Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang luar
biasa banyaknya. Luas laut Indonesia yaitu dua pertiga dari daratannya.
Total luas laut Indonesia adalah 3,544 juta km2 (Perikanan dan kelautan
dalam angka, 2010). Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang
kedua didunia setelah Kanada dengan panjang 104 ribu km
(Bakokorsunal, 2006). Selain garis pantai yang panjang, Indonesia
memiliki jumlah pulau terbanyak yaitu 17.504 pulau yang tersebar dari
sabang sampai merauke (kemendagri, 2008) dimana di dalamnya banyak
mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat
disayangkan apabila sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara
maksimal. Salah satu sumber alam tersebut adalah hasil perikanan.
Dimana sumber alam ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Hal ini
menyebabkan banyak permintaan dari masyarakat berupa produk-produk
perikanan. Untuk Mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efisien
untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang maksimal dan aman.
Sumber daya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu
sumber daya perikanan yang paling melimpah di Indonesia (Widodo, 2000).
Sumberdaya ini adalah merupakan sumberdaya neritik, terutama
penyebarannnya adalah di perairan yang paling utama yaitu perairan dekat
pantai. Didaerah dimana terjadi proses penaikan massa air atau berubahnya
air dari satu tempat rendah ke tempat yang tinggi yang disebut (Upwelling).
Purse seine adalah alat (gear) yang efektif digunakan untuk
menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Purse Seine disebut
juga “Pukat Cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk
mana “Tali cincin” atau “Tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin
dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian
jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak

1|Alat dan Kapal Penangkap Perikanan


berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan. Kapal purse seine
adalah kapal yang dioperasikan di perairan air tawar, payau atau laut untuk
menangkap ikan, dan hewan air lainya (selain paus) yang dikonstruksi
khusus serta dilengkapi dengan jaring kantong (purse seine) (Ardidja,
2007). Ukuran jaring, yaitu ukuran panjang dalam dan besar mata jaring
yang diambil sebagai ukuran keseluruhan satu unit jaring. Hubungan antara
panjang dan dalam berkisar antara 10:1 (Ardija, 2007). Kecepatan kapal,
terdiri dari kecepatan normal (service speed) dan kecepatan percobaan (trial
speed) (Ardidja, 2007). Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah
melingkari gerombolan ikan dengan jaring sehingga jaring tersebut
membentuk dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah
horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan
untuk mencegah ikan lari ke bawah jaring.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun penulisan makalah ini memiliki tujuan, diantaranya yaitu:
1. Mengetahui deskripsi alat tangkap purse seine;
2. Mengetahui dimensi alat tangkap purse seine;
3. Mengetahui metoda penangkapan (setting dan howling) pada alat tangkap
purse seine;
4. Mengetahui hasil tangkapan dan ikan target dari penggunaan alat tangkap
purse seine;
5. Mengetahui alat bantu dan kelengkapan pada alat tangkap purse seine;
6. Sebagai bahan acuan untuk presentasi.

2|Alat dan Kapal Penangkap Perikanan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Tangkap Purse Seine

Purse seine adalah suatu alat penangkap ikan yang digolongkan


dalam kelompok jaring lingkar (surrounding net) yang dilengkapi tali kerut
dan cincin untuk menguncupkan jaring bagian bawah pada saat
dioperasikan. Cincin mempunyai fungsi ganda sebagai tempat lewat tali
cincin dan juga berfungsi sebagai pemberat. Purse seine sampai saat ini
masih merupakan alat penangkap ikan pelagis kecil yang paling produktif.
Peranan jaring terhadap ikan hasil tangkapan adalah sebagai sebagai
pengurung ikan agar tidak lari dari sergapan jaring ketika dilingkarkan.
Alat tangkap purse seine (Pukat cincin) merupakan alat tangkap
yang tergolong berukuran besar, sehingga membutuhkan ABK dan nelayan
dengan jumlah yang banyak. Kemampuan mendeteksi gerombolan ikan
secara tepat dan keterampilan untuk mengoperasikannya merupakan faktor
penting untuk terhindar dari resiko kegagalan dalam setiap operasi
penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine. Pengoperasian purse
seine harus aktif mencari, mengejar, dan mengurung ikan pelagis yang
bergerombol dan bergerak cepat dalam jumlah besar; dengan melalui alat
pengumpul ikan (rumpon atau lampu).

