Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastroenteritis masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas anak di Negara berkembang (Bambang, 2010). Gastroentritis atau diare
merupakan penyakit di Indonesia yang sampai saat ini masih merupakan salah
satu penyakit endemis. Menurut Keputusan Menkes RI No.
1216/Menkes/SK/XI/2001 tentang pedoman pemberantasan penyakit diare
dinyatakan bahwa penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat Indonesia, baik ditinjau dari angka kesakitan dan angka kematian
serta Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditimbulkan dan merupakan penyakit yang
termasuk dalam 10 penyakit terbesar di Indonesia dan menduduki urutan kelima.
Setiap tahun diperkirakan lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis didunia
dengan 3,3 juta orang.
Menurut Yati (2010), salah satu penyebab utama mortalitas dan
morbiditas anak di Dunia yang menyebabkan kematian 1,6-2,5 juta anak tiap
tahunnya, serta merupakan1/5 dari seluruh penyebab kematian. Sedangkan
menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Indonesia (2001), penyakit
diare menempati urutan kedua penyakit mematikan yang berasal dari penyakit
infeksi. Jumlah penderita diare di Indonesia pada tahun itu mencapai 4 % dan
angka kematiannya mencapai 3,8 %. Pada bayi, diare menempati urutan tertinggi
penyebab kematian dengan angka mencapai 9,4 % dari seluruh kematian
penderita diare.
Dampak yang timbul dari diare adalah dehidrasi, dan gangguan
pertumbuhan (Widjaja, 2011). Hai ini kalau tidak segera ditangani akan
mengancam keselamatan klien misalnya, jika terjadi dehidrasi akan menyebabkan
syok hipovolemik, serta dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan hai ini
disebabkan oleh kurangnya makanan yang tidak dapat diserap oleh tubuh dan
kurangnya masukan makanan yang masuk dalam tubuh.
Diare masih merupakan penyebab kematian nomer dua setelah infeksi
saluran napas akut pada anak-anak balita di seluruh dunia (Lanataet al.,2013).

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


Rotavirus adalah penyebab gastroenteritis non bacterial yang paling sering,
dengan gejala utama, muntah yang sering, diare hebat serta demam yang
menyebabkan meningkatnya kejadian dehidrasi dan perawatan di rumah sakit
khususnya pada anak-anak usia 6 sampai 24 bulan di seluruh dunia (Payneet al.,
2008, Festinet al., 2010, Salimet al., 2014).
Di Amerika Serikat diperkirakan tiap tahun infeksi rotavirus menyebabkan
20-60 kematin, 55.000-70.000 memerlukan perawatan di rumah sakitdan 600.000
memerlukan rawat jalan pada anak dibawah 5 tahun (Kamiyaet al., 2009, Al
Badaniet al., 2014). Penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 di 6 rumah sakit di
Indonesia menunjukkan bahwa angka kejadian diare yang masuk rumah sakit
akibat rotavirus proporsinya berbeda-beda untuk tiap tempat: 64% di Palembang
(Sumatera Selatan), 51% di Bandung (Jawa Barat), 39% di Yogyakarta (DI
Yogyakarta), 61% di Denpasar (Bali), dan 65% di Mataram (Nusa Tenggara Barat)
dan di Jakarta proporsinya paling tinggi yaitu 67% (Kadimet al 2011).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan proses asuhan gizi atau penampisan gizi pada pasien
Observasi Febris ,Gastroenteritis dehidrasi sedang .
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan skrining gizi atau penampisan gizi pada pasien
Observasi Febris ,Gastroenteritis dehidrasi sedang
b. Mampu melakukan assesment gizi atau pengkajian data pada pasien
Observasi Febris ,Gastroenteritis dehidrasi sedang
c. Mampu menetapkan diagnosa gizi pada pasien Observasi Febris
,Gastroenteritis dehidrasi sedang
d. Mampu menyusun dan menetapkan intervensi gizi pada pasien Observasi
Febris ,Gastroenteritis dehidrasi sedang
e. Mampu merencanakan dan melakukan monitoring dan evaluasi gizi pada
pasien Observasi Febris ,Gastroenteritis dehidrasi sedang

