PENDAHULUAN
2.2Bagian Alat
Satu unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller,
lampu, echosounder, dsb). Bagian-bagian purse seine:
• Kantong (bag, bunt)
• Badan jaring
• Tepi jaring
• Pelampung (float)
• Tali pelampung (float line)
2.1.1 Bahan
D. Pelampung (float)
Sesuai dengan namanya sudah barang tentu pelampung ini
berfungsi sebagai alat untuk mengapungkan sesuatu alat atau
bagian-bagian alat tertentu adari suatu jenis alat sesuai dengan
tujuannya. Ada beberapa fungsi dari pelampung pada pukat cincin
yaitu :
1. Sebagai pengapung untuk memberikan adanya daya apung
pada alat secara keseluruhan yang dioperasikan
dipermukaan air.
2. Sebagai material pengapung untuk mempertahankan jaring
pukat cincin agar selalu berada di permukaan air.
3. Sebagai tanda atau batas mengurung ikan pada saat operasi
penangkapan, sehingga ikan tidak lolos melewati
permukaan air.
Pelampung yang digunakan pada bagian sayap dan
badan jaring adalah pelampung dengan tipe Y-30 dan tipe Y-8,
sedangkan pelampung yang digunakan pada bagian kantong
adalah pelampung dengan tipe Y-60 karena pada bagian
kantong memiliki beban yang sangat besar, yang diakibatkan
oleh adanya hasil tangkapan sehingga perlu adanya gaya apung
yang sangat besar pula.
10 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
4) Purse seine super : panjang hingga lebih dari 1000 meter, berkembang
di perairan laut bebas (High sea fisheries).
11 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
2.1.3 jenis Puire Seine
Pada dasarnya purse seine memiliki 2 tipe yaitu One Boat System
dan Two Boat System. Berikut perbandingan antara 2 tipe purse
seine, diantaranya :
1. Cara operasi lebih mudah. Pada operasi malam hari, lebih
mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada
one boat system, sedang untuk two boat system lebih cenderung
hanya untuk menangkap jenis-jenis ikan yang bergerak dengan
pergerakan yang cepat pada siang hari;
2. Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan
demikian area operasi akan menjadi lebih luas;
3. Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai, dengan
demikian jumlah operasi akan lebih banyak;
4. Menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan
pekerjaan lain di dek memungkinkan dimekanisir, sehingga kerja
akan lebih efisien;
5. Dengan ukuran jaring yang sama, ukuran kapal akan lebih besar
dibanding two boat system.
12 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
2.1.3 Fungsi Alat Purse Seine
Purse seine sampai saat ini memiliki fungsi sebagai alat penangkap
ikan pelagis kecil yang paling produktif. Fungsi jaring terhadap ikan hasil
tangkapan adalah sebagai sebagai pengurung ikan agar tidak lari dari
sergapan jaring ketika dilingkarkan. Hasil tangkap yang diperoleh dalam
operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine bisa mencapai
puluhan hingga ratusan ton, karena sifat operasinya yang memburu,
mengumpulkan, kemudian mengurung kawanan ikan. Dibandingkan dengan
beberapa alat tangkap yang lain, purse seine merupakan salah satu alat
penangkap ikan yang paling efektif karena dapat memperoleh hasil tangkap
yang besar, sehingga kalau dikelola dengan baik akan memberikan
keuntungan yang besar pula.
Konstruksi purse seine menurut Subani dan Barus (1988), terdiri atas:
1. Bagian jaring, terdiri atas jaring utama, jaring sayap, dan jaring kantong.
2. Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang berfungsi
memperkuat jaring sewaktu dioperasikan, terutama saat penarikan jaring.
3. Tali temali, terdiri atas tali pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali
pemberat,tali kolor, dan tali selambar.
