Anda di halaman 1dari 215
SNI 03 - 1729 - 2002 SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG by DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG DAFTAR IST DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR TABEL.. 1. MAKSUD DAN TUJUAN . 11 Maksud. 12 Tyvan 2, RUANG LINGKUP DAN UMUM.... 31 32 3.11 3.1 41 411 41 42 4.1 422 423 ACUAN DAN PERSYARATAN-PERSYARATAN . 3 dari 184 Standar Nasional Indonesia 3 dani 184 Persyaratan-persyaratan. 3 dani 184 Strulctur 3 dani 184 Penanggung jawab perhitungan 4 dari 184 PENGERTIAN .. 5 dari 184 Penggunaan material atau metode altemnatif 7 dari 184 Umum. 7 dari 184 Struktur yang telah berdiri 7 dari 184 Perencanaan. 7 dari 184 Data perencanaan 7 dari 184 Detail perencanaan 8 dari 184 Pelaksanaan 8 dari 184 MATERIAL .. 9 dari 184 i dari xix 5a S41 512 513 52 521 5.22 53 531 532 533 534 535 61 62 621 622 623 624 63 64 64.1 642 643 644 645 64.6 65 66 Sifat mekanis baja 9 dari 184 Tegangan leleh 9 dari 184 Tegangan putus 9 dari 184 Sifat-sifat mekanis lainnya 9 dari 184 Baja struktural 9 dari 184 Syarat penerimaan baja 9 dari 184 Baja yang tidal teridentifikas 9 dari 184 Alat sambung 10 dari 184 Baut, mur, dan ring 10 dari 184 Alat sambung mutu tinggi 10 dari 184 Las 10 dani 184 Penghubung geser jenis paicu yang dilas 10 dari 184 Baut anger. 10 dari 184 PERSYARATAN UMUM PERENCANAAN Ketentuan unum Beban-beban dan aksi lainnya Beban-beban 12 dani 184 Kombinasi pembebanan 13 dani 184 Aksi-aksi lainnya 13 dani 184 Gaya-gaya horisontal minimum yang perlu diperhitunglean 14 dari 184 Keadaan kelcuatan batas 14 dani 184 Keadaan kemampuan-layan batas 14 dani 184 Umum. 14 dani 184 Metode 15 dari 184 Batas-batas lendutan 15 dari 184 Getaran balok-balok 16 dari 184 Keadaan kemampuan-layan batas baut 16 dari 184 Pertindungan terhadap korosi 16 dari 184 Keadaan kelatan dan kemampuan-layen batas dengan percobaan beban 16 dari 184 Kebaleran, 16 dari 184 ii dari xix. 67 Gempa 17 dari 184 68 — Persyaratan perencanaan lainnya 17 dari 184 7. BEBERAPA METODE DALAM ANALISIS STRUKTUR 19 dari 184 74.1 Beberapa metode dalam penentuan gaya-dalam. 19 dari 184 TAA Beberapa definist 19 dari 184 7.2 Bentu-bentule strulstur pada analisis struktur. 19 dari 184 7.2.1. Strulstur kalon 20 dari 184 7.2.2 Strulstur semi-kaleu 20 dari 184 7.2.3. Strultur sedethana 20 dari 184 7.24 Perencanaan sambungan. 20 dari 184 7.3 Anggapan dalam analisis. 20 dari 184 73.1 Panjang bentang 21 dani 184 7.3.2 Pengaturan beban hidup pada suatu gedung 21 dari 184 7.3.3 Strultur sedethana 21 dari 184 74 Analisis elastis 22 dari 184 741 Anggapan 22 dari 184 74.2 Penganuh orde kedua 22 dani 184 743° Analisis orde pertama 22 dani 184 75 Analisis plastis. 25 dari 184 75.1 Penerapan 25 dari 184 75.2 Batasan 25 dari 184 75.3 Anggapan analisis 26 dari 184 7.6 Analisis teluk komponen strulctur 27 dari 184 7.6.1 Gaya telauk elastis 27 dani 184 7.6.2 Daya dulcung nominal komponen struktur tekan 27 dari 184 7.6.3 Faktor panjang tekuk 28 dari 184 7.64 Batas kelangsingan 29 dani 184 8. KOMPONEN STRUKTUR LENTUR .... 8.1 Perencanaan untuk lentur 8.1.1 Lenturterhadap sumbu utama kuat iii dari xix 812 813 814 815 82 8.21 8.22 8.23 8.24 8.25 83 831 832 833 834 835 84 84 842 843 344 B45 85 85.1 85.2 86 86.1 86.2 863 87 ‘Momen lentur terhadap sumbu lemah Analisis plastis, Lentur terhadap sumbu sebarang (buken sumbu utama) Kombinasi lentur dengan gaya geser atau aksial Kvat nominal lentur penampang dengan pengaruh telauk Lokal Batasan momen Kelangsingan penampang Penampang kompakc Penampang tal-kompalc Penampang langsing Kuat lentur nominal penampang dengan pengaruh telsuke lateral Batasan momen Pengekang lateral Bentang pendek Bentang menengah Bentang panjang Kvat lentur nominal balok pelat berdinding penuh, Batasan momen Kvat lentur berdasarlan faktor kelangsingan Kasus Ao < dp Kasus Ap Sdo SA Kasus & 5 kPa Kekecualian: Faktor beban untuk Z di dalam kombinasi pembebanan pada persamaan 6,2-3, 6.2-4, dan 6.2-5 harus sama dengan 1,0 untule gerasi parlir, daerah yang digunalan untuk pertemuan umum, dan semua daerah di mana beban hidup lebih besar danipada 5 kPa Aksi-aksi lainnya Setiap aksi yang dapat mempengaruhi kestabilan, kekuatan, dan kemampuan-layan strultur, termasuk yang disebutkan di tawah ini, haus diperhitungkanr 1) gerakan-gerakan pondasi, 2) perubahan temperatur, 3) deformasi aksial alabat ketakssesuaian ulcuran, 4) pengaruh-pengaruh dinamis, 5) pembebanan pelalssanaan 13 dari 184 624 63 64 641 SNI03 - 1729 - 2002 Jika ada pengaruh struktural alibat beban yang ditimbulkan oleh fluida (F), tanah (S), genangan air (P), dan/atau temperatur (7) harus ditinjau dalam kombinasi pembebanan di atas dengan menggunaken faktor beban: 1,37, 1,65, 1,2P, dan 1,27, sehingga menghasilken Kombinasi pembebanan yang paling berbahaya Gaya-gaya horisontal minimum yang perlu diperhitungkan Pada strultur bangunan berlantai banyak harus dianggap bekerja gaya-gaya horisontal fiktif masing-masing sebesar 0,002 kali beban vertikal yang bekesja pada setiap lantai, Gaya-gaya horisontal fiktif ini harus dianggap Dekerja bersama-sama hanya dengan beban mati dan beban hidup rencana dari SNI 03-1727-1989, atau penggantinya dan dibandingkan dengan persamaan (6.2-5) dan (6.2-6) untuk ‘menghasilkan kombinasi pembebanan yang lebih berbahaya untule keadaan-keadaan kekuatan batas dan kemampuan-layan batas. Gaya- gaya horisontal filttif ini tidak boleh dimasulckan untuk keadaan kkestabilan batas. Keadaan kekuatan batas Komponen struktur beserta sambungannya harus direncanakean untule kkeadaan kelcuatan batas sebagai berikut 1) Deban-beban dan aksi-aksi harus ditentukan sesuai dengan Butir 6.2.1 dan 6.2.3 dan beban-beban keadaan keluatan batas harus ditentukan sesuai dengan Butir 6.2.2, 2) penganuh-pengaruh aksi terfaltor (R) sebagai akibat dari beban- beban keadaan batas harus ditentukan dengan analisis sesuai Butir 7, 3) Invat rencana (gR) harus ditentulan dari kuat nominal (R.) yang ditentuken berdasarken Butir 8 sampai dengan Butir 12, dilcalikan dengan falstor reduksi (g) yang tercantum pada Tabel 64-2, 4) semua Komponen strultur dan sambugan harus_direncanakan sedemikian rupa sehingga kuat rencana (gR) tidak kurang dari pengaruh aksi terfaktor (R), yaitu: R. < #R. Keadaan kemampuan-layan batas Umum Sistem struktur dan komponen struktur harus direncanalan untuk ‘mempunyai Kemampuan-layan batas dengan mengendalilan atau membatasi Iendutan dan getaran. Kemampuan layan batas ini juga berlakn untul setiap baut. Di samping itu untuk bangunan baja 14 dari 184 642 643 SNI03 - 1729 - 2002 dipertukan perlindungan tethadap Korosi seculupnya. Kesemuanya itu harus sesuai dengan persyaratan yang relevan pada Butir 64.2 sampai dengan 6.4.6 Metode Sistem strutur dan komponen struktur harus direncanakan untuk ‘keadaan kemampuan-layan batas sebagai berikut 1) Deban-beban dan aksi-aksi lainnya harus ditentukan sesuai dengan Butir 6.2.1 dan 6.2.3 dan beban-beban keadaan kemampuan-layan batas harus ditentukan berdasarkan Butir 6.2.2; 2) lendutan alsibat beban dalam keadean kemampuan-layan batas harus ditentulan berdasarkan metode analisis elastis pada Butir 74 dengan semua falstor amplifikasi diambil sama dengan satu Lendutan harus memenuhi Butir 6 4.3; 3) perilaku getaran harus dilaji sesuai dengan Butir 6.44; 4) slip baut pada sambungan harus dibatasi bila diperlukan, sesuai dengan Butir 6.45; 5) perlindungan terhadap Korosi harus diberilsan sesuai dengan Butir 646 Batas-batas lendutan Batas-batas lendutan untuk keadaan kemampuan-layan batas harus sesuai dengan struktur, fungsi penggunaan, sifat pembebanan, serta elemen-elemen yang didukung oleh struktur tersebut. Batas lendutan maksimum diberikan dalam Tabel 6.4-1 Tabel 6.4-1 Batas lendutan makesimum’ Komponen struktur dengan beban tidak terfaktor | Bebantetap | Beban sementara Balok pemikul dinding atau finishing yang getas |__1/360, - Balok biasa T40 = Kolom dengan analisis orde pertama saja 71500 7200 Kolom dengan analisis orde kedua 71300 7200) 7 15 dari 184 L adalah panjang bentang, h adalah tinggi tingkat, beban tetap adalah beben mati ddan beban hidup, beban sementaza melipah beban gempa atau beban angin 644 645 646 65 66 67 SNI03 - 1729 - 2002 Getaran balokbalok Balok-balok yang mendulcing lantai atau mesin-mesin harus diperikcsa untule meyakinian bahwa getaran yang diakibatken oleh mesin-mesin atau lalulintas Kendaraan atau pejalan kaki tidal berakibat buruk terhadap Kemampuan-layan strulttur. Dalam hal ada Kemungkinan bahwa suatu bangunan harus menerima getaran yang diakibatkan misalnya oleh gaya-gaya angin atau mesin-mesin, harus diambil tindakan untuk mencegah ketidaknyamanan atau perasaan tidak aman, Kerusakan terhadap strutur, atau gangguan terhadap fungsi asalnya Keadaan kemampuan-layan batas baut Pada suatu sambungan yang harus menghindari terjadinya slip pada taraf beban rencana, maka alatalat sambung harus dipilih sesuai dengan Butir 13.1.6 Perlindungan terhadap korosi Dalam hal pekerjaan baja pada suatu bangunan harus menghadapi lingiungan yang korosif, pekerjaan baja tersebut harus dibest perlindungan tethadap Korosi. Tingleat perlindungan yang digunakan harus ditentukan berdasarken pertimbangan atas fingsi bangunan, pemeliharean, dan kondisi iktim/cuaca serta kondisi setempat lainnya Keadaan kekuatan dan kemampuanlayan batas dengan percobaan beban Dengan tidak mengabaikan ketentuan-ketentuan pada Butir 3.2, 6.3, den 64, suatu bangunan atau suatu Komponen struktur atau sambungan dapat direncanakan untuk keadaan Kelmuatan batas atau emampvan-layan batas atau kedua-duanya, dengan percobaan beban sesuai dengan Butir 20. Bila prosedur altematif ini yang diambil, persyaratan-persyaratan yang relevan pada Butir 6.3, sampai 6.8, tetap berlalea Kebalaran Bangunan, Kkomponen-komponen struktur, dan _sambungan- sambungannya harus direncanakan sesuai dengan Butir 14 Gempa Dalam hal gempa menjadi suatu pertimbangan perencanaan , seperti yang ditentukan pada SNI 03-1726-1989, atau penggantinya, 16 dari 184 68 SNI03 - 1729 - 2002 ‘bangunan dan komponen-Komponen struktumya harus direncanakan sesuai dengan Butir 15 Persyaratan perencanaan lainnya Persyaratan-persyaratan selain yang dinyatakan pada Pasal 6.2.3, seperti perbedaan pemurinan, Keruntuban bertahap, dan semua persyaratan kinerja kimusus, harus dipertimbangkan bila relevan dan, bila dianggap perlu, harus diperhitungkan dalam perencangan strulctur sesuai dengan prinsip-prinsip standar ini dan prinsip-prinsip rekayasa yang baku. 17 dari 184 SNI03 - 1729 - 2002 Tabel 64-2 Faktor redulesi (¢) untule keadaan kelnatan batas. Kuat rencana untuk Butir Faktor redulsi Komponen struktur yang memikcl Tentur © balok 81,82883 0.90 © balok pelat berdinding penuh 84 0.90 « pelat badan yang memikul geser 88889 0.90 © pelat badan pada tumpuan 8.10 0.90 © pengaia B11. 812 & 0.90 ‘Komponen struktur yang memilcul gaya tekan alcsial: + knuat penampang 91&92 0.85 + _kevat komponen struletur 91&93 0.85 Komponen struktur yang memileil gaya tarike alcsial: © tethadap kuat tarikleleh 10.1 & 10.2 0.90 «_terhadap kat tarik fraktur 10.1 & 10.2 0.75 Komponen struktur yang memilil aksi-akst Kombinasi: © kat lentur atau geser 113.&114 0.90 © vat tarik 113.&114 0.90 «kat telan 113&114 085 ‘Komponen struktur komposit © vat tekan 123 0.85 © kxvat tumpu beton 1234 0,60 © kat lentur dengan distribusi_ tegangan | 124.21 & 124.23 0.85 plastike © kuat lentur dengan distribusi tegangan | 124.21 & 12.43 0,90 elastike Sambungan baut aut yang memikul geser 13.221 0.75 © baut yang memikul tari 13.222 0.75 © baut yang memilul kombinasi geser dan 13.223 075 tarike lapis yang memilsul tumpu 132.24 0.75 Sambungan las + las tumpul penetrasi penuh 135.27 0.90 © las sudut dan las tumpul penetrasi 1353.10 0.75 sebagian «las pengisi 13.54 0.75 18 dari 184 TA TAA 72 724 SNI03 - 1729 - 2002 BEBERAPA METODE DALAM ANALISIS STRUKTUR Beberapa metode dalam penentuan gaya-dalam Untuk memenvhi syarat-syarat stabilitas, Kekuatan, dan Kelakuan yang ditetaplan dalam Butir 6, pengaruh-pengaruh gaya-dalam pada sua. struktur dan terhadap komponen-komponennya —serta sambungannya yang diakibatkan oleh beban-beban yang bekerja harus ditentukan melalui analisis strutur dengan menggunakan anggapan-anggapan yang ditetapkan pada Butir 7.2 dan 7.3 dan dengan salah satu metode berikut ini a) Analisis elastis: sesuai dengan Butir 7.4; atau ‘b) Analisis plastis: sesuai dengan Butir 7.5; atau ©) Analisis non-konvensional lainnya yang telah taku dan telah diterima secara umum Beberapa definisi Dalam butir ini berlaku beberapa definisi berikut ini a) Komponen struktur tak-bergoyang adalah komponen_ struktur yang perpindahan transversal antara kedua ujungnya dikekang secara efektif Hal ini berlalm pada rangka segitiga dan rangla batang atau pada rangka dengan kekalwan bidangnya diberiken oleh bresing diagonal, atau oleh dinding geser, atau oleh pelat lantai atau pelat atap yang menyatu dengan dinding atau sistem bresing paralel terhadap bidang telcuk Iomponen struktur, b) Komponen struktur bergoyang adalah komponen struktur yang perpindahan transversal antara kedua ujungnya tidale dikekang Komponen struktur tersebut biasa dijumpai pada strulctur yang ‘mengandallean mekanisme lentur untuk mengendaliken goyangan Bentuk-bentuk struktur pada analisis struktur Pendistribusian pengaruh gaya-dalam kepada komponen-komponen struktur dan sambungan-sambungan pada suatu struktur ditetapkan dengan menganggap salah satu atau Kkombinasi bentuk-bentuk straktur benicut int a) Kalu, b) Semi-kaleu, ©) Sederhana (bebas momen), Struktur kaku Pada struktur kale, sambungan dianggap memilili kelakuan yang cukup untuk mempertahankan sudut-sudut di antara komponen- Komponen struktur yang disambung 19 dari 184 722 723 124 13 734 SNI03 - 1729 - 2002 Struktur semi-kaku Pada strulctur semi-kales, sambungan tidale memilili Kekaluan yang cukup untuk mempertahankan sudut-sudut di antara komponen- Komponen strultur yang disambung, namun harus dianggap memilili kapasitas yang culeup untule memberikan kelangan yang dapat diular terhadap perubahan sudut-sudut tersebut Tingkat kapasitas tersebut di atas terhadap taraf pembebabanan yang bekerja ditetapkan dengan metade berdasarkan percobaan. Struktur sederhana Pada strultur sederhana, sambungan pada kedua ujung komponen struktur dianggap bebas momen. Perencanaan sambungan Perencanaan semua sambungan harus konsisten dengan bentule- ‘entuk strulstur, dan perilaku sambungan tidale boleh menimbulkan pengaruh buruk terhadap bagian-bagian lainnya dalam suatu struktur di Iuar dari yang direncanaken. Sambungan direncanakan sesuai dengan Butir 13 Anggapan dalam analisis Suatu strultur dianalisis sebagai suatu kesatuan kecuali untuic a) Struktur-struktur beraturan dapat dianalisis sebagai rangkaian suatu rangka dua dimensi, dan analisis strukctur dilalukan masing- ‘masing untule dua arah yang saling tegak lurus, kecuali bila terjadi redistribusi beban yang besar di antara rangka-rangkanya, b) Untuk beban vertikal pada suatu struktur gedung bertingkat tinggi yang dilengkapi dengan bresing atau dinding geser untuk ‘memikul semua gaya-gaya lateral, setiap lantai bersama-sama dengan kolom-kolom tepat di atas dan di bawahnya dapat dianalisis secara terpisah; ujung-yjung jauh kolom dapat dianggap terjepit Bila balok-balok lantai pada suatu struktur gedung bertingkt tinggi dianalisis secara terpisah maka momen lenfur pada tumpuan dapat ditetapkan dengan menganggap bahwa lantai tersebut terjepit pada suatu tumpuan di ujung jauh bentang berikutnya, asal saja lantai tersebut bersifat menerus pada tumpuan yang dianggap terjepit. Panjang bentang Panjang bentang komponen struktur lentur diambil sebagai jarale as- kke-as tumpuan. 20 dani 184 132 733 14 144 SNI03 - 1729 - 2002 Pengaturan beban hidup pada suatu gedung Untuk struktur gedung, pengaturan beban hidup yang digunakan dalam analisis dilaicukan berikut ini a) Untulc pola pembebanan tetap, pengaturan sesuai dengan SNI 03- 1727-1989, atau penggantinya, ) Bila beban hidup bervariasi dan tidale lebih besar daripada tiga per empat beban mati maka beban hidup terfaktor dilerjakan pada seluruh bentang, ©) Bila beban hidup bervariasi dan melebihi tiga per empat beban mati, pengaturan untuk lantai tersebut terdiri dant @® beban hidup terfaktor pada bentang-bentang yang berselang-seling, (i) beban hidup terfaktor pada dua bentang yang bersebelahan; dan (ii) beban hidup terfaktor pada seluruh bentang Struktur sederhana Komponen struktur lentur dianggap memiliki ujung-ujung yang hanya dapat memikul geser dan bebas berotasi Pada rangka berbentuke segitiga, gaya-gaya aksial dapat ditetapkan dengan ‘mengenggap bahwa semua Komponen struktur terhubungkan dengan sambungan pen. Reaksi balok atau sejenisnya yang bekerja pada kolom harus diambil minimum sejarakc 100 mm dari muka kolom kearah tengah bentang atau di tengah dudukan konsol, diambil eksentrisitas yang lebih besar, kecvali untuk kepala kolom, beban harus dianggap bekerja di muka Kolom ke arah tengah bentang Untuk kolom menerus, momen lentur terfaktor (M/) yang disebabkan oleh eksentrisitas beban pada suatu lantai atau balole suatu rangla diambil dengan anggapan bahwa a) lantai atau balok dari suatu rangka di atas dan di bawah lantai atau balok yang ditinjau tidal mampu memikul momen; dan ) didistribusilan kepada panjang kolom di atas dan di bawah lantai atau balok yang ditinjau proporsional terhadap nilai J/Z dari kolom tersebut Analisis elastis Anggapan Setiap Komponen strulstur dianggap tetap dalam keadaan elastis pada setiap kondisi beban terfaltor. Pengaruh dani voute atau perubahan 21 dani 184 142 143 7434 SNI03 - 1729 - 2002 ‘momen inersia penampang sepanjang sumbu Komponen struktur haus dipethatilan pada perhitungan dan, bila tidale dapat diabailcan, harus diperhitungkan dalam penentuan kekekuan Komponen struktur tersebut, Pengaruh orde kedua Analisis struktur dilalcakan dengan tetap memperhatikan titi tangkap beban-beban yang bekerja pada struktur dan komponen-komponen struktur setelah berdeformasi. Pengaruh orde kedua harus diperhatikan melalui salah satu dari dua analisis berilat ini ) suatu analisis orde pertama dengan amplifilasi momen sesuai dengan Butir 7.4.3, atau ) analisis orde kedua menurut cara-cara yang telah balm dan telah diterima secara umum Analisis orde pertama Pada analisis orde pertama, perubahan geometri struktur dan perubahan Kkelaltuan Komponen struktur akibat adanya gaya aksial diabailen. Pengaruh ini terhadap momen lentur yang didapat dari analisis orde pertama perlu diperhitungkan dengan menggunaken metode amplifikasi momen sesuai dengan Butir 7.4.3.2 Amplifikasi momen untulk Komponen struktur tak-bergoyang Untuk Komponen struktur ta-bergoyang tampa gaya aksial atau Komponen struktur ta-bergoyang dengan gaya akcsial teri, momen lentur terfaltor (,) dihitung sebagai berilat: My =Minw a4) dengan M,, adalah momen lentur terfaktor orde pertama yang dialdbatkan oleh beban-beban yang tidak menimbulkan goyangan. ‘Untulc Komponen struktur tak-bergoyang dengan gaya aksial tekan terfaktor (7) yang berasal dari analisis orde pertama, momen lentur terfaktor (1) dihitung sebagai berikut My = 55 Mom 4-2) dengan 6 adalah faittor amplifikasi momen untuk komponen strulctur tak-bergoyang dan dihitung sebagai berileut 4-3) 20 dani 184 743.2 SNI03 - 1729 - 2002 dengan NV adalah gaya aksial telan terfalstor dan N,, adalah beban Joritis elastis, ditetaplcan sesuai dengan Butir 7.6.1, untuk komponen struktur tale-bergoyang ‘Untuk Komponen struktur tak-bergoyang tanpa beban transversal, faktor c,.dihitung beriest ini 6-04 fy, $10 44) dengan f, adalah perbandingan momen terkecil dan terbesar yang bekerja di ujung-ujung Komponen struktur, diambil positif bila Komponen strultur terlentur dengan kelengkungan yang berbalik tanda dan negatif untuk kasus sebalilmya ‘Untuk komponen struktur tak-bergoyang dengan beban transversal: c.=1 untuk’ Komponen strultur dengan ujung-ujung sederhana, untuk Komponen strultur dengan ujung-ujung ala Amplifikasi momen untuk komponen struktur bergoyang Untuk komponen struktur bergoyang, momen lentur terfaktor (M.) dihitung menggunalan metode pada butir ini Dalam butir ini, momen lentur terfator (M.) dihitung sebagai berileut My = 66 Mya +8, Mi 45) dengan M,, adalah momen lentur terfalstor orde pertama yang diakibatkan oleh beban-beban yang dapat menimbulkan goyangan, dan fakttor amplifikast momen (6) ditetapkan sebagai berikut 1 way ( Ser yar] 5 (74-62) (74-60) 23 dani 184 SNI03 - 1729 - 2002 Keterangan: zy, adalah jumlah gaya aksial tekan terfaktor alabat beban gavitasi untuk seluruh kolom pada satu tingkat yang citinjau, N NV. adalah ditetapkan pada Butir 7.6.1 untule kasus komponen struktur bergoyang, N A, adalah simpangan antar lantai pada tingkat yang sedang ditinjau, mm ‘SH — adalah jumlah gaya horizontal yang menghasilkan A. pada tingkat yang ditinjau, N L adalah tinggi tingkeat, mm 7.4.3.3 Persamaan interalssi aksial-momen Dalam segala hal, salah satu dari dua persamaan interalsi aksial- ‘momen berikut ini harus dipenuhi oleh setiap komponen struletur rismatis simetris ganda dan simetris tunggal. M, @Bita M392 waa Me, 8f Ma w (74-7) aN, BN, AM My Nu 0,2 mae (74-70) Bila Keterangan: Ny, adalah gaya aksial terfaltor, N Ny, adalah kat nominal penampang komponen struktur, ditetaplan sesuai dengan Butir 7.6.2 untuk Komponen, struktur tekan dan Butir 10.1 untuk komponen strulstur tarik, N 6 adalah falctor redulesi keluatan @ adalah untuk komponen struktur tekan = 0,85 @= @ adalah untule Komponen struktur tarik=0,9 a adalah faktor reduksi Keluatan untuk Komponen straktur lentur = 0,90 M,,.M,, adalah momen lentur nominal penampang komponen struktur masing-masing terhadap sumbu-r dan ditetapken sesuai dengan Butir 8.2 dan 8.3, N-mm M., My adalah momen lentur terfaktor masing-masing terhadap sumbu-x dan -y, sudah termasuk pengaruh orde kedua, Nemm 24 dani 184 15 151 152 SNI03 - 1729 - 2002 Analisis plastis Penerapan Pengaruh gaya-dalam di sebagian atau seluruh struktur dapat ditetapkan menggunakan analisis plastis selama batasan pada Butir 7.5.2 dipenuhi. Distribusi gaya-gaya-dalam harus memenuhi syarat kkeseimbangan dan syarat batas. Batasan Bila metode plastis digunalan, semua persyaratan di bawah ini harus dipenubi, yaitu a) Tegangan leleh baja yang digunalcan tidak melebihi 450 MPa; b) Pada daerah sendi plastis, telale setempat harus dapat dihindari dengan mensyaratken bahwa perbandingan lebar terhadap tebal, b/t, lebih kecil daripada 2, Nilai A, tersebut ditetapkan sesuai dengan Tabel 7.5-1; ©) Pada rangle dengan bresing, gaya aksial telan terfaktor pada kolom yang diakibatkan oleh beban gravitasi terfalstor dan beban horizontal terfaltor tidak diperkenankan melampaui 0,854, f, Pada rangka tanpa bresing, gaya alssial tekan terfaktor pada kolom yang diakibatian oleh beban gravitasi terfaktor dan beban horizontal terfaktor tidal diperkenankan melampaui 0,754, f, @) Parameter kelangsingan kolom 4. tidak boleh melebihi 1,5 i. Nilai i, ditetaplcan sesuai dengan Butir 7.6.3.2 atau 7.6.3.3, ©) Untuk Komponen struktur dengan penampang kompak yang terlentur terhadap sumbu kuat penampang, panjang bagian pelat sayap tanpa pengekang lateral, Z,, yang mengalami tekan pada daerah sendi plastis yang mengalami mekanisme harus memenuhi syarat 1, 8.3.4 Bentang menengah Untuk Komponen struktur yang mememuhi Ly , Kuat lentur nominal komponen strulstur dinyatalcan dengan 38 dani 184 842 84.24 SNI03 - 1729 - 2002 My = K gSfoy (84-1) Keterangan: Jf. adalah tegangan Initis yang ditentukan oleh Butir 8.4.3, 8.44 atau 8.4.5, MPa 5 adalah modulus penampang yang ditentukan sesuai Butir 8.2.1, mm K, adalah koefisien balok pelat berdinding penuh Koefisien balok pelat berdinding penuh, Ke ditentulan sebagai berileut 4, h_ 2550] £, Z - 84-2 «© °°" | 1200+ 3004, [? Ge Keterangan: a, _ adaleh perbandingan Iuas pelat badan terhadap pelat sayap teen ht adalah tinggi bersih balok pelat berdinding penuh (dua Kali jarak dani garis netral ke tempat mulai adanya alat penyambung di sisi tekan), mm. 'b) Faktor pengali momen C, ditentukan oleh persamaan (8.3-1), Kuat lentur berdasarkan faktor kelangsingan Untulc leat lentur balok pelat berdinding penuh diambil nilai terkecil deri Keruntuhan akibat telole torsi lateral yang tergantung panjang bentang dan akdbat telcuk lokal yang ditentulan oleh tebal pelat sayap Faktor kelangsingan berdasarkan panjang bentang Faktor kelangsingan berdasarkan panjang bentang dinyataken dengan persamzan, Ag = LI, (843) Keterangan: L adalah jarak antara pengelang lateral, mm. 7, adalah jari-jari girasi daerah pelat sayap ditambah sepertiga bagian pelat badan yang mengalami teken, mm Batas-batas kelangsingannya adalah (84-4) 30 dani 184 SNI03 - 1729 - 2002 [= AO (84-45) 84.2.2 Faktor kelangsingan berdasarkan tebal pelat sayap Faktor kelangsingan berdasarkan tebal pelat sayap dinyatakan dengan persamzan, (84-36) Batas-batas kelangsingannya adalah (E Ay =0,38 |. (844.0) Vi lteE A, =1335 | (8440) Vi 4 dengan k, = —*— dengan 0,35 < i, < 0,763. 2 Vou 84.3 Kasusic

