Berikut ini panduan menulis teras berita yang baik versi Purdue Online Writing Lab. Disebutkan, sebelum
menulis teras berita, tentukan atau pilih aspek cerita paling penting dari enam unsur berita 5W+1H – Who,
What, When, Where, Why, How. Fakta mana yang sekiranya paling menarik bagi pembaca.
1. The Five W’s and H. Kedepankan salah satu unsur berita yang dianggap terpenting dan paling menarik.
Biasanya unsur WHO dan WHAT menjadi unsur terpenting dibandingkan unsur berita lainnya. Anda harus
menekankan aspek-aspek itu dalam menulis teras berita. Jelaskan aspek kurang penting pada kalimat kedua
atau ketiga.
3. Specificity. Sempitkan topik berita. Fokuskan pada hal spesifik. Jika teras berita terlalu luas, maka ia
tidak akan informatif dan menarik.
4. Brevity. Susun teras berita seringkas mungkin. Biasanya teras berita berisi satu kalimat saja, kadang-
kadang dua kalimat. Umumnya terdiri dari 25-30 kata dan sangat jarang melebihi 40 kata.
5. Active sentences. Gunakan kalimat aktif. Kata kerja yang kuat akan membuat teras berita Anda “hidup”
dan menarik. Contoh, tulis “Presiden menanggapi komentar pengamat…”, bukan “Komentar pengamat
ditanggapi presiden…”; “Mahasiswa menuntut fasilitas kampus…” bukan “Fasilitas kampus dituntut
mahasiswa…”.
6. Audience and context: Take into account what your reader already knows. Remember that in today’s
media culture, most readers become aware of breaking news as it happens. If you’re writing for a print
publication the next day, your lead should do more than merely regurgitate yesterday’s news.
7. Honesty. Lead harus mencerminkan isi berita secata keseluruhan. Teras berita adalah “janji implisit”
kepada pembaca. Anda harus mampu menyampaikan yang Anda janjikan di teras berita.
1. Flowery language. Bahasa yang berbunga, penuh basa-basi. Fokuskan pada penggunaan “verb” (kata
kerja) dan “noun” (kata benda). Hindari “adverb” (kata keterangan) dan “ajektif” (kata sifat) dalam teras
berita.
Contoh: Tulis “Warga Bandung mendukung pemasangan spanduk larangan memberi sedekah kepada
pengemis di jalan raya….”, BUKAN “Warga Bandung yang selama ini merasa risih dengan keberadaan
gelandangan dan pengemis di jalan raya mendukung pemasangan spanduk larangan memberi sedekah….”
2. Unnecessary words or phrases. Hindari penggunaan kata-kata atau frasa yang tidak perlu. Hindari kata-
kata mubazir atau pemborosan kata.
Contoh, cukup tulis “Presiden berkunjung ke Bandung, Kamis (12/10)…” BUKAN “Presiden berkunjung
ke Bandung pada hari Kamis tanggal 12 Oktober….”
3. Formulaic leads: Because a lot of news writing is done on deadline, the temptation to write tired leads is
strong. Resist it. Readers want information, but they also want to be entertained. Your lead must sound
genuine, not merely mechanical.
4. It: Most editors frown on leads that begin with the word it because it is not precise and disorients the
reader. Teras berita sebaiknya langsung to the point dengen menyebutkan unsur WHO atau WHAT. Jangan
memulai dengan kata “ini”, seperti “Ini kabar baik bagi pecinta BlackBerry Messenger (BBM)…”, tapi
langsung saja: “BlackBerry Messenger (BBM) resmi menghadirkan aplikasi android…” Wasalam.
(www.komunikasipraktis.com).*