Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan ajar atau materi ajar adalah bahan atau materi yang harus dipelajari peserta

didik dalam satu keatuan waktu tertentu. Bahan ini dapat berupa konsep, teori, dan
rumus-rumus keilmuan; cara, tatacara, dan langkah-langkah untuk mengerjakan

sesuatu; dan norma-norma, kaidah-kaidah, atau nilai-nilai.

Bahan ajar untuk pembelajaran koginitif (pengetahuan) akan berwujud teori-teori

atau konsep-konsep keilmuan. Bahan ajar untuk pembelajaran psikomotorik

(keterampilan) akan berwujud cara atau prosedur mengerjakan dan menyelesiakan

sesuatu. Sedangkan bahan ajar untuk pembelajaran afektif (sikap) akan berwujud nilai-

nilai atau norma-norma. Jadi, sebagai calon pendidik nantinya pendidik harus mampu

memilih bahan ajar menyangkut dengan aspek yang dipelajari siswa harus memenuhi

ranah koginitif, psikomotorik, dan afektif.

Maka pada makalah ini akan dibahas mengenai prinsip-prinsip yang digunakan

dalam pemilihan bahan ajar, aspek-aspek materi bahan ajar, langkah-langkah dalam
memilih bahan ajar, penggunaan ilustrasi dalam bahan ajar, dan penggunaan bahasa

yang baik dalam bahan ajar. Dimana nantinya pengetahuan dasar mengenai pemilihan

bahan ajar ini dapat memberikan pengetahuan kepada Anda sehingga mampu nantinya

menerapkan pengetahuan yang ada ditengah menjalankan profesi kependidikan di

masa mendatang. Selain itu juga membahas mengenai penilaian bahan ajar yang

nantinya akan membantu Anda melakukan penilaian terhadap bahan ajar yang ada

sebelum digunakan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui prinsip-prinsip dan aspek-asek materi yang perlu diperhatikan

dalam memilih bahan ajar yang akan digunakan.

2. Menjelaskan langkah-langkah dalam memilih bahan ajar bahasa Arab

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Menurut Ahmad Sudrajad, bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang

memungkinkan siswa untuk belajar.1

Menurut Tim Sosialisasi KTSP, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan

tidak tertulis.

Sedangkan menurut Abdul Majid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan,

informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar.2 Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis

maupun bahan yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum

material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam
upaya mencapai tujuan kurikulum.

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar

terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam

rangkamencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-

1
Ahmad Sudrajat, “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran”
(Bandung: Sinar Baru Algesindo), h. 78.
2
“Pemilihan Bahan Ajar”, dikutip langsung dari blog pribadi Pengembangan Bahan Ajar
http://pengembanganbahanjar.blogspot.com/2014/07/pemilihan-bahan-ajar.html

3
jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),

keterampilan, dan sikap atau nilaiyang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai

standar kompetensi yang telah ditentukan.

b. Fungsi Bahan Ajar

Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas disebutkan bahwa

bahan ajar berfungsi sebagai:

1. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

diajarkan kepada siswa.

2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

dipelajari/dikuasa. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

3. Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru

dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitas-

aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian

(assessing). Menurut David A. Jacobsen dkk dalam bukunya “Methods for

Teaching” memaparkan bahwa di era standar-standar pengajaran, pendekatan


yang dilaksanakan guru dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran apapun,

yang harus mereka lakukan pertama kali adalah merencanakan, kemudian

menerapkan rencana-rencana yang telah dibuat, dan akhirnya menilai keberhasilan

aktivitasnya.

c. Pengembangan Kurikulum Terhadap Bahan Ajar

Ada beberapa alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar.

Beberapa alasan-alasan tersebut didasarkan antara lain; ketersediaan bahan sesuai

4
tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.