3|Alat dan Kapal Penangkap Perikanan


Gambar 1. Alat tangkap purse seine
Sumber : google.com
Menurut Andrew (1960) purse seine atau pukat cincin adalah jenis
alat tangkap yang “seine” yaitu alat tangkap yang aktif untuk menangkap
ikan-ikan pelagis yang hidup umumnya membentuk kawanan atau
bergerombol dalam suatu kelompok besar. Purse seine dapat digolongkan
dalam jaring lingkar karena dalam pengoperasiannya jaring akan
membentuk pagar dinding melingkar yang mengelilingi kawanan ikan yang
akan ditangkap. Setelah jaring mengurung (mengelilingi) kawanan ikan,
maka pada tahap akhir penyelesaian penangkapan bagian bawahnya tertutup
seolah membentuk suatu kantong besar.
Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) One Boat Horse Sardine Purse Seine
2) Two Boat Sardine Purse Seine
3) One Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
4) Two Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
5) One Boat Skipjack and Tuna Purse Seine
6) Two Boat skipjack and Tuna Purse Seine
Dari keenam macam purse seine di atas no (2), (3), (5) merupakan
purse seine yang banyak digunakan.

2.2Bagian Alat

Satu unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller,
lampu, echosounder, dsb). Bagian-bagian purse seine:
• Kantong (bag, bunt)
• Badan jaring
• Tepi jaring
• Pelampung (float)
• Tali pelampung (float line)

4|Alat dan Kapal Penangkap Perikanan


• Sayap (wing)
• Pemberat (sinker, lead)
• Tali penarik (purse line)
• Tali cincin (purs ring)
• Selvage

Bagian-bagian dari purse seine(Rahardjo,1978)


1. Netting; 2. Upper selvage; 3. Lawer salvage; 4. Float line 5. Singker
line; 6.Breast rope; 7. Purse line; 8. Side purse line; 9. Lacing lines; 10.
Bridles; 11. Side bridles; 12. Purs rings; 13. Side pursring; 14.Float;
15.Singker

2.1.1 Bahan

Untuk mendesain pukat cincin (purse seine), harus diketahui bahan


dan ukuran pelampung, tali pelampung, tali ris atas, tali penggantung
badan jaring atas, srampad atas, mata jaring, srampad bawah, tali
penggantung (bila ada), tali ris bawah, tali pemberat, pemberat, tinggi
jaring, cincin, tali kolor,dan lainnya. Penentuan tipe pukat cincin yang
didasari pada ikan yang menjadi tujuan penangkapan, daerah
penangkapan, metode penangkapan yang akan diterapkan dan kapal pukat
cincin yang akan dipergunakan, sangat penting untuk keperluan
mendesainnya.

Pukat cincin didesain supaya dapat dibuat menjadi alat tangkap


ikan sehingga mampu menangkap ikan dalam jumlah besar yang

5|Alat dan Kapal Penangkap Perikanan


membentuk kelompok/gerombolan (schooling). Untuk maksud ini maka
pukat cincin harus dapat:

1. Melingkari secara horisontal, sehingga panjang jaring dan kecepatan


melingkarnya harus dipertimbangkan secara baik,
2. Memagari secara vertikal dari permukaan laut hingga kedalaman
tertentu, dimana ikan sulit keluar dari lingkaran jaring, sehingga lebar
jaring dan kecepatan tenggelam tali pemberat harus cukup,
3. Mengurung dengan menutupi bagian bawah jaring melalui penarikan
tali kolor (purse line). Jadi bagian bawah jaring harus berada lebih
dalam dari pada kedalaman menyelam ikan.
Secara umum, material penyusun pukat cincin (purse seine) terdiri
dari :
A. Kantong (bund)
Bagian kantong yang terletak dibagian jaring dengan
material pembentuknya PACf 210 D/9. Yang dimaksudkan dengan
kantong adalah bagian jaring yang pada waktu penarikan tali kolor
dengan serentaknya membentuk suatu kantong, yang nantinya akan
berfungsi sebagai tempat untuk mengurung/mengumpulkan ikan.
Karena berfungsi sebagai penadah maka kantong memiliki ukuran
mata jaring yang lebih kecil dibandingkan dengan mata jaring yang
terletak pada kantong dan sayap sehingga diharapkan ikan-ikan
yang telah terkumpul pada bagian kantong tidak dfapat meloloskan
diri.
B. Badan (body)
Badan jaring terletak pada bagian kiri dan kanan dari pada
kantong. Material pembentuknya adalah nylon PACf 210 D/6,
yang berfungsi sebagai pengiring ikan kebagian jaring. Dengan
demikian maka ikan-ikan akan dengan mudah terkumpul pada
bagian kantong.
C. Sayap (wing)

