kita.

6. Apakah tanggapan bapak dengan diadakannya program


pembangunan jembatan ini?

Jawaban : ya saya sangat senang ya, karna dengan adanya jembatan


yang dibangun oleh MNC ini kita warga desa sini jadi sangat
terbantu. Apalagi anak-anak yang harus nyebrang buat pergi
ke sekolah, kalau dulu mesti susah payah sekarang jadi lebih
mudah dan cepat.

7. Bagaimana tanggapan bapak mengenai MNC sendiri?

Jawaban : menurut saya MNC adalah perusahaan yang terkenal, dengan


adanya program ini tandanya mereka peduli dengan
masyarakat seperti kita.

24
Lampiran 7

Informan pendukung : Bapak Iwan

Keterangan : warga Desa Cigoong Kecamatan Cikulur

Hari/Tanggal : 2 Juni 2015

Tempat : Sekitar jembatan gantung Lebak Banten

1. Apakah bapak sebelumnya mengetahui tentang MNC?

Jawaban : iya saya tau mba kan saya sering nonton MNC

2. Apakah bapak mengetahui program pembangunan jembatan ini


diselenggarakan oleh MNC?

Jawaban : iya saya tau, karna waktu itu kepala desa mengadakan
sosialisai tentang pembangunan jembatan ini dan member tau
kalau yg MNC yang mengadakan.

3. Apakah bapak mengikuti kegiatan sosialisasi program tersebut?

Jawaban : iya saya ikut, karna saya sangat ingin berpartisipasi dalam
pembangunan jembatan ini, agar desa ini memiliki jembatan
yang layak.

4. Apa saja yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi pembangunan


jembatan ini?

Jawaban : perangkat desa bilang ke kita bahwa yang mengadakan


pembangunan jembatan ini adalah MNC, tapi pihak MNC Cuma
member bahan bangunannya saja. terus warga desa diminta
kesediaannya buat bareng-bareng ngebangun jembatan ini
dengan suka rela.

5. Menurut bapak apakah sosialisasi yang diberikan cukup jelas?

Jawaban : menurut saya sosialisasi yang diberikan sudah cukup jelas


mba, kita jadi tau kalau ternyata MNC sangat peduli sama
masyarakat disini.

25
6. Apakah tanggapan bapak dengan diadakannya program
pembangunan jembatan ini?

Jawaban : yang pasti dan warga disini sangat senang dan merasa sangat
terbantu mba, karna kan aktivitas warga sangat butuh jembatan
juga. Jadi dengan adanya program yang diadakan MNC ini
sangat membantu kami.

7. Bagaimana tanggapan bapak mengenai MNC sendiri?

Jawaban : semua orang pasti tau MNC ya mba, tapi disini dengan adanya
program ini saya jadi tau kalau MNC selain perusahaan yang
terkenal ternyata juga memiliki kepedulian yang tinggi.

26
Lampiran 8

MNC Group Bangun Jembatan Gantung

PRESS RELEASE

LEBAK– Sebagai bentuk perhatian perusahaan terhadap masyarakat


Indonesia, MNC Group, Yayasan Miss Indonesia, dan Yayasan Jalinan Kasih
memperbaiki jembatan gantung yang sebelum nyarusak parah dan tidak bisa
dilalui. Jembatan yang menghubungkan Kampung Belah Haji, Desa Karya
Jaya, Kecamatan Cimarga, dan Kampung Selapajang, Desa Cigoong
Selatan, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak ini, sering digunakan
masyarakat untuk menjalankan roda perekonomian antar Desa dan juga
sebagai jalan terdekat menuju sekolah yang ada di Desa Cigoong.
Dengan jembatan baru ini, semua kesulitan yang dialami warga sudah dapat
diatasi.”Kami sangat berterimakasih Pembangunan jembatan gantung yang
dilakukan PT MNC Group membuat akses jalan saat ini terbuka dan kami
sangat bahagia,” tuturnya. Jembatan yang baru dibangun ini berupa
jembatan gantung dengan lebar 1 meter, panjang sling utama 100 meter,
dan panjang lantai 60 meter.

Secara simbolis jembatan dibuka oleh CSR Officer MNC Media Hendra
Eteng yang datang mewakili CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo.Ia
berharap semoga jembatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat. Selain
itu Project Officer Miss Indonesia Fauziah Dasuki mengatakan, awalnya dia
sangat tidak percaya bahwa jembatan ini bisa dikerjakan dengan cepat.
Ternyata berkat gotong-royong, jembatan bisa diselesaikan. ” Kami berharap
jembatan ini member manfaat besar untuk kemajuan kampung ini dan
berharap warga bisa menjaga jembatan agar bertahan lebih lama,”
ungkapnya.