3,0 harus dianggap tidale diperkaicu, dengan 7 adalah tinggi panel yang terbesar di bentang tersebut Pelat badan dengan pengaku memanjang dan vertikal Ketebalan pelat badan yang diberi pengaku-pengalu memanjang yang ditempatkan di salah satu sisi atau di kedua sisi pada jarale 0,2/ dani pelat sayap tekan harus memenuhi (hilt) $883 iB jile 1,0< ah <3,0 (87-3) \ 43 dani 184 876 SNI03 - 1729 - 2002 (alty) <883 ( jike 0,740,2: 49 dani 184 SNI03 - 1729 - 2002 R= ase : {oh -aal(ey P| Re (8104.0) 8.10.5 Kuat tekuk lateral pelat badan Kuat pelat badan terhadap telule lateral adalah a) untuk pelat sayap yang dikekang terhadap rotasi dan dihitung bila (hit, )(ib) £23, 3 nit.) | =o ; +04. ly | (8.10-5a) iF cn | b) untuk pelat sayap yang tidak dikekang tethadap rotasi dan ihitung jika (W/tJ/(L/b) < 1,7, py tte ost) |G (8.10-5.b) dengan, ¢ 25 untuk < M, = 1,62 untukM> M, 8.10.6 Kuat tekuk lentur pelat badan Kuat pelat badan terhadap tell lentur akabat gaya tekan adalah 24,0813 Ve (8.10-6) R= 8.10.7 Kuatgeser daerah panel Daerah panel adalah pelat badan yang keempat sisinya dibatasi oleh pelat-pelat sayap balok dan kolom pada sambungan balok-kolom. Kuat geser daerah panel ditentukan sesuai Butir 8.14 50 dani 184 8.11 B44 8.112 8.113 8.12 8.12.1 8.122 SNI03 - 1729 - 2002 Perencanaan pengaku penumpu beban Ukuran pengaku Jika Keluatan pelat badan R, yang dihitung dalam Butir 8.10.3, 8104, 8105, dan 8.10.6 tidak memenuhi syarat, maka harus dipasang pengaku sedemikian sehingga ROR SAL (811-1) dengan 4, adalah Iuas pengalon Lebar pengaku Lebar pengalu pada setiap sisi pelat badan harus lebih besar dari sepertiga lebar pelat sayap dilcurangi setengah tebal pelat badan, Tebal pengaku Tebal pengaku harus lebih tebal dari setengah tebal pelat sayap dan smemenuhi (811-2) Keterangan: 1, adalah ketebalan pengaleu, mm >, adalah lebar pengalss, mm Perencanaan pengaku vertikal Pemasangan pengaku Bila kuat geser pelat badan pada Butir 884 dan 8.85 tidal ‘memenuhi syarat maka pengalcu vertikal dipasang untuk mengubah vukuran panel pelat badan. Pengaloa vertikal pada pelat badan harus berada di antara kedua pelat sayap dan jaralc ujungnya dari pelat sayap tidak boleh lebih dari empat kali tebal pelat badan. Pengalr vertikal dipasang di salah satu sisi atau di kedua sisi pelat badan. Luas minimum Pengalcu vertikal yang tidak menerima bean Iuar secara Iangsung atau momen harus mempunyai luas A, yang memenuhi 51 dani 184 8.123 8.13 8.13.1 8.13.2 SNI03 - 1729 - 2002 (ali? yi+(@lny A, 2054,(1-C, sforn- (812-1) Keterangan: C, adalah perbandingan antara Kuat geser yang ditentukan pada Butir 8.84 atau 8.8.5 terhadap kuat geser yang ditentukan oleh Butir8.8.3 A, adalah luas pelat badan, mm” D ,O untuik sepasang pengaka = 1,8 untuk pengalay siku tunggal -4 untuk pengalu pelat tunggal Kekakuan minimum Pengalcu vertikal pada pelat badan yang tidal menerima beban luar secara langsung atau momen harus mempunyai momen inersia (Z) terhadap ganis tengah bidang pelat badan I, > 0,75ht2 untuk (alli)< V2 (8.12-2.a) 343 1,2 untuk (ali)>V2 (812-2) a Perencanaan pengaku memanjang Pemasangan Pengalcu memanjang dipasang jika pelat badan tidak memenuhi syarat yang ditetapkan pada Butir 8.7.5. Pengaku memanjang pada pelat badan harus menerus dan harus mencapai pengaku melintang pada pelat badan. Kekakuan minimum Jika pengaku memanjang diperlukan pada jarale 0,2 i dari pelat sayap telan, pengalo tersebut harus mempunyai momen inersia (L) terhadap mula pelat badan sedemikian sehingga 52 dani 184 8.14 8.14.1 8.14.2 SNI03 - 1729 - 2002 1, earl ( 4) (8.13-1) dengan 4, adalah Iuas pengaleu memanjang Jika pada garis netral penampang dibutublan pengal memanjang yang kedua, pengaley tersebut harus mempunyai momen inersia (J) techadap muta pelat badan I, ht (8.13-2) Daerah panel Daerah panel adalah pelat badan yang keempat sisinya dibatasi oleh pelat-pelat sayap balok dan kolom pada sambungan balok-‘colom Kuat geser daerah panel Jika gaya geser terfator yang terjadi pada daerah panel tersebut melebihi ¢ R maka harus dipasang pelat pengganda atau pengalu diagonal Perhitungan R, a) Jika dalam analisis rangka stabilitas daerah panel tidale diperhitunglen, maka, untuk N,< 04 N, R =06f,4,t, (814-1a) untuk, > 04 Ny r R= 06 fydty| 14 (814-16) \ ‘b) Jika dalam analisis rangka stabilitas daerah panel diperhitunglean, maka, untule N, <0,75 NY, (pt?) R= 06 fydcty ues 2 | (814-10) [oo edt untule W, > 0,75 NY, 53 dani 184 8.14.3 8.15 8.15.1 8.15.2 SNI03 - 1729 - 2002 R =06L,4.1 (343) J Bet 2 Woe £ Co G48 indety J Syarat pelat perkuatan Jika digunaken pelat pengganda maka harus memenuhi syarat-syarat Butir 88 sedangkan jike digunaken pengaku diagonal maka harus memenuhi syarat-syarat Butir 8.11 Pengekang lateral Pengeloang lateral berupa batang harus mampu memileul gaya tekan terfaktor N, sebesar, ™, ood Keterangan: 4, adalah luas sayap tertekan penampang komponen struktur yang, dikelang jike berpenampang kompak atau luas bagian tertekan jike berpenampang tak kompal, mm” fy adalah tegangan leleh batang pengkang lateral, MPa L adalah jarak antar pengekang lateral, mm. Z,, adalah panjang tekuk batang pengekang lateral, mm Jarale pengelcang lateral ke tepi luar sayap tertekan tidak boleh lebih dani 1/3 tinggi penampang omponen struktur yang dikekang 54 dani 184 94 92 SNI03 - 1729 - 2002 KOMPONEN STRUKTUR TEKAN Perencanaan akibat gaya tekan Suatu komponen strultur yang mengalami gaya tekan konsentris akibat beban terfaktor, N,,, harus memenuhi persyaratan sebagai berieut: DNS bnNn (1-1) Keterangan: ¢. adalah faltor redulesi keiatan (Lihat Tabel 6 4-2) YN, adalah mat teken nominal komponen struktur yang ditentukan berdasarkan Butir 7.6.2 dan 9.2,N 2) Perbandingan kelangsingan. - kelangsingan elemen penampang (lihat Tabel 7.5-1) < 2, Ly - kelangsingan Iomponen struktur tekan, 2 = =" < 200 7 3) Komponen struktur tekan yang elemen _penampangnya mempunyai perbandingan lebar terhadap tebal lebih besar daripada nilai 4, yang ditenfukan dalam Tabel 7.5-1 harus direncanaican dengan analisis rasional yang dapat diterima Kuat tekan rencana akibat tekuk lentur-torsi Kuat tekan rencana akibat tell lentur-torsi, ¢ V, dari Komponen struktur tekan yang terdin dari siluy-ganda atau berbentuk T, dengan elemen-elemen penampangnya mempunyai rasio lebar-tebal, 2, lebih kkecil daripada yang ditentukan dalam Tabel 7.5-1, harus memenuhi Nu Keterangan: Nac adalah kuat tekan perlu batang AC (yang lebih besar), N Nugc adalah kuat tekan perlu batang BC (yang lebih kecil), N Bilamana salah satu gaya di atas adalah gaya tarik, make Nie adalah Invat tarik perlu dan nilainya diberi tanda negatif 67 dani 184 98.2 SNI03 - 1729 - 2002 Es wl Gambar 98-1 4) Apabila di antara kedua titik Ieumpul ujung-ujung batang tepi itu bekerja gaya-gaya yang arahnya tegak lurus terhadap sumbu batang, make batang tersebut dianggap memileul kombinasi tekan dan lentur, dan direncanaken menurut ketentuan pada Butir 11 ‘Tekan pada batang-batang diagonal dan vertikal 1) Untuk tele pada bidang gamber, panjang tekuk batang sama dengan panjang skematisnya, 2) Untuk telaule keluar bidang gambar, panjang telouk batang sama dengan panjang skematisnya, 3) Apabila batang diagonal atau batang vertikal itu adalah batang ‘unggal berupa baja sil yang penampang pada sambungan di titile kumpulnya seperti pada Gambar 9 8-2, batang tersebut harus dianggap memileul kombinasi tekan dan lentur arah tegak lurus sumbt x-x, dan harus memenuhi Iedva ketentuan di bawah ini a) Ketentuan menurut Butir 11.3 dengan harga-harga: ‘Momen lentur terfalctor sebesar M=Ne. _Ashy oy Kedcuatan nominal teken sebesar: y, Dd) Nu S$ bVronin Keterangan: e. adalah eksentrisitas seperti terlihat pada Gambar 9.8-2 , adalah koefisien teluk yang ditentuken dengan ‘mengambil panjang teloak Z,, sama dengan 0,7 kali Panjang skematisnya, dan jarijari girasi terhadap sumbu-x (lihat Gambar 9.8-2) Ope Salah Koefisien teluk yang ditentuken dengan ‘mengambil panjang teluk 2, sama dengan panjang skematisnya, dan jari-jani girasi r, terhadap sumbu 1p (lihat Gambar 9.8-2) 68 dani 184 SNI03 - 1729 - 2002 dengan Mien = Ag fy /@mqx adalah kat nominal texan dengan koefisien tekuk Oyo, n P BR x ak ., ‘eset PURE 7 y Gambar 98-2 5 Z G Z, A * ad Gambar 98-3 4) Apabila batang tunggal pada Butir 9.8.2(3) berupa baja seperti pada Gambar 0.8-3 maka batang dianggap memileul kombinasi tekan dan lentur pada arah tegak lurus sumbu y-y dan direncanaian menurut ketentuan pada Butir 11, dengan: My =N,,e,. Dalam hal ini, panjang teloule Z,, diambil sama dengan 0,7 kali panjang skematisnya 99 — Kolompadabangunanportal Selain harus memenuhi ketentuan pada butir ini, komponen struletur yang menerima gaya tekan aksial atau kombinasi lentur dan tekan aksial harus juga memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan pada Butir 7 dan Butir 11 69 dani 184 10. 10.4 10.2 SNI03 - 1729 - 2002 KOMPONEN STRUKTUR YANG MENGALAMI GAYA TARIK AKSIAL Kuat tarikrencana Komponen strulstur yang memileul gaya tank akcsal terfaletor N, harus memenuli Ny SONy ot.) dengan gi, adalah kat tarik rencana yang besamya diambil sebagai nilat terendah di antara dua perhitungan menggunalan harga-harga dan Ny, di bawab int g=09 Ny = Aghy (10.1.1-2a) dan Mya A fe (10.1.1-2) Keterangan: A, adalah luas penampang bruto, mm? A, adalah luas penampang efektif menurut Butir 10.2, mm? J adalah tegangan leleh, MPa f adalah tegangan tarik putus, MPa Penampang efektif Luas penampang efektif Komponen struktur yang mengalami gaya tarik ditentulcan sebagai berileut: A, =AU Keterangan: A. adalah Iuas penampang menurut Butir 10.21 sampai dengan 10.24, mm? U- adalah faktor retuksi =1-(x/ 2) < 0.9, atau menurut Butir 10.2.3 dan 10.2.4 adalah eksentrisitas sambungan, jarak tegak Iurus arah gaya tarik, antara titike berat penampang komponen yang disambung dengan bidang sambungan, mm 70 dani 184 10.2.1 10.2.2 L SNI03 - 1729 - 2002 adalah panjang sambungan dalam arah gaya tarik, yaitu jarale antara dua baut yang terjauh pada suatu sambungan atau panjang las dalam arah gaya taril, mm. Kasus gaya tarik hanya disalurkan oleh baut 1) A=A, adalah Iuas penampang neto terkecil antara potongan 1-3 dan potongan 1-2-3, Potongan 1-3: Ay =. pont Potongan 1-2-3: Ay =Ag-ndt+ 5st Keterangan: A, adalah luas penampang bruto, mm? t da n 5 4 adalah tebal penampang, mm adalah diameter ubang, mm adalah banyaknya lubang dalam garis potongan adalah jarak antara sumbu lubang pada arah sejajar sumbu Komponen struktur, mm adalah jarak antara sumbu lubang pada arah tegak lurus sumbu Iomponen strultur 2) Dalam suatt potongan jumlah Iuas Iubang tidal boleh melebihi 15% lvas penampang utuh Kasus gaya tarik disalurkan oleh las memanjang Bila gaya tarik hanya disalurlan oleh pengelasan memanjang ke kompo: mnen struktur yang bukan pelat, atau oleh kombinasi pengelasan memanjang dan melintang: A Ay, adalah lvas penampang bruto komponen struktur, 71 dani 184 10.2.3 10.2.4 10.25 10.26 10.3 10.3.1 10.3.2 SNI03 - 1729 - 2002 Kasus gaya tarik disalurkan oleh las metintang Bila gaya tarilchanya disalurkan oleh pengelasan melintang A adalah jumlah Iuas penampang neto yang dilubungkan secara Tangsung dan U= 1,0. Kasus gaya tarik disalurkan oleh las sepanjang dua sisi Bila gaya tarik disalurkan ke sebuah Komponen strultur pelat dengan pengelasan sepanjang kedua sisi pada ujung pelat, dengan > w A adalah luas pelat, unui 7 > 2w u=10 untuk Iw >1>15~ U=0,87 untule 1,50 97317 0.75 Keterangan: 7 adalah panjang pengelasan, mm w adalah lebar pelat (jarale antar sumbu pengelasan), mm Nilai J dapat diambil lebih besar bila dapat dibuktikan melalui pengujian atau Ketentuan lain yang dapat diterima Untukc batang berulir, Iuas penampang neto diambil sebesar Iuas penampang inti Komponen struktur tersusun dari dua buah profil atau lebih Umum Komponen strulctur tare tersusun yang terdiri dari dua elemen utama atau lebih yang diharapkan berperilalu sebagai sebuah komponen struktur harus memenuhi persyaratan pada Butir 10.3.2 sampai dengan 10.34 Beban rencana untuk sambungan Jika Komponen struktur tarik tersusun dari dua elemen utama atau lebih, sambungan antar elemen harus direncanakan mampu untule memilel gaya-dalam akibat bekerjanya gaya-gaya luar termasulc ‘momen lentur (jika ada). Beban terfaktor untule batang berterali, dan ‘beban terfaktor rencana maupun momen Lentur (jika ada) untuk plat Kopel harus dibagi merata diantara bidang sambung yang sejajar dengan arah gaya. 72 dani 184 10.3.3 10.3.4 10.4 SNI03 - 1729 - 2002 Komponen struktur tarik tersusun dari dua buah profil yang saling membelakangi Komponen struktur tarik tersusun dari dua profil sejenis yang saling membelalangi baik secara Kontak langsung ataupun dengan perantaraan plat kopel dengan jarak yang memenuhi syarat, harus ‘memenuhi ketentuan sebagai berikut 1) Komponen strultur tarik dengan profil-profil yang terpisah, Profil-profil tersebut harus dihubungkan dengan salah satu cara berileut a) dengan las atau baut pada interval tertentu sehingga kelangsingan untuk setiap elemen tidak melebihi 240; atau b) dengan sistem sambungan yang direncanalan sedemikian sehingga Komponen struktur tersebut terbagi atas paling sedilat tiga bentang sama panjang Sistem sambungan harus direncanakan dengan menganggap bahwa pada sepanjang Komponen struktur terdapat gaya lintang sebesar 0,02 kali gaya aksial yang bekerja pada komponen struktur tersebut 2) Komponen struktur tarik dengan profil yang bersinggungan Tangsung dan saling membelakangi Profil-profil tersebut harus memenuhi ketentuan yang disyarathan dalam Butir 10.3.3(1b), Komponen struktur tarik dengan penghubung Komponen struktur tarik tersusun dari dua buah profil yang dihubungkan dengan terali atau pelat Kopel harus memenuhi 1) Kelangsingan komponen dengan memperhitungkan jarakc antar elemen penghubung, tidak lebih dari 240 untuk komponen struktur utama, dan tidak lebih dari 300 untuk komponen selcunder, 2) Tebal elemen penghubung tidal Kurang dari 0,02 keali jarake antara garis sambungan pelat penghubung dengan komponen tama; 3) Panjang pelat Kopel tidak kurang dari 0,67 kali jaralc antara garis sambungan pelat opel dengan komponen utama; 4) Pelat kopel yang disambung dengan baut harus menggunakan paling sedikit dua buah baut yang diletakkan memanjang searah sumbu komponen struletur tari Komponen struktur tarik dengan sambungan pen 73 dani 184 SNI03 - 1729 - 2002 Komponen struktur tarik dengan sambungan pen harus direncanakan ‘menurut Butir 10,1. Komponen yang disambung seperti pada Gambar 10.1 harus memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut 1) Tebal Komponen struktur tanpa pengals yang mempunyai Tubang sambungen pen harus lebih besar atau sama dengan 0,25 kali jarak antara tepi Iubang pen ke tepi komponen strultur yang diviur dalam arah tegale lurus tethadap sumbu Komponen struktur Batasan ini tidak berlalsa untuk tebal lapisan-lapisan yang menyusun Komponen struktur tarik yang digabung ‘menggunalsan baut, Tebal 2 0258) A ew Aue, At A 2134, Gambar 10.1 2) Luas irisan pada bagian ujung komponen struletur tarike di luar Tubang pen, sejajar, atau di dalam sudut 45° dari sumbu Komponen struktur tarik, harus lebih besar atau sama dengan Juas bersih yang diperiukcan oleh komponen struketur tarik, 3) Jumlah Iuas sebuah Iubang pen, pada potongan tegak lurus sumbu komponen tari, harus lebih besar atau sama dengan 1,33 kali luas bersih yang dipertukan oleh komponen struktur tarile, 4) Plat pen yang direncanakan untuk memperbesar Iuas bersih Komponen strulctur, atau untuk menailelan daya dulcung pen, harus disusun sehingga tidak menimbulken eksentrisitas dan harus direncanalan mampu menyalurken gaya dant pen ke Komponen struktur tarike Bagian wjung dari komponen strultur dengan bentul lainnya harus dihitung dengan analisis yang dapat diterima 10.5 Komponen struktur yang menerima gaya tarile dengan sambungan terletak tidak simnetnis terhadap sumbu komponen yang disambunglan, harus direncanaken menurut Butir 11 74 dani 184 ". WA 12 13 SNI03 - 1729 - 2002 KOMPONEN STRUKTUR YANG MENGALAMI GAYA KOMBINASI Umum Ketentuan pada butir ini berlalcu untuk Komponen struktur prismatis yang mengalami kombinasi gaya akcsial, momen lentur (terhadap satu atau kedua sumbu simetris penampang), dan tors Dalam butir ini, yang dimaksud dengan sumbu kuat penampang adalah sumbu-r, sedangkan sumbu lemah penampang adalah sumbu- y Gaya dan momen terfaktor Dalam butir ini a) N, merupaken gaya aksial terfaktor (tarik atau teken) yang terbesar yang bekerja pada Komponen strulstur, b) M, yaitu M, dan M,,, merupakan momen lentur terfaktor (tethadap sumbu-r dan sumbu-y) yang terbesar yang dihasillan oleh beban pada rangka dan beban lateral pada komponen strutur, dan telah memperhitunglan kontribusi momen lentur orde Kedua yang terjadi pada Konfigurasi struktur yang telah berdeformasiM, harus ditentukan dari salah satu metode analisis yang dijelaskan pada Butir 7 Komponen struktur dengan penampang simetris yang mengalami momen lentur dan gaya aksial Komponen struktur yang mengalami momen lentur dan gaya alcsial harus direncanakan memenuhi ketentuan sebagai berikcut vate Me 592 Wn ) My 8( Ma, Me yp Me NGM | Fel} Untuk Me 2 M, (GM 75 dani 184 11.3.4 SNI03 - 1729 - 2002 Keterangan: N, adalah gaya aksial (tarilc atau tekan) terfaktor, N adalah kuat nominal penampang, N ~ sesuai dengan Butir 10.2 bila N, adalah gaya alcsial tarik, atau ~ sesuai dengan Butir 9.2 bila N, adalah gaya alssial teen é adalah falstor reduksi keluatan: ~ sesuai dengan Butir 10.2 untulc gaya alsial tarik, atau sama dengan 0,85 untuk gaya alcsial telkan M,,.M, adalah momen lentur terfaktor terhadap sumbu-v dan sumbu-y menurut Butir 7, N-mm M.M, adalah kat nominal lentur penampang terhadap sumbu-r dan sumbu-y menurut Butir 8, N-mm @=0,9 adalah faltor reduksi kuat lentur Ketentuan dalam Butir 11.3.1 ini dapat digunakan bagi komponen struktur berpenampang I dengan rasio by /d <1.0 dan komponen struktur berpenampang Kotak apabila Komponen struktur tersebut merupaken bagian dani struktur rangka dengan ikatan (bresing) (a) {Me _) ero by M py by M, \ (=) by Mx 1) Komponen strultur berpenampang I untuk 5,/d< 0.5 c-10 Ny/Ny untuk 05 04° a=0,15 5 My =1,1M yy My -taty M, =a M, 77 dani 184 SNI03 - 1729 - 2002 My \: Ny 135 ONAN dengan N, = A, f, dan Na = Az fy /22, Keterangan: 4. adalah parameter kelangsingan menurut Butir 9.2 M,, — adalah momen plastis terhadap sumbu-x < 15 f/S.,N- mm adalah momen plastis terhadap sumbuyy < 1,5 f S., N- mm 5,.5, adalah modulus penampang terhadap sumbu-x dan y, mm adalah lebar luar penampang kotak, sejajar sumbu utama xmm H adalah tinggi var penampang kotale, tegal urus sumbu ‘tama x, mm. 11.3.2 Perencanaan dengan menggunakan persamean interalksi yang berbeda "4 deri ketentuan di atas dapat dilalken bila dapat dibulctiken dengan perhitungan yang dapat diterima Komponen struktur dengan penampang tak-simetris, dan Komponen struktur yang mengalami pembebanan torsi dan kombinasi Ketentuan berikut ini berlai bagi jenis Ikomponen struktur dan jenis pembebanan yang tidak termasuk dalam uraian Butir 11.3 di atas, yi: - komponen struletur yang tak-simetris, - pembebanan torsi, - pembebanan kombinasi: torsi, lentur, gaya lintang, danvatau gaya alcsial. Kuat rencana dari komponen struktur, gf, , harus selalu lebih besar atau sama dengan Inat perlu komponen struktur yang dinyatakan dengan tegangan nonmal, f., atau tegangan geser, f, a) Untulkondisi batas pada kasus leleh akibat tegangan normal: F.S$ fy . dengan $ = 0,90 ‘b) Untulckondisi batas pada kasus leleh alibat gaya geser Fo50,6 $f, . dengan g =0,90 78 dani 184 SNI03 - 1729 - 2002 ©) Untuls kondisi batas pada Inasus tekaule foatauf, < gf. dengan = 0,85 Keterangan: fy adalah tegangan leleh, MPa Jf. adalah tegangan Initis menurut Butir 9, MPa fof. adalah tegangan alibat beban terfaktor yang ditentukan dengan analisis elastis, MPa 79 dani 184 12. 