Anda di halaman 1dari 2

Bukti Paleontologi

Paleontologi berasal dari kata paleo yang artinya masa lampau, onto yang artinya kehidupan dan
logos yang artinya adalah ilmu. Jadi secara umum paleontologi berarti ilmu yang mempelajari
tentang masa lampau. Paleontologi juga bias disebut sebagai ilmu yang mempelajari tentang fosil.
Ruang lingkup paleontology terbagi menjadi 2 yaitu paleobotani (ilmu yang mempelajari tentang
tumbuhan) dan paleozoology (ilmu yang mempelajari tentang hewan vertebrata dan invertebrata)
Di dalam paleontologi ini, kita akan mempelajari tentang hewan dan tumbuhan yang hidup di masa
lampau yang kini bisa kita lihat melalui fosil-fosil dan peninggalan lainnya. Berbeda dengan
mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman sekarang, paleontology menggunakan
fosil sebagai sumber utama peneliti, yang artinya ini akan sangat sulit untuk di pelajari.
Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan terekam pada bahan-bahan
dari kerak bumi. Sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang binatang,jejak atau cetakan yang
mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral. Catatan fosil ( fossil record ) adalah
susunan teratur di mana fosil mengendap dalam lapisan/ strata,pada batuan sedimen yang
menandai berlalunya waktu geologis. Semakin atas letak strata tempat fosil ditemukan,semakin
muda usia fosil tersebut.
Mesosaurus merupakan fauna reptilia akuatik sekitar 500 milimeter panjangnya. Pada Gambar 3.8
diperlihatkan peta penyebaran Mesosaurus yang terdapat di dua Sisi kawasan yang Saling
berhadapan di Benua Afrika dan Benua Amerika Selatan. Terbatasnya kekuatan berenang dari
Mesosaurus tidak memungkinkannya untuk dapat menyeberangi Samudera Atlantik yang luas itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fauna Mesosaurus telah ada sebelum benua Amerika
Selatan terpisah dari Afrika dan kemudian fauna reptil ini ikut terbawa serta bersama benua-benua
tersebut ke tempatnya sekarang.

Gb 38 Penyebaran fosil Mesosaurus dibagian Amenit selatan dan di bagian baratAfrika Selatan).
(Heather, 1986).

Efek dan akibat dari pemekaran dan penumpuan species ini dapat dikaitkan dengan terjadinya
pemekaran dan penumpuan benua-benua dalam kurun waktu tertentu. Adanya jembatan daratan
akan memungkinkan species darat dapat menyeberang, bergabung dan berkembang dan sekaligus
juga menghalangi_spesies air (marin) untuk saling menyeberang. Dengan demikian, keberadaan
jembatan daratan ini menyebabkan penumpukan dan penggabungan spesies daratan, yang
mengakibatkan berkurangnya spesies daratan karena sebagian punah, terutama spesies yang lemah
menghilang ditekan oleh spesies yang kuat. Dalam waktu yang bersamaan akan menimbulkan
pemekaran spesies dalam fauna marin yang menghasilkan bertambahnya spesies marin dikedua
kawasan yang terpisah.

Gb3.9. Diagram memperlihatkan


a) keadaan menumpuknya spesies darat dan memberainya spesies marin b) keadaan sebaliknya.
Bukti-Bukti Kemagnitan Purba
Pada batuan sedimen, setiap partikel- partikel magnetik pada Saat diendapkan akan menempatkan
diri sejajar dengan medan magnetik bumi. Bila kita mengetahui umur batuan, kita dapat
menggunakan kemagnitan batuan ini untuk mendapatkan posisi kutub magnetik bumi pada
saat batuan tersebut terbentuk. Tampaknya dalam sejarah perkembangan bumi kutub
Utara dan kutub Selatan telah bergerak dan bergeser dari waktu ke waktu. Kita mengetahui
adanya variasi pada kedudukan medan magnet bumi, dan yang berskala besar juga ditunjukkan
oleh rekaman waktu geologi. Pergerakan berskala besar ini dikenal sebagai pengembaraan kutub
(polar wandering).
Bila kedudukan kutub Utara diplot dalam interval waktu yang berbeda dengan menggunakan hasil
pengukuran dari benua tertentu, maka lintasan dapat diplot mengikuti pergerakan dari kutub.
Lintasan ini disebut kurva pengembaraan kutub (polar wandering curve). Setiap benua mempunyai
kurva pengembaraan kutub masing-masing, seperti terlihat dalam Gambar 3.10. Dalam hal
perbedaan kurva pengembaraan kutub,ini ada dua kemungkinan yang terjadi: i) setiap benua
memiliki kutub Utara sendiri, ataupun ii) benua-
benua tersebut telah bergerak relatif antara satu dan yang lain. Dengan memplot berbagai kutub
dalam peta padanan kembali benua-benua.
(Gb. 3.11). akan terlihat bahwa kutub- kutub tersebut akan terdapat di kawasan relatif kecil di
sekitar kutub Selatan. Dengan demikian, kecendrungan lebih mendekati kemungkinan kedua, yang
menunjukkan bahwa kutub magnetik bergeser relatif tidak jauh dari posisinya yang sekarang
terhadap sumbu rotasi bumi.

Gb. 3.11 posisi kutub magnetik purba pada Karbon. Perm dan Trias dalam rekonstruksi super-
benua Pangea.

Anda mungkin juga menyukai