6|Alat dan Kapal Penangkap Perikanan


Sayap terletak pada bagian kiri dan kanan badan jaring,
dengan material pembentuknya nylon PACf 210 D/6. sayap jaring
berfungsi sebagai alat untuk mengiring ikan kedalam areal tangkap
dari alat ini. Konstruksi dari bagian-bagian jaring ini dapat dilihat
pada Gambar di bawah ini.
250
meter

Sayap Perut Kantong Perut Sayap

D. Pelampung (float)
Sesuai dengan namanya sudah barang tentu pelampung ini
berfungsi sebagai alat untuk mengapungkan sesuatu alat atau
bagian-bagian alat tertentu adari suatu jenis alat sesuai dengan
tujuannya. Ada beberapa fungsi dari pelampung pada pukat cincin
yaitu :
1. Sebagai pengapung untuk memberikan adanya daya apung
pada alat secara keseluruhan yang dioperasikan
dipermukaan air.
2. Sebagai material pengapung untuk mempertahankan jaring
pukat cincin agar selalu berada di permukaan air.
3. Sebagai tanda atau batas mengurung ikan pada saat operasi
penangkapan, sehingga ikan tidak lolos melewati
permukaan air.
Pelampung yang digunakan pada bagian sayap dan
badan jaring adalah pelampung dengan tipe Y-30 dan tipe Y-8,
sedangkan pelampung yang digunakan pada bagian kantong
adalah pelampung dengan tipe Y-60 karena pada bagian
kantong memiliki beban yang sangat besar, yang diakibatkan
oleh adanya hasil tangkapan sehingga perlu adanya gaya apung
yang sangat besar pula.

7|Alat dan Kapal Penangkap Perikanan


E. Tali Temali
Beberapa tali temali pada alat tangkap pukat cincin sesuai
dengan fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Tali pelampung berfungsi sebagai tempat pelampung
dan digunakan untuk dapat menempatkan pelampung
dan merupakan penghubung antara pelampung yang
satu dengan pelampung yang lain.
b. Tali ris berfungsi sebagai tempat untuk
mengantungkan daging jaring, dan merupakan
penghubung antara tali pelampung juga berfungsi
sebagai tempat untuk mengikat pepetan sebelah atas.
c. Tali pemberat berfungsi untuk
menempatkan/memasang pemberat yang satu dengan
yang lain, serta berfungsi sebagai penghubung
dengan jaring pada tepi bagian bawah.
d. Tali cincin (tali kolor) berfungsi untuk
mengantungkan cincin. yang dipasang diantara tali
pemberat dengan cincin sepanjang bahagian dasar
dari pada jaring. yang dimaksudkan untuk menutup
bagian sisi tepi jaring pada waktu ‘’pursing’’
e. Bridle line Tali tempat untuk mengantungkan tepi
jaring (selvage) sebelah samping yang berfungsi