4. Pelampung
5. Pemberat
13 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
6. Cincin
2.3 Alat Bantu atau Kelengkapan
Gambar 4. Lampu
14 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
Sumber : google.com
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu
dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir
semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air dapat
terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis positif) dan karena itu
mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul
disekitarnya. Teknik operasinya adalah sebagai berikut :
15 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat
yang digunakan.
Gambar 5. Rumpon
Sumber : google.com
16 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
1. Melepaskan tali rumpon. Pada tali rumpon ini diberikkan pelampung.
Dengan demikian, rumpon akan hanyut sesuai dengan arah arus
permukaan air.
2. Melihat arah dan kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan arus untuk
memprediksi kecepatan dan arahnya rumpon yang telah dilepaskan.
3. Melingkari gerombolan ikan yang ada dibawah rumpon.
4. Menarik tali kolor dari jaring.
Setelah jaring bagian bawah tertutup maka rumpon tadi
dikeluarkan dari jaring dan dikembalikan ke tali pelampung seperti
semula. Dengan demmikian, ada awak yang bertugas khusus untuk
menyelesaikan rumpon tersebut sehingga kembali ke posisi semula.
Kegiatan selanjutnya sama dengan operasi penangkapan dengan mengejar
gerombolan ikan.
2.3.3 Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Echosounder
Teknik operasi penangkapan yang menggunakan
echosounder tidaklah jauh berbeda dengan menggunakan alat bantu
lainnya. Perbedaanya hanya terletak pada pencarian gerombolan
ikan. Dengan echosounder setiap saat dapat dimonitor ada tidaknya
ikan pada suatu perairan serta pada kedalaman berapa ikan tersebut
berada. Bahkan densitas atau kepadatan gerombolan ikan dapat
diprediksi. Dengan demikian, para penangkap ikan dengan
menggunakan echosounder tidak lagi tergantung pada siang atau
malam.
2.4 Metode Penangkapan
17 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan
terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan.
Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan,
burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut
dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari
sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-
saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut.
Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll)
waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang
haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b. Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan
laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder
bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya.
Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang
digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber
cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan
penangkapan.
c. Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming
direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu
diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah
hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan
keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi
tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri
maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain
sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar
perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha
melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth
yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus
pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan
ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu
melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya
18 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine
ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup.
Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya
ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang
dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-
ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering
tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan
untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-
mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai
ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang
terkumpul diserok/disedot ke atas kapal.
19 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
lain. Namun ada juga ikan yang sering kali tertangkap jaring purse seine
sebagai berikut :
• Madidihang (Yellowfin tuna)
• Tuna mata besar (Bigeye tuna)
• Cakalang (Skipjack tuna)
• Ikan layaran/Jangilus (Indo-Pacific sailfish)
• Tongkol krai (Frigate tuna)
• Tongkol como (Kawa-kawa/Eastern little tuna)
• Tenggiri (Narrow-barred Spanish mackerel)
• Cucut botol (Longnose velvet dogfish)
• Cucut martil/capingan (Scalloped Hammerhead sharks, Wingehead)
• Cucut lanjam (Spinner shark)
• Layang/Benggol (Indian scad)
• Selar kuning (Yellowstripe scad)
• Sunglir (Rainbow runner)
• Kwee (Bigeye trevally)
• Tetengkek (Torpedo scad)
• Layang deles (Shortfin scad)
• Teri (Anchovies)
• Lemuru (Bali sardinella)
• Japuh (Rainbow sardine)
• Tembang (Goldstripe sardinella)
• Siro (Spotted sardinella)
• Banyar/Kembung Lelaki (Indian mackerel)
• Slengseng (Spotted chub mackerel)
• Cendro/Saku/Kacangan/Kajang/Loncong (Needle fishes)
• Manyung (Giant catfish)
• Bawal hitam (Black pomfret)
• Bawal putih (Silver pomfret)
• Swanggi (Purple-spotted bigeye)
• Gulamah/Tigawaja (Croackers)
20 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
• Layur (Hairtails)
• Peperek (Slipmouths or Pony fishes)
• Beloso/Buntut kerbo (Greater lizardfish)
• Kuniran (Sulphur goatfish)
• Kurisi (Threadfin bream)
• Pari kembang/Pari macan (Stingrays)
