Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nama karbohidrat ditemukan pertama kali oleh para ahli kimia Perancis,

nama tersebut diberikan untuk golongan senyawa-senyawa organik yang tersusun

atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen dalam senyawa-senyawa ini, dua unsur

yang terakhir mempunyai perbandingan 2:1. Senyawa-senyawa ini dianggap

berupa hidrat dari karbon (hydrate de carbone) yang mempunyai rumus

perbandingan Cn(H2O)m dengan n=m atau kelipatan urutan bilangan bulat

seterusnya, misalnya glukosa adalah C6H12C6 atau laktosa adalah C12H22O11.

Akhirnya pada tahun 1880-an disadari bahwa anggapan “hidrat dari karbon”

merupakan anggapan yang keliru dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi

aldehida atau polihidroksi keton atau turunan dari keduanya, sakarida atau zat gula

adalah nama yang sering dipakai sebagai pengganti nama karbohidrat.

Karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang melalui

proses metabolisme. Karbohidrat di dalam tubuh akan dibakar untuk menghasilkan

tenaga atau panas. Satu gram karbohidrat akan menghasilkan empat kalori.

Klasifikasi karbohidrat pada umumnya didasarkan atas kompleksitas struktur

kimia, dikenal sebagai monosakarida, dan karbohidrat majemuk yang meliputi

disakarida dan polisakarida. Karbohidrat yang banyak mengandung gugus hidroksil

dan mempunyai gugus formil atau gugus aldehida dikenal sebagai polihidroksi

aldehida, sedangkan karbohidrat yang banyak mengandung gugus hidroksil dan

mempunyai gugus karbonil atau gugus keton dikenal sebagai polihidroksi keton.

2
Ada pula yang mengklasifikasikan karbohidrat menjadi karbohidrat yang

dapat dicerna dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Berdasarkan penjelasan di

atas makan dilakukan praktikum acara satu tentang karbohidrat ini agar dapat

memahami reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa yang

merupakan sifat karbohidrat jika direaksikan dengan asam kuat pekat dan dapat

mengetahui adanya ikatan antara molekul pati (amilum) dan iod.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara satu tentang karbohidrat ini adalah:

1. Memahami reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa, yang

merupakan sifat karbohidrat jika direaksikan dengan asam kuat pekat.

2. Mengetahui adanya ikatan antara molekul pati (amilum) dan iod.

3
I. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang melalui

proses metabolisme. Karbohidrat di dalam tubuh, akan dibakar untuk menghasilkan

tenaga atau panas. Satu gram karbohidrat akan menghasilkan empat kalori, rumus

umum karbohidrat yaitu Cn(H2O)m (Sigit, 2012).

Karbohidrat merupakan sumber energi bagi manusia dan hewan yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan. Melalu fotosintesis, klorofil dengan tanaman sinar matahari

mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2) yang berasal dari udara

dan air dari tanah. Karbohidrat berperan dalam penyimpanan energi (pati),

transportasi energi (sukrosa) serta pembangun dinding sel (selolusa) (Sa`adah dan

Nurhasnawati, 2015).

Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi

monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentose oleh asam sulfat pekat

menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural.

Pereaksi Molisch yang terdiri atas α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan

furfural membentuk senyawa kompleks yang terbentuk cincin ungu diantara 2

lapisan. Karbohidrat berguna untuk mencegah ketosis, pemecahan protein tubuh

yang berlebihan, kehilangan mineral dan membantu metabolisme lemak dan protein

dalam tubuh (Sa`adah dan Nurhasnawati, 2015).

Monosakarida apabila dipanaskan dengan asam kuat pekat akan

menghasilkan furfural atau derivatnya. Furfural (C5H4O2) atau sering disebut

dengan 2-furankarboksaldehid, furanaldehid, 2-furfuraldehid, furaldehid,

4
merupakan senyawa organik turunan dari golongan furan. Furfural merupakan

senyawa yang kurang larut dalam air, namun larut dalam alkohol, eter, dan benzene

(Andaka, 2011).