8|Alat dan Kapal Penangkap Perikanan


untuk menarik tali pemberat serta tali kolor
kepermukaan.
f. Tali sama-sama Tali yang dipasangkan pada bagian
ujung sebelah kiri dan kanan jaring yang dapat
berfungsi untuk mempertemukan kedua ujung jaring
serta dapat berfungsi sebagai alat bantu (perahu
semang) sebagai tanda untuk dapat mengetahui
ujung jaring pada waktu penebaran (setting).
g. Tali bantu Tali yang dipasang untuk memisahkan
sero dengan tali jangkar. Tali ini juga khusus dipakai
untuk membantu dalam penangkapan dengan cara
melingkar sero.
h. Cincin Adalah merupakan tempat lewatnya tali
kolor, cincin yang terletak tepat ditengah jaring yang
telah diberi tanda khusus untuk dapat memudahkan
pada saat penyusunan alat kembali.
F. Pemberat (singker)
Pemberat pada jaring berfungsi untuk dapat menarik jaring
kebawah secara fertikal agar jaring dapat terentang dengan
sempurna. Material pembentuk pemberat yang digunakan adalah
timah hitam yang diletakan pada bagian sayap dari pada jaring.
G. Galah
Terbuat dari kayu atau bambu yang pada bagian ujungnya
diberi cabang yang digunakan untuk mengeluarkan jaring dari sero
(rakit rumpon) pada saat melakukan operasi penangkapan, caranya
yaitu pelampung pada sisi kiri dan kanan dari sero (rakit rumpon)
ditekan kedalam air pada saat permukaan jaring akan meliwati sero,
sedangkan yang satu lagi berfungsi untuk mengangkat tali bantu
keatas perahu jaring pada saat kegiatan melingkari sero (rakit
rumpon).

9|Alat dan Kapal Penangkap Perikanan


2.1.2 Jenis Purse Seine
Berdasarkan bentuknya, purse seine diklasifikasikan
menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut :
1. Berbentuk persegi panjang yang dioperasikan dengan satu
kapal;
2. Berbentuk satu lengkungan (trapesium terbalik) yang
dioperasikan dengan satu kapal;
3. Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan
dua kapal.
Di Indonesia berkembang tipe atau jenis nomor 2,
yang pada bagian bawahnya dimodifikasi sehingga berbentuk
trapesium terbalik sama kaki. Pengoperasian purse seine
melingkari ikan yang bergerombol disekitar rumpon dan atau
lampu (lure purse seine), atau secaralangsung tanpa
menggunakan alat bantu ini.
Berdasarkan dimensinya purse seine
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Purse seine mini : panjang tidak lebih dari 300 meter, berkembang di
laut dangkal (Laut Jawa, Selat Malaka, perairan Timur Aceh) atau
disepanjang perairan pantai pada umumnya coastal fisheries. Sasaran
utamanya adalah ikan pelagis kecil, seperti : ikan layang, ikan
tembang, lemuru, dan kembung.
2) Purse seine berukuran sedang : panjang lebih dari 300 meter hingga
600 meter yang dioperasikan di perairan yang lebih jauh atau di
perairan lepas pantai (off shore fisheries). Sasaran utamanya adalah
ikan tongkol dan kembung.
3) Purse seine berukuran besar : panjang lebih dari 600 meter hingga
1000 meter, yang dioperasikan diperairan di perairan laut dalam di
dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Deep sea fisheries).
Sasaran utamanya : ikan cakalang dan ikan tuna.

10 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
4) Purse seine super : panjang hingga lebih dari 1000 meter, berkembang
di perairan laut bebas (High sea fisheries).

Prototipe purse seine diberbagai perairan telah berkembang sesuai


dengan fenomena laut dan tingkah laku renang gerombolan ikan sasaran di
masing-masing daerah penangkapan ikan dan penamaan purse seine sering
dikaitkan dengan ikan sasaran utama penangkapan sehingga berkembang
beberapa tipe purse seine, antara lain :

a) Purse seine Lemuru/Tembang (sardine purse seine/anchovy purse


seine),
b) Purse seine Kembung (purse seine),
c) Purse seine Tongkol (Jack mackerel purse seine),
d) Purse seine Cakalang (skipjack purse seine)
e) Purse seine Tuna (tuna purse seine),
f) Purse seine Cakalang dan Tuna skipjack and tuna purse seine).

Menurut klasifikasi atau penggolongan alat penangkapan ikan dunia


yang distandarisasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO),
purse seine termasuk kelompok jaring lingkar (surrounding net). Jaring
lingkar menurut FAO terdiri dari jaring (lingkar) yang bertali kerut dan
jaring (lingkar) tanpa tali kerut. Purse seine yang disingkat PS dimasukkan
ke dalam kelompok jaring lingkar bertali kerut dengan kode 01.01.00,
sedangkan Lampara yang disingkat LA dimasukkan ke dalam kelompok
jaring lingkar tanpa tali kerut dengan kode 01.2.0.

