PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tentang kesehatan. Kesehatan adalah sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Untuk itu
spiritual.
proses pendekatan dengan didasari oleh kiat dan ilmu, keperawatan sehingga
asuhan keperawatan dapat diberikan secara tepat guna dan penuh rasa tanggung
jawab.
dipastikan abjad hepatitis tersebut akan segera bertambah. (Buku Ajar Ilmu
Perjan RS. DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada bulan Januari – Desember
1
2002 dengan penderita sebanyak 244 pasien, hepatitis akut berada pada urutan
kedua dengan jumlah pasien 35 orang (14,34 %) terdiri dari laki – laki 29 pasien
mempunyai insiden yang tinggi serta prognosa yang buruk pada orang yang
dengan judul “Asuhan keperawatan klien Ny. “.F” dengan Hepatitis Acut Di
Ruang Perawatan Lontara I Interna Atas Perjan RS. DR. Wahidin Sudirohusodo
Makassar”
B. Batasan Masalah
memberikan Asuhan keperawatan klien Ny. “.F” dengan Hepatitis Acut Di Ruang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2
b. Dapat sebagai bahan informasi kepada sesama pelaksana perawatan yang
2. Tujuan khusus
hepatoma.
D. Manfaat Penulisan
Program Studi Keperawatan Tidung D III Khusus Perjan RS. DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
terkait.
3
E. Metode Penulisan
1. Studi kepustakaan
2. Studi kasus
Melalui asuhan keperawatan pasien yang dirawat di Perjan RS. DR. Wahidin
a. Observasi
b. Metode wawancara
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih jelasnya dalam laporan studi kasus ini penulis dengan menyusun
BAB I : PENDAHULUAN
4
Yang membahas tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan
penulisan
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Virus yang hampir selalu ditularkan melalui rute fekal oral. Virus ini yang
menimbulkan hepatitis akut tanpa keadaan kronik atau menetap seperti yang
2. Anatomi fisiologi
a. Anatomi
1500 gr, atau 2,5 % berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan
dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan
atap ginjal kanan, lambung pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus
utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan
posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat di luar. Lobus
kiri dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis
kanan yang tidak terlihat di luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial
dan lateral oleh ligamentum fasiforme yang dapat dilihat dari luar.
6
Ligamentum fasiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan
permukaan organ ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan
sel hati yang berbentuk lobus, tersusun radial mengelilingi vena sentralis.
sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika. Tidak
seperi kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel kuffer. Sel
yang terdapat dalam hati, jadi hatu merupakan salah satu organ utama
sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-
cabang vena porta dan arteria hepatika yang melingkari bagian perifer
lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang sangat kecil yang
7
lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit disekresi ke
koledokus).
Vena porta yang menerima aliran darah dari saluran limpa dan
Volume total darah yang melalui hati 100 – 1500 ml tiap menit
b. Fungsi hati
disimpulkan bahwa :
8
1) Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu
sekitar 1 liter empedu tiap hari. unsur utama empdu adalah air (97 %),
dalam usus halus. Oleh bakteri usus halus sebagian besar garam
dengannya.
2) Fungsi metabolik
9
Monosakarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan
10
4) Fungsi vaskuler hati
inferior. Selain itu dari arteri hepatika mengalir masuk kira-kira 350 cc
darah. Darah arterial ini akan masuk dan bercampur dengan darah
3. Etiologi
c. Hepatitis C
11
4. Patofisiologi
perut dan mual. Pada kasus yang ekstrim dapat terjadi kerusakan pada hati
5. Manifestasi klinik
Keluhannya terasa nyeri pada perut kanan atas, tidak ada nafsu makan karena
perut terasa kenyang, berat badan menurut drastis. Kadang ada keluhan dari
6. Pemeriksaan laboratorium
c. Posfatase alkali.
d. Laktat dehidrogenase.
12
e. Peningkatan alfa-L fukosidase.
7. Komplikasi
dan lain-lain.
oleh tumor. Ini disebabkan oleh karena hilangnya mekanisme umpan balik
8. Pencegahan
9. Pengobatan
AGS positif.
dikurangi.
Pada sub bab ini, penulis akan menguraikan tentang proses keperawatan
13
Proses perawatan adalah metode pemecahan masalah keperawatan secara
1. Tahap pengkajian
a. Riwayat kesehatan
b. Aktivitas/istirahat
c. Sirkulasi
d. Eliminasi
14
Gejala : flatus.
Penurunan atau tidak ada tanda bising usus, faeces warna tanah
e. Makanan/cairan
mencerna, mual/muntah.
f. Neurosensori
penurunan mental.
g. Nyeri/kenyamanan
neuritis perifer
h. Pernafasan
Gejala : dispna
15
Tanda : takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan, ekspansi
i. Keamanan
Gejala : pruritus.
j. Seksualitas
lengan, pubis).
2. Diagnosa keperawatan
16
f. Resiko tinggi terhadap perubahan proses fikir berhubungan dengan
biofisika/pribadi rentan.
3. Perencanaan
2) Intervensi
pemasukan/defesiensi
tipe diet.
17
Rasional : buruknya toleransi terhadap makanan mungkin
abdomen.
mengandung gas
ketidaknyamanan abdomen.
esofagus.
kalori.
18
2) Intervensi :
jam.
abdominal.
congestion.
rete dispnoe.
penurunan albumin.
19
Rasional : menurunkan rasa haus.
pada kulit.
2) Intervensi :
kering.
rendah.
20
Rasional : meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan
edema.
asites.
2) Intervensi :
pernafasan.
21
d) Pertahankan posisi kepala tempat tidur tinggi.
pada diafragma.
2) Intervensi :
hemostatis darah.
bila ada.
22
Rasional : peningkatan nadi dan penurunan tekanan darah centra
darah sirkulasi.
hipoksemia.
perdarahan.
kenyataan.
2) Intervensi :
23
Rasional : pengkajian terhadap status mental dan prilaku penting
sesuai kebutuhan.
menurunkan ansietas.
biofisika/pribadi
yang ada.
2) Intervensi :
24
a) Diskusikan situasi/dorong pernyataan takut/masalah,
perubahan penampilan.
2) Intervensi :
25
c) Informasikan pada pasien tentang efek gangguan obat
obat.
4. Implementasi
pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu
pelaksanaan perawatan.
5. Evaluasi
26
Pada tahap akhir dari proses keperawatan adalah mengevaluasi respon
dilaksanakan.
Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : pola
27