Furfural memiliki aplikasi yang cukup luas terutama untuk mensintesis

senyawa-senyawa turunannya. Hanya 13% saja di dunia, yang langsung

menggunakan furfural sebagai aplikasi, selebihnya disintesis menjadi produk

turunannya (Witono, 2005). Furfural dihasilkan dari biomassa (contohnya ampas

tebu) lewat 2 tahap reaksi, yaitu hidrolisis dan dehidrasi (Andaka, 2011).

Menurut Suharto (2006) beberapa bahan sisa pertanian seperti tongkol

jagung, kulit biji kapas, kulit kacang tanah, ampas tebu, kulit biji gandum, dan

sekam padi mengandung pentosan yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan

furfural. Proses pembuatan furfural biasanya dilakukan dalam dua tahap, yaitu

proses perebusan dan pengambilan atau pemindahan hasil. Reaksi pembentukan

furfural merupakan reaksi berurutan (seri) dan dapat dinyatakan sebagai berikut:
H+ HOCH (CHOH) CHO
(C5H10O5)n + H2O ⎯→ 2 3

Pentosan Pentosa
+
H
HOCH2(CHOH)3 CHO ⎯→ (CH)3COCHO + 3H2O
H2O
Pentosa Furfural Air

Amilum adalah karbohidrat yang berasal dari hasil proses fotosintesis

tanaman, disimpan dalam bagian tertentu tanaman dan berfungsi sebagai cadangan

makanan (Soebagio et al., 2009). Irianto (2003) menyatakan amilum adalah

senyawa yang memiliki berat molekul tinggi, terdiri atas polimer glukosa yang

bercabang-cabang yang diikat dengan ikatan glikosidik. Degradasi amilum

5
membutuhkan enzim amilase yang akan memecah atau menghidrolisis menjadi

polisakarida yang lebih pendek (dextrin), dan selanjutnya menjadi maltosa.

Hidrolisis akhir maltosa menghasilkan glukosa terlarut yang dapat ditransport

masuk ke dalam sel.

6
II. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu pada saat uji molisch

menggunakan tabung reaksi, pipet tetes dan batang pengaduk. Alat-alat yang

digunakan pada saat uji iodin adalah tabung reaksi,pipet tetes dan batang pengaduk.

Bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum ini ketika uji molisch

menggunakan larutan glukosa 0,02 M, larutan sukrosa 0,02, larutan pati 0,7%,

pereaksi Molisch dan larutan asam sulfat pekat. Uji iodin dengan menggunakan

bahan yang sama pada saat uji molisch akan tetapi uji iodin menggunakan pereaksi

Iod.

B. Prosedur Kerja

1. Uji Molisch.

Langkah-langkah kerja pada saat uji molisch yaitu:

a. Sebanyak 1 mL larutan glukosa 0,02 M,1 mL larutan sukrosa 0,02 M dan

1 mL larutan pati 0,7% ke dalam 3 tabung reaksi bersih diisi.

b. Sebanyak 2 tetes pereaksi molisch ke dalam masing-masing tabung

reaksi, dengan dikocok sampai homogen ditambahkan.

c. Sebanyak 2 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi (tidak

boleh langsung ke larutan) terjadi 2 lapisan ditambahkan.

7
d. Timbulnya warna pada batas kedua lapisan tersebut,catat dari tiga macam

karbohidrat yang diuji manakah yang paling peka terhadap uji molisch di

amati.

2. Uji Iodin.

Langkah-langkah kerja pada uji iodin yaitu:

a. Sebanyak 1 mL larutan glukosa 0,02 M,1 mL larutan sukrosa 0,02 M dan

1 mL larutan pati 0,7% ke dalam 3 tabung reaksi bersih diisi.

b. Sebanyak 1 mL larutan Iodin dicampur dengan baik ke dalam tabung

reaksi ditambahkan.

c. Timbulnya warna pada batas kedua lapisan tersebut,catat dari tiga macam

karbohidrat yang diuji manakah yang paling peka terhadap uji Iodin di

amati.

C. Skema Kerja

1. Uji Molisch

Tiga Tabung Reaksi

Tabung reaksi 1 diisi 1 ml larutan glukosa 0,02 M.