124 122 12.24 1222 1223 12.24 SNI 03 - 1729 - 2002 KOMPONEN STRUKTUR KOMPOSIT Ruang lingkup Pedoman ini berlaim untuk perencanaan 1) Kolom komposit yang terbuat dari profil baja gilas atau baja tersusun atau baja pipa atau baja berongga dan beton, yang bekerja bersama-sama dalam memilcul beban, 2) Balok baja yang memikul pelat beton bertulang dan bekerja bersama-sama dengan pelat tersebut sebagai satu kesatuan dalam ‘memilcul Lentur, 3) Balok Komposit sederhana atau menerus dengan penghubung geser, atau profil baja yang diberi selubung beton, baik yang dibangun dengan atau tanpa penumpu sementara (perancah) Prinsip-prinsip dasar perencanaan Penentuan gaya yang bekerja Dalam menentukan besar gaya-gaya yang dipilul oleh komponen- Komponen struktur dan sambungan dari suatu sistem struktur Komposit harus diperhatilan Iuas efektif penampang komponen straktur untuk setiap tahapan pembebanan yang ditinjau, Analisis elastis Nilai momen inersia penampang dapat dianggap Konstan di sepanjang bentang untuk analisis elastis struktur balok komposit yang menerus dan tanpa voute di daerah tumpuan. Dalam hal ini, momen inersia penampang Komposit di daerah momen positif balok dapat diambil sebagai nilai momen inersia yang berlaim di sepanjang bentang balok yang ditinjau tersebut Analisis plastis Analisis plastis untuk perhitungan kuat lentur Komponen struktur Komposit dapat dilakukan dengan menggunaian distribusi tegangan plastis. Distribusi tegangan plastis Untuk distribusi tegangan plastis pada daerah momen positif baloke komposit yang menggunaken penghubung geser, tegangan tekan sebesar 0,85f, dianggap bekerja dengan distribusi merata di 80 dari 184 1225 1226 1227 SNI 03 - 1729 - 2002 sepanjang daerah tekan efektif penampang pelat beton Kuat tarik ‘beton dalam hal ini diabailan. Tegangan baja pada balok komposit tersebut diambil sebesar f, dengan distnbusi merata baik di daerah tarik maupun di daerah texan penampang baja Untuk distribusi tegangan plastis pada daerah momen negatif balok Komposit tersebut, tegangan tarik tulangan longitudinal yang berada dalam daerah lebar efektif pelat beton diambil sebesar f,,, tegangan tarik beton diabailan, dan tegangan tarik baja diambil sebesar f, dengan distribusi merata baik di daerah tarik maupun di daerah tekan penampang baja Distribusi tegangan elastis Distribusi tegangan elastis pada penampang ditentuken dengan ‘mengenggap distribusi regangan beton dan baja yang liner pada penampang Komposit. Tegangan yang bekerja pada baja atau beton tersebut merupakan hasil perkalian antara regangan yang terjadi dengan modulus elastisitas baja Z, atau modulus elastisitas beton E. Koat tarik beton diabailan Tegangan makcsimum pada baja tidale boleh melebihi f, sedangkan tegangan telan maksimum pada beton tidak boleh lebih dari 0.85,f,. Untuk jenis balok hibrida komposit, tegangan maksimum pada sayap penampang tidak boleh melebihi Sfp» mamun regangan pada badan penampang boleh melebihi regangan leleh Pada kondisi seperti ini, tegangan pada badan penampang diambil sebesar fry Balok komposit penuh Untuk balok Komposit penuh, penghubung geser harus disediakan dalam jumlah yang memadai sehingga balok mampu mencapai kuat Jentur maksimumnya. Pada penentuan distribusi tegangan elastis, sip antara baja dan beton dianggap tidak terjadi Balok komposit parsial Pada balok komposit parsial, Kekuatan balok dalam memikul lentur dibatasi oleh keluatan penghubung geser. Perhitungan elastis untuk ‘valok ini, seperti pada penentuan defleksi atau tegangan akibat beban ayan, harus mempertimbangkan pengaruh adanya slip antara baja dan beton 81 dani 184 1228 1229 123 12.3.4 SNI 03 - 1729 - 2002 Balokbaja yang diberi selubung beton ‘Walaupun tidak diberi angker, balok baja yang diberi selubung beton di semua permulaannya dianggap bekerja secara komposit dengan beton, selama hal-hal berilut imi dipenuhi 1) Tebal minimum selubung beton yang menyelimuti baja tidale eurang daripada 50 mm, kecuali yang disebutkan pada Butir 12.2.8(2) di bawah; 2) Posisi tepi atas balok baja tidak boleh Iuurang daripada 40 mm di bawah sisi atas pelat beton dan 50 mm di atas sisi bawah pelat, 3) Selubung beton harus diberi kewat jaring atau baja tulangan dengan jumlah yang memadai untuk menghindari terlepasnya bagian selubung tersebut pada saat balok memileul beban. Kolom komposit Kolom yang terbuat dari penampang baja gilas atau tersusun yang diberi selubung beton di sekelilingnya, ataupun yang terbuat dan penampang baja berongga yang diisi dengan beton struktural harus direncanalcan sesuai dengan Butir 12.3, Komponen struktur tekan Batasan Kriteria untuk kolom komposit bagi komponen strulctur tekan: 1) Luas penampang profil baja minimal sebesar 4% dari Iuas penampang komposit total; 2) Selubung beton untule penampang komposit yang berintiken baja harus dibeni tulangen baja longitudinal dan tulangan pengekang lateral. Tulangan baja longitudinal harus menerus pada lantai strulstur portal, Kecuali untuk tulangan longitudinal yang hanya berfungsi member kelangan pada beton. Jarak antar pengikat lateral tidak boleh melebihi 2/3 dari dimensi terkecil penampang kolom komposit. Luas minimum penampang tulangan transversal (@tau longitudinal) tidak boleh Kurang dan 0,18 mn? untuk setiap ‘mm jaral antar tulangan transversal (atau longitudinal) terpasang. Tebal bersih selimmut beton dari tepi terluar tulangan longitudinal dan transversal minimal sebesar 40 mm; 3) Mutu beton yang digunakan tidak lebih tinggi daripada 55 MPa dan tidak Inurang dani 21 MPa untuk beton normal dan tidal Jeurang dari 28 MPa untuk beton ringan; 82 dani 184 12.3.2 SNI 03 - 1729 - 2002 4) Tegangan leleh profil dan tulangan baja yang digunakan untule perhitungan Kelnatan kolom komposit tidak boleh melebihi 380 MPa, 5) Tebal minimum dinding pipa baja atau penampang baja berongga yang diisi beton adalah b,[f,/3E untuk setiap sisi selebar 9 pada penampang persegi dan D./ ‘mempunyai diameter luar D. 78E untuk penampang bulat yang Kuat rencana Kuat rencana kolom komposit yang menumpu beban aksial adalah #.N,, dengan 4 = 0,85 Nn =A Sor (123-1) dan fey aie untuk 4<0,25 maka @ wnituk 0,95<4<1,2 maka = 3 _ 16-0672, untuk 421,2 maka @=1,2542 dengan, LL [So Tn \ En exh vale *)oear( 2) ine nl Zoe Z| Ey =B +038, A) A} B, =0,041w5 7, Keterangan: Ac adalah luas penampang beton, mm? 4, _ adalah luas penampang tulangan longitudinal, mm? A; — adalah luas penampang profil baja, mm? E adalah motlulus elastisitas baja, MPa E, adalah modulus elastisitas beton, MPa 83 dani 184 1233 12.3.4 124 1244 SNI 03 - 1729 - 2002 Eq adalah modulus elastisitas untule perhitungan kolom komposit, MPa fe adalah tegangan tekan kaitis, MPa fy adalah tegangan leleh untuk perhitungan kolom komposit, MPa f adalah tegangan leleh profil baja, MPa f° adalah kuat tekan karakteristik beton, MPa ie adalah faltor panjang efeltif kolom I adalah panjang unsur struletur, mm M, adalah kuat aksial nominal, N Tm adalah jari-jani girasi kolom komposit, mm w adalah berat jenis beton, kg/m? Ze adalah parameter kelangsingan ge adalah faltor reduksi beban aksial tekan @ adalah falstor tell Pada persamaan di atas, c,c2, dani c3 adalah koefisien yang besamya a) Untule pipa baja yang diisi beton: cr=1,0,c2=0,85, dancs=0,4 'b) Untuk profil baja yang diberi selubung beton: c1=0,7,¢2=06, dan c3 = Kolom komposit yang tersusun atas beberapa profil baja Jika penampang komposit terdiri atas dua atau lebih profil baja maka profil-profil baja tersebut harus diikat satu sama lainnya dengan ‘menggunalcan pelat pengikat atau teralis untuk mencegah tenjadinya telcuk pada masing-masing profil baja sebelum beton mengeras Penyaluran beban Bagian dari kvat rencana kolom komposit pemileul beban aksial yang diterima beton harus disalurkan melalui tumpuan langsung pada sambungan Bila luas beton penumpu lebih besar daripada luas daerah pembebanan pada satu atau beberapa sisi, sedangkan pada sisi-sist Tainnya pergerakannya terhadap pengembangan lateral dibatasi, maka ‘kuat rencana maksimum beton penumpu harus diambil sebesar, 17 9, fcAp. dengan ¢= 0,60 dan Agadalah luas daerah pembebanan Komponen struktur lentur Lebar efektif pelat beton Lebar efektif pelat lantai yang membentang pada masing-masing sisi dari sumbu balok tidal boleh melebihi 84 dani 184 SNI 03 - 1729 - 2002 a) Seperdelapan dari bentang balok (jaralc antara tumpuan); 'b) Setengah jarale bersih antara sumbu balok-balok yang bersebelahan, ©) Jara ke tepi pelat 12.4.2 Kekuatan balok komposit dengan penghubung geser 124.21 Kuatlentur positif rencana ¢bMn, ditentukan sebagai berikut 1.680 whe dengan ¢.=0,85 dan M, dihitung berdasarian distribusi tegangan plastis pada penampang komposit. 1.680 a) untulc he dengan ¢, = 0,90 dan M, ditentukan berdasarkan superposisi tegangan-tegangan elastis yang memperhitunglan pengaruh tumpuan sementara (perancah) 12.4.2.2 Kuat lentur negatif rencana gM, harus dihitung untuk penampang ‘baja saja, dengan mengilcuti ketentuan-ketentuan pada Butir 8 12.4.2.3 Sebagai alternatif, kuat lentur negatif rencana gsM,, dapat dihitung dengan mengambil 0,85 dan M, yang besamya ditentukan berdasarkan distnibust tegangan plastis pada penampang komposit, selama hal-hal berileut dipenuhi 1) Balok baja _mempunyai penampang kompak yang diberi pengaku yang memadai, sebagaimana yang didefinisiken pada Butir 8, 2) Pelat beton dan balok baja di daerah momen negatif harus disatukan dengan penghubung geser, 3) Tulangan pelat yang sejajar dengan balok baja di sepanjang daerah lebar efektif pelat beton harus diangker dengan baile 2.4.2.4 Perhitungan tegangan elastis dan lendutan pada balok komposit parsial harus memperhitungkan pengaruh adanya slip antara pelat ‘beton dan balok baja. Untuk perhitungan elastis ini, momen inersia efeltif Jey balok komposit parsial dihitung sebagai berikut Teg = 1, + Un Le) ZOnl Cp) (124-1) 85 dani 184 1243 12.44 SNI 03 - 1729 - 2002 Keterangan: Cr adalah gaya tekan pada pelat beton untuk kondisi komposit penuh, N J, adalah momen inersia penampang baja, mm* Je adalah momen inersia penampang balok komposit penuh yang belum retake, mm’ XQ, adalah jumlah keluatan penghubung-penghubung geser di sepanjang daerah yang dibatasi oleh momen positif ‘maksimum dan momen nol, N Rasio 30,/Cy untuk balok komposit parsial tidak boleh kurang dari 0,25. Batasan ini diberlalokan agar tidale terjadi slip yang berlebihan pada balok Kekuatan balok baja yang diberi selubung beton Kuat lentur rencana balok baja yang diberi selubung beton gay, dihitung dengan mengambil g = 0,90 dan Ma yang nilainya ditentukan berdasarkan superposisi tegangan-tegangan elastis yang ‘memperhitungkan pengaruh adanya tumpuan sementara (perancah)) Sebagai alternatif, lat lentur rencana gM, dapat dihitung dengan mengambil g = 0,90 dan M, ditentukan berdasarlan distribust tegangan plastis pada penampang baja saja. Kekuatan struktur selama pelaksanaan Jika tumpuan sementara (perancah) tidak digunakan dalam pelaksanaan, penampang baja harus memilild kekuatan yang culuup untule memilul semua pembebanan yang ada selama pelaksanaan sebelum beton mencapai 75% dari kuat tekannya (f°). Kuat lentur rencana penampang baja tersebut dapat dihitung berdasarkan kketentuan-ketentuan pada Butir 8 86 dari 184 SNI 03 - 1729 - 2002 ww Dalebaabargranting Dacbap bergrombeng w, asoum oO Gambar 124 Persyaratan untuk dek baja bergelombang 87 dani 184 SNI 03 - 1729 - 2002 12.4.5 Dekbajabergelombang 12454 1245.2 Unum Keuat lentur rencana gsM@,, dari suatu konstruksi komposit yang terdiri dari pelat beton yang diletakkan di atas dek baja bergelombang yang ditumpu pada balok baja dihitung dengan menggunaken prinsip-prinsip pada Butir 1242 dengan ‘memperhatikan catatan-catatan berileut 1) Pasal ini hanya berlalea untuk dek baja yang mempunyai tinggi nominal gelombang tidak lebih dari 75 mm. Lebar rata-rata dari gelombang Wy, tidak boleh Icurang dari SO mm, dan tidak boleh lebih besar dari lebar bersih minimum pada tepi atas del baja (lihat Gambar 12.4), Untulc batasan-batasan lainnya lihat Butir 1245.3; 2) Pelat beton harus disatukan dengan balok baja melalui penghubung geser jenis paku yang dilas, yang mempunyai diameter tidak lebih dari 20 mm. Penghubung geser jenis pala dapat dilas pada dek baja atau langsung pada balok baja Setelah terpasang, ketinggian penghubung geser jenis paku tidak boleh Isurang dani 40 mm di atas sisi dek baja yang paling atas; 3) Ketebalan pelat beton di atas dek baja tidak boleh luurang dari 50 mm. Gelombang dek yang arahnya tegak lurus terhadap balok baja penumpu Untuk gelombang-gelombang dek yang arahnya tegak lurus tethadap balok baja penumpu, tebal beton yang berada di bawah tepi atas dek baja harus diabaiken dalam perhitungan karakteristile penampang Komposit dan dalam penentuan Iuas penampang pelat ‘beton 4,, yang diperlukan untuk perhitungan kapasitas gaya geser horizontal balok komposit (Butir 12.6) Jarak antara penghubung-penghubung geser jenis paku sepanjang ‘baloke penumpu tidak boleh lebih dari 900 mm. Keuat nominal penghubung geser jenis pau merupakan nilai yang dihitung berdasarkan Butir 12.6, yang dikalikan dengan suatu faltor reduksi, r,, sebagai berikcut (v |G 9 Js.0 (124-2) ir 1a 88 dani 184 12453 1246 SNI 03 - 1729 - 2002 Keterangan: 7, adalah falstor redulksi Ny adalah jumlah penghubung geser jenis paku pada setiap gelombang pelat berprofil di perpotongannya dengan balok ‘He adalah tinggi penghubung geser jenis pala < (i + 75 mm) jy adalah tinggi nominal gelombang pelat baja berprofil Ww, adalah lebar efektif gelombang pelat baja berprofil ‘Untuk menahan pengaruh ungkitan, dele baja harus diangker pada ‘unsur-unsur penumpu dengan jarak antar angker tidak lebih dari 450 mm. Jenis angker yang boleh digunakan dapat berupa penghubung geser jenis palu, kombinasi penghubung geser jenis alu dengan las fitik, atau jenis lainnya yang ditentukan oleh perencana Gelombang dek yang arahnya sejajar dengan balok baja penumpu Untuk gelombang del yang arahnya sejajar dengan balok baja, tebal beton yang berada di bawah tepi atas dek baja dapat dipethitungken dalam penentuan karakteristike penampang Komposit dan juga dalam Iuas penampang pelat beton 4., yang diperfulan untuk perhitungan kapasitas gaya geser horizontal balokc Komposit Butir 12.6). Gelombang-gelombang dek baja di atas balok penumpu dapat dipisahken sepanjang arah longitudinal untuk membentuk voute beton pada tumpuannya (Gambar 124.e) Jika tinggi nominal dek baja lebih besar atau sama dengan 40 mm male lebar rata-rata dani gelombang yang ditumpu, wy, tidal boleh keurang dari 50 mm + 4(7-1)ds untuk penampang dengan jumlah penghubung geser jenis palcu sama dengan 7, pada arah melintang, dengan d, adalah diameter penghubung geser jenis paku tersebut Kuat nominal penghubung geser jenis palcu ditentukan berdasarkan Butir 12.6. Jika rasio w)// kurang dari 1,5, maka nilai yang diberiken pada Butir 12.6 harus diltaikan dengan suatu faktor redulsi rs, sebagai berilut: (H,) [e|H8 J<.0 (124-3) hy Kuat geser rencana Kuat geser rencana balok komposit, ¢sVa, ditentukan berdasarkcan kuat geser pelat badan penampang baja yang perhitungannye dilaloiken dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan pada Butir 8 89 dani 184 125 126 SNI 03 - 1729 - 2002 Kombinasi tekan dan lentur Interaksi beban aksial tekan dan lentur pada bidang simetnis Komponen struktur komposit ditentukan berdasarken persamagan- persamaan berileut: a)untuk Ye 39 Be 8f Me, My ssa (25-1 Nn OGM dole ) untuk Tee Nu Mu 3M Gel Eestecangen: My adalah Ievat lentur nominal terhadap sumbu-r Mg adalah Icuat lentur nominal terhadap sumbu-y Mg adalah Icuat lentur perlu terhadap sumbu-t Mg adalah vat lentur perlu terhadap sumbu-y M adalah lout aksial nominal Ma adalah leat aksial pertu Nilai My pada persamaan-persamaan di atas dihitung berdasarkan distribusi tegangan plastis pada penampang Komposit. Namun jilsa nilat (N/@N,) pada persamaan-persamaan di atas kurang dani 0,3 maka kvat lentur nominal , dapat ditentukan berdasarkan interpolasi linear antara nilai My yang dihitung berdasarkan distribusi tegangan plastis pada penampang komposit disaat (Ni/¢Ns) = 0,3 dan nilai Ma pada saat Ny = 0 sebagaimana yang ditentukan berdasarkan Butir 12.4, Jka penghubung geser dibutuhkan pada saat Ny = 0 maka penghubung geser tersebut juga harus disediaken selama nilai (Ni/deNNa) lurang dari 0,3, Penghubung geser Pasal ini berlaics untuk perencanaan penghubung geser jenis pal dan kanal. Untule perencanaan penghubung geser jenis lainnya harus ‘mengacu pada Butir 127 90 dani 184 12.6.4 126.2 1263 SNI 03 - 1729 - 2002 Bahan Penghubung geser dapat dari jenis palu baja berkepala dengan panjang dalam kondisi terpasang tidak knurang dari 4 kali diametemya atau berupa penampang baja kanal gilas. Penghubung geser jenis paku dan penghubung geser kanal harus mengikuti ketenfuan- ketentuan yang berlalu. Massa jenis pelat beton yang digunakan pada struktur balok komposit dengan penghubung geser tidak boleh kuurang dari 1.500 kg/m’. Gaya geser horizontal Kecuali untuk balok yang diberi selubung beton seperti yang didefinisiken pada Butir 12.2, seluruh gaya geser horizontal pada ‘bidang kontak antara balok baja dan pelat beton harus disalurican oleh penghubung-penghubung geser Untuk aksi komposit di mana beton ‘mengalami gaya tekan aldbat lentur, gaya geser horizontal total yang bekerja pada daerah yang dibatasi oleh titilctitik momen positif maksimum dan momen nol yang berdekatan harus diambil sebagai nilat terkecil dari 1) 085f'A, » Af, d 20. Untuk balok hibrida, gaya leleh harus dihitung secara terpisah untule masing-masing Komponen yang membentuk penampang hibrida tersebut, Nilai A,f untule seluruh penampang merupakan jumlah dari gaya leleh yang terjadi pada masing-masing komponen, Untuk balok Komposit yang menerus di mana tulangan baja longitudinal pada daerah momen negatif dapat dianggap bekerja secara komposit dengan balok baja maka gaya geser horizontal total yang bekerja pada daerah yang dibatasi oleh titik-titile momen negatif ‘maksimum dan momen nol yang berdekatan harus diambil sebagai nilai terkecil dari Afr dan Qn Kekuatan penghub ung geser jenis paku Kat nominal satu penghubung geser jenis pala: yang ditanam di dalam pelat beton masif adalah: Oy = 05 Ase fo Be Ase fu (1264) 91 dani 184 12.6.4 126.5 12.6.6 SNI 03 - 1729 - 2002 Keterangan: A, — adalah luas penampang penghubung geser jenis paku, mm? Ja adalah tegangen putus penghubung geser jenis pala, MPa Qn adalah uat nominal geser untule penghubung geser, N Untuk penghubung geser jenis paku yang ditanam di dalam pelat beton yang berada di atas dek baja bergelombang, sul 054s. eB ti atas harus dikaliken dengan falstor reduksi 75 yang iberilcan oleh persamaan 12.4-2 atau 12.4-3. Keluatan penghubung geser kanal Kat nominal satu penghubung geser kanal yang ditanam di dalam pelat beton masif adalah: O, = Olt p +054, 2, J (12.6-2) Keterangan: I. adalah panjang penghubung geser kanal, mm. ty adalah tebal pelat sayap, mm te adalah tebal pelat badan, mm. Jumiah penghubung geser yang diperlukan Jumlah penghubung geser yang diperlukan pada daerah yang dibatasi oleh titik-titie momen lentur maksimum, positif atau negatif, dan momen nol yang berdelatan adalah sama dengan gaya geser horizontal total yang bekerja, sebagaimana yang ditentuken pada Butir 12.6.2, dibagi dengan kuat nominal satu penghubung geser, yang ditentukan berdasarkan Butir 12.6.3 atau 12.6.4, sesuat dengan jenis penghubung geser yang digunakan. Penempatan dan jarak antar penghubung geser Kecuali ditentukan Jain, penghubung geser yang diperlukan pada daerah yang dibatasi oleh titik-titik momen lentur maksimum dan ‘momen nol yang berdekatan harus didistribusilcan secara merata pada daerah tersebut. Namun, jumlah penghubung geser yang diperlukan pada daerah yang dibatasi oleh lokasi beban terpusat dan momen nol yang terdeket harus sesuai jumlahnya dengan yang dibutuhkan untule mengembangkan momen maksimum yang terjadi di lokasi beban terpusat tersebut 92 dani 184 127 SNI 03 - 1729 - 2002 Penghubung geser harus mempunyai selimut beton pada arah lateral setebal minimal 25 mm, kecuali untuk penghubung geser yang dipasang pada gelombang-gelombang dek baja bergelombang Diameter penghubung geser jenis paku tidak boleh lebih besar dart kali ketebalan pelat sayap penampang di mana penghubung geser jenis paku tersebut dilaskan, Kecuali yang terletak di atas pelat badan penampang Jarak minimum antara ‘penghubung-penghubung geser tidak boleh urang dari 6 kali diameter ci sepanjang sumbu longitudinal balok penumpu dan tidak boleh kurang dani 4 kali diameter di sepanjang sumbu tegak lurus terhadap sumbu longitudinal balok penumpu, Untuk daerah di antara gelombang-gelombang del baja bergelombang, jarak minimum antar penghubung-penghubung geser tersebut dapat diperkecil menjadi 4 kali diameter ke semua arah Jarak maksimum antara penghubung geser tidak boleh melebihi 8 kali ketebalan pelat total. Persyaratan lainnya dapat dilihat pada Butir 1245.2 Kasus khusus Jika suatu jenis konstruksi komposit tidal dapat dikategorikan dalam salah satu ketentuan-Ketentuan yang diuraikan pada Butir 12.1 sampai dengan 126, maka Kekwatan penghubung geser dan rincian pelaksanaan untuk jenis struktur komposit tersebut harus didapat melalui suatu benfik pengujian laboratorium yang dilakukan oleh ‘badan yang berwenang 93 dani 184 13. 13.4 13.4.4 SNI03- 1729 - 2002 SAMBUNGAN Umum Penjelasan Sambungen terdiri dari komponen sambungan (pelat pengisi, pelat ‘buhul, pelat pendulcung, dan pelat penyambung) dan alat pengencang (baut dan las). Sambungen tipe tumpu adalah sambungan yang dibuat dengan ‘menggunalcan baut yang dilcencangkan dengan tangan, atau baut mutu tinggi yang dikencangkan untuk menimbullan gaya tani minimum yang disyaratan, yang kvat rencananya disalurlan oleh gaya geser pada baut dan tumpuan pada bagian-bagian yang disambunglan Sambungen tipe fiiksi adalah sambungan yang dibuat dengan ‘menggunalan aut mutu tinggi yang dikencangkan untulc ‘menimbulken tarikan baut minimum yang disyaratkan sedemilaan mupa sehingga gaya-gaya geser rencana disalurkan melalui jepitan yang bekerja dalam bidang Kontak dan gesekan yang ditimbulkan antara bidang-bidang kontak. Pengencangan penuh adalah cara pemasangan dan pengencangan baut yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Butir 18.2.4 dan 18.25 Pembebanan dalam bidang adalah pembebanan yang gaya dan ‘momen lenfur rencananya berada dalam bidang sambungan sedemilian rupa sehingga gaya yang ditimbulkan dalam komponen sambungan hanya gaya geser. Pengencang tanpa slip adalah pengencang yang tidale memungkinkan terjadinya slip antara pelat atau unsur yang dihubungkan, sedemikian rupa sehingga kedudukan relatifnya tidak berubah Pengencang tanpa slip dapat berupa sambungan tipe friksi dari baut mutu tinggi atau las. Pembebanan tidal sebidang adalah pembebanan yang gaya atau ‘momen lentur rencananya menghasilken gaya yang arahnya tegal Turus bidang sambungan. Gaya ungkit adalah gaya tank tambahan yang timbul alibat melentumya suatu komponen pada sambungan yang memileul gaya tarik sehingga terjadi gaya unglat di ujung komponen yang melentur. Kencang tangan adalah kekencangan baut yang diperoleh dengan kkeluatan penuh seseorang yang menggunakan alat pengencang standar atau dengan beberapa pukulan alat pengencang impale 94 dani 184 13.4.2 13.41.24 13.122 13.123 13.4.3 13.4.4 SNI03- 1729 - 2002 Klasifikasi sambungan Sembungan laleu ‘Sambungen harus memenuhi Butir 7.2.1. Deformasi titi umpul hharus sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap distribusi gaya maupun tethadap deformasi Keseluruhan struktur Sambungan semi kale Sambungen harus memenuhi Butir 7.2.2 Pada sambungan semi ‘kalau, perhitungan kelaluan, penyebaran gaya, dan deformasinya hharus menggunalan analisis melsanika yang hasilnya didukung oleh percobaan elesperimental Sambungan sendi ‘Sambungen harus memenuhi Butir 7.2.3. Sambungan sendi harus dapat berubah bentuk agar memberikan rotasi yang diperlukan pada sambungan Sambungan tidal boleh mengalabatkan momen Jentur teshadap Komponen struktur yang disambung Detail sambungan harus mempunyai kemampuan rotasi yang culup ‘Sambungen harus dapat memileul gaya reaksi yang bekerja pada eksentrisitas yang sesuai dengan detail sambungannya Perencanaan sambungan Kvat rencana setiap komponen sambungan tidale boleh leurang dari beban terfaktor yang dihitung Perencanaan sambungan harus ‘memenuhi persyaratan berileut: a) Gaya-dalam yang disalurken berada dalam keseimbangan dengan eaye-gaya yang bekerja pada sambungan; ) Deformasi pada sambungan masih berada dalam batas kemampuan deformasi sambungan, ©) Sambungan dan Komponen yang berdekatan harus mampu memikcl gaya-gaya yang bekerja padanya. Kuatrencana minimum sambungan Sambungan struktural (tidal termasule di dalamnya sambungan tralis den wartel mur, gording, dan spalle) harus direncanalan agar sedikitnya dapat menerima gaya sebesar: a) gaya-gaya yang berasal dari Komponen struktur, dan 95 dani 184 SNI03- 1729 - 2002 ) gaya minimum yang dinyatalan dalam nilai atau fraksi kuat rencana komponen struletur dengan nilai minimum yang diurailen i bawah ini @® Sambungan Kaku: momen lentur sebesar 0,5 kali momen Jentur rencana komponen struletur, (i) Sambungan sendi pada balok sederhana’ gaya geser sebesar 40 KN, (ii) Sambungan pada ujung komponen strultur tarile atau tekan: suatu gaya sebesar 0,3 kali kuat rencana Komponen struktur, kkecuali pada batang berulir dengan wartel mur yang bekerja