Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Secara alami, kalor mengalir dari suhu yang tinggi ke suhu yang lebih rendah. Namun
bagaimana jika kita ingin mengalirkan kalor dari tempat yang bersuhu lebih rendah ke tempat
yang bersuhu lebih tinggi seperti yang terjadi pada mesin pendingin? Tentu saja perlu adanya
kerja/usaha tambahan agar proses tersebut bisa terjadi. Prinsip ini yang mendasari kerja
mesin-mesin pendingin seperti AC dan lemari es.
Berdasarkan hukum termodinamika pertama, energi yang dilepaskan ke reservoir suhu
tinggi (Q1), dalam hal ini lingkungan luar, harus sama dengan jumlah energi dari reservoir
suhu rendah atau bagian dalam mesin pendingin (Q2) dan kerja yang dilakukan oleh mesin
pendingin itu sendiri. kita dapat menuliskannya:
Q1 = W + Q2
Kerja yang dilakukan oleh mesin pendingin diusahakan seminimal mungkin, sehingga
listrik yang diperlukan sedikit. Namun kerja yang dilakukan juga tidak mungkin 0 , karena
menurut pernyataan Clausius:
“Tidak mungkin membangun sebuah mesin siklis yang mampu mentrasfer kalor dari suhu
rendah ke suhu yang lebih tinggi secara berulang-ulang tanpa adanya input energi berupa
usaha”
Pernyataan ini merupakan bentuk lain dari hukum termodinamika kedua, secara
sederhana, bisa dikatakan bahwa energi (kalor) tidak mengalir dengan sendirinya dari suhu
dingin ke suhu panas.
dimana m adalah laju aliran massa refrigerant. Laju perpindahan panas Q merupakan
kapasitas refrigerasi mesin pendingin.
dimana Wc/m adalah laju daya masukan per satuan massa refrigeran yang diperlukan untuk
menjalankan mesin pendingin
Untuk dapat menguap di dalam evaporator, refrigeran memerlukan kalor. Oleh karena
refrigeran memiliki kalor laten penguapan yang besar, kalor diserap dari sekeliling
evaporator, yaitu isi lemari es. Kerja ini diperkuat oleh adana daya hisap kompresor yang
menyebabkan molekul-molekul gas refrigeran mendapat percepatan sehingga bergerak
melesat sepanjang evaporator sambil mengambil panas dari sekelilingnya dengan efek
resultan isi lemari es menjadi dingin.
Selanjutnya gas refrigeran memasuki akumulator untuk dipisahkan dengan refrigeran
yang masih berwujud cair. Hanya refrigeran yang berwujud gas yang boleh memasuki
saluran hisap, kemudian kembali lagi ke kompresor untuk dimampatkan, kemudian
dipompakan lagi ke kondensor, begitu seterusnya.
Selain cooling cycle, lemari es juga memiliki kerja pendukung yaitu mencairkan es
(defrost). Bila defrost tidak berfungsi, maka bunga es akan semakin menumpuk di luar pipa
evaporator sehingga akhirnya daya mendinginkan akan semakin berkurang.
Kerja mencairkan es di evaporator dikerjakan oleh defrost heater (pemanas listrik) yang
dibantu oleh komponen-komponen listrik kecil yang membentuk rangkaian listrik dengan
berbagai variasi rangkaian , namun memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu mengatur waktu
pendinginan dan pencairan es secara bergantian agar tercapai pendinginan yang optimal di
dalam lemari es.
Skematik Komponen-komponen lemari es (juga)
Komponen-Komponen AC
AC merk LG
Prinsip kerja AC tidak berbeda jauh dengan prinsip kerja lemari es, hanya saja pada AC,
pemindahan panas diperlukan energi tambahan yang lebih besar karena udara yang
didinginkan skalanya lebih besar dan banyak. Di dalam AC, wujud refrigeran berubah-ubah,
dari bentuk cair ke gas atau sebaliknya. Pada kompresor, refrigeran masih berupa uap,
tekanan dan panasnya lalu dinaikkan dengan cara memampatkannya oleh piston dalam
silinder kompresor. Kemudian uap panas tersebut didingikan pada saluran pipa kondensor
agar menjadi cairan.