11 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
2.1.3 jenis Puire Seine
Pada dasarnya purse seine memiliki 2 tipe yaitu One Boat System
dan Two Boat System. Berikut perbandingan antara 2 tipe purse
seine, diantaranya :
1. Cara operasi lebih mudah. Pada operasi malam hari, lebih
mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada
one boat system, sedang untuk two boat system lebih cenderung
hanya untuk menangkap jenis-jenis ikan yang bergerak dengan
pergerakan yang cepat pada siang hari;
2. Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan
demikian area operasi akan menjadi lebih luas;
3. Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai, dengan
demikian jumlah operasi akan lebih banyak;
4. Menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan
pekerjaan lain di dek memungkinkan dimekanisir, sehingga kerja
akan lebih efisien;
5. Dengan ukuran jaring yang sama, ukuran kapal akan lebih besar
dibanding two boat system.

Gambar 2. One Boat System


Sumber : google.com

Gambar 3. Two Boat System


Sumber : google.com

12 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
2.1.3 Fungsi Alat Purse Seine

Purse seine sampai saat ini memiliki fungsi sebagai alat penangkap
ikan pelagis kecil yang paling produktif. Fungsi jaring terhadap ikan hasil
tangkapan adalah sebagai sebagai pengurung ikan agar tidak lari dari
sergapan jaring ketika dilingkarkan. Hasil tangkap yang diperoleh dalam
operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine bisa mencapai
puluhan hingga ratusan ton, karena sifat operasinya yang memburu,
mengumpulkan, kemudian mengurung kawanan ikan. Dibandingkan dengan
beberapa alat tangkap yang lain, purse seine merupakan salah satu alat
penangkap ikan yang paling efektif karena dapat memperoleh hasil tangkap
yang besar, sehingga kalau dikelola dengan baik akan memberikan
keuntungan yang besar pula.

2.1.4 Dimensi Alat

Dimensi purse seine ditentukan oleh ukuran panjangnya, yaitu dari


ujung sayap yang satu ke ujung sayap yang lain dan lebar purse seine, yaitu
jarak antara tali ris atas dan tali ris bawah (dalam satuan meter). Lebar atau
tinggi purse seine yang berbentuk trapesium terbalik, diukur pada bagian
tengah atau pada bagian pembentuk kantongnya.

2.2 Konstruksi Alat Tangkap

Konstruksi purse seine menurut Subani dan Barus (1988), terdiri atas:

1. Bagian jaring, terdiri atas jaring utama, jaring sayap, dan jaring kantong.
2. Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang berfungsi
memperkuat jaring sewaktu dioperasikan, terutama saat penarikan jaring.
3. Tali temali, terdiri atas tali pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali
pemberat,tali kolor, dan tali selambar.
4. Pelampung
5. Pemberat

13 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
6. Cincin
2.3 Alat Bantu atau Kelengkapan

Purse seine sebagai alat tangkap ikan yang pengoperasiannya


dilingkarkan terhadap ikan pelagis yang bergerombol (schooling) agar
gerakannya terhadang, sehingga berada di dalam lingkaran jaring.
Penghadangan gerakan schooling ikan ini akan menentukan kecepatan
tenggelamnya jaring. Selanjutnya tali ris bawah jaring yang dilengkapi
dengan tali kerut (purse seine) melalui cincin-cincin (rings) dikuncupkan
dengan cara menarik kedua ujung tali kerut dari atas kapal sehingga
membentuk setengah bola (seperti bakul). Untuk pengoperasian alat tangkap
purse seine ini alat bantu yang sering digunakan adalah rumpon dan lampu.
Rumpon digunakan pada saat pengoperasian siang hari, biasanya rumpon ini
sudah dipasang sebelumnya. Rumpon diletakkan pada tengah-tengah untuk
mengumpulkan ikan lalu alat tangkap utama yang mengelilinginya.
Sedangkan lampu digunakan pada saat pengoperasian malam hari,
fungsinya sama seperti rumpon yaitu sebagai pengumpul ikan. Biasanya
nelayan menggunakan sumber lampu ini dari oncor atau obor, petromaks,
dan lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha
penangkapan sebagian dari perikanan industri) (Subani dan Barus, 1989).