Selain itu, pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya

bahan belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana strategi untuk mencapainya serta

apa saja bahan ajar yang hendak digunakan merupakan kewengan penuh dari para

pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut sebagai pengembang
kurikulum termasuk di dalamnya memiliki kemampuan dalam mengembangkan bahan

ajar sendiri.

d. Manfaat dan Peranan Penyusunan Bahan Ajar

Dukungan, layanan serta ketersediaan bahan ajar yang beragam akan sangat

memberikan manfaat yang sangat besar pada siswa diantaranya suasana dan kegiatan

pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang, mendorong siswa agar

memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk belajar secara mandiri dan mengurangi

ketergantungan terhadap sumber informasi dari guru.

Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan

bahan ajar sendiri, antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan
kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi tergantung

kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi

lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat,

menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan

ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang

efektif antara guru dengan siswa karena siswa.

5
Adapun peranan bahan ajar, menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,

adalah :

1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai pengajaran

serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang disajikan.

2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi,

sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.

3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap.


4. Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi peserta

didik.

5. Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas praktis.

6. Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.3

2. Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar

Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip

relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan.

Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki

keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai


pengejawantahan kurikulum. Pada kompetensi dasar tersirat konsep yang harus

diajarkan dan karakteristik konsepnya. Jika konsep merujuk pada jenis konsep tentu

diperlukan strategi pengajaran spesifik sebaiknya siswa diberikan fakta-fakta konkrit

kemudian sisiwa dapat membantu inferensi dari interaksi fakta-fakta yang

dikemukakan oleh guru..

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, “Strategi Pembelajaran Bahasa” (Bandung: Remaja


3

Rosdakarya, 2011), h. 221.

6
Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan

kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus

meliputi empat macam.

Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai

dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak

boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu

banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk

mempelajarinya.

3. Aspek-aspek Materi Bahan Ajar

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam bahan ajar , yaitu :

a. Konsep adalah suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian yang umum, misalnya

sumber kekayaan alam yang dapat diperbarui.

b. Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan

suatu petunjuk untuk berbuat/melaksanakan sesuatu.


c. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah dikerjakan/dialami. Mungkin

berupa hal, objek atau keadaan. Jadi bukan sesuatu yang diinginkan atau pendapat atau

teori. Contoh : Proklamasi Kemerdekaan RI adalah pada tanggal 17 Agustus 1945.

d. Proses adalah serangkaian perubahan, gerakan-gerakan perkembangan. Suatu proses

dapat terjadi secara sadar atau tidak disadari. Dapat juga merupakan cara melaksanakan

kegiatan operasional (misalnya di pabrik) atau proses pembuatan tempe, proses

peubahan warna pada daun yang kena hama wereng dan sebagainya.

7
e. Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model. Umumnya nilai

bertalian dengan pengakuan atau kebenaran yang bersifat umum, tentang baik atau

buruk misalnya: hukum jual beli, hukum koperasi unit desa, Bimas dan sebagainya.

f. Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik. Berbuat dapat berarti

secara jasmaniah (menulis, berbicara dan sebagainya) dan dapat juga berarti rohaniah

(membedakan, menganaliss dan sebagainya). Biasanya kedua aspek tersebut tidak

terlepas satu sama lain, kendatipun tidak selalu demikian adanya.4

B. Langkah-Langkah Dalam Memilih Bahan Ajar Bahasa Arab

Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari

siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang

tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-

langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat

dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan

pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih

bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar.
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai

berikut:

 Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu

diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus

dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek

4
Oemar Hamalik, “Kurikulum dan Pembelajaran” (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 36.

8
standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda

dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi,

materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi

menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth,

1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama

orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain
sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis

prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis

prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-

langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel

listrik.Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan

(apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri

dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.

 Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta,

konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi.
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan

mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi

pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut

yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan

mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi

pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda.

9
Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan

“jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk

mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.

 Memilih sumber bahan ajar.5 Setelah jenias materi ditentukan langkah

berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar

dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran,

internet, media audiovisual, dsb.

1. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar

Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta,

konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi.

Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan

mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya.

Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah

memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi

dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting
untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan

strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-

beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan

menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan

metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.