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu memberikan pelayanan kepada pasien dengan penyakit
sesuai dengan tahapan dari (Skrining Gizi ,Pengkajian Gizi ,Intervensi dan
Monitoring Gizi ) pelayanan asuhan gizi serta mampu bekerja sama dengan
profesi lain yang terkait gizi terapi penyembuhan dapat tercapai secarah
maksimal .
2. Bagi Pasien
Memberikan asuhan gizi yang sesuai dalam upaya mengendalikan pasien
sehingga mempercepat proses penyembuhan
3. Bagi Instansi
Dapat menambah referensi ilmu atau bertukar dan berbagi informasi

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. FEBRIS
a. Febris
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai
akibat peningkatan pusat pengatur dihipotalamus (Sodikin ,2012). Demam
merupakan kenaikan suhu tubuh menjadi > 37,5°C yang diukur di aksila dan
pada pengukuran rektal lebih tinggi 0,5°C (WHO, 2014 ) . Batasan nilai atau
derajat demam dengan pengukuran di berbagai bagian tubuh sebagai berikut:
suhu aksila/ketiak diatas 37,2°C, suhu oral/mulut diatas 37,8°C, suhu
rektal/anus diatas 38,0°C, suhu dahi diatas 38,0°C, suhu di membran telinga
diatas 38,0°C. Sedangkan dikatakan demam tinggi apabila suhu tubuh diatas
39,5°C dan hiperpireksia bila suhu diatas 41,1°C (Bahren, et al., 2014).
Pengukuran yang paling akurat adalah dengan meletakan ujung
termometer di lubang anus atau biasa disebut rektum pada anak secara hati-
hati (Arifianto, 2012).
b. Etiologi
Demam menjadi salah satu gejala dari adanya infeksi jaringan
dalamtubuh. Jaringan yang terinfeksi mengandung bakteri yang sifatnya
patogen.Mikroorganisme tersebut dapat berupa virus, bakteri, maupun parasit.
Demam juga bisa disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan
(overhating),dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan
gangguan sistem imun (Lubis, 2011).
Secara garis besar, ada dua kategori demam yang seringkali diderita anak
yaitu demam non-infeksi dan demam infeksi (Widjaja, 2008).
1) Demam Non-infeksi
Demam non-infeksi adalah demam yang bukan disebabkan oleh masuknya
bibit penyakit ke dalam tubuh. Demam ini jarang diderita oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Demam non-infeksi timbul karena adanya kelainan
pada tubuh yang dibawa sejak lahir, dan tidak ditangani dengan baik. Contoh
demam non-infeksi antara lain demam yang disebabkan oleh adanya kelainan
degeneratif atau kelainan bawaan pada jantung, demam karena stres, atau

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


demam yang disebabkan oleh adanya penyakit-penyakit berat misalnya
leukimia dan kanker.
2) Demam Infeksi
Demam infeksi adalah demam yang disebabkan oleh masukan patogen,
misalnya kuman, bakteri, viral atau virus, atau binatang kecil lainnya ke dalam
tubuh. Bakteri, kuman atau virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia
melalui berbagai cara, misalnya melalui makanan, udara, atau persentuhan
tubuh. Imunisasi juga merupakan penyebab demam infeksi karena saat
melakukan imunisasi berarti seseorang telah dengan sengaja memasukan
bakteri, kuman atau virus yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh balita
dengan tujuan membuat balita menjadi kebal terhadap penyakit tertentu.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan infeksi dan akhirnya
menyebabkan demam pada anak antara lain yaitu tetanus, mumps atau
parotitis epidemik, morbili atau measles atau rubella, demam berdarah, TBC,
tifus dan radang paru-paru (Widjaja, 2008).
c. Patofisiologis
Substansi yang dapat menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik
eksogen maupun endogen. Pirogen eksogen berasal dari mikroorganisme
seperti bakteri, virus dan jamur. Sedangkan pirogen endogen berupa molekul
molekul kimia seperti kompleks antigen-antibodi, metabolit steroid androgenik
dan sitokin inflamasi (IL-1, IL-6, TNF dan IFN). Pirogen dapat menyebabkan
demam melalui stimulus hipotalamus (Cimpello et al,. 2000)
d. Tanda dan Gejala
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada
fase demam meliputi:
 Fase 1 awal ( dingin/ menggigil)
 Tanda dan gejala
o Peningkatan denyut jantung
o Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
o Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
o Peningkatan suhu tubuh
o Pengeluaran keringat berlebih