sebagai batang pengiket, gaya tarik minimum harus sama dengan kat rencana batang, Gv) Sambungan lewatan komponen struktur tarike suatu gaya sebesar 0,3 kali kuat rencana komponen struketur tarik; (v) Sambungan lewatan komponen struktur tekan: jika wjungnya dirancang untuk Kontale penuh sesuai dengan Butir 1743.2 maka gaya telkan boleh dipiicul melalui tumpuan pada bidang Kontak dan jumlah alat pengencang harus cup untule memileul semua bagian di tempatnya dan harus culup untule menyalurkan gaya sebesar 0,15 kali kuat rencana Komponen strulstur tekan. Selain itu, sambungan yang berada di antara pengekang lateral harus direncanakan untule memileul gaya aksial terfalctor, N., ditambah momen lentur terfaktor, M,, yang tidale kurang dani Nts “1000 Keterangan: 5 adalah faktor amplifilasi 4, atau 3, yang ditetapkan sesuai dengan Butir 7.4 L, adalah jarak antaratitik pengekang lateral efektif Bila komponen struktur tersebut tidal dipersiapkan untule Kontak penuh, penyambung dan pengencangnya harus dirancang untuk memileal semua komponennya tetap lurus dan harus direncanakan untuk menyalurkan gaya sebesar 0,3 kali kuat rencana Komponen strultur telan (vi) Sambungan lewatan balok: suatu momen lentur sebesar 0,3, kali Iuat lentur rencana balok, kecuali pada sambungan yang direncanalan untuk menyalurlan gaya geser Saja Sambungan yang memikul gaya geser saja_harus direncanalan untuk menyalurkan gaya geser dan momen Jentur yang ditimbulkan oleh eksentrisitas gaya terhadap titile berat kelompok alat pengencang, (131-1) 96 dani 184 13.4.5 13.1.6 1347 13.18 SNI03- 1729 - 2002 (vii) Sambungan lewatan Komponen struktur yang memileul gaya Kombinasi: sambungan Komponen strultur yang memikcul Kombinasi antara gaya tarik atau tekan aksial dan momen Jentur harus memenuhi (iv), (v) dan (vi) sekaligus Pertemuan Komponen struktur yang menyalurkan gaya-gaya pada sambungan, sumbu netralnya harus direncanaken untuk bertemm pada suatu titi Bila terdapat eksentrisitas pada sambungan, Komponen struktur dan sambungannya harus dapat memilal momen yang dialsibatkannya. Pemilihan alat pengencang Bila sambungan memikul kejut, getaran, atau tidale boleh slip make harus digunakan sambungan tipe friksi dengan baut mutu tinggi atau Tas, Sambungan kombinasi Bila digunakan pengencang tanpa slip (baut mutu tinggi dalam sambungan tipe ffiksi atau las) bersama dengan pengencang jenis slip (seperti baut Ieencang tangan, atau baut mutu tinggi dalam sambungen tipe tumpu) dalam suatu sambungan, semua beban terfalctor harus dianggap dipilul oleh pengencang tanpa slip. Bila digunaken Kombinasi pengencang tanpa slip, beban terfaktor dapat dianggap dipikul bersama, Akan tetapi apabila digunakan pengelasan dalam sambungan bersama-sama dengan pengencang tanpa slip lainnya make a) setiap gaya yang mula-mula bekerja langsung pada las tidal ‘oleh dianggap turut dipilcul oleh pengencang yang ditambahian setelah bekerjanya gaya tersebut, dan b) setiap gaya yang bekerja setelah pengelasan harus dianggap dipikul oleh las, Gaya ungkit Baut yang direncanaken untuk memilcul gaya tarik terfalctor harus dapat memikul setiap gaya tarik tambahan akibat gaya ungkit yang tejadi albat komponen yang melenting 97 dani 184 SNI03- 1729 - 2002 13.1.9 Komponen sambungan Komponen sambungan (antara lain pelat pengisi, pelat bubul, pelat pendulcing), Kecvali alat pengencang, kekuatannya —harus diperhitungken sesuai dengan persyaratan pada Butir 8, 9, 10, dan 11 13.1.10 Pengurangan luas akibat baut 13.1.10.1 Luaslubang Luas Iubang yang digunalcan adalah Iuas penuh. 13.1.10.2 Lubang tidak selang-seling Pada lubang yang tidal diselang-seling, Iuas pengurangnya adalah jumlah maksimum lvas lubang dalam irisan penampang tegak lurus terhadap arah gaya yang bekerja pada unsur struletur. 13.1.10.3 Lubang selang-seling Bila lubang dibuat selang-seling, luas yang dilsurangkan setidaknya hharus sama dengan jumlah Iuas lubang dalam irisan zig-zag yang dibuat dikurangi s3t/4s_ untuk setiap spasi antara dua lubang ‘yang terpotong irisan tersebut, dengan t adalah tebal pelat yang ilubangi serta s, dan s, dapat dilihat pada Gambar 13.1-1. Jika didapatkan beberapa kemungkinan irisan penampang (termasul irisan Iubang tidak selang-seling) maka harus dipilih irisan penampang yang menghasillsan pengurangan Iuas yang maksimum ed Gambar 131-1 Lubang selang-seling Untuk penampang seperti siler dengan Iubang dalam kedua kale, 5, diambil sebagai jumlah jarak tepi Ke tiap Iubang, dikurangi tebal kali (lihat Gambar 13.1-2) 98 dani 184 SNI03- 1729 - 2002 Gambar 131-2 Sileu dengan lubang pada kedua kaki 13.1.11 Sambungan pada profil berongga 13.2 13.24 13.22 13.224 Pada profil berongga pengaruh tegangan di selitar sambungan harus diperhitungken. Perencanaan baut Jenis baut Jenis baut yang dapat digunaken pada ketentuan-ketentuan Butir 13.2 dan 13.3 adalah baut yang jenisnya ditentukan dalam SII (0589-81, 0647-91 dan 0780-83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89- A, dan 0661-89-A) yang sesuai, atau penggantinya Kelaatan baut Suatu baut yang memilcl gaya terfaktor, R,, harus memenuhi Rs@R (3.21) Keterangan: @ adalah factor redulksi keluatan R, adalah kuat nominal baut Baut dalam geser 99 dani 184 13.222 13.223 SNI03- 1729 - 2002 Kouat geser rencana dari satu baut dihitung sebagai berikut Va =$Vn =O 5n FAs (13.2.2) Keterangan: ‘untule baut tanpa ulir pada bidang geser untule baut dengan ulir pada bidang geser adalah falstor redulesi keluatan untuk fraktur fe adalah tegangan tarik putus baut 4 adalah Iuas bruto penampang baut pada daerah tak berulir Kouat geser nominal baut yang mempunyai beberapa bidang geser (bidang geser majemuk) adalah jumlah Kekuatan masing-masing ‘yang dihitung untuk setiap bidang geser Baut yang memileul gaya tari Kuat tanik rencana satu baut dihitung sebagai berileut Ta = 0pTn = bf 0.15 ft As (13.2-3) Keterangan: 70,75. adalah fektor redulsi kekuatan untuk fraltur fe adalah tegangan tari putus baut A adalah Iuas bruto penampang baut pada daerah tak berulir Baut pada sambungan tipe tumpu yang memikul kombinasi geser dan tanike Baut yang memilel gaya geser terfalctor, V., dan gaya tarik terfaktor, 7., secara bersamaan harus memenuhi kedua persyaratan Derileut ini Sy = Le eng fim 324) , Te = Oly =O, fet 2 325) SS A-Mha Sh (32.6) Keterangan: $p=0,75 adalah faltor redulest keluatan untuk fraktur 100 dari 184 13.224 13.225 SNI03- 1729 - 2002 n adalah jumlah baut m adalah jumlah bidang geser ‘untuk baut mutu tinggi 21 MPa 1,9 untuk baut dengan ulir pada bidang geser, 7,=1,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser, ‘untuk baut mutu normal: 410 MPa, f,= 310 MPa. Kuat tumpu_ Keuat tumpu rencana bergantung pada yang terlemah dari baut atau Komponen pelat yang disambung Apabila jarak Iubang tepi terdekat dengan sisi pelat dalam arah kerja gaya lebih besar daripada 1,5 kali diameter Iubang, jarak antar Iubang lebih besar daripada 3 kali diameter lubang, dan ada lebih dari satu baut dalam arah Kerja gaya, maka Ikuat rencana tumpu dapat dihitung sebagai berileut, Ra =bpRu Keuat tumpu yang didapat dari perhitungan di atas berlaiu untuk semua jenis lubang baut. Sedangkan untuk Iubang baut selot ‘panjang tegak lurus arah kerja gaya berlalcu persamaan bent ini, Westy fy (13.2.7) Ry = bpRy = Wb ydaty Su (132-8) Keterangan: y70,75 adalah faktor reduksi Kelwatan untuk fraktur 4, adalah diameter taut nominal pada daerah tak berulir t, adalah tebal pelat f adalah tegangan tarik putus yang terendah dari baut atau pelat Pelat pengisi Pada sambungan-sambungan yang tebal pelat pengisinya antara 6 mm sampai dengan 20 mm, lot geser nominal satu baut yang ditetapkan pada Butir 13.2.1 harus dikurangi dengan 15 persen Pada sambungan-sambungan dengan bidang geser majemul yang lebih dari satu pelat pengisinya dilalui oleh satu baut, redulesinya 101 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 juga harus dihitung menggunakan ketebalan pelat pengisi yang terbesar pada bidang geser yang dilalui oleh baut tersebut 13.2.3 Sambungan tanpa slip 13.234 13.232 13.233 Perencanaan Pada sambungan tipe friksi yang mengunakan baut mutu tinggi ‘yang slipnya dibatasi, satu baut yang hanya memilcul gaya geser terfaktor, V., dalam bidang permukean ffiksi harus memenuhi Vs Vi= $V.) Kuat rencana, V,=9., adalah kat geser satu baut dalam sambungan tipe fiiksi yang ditentukan sebagai berikut V,=6V.=113 gum, (132-9) Keterangan: adalah koefisien gesek yang ditentukan pada Butir 13.2.3.2 m adalah jumlah bidang geser T. adalah gaya tarile baut minimum pada pemasangan seperti yang disyaratan pada Butir 18.2.5.2 untule lubang stander untule lubang selot pendel dan Iubang besar untuk lubang selot panjang tegale lurus arah Kerja gaya untuk lubang selot panjang sejajar arah kerja gaya Bidang-bidang kontake Bila bidang-bidang Kontak dalam keadaan bersih, koefisien gesek, 4, harus diambil sebesar 0,35. Bila permukeannya diratalan, atau ‘keadaan permukaan lainnya termasulc permulaan yang diolah oleh mesin, Koefisien geseknya harus ditenfukan berdasar hasil percobaan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sambungan yang menggunaken baut mutu tinggi harus diidentifilas: dan gambamya harus menunjukkan dengan jelas perlakuan permukaan yang diperlukan pada sambungan tersebut apakeh permukaan tersebut perlu dilindungi saat pengecatan atau tidal. Kombinasi geser dan tarile pada sambungan tipe fiksi 102 dari 184 13.3 13.3.4 13.3.2 13.3.3 SNI03- 1729 - 2002 Baut pada sambungan yang slipnya dibatasi dan memilcul gaya tanik terfalctor, 7., harus memenuhi ketentuan pada Butir 13.2 3.1 dengan kuat rencana slip V, = ¢ V, direduksi dengan faletor J 1 13.2-10 [ 113%, | ¢ > Kelompokbaut Kelompok baut yang memikul pembebanan sebidang Kat rencana kelompok baut harus ditentukan dengan analisis ‘berdasarkan anggapan berikut a) Pelat penyambung harus dianggap Iaku dan berputar terhadap suatu titik yang dianggap sebagat pusat sesaat kelompok baut; ) Dalam hal kelompok baut yang memilal momen mumi (Kopel), pusat seseat perputaran sama dengan titi berat kelompok baut Jka kelompok baut memikul gaya geser sebidang yang bekerja pada titike berat kelompok baut, pusat sesaat untuk perputaran bberada di tak-hingga dan gaya geser rencana terbagi rata pada kelompok baut, Untuk kasus lainnya, harus digunakan cara perhitungan yang standar; ©) Gaya geser rencana pada setiap baut harus dianggap bekerja tegak lurus pada garis yang menghubungkan baut ke pusat sesaat, dan harus diambil berbanding lurus dengan jarak antara taut dan pusat sesaat Tiap baut harus memenuhi ketentuan Butir 13.2.2.1 dan Butir 13.2.24, atau Butir 13.2.3.1 Kelompok baut yang memikul pembebanan tidak sebidang Beban pada setiap baut dalam kelompok baut yang memikul pembebanan tidak sebidang ditetapkan sesuai dengan Butir 13.1.3 Tiap baut harus memenuhi Butir 132.21, 13.2.2, 13.223, dan 13.2.24, atau Butir 13,2.3.1 dan 13.233, Kelompok baut yang menerima beban kombinasi sebidang dan tidak sebidang Kat rencana baut pada suatu kelompol baut ditentukan sesuai dengan Butir 13.3.1 dan 13.3.2. Setiap baut harus memenuhi Butir 13.221, 132.22, 13.223, dan 13.224, atau Butir 132.31 dan 13.233 103 dari 184 13.4 13.44 13.4.2 SNI03- 1729 - 2002 Tata letak baut Jarak Jarale antar pusat lubang pengencang tidal boleh leurang dari 3 kali diameter nominal pengencang Jarak minimum pada pelat harus ‘memenuhi juga ketentuan Butir 13.2.2.4 Jarak tepi miniaum, Jaralc minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau pelat sayap profil harus memenuhi spesifikasi dalam Tabel 13.4-1 Tabel 134-1 Jarak tepi minimum Tepi dipotong dengan | Tepi dipotong dengan | Tepi profil bukan has tangan mesin potongan 1.754, 1.50.4, 1,25 d, 13.43 13.4.4 13.45 Dengan d, adalah diameter nominal baut pada daerah talc berulir Jara tepi pelat harus memenuhi juga ketentuan Butir 13.2.2.4 Jarak maksimum Jarale antara pusat pengencang tidal boleh melebihi 157, (dengan t, adalah tebal pelat lapis tertipis didalam sambungan), atau 200 mm. Pada pengencang yang tidal perlu memileul beban terfaktor dalam daerah yang tidal mudah berkarat, jaralmya tidak boleh melebihi 32t, atau 300 mm. Pada baris Iuar pengencang dalam arah gaya rencana, jarakmya tidak boleh melebihi (4t, + 100 mm) atau 200 mm. Jarak tepi maksimum Jarale dari pusat tiap pengencang ke tepi terdekat suatu bagian yang berhubungan dengan tepi yang lain tidal boleh lebih dari 12 kali tebal pelat lapis Iuar tertipis dalam sambungan dan juga tidak boleh melebihi 150 mm Lubang Lubang baut harus memenuhi Butir 17.3.5. 104 dari 184 13.5 13.5.4 135.14 135.12 135.13 SNI03- 1729 - 2002 Las Lingkup Umum Pengelasan harus memenuhi standar SII yang berlaiu (2441-89, 2442-89, 2443-89, 2444-80, 2445-89, 2446-89, dan 2447-89), atau enggantinya Jenis las Jenis las yang ditentukan dalam peraturan ini adalah las tumpul, sudut, pengisi, atau tersusun Mutu las ‘Mutu las harus memenuhi ketentuan yang disebut dalam Butir 13511 13.5.2 Las tumpulpenetrasi penuh dan sebagian 135.24 135.22 135.23 Penjelasan Las Tumpul Penetrasi Penuh’ las tumpul di mana terdapat penyatuan antara las dan bahan indule sepanjang kedalaman penuh sambungen. Las Tumpul Penetrasi Sebagian’ las tumpul di mana kedalaman penetrasi lebih kecil daripada kedalaman penuh sambungan. Uleuran las ‘Uleuran las adalah jarak antara permukaan Iuar las (tidak termasule perluatannya) tethadap kedalaman penetrasinya yang terkecl Khusus sambungan antara dua bagian yang membentule T atau siku, wkuran las penetrasi penuh adalah tebal bagian yang ‘menumpu, Tebal rencana las Tebal rencana las ditetapkan sebagai berikut a) Las Tumpul Penetrasi Penuh: tebal rencana las untuk las tumpul penetrasi penuh adalah uluran las; 105 dari 184 135.24 135.25 135.26 135.27 SNI03- 1729 - 2002 bv) Las Tumpul Penetrasi Sebagian: tebal rencana las untul las tumpul penetrasi sebagian ditetapkan sesuai dengan ketentuan dibawah ini @ Sudut antara bagian yang disambung < 60° Satu sisi: (d= 3) mm Dua sisi: 1.-(ds + dy - 6) mm i) Sudut antara bagian yang disambung > 60° Satu sisi: }=dmm Dua sisi: f.=(@s + di) mm dengan d adalah kedalaman yang dipersiapkan untuk las (d dan ds adalah nilai untuk tiap sist las), Panjang efelcif Panjang efektif las tumpul adalah panjang las ulsuran penuh yang menerus. Luas efektif Luas efeltif las tumpul adalah perkalian panjang efeltif dengan tebal rencana las Peralihian tebal atau Lebar ‘Sambungen las tumpul antara bagian yang tebalnya berbeda atau lebamya tidak sama yang memikul gaya tare harus mempunyai peralihan halus antara permukean dan ujung Peralihan harus dibuat dengan melandaikan bagian yang lebih tebal atau dengan ‘melandailan permukean las atau dengan kombinasi dari keduanya, seperti yang ditunjuldan dalam Gambar 135-1. Kelandaian peralihan antara bagian-bagian tidak boleh lebih tajam dari 1:1 Keluatan las tumpul penetrasi penuh Kuat las tumpul penetrasi penuh ditetaplan sebagai berileut (@ Bila sambungan dibetani dengan gaya tank atau gaya tekan aksial terhadap luas efektif maka, 6 Rew O94, f, (Dahan dasar) (135-1a) $,Ryy =O9t,Syy (88) (135-16) i) Bila sambungan dibebani dengan gaya geser terhadap las efektif maka, $,Ryy =09t,(0.6f, ) (bahan dasar) (135-24) Gy Roa = 0.8t,(0.6 figy ) (las) (13.5-2b) > 1 1 ee > 11106 dari 184 1 BS a la ll SNI03- 1729 - 2002 Gambar 135-1 Transisi ketebalan las tumpul yang memikul gaya tarik Keterangan: @=0,9 adalah faktor reduksi kekuatan saat leleh, fy. fy adalah tegangan leleh dan tegangan tarik putus 13.5.3 Las sudut 1353.4 135.32 Uleuran Jas sudut ‘Uleuran las sudut ditentulsan oleh panjang kaki. Panjang kali harus ditentukan sebagai panjang f,,, t.2, dani sisi yang terletale sepanjang ‘cals segitiga yang terbentuk dalam penampang melintang las (lihat Gambar 135-2), Bila kalinya sama panjang, ucwannya adalah t, Bila terdapat sela akar, ukuran f, diberikan oleh panjang kali segitiga yang terbentuk dengan mengurangi sela alar seperti ditunjulen dalam Gambar 13.5-2 Ulan minimum las sudut ‘Uluran minimum las sudut, selain dari las sudut yang digunalcan untule memperkuat las tumpul, ditetapkan sesuai dengan Tabel 135-1 Kecvali bila uluran las tidal boleh melebihi tebal bagian ‘yang tertipis dalam sambungan sae to Las mut honkat Las sadut hones aeee 107 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 Gambar 13.5-2 ‘Uleuran las sudut Tabel 13.5-1 Uluran minimum las sudut, Tebal bagian paling tebal, ¢[mm] [ Tebal minimum las sudut, [mm] ts7 3 T 250 °C 117 dari 184 146.22 SNI03 - 1729 - 2002 adalah rasio Iuas permulaan terekspos api terhadap massa, mi/ton Batasan dan kondisi penggunaan analisis regresi Data pengujian yang digunakan sesuai dengan Butir 146.21 di atas harus memenubi hal-hal berilut ini 2) Komponen struktur baja harus dilindungi dengan papan, selinmut hasil semprotan, atau balan insulasi yang serupa, dan yang mempunyai nilai kerapatan kering Inurang dani 1.000 kgim’, b) Semua pengujian harus menggunaken sistem pelindung api vyang sama ©) Semua Komponen strultur harus mempunyai Kondisi terekspos api yang sama, ) Rangkaian pengujian harus terdisi dari paling sedikit sembilan pengujian; ©) Rangkaian pengujian dapat melibatkan prototipe-prototipe yang belum pemh dibebani, asalkan daya leketnya telah dibubtiken sebelumnya, 4) Semua komponen struktur yang dianggap memilili kondisi terekspos api tiga-sisi harus berada dalam suatu kelompoke sesuai dengan Butir 14.9. Persamaan regresi digunakan hanya untule interpolasi. Batas-batas interpolasi harus ditentukan seperti pada Gambar 14.6 Persamaan regresi yang didapat untuk satu sistem perlindungan api dapat digunakan pada sistem yang lain yang menggunalcan material pelindung api yang sama dan dengan kondisi terekspos api yang sama, asalkan daya lekat untuk sistem yang kedva telah dibukdikan sebelumnya Persamaan regresi yang didapat menggunakan prototipe dengan Kondisi terekspos api empat-sisi dapat digunalan pada komponen struktur dengan Kondisi terekspos api tiga-sisi, asallean daya lekat ‘untule kasus tiga sisi telah dibuitilan sebelumnya. 118 dari 184 Ketebalen bahan pelindng api (fi), mm, SNI03 - 1729 - 2002 90 20 10+ 80 504] 40. 30 20 10 Daerah interpolesi 10 2 0 20. 0 Rasio luas permukean ekspos terhadap masa (F,), /ton, Gambar 14.6. Definisi daerah interpolasi 14.6.3 Temperatur yang didasarkan pada pengujian tunggal Variasi temperatur baja terhadap walctu yang diulur dalam suatu pengyjian api standar dapat digunakan tanpa modifilsi dengan syarat’ a) sistem proteksi api adalah sama dengan prototipe; b) kondisi terekspos api adalah sama dengan prototipe, ©) tebal material pelindung tahan api adalah sama dengan atau lebih besar daripada prototipe, @) rasio Iuas permukaan terekspos terhadap masa adalah sama dengan atau lebih kecil daripada prototipe; dan ©) bilamana prototipe telah diuji pada suatu pengyjian api standar dalam keadaan tak-terbebani maka daya lekat sistem proteksi api harus telah dibulsilcan terlebih dahulu secara terpisah 119 dari 184 147 148 SNI03 - 1729 - 2002 Penentuan waktu tercapainya temperatur batas untuk komponen struktur yang tak-terlindung Waltu (f) yang diperlukan untule mencapai temperatur batas harus ihitung sebagai berilut: a) untule kondisi terelespos api tiga-sisi 125.240.0217, + oer) 47-1) ») untulekondisitereespos api empat-sist += -47 000037 «( 2E4) (14.7.2) Fim Keterangan: t adalah waktu dati saat awal pengujian, menit Ty _ adalah temperatur batas baja, °C, 500°C 5 kPa Keterangan: D__ adalah pengaruh beban mati yang disebabkan oleh berat elemen struktur dan beban tetap pada struktur L adalah pengaruh beban hidup alibat pengguna gedung dan peralatan bergeralc E, adalah pengaruh dari komponen horizontal gaya gempa 125 dari 184 15.3.2 15.4 15.44 15.4.2 155 15.5.1 SNI03- 1729 - 2002 Q, adalah falctor Iuat cadang struktur (lihat Tabel 15.2-1) Pengaruh orthogonalitas gaya gempa, yaity pengaruh pembebanan gempa pada dua arah yang saling tegal lurus, harus diperhitungken dalam perencanaan strulctur bangunan. Pengaruh orthogonalitas tidak perlu ditinjau bila dalam perencanaan struktur bangunan tahan gempa digunakan 0, E, Kuat nominal Kat nominal sistem rangla, komponen struktur, dan sambungan harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada dalam standar int kkecvali bila dipersyaratkan lain dalam butir ini ‘Simpangan antar lantai ‘Simpangan inelastis maksimum Simpangan antar lantai dihitung berdasarkan respons simpangan inelastis maksimum, A,, dihitung sebagai berikut, Au= 0,7 RA (154-1) dengan Radalah falttor modifikasi respons (lihat Table 12.2-1) Pada persamadan (154-1), A. adalah respons statis simpangan elastis struktur yang tetjadi di ttik-titikkritis akibat beban gempa horizontal rencana yang ditetapkan pada Butir 15.2 Dalam melakukan perhitungan simpangan tersebut pengaruh translasi dan rotasi ‘bangunan harus diperhitungkan. Simpangan elastis. struktur juga dapat dihitung menggunakan analisis dinamis Batasan simpangan antar lantai Simpangan antar lantai yang dihitung berdasarkan persamaan (15.4-1) tidale boleh melebihi 2,5 % dani jarak antar lantai untule suatu struktur dengan waltu getar dasar lebih kecil daripada atau sama dengan 0,7 detik. Untuk struktur bangunan dengan waktu getar dasar lebih besar daripada 0,7 detik, simpangan antar lantai tersebut tidak boleh melebihi 2,0 % dani jarak antar lantai, Bahan Spesifikasi bahan 126 dari 184 15.5.2 156 SNI03- 1729 - 2002 Untuk bangunan yang melebihi satu tinglat, bahan baja yang digunaken pada Sistem Rangka Pemilul Momen Khusus (SRPMK), Sistem Rangka Pemilcul Momen Terbatas (SRPMT), Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB), Sistem Rangka Batang Pemikul Momen Khusus (SRBPMK), Sistem Rangka Bresing Konsentrile Khusus (SRBKK), Sistem Rangka Bresing Konsentrike Biasa (SRBKB), Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE), harus ‘memenuhi persyaratan berilut ini a) Perbandingan tegangan leleh terhadap tegangan putus tariknya adalah Iourang dani 0,85, ‘b) Hubungan tegangan-regangan harus mempertihatkan daerah plateau yang culup panjang, ©) Pengujian uniaksial tarile pada spesimen baja memperlihatkan perpanjangan maksimum tidak lourang danpada 20% untuk daerah pengukuran sepanjang 50 mm, @) Mempunyai sifat relatif mudah dias. Persyaratan tegangan leleh minimum dari bahan baja untule Komponen struktur dengan perilakc inelastis diharapkan akan terjadi berkenaan dengan kombinasi pembebanan (15.3-1) dan (15.3-2) tidale boleh melebihi 350 MPa, Kecuali bila dapat ditunjukkan secara eksperimen atau secara rasional bahwa bahan baja yang digunaken sesuai untuk tujuan tersebut. Persyaratan ini tidak beriaku bagi kolom yang diharapkan perilaku inelastisnya hanya alan terjadi pada dasar olom yang mengalami leleh pada tingkat paling bawah. Sifat bahan dalam menentukan kuat perlu sambungan dan ‘Komponen struktur yang terkait Bila disyaratkan oleh standar ini maka kuat perlu sambungan dan Komponen struktur yang terkait ditentuken berdasarkan tegangan leleh yang dapat terjadi yaitu f,, dari Komponen struktur yang disambung, dengan fre = Ry fy dan f, adalah tegangan leleh bahan baja yang digunakan. Untuk profil dan batang baja gilas R, adalah 1,5 bila digunakan BJ 41 atau yang lebih lunak dan 1,3 bila digunakan BJ 50 atau yang lebih keras Untuk pelat baja nila R, adalah 1,1. Nilai R, lainnya dapat digunakan bila dapat didulcung oleh hasil percobaan, Persyaratan kolom 127 dari 184 15.6.1 15.6.2 156.24 SNI03- 1729 - 2002 Kekuatan kolom Bila N,,/4N, > 04, kolom untuk sistem rangka tahan gempa selain harus memenuhi persyaratan sesuai dengan standar ini, juga harus dibatasi pula oleh persyaratan sebagai berikut 1) Gaya tekan aksial terfaktor kolom, tanpa adanya pengaruh ‘momen-momen yang bekerja, ditetapkan berdasarkan kombinasi pembebanan persamaan (15.3-1), 2) Gaya tarik aksial terfaktor kolom, tanpa adanya pengaruh ‘momen-momen yang bekerja, ditetapken berdasarkan kombinasi pembebanan persamaan. (15.3-2); 3) Gaya aksial terfalctor yang ditetaplan pada Butir 15.6.1(1) dan 15.6.1(2) tidak peru melampaui salah satu dani kedua nilai berilet ini (@ Beban maksimum yang dipindahlen kepada kolom dengan memperhitungkan 1,1, kali kuat nominal balok atau bresing pada struktur bangunan yang merangka kepada kolom tersebut (i) Nilai batas yang ditentulan oleh kapasitas fondasi untuk memileul gaya angkat alibat momen guling Sambungan kolom Sambungen kolom harus mempunyai Ivat rencana minimum untuk ‘memileul kat perlu yang ditentukan pada Butir 15.6.1 ‘Sambungen yang menggunalan las sudut atau las tumpul penetrasi sebagian, tidak boleh berjarak lurang dan 1.200 mm dari sambungan balol-ke-kolom atau tidale boleh Iurang dani setengah Keli panjang bersih kolom dari sambungan balok-ke-Kolom ‘Sambungen las kolom yang dibebani oleh gaya tarik neto akibat Kombinasi beban (153-2) harus memenuhi kedua persyaratan Derileut int 1) Sambungan las penetrasi sebagian harus mempunyai kuat rencana minimum sebesar 200% dari kuat perlu, 2) Kat perlu minimum dari setiap pelat sayap adalah R, f,Ap, dengan R, f, adalah tegangan leleh yang dapat terjadi dari ‘bahan baja kolom dan 4, adalah Iuas pelat sayap kolom yang terkecil pada sambungan yang ditinjau. 