Pada saluran pipa kondensor diberi kipas untuk mempercepat proses pendinginan. Proses
pelepasan panas ini disebut teknik pengembunan. Selanjutnya cairan refrigeran dimasukkan
ke dalam evaporator dan dikurangi tekanannya sehingga menguap dan menyerap kalor udara
sekitar.
Di dalam AC ruang bagian dalam, udara dingin disebarkan menggunakan kipar blower.
Dalam bentuk uap (gas), refrigeran dihisap lagi oleh kompresor. Demikian proses tersebut
beruang terus sampai gas habis terpakai dan harus diisi kembali
Efisiensi mesin
Efisiensi suatu mesin dinyatakan dalam koefisien peformansi (COP), merupakan rasio
antara kalor yang dipindahkan (Q) dengan usaha yang diperlukan untuk memindahkan kalor
tersebut (W). Mesin yang efektif memiliki COP yang bernilai besar.
“tidak ada mesin yang bekerja di antara dua tandon panas yang tersedia yang dapat lebih
efesien daripada mesin reversibel yang bekerja di antara kedua tandon itu”.
1. Tidak ada energi mekanik yang dapat hilang karena gesekan, gaya viskos, atau gaya disipatif lain
yang menghasilkan panas.
2. Tidak ada konduksi panas karena beda temperatur.
3. Proses harus kuasi-statik agar sistem selalu dalam keadaan setimbang (atau sangat dekat dengan
keadaan setimbang).
Tiap proses yang melanggar salah satu kondisi diatas merupakan proses irriversibel.
Kebanyakan proses yang terjadi di alam bersifat irriversibel.
Carnot, dalam tahun 1824, adalah orang yang pertama kali memperkenalkan suatu proses
siklik kedalam teori termodinamika yang sekarang dikenal sebagai siklus Carnot. Carnot terutama
sekali tertarik di dalam meningkatkan mesin uap. Usaha Carnot ini dapat dikatakan sebagai landasan
pengetahuan tentang termodinamika.
Siklus Carnot dapat dilaksanakan dengan system yang bersifat apapun. Boleh zat padat, cair
atau gas, atau juga saput permikaan (surface film), atau zat paramagnetic. Bahkan system boleh juga
mengalami perubahan fase selama siklus tersebut. Dan mesin reversibel yang memakai gas ideal
sebagai zat kerjanya , dikenal dengan istilah yaitu siklus Carnot.
Siklus Carnot
Siklus dimulai pada keadaan 1 dengan absorsi panas isotermal kuasi-statik dari tandon panas
pada temperatur Th. kerena panas diserap secara isotermal, proses dapat dibalik tanpa melanggar
hukum kedua Termodinamika. Usaha dilakukan oleh gas ketika berekspansi ke keadaan 2. Dari
keadaan 2 ke keadaan 3, gas berekspansi secara adiabatik, artinya tanpa pertukaran panas. Jika
ekspansi ini dilakukan secara kuasi statik, maka proses ini bersifat reversibel. Lebih banyak usaha
dikerjakan oleh gas, dan temperatur gas turun menjadi Tc. bagian ketiga siklus ini adalah kompresi
isotermal pada temperatur Tc, dari keadaan 3 ke keadaan 4. Selama tahapan siklus ini, usaha
dilakukan pada gas, dan panas │Qc│ dibuang ke tandon dingin pada temperatur Tc. bagian terakhir
siklus ini adalah kompresi adiabatik dari keadaan 4 ke keadaan awal 1. Usaha kembali dilakukan
selama kompresi ini. Usaha neto yang dilakukan selama siklus ini dinyatakan oleh luasan bayang-
bayang dalam gambar.
Dengan cara yang sama, panas yang dibuang ke tandon dingin sama dengan usaha yang
dilakukan pada gas sealama kompresi isotermal pada temperatur Tc dari keadaan 3 ke keadaan 4.