Tabung reaksi 2 diisi 1 ml larutan sukrosa 0,02 M.
Tabung reaksi 3 diisi 1 ml larutan pati 0,07%.

Masing-masing tabung ditambah 2 tetes pereaksi.


Dikocok sampai homogen.
Tambahkan 2 ml H2SO4 melalui dinding tabung reaksi

Terjadi 2 lapisan

Timbul warna ungu

8
2. Uji Iodin

Tiga Tabung Reaksi

Tabung reaksi 1 diisi 1 ml larutan glukosa 0,02 M


Tabung reaksi 2 diisi 1 ml larutan sukrosa 0,02 M
Tabung reaksi 3 diisi 1 ml larutan pati 0,07%

Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml larutan Iodin

Dicampur

Timbul warna biru (Amilosa) dan


Merah keunguan (Amilopektin)

9
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1) Uji Molisch

Tabel 1. Uji molisch


Warna +
No Larutan Warna 2 Lapisan + H2SO4
Pereaksi Molisch
1 Glukosa Bening Terdapat cincin tipis berwarna ungu
2 Sukrosa Bening Tidak terjadi perubahan
3 Pati Keruh Tidak terjadi perubahan

2) Uji Iod

Tabel 2. Uji Iodin


No Larutan Warna Larutan Setelah + Pereaksi Iod
1 Glukosa Kuning
2 Sukrosa Kuning Pekat
3 Pati Kuning Kecoklatan

Kesimpulan:

Perlakuan percobaan uji molisch, pada saat glukosa ditambahkan pereaksi

Molisch tidak mengalami perubahan, sama halnya dengan larutan sukrosa,

sedangkan pada saat larutan pati ditambahkan pereaksi molisch mengalami

perubahan warna menjadi keruh. Kemudian ketiga larutan ditambahkan H2SO4,

larutan sukrosa dan pati tidak mengalami perubahan, sedangkan pada saat larutan

glukosa ditambahkan H2SO4 terbentuk cincin berwarna ungu namun hanya dalam

waktu singkat dan tidak terlalu jelas.

Perlakuan percobaan uji iod, ketiga larutan mengalami perubahan ketika

ditambahkan pereaksi iod. Larutan glukosa berubah warna menjadi warna kuning,

10
larutan sukrosa berubah warna menjadi kuning pekat dan larutan pati berubah

menjadi warna kuning kecoklatan.

B. Pembahasan

Karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang melalui

proses metabolisme (Sigit, 2012). Karbohidrat berasal dari kata ‘karbon’ dan

‘hidrat’. Atom karbon yang mengikat air (Haris, 2013). Monosakarida terdiri dari 5

atau 6 rantai C. Monosakarida yang mempunyai lima rantai C disebut pentosa,

sedangkan yang mempunyai 6 rantai disebut heksosa. Atom H dan O yang terikat

pada rantai ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Monosakarida

tidak daat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi.contoh dari

monosakarida adalah fruktosa, glukosa, dan galaktosa. Disakarida adalah salah satu

karbohidrat jenis oligosakarida, yaitu merupakan polimer dari 2 – 10 monosakarida.

Biasanya oligosakarida bersifat larut dalam air. Disakarida terdiri atas dua unit

monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. Oligosakarida

dapat diperoleh dari hasil hidrolisis polisakarida dengan bantuan enzim tertentu.

Selain itu oligosakarida dapat ditemui pada biji tumbuh-tumbuhan dan acang-

kacangan. Contoh dari oligosakarida yaitu sukrosa, laktosa, dan maltose.

Polisakarida merupakan polimer lebih dari 10 monomer monosakarida yang

mebentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Polisakarida adalah golongan

karbohidrat kompleks. Polisakarida dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang

lebih sederhana seperti oligosakarida. Contoh dari polisakarida adalah

hemiselulosa, lignin, dan pektin (Dawns, 2006). Karbohidrat berperan dalam

11
penyimpanan energi (pati), transportasi energi (sukrosa), pembangun dinding sel

(selolusa), pemberi rasa manis, penghemat protein pengatur metabolisme lemak

(Sa`adah dan Nurhasnawati, 2015).