128 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 15.6.2.2 Persyaratan transisi sambungan secara gradual tidak harus dipenuhi 157 157.4 15.7.2 157.24 apabila perubahan tebal dan lebar pelat sayap dan pelat badan tejadi pada sambungan kolom yang mana sambungan las tumpul penetrasi sebagian diijinkan sesuai dengan Butir 15.6.2.1 Persyaratan untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Ruang lingkup SRPMK diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis yang besar apabila dibebani oleh gaya-gaya yang berasal dari beban gempa rencana. SRPMK harus memenuhi persyaratan pada Butir 15.7. Sambungan balok-ke-kolom Perencanaan semua sambungan balok-ke-kolom yang digunaken pada Sistem Pemilol Beban Gempa harus didasarkan pada hasil- hhasil pengujian kualifikas yang menunjukkan rotasi inelastis selourang-Kuurangnya 0,03 radian. Hasil-hasil pengujian lnualifikast didapat terhadap selcurang-Kurangnya dari dua pengujian siklile dan diijinkan berdasarkan salah satu dari dua persyaratan bent ini a) Laporan penelitian atau laporan pengujian yang dilalnken untuk sambungan yang serupa dengan yang sedang direncanakan untuk suatu proyelc, ) Pengujian yang dilalaken Khusus untuk sambungan yang sedang direncanakan untuk suatu proyelk dan cukup mewakili vukuran-ukuran komponen struktur, keluatan bahan, konfigurasi sambungan, dan urut-urutan pelaksanaan pada proyek tersebut Interpolasi atau ekstrapolasi dari hasil-hasil pengujian dengan ukuran-ukuran Komponen struktur yang berbeda-beda _harus dilalcaken menggunaken analisis rasional yang memperlihatkan distribusi tegangan dan besar gaya-gaya-dalam yang konsisten tethadap model wji sambungan dan dengan memperhatikan pengaruh negatif dari ukuran bahan dan ketebalan las yang lebih ‘besar serta variasi dari sifat-sifat tahan, Ekstrapolasi dari hasil- hasil pengujian harus didasarlan pada Kombinasi serupa dari Komponen struktur Sambungen yang sebenamya harus dibuat menggunalan bahan, Konfigurasi, proses, dan kendali kualitas demikian sehingga dapat ‘menjamin keserupaannya dengan model wi sambungan. Balok- ‘balok dengan hasil pengujian tegangan leleh kurang dani 85% J, tidak boleh digunalcan dalam pengujian leualifikasi 129 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 15.7.2.2 Pengujian sambungan balok-Ke-olom harus memperlihatkan kuat entur, yang diukur di mula Kolom, selcurang-kurangnya sama dengan momen plastis nominal balok M, pada saat terjadinya rotasi inelastis yang disyaratkan, kecvali bila: a) Kvat lentur balok lebih ditentukan oleh teluk Lokal daripada oleh tegangan leleh bahan, atau bila sambungan ‘menghubungken balok dengan penampang melintang yang direduksi make kuat lentur minimumnya sama dengan 0.8! , dari balok pada pengujian; v) Sambungan-sambungan yang memungkinkan terjadinya rotasi deri Komponen strultur yang tersambung dapat dijinkan, selama dapat ditunjuklan menggunalan analisis yang rasional ‘vahwa tambahan simpangan antar lantai yang disebabkan oleh deformasi sambungan dapat diakomodasikan oleh strulctur bangunan Analisis rasional yang dilalukan _harus ‘memperhitungkan stabilitas sistem rangka secara keseluruhan dengan memperhatikan pengaruh orde kedua 15.7.23 Gaya geser terfaktor, V., sambungan balok-ke-kolom harus 15.7.3 157.34 ditentukan menggunakan kombinasi beban 1,2D+0,5Z. ditambah dengan gaya geser yang dihasillan dari bekerjanya momen lentur sebesar LR, f,Z pada arah yang berlawanan pada masing-masing ‘jung balok Sebagai altematif, nilai V7. yang lebih Kecil dapat digunakan selama dapat dibuktikan menggunaken analisis yang rasional. Gaya geser terfaktor tidak perlu lebih besar daripada gaya geser yang dihasilkan oleh kombinasi pembebanan (15.3-1) Daerah panel pada sambungan balok-ke-kolom. (Badan balok sebidang dengan badan kolom) Kuat Geser’ Gaya geser terfalstor V. pada daerah panel ditentukan berdasarkan momen lentur balok sesvai dengan kombinasi pembebanan (15.3-1) dan (15.3-2). Namun, V, tidak perlu melebihi gaya geser yang ditetapkan berdasarkan 085° R,M, dari balok- bvalok yang merangka pada sayap kolom disambungan. Kuat geser rencana $7, panel ditentukan menggunakan persamaan berileut: Bet BilaN, < TSN, Fy = 0.8 fy uty] + “| (157-1) aydaty 130 dari 184 15.7.3.2 157.33 SNI03- 1729 - 2002 BilaN, >O.75N,, 6%q = oe aes (157-2) dengan $,= 0,75 Keterangan: t, adalah tebal total daerah panel, termasuk pelat pengganda, ‘mm @, adalah tinggi keseluruhan penampang kolom, mm b, adalah lebar sayap kolom, mm t, adalah ketebalan dari sayap kolom, mm di, adalah tinggi bruto penampang balok, mm. Jy adalah tegangan leleh bahan baja pada daerah panel, MPa Tebal Daerah Panel: Ketebalan masing-masing pelat badan penampang Kolom atau pelat pengganda pada daerah panel, ditetapkan menurut persamaan benikut t+) /90 (157-3) Keterangan: t adalah tebal pelat badan penampang kolom atau pelat pengganda pada daerah panel, mm @ adalah tinggi daerah panel di antara pelat terusan, mm w, adalah lebar daerah panel di antara kedua sayap kolom, mm. ‘Sebagai altematif, apabila telouk lokal pada pelat badan penampang ‘olom dan pelat pengganda dicegah menggunakan las sumbat maka tebal total daerah panel harus memenuhi persamaan (15.7-3) Pelat-pelat Pengganda pada Daerah Panel: Pelat-pelat pengganda harus dilas kepada pelat-pelat sayap kolom menggunakan las tumpul penuh atau las sudut untae mengembangkan kuat geser rencana dari seluruh tebal pelat pengganda. Bila pelat pengganda dipasang menempel pada pelat badan penampang kolom mala sisi- sisi atas dan bawah pelat pengganda harus dilas terhadap pelat ‘badan penampang kolom sehingga dapat memikul bagian dari gaya-gaya yang dipindahkan kepada pelat pengganda. Bila pelat pengganda dipasang tidak menempel pada pelat badan penampang kolo maka pelat pengganda harus dipasang berpasangan secara simetris dan dilas kepada pelat terusan sehingga dapat memikul ‘bagian gaya yang dipindahkan kepada pelat pengganda 131 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 15.7.4 Batasan-batasan terhadap balok dan kolom, 15.7.4.1 Luas Sayap Balok Tidak diperkenanian terjadi perubahan Iuas sayap balok yang mendadal pada daerah sendi plastis. Pembuatan Iubang dan pengguntingan lebar pelat sayap dapat diijinkan selama pengujian memperlihaken bahwa Konfigurasi ini tetap dapat ‘mengembangkan sendi-sendi plastis yang disyarathan pada Butir 157.22. 15.7.4.2 Rasio Lebar terhadap Tebal: Balok-balok harus memenuhi persyaratan 4, pada Tabel 157-1. Apabila perbandingan pada persamaan (15.7-4) lebih kecil atau sama dengan 1,25, kolom- Kolom harus memenuhi persyaratan 2, pada Tabel 157-1. Bila hhal-hal tersebut tidale dipenuhi maka kolom-Kolom harus ‘memenuhi persyaratan 2, pada Tabel 7.5-1 15.7.5 Pelat terusan Pelat terusan perlu diadakan sesuai dengan model uji sambungan. 15.7.6 Perbandingan momen kolom terhadap momen balok Hubungan berikut ini harus dipenuhi pada sambungan balok-ke- kolom: Mp. > (15.7-4) Mp Keterangan: LM}, adalah jumlah momen-momen kolom di baweh dan di atas sambungan pada pertemuan antara as kolom dan as balok. OM}, ditentulen dengan menjumlahken proyekesi kuat Jentur nominal Kolom, termasulk voute bila ada, di atas dan i bawah sambungan pada as balok dengan reduksi akibat gaya aksial tekan kolo. Diperkenankan untuk mengambil YM j= LZe( fre —Mue / 4p). Bila as balok-balok yang bertemm di sambungan tidale membentuk satu titi maka titik tengahnya dapat digunakan dalam perhitungan 3M}, adalah jumlah momen-momen balok-balok pada pertemuan as balok dan as kolom °M}, ditentukan dengan ‘menjumlahlcan proyeksi kuat lentur nominal btalok di daerah sendi plastis pada as kolom Diperienankan untuk mengambil ))M>, = D(IR,M, +M,), dengan M, 132 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 adalah momen tambahan alabat amplifikesi gaya geser dari lokasi sendi plastis ke as kolom Sebagai altematif, diperkenankan untuk menentukan )M3, dan hasil pengujian sesuai dengan persyaratan pada Butir 15.7.2.1 atau dengan analisis rasional berdasarkan pengujian Bila sambungan dibuat menggunakan penampang balok yang direduksi mala diperkenanlan untuk’ -mengambil DMs = DOR, £2 +M,), dengan Z adalah modulus plastis minimum pada penampang balok yang diredukst 4, adalah iuas penampang brut kolom, mm adalah tegangan leleh penampang kolom, MPa fre NM. adalah gaya aksial tekan terfalctor pada kolom, N Z. adalah modulus plastis penampang kolom, mm? Bila kolom-kolom memenuhi persyaratan pada Butir 15.74 maka persyaratan di atas tidale harus dipenubi untule kasus-kasus di bawah ini 15.7.6.1 Kolom-kolom dengan N,, <0,3f,,4, untuk semua kombinasi pembebanan keecuali yang ditentulan oleh persamagan (15.3-1) dan persamaan (153-2) dan memenuhi salah satu dani dua syarat Derileut ini 1) Kolom-kolom pada bangunan satu tingkat atau ditingkat yang tertinggi dari bangunan bertingkeat tinggi; 2) Kolom-kolom dengan: (a) jumlah kuat geser rencana dari Kolom-kolom yang bulan merupaken bagian dari sistem pemikul gaya gempa di suatu tingkat kurang daripada 20% dari gaya geser tingkat terfaktor, dan (b) jumlah Iuat geser rencana dari Kolom-kolom yang buken merupakan bagian dari sistem pemikul gaya gempa dalam suatu bidang kolom di suatu tingkat keurang daripada 33% dari gaya geser tingkat terfaktor pada ‘bidang kolom tersebut. Bidang kolom adalah suatu bidang yang ‘mengandung kolom-kolom atau bidang-bidang paralel yang ‘mengandung kolom-kolom dengan jarak antar bidang-bidang tersebut tidak lebih daripada 10% dari dimensi tapale bangunan tegale lurus bidang tersebut. 15.7.6.2 Kolom-kolom pada suatu tingkat dengan perbandingan kuat geser rencana terhadap gaya geser tingkat terfaktor adalah 50% lebih besar daripada perbandingan tersebut untuk tingkat di atasnya 15.7.7 Kekangan pada sambungan balok-ke-kolom 133 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 15.7.7.1 Kekangan sambungan: 1) Sayap-sayap Kolom pada sambungan balok-ke-kolom peru dikekang secara lateral hanya pada daerah sayap atas balok bila suatu kolom dapat ditunjukkan tetap berada dalam keadaan lastis di Iuar daerah panel menggunakan salah satu dari dua ieniteria di bawah ini (a) Persamaan (157-4) memberikan hasil lebih besar dari 1,25; (b) Suatu Kolom tetap bersifat elastis akibat kombinasi pembebanan (15.3-1) dan (15.3-2), 2) Bila satu kolom tidak dapat ditunjuldkan masih bersifat elastis di Ivar daerah panel mala persyaratan berikut ini harus dipemuhi @ Sayap-sayap kolom dikekang secara lateral pada kedua sisi atas dan sisi bawah sayap balokc, (b) Setiap pengekang lateral pelat sayap kolom direncanakan tethadap gaya terfaktor sebesar 2,0% dani kuat nominal satu sayap balok (f,3 tay); (© Sayap-sayap kolom dikekang secara lateral dengan cara Tangsung atau tidak langsung yaitu melalui pelat badan Kolom atau melalui pelat-pelat sayap baloke 5.7.7.2 Sambungan tanpa Pengekang Lateral’ Suatu kolom dengan sambungen balok-ke-kolom tanpa pengekang lateral Kelvar bidang sistem rangka pemilel gaya gempa perlu direncanakan dengan ‘menganggap tinggi kolom sebesar jaralc dari kekangan lateral yang berdelatan dalam analisis teluk Keluar bidang sistem rangka pemikul gempa dan perlu memenuhi ketenfan mengenai ‘Komponen struktur dengan beban kombinasi dan torsi, kecuali bila 1) Beban terfaktor pada Kolom ditentuken dengan kombinasi beban 1,2D+0,5L + Z, dengan Z adalah yang terkecil dari kedua nilai bent int: (@) Beban gempa teramplifikasi sebesar ©, B., (b) 125% ‘dari kuat rencana rangka yang direncanakan berdasarkan knuat lentur rencana balok atau kuat geser rencana daerah panel. 2) Nilai L/ kolom tersebut tidak melampaui 60; 3) Kuat lentur perl kolom keluar bidang sistem rangka pemileul gaya gempa harus mencakup momen yang dialibatkan oleh gaya pada sayap balok yang ditetaplan pada Butir 15.7.7.1(2b) ditambah dengan pengaruh momen orde kedua akibat simpangan sayap kolom. 15.7.8 Pengekang lateral pada balok 134 dani 184 158 15.8.1 158.2 158.24 15.8.2.2 SNI03- 1729 - 2002 Kedua pelat sayap balok harus dikekang secara lateral dengan cara Jangsung atau tak langsung Panjang daerah yang tak terkekang secara lateral tidak boleh melampaui 17.5007, / f,. Sebagai tambahan, pengekang lateral harus dipasang dekat titik tangkap beban-beban terpusat, perubahan penampang, dan lokasi-lokasi Jainnya yang mana analisis menunjukkan kemungkinan terbentuknya sendi plastis pada seat terjadinya deformasi inelastis pada SRPMK. Persyaratan untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas (SRPMT) Ruang lingkup SRPMT diharapken dapat mengalami deformasi inelastis secara moderat akibat gaya gempa rencana. SRPMT harus memenuhi persyaratan pada butir ini dan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga deformasi inelastis alibat beban gempa rencana terakomodasi dengan tercapainya pelelehan pada Komponen strulctur untuk rangka dengan sambungan kaku, atau tercapainya pelelehan pada sambungan untuk rangka dengan sambungan semi kalcu SRPMT harus memenuhi semua persyaratan untule SRPMK pada Butir 15.7 Kecuali untuk beberapa persyaratan yang berubah yang iberilcan pada Butir 15.8.2, 15.8.3 dan 15.8.4 berikut Sambungan balok-ke-kolom Perencanaan semua sambungan balok-ke-kolom yang digunaken pada Sistem Pemilul Beban Gempa harus didasarkan pada hasil- hasil pengujian kualifikes yang menunjulkan rotasi inelastis selcurang-‘turangnya 0,02 radian. Hasil-hasil pengujian lnalifikast didapat terhadap selcurang-Kurangnya dari dua pengujian siklile dan ‘harus memenuhi persyaratan pada Butir 15.7.2.1 Pengujian sambungan balok-ke-kolom harus memperlihatlan kuat entur, yang diukur di mula Kolom, selcurang-kurangnya sama dengan momen plastis nominal balok M, pada saat terjadinya rotasi inelastis yang disyaratkan, kecvali bila: a) Kvat lentur balok lebih ditentukan oleh teluk Lokal daripada oleh tegangan leleh bahan, atau bila sambungan ‘menghubungken balok dengan penampang melintang yang direduksi maka kuat lenfur minimumnya sama dengan 08M, dari balok pada pengujian; 135 dari 184 158.3 158.31 158.4 159 15.9.1 15.9.2 159.24 SNI03- 1729 - 2002 v) Sambungan-sambungan yang memungkinkan terjadinya rotasi deri Komponen strultur yang tersambung dapat dijinkan, selama dapat ditunjukdan menggunalan analisis yang rasional ‘bahwa tambahan simpangan antar lantai yang disebabkan oleh deformasi sambungan dapat diakomodasikan oleh strulcur bangunan Analisis rasional yang dilalukan —harus ‘memperhitungkan stabilitas sistem rangka secara keseluruhan dengan memperhatikan pengaruh orde kedua Batasan-batasan terhadap balok dan kolorm Rasio Lebar terhadap Tebal’ Balok-balok harus_memenuhi persyaratan 2, pada Tabel 75-1. Apabila perbandingan pada persamaan (157-4) adalah lebih kecil atau sama dengan 1,25, Kolom-kolom harus memenuhi persyaratan 4, pada Tabel 15.7-1 Bila hal-hal tersebut tidal dipenuhi maka kolom-kolom harus ‘memenuhi persyaratan 2, pada Tabel 7.5-1 Pengekang lateral pada balok Kedua pelat sayap dari balok harus dikekang secara lateral dengan cara langsung atau tale langsung, Panjang daerah yang tak terkekang secara lateral tidak boleh melampaui 25.2507, /f,. Sebagai tambahan, pengekang lateral harus dipasang dekat titik tangkap beban-beban terpusat, perubahan penampang, dan lokasi-lokasi lainnya yang mana menunjukkan kemungkinan terbentulnya sendi plastis pada saat terjadinya deformasi inelastis pada SRPMT. Persyaratan untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) Ruang lingkup SRPMB dibarapkan dapat mengalami deformasi inelastis secara terbatas pada komponen struktur dan sambungen-sambungannya alubat gaya gempa rencana. SRPMB harus memenuhi persyaratan pada butis-butir di bawah ini. Sambungan balok-ke-kolom Sambungen balok-ke-kolom harus menggunalan las atau baut ‘mutu tinggi. Dapat digunalan sambungen kal atau sambungan semi kcal sebagai berilcut a) Sambungan Itaku yang merupakan bagian dari Sistem Pemilcul Beban Gempa harus mempunyai Inat lentur perlu M, yang 136 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 besamya paling tidak sama dengan yang terkecil dari a) LIR,M, balok atau gelagar, atau b) momen terbesar yang dapat disalurkan oleh sistem rangka pada titile terebut. Untule sambungan dengan sambungan pelat sayap yang dilas, pelapis Jas dan kelebihan las harus dibuang dan diperbaild kecuali pelapis pelat sayap atas yang tetap diperbolehlcan jika melekat pada pelat sayap Kolom dengan las sudut menerus di bawah las tumpul sambungan penetrasi penuh Las tumpul penetrasi sebagian dan las sudut tidak boleh digunalan untule memilcul gaya tarik pada sambungan; Sebagai altematif, perencanaan dari semua sambungan balok- ‘ke-kolom yang digunakan pada Sistem Pemikul Beban Gempa hharus didasarkan pada hasil-hasil pengujian kvalifikasi yang ‘menunjuklan rotasi inelastis seluwrang-Kurangnya 0,01 radian Hasil-hasil pengujian kvalifikes: didapat terhadap selurang- keurangnya dari dua pengujian siklike dan harus memenuhi persyaratan pada Butir 15.7.2.1; ‘b) Sambungan semi kalcu diizinkcan jika syarat-syarat di bawab ini dipenuht @ Sambungan tersebut harus memenuhi kelkuatan yang dipersyeratan pada Butir 15.1; (i) Kuat lentur nominal sambungan melebihi nilai yang lebih, kecil daripada 50% M, balok atau kolom yang disambungkan, (ii) Harus mempunyai iapasitas rotasi yang dibuktikan dengan ji beban sildile sebesar yang dibutublan untulc ‘mencapai simpangan antar lantai, Gv) Kekaluan dan kelouatan sambungan semi kcal ini harus diperhitungkan dalam perencanaan, termasuk dalam pethitungan stabilitas rangka secara keseluruhan, 15.9.2.2 Untulc sambungan Kaku, gaya geser terfaktor 7, pada sambungan balok-ke-kolom harus ditetapkan berdasarkan —kombinasi pembebanan 1,2 D + 0,5 L ditambah gaya geser yang berasal dari ‘M, seperti yang ditentuken pada Butir 15.9.21(a). Untuk sambungan semi keleu, /, harus ditentukan berdasarkan kombinast pembebanan di atas ditambah dengan gaya geser yang berasal dari ‘momen vjung maksimum yang dapat dipilul oleh sambungan tersebut. 15.9.3 Pelat terusan Jika sambungan momen penuh dibuat dengan melas pelat sayap balok atau pelat sambungan untul sayap balok secara langsung ke pelat sayap kolom maka harus digunalcan pelat terusan untuk menerusken 137 dani 184 15.10 15.101 15.10.2 SNI03- 1729 - 2002 gaya dari pelat sayap balok ke pelat badan kolom. Pelat ini harus ‘mempunyai ketebalan minimum sebesar tebal pelat sayap balok atau pelat sambungen sayap balok Sambungan pelat terusan ke pelat sayap Kolom harus dilakukan dengan las tumpul penetrasi penuh, atau Jas tumpul penetrasi sebagian dari Kedua sisi yang diperkuat dengan Jas sudut, atau las sudut di Kedua sisi dan harus mempunyai Keluatan sama dengan Int rencana Iuas bidang kontale antara pelat terusan dengan pelat sayap kolom. Sambungan pelat terusan ke pelat badan Kolom harus mempunyai Iuat geser rencana sama dengan yang terkecil dari persyaratan berikut a) Jumlah lot rencana dari sambungan pelat terusan kee pelat sayap kolom, b) Kuat geser rencana bidang Kontale pelat terusan dengan pelat badan kolom,; ©) Kuat rencana geser daerah panel; ) Gaya sesungguhnya yang diteruskan oleh pengal. Pelat terusan tidale diperiulan jika model uji sambungan menunjuklan bahwa rotasi plastis yang direncanalan dapat dicapai tanpa menggunalan pelat terusan tersebut. Persyaratan untuk Sistem Rangka Batang Pemikul Momen Khusus (SRBPMK) Ruang Lingkup SRBPMK adalah suatu struktur rangka batang pemilcul momen yang dipasang secara horizontal. Pada SRBPMK ada suatu segmen khusus yang terdiri dari beberapa panel dengan batang-batangnya direncanakan secara khusus. SRBPMK direncenakan mengalami deformasi inelastis yang cukup besar pada segmen khusus saat ‘memilsul gaya-gaya akibat beban gempa rencana. Jarak antar kolom pada SRBPMK dibatasi tidak lebih dari 20 meter dan tinggi kkeseluruhan tidak lebih dari 2 meter. Kolom-kolom dan segmen Jainnya selain segmen kiusus harus direncanaken untuk tetap dalam kkeadaan elastis akibat gaya-gaya yang dihasillan oleh segmen kiuusus pada saat mengalami pelelehan penuh hingga tahap perkerasan regangan. SRBPMK hans memenuhi ketentuan di bawab ini Segmen khusus Setiap rangka batang horizontal yang menjadi bagian dari Sistem Pemilcul Beban Gempa harus mempunyai segmen kiuusus di bagian ‘engeh rangka batang Panjang segmen khusus harus berada di antara 0,1 dan 0,5 kali panjang bentang rangke batang Perbandingan 138 dari 184 15.103 15.104 SNI03- 1729 - 2002 panjang terhadap tinggi setiap panel dari segmen khusus ini tidal boleh lebih besar dani 1,5 dan tidal boleh lebih kecil dani 0,67 Panel-panel dari segmen khusus harus berupa panel Vierendeel atau panel bresing jenis X Kombinasi antara keduanya atau konfigurasi bresing lainnya tidak diizinkan. Jilsa batang diagonal digunakan dalam segmen khusus maka harus diatur dalam pola berbentuk X yang dipisahlen oleh Komponen struktur vertikal. Batang diagonal ini harus disambung ditempat persilangannya. Kuat rencana sambungan ini harus mampu memilul gaya paling tidak sama dengan 0,25 kali kuat tarik nominal batang diagonal. Sambungan baut tidak boleh digunakan untule batang diagonal pada segmen khusus ‘Sambungan tidak boleh berada pada batang tepi atas dan tepi bawah pada segmen Khusus Sambungan juga tidak boleh berada pada daerah setengah panel dani ujung-ujung segmen Kkhusus. Gaya-gaya aksial pada batang diagonal pada segmen khusus akibat beban mati dan beban hidup terfalstor tidak boleh melebihi 0,03, 4, Kuat nominal batang pada segmen khusus Pada pelelehan penuh, segmen khusus mengerahkan kuat geser nominal vertikal dari Iuat nominal lentur batang-batang tepi dan melalui Iuat aksial tarile dan tekan nominal batang diagonal. Batang- batang tepi bawah dan atas harus dibuat dari penampang prismatis dan harus memberikan paling tidak 25% gaya geser vertikal yang dibutuhken dalam keadaan pelelehan penuh Gaya aksial terfaletor yang bekerja pada batang-batang tepi tidak