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


o Rambut pada kulit berdiri
o Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
 Fase 2 ( proses demam)
 Tanda dan gejala
o Proses mengigil lenyap
o Kulit terasa hangat / panas
o Merasa tidak panas / dingin
o Peningkatan nadi
o Peningkatan rasa haus
o Dehidrasi
o Kelemahan
o Kehilangan nafsu makan (jika demam meningkat)
o Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
 Fase 3 (pemulihan)
 Tanda dan gejala
o Kulit tampak merah dan hangat
o Berkeringat
o Mengigil ringan
e. Penanganan Demam
Penatalaksanaan demam atau demam menurut Shvoong (2010)
untuk menurunkan suhu tubuh dalam batas normal tanpa mengunakan obat
yaitu dengan cara di kompres. Pertama siapkan air hangat, selanjutnya
mencelupkan waslap atau handuk kecil ke dalam baskom dan mengusapnya
ke seluruh tubuh, lakukan tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit kering),
setelah itu keringkan tubuh dengan handuk dan hentikan prosedur bila suhu
tubuh sudah mendekati normal.
B. Gastroenteritis
a. Pengertian
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya
(tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011).

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


Diare dapat disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal
dalam usus. Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang
menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak
yang hidup di negara berkembang berhubungan dengan diare serta
dehidrasi. Gangguan diare dapat melibatkan lambung dan usus
(Gastroenteritis), usus halus (Enteritis), kolon (Kolitis) atau kolon dan usus
(Enterokolitis) (Wong, 2008).
b. Etiologi
Mekanisme diare (Juffrie, 2015) Secara umum diare disebabkan dua hal
yaitu gangguan pada proses absorpsi atau sekresi. Terdapat beberapa
pembagian
diare :
1. Pembagian diare menurut etiologi
2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan
a. Absorpsi
b. Gangguan sekresi
3. Pembagian diare menurut lamanya diare
a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non
infeksi
c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi
infeksi.
c. Tanda dan gejala
Gejala utama gastroenteritis adalah diare dan muntah. Gejala ini akan
muncul 1-3 hari setelah terinfeksi. Gejala biasanya berlangsung selama 1-2
hari, namun juga bisa berlangsung hingga 10 hari. Selain muntah dan diare,
penderita gastroenteritis atau flu perut juga berisiko mengalami gejala
tambahan, berupa:
1. Demam dan menggigil
2. Sakit kepala
3. Mual
4. Tidak nafsu makan

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


5. Sakit perut
C. Hubungan Febris dan Gastroenteritis
Demam adalah kondisi dimana suhu tubuh melebihi 37.3 derajat Celcius,
sebagian besar demam disebabkan oleh infeksi. Bila demam disertai
dengan gejala diare, kemungkinan besar infeksi terjadi pada saluran cerna.
Infeksi yang sering disebabkan oleh bakteri atau virus. Sebenarnya diare
adalah salah satu proses mekanisme dari tubuh untuk mengeluarkan racun,
virus atau bakteri dari dalam usus sehingga terjadi kontraksi usus yang kuat
menyebabkan nyeri perut mulas disertai diare.