Usaha ini besarnya sama dengan usaha yang dilakukan oleh gas jika mengembang dari keadaan 4 ke
keadaan 1 jadi panas yang dibuang adalah:
Kita dapat menghubungkan volume V1, V2, V3,dan V4 dengan menggunakan persamaan untuk
ekspansi adiabatik kuasi-statik:
Dengan menggunakan persamaan ini pada ekspansi dari keadaan 2 ke keadaan 3, kita mendapat
Dengan cara yang sama, untuk kompresi adiabatik dari keadaan 4 ke keadaan 1, kita mendapatkan
Dengan demikian, V2/V1= V3/V4. Selanjutnya ln(V2/V1)= ln(V3/V4), sehingga kita dapat meniadakan
suku logaritmik pada persamaan
Persamaan diatas berlaku untuk tiap mesin reversibel yang bekerja di antara tandon dengan
temperatur Th dan Tc. mesin ini menghasilkan efesiensi terbesar yang mungkit untuk mesin yang
bekerja di antara temperatur-temperatur ini. Tidak ada mesin yang dapat mempunyai efisiensi
carnot, mesin dengan efisiensi yang lebih besar dari mesin ini akan melanggar hukum II
Termodinamika.
Gagasan dasar di balik mesin kalor adalah bahwa energi mekanik bisa didapat dari energi
termal hanya ketika kalor dibiarkan mengalir dari temperature tinggi ke temperature yang lebih
rendah. dalam proses ini, sebagian kalor dapat diubah menjadi kerja mekanik.
Artinya, masukan kalor Qh pada temperatur tinggi Th sebagian diubah menjadi kerja W dan
sebagian dibuang sebagai kalor QL pada temperatur yang lebih rendah TL. dengan kekekalan energi ,
Qh = W + QL. temperature tinggi Th dan temperature rendah TL disebut temperature operasi mesin.
Efisiensi e dari mesin kalor dapat didefinisikan sebagai perbandingan kerja yang dilakukan W
terhadap masukan kalor pada temperature tinggi Th.
Perlu diketahui bahwa kita hanya meninjau mesin kalor yang melakukan kerja secara terus
menerus. Agar kerja bisa dilakukan secara terus menerus maka kalor harus mengalir secara terus
menerus dari tempat bersuhu tinggi menuju tempat bersuhu rendah. Jika kalor hanya mengalir
sekali saja maka kerja yang dilakukan mesin kalor juga hanya sekali saja (energi mekanik yang
dihasilkan sangat sedikit). Dengan demikian mesin kalor tersebut tidak bisa kita manfaatkan secara
optimal. Mesin kalor bisa dimanfaatkan secara optimal jika ia melakukan kerja secara terus menerus.
Dengan kata lain, stok energi mekanik yang dihasilkan mesin kalor cukup banyak sehingga bisa kita
gunakan untuk menggerakkan sesuatu.
a. Mesin Bensin
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran
dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan
bahan bakar bensin atau yang sejenis.
Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum masuk ke
ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin modern mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung ke
silinder ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas buang yang ramah
lingkungan. Pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi,
keduanya mengalami perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan sensor-sensor
elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi diluar silinder, tujuannya untuk
mencampur udara dengan bahan bakar seproporsional mungkin. Hal ini dsebut EFI
1. Sepeda motor.
2. Mobil.
3. Pesawat.
4. Mesin untuk pemotong rumput
5. Mesin untuk speedboat dan sebagainya.
Tipe-tipe mesin bensin berdasarkan siklus proses pembakaran adalah :
3. Pengapian yang tepat (besar percikan busi dan waktu penyalaan/timing ignition)
Siklus Otto adalah siklus termodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan
manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh penerapan
dari sebuah siklus Otto.
Mesin dua tak adalah mesin yang memerlukan dua kali gerakan piston naik turun untuk
sekali pembakaran (agar diperoleh tenaga). Mesin tersebut banyak digunakan pada motor-motor
kecil. Mesin dua tak menghasilkan asap sebagai sisa pembakaran dari oli pelumas. Mesin empat tak
memerlukan empat kali gerakan piston untuk sekali pembakaran. Pada motor-motor besar biasa
menggunakan mesin empat tak. Akan tetapi, sekarang banyak motor-motor kecil bermesin empat
tak. Mesin jenis ini sedikit menghasilkan sisa pembakaran karena bahan bakarnya hanya bensin
murni.