27
Lampiran 9

GALERI FOTO
Implementasi Program CSR PT Media Nusantara Citra Tbk Untuk
Membentuk Citra Perusahaan Dalam Pembangunan Jembatan Gantung
di Lebak Banten Tahun 2014.

28
29
30
31
Lampiran 10

DESIGN JEMBATAN GANTUNG DI LEBAK BANTEN YANG DIBANGUN


OLEH MNC

32
33
Lampiran 11
REKAPITULASI RAB JEMBATAN KARYA JAYA
DONASI MNC DAN MISS INDONESIA
A
I PEKERJAAN SURVEY & SUPERVISI RP 3,900,000
II PEKERJAAN TANAH RP 12,600,000
III PEKERJAAN PONDASI DAN BETON RP 18,600,000
IV PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN RP 17,900,000
V PEKERJAAN TALI SLING RP 43,962,000
VI PEKERJAAN PAGAR BESI RP 3,900,000
VII PEKERJAAN LANTAI BESI RP 26,800,000
VIII PEKERJAAN PEKERJAAN CAT RP 4,600,000
IX PEKERJAAN PENGERASAN JALAN RP 7,700,500
X BIAYA SNACK MASYARAKAT RP 2,000,000
XI BIAYA PENGECATAN JEMBATAN LAIN RP 7,000,000
JUMLAH TOTAL RP 148,962,500
DONASI MISS INDONESIA 2014 34,000,000
114,962,500
1

MENGETAHUI
Lampiran 12

1
Lampiran 13

2
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PROF DR MOESTOPO (BERAGAMA)
TERAKREDITASI A : SK No.027/DAN-PT/Ak-XI/S1/X/2008
Kampus I : Jl Hang Lekir 1/8 Jakarta Pusat 12070 Telp. 7261433 Fax.7252685
Kampus II : Jl Swadarma Raya No 54 Ulujami Jakarta Selatan
Telp.58902927,58902928
Website : www.moestopo.ac.id e-mail : fikom@moestopo.ac.id

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Siti Farhani

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juli 1993

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Mampang Prapatan XI No 19 Rt 07 Rw 01, kecamatan


mampang, kelurahan Tegal Parang – Jakarta Selatan,
Indonesia 12790

E-mail : Farhany.hany10@gmail.com

Telepon : 0813-1438-2056

Pendidikan Formal

1. SD : 1999 – 2005 SDN Tegal Parang 01, Jakarta (berijazah)


2. SMP : 2005 – 2008 SMP Suluh, Jakarta (berijazah)
3. SMA : 2008 – 2011 SMAN 97, Jakarta (berijazah)
4. Perguruan Tinggi : 2011 – 2015 Universitas Prof.Dr Moestopo (Beragama)
(berijazah)

1
Pendidikan Non Formal

1. Seminar Pelatihan Jurnalistik (bersertifikat)


2. Seminar Wirausaha Mandiri 2014
3. Seminar Nasional Indonesia Berkarakter
4. Seminar oke zone goes to kampus
5. Surveyor survey pemilu 2014 kompas (bersertifikat)
6. Polling mingguan kompas
7. Seminar kementrian koprasi “UKM Goes to Digital”
8. Surveyor kepemirsaan televise kompas tv
9. Kunjungan redaksi ke trans tv
10. Kunjungan redaksi ke MNC Radio
11. Kunjungan redaksi ke litbang kompas gramedia
12. Kunjungan redaksi ke detik.com
13. Kunjungan redaksi ke binus tv

Pengalaman Organisasi

1. Anggota OSIS SMP SULUH 2006


2. Anggota PMR SMP SULUH 2006
3. Koordinator bidang kesenin SMA 97 2009
4. Ketua Ekskul Tari Saman SMA 97 2009
5. Anggota LPM Diamma Univ Prof.Dr Moestopo 2011-2014
6. Reporter LPM Diamma Univ Prof.Dr Moestopo 2011-2014
7. Pengembangan jaringan Univ Prof.Dr.Moestopo 2012-2013
8. Pemimpin Pelatihan dan Pengembangan Univ Prof.Dr.Moestopo 2013-2014
9. menjadi reporter diamma tv pada kegiatan kuliah umum berbasis jurnalistik 2012
10. menjadi pengisi suara di beberapa berita diamma tv
11. menyelenggarakan kunjungan redaksi ke binus tv pada tahun 2014
12. menyelenggarakan kegiatan studi banding LPM Diamma ke BPPM Balairung UGM
tahun 2014
13. menyelenggarakan beberapa pelatihan yang berkenaan dengan dunia jurnalistik oleh
narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
14. menjadi MC diacara pelatihan jurnalistik LPM Diamma 2013
15. menjadi moderator diacara pelatihan jurnalistik LPM Diamma 2012
16. menjadi MC diacara seminar universitas bung Karno 2013
17. menjadi host acara hotspot di mivo tv streaming april-agustus 2014

Anda mungkin juga menyukai