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


BAB III

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)


RSUD HARAPAN DAN DOA BENGKULU
TAHUN 2019

A. Identitas Pasien

Nama : An.S
Medical Record : 07.41.61
Diagnosa Medis :Observasi Febris,GEA dengan Dehidrasi sedang
Tanggal Masuk :14 Oktober 2019
Tanggal Intervensi :15-18 Oktober 2019
Kelas Perawatan : Ruang Safa kelas 3
Tanggal Lahir : 19 Januari 2017
Umur : 2 tahun 8 bulan
Alamat : Bakal Dalam Talo Kecil
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan Orang tua
Ibu : IRT
Ayah : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir Orang tua
Ibu : SMA
Ayah : SMA

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


B. Skrining Gizi
Strong Kids

No Parameter Skor
1 Apakah pasien tampak kurus ? Tidak (0) Ya (1)
2 Apakah terdapat penurunan berat badan selama satu Tidak (0) Ya (1)
bulan terakhir ? (berdasarkan penilaian objektif data berat
badan bila ada atau penilaian subjektif orang tua pasien
atau untuk bayi < 1 tahun berat badan tidak naik selama 3
bulan terakhir )
3 Apakah terdapat salah satu dari kodisi tersebut? (diare ≥ 5 Tidak (0) Ya (1)
kali/hari dan muntah >3 kali/hari dalam seminggu terakhir
atau asupan makanan berkurang selama 1 minggu
terakhir)
4 Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang Tidak (0) Ya (3)
mengakibatkan pasien berisiko mengalami malnutrisi?
(lihat tabel )
TOTAL SKOR 3
Kesimpulan
Nilai score : 0 Risiko rendah, 1-3 Risiko sedang, 4-5 Risiko tinggi
Total score < 3 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan RS)
Total score < 3 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan umum RS)
Kategori : Risiko Sedang
Ket: Dari tabel strong kid tersebut mendapatkan hasil bahwa pasien mengalami
risiko sedang dan akan dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan RS)

C. Assesment
1. Riwayat Makan (FH)
a. Pola makan dirumah 2-3x makan utama
b. Suka jajan sembarangan
c. Suka makanan dan minuman kemasan ,teh gelas ,sosis ,ciki-ciki 1 x/hari
d. Suka makan mie 4x /minggu
e. Suka makan ikan 4x/minggu dan jarang makan sayur dan buah
f. Minum 4-5 gelas/hari

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


g. SMRS Penurunan nafsu makan
Pasien pada malam hari pasien hanya mengkonsumsi 1/4 porsi nasi ,sayur
sup dan roti tawar ,paginya hanya mengkonsumsi 1 centong nasi ,dan
sepotong ikan dan siang harinya pasien tidak makanan apapun .

Tabel 1
Pola Makan dan Kebiasaan Makan Sebelum MRS
Porsi Tiap Kali
Bahan Konsumsi Per…. Paling Sering
Konsumsi
Makanan Dimasak Apa
Hr Mgg Bln URT Gram
Makanan Pokok
Nasi 2x ¾ gls 50 Dikukus
Mie 4x 1 bks 50
Kentang 2x ½ sdang 50
Roti 2x 1 iris 40
Protein hewani
Ayam 2x 1 Ptg sdg 50
Ikan 4x 1 ptg sdg 50
Telur 3x 1 btr 50
Sayuran
Bayam 1x ½ gls 50
Wortel 3x ½ gls 50
...
Buah-buahan
Semangka 2x ½ ptg sdg 50
Pisang 1x 1 bh sdg 50
Apel 2x ½ bh sdg 75
Mangga 2x ½ bh bsr 50
Lemak dan Minyak
Minyak Kelapa 1x
Margarin 1x
...
Ket : Dari tabel 1 yang diatas menunjukkan pasien sering mengkonsumsi mie 4x
dalam seminggu ,protein hewani yang paling suka makan ikan dan jarang makan
sayur

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


Tabel 2
Hasil SMRS dan Recall Setelah MRS
Zat Gizi Kebutuhan Hasil Recall Persentase Kategori
SMRS
Energi (kkal) 1684 kkal 378 kkal 22,4% Buruk
Protein (gr) 63 gr 16,2 gr 25 % Buruk
Lemak (gr) 56 gr 7,7 gr 13% Buruk
Karbohidrat (gr) 231 gr 59,7 gr 25,8% Buruk
Ket :Dari tabel 2 yang diatas menunjukan hasil recall dalam kondisi buruk