Gambar di atas merupakan mesin pembakaran dalam empat langkah (empat tak). Mula-
mula campuran udara dan uap bensin mengalir dari karburator menuju silinder pada saat piston
bergerak ke bawah (langkah masukan). Selanjutnya campuran udara dan uap bensin dalam silinder
ditekan secara adiabatik ketika piston bergerak ke atas (langkah kompresi atau penekanan). Karena
ditekan secara adiabatik maka suhu dan tekanan campuran meningkat. Pada saat yang sama, busi
memercikkan bunga api sehingga campuran udara dan uap bensin terbakar. Ketika terbakar, suhu
dan tekanan gas semakin bertambah. Gas bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi tersebut memuai
terhadap piston dan mendorong piston ke bawah (langkai pemuaian). Selanjutnya gas yang terbakar
dibuang melalui katup pembuangan dan dialirkan menuju pipa pembuangan (langkah pembuangan).
Katup masukan terbuka lagi dan keempat langkah tersebut diulangi kembali. Tujuan dari adanya
langkah kompresi atau penekanan adiabatik adalah menaikkan suhu dan tekanan campuran udara
dan uap bensin. Proses pembakaran pada tekanan yang tinggi akan menghasilkan suhu dan tekanan
(P = F/A) yang sangat besar. Akibatnya gaya dorong (F = PA) yang dihasilkan selama proses pemuaian
menjadi sangat besar. Mesin motor atau mobil menjadi lebih bertenaga. Walaupun tidak ditekan,
campuran udara dan uap bensin bisa terbakar ketika busi memercikkan bunga api. Tapi suhu dan
tekanan gas yang terbakar tidak terlalu tinggi sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga kecil.
Akibatnya mesin menjadi kurang bertenaga.
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin pembakaran dalam
empat langkah di atas bisa dijelaskan seperti ini : Ketika terjadi proses pembakaran, energi potensial
kimia dalam bensin + energi dalam udara berubah menjadi kalor alias panas. Sebagian kalor berubah
menjadi energi mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian kalor dibuang melalui pipa
pembuangan (knalpot). Sebagian besar energi mekanik batang piston dan poros engkol berubah
menjadi energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak), sebagian kecil berubah menjadi kalor alias
panas sedangkan panas timbul akibat adanya gesekan. Secara termodinamika, siklus Otto memiliki 4
buah proses termodinamika yang terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah
proses adiabatis (kalor tetap). Dengan Proses yang terjadi adalah :
Keterangan:
Q = panas yang keluar atau masuk sistem (joule)
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
W= kerja yang diberikan s istem (joule)
Sebuah mesin bekerja menurut sikllus Otto dengan gas sempurna sebagai zat pelakunya
(working subtance). Maka dapat ditentukan efisiensi termal mesin ini.
Efisisensi mesin
dan
Dengan memperhatikan jenis proses pada tiap langkah, maka dapat diperoleh persamaan-
persamaan berikut.
V2 = V3 V1 = V4
, sehingga
, sehingga
, sehingga
, sehingga
(A)
Dari Gb. 6-6, dapat disimpulkan bahwa suhu tidak diketahui, sihigga suhu T1 dan lain-lain. Dalam
persamaan (A) harus diubah menjadi besarean volume. Dari kedua adibat, diperoleh
(B)
(tetapan), jadi
(D)
Jika , maka
b. Mesin diesel
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin
pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan
oleh alat berenergi lain (seperti busi).
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23
Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam
bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle
(Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Kemudian
diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi
kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser
(udara) di dalam silinder (ruang bakar). Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau
lebih tergantung pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak.
Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-
balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol
(crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak
pada langkah kompresi. Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan
menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang
dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa
dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).
Gambar 1.6. siklus pada mesin diesel
Pada mesin Diesel, dibuat ”ruangan” sedemikian rupa sehigga pada ruang itu akan terjadi
peningkata suhu hingga mencapai ”titik nyala” yang sanggup ”membakar” minyak bahan bakar.