boleh melampaui 0.45) f,4,. dengan 9=0,9. Batang diagonal pada setiap panel pada segmen Khusus ini harus dibuat dari penampang yang sama vukurannya, Sambungan ujung batang diagonal pada segmen khusus harus mempunyai Inat rencana paling tidak sama dengan kuat tarile aksial nominal batang diagonal, R, f, A, Kuat nominal batang bukan segmen khusus Semua batang dan sambungan pada SRBPMK, kecuali pada segmen thusus seperti pada Butir 15.10.2, harus memilila kuat rencana untule memilel kombinasi pembebanan (6.2-4), (6.2-5), dan (6.2-6) serta beban lateral yang diperlukan untuk memobilisasi kuat geser nominal vertikal pada setiap segmen, /, seperti bent ini Vyg =3,I5RyM ye 1 L, + 0,07SENL ~L,)/ L3 + Ry (Nyx + 0,3N ye Str. (15.10 -1) Keterangan: R, _ adalah faktor modifilasi tegangan leleh sesuai Butir 15.5.2 M,. adalah kuat lentur nominal batang tepi pada segmen Ikhusus 139 dari 184 15.105 15.106 15.11 15.41.41 15.112 SNI03- 1729 - 2002 ET adalah kelaluan lentur elastis batang tepi segmen khusus L adalah panjang bentang SRBPMK Z, adalah panjang segmen khusus NV, adalah levat tarik aksial nominal batang diagonal pada segmen Kusus N. adalah ivat tekan aksial nominal batang diagonal pada segmen Ktnusus o adalah sudut antara batang diagonal dengan horizontal, Kekompakan Batang diagonal pada segmen khusus harus dibuat dari batang pelat dengan perbandingan lebar terhadap tebal lebih Kecil atau sama dengan 2,5. Perbandingan lebar terhadap tebal batang-batang tepi tidak boleh melebihi nilai 2, pada Tabel 15.7-1. Perbandingan lebar tethadap tebal penampang siku dan pelat sayap dan pelat badan penampang T yang dipakai untuk batang-batang tepi pada segmen Ktnusus tidale boleh melebihi 135/,/7, Bresing lateral Batang tepi atas dan baweh dari SRBPMK harus dikekang secara lateral pada ujung-ujung segmen khusus, dan pada interval tidal melebihi Ly sesuai dengan Butir 7 standar ini di sepanjang bentang SRBPMK. Setiap bresing lateral pada ujung dan di dalam segmen Kthusus harus direncanalen mempunyai kuat rencana paling tidak 5% dari Kkuat tekan aksial nominal NV, batang tepi pada segmen Ikhusus. Bresing lateral di luar segmen khusus harus mempunyai kuat rencana paling tidal 2,5% dant kuat tekan nominal N. yang terbesar dari ‘batang tepi yang berdekatan, Persyaratan untuk sistem rangka bresing konsentrik khusus (SRBKK) Ruang lingkup SRBKK diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis yang culup besar akibat gaya gempa rencana. SRBKK menilild tinglt daktilitas ‘yang lebih tinggi daripada tingkat daktilitas Sistem Rangka Bresing Konsentrik Biasa (SRBKB) mengingat penurunan kekuatannya yang lebih kecil pada saat terjadinya tekuk pada batang bresing tekan SRBKK hans memenuhi persyaratan-persyaratan di bawab ini Batang bresing 140 dari 184 15.11.24 15.11.2.2 SNI03- 1729 - 2002 Kelangsingan batang bresing harus memenuhi syarat kelangsingan Beban aksial terfaktor pada batang bresing tidak boleh melebihi oN. 15.11.2.3Distnibusi Beban Lateral: Pada bidang bresing, batang-batang 15.11.24 15.11.25 bresing harus dipasang dengan arah selang-seling, sedemilcian rupa sehingga pada masing-masing arah gaya lateral yang sejajar dengan bidang bresing, minimal 30% tapi tidal lebih dari 70% gaya horizontal total harus dipikul oleh batang bresing tari, Kecuali jika kxvat nominal tekan NV, untuk setiap bresing lebih besar daripada ‘beban terfaktor NV, sesuai dengan kombinasi pembebanan (153-1) den (153-2). Bidang bresing adalah suatu bidang yang mengandung batang-batang bresing atau bidang-bidang paralel yang mengandung batang-batang bresing dengan jarak antar bidang-bidang tersebut tidak lebih dari 10% dimensi tapak ‘bangunan tegak lurus bidang tersebut Perbandingan Lebar terhadap Tebal: Perbandingan lebar terhadap tebal penampang batang bresing teken yang diperiaics ataupun yang tidale dipericalu harus memenuhi persyeratan dalam Tabel 7.5-1 dan persyaratan-persyaratan Derilut ini 1) Batang bresing harus bersifat kompak (yaitu 4 1,1R,M , (kuat Jentur nominal yang diharapkan dari batang bresing terhadap sumbu telauk keitisnya), Pengecualian: Sambungan-sambungan batang bresing yang ‘memenuhi persyaratan Butir 15.11.3.2, yang dapat mengakomodasi rotasi inelastis sehubungan dengan deformasi bresing pasca telcuk, dan yang mempunyai kuat rencana minimal sama dengan A, fo, (Gat tekan nominal batang bresing), dapat digunaken. Pelat Buhul: Perencanaan pelat buhul harus memperhitungken ‘pengaruh teleule 15.11.4 Persyaratan khusus untuk konfigurasi bresing khusus 15.11.44 Bresing Tipe V dan Tipe V Terbalike Sistem rangka yang ‘menggunaken bresing tipe V dan tipe V terbali harus memenuh ersyaratan-persyaratan sebagai berileut: 1) Balok yang bersilangan dengan batang bresing harus menerus dari kolom-ke-kolom, 142 dani 184 SNI03- 1729 - 2002 2) Balok yang bersilangan dengan batang bresing harus direncanaken untule memikul pengaruh semua beban mati dan hhidup berdasarken kombinasi pembebanan persamaan (6.2-4), (6.2-2), dan (6.2-3), dengan menganggap bahwa batang bresing tidak ada; 3) Balok yang bersilangan dengan batang bresing harus direncanaken untuk memileul pengaruh kombinasi pembebanan (62-4) dan (62-5) kecuali bahwa beban Q, harus disubstitusilean pada sul Z Q, adalah pengaruh dari beban vertikal maksimum yang disebabkan oleh bertemunya batang bresing dengan baloic. Q, harus dihitung dengan menggunaken minimum sebesar Ny untuk bresing dalam tank dan ‘maksimum sebesar 0,3 $V, untuk bresing tekan, 4) Sayap-sayap atas dan bawah balok pada titik persilangan dengan batang bresing harus direncanalcan untuk memileal gaya lateral yang besamya sama dengan 2% kat nominal sayap balok fb tay Kekecualian: Persyaratan pada Butir 15.114 1(2) dan 15.11.4.1(3) di atas tidak berlalu untuk penthouse, bangunan bertingkat satu, atau tingkat tertinggi bangunan. 15.11.4.2 Bresing Tipe K: Bresing tipe K tidak diperieenankan dignakan pada SRBKK. 15.1.5 Kolom Kolom pada SRBKK harus memenuhi persyaratan sebagai berileut: 15.11.5.1 Perbandingan Lebar terhadap Tebal: Perbandingan Lebar terhadap tebal penampang kolom dalam tekan yang diben pengaku ataupun yang tidale dibent pengalou, harus memenuhi persyaratan untuk ‘batang bresing pada Butir 15.11.24 15.11.5.2 Penyambungan’ Selain harus memenuhi persyaratan-persyaratan pada Butir 15.6.2, penyambungan kolom pada SRBKK juga harus direncanaken untule mampu memilcul minimal lnat geser nominal dari kolom terkecil yang disambung dan 50% kuat lentur nominal penampang terkecil yang disambung Penyambungan harus ditempatlcan di daerah 1/3 tinggi bersih Kolom yang di tengah 15.12 Persyaratan untuk Sistem Rangka Bresing Konsentrik Biasa (SRBKB) 15.12.1 Ruang lingkup 143 dani 184 SNI03- 1729 - 2002 SRBKB diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis secara terbatas apabila dibebani oleh gaya-gaya yang berasal dari beban gempa rencana. SRBKB harus memenuhi persyaratan pada Butir 15.12 bert ini 15.12.2 Batang bresing 15.12.21 Kelangsingan: Batang bresing harus memenuhi syarat kelangsingan kL ek 1900s ccuali sesuai dengan yang diizinian pada Butir r 15.125. 15.12.2.2 Beban aksial terfaktor pada batang bresing tidak boleh melebihi O.86N, 15.12.2.3 Distribusi Beban Lateral: Pada bidang bresing, batang-batang bresing harus dipasang dengan arah selang-seling, sedemilcian rupa sehingga pada masing-masing arah gaya lateral yang sejajar dengan bidang bresing, minimal 30% tapi tidak lebih dani 70% gaya horizontal total harus dipilul oleh batang bresing tari, Kecuali jika kat nominal tekan N, untuk setiap batang bresing lebih besar daripada beban terfaktor N, sesuai dengan kombinas: pembebanan (15.3-1) dan (15.3-2). Bidang bresing adalah suatu bidang yang mengandung batang-batang bresing atau bidang-bidang paralel yang mengandung batang-batang bresing di mana jarak antar ‘bidang-bidang tersebut tidak lebih daripada 10% dani dimensi tapake ‘bangunan tegak lurus bidang tersebut 15.12.2.4 Perbandingan Leber terhadap Tebal: Perbandingan lebar terhadap tebal penampang batang bresing tekan yang diperkaku ataupun yang tidak diperiak harus memenuhi persyaratan-persyaratan dalam Tabel 7.5-1 dan persyaratan-persyaratan berikat ini 1) Batang bresing hanus bersifat kompak atau tidal kompale, tetapi tidak langsing (A 11R,M, (ovat lentur nominal yang diharapkan dari batang bresing terhadap sumbu telauk kentisnya), Pengecualian: Sambungan-sambungan batang bresing yang ‘memenuhi persyaratan Butir 15.12 3.2, yang dapat mengakomodasi rotasi inelastis sehubungan dengan deformasi bresing pasca telcuk, den yang mempunyai kuat rencana minimal sama dengan A, f,, (vat tekan nominal batang bresing), dapat digunaken. Pelat Buhul: Perencanaan pelat buhul harus memperhitungken ‘pengaruh teleule 15.12.4 Persyaratan khusus untuk konfigurasi bresing 15.1241 Bresing Tipe V dan Tipe V Terbalike Sistem rangka yang ‘menggunakan bresing tipe V dan tipe V terbalik harus memenuhi ersyaratan-persyaratan sebagai berilaut: 1) Keat rencana batang bresing minimal 1,5 kali beban terfalstor berdasarkan kombinasi pembebanan (6.2-4), (6.2-5), dan (6.2- 8); 145 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 2) Balok yang bersilangan dengan batang bresing harus menerus dari kolom-ke-kolom, 3) Balok yang bersilangan dengan batang bresing harus direncanaken untuk memikul pengaruh semua beban mati dan hhidup berdasarlan kombinasi pembebanan (6.2-1) dan (6.2-2), dengan menganggap bahwa batang bresing tidak ada; 4) Sayap-sayap atas dan bawah balok pada titik persilangan dengan batang bresing harus direncanakan mampu memilcul gaya lateral yang besamya sama dengan 2% kuat nominal sayap balok fd tay 15.12.4.2 Bresing Tipe K: Bangunan dengan menggunakan bresing tipe K tidak diperkenankan kecuali bila memenuhi persyaratan pada Butir 15.125 15.12.5 Bangunan-bangunan rendah 15.13 15.131 15.13.2 Jika digunakan kombinasi pembebanan (6.2-1) dan (62-2) dalam ‘menentukan vat perlu komponen-komponen strulstur dan sambungan make diijinkan untuk merencanakan SRBKB pada struktur atap dan bangunan dua tingkat atau Kurang tanpa persyaratan khusus pada Butir 15.12.2 sampai dengan Butir 15.124 Persyaratan untuk Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE) Ruang lingkup Pada SRBE ada suatu bagian dari balok yang disebut Link dan direncanakan secara kiusus. SRBE diharapkan dapat mengelami deformasi inelastis yang culmp besar pada Link saat memilkul gaya- gaya akibat beban gempa rencana. Kolom-kolom, batang bresing, dan ‘agian dari balok di luar Link harus direncanakan untuk tetap dalam. kkeadaan elastis akibat gaya-gaya yang dihasilkan oleh Link pada seat mengalami pelelehan penuh hingga tabap perkerasan regangan kkecuali bila diatur lain dalam Butr 15.13, SRBE harus memenuhi kketentuan di bawah ini Link Link adalah bagian dari balok yang direncanalcan untul mendisipasi energi pada seat terjadi gempa kat. 146 dani 184 15.13.24 15.13.2.2 15.13.23 15.13.24 15.13.25 15.13.26 15.13.2.7 SNI03- 1729 - 2002 Link harus memenuhi perbandingan Lebar terhadap tebal sesuai dengan Tabel 157-1 ‘Tegangan leleh bahan baja yang digunakan pada Link tidak boleh melebihi 350 MPa. Pelat badan dari Link harus berupa pelat tunggal tanpa pelat ‘pengganda dan tanpa penetrasi Kecuali diatur pada Butir 15.13.2.6, kuat geser rencana Link, 4, hharus lebih besar daripada kuat geser perlu ., dengan’ V, = lat geser nominal Link, diambil yang terkecil dari 7, atau 2M, le 0.6 f,(d-2t pty 4 -09 @ adalah panjang Link Apabila beban aksial terfaktor pada Link, N., tidal melebihi OSN,, dengan NV, = A, f, , pengaruh gaya aksial pada Inat geser rencana Link tidak perlu diperhitungkan. Apabila beban terfaktor pada Link, N,, melebihi 0,1: SNy . ketentuan tambahan berikut ini harus dipenuhi: 1) Kuat geser rencana Link harus ditentukan sebagai nilai teriecil dari 6 Vpq atau 26M, /e , dengan V. =VyV1-@M, INP? 18M p[I-@V,, Ny) | 9 2) Panjang Link tidalc boleh melebihi [L15-05p'(4, /A, LGM, /7, untuk p’(A/A) 20,3 16M, /%, untuk p’ (AJA) < 0,3 dengan, Ay = — 2h p =u Sudut Rotasi Link adalah sudut inelastis antara Link dan bagian ‘balok di Iuar Linke pada saat simpangan antar lantai sama dengan simpangan antar lantai rencana, Ay. Sudut Rotasi Link tidak boleh ‘melebili harga-harga berikut 1) 0,08 radian untuk e <1,6M, /V,; 147 dai 184 SNI03- 1729 - 2002 2) 0,02 radian untuk e < 2,6M, IV; 3) Nilai Sudut Rotasi Link ditentukan dengan interpolasi linier untuk nilai e yang berada di antara keduanya 15.1.3 Pengaku Link 15.13.3.1 Di titik pertemuan dengan batang bresing, pada Linke harus dipasang pengalu setingg badan Link dan berada di kedua sisi pelat badan Linke Pengalou tersebut harus mempunyai lebar total tidak Iourang dari (2, - 2 t,) dan ketebalan yang tidal kurang dari nilai terbesar dani 0,75 t, atau 10 mm, dengan b, dan t, adalah lebar pelat sayap dan tebal pelat badan Link 15.13.3.2 Pengaku badan antara harus direncanakan pada Link dengan kketentuan sebagai berileut: 1) Link dengan panjang <16M,/V, harus direncanaken ‘memilild pengaku antara dengan spasi tidal melebihi harga- harga benilut (30t, —d/5) untuk Sudut Rotasi Linke 0,08 radian, atau (524, —d/5) untuk Sudut Rotasi Link < 0,02 radian, Interpolasi linier digunakan untuk Sudut Rotasi Link di antara 0,08 radian dan 0,02 radian, 2) Link dengan panjang di antara 2,64, /V, dan SM, /V,, harus direncanakan memiliki pengalus antara berspasi 1,5), dari setiap ujung Link, 3) Link dengan panjang di antara 16M, /V,dan 26M, /V, » (eit by) >@)-24)) 120,75 t,atau 10 mm Pangale Link — (yang terbesar) mibet 1 harus direncanakan memilil pengalu antara yang memenuhi kketentuan butir | dan butir 2 di atas, 4) Link dengan panjang lebih besar dari SM, /V, tidak ‘memerlukan pengaku antara; 5) Pengaku antara pada Link harus direncanalan setinggi pelat ‘badan. Pengaku Link dengan tinggi profil lebih kecil dari 600 148 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 mm hanya diperlukan pada salah satu sisi pelat badan Linke Ketebalan pengal satu sisi tersebut tidak boleh lebih kecil dari hharga terbesar di antara t, atau 10 mm, dan lebamya tidak boleh lebih kecil dari (6, /2-1,). Untuk Link dengan tinggi profil lebih besar daripada 600 mm, pengaku antara harus direncanakan pada kedua sisi dani pelat badan Link, 15.13.3.3 Sambungan las sudut yang menghubungkan pengalu dengan pelat ‘badan Link harus mempunyai kuat rencana yang culcup untuk memilul gaya sebesar A,,f,. dengan A, adalah Iuas penampang pengaiu. Kuat rencana las sudut yang menghubungkan pengalu den pelat sayap Link harus mampu memilul gaya sebesar AatSy 14 15.1.4 Sambungan Link-ke-kolom. Sambungen Link-ke-kolom harus memenuhi persyaratan tambahan sebagai berileut: 15.13.41 Sambungan Link-ke-Kolom harus direncanakan berdasarian hasil pengujian sildile yang menunjuldan kemampuan rotasi inelastis 20% lebih besar daripada nilai yang dihitung pada seat terjadinya simpangan antar lantai rencana, Ay, Hasil pengyjian Inualifikast hharus sesuai dengan ketentuan pada Butir 157.21 dan Butir 1572.2, kecuali bahwa sudut rotasi inelastis harus ditentuken ‘menurut Buti 15.13.27 15.13.4.2 Apabila digunaken perkvatan pada sambungan balok-Ke-olom divjung Link dan kelelehan dihindarkan terjadi pada bagian Link yang diperiuat maka Link boleh dianggap sebagai bagian balok ari ujung perluatan sampai ke sambungan bresing Bila digunakan Link jenis ini dan panjang Link tidak melebihi 1,6, /7,, maka pengujian sildie terhadap sambungan yang diperiuat tidale diperfulcan bila lnuat rencana bagian yang diperivat dan sambungen balok-ke-kolom lebih besar atau sama dengan kuat perlu yang dihitung berdasarkan keadaan Link yang mengalami pengerasan regangan sesuai dengan Butir 15.13.6.1. Pengalu setinggi pelat ‘badan sesuai Butir 15.13.3.1 harus ditempatkan diperalihan antara Link dan perkuatan 15.1.5 Pengekang lateral pada Link Pada ujung-ujung Link, pengekang lateral harus ditempatian pada kedua pelat sayap Link (atas dan bawah). Pengekang lateral tersebut harus mempunyei kekvatan rencana sebesar 6% dani Iuat nominal pelat sayap Link sebesar R, f,D ty 149 dari 184 SNI03- 1729 - 2002 15.13.6 Batang bresing dan balok di luar Link 15.13.6.1 Kuat kombinasi-aksial-dan-lentur perlu batang bresing harus direncanaken berdasarkan gaya aksial dan momen lentur yang ditimbulkan oleh 1,25 kali kuat geser nominal dari Link sebesar 1,25R,V,., dengan V, ditentukan sesuai dengan Butir 1513.2. Kuat rencana batang bresing, seperti ditentukan pada Butir 11, harus lebih besar daripada kuat perlu yang disebutlan di atas 15.13.6.2 Balok di Ivar Link harus direncanalan memenuhi ketentuan sebagai benikut 1) Keat perlu balok yang terletak di luar Link harus ditentuken berdasarkan gaya-gaya yang ditimbulkan oleh paling tidale 1,1 kali kuat geser nominal Link sebesar R,V;,, dengan ditentukan sesuai dengan Butir 15.13.2. Kuat rencana balok di Ivar Link ini dapat ditentulan menggunakan ketentuan kuat rencana yang dihitung berdasarkan Butir 8 dan mengalikannya dengan faktor &; 2) Bila diperlukan, balok di Ivar Link harus direncanaken ‘menggunaken pengekang lateral untule menjaga kestabilan ‘balok. Pengekang lateral harus direncanakan pada kedua pelat sayap balok (atas dan bawah), dan masing-masing pengekang lateral harus mempunyai Inuat perlu sebesar paling sedikit 2% dari Icuat nominal pelat sayap balok sebesar f,) pt ¢ 15.13.6.3 Pada sambungan antara batang bresing dan balol diujung Link, pertemuan as batang bresing dan as balok hanus terletale di ujung Linkatau di dalam Link 15.13.64 Kuat peru sambungan batang bresing-ke-balok, pada ujung Link dari batang bresing, harus ditentukan lebih besar atau sama dengan kqvat nominal batang bresing seperti yang ditentukan pada Butir 15.1361 Tidak ada bagian dari sambungan ini yang boleh melampaui panjang Link Apabila batang bresing memilcl sebagian momen ujung Link maka sambungan harus direncanakan sebagai sambungan kalcu. 15.13.6.5 Perbandingan antara lebar dan tebal batang bresing harus ‘memenuhi nilai 4, yang ditentulkan dalam Tabel 7.5-1 15.13.7 Sambungan balok-ke-kolom Sambungan balok-ke-kolom pada vjung jauh Link diijinken direncanalcan sebagai sendi pada bidang pelat badan. Kuat rencana 150 dari 184 15.138 SNI03- 1729 - 2002 sambungan harus mampu memileul torsi terhadap sumbu memanjang balok yang dihitung sebagai dua buah gaya yang sama besar dan berlawanan arah masing-masing sebesar 2% dari kuat nominal pelat sayap balok sebesar f,b,ty dan bekerja dalam arah lateral pada pelat sayap baloke Beban terfaktor kolom Sebagai tambahan dari ketentuan pada Butir 15.6, beban terfalstor kolom harus ditentukan berdasarkan kombinasi pembebanan (6.2-5) dan (6.2-6), kecuali bahwa momen dan gaya aksial yang diterusken ‘kepada kolom pada sambungan Link atau batang bresing tidale kurang desi gaya-gaya yang ditimbullan oleh 1,1 kali kuat nominal Link sebesar 11R,V,, dengan V, ditentulan seperti pada Butir 15.13.24 151 dari 184 sN103 1729-2002 Tabel 182-1 Tebel di bavah ini memuyjokkan Masiflasi sistem stk, sistem pend beban gempa, faltor smedifikasiespons, B dan faktor haat cadang stoke, 0. ea Tagan aaa an Cae zs Ta DERE I Big pageiee bho ne} a —]—5 [ism adaryegut amitiregarmgyeiarin| bel Tui ean Inge Ding oma an ei ea [Epi age nem he gas one an? POG STEER EREEAINOGw TFT Sing por anregated Saas Bega Segon ia agi RE Te F san ae yg Pot oye men eg ree sega enge O TET = mn guna sewn ing. 3 =a =e ; fe tee own acm Siang angio ews GEER) | at —] maingr acute ssa agape STONE x Sse seer yg pe eae meni rege mony Fa gap TSO GRETT : ‘oebm geez seca imgeap. Bebm Sten! dpicl|—~ ‘pen dal A $0 8 rapaiifnetmaatndiadecat nee} f Sain agape CRG) [oF fake ames bang pe mmm Tes} aS] —aF dundl a Cah Daring por PROTO aor [Rode det 1) omg sume yg monde wach al SRE rut 3) nial fom Ma Go nn pov et Dage E [ar rt toons pandas RAG pniell pe NE [5 con mw artemis fav peek amaga only SEBS finweegisemoge 2% ta sri Boe hn 3) hed) Dee RTE [a sem hans dence tet mend seen bose [3 Dag EEPRS Oo {3 fice sani vibe, ind nga menpeinte, sees SEB fs ena] 2 age REE one SDE | ao ag Panto ae 3] [psn snr ye mented kom Leche wn Penman ted 152dani 18 SNI03— 1729 - 2002 1 Nilai batas perbandingan lebar terhadap tebal, 2.» , untuic clemen telkan Nilai batas perbandingsn Keterangan elemen Perbandingan lebar lobar terhadap tebal tethadap tebal hp Sayap-sayap profil I, ot profil hibrida atau profil tersusun dan profil kenal dalam lentur Pelat-pelat badan pada hh, Bila N,,/@,N, $0125 kombinasi lentur dan ‘ aksial tekan 1365/1154 Mu | el an, Bila N,, /o,N, > 0125 I 33-Ne bey | Penampang baja _bulat Dit 9000 berongga dalam aksial = tekan atau lentur ft Penampang baja persegi Diratau hit 290 berongga dalam alcsial telan atau lentur 153 dari 184 16. 16.4 16.2 16.3 PENGGAMBARAN Aturan penggambaran Bab ini mengatur tata cara penggambaran untule gambar rencana, gambar kerja, gambar lapangen, dan gambar pelaksanaan, Gambar-gambar harus dipersiapkan sesuai dengan standar-standar ‘mengenai tata cara pembuatan gambar telnik yang dialcui. Demilian juga penggunaan simbol-simbol untuk pengelasan harus mengileuti pedoman dan standar-standar yang dial Informasi yang harus ditunjukan pada gambar Gambar-gambar harus memberikan informasi mengenai dimensi, bentuk penampang, dan posisi relatif setiap Komponen strulctur Gambar-gambar tersebut juga harus menunjukkan dimensi, ketinggian Jantai, sumbu-sumbu kolom, dan titik-ttile kumpul serta sambungan-sambungan dari setiap komponen struktur. Gambar-gambar harus disiapkan dengan skala yang cukup sehingga dapat menyampaikan informasi dengan jelas Bila dipertukan, gambar-gambar harus menunjuken mutu material ‘aja yang harus digunakan Bila digunakan baut atau baut mutu tinggi, mutu baut harus dipertihatkan secara jelas pada gambar. Lawan lendut struktur rangka batang dan balok-balok harus dipertihatkan pada gambar. Pada bagian-bagian yang di rencanakan untuk kontak logam dengan Jogam seperti pada pelat landas kolom, sambungan lapis kolom atau pada tumpuan pengaiu pada sayap balok, besamya pemesinan atau pembubutan yang dipertukan pada ujung-ujung bagian tersebut harus dipertihatkan seculupnya, Penggambaran balok badan terbuka Balok badan terbuka adalah balok pemikul lantai yang pelat badannya terdiri dari rangka batang Gambar-gambar rencana harus memperlihatkan: a) jarak maksimum antar balok, lawan lendut, tinggi balok maksimum, dan landasan; 154 dani 184 ‘b) Ukuran dari pelat landas bila balok tidal ditumpu oleh komponen strulstur baja; ©) Pengangkeran yang dipertukan; @) Pengaku yang dipertulcan; ©) Cara dan jaralc pengikatan lantai baja pada sisi atas balok Pada gambar-gambar rencana perlu dicantumkan peringatan bahwa pengikatan untuk elemen-elemen mekenikal, elektrikel, dan pipa-pipa Tainnya harus menggunakan alat penjepit yang memenuhi syarat atau ‘aut penyambung berbentuk U. Pengeboran atau pemotongan hanya boleh dilakukan seijin perencana 155 dani 184 7. 