Tabel 3
Persentase Asupan Makan
Kategori Persen Asupan
Buruk < 51 %
Kurang 51 – 80%
Baik >80%
Sumber : (Gibson, 2005)

Tabel 5
Terapi Obat yang Diberikan Selama Dirawat di RSHD
Interaksi Obat dan
No. Nama Obat Indikasi Efek Samping
Makanan
1. Oralit Obat yang digunakan  Perut kembung akibat
untuk mengatasi kondisi terlalu banyak cairan
kekurangan eletrolit dan yang masuk
mineral di dalam tubuh  Merasa mual
akibat dehidrasi yang  Kadar kalsium tinggi
terjadi akibat diare, dalam darah
muntah kronis, hingga
aktivitas fisik yang
berlebihan.
2 Zinc Untuk diare pada anak,  Sakit perut. Makanan yang
dalam kombinasi dengan  Mual. mengandung kadar
terapi garam rehidarasi  Muntah. vitamin C yang tinggi
oral.  Diare. dapat membantu
 Iritasi pada proses penyerapan
lambung.
obat .
 Lelah.
 Sakit kepala.
 Uring-uringan
tanpa 21las an

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


yang jelas.
3. Paracetamol Untuk meredakan  Mual Potensi efek samping
demam  Sakit perut ini pada orang orang-
 Gatal-gatal orang yang
 Kehilangan mengkonsumsi
nafsu makan alkohol atau
tembakau

1. Antropometri (AD)
Tinggi Badan = 87 cm
Berat Badan = 10 Kg
BBI = 2n + 8
= (2x 2,8) +8
= 5,6 + 8 = 13,6 kg

𝐵𝐵 𝑎𝑛𝑎𝑘−𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
BB/U = 𝐵𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛−(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝐵 𝑝𝑑(−1𝑆𝐷)
10−13,7 −3,7
= = =
13,7−12,1 1,6

= - 2,3 (Gizi Kurang )


𝑇𝐵 𝑎𝑛𝑎𝑘−𝑇𝐵 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
TB/U = 𝑇𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛−( 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝐵 𝑝𝑑 (−1𝑆𝐷)

90−93,4 −3,4
= 93,7−89,9= 3,8

-
= 0,8 (Normal)
𝐵𝐵 𝑎𝑛𝑎𝑘− 𝐵𝐵/𝑇𝐵 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
BB/TB = 𝐵𝐵/𝑇𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛−(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝐵/𝑇𝐵 𝑝𝑑(−1𝑆𝐷)

10−12,3 −2,3
= 12,3−11,3= 1

= - 2,3 (Kurus )

An .S status gizinya menurut BB/U masuk dalam kategori kurang (-2,3) ,dan menurut
BB/TB masuk dalam kategori Kurus (-2,3)

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


Tabel 5
Kategori Status Gizi
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z Score)
BB/U Gizi Buruk <-3SD
Gizi Kurang -3SD sampai dengan <-
2SD
Gizi Baik -2SD sampai dengan 2SD
Gizi Lebih >2SD
TB/U Sangat pendek <-3SD
Pendek -3SD sampai dengan <-
2SD
Normal -2SD sampai dengan 2SD
Tinggi >2SD
BB/TB Sangat kurus <-3SD
Kurus -3SD sampai dengan <-
2SD
Normal -2SD sampai dengan 2SD
Gemuk >2SD
IMT/U Sangat kurus <-3SD
Kurus -3SD sampai dengan <-
2SD
Normal -2SD sampai dengan 2SD
Gemuk >2SD
Sumber : Kemenkes(2010)

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


2. Biokimia (BD)
Tabel 6
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai Rujukan Keterangan
Feses
Konsistensi Hijau lembek Lembek Tidak Normal
Eritrosit 1-2 0-1 /PLP Meningkat
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019
KET : Pada pemeriksaan Feces Urin ,Konsistensi tinja pasien hijau lembek (Tidak
Normal ),sedangkan Eritrosit pasien meningkat yaitu 1-2 /PLP