2.3.1 Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Lampu


Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk
mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi
penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti
purse seine. Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam,
seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya
masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian
dari perikanan industri).

Gambar 4. Lampu

14 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
Sumber : google.com
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu
dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir
semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air dapat
terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis positif) dan karena itu
mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul
disekitarnya. Teknik operasinya adalah sebagai berikut :

1. Alat bantu lampu biasanya diletakkan pada kapal/perahu khusus. Jika


hari mulai gelap maka lampu yang berada pada perahu lampu dinyalakan
sambil melakukan labuh jangkar. Sekitar 4-5 jam lampu dinyalakan atau
sudah banyak ikan yang bergerombol maka awak kapal yang ada di
perahu lampu tersebut akan memberikan kode kepada perahu jaring
bahwa operasi pelingkaran siap dilakukkan. Bersamaan dengan itu,
penarikkan jangkar perahu lampu dimatikkan.
2. Mengetahui arah arus. Hal ini penting diketahui sehubungan dengan arah
hanyutnya jaring pada saat pelingkaran
3. Penurunan jaring. Pada saat penurunan jaring kecepatan kapal lebih
rendah jika dibandingkan dengan mengjar gerombolan ikan, karena
posisi gerombolan ikan , karena posisi gerombolan ikan tetap berada di
sekitar lampu.
4. Selanjutnya sama dengan operasi dengan mengejar gerombolan ikan.

2.3.2 Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Rumpon


Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai
pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada
prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu :
pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan
pemberat (sinkers/anchor). Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada
kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang

15 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat
yang digunakan.

Gambar 5. Rumpon
Sumber : google.com

Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat


itu diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada
waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat
dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci, jukung,
canoes). Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu
diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini
yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim). Pada waktu
penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan
berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon
mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan
menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-
pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan
rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan
rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur
ke atas permukaan air. Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula
berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini
dilakukan penangkapan. Berikut teknik pengoperasian menggunakan
rumpon :

16 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
1. Melepaskan tali rumpon. Pada tali rumpon ini diberikkan pelampung.
Dengan demikian, rumpon akan hanyut sesuai dengan arah arus
permukaan air.
2. Melihat arah dan kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan arus untuk
memprediksi kecepatan dan arahnya rumpon yang telah dilepaskan.
3. Melingkari gerombolan ikan yang ada dibawah rumpon.
4. Menarik tali kolor dari jaring.
Setelah jaring bagian bawah tertutup maka rumpon tadi
dikeluarkan dari jaring dan dikembalikan ke tali pelampung seperti
semula. Dengan demmikian, ada awak yang bertugas khusus untuk
menyelesaikan rumpon tersebut sehingga kembali ke posisi semula.
Kegiatan selanjutnya sama dengan operasi penangkapan dengan mengejar
gerombolan ikan.
2.3.3 Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Echosounder
Teknik operasi penangkapan yang menggunakan
echosounder tidaklah jauh berbeda dengan menggunakan alat bantu
lainnya. Perbedaanya hanya terletak pada pencarian gerombolan
ikan. Dengan echosounder setiap saat dapat dimonitor ada tidaknya
ikan pada suatu perairan serta pada kedalaman berapa ikan tersebut
berada. Bahkan densitas atau kepadatan gerombolan ikan dapat
diprediksi. Dengan demikian, para penangkap ikan dengan
menggunakan echosounder tidak lagi tergantung pada siang atau
malam.
2.4 Metode Penangkapan

Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal


(buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan
operasi dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini


dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya
perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang

17 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan
terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan.
Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan,
burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut
dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari
sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-
saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut.
Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll)
waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang
haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b. Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan
laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder
bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya.
Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang
digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber
cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan
penangkapan.
c. Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming
direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu
diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah
hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan
keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi
tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri
maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain
sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar
perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha
melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth
yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus
pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan
ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu
melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya

18 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine
ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup.
Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya
ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang
dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-
ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering
tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan
untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-
mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai
ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang
terkumpul diserok/disedot ke atas kapal.