• Ikan kakap merah/Bambangan (Red snappers)
• Kakap putih (Barramundi, Giant sea perch)
• Lencam (Emperors)
• Ekor kuning (Redbelly yellowtail fusilier)
• Kupas-kupas (Wire-netting leatherjacket)
• Udang Jerbung/Udang putih (Banana prawn/ White shrimp)
2.7. Kapal yang Digunakan
Armada perikanan purse seine di lokasi kajian umumnya
dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar
kayu. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin
antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah
operasi penangkapan. Kapal purse seine yang dioperasikan di Indramayu
merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10-30 GT), dengan
kekuatan mesin sebesar 20 HP. Operasi penangkapan dilakukan secara one
day fishing. Kapal purse seine yang dioperasikan di Tegal merupakan kapal-
kapal purse seine berukuran sedang (30-50 GT), dengan kekuatan mesin
sebesar 120 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari trip
antara 7 – 20 hari per trip. Kapal purse seine yang dioperasikan di
Pekalongan merupakan kapal-kapal purse seine berukuran besar (30-50 GT
dan 100-130 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 - 360 HP. Operasi
penangkapan dilakukan dengan jumlah hari, yaitu 10 – 40 hari per trip.
Sedang Kapal purse seine yang dioperasikan di Juwana Pati merupakan
kapal-kapal purse seine juga berukuran besar (30 – 50 GT dan 50 - 100 GT),
dengan kekuatan mesin sebesar 300 - 360 HP. Operasi penangkapan
dilakukan dengan jumlah hari 10 – 40 hari per trip.
21 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
2.8. Hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan Menggunakan
Purse Seine
Saat melakukan kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap
purse seine, para ABK atau nelayan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau
banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau
partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar
pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut,
dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan
yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan
mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut
yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok,
sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan
sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang
makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi
sebagai daya penarik perhatian ikan-ikan maupun biota lainnya menjadi
lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan
penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa,
misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau
dengan menempatkan under water lamp.
3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan
menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang
untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar
cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.
4. Musim
22 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif
untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap
pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan
lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim
asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu,
namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan
besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang
binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-
tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut.
Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang)
ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai
beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring
yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di
bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup
dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai
area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera
terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke
bawah.
23 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini
dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di
lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting
terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut
tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir
penangkapan. Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan
melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian
bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian
kantong. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin
antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah
operasi penangkapan.
Hasil tangkap yang diperoleh dalam operasi penangkapan ikan
dengan menggunakan purse seine bisa mencapai puluhan hingga ratusan
ton, karena sifat operasinya yang memburu, mengumpulkan, kemudian
mengurung kawanan ikan. Dibandingkan dengan beberapa alat tangkap
yang lain, purse seine merupakan salah satu alat penangkap ikan yang paling
efektif karena dapat memperoleh hasil tangkap yang besar, sehingga kalau
dikelola dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar pula.
3.2 Saran
Agar usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine bisa
berkelanjutan, maka perlu dilakukan penataan armada penangkapan ikan
yang digunakan untuk menangkap jenis ikan tertentu. Penataan armada
selain menyangkut ukuran dan jumlah armada penangkapan, yang lebih
penting lagi adalah mengatur input produksi penangkapan sehingga
penangkapan ikan menjadi lebih efisien. Bila usaha penangkapan ikan
efisien, maka akan didapatkan keuntungan dan armada penangkapan ikan
tidak melakukan penangkapan ikan yang melebihi kapasitas maksimumnya.
24 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
DAFTAR PUSTAKA
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
25 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN
26 | A l a t d a n K a p a l P e n a n g k a p P e r i k a n a n