Uji molisch digunakan untuk membuktikan adanya karbohidrat pada sampel.

Prinsip dari uji molisch yaitu reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dan asam

naftol yang kemudian ditambah dengan asam sulfat pekat. Uji positif bila

membentuk warna kompleks ungu pda permukaan logam (Nigam, 2008). Prinsip

kerja pada uji iodin yaitu, pati yang berikatan dengan lodine akan menghasilkan

warna biru. Sifat ini dapat digunakan untuk menganalisis adanya pati. Hal ini

disebabkan oleh struktur molekul pati yang bentuknya spiral, sehingga akan

mengikat molekul iodine dan terbentuklah wama biru (Winarno, 1984). Mekanisme

iodium dan amilum membentuk kompleks amilum-iodium yang ditandai dengan

terbentuknya warna biru adalah sebagai berikut:

Amilum + I2 I- amilum (biru)

(Febrianti, et al., 2013).

Prosedur kerja uji molisch adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak 1 mL larutan glukosa 0,02 M,1 mL larutan sukrosa 0,02 M dan 1 mL

larutan pati 0,7% ke dalam 3 tabung reaksi bersih diisi.

Gambar 1. Larutan glukosa, sukrosa, dan pati.

12
2. Sebanyak 2 tetes pereaksi molisch ke dalam masing-masing tabung

reaksi,dengan dikocok sampai homogen ditambahkan.

Gambar 2. Penambahan pereaksi molisch

3. Sebanyak 2 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi (tidak boleh

langsung ke larutan) terjadi 2 lapisan ditambahkan.

Gambar 3. Penambahan H2SO4

4. Timbulnya warna pada batas kedua lapisan tersebut,catat dari tiga macam

karbohidrat yang diuji manakah yang paling peka terhadap uji molisch di

amati.

Gambar 4. Hasil Uji Molisch

13
Prosedur kerja uji iodin adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak 1 mL larutan glukosa 0,02 M,1 mL larutan sukrosa 0,02 M dan 1 mL

larutan pati 0,7% ke dalam 3 tabung reaksi bersih diisi.

Gambar 5. Larutan glukosa, sukrosa, dan pati.

2. Sebanyak 1 mL larutan Iodin dicampur dengan baik ke dalam tabung reaksi

ditambahkan.

Gambar 6. Penambahan Iod

3. Timbulnya warna pada batas kedua lapisan tersebut,catat dari tiga macam

karbohidrat yang diuji manakah yang paling peka terhadap uji Iodin di amati.

14
Gambar 7. Hasil uji Iodin.

Prosedur ini sesuai dengan yang dikatakan Sumardjo (2009) reaksi antara

polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya

membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin,

sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida dan monosakaraida tidak

membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin.

Kondensasi iodin dengan karbohidrat pada uji iodin, monosakarida dapat

menghasilkan warna yang khas. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati,

terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan

dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat

membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam

spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut

(Fessenden, 1986). Larutan amilum setelah ditetesi iodium (sebelum dipanaskan)

larutan berwarna putih bening. Namun, setelah dipanaskan warna larutan tetap

putih bening tetapi ada endapan berwarna ungu didasar tabung reaksi. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi hidrolisis pati pada saat pemanasan. Adapun endapan

15
yang muncul di dasar tabung ini disebabkan karena proses hidrolisis pati yang tidak

sempurna. Endapan ini merupakan sisa dari butir-butir amilum (Diwan, 2012)

Pereaksi molisch adalah larutan alfa-naftol dalam alkohol. Fungsi a-naftol

sebagai pereaksi agar terbentuknya cincin ungu sementara alkohol bekerja untuk

mencegah agar tidak rusak kompilasi H2SO4, dimasukkan ke dalam sampel. Terjadi

reaksi dehidrasi polimer oleh asam sulfat dan alfa naftol yang akan membuat

komposisi kompleks berwarna ungu. Asam sulfat (H2SO4) digunakan sebagai

komposisi komposisi furfural dan sebagai agen kondensasi (Nur MN, 2014).