Pemampatan yang biasanya digunakan hingga mencapai kondisi ”terbakar” itu biasanya 18 hingga
25 kali dari volume ruangan normal. Sementara suhunya bisa naik mencapai 500 oC . Cara kerjanya
mudah, minyak
solar
yang sudah dicampur udara (seperti yang keluar dari semprotan obat nyamuk) disemprotkan
ke dalam ruangan yang telah ”mampat” dan bersuhu tinggi, sehingga dapat langsung membuat
”kabut solar” tadi meledak dan mendorong ”piston” yang kemudian akan menggerakkan poros-
poros roda, singkatnya menjadi TENAGA. Kejadian ini berulang-ulang dan tenaga yang muncul pun
dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan mobil, generator listrik, dan sebagainya.
Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum Charles),
mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang bakar
mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari
mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (Before
Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui
nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini
menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan
saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar
yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan
penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar
utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan
cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung
(connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear tadi
diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan.
Keunggulan dan kelemahan mesin diesel dibanding dengan mesin busi-nyala (mesin
bensin)
Untuk keluaran tenaga yang sama, ukuran mesin diesel lebih besar daripada mesin bensin
karena konstruksi besar diperlukan supaya dapat bertahan dalam tekanan tinggi untuk pembakaran
atau penyalaan. Dengan konstruksi yang besar tersebut penggemar modifikasi relatif mudah dan
murah untuk meningkatkan tenaga dengan penambahan turbocharger tanpa terlalu memikirkan
ketahanan komponen terhadap takanan yang tinggi. Mesin bensin perlu perhitungan yang lebih
cermat untuk modifikasi peningkatan tenaga karena pada umumnya komponen di dalamnya tidak
mampu menahan tekanan tinggi, dan menjadikan mesin diesel kandidat untuk modifikasi mesin
dengan biaya murah.
Pada dasarnya sistem yang digunakan pada AC Ruang, Kulkas, Freezer dan alat pendingin lainya
adalah sama, hanya bentuk dan ukurannya yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhannya. Pada
dasarnya pendinginan yang terjadi pada mesin pendingin adalah hasil dari refrigrasi atau proses
perputaran refrigran, tentu saja refrigran tidak akan berputar sendiri oleh karena itu dalam sistem
pendingin ada
1. Kompresor
Merupakan bagian yang paling penting dari mesin pendingin, kompresor menekan bahan
pendingin kesemua bagian dri system. Pada system refrigerasi kompresor bekerja membuat
perbedaan tekanan pada masing – masing bagian. Karena dengan adanya perbedaan antara
sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah, maka bahan pendingin cair dapat melalui alat
pengatur aliran ke evaporator. Fungsi kompresor sendiri adalah menghisap gas refrigerant
dari evaporator yang bertekanan dan bertemperatur rendah kemudian memampatkan gas
tersebut menjadi gas yang bertekanan dan bertemperatur yang tinggi.
2. Kondensor
Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasibahan pendingin gas dari kompresor
dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kondensor
ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya
keluar. Kondensor merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembunan.
Refrigerant yang yang dipompakan dari kompresor akan mengalami penekanan sehingga
mengalir ke pipa kondensor, kemudian mengalami pengembunan. Dari sini refrigerant yang
sudah mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator.
3. Filter
filter berfungsi untuk menyarin refrigran agar dalam keadaan bersih saat melewati expansi,
filter hanya sebagai tambahan sehingga boleh ada atau boleh tidak, letak filer terdapat
setelah kondensor.
4. Expansi
expansi berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigran, expansi terletak setelah filter.
5. Evaporator
Evaporator merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai penguapan. Zat cair yang
berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator lalu berubah wujud menjadi gas dingin
karena mengalami penguapan. Selanjutnya udara tersebut mampu menyerap kondisi yang
ada dalam ruangan mesin pendingin. Selanjutnya gas yang ada dalam evaporator akan
mengalir menuju kompresor karena terkena tenaga hisapan.