5
“Pemilihan Bahan Ajar”, dikutip langsung dari blog pribadi Pengembangan Bahan Ajar
http://pengembanganbahanjar.blogspot.com/2014/07/pemilihan-bahan-ajar.html

10
Selanjutnya pilihlah bahan ajar yang sesuai dan relevan dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi. Dengan demikian maka

proses pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif dan efisien sehingga tujuan dari

pembelajaran tersebut bisa tercapai dengan baik.

Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber

bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai

sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan
sebagainya. Perbayaklah sumber materi bahan ajar karena dengan demikian maka

bahan ajar yang terlahir akan mempunyai banyak referensi dan data yang adapun lebih

akurat. Jangan hanya mengandalkan materi-materi dari referensi internet saja, perkaya

pengetahuan dengan buku.

2. Aspek-aspek pemilihan bahan ajar

a. Menentukan cakupan bahan ajar

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus

diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,

prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula

prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran


yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.

Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi

yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi

menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus

dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan

(adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu

diperhatikan dalam pengertian.

11
Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu

tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang

lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari

oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan

kompetensi dasar yang ingin dicapai.

b. Menentukan urutan bahan ajar


Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan

mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa

materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan

menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami

kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan

mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari. Materi

pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat

diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.

Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural


menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah

melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah

mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis

menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke

bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk

mempelajari materi berikutnya.

12
3. Bahan Ajar Bahasa Arab

Bentuk bahan ajar bahasa arab itu tidak jauh berbeda dengan bentuk-bentuk

bahan ajar pada umumnya. Menurut Mulyasa, bentuk-bentuk bahan ajar atau materi

pembelajaran, antara lain:

1. Bentuk bahan ajar tercetak, Contoh: hand out, buku, modul, brosur, dan

leaflet.

a. Hand out adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.


b. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari

pengarangnya.

c. Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat

belajar secara mandiri tanpa dengan bimbingan guru.

d. Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun

secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan

dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi

lengkap.

e. Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak

dimatikan/dijahit.
2. Bentuk bahan ajar non cetak

1. Audio Visual, Contoh: video/film,Video Compact Disc (VCD)

2. Audio, Contoh: radio, kaset, Compact Disc (CD) audio, piringan hitam

3. Visual, Contoh: foto, gambar, model/maket.

4. Multi Media, Contoh: CD interaktif, Computer Based, Internet3

3. Bentuk bahan ajar yang berbentuk fasilitas, Contoh: perpustakaan,

ruang belajar, studio, lapangan olah raga.

13
4. Bentuk bahan ajar berupa kegiatan, Contoh: wawancara, kerja

kelompok, observai, simulasi, permainan.

5. Bentuk bahan ajar berupa lingkungan masyarakat, Contoh: Teman,

terminal pasar, toko, pabrik, museum.6

Masalah cakupan bahan ajar atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan

penyampaian materi pembelajaranbahasa arab penting diperhatikan. Karena ketepatan

dalam menentukan cakupan bahan ajar atau ruang lingkup, kedalaman dan urutan
penyampaian, akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu

banyak, terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Dan ketepatan urutan penyajian akan

memudahkan bagi siswa mempelajari materi pembelajaran bahasa arab.

1. Penentuan cakupan bahan ajar pembelajaran bahasa arab

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran bahsa

arab harus diperhatikan, sebab nantinya jika cakupan tersebut sudah dibawa ke kelas

maka masing-masing jenis materi tersebut memerlukan strategi dan media

pembelajaran yang berbeda-beda.

Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah

materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah
memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai5.

Misalkan mata pelajaran bahasa arab. Salah satu kompetensi dasar yang

diharapkan dimiliki siswa, “Membuat jumlah Mubtada’dan Khabar”.Setelah

diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan Membuat

jumlah Mubtada dan Khabar tersebut termasuk jenis prosedur. Jika dianalisis, secara

garis besar cakupan materi yang harus dipelajari siswa agar mampu membuat

6
Nur Hamim, dkk, Bahan Ajar Pendidikan Dan Latihan Perofesi Guru Sertifikasi Guru/
Pengawasan jabatan kota 2011 (Surabaya: Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 2011), 79.