Larutan iodium sebagai pereaksi iodin berfungsi sebagai larutan yang diadsorpsi

oleh larutan polisakarida dan akan memberikan warna. Warna yang dihasilkan akan

bergantung pada jenis polisakarida pengadsorpsi (Haris H, 2014).

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa

tidak semua bahan (glukosa, sukrosa dan pati) terlihat adanya cincin berwarna ungu

(violet) diantara dua lapisan zat cair, cincin hanya terbentuk pada larutan glukosa

dalam waktu singkat dan tipis. Hal ini dikarenakan bahan yang digunakan kurang

baik dan kurangnya ketelitian dari praktikan saat melakukan uji sehingga tidak

terjadi kondensasi karbohidrat oleh pereaksi molisch dan reaksi dihidrolisis dengan

H2SO4. Menurut Yazid (2006) yang menyatakan bahwa, semua jenis karbohidrat

akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan 5% α-

naftol. Hamdan (2007) berpendapat cincin ungu terbentuk akibat glukosa yang

terhidrasi menjadi fulfular dan bereaksi dengan molisch dan H2SO4. Furfural padat

paling cepat membentuk cincin ungu karena tidak perlu melalui hidrolisis.

Konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada

16
gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian diperkirakan dapat

membentuk produk yang bewarna pada produk amilum dan glukosa yang diteliti

terbukti adalah karbohidrat yang ditandai dengan adanya cincin bewarna ungu, jadi

baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida memberikan hasil positif pada

uji molisch, sehingga membuktikan bahwa seluruhnya ialah karbohidrat.

17
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada

uji molisch dapat diketahui reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu

senyawa yang merupakan sifat karbohidrat jika direaksikan dengan asam kuat pekat

serta pada uji iodin dapat diketahui adanya ikatan antara molekul pati dan iod.

B. Saran

Praktikan seharusnya memerhatikan dengan seksama saat asisten sedang

menjelaskan tentang cara uji molisch dan uji iodin agar tidak terjadi kesalahan pada

saat sedang melaksanakan praktikum dan dapat melakukan percobaan dengan baik

sehingga didapatkan hasil yang sesuai. Bahan dan alat yang digunakan seharusnya

di cek terlebih dahulu apakah masih efektif digunakan atau tidak sehingga tidak

terjadi kekeliruan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Andaka, Ganjar. 2011. Hidrolisis Ampas Tebu Menjadi Furfural dengan Katalisator
Asam Sulfat. Jurnal teknologi. 1(2): 110-112.

Dawns, Mark. 2006. Biokimia Kedokteran Dasar. EGC: Jakarta.

Gimantoro, Hadi. 2008. Asam Sulfat (Sulfuric Acid / H2SO4). Bogor:Akademi


Kimia Analis Bogor.

Haris, Hasrah. 2014. Uji Kualitatif Karbohidrat. Universitas Hasanuddin: Makassar

Kadek, L.K. Sari, J. A. Prasetia, dan I. S. Arisanti 2011. Pengaruh Rasio Amilum:
Air dan Suhu Pemanasan Terhadap Sifat Fisik Amilum Singkong Pregelatin
yang Ditujukan Sebagai Eksipien Tablet. Jurnal Farmasi Udayana. 2(1): 10-
15

Sa`adah H dan H. Nurhasnawati. 2015. Perbandingan Pelarut Etanol dan Air pada
Pembuatan Ekstrak Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine americana Merr)
Menggunakan Metode Maserasi. Jurnal Ilmiah Manuntung. 1(2): 149-153

Sutanto, Agus. 2011. Degradasi Bahan Organik Limbah Cair Nanas oleh Bakteri
Indigen. El-Hayah. 1(4):151-156.

19
LAMPIRAN

Gambar 1. Penambahan pereaksi Molisch Gambar 2. Larutan Glukosa,


Sukrosa dan Pati

20

Anda mungkin juga menyukai