6. Akumulator
akumulator berfungsi sebagai penyaringan gas dari cairan, sehingga refrigran yang masuk ke
dalam kompresor dalam keadaan gas (kompresor dirancang untuk memompa gas bukan
cairan), akumulator hanya sebagai tambahan boleh ada atau boleh tidak, akumulator
terletak setelah evaporator dan sebelum kompresor.
b. Lemari Es (Kulkas)
Adalah suatu unit mesin pendingin di pergunakan dalam rumah tangga, untuk menyimpan
bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan pendingin di perlukan panas.
Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah menguap pada suhu
-200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil dari ruang pendingin, karena itu suhu
dalam ruangan ini akan turun. Penguapan berlangsung dalam evaporator yang ditempatkan dalam
ruang pendingin. Karena sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan menjadi dingin seluruhnya.
Lemari Es merupakan kebalikan mesin kalor. Lemari Es beroperasi untuk mentransfer kalor
keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn yang hangat. Dengan melakukan kerja W, kalor
diambil dari daerah temperatur rendah TL (katakanlah, di dalam lemari Es), dan kalor yang jumlahnya
lebih besar dikeluarkan pada temperature tinggi Th (ruangan).
Lemari Es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil kalor dari
daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi) tidak mungkina ada. Ini merupakan pernyataan
Clausius mengenai hukum Termodinamika kedua. Kalor tidak mengalir secara spontan dari benda
dingin ke benda panas. Dengan demikian tidak aka nada lemari Es yang sempurna.
Koefisien kerja (KK) lemari es didefinisikan sebagai kalor QL yang diambil dari area dengan
temperatur rendah ( di dalam lemari es) dibagi dengan kerja W yang dilakukan untuk mengeluarkan
kalor:
Hal ini masuk akal karena makin banyak kalor QL yang didapat dikeluarkan dari dalam lemari
es untuk sejumlah kerja tertentu , makin baik (makin efisien ) lemari es tersebut. Energi adalah
kekal, sehingga dari hukum pertama kita dapat menuliskan :
W = Q h - QL
QL + W = Q h
KKide
al =
Untuk lemari es ideal (bukan yang sempurna, yang tidak mungkin) yang terbaik yang bisa di dapat
adalah :
1. Secara alamiah tanpa fan motor, di dalam lemari es udara dingin pada bagian atas dekat evaporator
mempunyai berat jenis lebih besar. Dari beratnya sendiri udara dingin akan mengalir ke bagian
bawah lemari es. Udara panas pada bagian bawah lemari es karena berat jenisnya lebih kecil dan di
desak oleh udara dingin dari atas, akan mengalir naik ke atas menuju evaporator. Udara panas oleh
evaporator didinginkan menjadi dingin dan berat lalu mengalir ke bawah lagi. Demikianlah terjadi
terus menerus secara alamiah.
2. Aliran udara di dalam lemari es dengan di tiup oleh fan motor, lemari es yang memakai fan motor,
dapat terjadi sirkulasi udara dingin yang kuat dan merata ke semua bagian dari lemari es. Udara
panas di dalam lemari es dihisap oleh fan motor lalu dialirkan melalui evaporator. Udara menjadi
dingin dan oleh fan motor di dorong melalui saluran atau cerobong udara, di bagi merata ke semua
bagian dalam lemari es.
1. AC Window/Jendela
2. AC Split
Prinsip kerja AC mirip seperti lemari es, AC beroperasi untuk mentransfer kalor keluar dari
lingkungan yang sejuk kelingkungan yang hangat. Meskipun mirip namun perincian perancangan
sebenarnya berbeda karena penyejuk udara mengambil kalor QL dari dalam ruangan atau gedung
pada temperature rendah , dan membuang kalor Qh keluar lingkungan pada temperature yang
tinggi.
Kalor secarra alami mengalir darri temperatur tinggi ke temperatur rendah. Penyejuk udara
melakukan kerja untuk melakukan yang sebaliknya (membuat kalor mengalir dari dingin ke panas).
Kita bisa mengatakan bahwa penyejuk udara “memompa” kalor dari daerah dingin kedaerah yang
lebih panas, melawan kecenderungan alami kalor untuk mengalir dari panas ke dingin, sebagaimana
air dapat di pompa menaiki bukit, melawan kecenderungan alami untuk mengalir ke bawah bukit.