74 172 173 173.4 PABRIKASI Urourn Suatu Komponen strulstur yang dipabrikasi harus ditolak bila a) mutu materialnya tidale memenuhi persyaratan pada Butir 17.2; atau 'b) pabrikasinya tidak memenuhi persyaratan pada Butir 17.3; atau ©) tidal memenuhi toleransi yang disyaratken pada Butir 17.4 Namun, Komponen struktur yang dipabrikasi tersebut dapat juga diterima bila memenuhi hal-hal benikut (@ dapat dibulsilan bahwa secara struktural tetap memenuhi syarat dan fungsi yang diharapkan, atau ai) Iulus pengujian sesuai dengan butir-butir yang bersangkutan pada Butir 20. Komponen-komponen struktur yang dipabrikasi yang tidal ‘memenuhi Butir 17.1() atau 17.1(i) di atas dan juga tidale memenuhit Butir 17.2, 17.3, atau 17.4 harus ditolak. Material Semua material harus memenuhi persyaratan-persyaratan standar material yang sesuai dengan yang disyaratkan pada Butir 3.1 dan 5.3, Cacat permukaan pada baja harus dihilangkan dengan menggunaken cara-cara yang disyaratkan pada Butir 3.1 ‘Mutu baja harus dapat diidentifikasilen pada semua tahap pabrilasi, atau bajanya harus dinyatalan sebagai baja yang tidal teridentifilasiken dan hanya digunakan sesuai dengan Butir 5.2.2 Setiap penandaan pekerjaan baja harus dilakukan sedemilian rupa sehingga tidale merusak mutu materialnya. Prosedur pabrikasi Cara-cara Semua komponen harus diluruskan atau dibentule menjadi konfigurasi yang direncanalan dengan cara-cara yang tidal akan mengurangi ‘mutu material menjadi lebih kecil daripada nilai-nilai yang digunakan pada perencanaan Baja dapat ditekuk atau dipres menjadi bentule yang diinginkan baile dengan proses panas maupun proses dingin. 157 dari 184 173.2 1733 Pemanasan setempat atau cara mekenis dapat digunakan untule ‘menghasilkan atau memperbailei Jawan lendut, lendutan ke samping, dan Ketidakiurusan Suu pada bagian yang dipanaskan tidak boleh melebihi 650°C Sambungan tumpu kontakpenuh Sambungen tumpu Kontak penuh dapat dihasilkan dengan cara pemotongan dingin dengan gergaji atau dengan pemesinan. Pemmulaan-permuiaan dari sambungan tersebut harus sedemilsian mupa sehingga pada saat kedua ujung elemen dipertemulan, alinyemen dari elemen-elemen tersebut dan celah yang tesjadi harus ‘berada dalam batas toleransi yang disyaratlan pada Butir 1743.2 Pemotongan Pemotongan dapat dilakukan dengan cara yang dipandang paling sesuai seperti gergaji, menggunting, cropping, pemesinan, api las atau. plasma, yang dipandang paling sesuai. Pengguntingan bahan dengan ketebalan melebihi 16 mm tidak boleh dilakukan bila material tersebut akan digalvanisasi dan akan ‘menerima gaya tarik atau momen lentur, kecuali bila material itu dihilangkan tegangan sisanya sesudahnya Setiap potongan baile yang dilas maupun tidak dilas harus memilile Kkekasaran sesuai dengan Ketentuan yang berlalc, sebagaimana yang iberilcan pada Tabel 17.3 Kekasaran permukaan yang tidale memenuhi syarat harus diperbaili dengan gurinda. Tanda-tanda bekas gerinda harus sejajar terhadap arah potongan. Takile dan dekok yang berjarale lebih dari 20t (dengan t adalah tebal elemen) dan tidak melebihi 1% dari luas permulcaan total pada satu permukaan yang memenuhi syarat, dapat diterima apabila cacat-cacat yang melebihi 1/5 tapi yang tidak lebih dalam dari ? mm dihilangkan dengan menggunaken pemesinan atau gerinda. Cacat melebihi batas- atas di atas harus diperbailki dengan las sesuai dengan ketentuan yang berlalea Sudut-sudut yang membuka ke dalam harus dibentuk bebas dari taleike dengan radius minimum 10 mm. 158 dari 184 Tabel 17.3 Kekasaran pemmulean potongan makcsinmam 1734 1735 1736 Penggunaan| Kekasaran Maksimam (CLA) mikron meter Penggunaan nonnal, yaitu dimana pemmukean dan 35 tepi tetap seperti saat dipotong atau dengan sedilcit penghalusan Daerah pelelehan Komponen strultur kategori 1, 2, 1D ata 3 Cetatan 1. Nilai kekasoran dapat diperkirekan dengan membendingkan dengan permukaan replike 2. Teknik pemotongen dengen api dilekuken dengan mengecu pada stander yang Dexlaku. 3. CLA: Contre Line Average Method Pengelasan Pengelasan untuic semua jenis elemen, termasuk penghubung geser jenis paku, pengelasan harus memenuhi ketentuan yang berlalea Pelubangan Suatu lubang bulat untuk baut harus dipotong dengan mesin pemotong dengan api, atau dibor ukuran penuh, atau dipons 3 mm lebih keail dan kemudian diperbesar, atau dipons ukuran penuh. Lubang selot harus dipotong dengan mesin api atau dipons sekaligus atau dibentuk dengan mengebor dua Iubang berdekatan kemudian diselesaikan dengan api. Pemotongan Iubang baut dengan api menggunaken tangan tidale diperkenankan kecuali sebagai perbaikan di lapangan untuk lubang- Tubang pada pelat landas kolom. Suatu Iubang yang dipons hanya diizinkan pada material dengan tegangan leleh (f,) tidak melebihi 360 MPa dan ketebalannya tidale melebihi (5.600/ f,) mm Ukuran lubang Diameter nominal dari suatu lubang yang sudah jadi, harus 2 mm lebih besar dari diameter nominal baut untuk suatu baut yang diametemya tidak melebihi 24 mm, dan maksimmum 3 mm lebih besar 159 dari 184 untuk baut dengan diameter lebih besar, kecuali untuk Iubang pada pelat landas a) » Lubang yang diperbesar atau lubang selot Lubang yang diperbesar atau lubang selot dapat diizinkan apabila persyaratan benikut dipenuhi @® Diameter tubang yang diperbesar maksimum adalah yang terbesar dari nilat 1,25 dyatau (dy +8)mm, dengan dyadalah diameter baut nominal dalam milimeter, (i) Panjang lubang selot pendek maksimum adalah yang terbesar dari nilai 1,33 dyatau (dy +10) mm dan lebamya tidak boleh melebihi ulcuran lubang yang sesuai pada butir ini; (ii)Panjang lubang selot maksimum adalah 1,5 dy dan lebamya tidak melebihi uluran lubang yang sesuai pada Butir 17.35.2. Pembatasan penggunaan Penggunaan lubang yang diperbesar atau lubang selot harus dibatasi sedemilcian ripa sehingga persyaratan benilut dipenubi: @® Lubang yang diperbesar Lubang yang diperbesar dapat digunakan pada salah satu atau seluruh pelat lapis dari suatu sambungan tipe tumpu atau tipe friksi dengan syarat dipasang cincin pelat atau cincin diperkeras di atas lubang yang diperbesar yaitu di bawah kkepala baut dan mur. (i) Lubang selot pendekx Lubang selot pendek dapat digunaian pada salah satu atau seluruh pelat lapis dari suatu sambungan tipe tumpu atau tipe ffiksi, dengan syarat bahwa dipasang cincin pelat atau cincin diperkeras di atas lubang selot yaitt di bawah kepala baut dan mur Pada sambungan tipe friksi yang memileul gaya geser, lubang selot pendek dapat digunakan tanpa memperhatilcan arah pembebanan Pada sambungan tipe tumpu yang memikul gaya geser, Iubang selot pendek hanya boleh digunakan bila sambungan tidale dibebami secara eksentris dan bila baut dapat menumpu secara merata, dan bila arah selot tegak lurus pada arah beban. (ii) Lubang selot panjang Lubang selot panjang hanya dapat digunakan pada pelat lapis, secara berselang-seling dalam suatu sambungan tipe tumpu atau tipe friksi dengan syarat bahwa digunalan cincin pelat dengan tebal minimum 8 mm untuk menutup seluruh lubang selot panjang di baweh kepala baut dan mumya 160 dari 184 1737 17374 17372 Pada sambungan tipe friksi yang memileul gaya geser, lubang selot panjang dapat digunalan tanpa memperhatilen arah beban. Pada sambungan tipe tumpu yang memikul gaya geser, Iubang selot panjang hanya boleh digunaian bila sambungan tidale dibebani secara eksentris dan bila baut dapat menumpu merata, dan bila arah selot tegak lurus pada arah beban. Pembautan Sema baut, mur, dan cincinnya harus memenuhi standar muta yang disyaratkan pada Butir 53.1 Semua material yang berada diantara jepitan baut harus terbuat dari baja dan material kompresibel tidale diperleenankan berada di antara jepitan tersebut Panjang baut harus sedemikian rupa sehingga paling sedilit satu ulir ‘aut penuh tampale di atas mur dan paling sedikit satu ulir ditambah dengan sisa ulir yang bersanglutan tampak penuh dibawah mur sesudah pengencangan Di bawah bagian yang berputar harus dipasang sebuah cincin. Apabila suatu permulean bidang Kontak dengan kepala baut ataupun ‘mur mempunyai kemiringan melebihi 1:20 maka harus digunakan Gincin baji untule mengatast permulean bidang miring tad Komponen yang tidak berputar dipasang setelah ring baji tersebut. Murmur yang digunaken pada suatu sambungen yang menerima gefaran harus diperisuat untuk mencegah pengenduran. Baut bertegangan Baut mutu tinggi yang bertegangan yang dipasang pada saat pabrikasi harus dipasang sesuai dengan Butir 18.24 dan Butir 18.25. Permukaan Kontak dari suatu sambungen yang ‘menggunaken baut bertegangen harus dipersiapkan sesuai Butir 173.72 Persiapan permulkaan-permukean yang bersentuban Permulean-permukean yang bersentuhan harus dipersiapkan sebagai berikut 2) Semua minyak, kotoran, karat lepas, kerak lepas, dan cacat- cacat lainnya pada permukean kontak yang dapat menghalangi ‘kedudukan rapat dari bagian-bagian yang berada pada keadaan ‘kcencang tangan harus dibersihkan’, ~ Bile diperluken pembersiban untuk memenuhi persyeratan ini, maka pembersihan harus dilakukan seruai dengen stand yang berlaku. 161 dari 184 1738 174 1744 1742 ‘b) Sambungan tipe ffiksi Untulc sambungan tipe friksi, permulean bidang kontak harus bersih bela gilas atau yang sejenis, dan selain harus memenuhi syarat (a), juga harus bebas dan cat, sirlak, galvanis, atau bahan penyelesai lainnya kecuali bila bahan penyelesai tersebut sudah divji untuk menentuken Koefisien gesekan (lihat Butir 13.2.3.2) Untulc sambungan yang tidak dicat, cat dan semua semprotan tidak boleh berada pada daerah Iubang baut sebatas satu diameter baut, tapi tidal kurang dari 25 mm, dari tepi lubang dan dari semua daerah pada suatu kelompok baut, ©) Sambungan tipe tumpu Untuk sambungan tipe tumpu, suatu lapisan bahan penyelesai pada bidang kontak dapat digunalcan Sambungan pen Pen dan Iubangnya harus diselesaikan sedemilcian rupa sehingga gaya-gaya terdistribusi secara merata pada seluruh lapisan dani sambungan Toleransi Urourn Batas-batas toleransi pada butir ini harus dipenuhi setelah pabrikast selesai dan semua material pencegah karat telah dilapiskan, Toleransi pada semua dimensi struktural harus sebesar 2 mm, kecuali dinyatakan lain, Penampang metintang Sesudah pabrikasi, toleransi pada setiap penampang melintang dari suatu profil giling atau pelat harus seperti yang disyaratkan pada ketentuan yang bertalu, dalam knitannya dengan tinggi, lebar sayap, tebal sayap, tebal badan, ketidakc-sikuan, dan penyimpangan sumbu ‘badan. Untuk setiap profil tersusun, penyimpangan dari dimensi yang disyaratkan pada penampang melintang tidak boleh melebihi sebagai beriket, a) Tinggi penampang (a) (lihat Gambar 17.4-1) = Pennukean bersisik basil penggilasan tidak: perlu dibevsikan lebih lajut = Kencang tangan didefinisikan seperti dalam Butir 18.2 52 162 dari 184 » 4 ») untul d<400 mm, 3.0mm untuk 400<¢<600 mm 4,0 mm vuntuled>600mm, 5,0 mm Lebar sayap (by) (lihat Gambar 17.4-1): uuntule semua By 30mm Tebal sayap (ty) (lihat Gambar 17.4-1): untuk ty <16mm, 1.5mm. untuk 16st, <25mm, 2,0 mm. untuk 25300mm, = <(1,5 % x 5y)mm, minimum 2,0 mm Ketidak-dataran badan (.) (lihat Gambar 17 4-2) untule @<400 mm, 2.0mm untule 400<¢<600 mm, 2,5 mm. untuls 2600 mm, 3,0mm Penyimpangan terhadap garis vertilal dari badan pada suatu ‘umpuan (A) (lihat Gambar 17 4-2) untuk d<900 mm, 3mm b, vm ostdam, — [5) mm (300 Persyaratan sambungan menuntut toleransi yang lebih ketat. Suatu penampang kotale tersusun tidak boleh penyimpang lebih dari 5 mm atau [(artcs)/400] mm, diambil yang lebih besar pada diafragmanya; ketentuan ini tidale berlaku pada bentule dani suatu penampang kotak tersusun 163 dari 184 i= Lanse (be!2) +e Sunbu bedan Sunbabadan Catatan 1. Dimensi dd, a. dan ay diukur sejajr gers sunbu badan, Dimensib, dan (0,5) diukuw sejejer dengan bideng sayep 2: Dimenn d diukur peda gait sunbu bedan Gambar 174-1 Toleransi pada suatu penampang melintang a Gambar 17.7-2 Toleransi pada badan 164 dari 184 Gambar 174-3 Toleransi pada bentuk dari suatu penampang Kotak tersusun. i) Ketidaktepatan sumbu pelat badan (e) (lihat Gambar 17 4-4): untule <300 3.0mm untuk d>300 45mm a sumbu nominal badan Gambar 174-4 Toleransi untulc penyimpangan badan dari sumbu nominalnya. i) Ketidale-rataan suatu sayap (Ay) (lihat Gambar 17 4-5): bg untuk by< 450 mm. | mm 150 untuk 52450 mm. 3mm 165 dari 184 tepi sayap (flens) pe 4 4 a — — > = ww ~ ~~ Gambar 17.4-5 Toleransi terhadap ketidalc-rataan suatu flens K) Ketidale-silcuan dari ujung pemotongan profil (s) (lihat Gambar 174-6) nilai yang teriecil dari < 0,16 % dari by atau d, atau 3,0 mm, a s ‘ s Gambar 174-6 Toleransi Ketidale-silcuan ujung pemotongan. 17.4.3 Batang tekan 1743.1 Kelurusan Penyimpangan dari Kesemua sumbu-utama terhadap suatu. garis lurus yang ditarik di antara kedua ujung dani suatu komponen struletur tidal boleh melebihi nilai terbesar dari Z/1000 atau 3mm, 17.4.3.2 Sambungen tumpu kontak penuh Bila ujung-ujung dari dua komponen struktur yang bertemn, atau ‘jung dan suatu komponen struktur dengan bidang kontale dari statu pelat tertutup atau pelat landas yang menempel, disyaratkan untuk bersentuhan secara sempuma maka persyaratan tersebut harus dianggap dipenuhi bila permukaan tumpu dipersiapkan sedemilsan rupa sehingga apabila alinyemen sepanjang komponen struktur yang bertemu tersebut memenuhi toleransi yang disyaratkan pada Butir 18.3.3, Kelonggaran maksimum dant permukaan-permukaan yang bertemm tidak melebihi 1 mm, dan tidak melebihi 0,5 mm pada paling sedikit 67% dari bidang kontale 166 dari 184 17433 Panjang Panjang Komponen struktur tidak boleh menyimpang dari panjang ‘yang ditentulkan dengan toleransi 2 mm, 1744 Balok 17444 17442 Kelurusan Pada suatu balok, penyimpangan terhadap garis lurus antara kedua ‘ujung balok dibatasi sebagai berikut a) Lawan lendut divi dengan pelat badan dalam keadaan horisontal pada suatu permulan wii (lihat Gambar 17.4-7 (a) Toleransi terhadap lawan lendut yang disyaratkan adalah nilai yang terkecil dari Z/1000 atau 10mm, bv) Lendutan ke samping divisur dengan pelat dalam keadaan ‘badan vertikal (lihat Gambar 17.4-7(b)). Lendutan kesamping dilihat dari atas) tidak boleh melebihi nilai terbesar dan L/1000 atau 3 mm. Panjang Panjang suatu balok tidak boleh menyimpang dari panjang yang ditentukan dengan toleransi 2 mm untuk panjang balok leurang dari 10 m, dan 4 mm untuk panjang baloke lebih besar dari 10 m. 1745 Batang tarik 17454 1745.2 Kelurusan Svatu komponen struktur tidale boleh menyimpang terhadap garis Turus yang ditarik di antara kedua ujungnya melebihi 1/500, dengan Ladalah panjang antara ujung-ujungnya, Panjang Panjang suatu komponen struktur tari tidak boleh menyimpang deri panjang yang ditentuken dengan toleransi 2 mm untuk panjang balole kurang dani 10 m, dan 4 mm untuk panjang balok lebih besar dari 10 m 167 dari 184 ‘Tampa ates ‘Tampek ates Gambar 174-7 Pengulcuran lawan lendut dan lendutan kesamping 168 dari 184 18. 18.4 18.4.4 18.4.2 18.1.3 18.1.4 MENDIRIKAN BANGUNAN Umum Penolakan bagian struktur yang telah berdiri Bagian struktur yang telah berdiri harus ditolak bila a)pelakcsanaan tidale memenuhi persyaratan dalam Butir 18.2; b)pelaksanaan tidak memenuhi toleransi dalam Butir 18.3. ‘Meskipun demikian bagian yang telah berdini tersebut dapat diterima juga bila’ (@ dapat dibultilan bahwa struktur cukup memenuhi persyaratan dan dalam penggunaannya tidak menimbulkan bahaya; ata (i) memenuhi persyaratan uji seperti yang disebut dalam Butir 18. Bagian struktur yang telah berdiri yang tidal memenuhi baile syarat @ maupun (ii) dan tidale memenuhi bail Butir 18.2 maupun Butir 18.3 harus ditolake Baut, mur, dan ring yang merupaken bagian dari suatu struktur yang telah berdiri harus ditolak apabila tidale memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam Butir 17.36, 18.2.4, dan 18.2.5, kecuali bila dapat dibultilan bahwa baut, mur, dan ring tersebut memenuhi syarat yang culup secara struktural dan tidale menimbullan tahaya dalam enggunaannya Grouting pada perletakan yang tidak memenuhi persyeratan dalam Butir 18.5 harus ditolak Keamanan waktu mendirikan bangunan Pada seat mendiriken bangunan, pelerjaan baja harus aman terhadap beban-beban yang terjadi selama pelaksanaan, tenmasuk beban peralatan yang digunakan pada saat pelaksanaan atau operasinya, ‘maupun beban angin Tumpuan peralatan Peralatan yang ditumpu pada bagian struktur baja yang sedang didirilen tidak boleh menimbullen aksi yang melebihi kapasitas rencana yang diijinkan dalam standar ini ‘Sulu referensi ‘Semua dimensi harus diulour berdasarkan suhu referensi 30°C. 169 dari 184 18.2 18.2.4 18.22 18.23 Prosedur mendirikan bangunan Umum Persyaratan yang ditetapken dalam Butir 17.3 harus dipenuhi selama ‘mendirikan rangka baja dan selama modifilasi pekerjaan baja saat pelaksanaan Persyaratan yang dimaksud berlaku untule a) Sambungan tumpu kontale penuh (Lihat Butir 17.3.2), b) Pemotongan (lihat Butir 17.3.3); ©) Pengelasan (Lihat Butir 17.3.4); 4) Pelubangan (lihat Butir 17.3.5), e) Penyambungan dengan baut (lihat Butir 17.3.6) Selama masa mendirikan bangunan, semua pekerjaan baja harus dijamin keamanannya, dengan cara dibaut atau diet, sehingga masih dapat memikul gaya-gaya yang diakibatkan oleh berat peralatan ‘maupun beban yang timbul saat dioperasikennya alat tersebut. Batang pengaku sementara dan pengekang harus tetap terpasang sampai saat struktur yang sudah terpasang culeyp kuat untule berdini sendin. Semua sambungan pada batang pengalu sementara dan Komponen struktur sementara lainnya, yang diperlukan pada saat pelaksanaan, harus dibuat sedemilcian rupa sehingga tidak memperlemah struktur permanen utama ataupun menimbullan akibat buruk dalam segi Kelayalannya -Pengelasan pada sambungan —ataupun pembongkarannya harus memenuhi ketentuan yang berlalc. Pengangkutan, penyimpanan, dan pengangkatan Komponen struktur, alat sambung, dan komponen lainnya harus dianglat dan disimpan sedemilcian rupa sehingga tidal menmbulkan Kerusalcan. Perlakuan Komponen harus diterapkan untuk mencegah ‘kerusalcan pada lapisan pelindung korosi Baja hanus dijage agar tidak rusak saat pengangleutan. Pengamanan Khusus harus diberiken dengan memperkaie bagian ujung bebas, ‘menghindani distorsi permanen, dan melindungi permukean bidang Kontak Semua baut, mur, ring, sekrup dan potongan plat harus dikemas dengan baik dan diberi tanda Perakitan dan penyetelan Sema lubang baut atau Iubang yang dibuat untule alat sambung Jainnya harus dicocokkan sehingga dapat dibaut dengan mudah Penggunaan drip untuk penyetelan lubang harus dilalculan dengan bak sehingga tidale merusak baja atau memperbesar lubang Setiap bagian struktur harus disetel sesegera mungkin setelah strulctur didiriken Sambungan tidak boleh dikencangkan sebelum strulctur 170 dari 184 18.24 18.24.41 18.242 18.243 18.244 dijajarken, diratakan, ditegakkan, dan dibuat sambungan sementara, untuk menjamin tidak terjadinya perpindahan posisi pada saat ‘mendirikan atau penyetelan bagian struktur berikutnya Setiap baut dan mur harus dipasang dengan paling sedilst satu cincin Cincin tersebut harus ditempatkan di baweh mur Apabila suatu permukaan bidang Kontak dengan kepala baut ataupun mur ‘mempunyai kemiringan melebihi 1:20 maka harus digunalan cincin ‘baji untuk mengatasi permukaan bidang miring tadi. Komponen yang tidak berputar dipasang setelah ring baji tersebut Baut kencang tangan harus dipasang sesuai dengan Butir 18.2.5.2a) Ring plat harus digunaken di bawah baut ataupun paleu Keling untule setiap pelebaran lubang seperti yang disebutkan dalam Butir 17.3.5.200) Perakitan sambungan dan pengencangan baut Penempatan mur ‘Mur harus ditempatkan sehingga tanda-tanda untuic identifilas: ‘mur mutu tinggi seperti yang ditetapkan dalam ketentuan untuk ‘baut muta tinggi yang dialnui dapat dibaca setelah pengencangan ‘mur. Paking aking harus dipasang apabila dirasa perlu untuk menjamin adanya penyaluran gaya pada saat pengencangan mur sampai kondisi seperti ditentukan dalam Butir 18.2.5.2(@). Semua paking harus terbuat dari baja dengan kondist permukaannya sama dengan pelat- pelat yang bersebelahan dengannya Cara pengencangan Pengencangan tangan dan pengencangan akhir baut-baut dalam suatt sambungen harus dikerjakan mulai dari bagian sambungan ‘yang paling kale menuju ke tepi bebas Baut bermutu tinggi dapat digunalan sementara pada saat mendirikan sampai peraldtan, tetapi tidak boleh dikencangkan ‘penuh sampai semua baut pada sambungan terpasang sesuai dengan ‘urutannya, Pengencangan ulang Pengencangan ulang baut yang pemah dikencang penuh harus dihindari, apabila terpaksa hal ini hanya diijinkan sekali saja dan hanya pada baut dengan posisi Iubang yang sama dan dengan perlakuan yang sama pula 171 dari 184 Pengencangan ulang baut galvanis tidal diijinkan Dalam kondisi apapun, baut yang pemah dikencangkan penuh tidale ‘boleh digunakan lagi di lubang yang lain Pengencangan baut yang sudah dilencangkan sebelumnya, tetapi Kemudian kendor lagi akibat pengencangan baut di sebelahnya, tidak dimasukcan dalam Kategori pengencangan ulang 18.2.5 Metodepengencangan 18.2.5.1 18.2.5.2 Umum Metode pengencangan harus menurut Ketentuan dalam Butir 18.2.5.2 atau Butir 18.2.5.3, Pada saat sambungan selesai terpasang dan semua baut telah Kencang, semua baut harus mempunyai gaya tarik minimum seperti yang ditetapkan dalam Tabel 18.2-1 Tabel 18.2-1 Gaya tarik baut minimum. Diameter nominal baut (mm) | Gaye tarile minimum (KN) 16 95 20 145 4 210 30 335 36 490 ‘Metode pengencangan putar sebagian Pengencangan baut dengan metode putar sebagian harus mengileuti prosedur di bawah ini a) Pada saat perakitan, semua baut dalam sistem sambungan pertama-tama harus dikencangkan sampai kondisi kencang tangan untuk menjamin adanya penyaluran gaya; v) Setelah menyelesaikan pengencangan tangan, harus dibuat suatu tanda untuk menentulen posisi relatif baut dan mur dan ‘mengontrol putaran mur, Pengamatan putaran akhir mur dapat dilaloan dengan menggunakan kunci soket bertanda, tetapi tanda lokasi harus pemmanen atau tidak boleh terhapus untuk memudahlen di dalam pengawasan ulang, 172 dari 184 ©) Baut harus dikencangken dengan memutar mur sesuai Tabel 18.2 diputar dengan kunci tidak boleh berputar Selama pengencangan akhir, Komponen yang tidal Tabel 18.2-2 Putaran mur dari Kondisi kencang tangan. Panjang bat Pos pamukean lua bagan yang Gbeut Bogien baweh (ist Catatan 1, 2, 3, 4) epala baut sempai ‘jung beaut) Semua penmilaen | Satupemmikaan | Semua penndlaan tegak lurus tezhadap | tegel us texhadap ‘mining sunbubaut sunbubeut, dan yang Jainnya mizing Sad 15 putaran 12 putaran Wa pateren Wels 88 1 putaran 23 pataran | “16 putaran Bd<1 23 putaran, 0 30m ¥ AL, < (20mm + 0,25 (f Z,- 30) mm) ‘b) Tinggi (ihat Gambar 18 3-3): untule Eh, < 30m ¥ A, < 20mm untule Eh, > 30m ¥ Az, < (20 mm + 0,25 (© fy 30) mm) dengan ketentuan bahwa: i) jarak antar sumbu kolom yang berdekatan (L.) pada setiap potongan tidak boleh menyimpang lebih dani 15 mm dari jarake sebenamya, ii) jarak vertilal antara permulaan atas balok (/,) antar tingkat pada setiap potongan tidak boleh menyimpang lebih dari 20 mm dari jaral yang sebenamya, iii) toleransi lainnya dalam butir ini mengikat Untuk kelengkapan dalam butir ini EL, adalah panjang keseluruhan struktur baja sebenamya yaitu jarake sumbt ke sumbu kolom terluar seperti pada Gambar 18 3-2, pada setiap potongan sepanjang bangunan; dan i, adalah tinggi keseluruhan konstruksi baja sebenamya yaitu jarale vertikal dani dasar kolom terbawah sampai ke permukean lantai teratas, pada setiap potongan sepanjang bangunan, 177 dari 184 Arak Atak B(L+AL) Keterangen: ‘L.