14
Jumlah Mubtada’dan Khabar adalah: Cara pembuatan jumlah Mubtada’dan Khabar.

Pengetikan susunan kalimat jumlah Mubtada’dan Khaba. Pemberian harakat akhir

jumlah Mubtada’dan Khabar, cara pengucapannya dan setiap jenis dari keempat

materi tersebut masih dapat diperinci lebih lanjut.

2. Penentuan urutan bahan ajar pembelajaran bahasa arab

Urutan penyajianbahan ajar sangat penting untuk menentukan

urutan peroses mempelajari atau mengajarkan bahasa Arab. Tanpa urutan yang tepat,
jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat

prasyarat akan menyulitkan guru atau siswa dalam mempelajarinya.

Misalnya urutan susunan bahan materi dalam pembelajaran bahasa

arab: Makna Kaliamat, Pembagian Kalimat, Al-ismu Al-mabni/Al-mu’rob,

Mubtada’Khabar, dan Seterusnya. Siswa akan mengalami kesulitan

mempelajari Mubtada’Khabar jika materi Pembagian Kalimat belum dipelajari atau

diajarkan.

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya

dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu:

a. Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah

secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya

langkah-langkah mempelajari bahasa arab, langkah-langkah memperdalam

pemahaman bahasa arab, dll.

b. Pendekatan hierarkis

15
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat

berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus

dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.6

Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang)

Misalkan tentang I’rob jumlah mufidah (fi’il, fa’il, maful bih) dalam bahasa Arab

agar siswa mampu mengi’rob jumlah tersebut dengan benar sesuai dengan koidah

nahwu (penerapan rumus/dalil), siswa terlebih dahulu harus mempelajari


konsep/pengertian jumlah mufidah, I’rob, fi’il, fa’il, maful bih, (penguasaan konsep).

Setelah itu siswa perlu mempelajari rumus/dalil jumlah mufidah, I’rob, fi’il, fa’il,

maful bih (penguasaan dalil). Selanjutnya siswa menerapkan dalil atau prinsip jumlah

mufidah I’rob, fi’il, fa’il, maful bih (penguasaan penerapan dalil).

16
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan materi yang terdapat pada bab sebelumnya

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:


1. Bahan ajar atau materi ajar adalah bahan atau materi yang harus dipelajari
peserta didik dalam satu keatuan waktu tertentu. Bahan ini dapat berupa
konsep, teori, dan rumus-rumus keilmuan; cara, tatacara, dan langkah-
langkah untuk mengerjakan sesuatu; dan norma-norma, kaidah-kaidah, atau
nilai-nilai.
2. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a)
mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b)
mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang
sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar.
B. Saran
Bahan ajar untuk pembelajaran koginitif (pengetahuan) akan berwujud teori-
teori atau konsep-konsep keilmuan. Bahan ajar untuk pembelajaran psikomotorik
(keterampilan) akan berwujud cara atau prosedur mengerjakan dan menyelesiakan
sesuatu. Sedangkan bahan ajar untuk pembelajaran afektif (sikap) akan berwujud nilai-

17
nilai atau norma-norma. Jadi, sebagai calon pendidik nantinya Anda harus mampu
memilih bahan ajar menyangkut dengan aspek yang dipelajari siswa harus memenuhi
ranah koginitif, psikomotorik, dan afektif.
DAFTAR ISI

“Pemilihan Bahan Ajar”, dikutip langsung dari blog pribadi Pengembangan Bahan

Ajar http://pengembanganbahanjar.blogspot.com/2014/07/pemilihan-
bahan-ajar.html

Hamalik, Oemar. 2005. “Kurikulum dan Pembelajaran”. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamim, Nur dkk. 2011. Bahan Ajar Pendidikan Dan Latihan Perofesi Guru

Sertifikasi Guru/ Pengawasan jabatan kota 2011. Surabaya: Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2011. “Strategi Pembelajaran Bahasa”.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudrajat, Ahmad. 2008. “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model

Pembelajaran”. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

18
19

Anda mungkin juga menyukai