2.6. Ikan Target dan Hasil Tangkapan


Ayodya (1988) menyatakan bahwa ikan yang menjadi tujuan
penangkapan jaring purse seine adalah ikan pelagis yang bergerombol dan
dekat dengan permukaan air laut. Jika ikan-ikan belum terkumpul pada
suatu penangkapan (cachtable area) atau di luar kemampuan tangkap jaring,
maka harus diusahakan agar ikan datang berkumpul dengan cara
menggunakan bantuan cahaya, rumpon, floating faft, dan lain-lain
(Sismadi, 2006). Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse
seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-
ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan
permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas
shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah
sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume
hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan
sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar)
yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah
Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung
(Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dan lain-

19 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
lain. Namun ada juga ikan yang sering kali tertangkap jaring purse seine
sebagai berikut :
• Madidihang (Yellowfin tuna)
• Tuna mata besar (Bigeye tuna)
• Cakalang (Skipjack tuna)
• Ikan layaran/Jangilus (Indo-Pacific sailfish)
• Tongkol krai (Frigate tuna)
• Tongkol como (Kawa-kawa/Eastern little tuna)
• Tenggiri (Narrow-barred Spanish mackerel)
• Cucut botol (Longnose velvet dogfish)
• Cucut martil/capingan (Scalloped Hammerhead sharks, Wingehead)
• Cucut lanjam (Spinner shark)
• Layang/Benggol (Indian scad)
• Selar kuning (Yellowstripe scad)
• Sunglir (Rainbow runner)
• Kwee (Bigeye trevally)
• Tetengkek (Torpedo scad)
• Layang deles (Shortfin scad)
• Teri (Anchovies)
• Lemuru (Bali sardinella)
• Japuh (Rainbow sardine)
• Tembang (Goldstripe sardinella)
• Siro (Spotted sardinella)
• Banyar/Kembung Lelaki (Indian mackerel)
• Slengseng (Spotted chub mackerel)
• Cendro/Saku/Kacangan/Kajang/Loncong (Needle fishes)
• Manyung (Giant catfish)
• Bawal hitam (Black pomfret)
• Bawal putih (Silver pomfret)
• Swanggi (Purple-spotted bigeye)
• Gulamah/Tigawaja (Croackers)

20 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
• Layur (Hairtails)
• Peperek (Slipmouths or Pony fishes)
• Beloso/Buntut kerbo (Greater lizardfish)
• Kuniran (Sulphur goatfish)
• Kurisi (Threadfin bream)
• Pari kembang/Pari macan (Stingrays)
• Ikan kakap merah/Bambangan (Red snappers)
• Kakap putih (Barramundi, Giant sea perch)
• Lencam (Emperors)
• Ekor kuning (Redbelly yellowtail fusilier)
• Kupas-kupas (Wire-netting leatherjacket)
• Udang Jerbung/Udang putih (Banana prawn/ White shrimp)
2.7. Kapal yang Digunakan
Armada perikanan purse seine di lokasi kajian umumnya
dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar
kayu. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin
antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah
operasi penangkapan. Kapal purse seine yang dioperasikan di Indramayu
merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10-30 GT), dengan
kekuatan mesin sebesar 20 HP. Operasi penangkapan dilakukan secara one
day fishing. Kapal purse seine yang dioperasikan di Tegal merupakan kapal-
kapal purse seine berukuran sedang (30-50 GT), dengan kekuatan mesin
sebesar 120 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari trip
antara 7 – 20 hari per trip. Kapal purse seine yang dioperasikan di
Pekalongan merupakan kapal-kapal purse seine berukuran besar (30-50 GT
dan 100-130 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 - 360 HP. Operasi
penangkapan dilakukan dengan jumlah hari, yaitu 10 – 40 hari per trip.
Sedang Kapal purse seine yang dioperasikan di Juwana Pati merupakan
kapal-kapal purse seine juga berukuran besar (30 – 50 GT dan 50 - 100 GT),
dengan kekuatan mesin sebesar 300 - 360 HP. Operasi penangkapan
dilakukan dengan jumlah hari 10 – 40 hari per trip.