—adelah jak anfar kolom, meter, AL, adalah penyimpangen dri L,, mm; ‘SL, edalah panjeng keseluruhan struktur baja yang sebenamye, meter, EAL, adalah penyimpangen terhadap ZL, , mm. Gambar 18: Penyimpangan terhadap panjang (penampang tegal), | J ata, aot Gambar 183-3 Penyimpangan terhadap Ketinggian (penampang tegal) Keterangan: h, — adalah jarale vertikal antara permukaan atas balok antar tingkat, meter, 4h, adalah penyimpangan terhadap i, mm; 178 dari 184 18.4 18.44 18.4.2 185 18.5.1 Zh, adalah tinggi keseluruhan baja yang sebenamya, meter, Yh, adalah penyimpangan terhadap Di, , mm. Pemeriksaan terhadap sambungan baut Baut tarik Metode pengencangan seperti yang disyaratkan dalam Butir 18.2.5 harus sesuai dengan ketentuan di bawab int a) Pengencangan putar sebagian - pengencangan yang benar dari posisi kencang tangan hanus terulcur dan teramati; ) Peralatan dengan penunjulc tegangan - tegangan minimum yang terjadi pada baut harus ditunjukéan langsung oleh peraiatan tersebut, ©) Rekomendasi dari pabrike untule prosedur pemeriksaan harus diiluti apabila digunalan peralatan dengan penunjuk tegangan tarik, @) Penggunaan launc torsi hanya dapat digunakan untuk mengetali secara kasar Kekwurangan tegangan dari yang disyaratlan. Komponen yang rusak Baut, mur, dan ring yang secara visual menunjulekan kerusakan atau cacat fisikharus diganti dengan yang baru. Grouting pada tumpuan Landasan komponen struktur tekan dan balok Dudukan pelat landas Komponen struktur telan atau pelat landas balok pada konstruksi batu kali atau beton harus diisi dengan adukan semen atau bahan grouting Grouting atau paling hanya boleh dilalcukan bila bagian strulctur tersebut (sejumlah tertentu kolom-kolom btawah pada bangunan bertingket) telah dijajarkan, diratakan, dilot, dan terpegang serta diperkaic oleh bagian struktur lainnya yang telah terpasang sempuma, Paling baja atau mur perata pada baut angker harus berada di bawah plat landas untuk menyokong struktur baja. Ruang yang terdapat di ‘bawah pelat landas baja harus dibersihan dan bebas dari kelembaban sesaat sebelum digrouting 179 dari 184 18.5.2 Grouting Bahan grouting harus secara sempuma mengisi ruangan yang ada dengan tekanan Bahan grouting harus sesuai dengan ketentuan yang berlalea 180 dari 184 19. 19.4 19.2 19.3 19.4 19.44 19.42 SNI 03 - 1729 - 2000 PERUBAHAN STRUKTUR YANG SUDAH ADA Umum Ketentuan-ketentuan dalam standar ini berlaics juga untuk perubahan struktur yang sudah ada atau bagian-bagiannya, Kecuali jila ditentukan lain dalam butir ini Material Jenis logam daser yang digunakan harus ditentuken sebelum menyiapkan gambar dan spesifilasi yang mencakup perkuatan, perbaiken, atau prosedur pengelasan struktur yang sudah ada atau ‘agian dan struktur tersebut Pembersihan Pemmulaan material yang ada, yang harus diperkuat, diperbaild, atau dilas, harus dibersihlan dari kotoran, karat, atau benda asing lainnya Kecvali yang berlaitan dengan perlindungan permulean Bagian permukaan yang aken dilas tersebut harus dibersihkan dari segala benda asing, termasulc lapisan cat, dalam jaralc 50 mm dari kedua sisi terluar pengelasan Pengaturan khusus Pengelasan dan pemotongan Kapasitas batang yang sedang dilas atau dipotong harus ditentukan sesuai ketentuan dalam standar ini, dengan memperhitungkan bagian deri penampang yang menjadi panas akibat pengelasan dan pemotongan tersebut Urutan pengelasan. Unutan pengelasan harus dipilih sedemikian rupa sehingga ‘meminimumlan distorsi batang tersebut dan menjaga Kelurusan di dalam batas-batas yang disyaratkan pada Butir 174.3, 17.44, dan 1745 181 dari 184 20. 20.1 20.1.1 20.1.2 20.2 20.3 SNI 03 - 1729 - 2000 PENGUJIAN STRUKTUR ATAU KOMPONEN STRUKTUR Umum Ruang lingkup Metode pengujian pada butir ini dapat digunaken untuk pembulctian dan pengujian prototipe dari strultur lengkap, komponen struktur, clemen, atau sambungan Metode-metode tersebut tidak dapat digunaken untuk menguji model struktur atau untuk menetapkan Jariteria perencanaan umum atau data. Hal-hal yang memerlukan pengujian Struitur atau bagian dari struktur yang direncanalcan sesuai dengan standar ini tidak peru diuji, Pengujian dapat diterima sebagai altematif tethadap perhitungan atau bila diperlukan dalam suatu skeadaan khusus. Definisi Pada butir ini berlaku definisi-definisi sebagai berilat: Pengujian pembuktian adalah penerapan beban-beban vi pada suatu struktur, Komponen struktur, elemen, atau sambungan, untuk mengetahui atau memastiken kerakteristile struktur yang diuji tersebut Pengujian prototipe adalah penerapan beban-beban vi pada satu atau lebih struktur, Komponen struktur, elemen atau. sambungan, untule mengetahui atau memastiken karakteristile dari Kelompole strukctur, Komponen strulctur, elemen, atau sambungan tersebut yang secara nominal identik dengan unit yang diuji Persyaratan pengujian Beban uji harus ditentulan menurut Butir 20.4.2 atau Butir 20.5.2, sesuai dengan jenis pengujian yang dilalculcan. Peralatan pembebanan harus dilalibrasi dan harus diperhatikan agar tidal terdapat pengekangan artifisial yang dialdbatkan oleh sistem pembebanan tersebut. Beban uji harus diterapkan terhadap unit yang divji dengan kecepatan pembebanan yang sedapat mungkin tidak berubah. Distribusi dan lamanya gaya-gaya yang diteraplan pada pengujian tersebut harus dapat mewalali gaya-gaya yang dipandang akan bekerja terhadap struktur sesuai dengan ketentuan pada Butir 6. 182 dari 184 20.4 20.4.1 20.4.2 20.4.3 20.5 20.5.1 20.5.2 SNI 03 - 1729 - 2000 Sebagai persyaratan minimum, deformasi harus dicatat pada saat-saat erika ini a) Sebelum pembebanan; 'b) Sesudah beban ji diterapkan, ©) Sesudah beban uji dihilangkan. Pengujian pembuktian Penerapan Ayat ini dapat diterapken untule pengujian suatu struktur, komponen struktur, elemen, atau sambungan, untuk menentulsan apalcah struktur, Komponen strultur, elemen, atau sambungan tersebut memenuhi persyaratan kekuatan batas atau kelayanan batas yang sestai Beban uji Beban uji harus sama dengan beban rencana untule keadaan batas yang relevan. Kriteria penerimaan Kriteria penerimaan adalah sebagai berilcut a) Untuk Keluatan’ struktur, Komponen struktur, elemen, atau sambungen yang diuji dapat dianggap memenuhi syarat kekuatan bila ia mampu bertahan terhadap beban uji kekuatan batas selama paling sedilat 15 menit, Struktur ini kemudian harus diperilesa untule menentuken jenis dan besamya Kerusakan yang terjadi selama pengujian Pengaruh kerusalan harus ditinjau dan bila perlu dilaicukan perbailcan terhadap bagian-bagian yang rusal, ) Untule kemampuan layan’ deformasi maksimum struktur atau Komponen struktur yang diyji pada beban batas layan harus berada dalam batas-batas layan yang sesuai untule struletur ita Pengujian prototipe Benda uji ‘Mutu material dan pembuatan prototipe harus memenuhi Butir 5 dan 17. Setiap persyaratan tambahan dan spesifikesi pembuatan harus dipenuhi dan cara mendirikan yang digunalcan harus mensimulasiken cara yang akan digunakan dalam produlsi Beban uji Beban uji harus sama dengan beban rencana untule keadaan batas yang bersanglutan, dikalikan dengan faktor yang sesuai pada Tabel 183 dari 184 20.5: 20.5. 20.6 SNI 03 - 1729 - 2000 20.5, Kecuali bila suatu analisis Keandalan memperlihatkan bahwa suatu nilai yang lebih kecil dapat dipala. Kriteria penerimaan Kriteria penerimaan adalah sebagai berilcut a) Untulckekuatan: Unit yang divji dapat dianggap memenuhi syarat keluatan bila mampu memikul beban uji Kekuatan batas selama paling sedilct 5 menit; ) Untule kemampuan layan: Deformasi malssimum yang diyji pada beban uji kemampuan layan batas harus berada dalam batas-batas layan struktur tersebut. Penerimaan unit-unit yang diproduksi Unit-mnit yang diprodulesi harus sama dalam segala hal dengan unit yang diyjt Tabel20.5 Faktor-faktor untuk =—-memperhitungian variabilitas dari unit strulctural, Jumlah unit Keadaan kekuatan ) Keadaan kemampuan tipikal batas layan batas 1 15 2 14 3 13 4 13 5 13 io 12 Laporan pengujian Laporan pengujian dari setiap unit selain harus berisi hasil pengujian juga harus berisi penjelasan mengenai Kondisi-kondisi pengyjian, termasulc cara pembebanan dan cara pengukuran lendutan, bersama- sama dengan data lain yang berkaitan. Laporan harus juga berisi penjelasan mengenai apakah struktur atau Komponen struktur yang divyi tersebut memenuht kniteria penerimaan 184 dari 184 wee 2S RBSe hb hott ant hr Sy LAMPIRAN A DAFTAR NOTASI PERSYARATAN UMUM PERENCANAAN adalah beban mati yeng diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap adalah beban gempa adalah beban fluida adalah beban hujan, tidak termasul yang diakibatken genangan air adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk Kejut, tetapi tidal termasulc beban lingleangan seperti angin, hujan, dan lain-lain adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak adalah beban terfaktor atau kuat perl adalah beban angin adalah Int rencana adalah faktor redulesi BEBERAPA METODE DALAM ANALISIS STRUKTUR adalah luas penampang bruto, mm” adalah lebar elemen penampang, mm adalah faktor yang menghubungken diagram momen aktual dengan diagram momen ekivalen adalah tegangan intis penampang tertekan, MPa adalah tegangan leleh material, MPa adalah faltor kekangan akibat adanya batang lentur yang merangka ke batang tekan yang sedang ditinjau adalah gaya horizontal, N adalah momen inersia, mm* adalah faktor panjang telauke adalah tinggi tingkat atau panjang komponen strutur tekan, mm adalah panjang bagian pelat sayap telan tanpa pengekang lateral, mm 1 dari 12 DAFTAR NOTASI 23 “22 2 po Ay 3H aN, adalah batas panjang bagian pelat sayap tekan tanpa pengekang lateral, mm adalah momen ujung yang terkecil, N-mm adalah momen ujung yang terbesar, N-mm adalah momen lentur terfaktor orde pertama yang diakibatkan oleh beban-beban yang dapat menimbulkan goyangan, N-mm adalah momen lentur terfaktor orde pertama yang diakibatkan oleh beban-beban yang tidak menimbulkan goyengan, N-mm_ adalah momen lentur nominal penampang komponen strulctur masing-masing terhadap sumbu-x dan —y, N-mm_ adalah momen lentur terfalctor atau: momen perfu, N-mm adalah momen lentur terfalstor masing-masing terhadap sumbu-r dan -y, N-mm adalah beban knitis elastis, N adalah beban kritis elastis untuk Komponen struktur tale bergoyang, N adalah beban keritis elastis untuk Komponen struktur dengan goyangan, N adalah Inat aksial nominal komponen struletur, N adalah beban aksial terfaktor, N adalah jari-jari girasi terhadap sumbu lemah, mm adalah tebal, mm adalah perbandingan momen terkecil dan terbesar yang bekerja pada ujung-ujung komponen struletur adalah simpangan antar lantai pada tingkat yang sedang ditinjan adalah jumlah gaya horizontal yang menghasilkan As, pada tingkat yang ditinjau, N adalah jumlah gaya aksial tekan terfalctor akibat beban gravitasi untule seluruh kolom pada satu tingkat, N adalah falttor amplifikasi momen adalah faktor amplifikasi momen untule komponen struktur yang tidale dapat bergoyang adalah faktor amplifikasi momen untule komponen struktur yang dapat bergoyang adalah faltor redulesi adalah parameter kelangsingan batang tekan adalah batas perbandingan lebar terhadap tebal untuk penampang Keompale 2 dari 12 - DAFTAR NOTASI aa & s RGSS SQ RSS GS Sh adalah batas perbandingan lebar terhadap tebal untuk penampang take kompale KOMPONEN STRUKTUR LENTUR adalah luas penampang, mm” adalah jarak antara dua pengaku vertikal, mm adalah luas efektif penampang, mm” adalah luas efektif pelat sayap, mm? adalah perbandingan las pelat badan terhadap pelat sayap tekan adalah luas pengaic, adalah luas pelat badan, mm? adalah lebar pelat atau penampang, mm adalah lebar pelat sayap, mm adalah lebar pelat sayap penampang kolom, mm. adalah lebar pengalau, mm. adalah koefisien pengali momen telcuk torsi lateral adalah Konstanta untule penentuan Kekwuatan telauk lateral pelat badan adalah rasio kuat geser adalah diameter penampang pipa, mm adalah tinggi penampang, mm. adalah tinggi penampang balok, mm adalah tinggi penampang kolom, mm adalah jarak antara titik berat pelat sayap, mm adalah modulus elastisitas baja, MPa adalah tegangan acuan untuk momen kritis tel torsi lateral, MPa adalah tegangan Initis, MPa adalah tegangan leleh atau Initis pada pelat sayap tekan , MPa adalah tegangan leleh dileurangi tegangan sisa, MPa adalah tegangan sisa, MPa adalah tegangan leleh, MPa adalah modulus geser baja, MPa adalah tinggi bersih balok pelat berdinding penuh, mm adalah momen inersia pengalu terhadap mula pelat badan, mm adalah konstanta puntir lenglaing, mm® adalah konstanta puntir torsi, mm* adalah tebal pelat sayap ditambah hari-jari peralihan, mm adalah faktor kelangsingan pelat badan 3 dari 12 -DAFTAR NOTASI L. b K SES M, M, Me M, M, adalah koefisien teloul geser pelat adalah panjang bentang antara dua pengelang lateral yang berdekatan, mm. adalah panjang bentang maksimum untuk balok yang mampu menerima momen plastis, mm. adalah panjang bentang minimum untuk balok yang keluatannya ‘mulai ditentukan oleh momen keitis tell torsi lateral, mm. adalah ulcuran Iubang pelat badan bagian dalam yang terbesar, mm adalah momen lentur perlu, N-mam adalah momen leitis terhadap tell torsi lateral, N-mm adalah kuat lentur nominal dihitung hanya dengan pelat sayap saja , Nmm adalah momen lentur yang menyebablan seluruh penampang ‘mengalami tegangan leleh, N-mm adalah momen batas telcuk, N-mm adalah leuat lentur nominal balok, N-mm adalah Invat lentur perlu terhadap sumbu-x, N-mm. adalah Inuat lentur perlu terhadap sumbu-y, N-mm_ adalah momen lentur yang menyebablan penampang mulai ‘mengalami tegangan leleh, N-mm adalah gaya aksial yang menyebabken kolom mengalami tegangan leleh, N adalah dimensi longitudinal dari perletalcan atau tumpuan, N adalah koefisien balok pelat berdinding penuh, N adalah kuat tumpu nominal pelat badan akibat beban terpusat atau setempat atau terhadap telaule, N adalah Inuat geser panel, N adalah jari-jant girasi daerah pelat sayap ditambah sepertiga bagian pelat badan yang mengalami teken, mm adalah jari-jari girasi terhadap sumbu lemah, mm adalah modulus penampang, mm? adalah tebal pelat sayap penampang kolom, mm. adalah tebal pelat sayap, mm adalah tebal pengaley, mm adalah tebal pelat badan, mm adalah gaya geser perlu, N adalah Iuat geser nominal pelat badan, N adalah Koefisien untuk perhitungan momen tekuk torsi lateral, MPa 4 dari 12 DAFTAR NOTASI pene » Butir9 A e Say adalah Koefisien untuk perhitungan momen tekuk torsi lateral, (MPa)? adalah kelangsingan adalah kelangsingan balok pelat berdinding penuh adalah falttor reduksi adalah batas maksimum untuk penampang kompak adalah batas maksinum untuk penampang tal-kompale KOMPONEN STRUKTUR TEKAN adalah jarake antara dua pusat titik berat elemen Komponen struktur, mm. adalah luas penampang komponen struktur tersusun, mm? adalah luas penampang satu unsur diagonal, mm” adalah gaya lintang akabat beban terfaktor, N adalah eksentrisitas seperti terlihat pada Gambar 9.8-2, mm adalah dihitung sesuai dengan persamadan (7.6-4), untuk tekuke Jentur tethadap sumbu lemah y, dan dengan menggunakn harga 4... Yang dibitung dengen rumus , MPa ale jf my NE adalah momen inersia pelat Kopel, untuk pelat Kopel di mulka dan di belakang yang tebalnya f dan tingginya ”, mm*, maka: A adalah momen inersia sebuah elemen pada Komponen struktur tersusun terhadap sumbu yang memberikan nilai terkecil (sumbu 1), mm* adalah panjang tell Komponen struktur tersusun pada arah tegale Jurus sumbu x-x, dengan memperhatiken pengekang lateral yang ada, dan kondisi jepitan ujung-ujung komponen struktur, mm adalah panjang tell Komponen strukctur tersusun pada arah tegake lurus sumbu y-y, dengan memperhatiken pengekang lateral yang ada dan kondisi jepitan ujung-ujung komponen strultur, mm adalah panjang unsur diagonal, mm adalah panjang elemen pada Komponen strukur, yang dibatasi oleh dua ujung unsur penghubung, mm adalah konstanta seperti tercantum pada Gambar 9.3-1 adalah jumlah unsur diagonal pada suatu potongan mendatar dari componen strulctur tersusun 5 dari 12 -DAFTAR NOTASI ous Butir 10 he Se oo RESO adalah Inuat teken nominal komponen struktur, N adalah kuat tekan perlu yang merupakan gaya aksial tekan alcbat beban terfaltor, N adalah jari-jari girasi Komponen struktur terhadap sumbu x-x, mm adalah jari-jari girasi Komponen struktur terhadap sumbu yp, mm adalah jari-jari girasi komponen strulctur tersusun tethadap sumbu yang memberilan nilai yang terkecil (sumbu iJ) , mm adalah koordinat pusat geser terhadap titik berat penampang, mm. adalah Konstanta yang tercantum pada masing-masing gambar (lihat Gambar 9.4-1) adalah sudut antara unsur diagonal dengan elemen vertikal pada Komponen struktur tersusun adalah koefisien tele yang ditentukan dengan mengambil panjang telouk ,, sama dengan 0,7 kali panjang skematisnya dan jeri jan girasinya, 7 adalah Koefisien teleak komponen struktur pada rangka batang yang ditentukan dengan mengambil panjang tekuke Z, sama dengan panjang skematisnya, dan jani-jari girasi r, terhadap sumbu 7 (lihat Gambar 9.8-2) adalah faltor redulesi kelcuatan KOMPONEN STRUKTUR YANG MENGALAMI GAYA TARIK AKSIAL adalah Iuas penampang menurut Butir 10.2.1 sampai dengan 10.24, mm? adalah luas penampang kotor, mm? adalah luas penampang efektif menurut Butir 10.2, mm? adalah diameter lubang baut, mm adalah tegangan leleh, MPa adalah tegangan tarik putus, MPa adalah panjang sambungan dalam arah gaya tarik, yaitu panjang pengelasan atau jarak antara dua baut yang terjauh pada sebuah sambungen, mm adalah panjang pengelasan, mm adalah banyalmya lubang dalam garis potongan penampang adalah Inat tarik nominal, N adalah Icvat tarik perlu yang merupakan gaya alcsial tari alcbat beban terfaltor, N adalah jarale antara sumbu Iubang pada arah sejajar sumbu Komponen struktur, mm adalah tebal penampang, mm adalah faktor redulesi 6 dari 12 -DAFTAR NOTASI 4 w Butir 12 ch heh adalah jarak antara sumbu lubang pada arah tegak lurus sumbu Komponen struktur, mm adalah jarak antar sumbu pengelasan, mm adalah adalah eksentrisitas sambungan, jarak tegak lurus arah gaya tarik, antara titik berat penampang Komponen yang disambung dengan bidang sambungan, mm adalah faltor redulesi kelcuatan (lihat Tabel 64-1) , mm KOMPONEN STRUKTUR YANG MENGALAMI GAYA KOMBINASI adalah lebar luar penampang kotak, sejajar sumbu utama x, mm adalah lebar sayap, mm adalah koefisien lentur kolom sesuai Butir 7.4.3 adalah tinggi penampang, mm. adalah tegangan leleh, MPa adalah tegangan leitis menurut Butir 9, MPa adalah tegangan normal dan tegangan gesek akibat beban terfaktor yang ditentuken dengan analisis elastis, MPa adalah tinggi lar dari penampang kotak, tegalelurus sumbu utama x,mm adalah faltor redulesi kelcuatan adalah faktor redulesi kuat lentur adalah parameter kelangsingan menurut Butir 9.2 adalah momen plastis penampang < 1,5,£.5,N-mm. adalah pada Komponen struktur, di mana telah diperhitungken kontribusi momen lentur orde kedua yang terjadi pada konfigurasi strulstur yang telah berdeformasi, N-mm adalah vat lentur nominal penampang terhadap sumbu-x dan sumbu,y menurut Butir 8, Nm. adalah Ievat periu komponen struktur (gaya aksial terfaktor yang terbesar (tarik atau tekan) yang bekerja), N adalah kvat nominal aksial Komponen strultur (tarile atau tekan), N KOMPONEN STRUKTUR KOMPOSIT adalah luas daerah tumpuan pada beton, mm? adalah luas penampang beton, mm?” adalah luas penampang tulangan longitudinal, mm? adalah luas penampang profil baja, mm? adalah luas penampang penghubung geser jenis paku, mm? adalah lebar penampang persegi berongga, mm. 7 dati 12 - DAFTAR NOTASI c1.€2,¢3 Cr Bett ss th of ss Sw Paes at Pastota a EERE SHORES adalah Koefisien untuls perhitungan karakteristi« material kolom komposit adalah gaya tekan pada pelat beton untuk kondisi komposit penuh, N adalah diameter luar penampang baja, mm adalah modulus elastisitas baja, MPa adalah modulus elastisitas beton, MPa adalah modulus elastisitas untuk perhitungan kolom komposit, MPa adalah tegangan tekan laitis, MPa adalah tegangan leleh untuk perhitungan kolom komposit, MPa adalah kat tarik putus penghubung geser jenis palcu, MPa adalah tegangan leleh profil baja, MPa adalah tegangan leleh bagian sayap profil baja, MPa adalah tegangan leleh tulangan longitudinal, MPa adalah tegangan leleh bagian badan profil baja, MPa adalah kuat tekan kerakteristik beton, MPa adalah tinggi penghubung geser jenis pal, mm adalah tinggi bersih badan baja profil, mmm adalah tinggi nominal gelombang pelat baja berprofil, mm adalah momen inersia penampang baja, mm* adalah momen inersia penampang balok komposit penuh yang belum retak, mm* adalah faktor panjang efeltif kolom adalah panjang penghubung geser kanal, mm adalah panjang komponen struktur, mm adalah kuat lentur nominal, N-mm adalah kuat lenfur nominal terhadap sumbu-r, N-mam adalah kuat lentur nominal terhadap sumbu-y, N-mm adalah kuat lentur perlu terhadap sumbu-r, N-mm. adalah kuat lentur periu tethadap sumbu-y, Nem adalah jumlah penghubung geser jenis paku pada setiap gelombang pelat berprofil di perpotongannya dengan balok, N adalah kuat aksial nominal, N adalah kuat aksial perlu, N adalah kapasitas geser untule penghubung geser, N adalah jani-jari girasi kolom komposit, mm adalah tebal sayap, mm 8 dari 12 - DAFTAR NOTASI Sou Son Pas FAP RBsZRIEE adalah tebal badan, mm adalah berat jenis beton, kg/m? adalah lebar efektif gelombang pelat baja berprofil, mm adalah parameter kelangsingen adalah falttor reduksi kuat lentur adalah faktor reduksi kuat aksial tekan adalah jumlah kekuatan penghubung-penghubung geser di sepanjang daerah yang dibatasi oleh momen maksimum dan momen nol, N adalah faltor tela SAMBUNGAN adalah luas penampang bruto, mm” adalah kedalaman yang dipersiapkan untuk las, mm. adalah diameter taut nominal pada daerah tak berulir, mm adalah konstanta tegangan dalam perhitungan f, MPa adalah tegangan tarik dengan memperhitungkan ada atau tidak adanya ulir baut pada bidang geser, MPa adalah tegangan farik putus pelat, MPa adalah tegangan tarik putus baut, MPa adalah tegangan geser akibat beban terfaltor pada suatu baut, MPa adalah tegangan tarik putus material las, MPa adalah tegangan leleh material, MPa adalah tegangan leleh material las, MPa adalah jarak antara titi pengekang lateral efestif, mm adalah momen lentur terfaktor atau momen perlu, N-mm adalah jumlah bidang geser adalah kuat tekan nominal komponen strukctur,N adalah gaya aksial terfaltor, N adalah jumlah baut adalah kuat rencana, N adalah kuat nominal, N adalah kuat nominal sambungan las, N adalah beban terfaltor atau kuat perlu, N adalah faktor modifikasi tegangan untuk memperhitungkan ada atau tidak adanya ulir baut pada bidang geser adalah jarak pada arah tegak Iurus gaya antara dua irisan yang berdekatan yang mengandung lubang baut, mm adalah jarak pada arah gaya antara dua irisan yang berdekatan yang mengandung lubang baut, mm 9 dari 12 -DAFTAR NOTASI "NAN s SeNNN adalah gaya pratarile baut minimum yang diberilan pada saat pengencangan, N adalah lnuat tarik rencana, N adalah lout tarik nominal, N adalah gaya tarik terfaktor, N adalah tebal pelat, mm adalah tebal rencana las, mm adalah tebal minimum las sudut, mm adalah Inuat geser rencana baut, N adalah Inuat geser nominal baut, N adalah gaya geser terfaktor, N adalah faktor amplifikasi momen adalah faktor amplifikasi momen untule komponen struktur yang tidale dapat bergoyang adalah faktor amplifikasi momen untule komponen struktur yang dapat bergoyang adalah faltor redulesi kelcuatan adalah faktor redulesi kelcuatan saat fralctur adalah faktor reduksi Ikekuatan saat Lele KETAHANAN API adalah tegangan leleh baja pada T°C adalah tegangan leleh baja pada 30°C adalah ketebalan material pelindung api, mm adalah koefisien-koefisien regresi adalah rasio luas permukaan terekspos api terhadap massa, m’/ton adalah waktu dari saat awal pengujian, menit adalah temperatur baja dalam °C adalah temperatur batas baja, °C, 500°C

Anda mungkin juga menyukai