Gambar 1.10. Prinsip Kerja AC
Prinsip Kerja Ac
Prinsip kerja AC dapat dibagi 3 bagian :
1. Kerja bahan pendingin, Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas itu dapat dikeluarkan
kembali dari silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke kondensor, setelah itu menuju saringan,
setelah itu menuju ke pipa kapiler dan akan mengalami penahanan. Adanya penahanan ini akan
menimbulkan suatu tekanan di dalam pipa kondensor. Sebagai akibatnya gas tersebut menjadi
cairan di dalam pipa kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus ke evaporator dan terus
menguap untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas terus dihisap lagi ke kompresor. Demilian
siklus kembali terulang.
2. Kerja Aliran Udara, kerja aliran udara ada 2 bagian yang terpisah yaitu : bagian muka atau bagian
depan dan bagian belakang atau bagian yang panas. Bagian depan bagian dari evaporator
merupakan bagian dingin, dimana fan menghembuskan udara meniup evaporator sehingga udara
yang keluar dari bagian depan udara dingin. Sedangkan bagian belakang fan meniup kondensor
untuk mendinginkan sehingga udara yang keluar udara panas dari kondensor.
3. Kerja Alat-alat Listrik, Alat-alat listrik dari AC adalah bagian-bagian yang paling banyak variasinya dan
paling banyak menimbulkan gangguan-gangguan. Pada prinsipnya dapat dibagi dalam 2 bagian : fan
motor dan kompresor dengan alat-alat pengaman dan pengaturnya.
Secara garis besar prinsip kerja air conditioner adalah sebagai berikut:
1. Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator dan udara
bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan menyerap
panas udara sehingga udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan dikumpulkan dalam
penampung uap.
2. Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor, selama proses kompresi
berlangsung, temperatur dan tekanan uap refrigerant menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam
kondensor.
3. Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan katup ekspansi untuk
mengatur laju aliran refrigerant yang masuk dalam evaporator.
4. Pada saat udara keluar dari condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant memberikan panas
kepada udara pendingin dalam condensor menjadi embun pada pipa kapiler. Dalam mengeluarkan
panas pada condensor, dibantu oleh kipas propeller.
5. Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya thermostat untuk
mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan.
6. Udara dalam ruang menjadi lebih dingin dibanding diluar ruangan sebab udara di dalam ruangan
dihisap oleh sentrifugal yang terdapat pada evaporator kemudian terjadi udara bersentuhan dengan
pipa/coill evaporator yang didalamnya terdapat gas pendingin (freon). Di sini terjadi perpindahan
panas sehingga suhu udara dalam ruangan relatif dingin dari sebelumnya.
7. Suhu di luar ruangan lebih panas dibanding di dalam ruangan, sebab udara yang di dalam ruangan
yang dihisap oleh kipas sentrifugal dan bersentuhan dengan evaporator, serta dibantu dengan
komponen AC lainnya, kemudian udara dalam ruangan dikeluarkan oleh kipas udara kondensor.
Dalam hal ini udara di luar ruangan dapat dihisap oleh kipas sentrifugal dan masuknya udara melalui
kisi-kisi yang terdapat pada AC.
8. Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di condensor dengan mudah dicairkan dengan
udara pendingin pada sistem air cooled atau uap refrigerant menyerap panas udara pendingin dalam
condensor sehingga mengembun dan menjadi cairan di luar pipa evaporator.
9. Karena air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant, maka air atau udara tersebut
menjadi panas pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant yang sudah menjadi cair ini,
kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi. Kejadian ini akan berulang
secara terus menerus.
Jadi intinya prinsip pendinginan udara pada AC melibatkan siklus refrigerasi, yakni udara
didinginkan oleh refrigerant/pendingin (biasanya freon), lalu freon ditekan menggunakan kompresor
sampai tekanan dan suhunya naik, kemudian didinginkan oleh udara lingkungan sehingga mencair.
Proses tersebut diatas berjalan berulang-ulang sehingga menjadi suatu siklus yang disebut siklus
pendinginan pada udara yang berfungsi mengambil kalor dari udara dan membebaskan kalor ini ke
tempat lain semisal di luar ruangan.