21 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
2.8. Hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan Menggunakan
Purse Seine
Saat melakukan kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap
purse seine, para ABK atau nelayan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau
banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau
partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar
pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut,
dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan
yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan
mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut
yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok,
sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan
sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang
makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi
sebagai daya penarik perhatian ikan-ikan maupun biota lainnya menjadi
lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan
penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa,
misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau
dengan menempatkan under water lamp.
3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan
menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang
untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar
cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.
4. Musim

22 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif
untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap
pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan
lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim
asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu,
namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan
besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang
binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-
tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut.
Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang)
ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai
beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring
yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di
bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup
dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai
area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera
terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke
bawah.

23 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini
dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di
lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting
terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut
tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir
penangkapan. Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan
melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian
bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian
kantong. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin
antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah
operasi penangkapan.
Hasil tangkap yang diperoleh dalam operasi penangkapan ikan
dengan menggunakan purse seine bisa mencapai puluhan hingga ratusan
ton, karena sifat operasinya yang memburu, mengumpulkan, kemudian
mengurung kawanan ikan. Dibandingkan dengan beberapa alat tangkap
yang lain, purse seine merupakan salah satu alat penangkap ikan yang paling
efektif karena dapat memperoleh hasil tangkap yang besar, sehingga kalau
dikelola dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar pula.
3.2 Saran
Agar usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine bisa
berkelanjutan, maka perlu dilakukan penataan armada penangkapan ikan
yang digunakan untuk menangkap jenis ikan tertentu. Penataan armada
selain menyangkut ukuran dan jumlah armada penangkapan, yang lebih
penting lagi adalah mengatur input produksi penangkapan sehingga
penangkapan ikan menjadi lebih efisien. Bila usaha penangkapan ikan
efisien, maka akan didapatkan keuntungan dan armada penangkapan ikan
tidak melakukan penangkapan ikan yang melebihi kapasitas maksimumnya.

24 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S 2000. Metoda Penangkapan Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.

Atmaja, S. B. Komposisi dan Aspek Reproduksi Beberapa Spesies Hasil


Tangkapan Pukat Cincin di Perairan Bagian Selatan Laut Cina
Selatan. JPPI Volume 6 No. 3 – 4 Tahun2000.

Au. Ayodya. Dosen Fakultas Perikanan. Cetakan Pertama. Penerbit : Yayasan


Dewi Sri. IPB. Bogor.

Ayodhya, A. V. 1981. Metoda Penangkapan Ikan. Yayasan Dwi Sri. Bogor.

Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. http://aryansfirdaus.wordpress.com.


Diakses : 10 Oktober 2014

Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-


ikan/purse-seine/. Diakses : 10 Oktober 2014

Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. rizarahman.staff.


umm.ac.id/files/2010/03/M_7_Purse-Seine.pdf. Diakses : 10 Oktober
2014

Anonim. 2012. Konstruksi Purse Seine. http://nautika-perikanan-laut.


blogspot.com/2009/04/purse-seine-jaring-lingkar.html. Diakses : 10
Oktober 2014

Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.

25 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN

UDANG LAUT DI INDONESIA. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.

Mukhtar Api.Msi “Dimensi Kapal perikanan” 26 junu 2013.

http://mukhtar-api.blogspot.com/2013/06/kapal-perikanan.html (Diakses pada 17-


Oktober-2014 pukul 12.30 WIB)

Au. Ayoda “DASEN FAKULTAS PERIKANAN ” cetakan pertama.penerbit:


yayasan Dewi Sri.IPB. Bogor

Waluyo Subani dan Barus.1989.“Alat Penangkapan Ikan Dan Udang Laut di


Indonesia”.Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.

http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/purse-seine/ (Diakses pada 17


Oktober 2014 pukul 13.15 WIB) (Diakses pada 17 Oktober 2014 pukul 13.25
WIB)

26 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n

Anda mungkin juga menyukai