Gambaran
Gambaran
3 Kecerdasan Emosional
Goleman (2009:45) menyatakan: “Kecerdasan emosi merupakan
kemampuan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri, memiliki
daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu mengendalikan impuls,
memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, kemampuan berempati dan
membina hubungan dengan orang lain” Individu yang mempunyai kecerdasan
emosional yang tinggi akan mampu mengatasi berbagai masalah atau tantangan
yang muncul dalam hidupnya. Penelitian-penelitian telah membuktikan bahwa
kecerdasan emosional sebaiknya mulai di kembangkan sedini mungkin karena
dapat membuat anak mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar atau disukai
teman-temannya di arena bermain.
Penelitian Astuti (2000) menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat
meningkatkan kemampuan social. Sedangkan penelitian Mastuti (2002)
menunjukkan bahwa permainan tradisional mampu meningkatkan kemampuan
berempati. Kedua penelitian tersebut mengungkapkan dua ranah dari kecerdasan
emosi melalui permainan tradisional. Kelompok Neo-Piagetians juga menyatakan
bahwa masa anak adalah masa yang tepat untuk mengenalkan berbagai
pengalaman dan pengetahuan baru karena kemampuan memproses informasi
sudah semakin bertambah dibandingkan masa sebelumnya (dalam Santrock,
1995). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masa anak merupakan saat yang
tepat untuk mengenalkan ketrampilan social sehingga lebih peka terhadap
keberadaan dan kebutuhan orang lai, dan cerdas secara emosional. Hal yang sama
juga dinyatakan oleh Goleman (1997) bahwa kecerdasan emosi dapat dibina sejak
masa kanak-kanak.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan dan memahami secara
lebih efektif terhadap daya kepekaan emosi yang mencakup kemampuan
memotivasi diri sendiri atau orang lain, pengendalian diri, mampu memahami
perasaan orang lain dengan efektif, dan mampu mengelola emosi yang dapat
digunakan untuk membimbing pikiran untuk mengambil keputusan yang terbaik.