Tabel 7
PemeriksaanLaboratorium
Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan
15/09/19
Hemoglobin 13,2 14 – 16 g/dL Normal
Hematokrit 40 42-52 vol % Rendah
Leukosit 9.500 5-10 rb/ul Normal
Trombosit 320.000 150-500 rb /ul Normal
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019
3. Fisik dan Klinis Terkait Gizi
a. Fisik (PD)

Tabel 8
Pemeriksaan Fisik
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
Oktober 2019
Keadaan Umum Kesadaran CM, asthenia(lemah).
Sistem Pencernaan Mual dan muntah ± 3 hari SMRS, diare ±
3 hari, nafsu makan menurun.
KET : Dari tabel 8 pasien mual dan muntah ± 3 hari ,diare ±3 hari dan napsu makan
pasien menurun

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


b. Klinis (CD)

Tabel 9
Pemeriksaan Klinis
Tanda-Tanda Vital
Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan
15/09/19
Tekanan Darah 120/80 mmHg
Nadi 90x 60-100x/mnt Normal
Pernafasan 20 12-20x/mnt Normal
Suhu 38 36-37°C Tinggi
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019
Ket : Dari tabel 9 suhu tinggi (38 °C) yang menandakan pasien demam

4. Riwayat Klien (CH)


a. Riwayat Personal
Data Personal
An .S berusia 2 tahun 8 bulan ,beralamat di Bakal Dalam Talo Kecil ,Pasien
lahir Prematur dengan BBL hanya 1,8 kg
b. Riwayat Medis/Kesehatan Pasien/Keluarga
-
c. Riwayat Sosial
Pasien merupakan anak Kedua dari 2 bersaudara dan tinggal dirumah orang
tuanya . Bangunan rumah permanen, rumah terkena sinar matahari, sumber
air sumur.Pasien beragama Islam.
5. Standar Pembanding

Tabel 10
Zat Gizi Estimasi Metode
Energi Kkal Rumus EER An 32 bln
CS.2. Zat Gizi Makro
Lemak Gram 30% dari total energy
Protein Gram 15% dari total energy
Karbohidrat Gram 55% dari total energy
CS.3.1. Cairan
Cairan 1000 ml Rumus Holliday -Segar

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


Ket : Dari tabel 8 yang diatas merupakan standar pembanding dengan
menggunakan rumus EER, Tabel AKG dan Holliday segar

D. Prioritas Masalah

Tabel 10
Prioritas Masalah
Tanggal Masalah Catatan
Asupan energi inadekuat Hasil recall setelah MRS
Energi = 378 kkal = 22,4 %
Protein = 16,8 gram = 25%
Lemak =7,7 gram = 13%
KH = 59,7 gram = 25,8 %
Oktober 2019 Mual dan Muntah Diare Selama 3 hari menyebabkan penurunan
nafsu makan
Kurang pengetahuan terkait gizi Perilaku konsumsi makanan yang tidak
sehat.
Diare Selam 3 hari menyebabkan anak tampak
lemas

E. Diagnosa Gizi
Tabel 12
Diagnosa Gizi
Domain Problem Etiologi Sign/Symptom
NI 2.1 Asupan Oral Berkaitan dengan keadaan Ditandai dengan hasil recall 1x24
inadekuat
fisiologis mual dan muntah. jam SMRS Energi 22,4 % ,P 25
% ,L 13 % ,KH 25,8 % dari total
kebutuhan
NB 1.1 Kurang Berkaitan dengan kurang Ditandai kebiasaan ibu yang
Pengetahuan terpaparnya informasi tentang memberikan makanan jajanan
Terkait Gizi pemberian makanan yang dan minuman kemasan teh gelas
sehat untuk anak

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


F. Intervensi Gizi
1. Rencana Intervensi
a. Diagnosis 1
Diagnosis Gizi: Asupan energi inadekuat Berkaitan dengan keadaan fisiologis mual dan muntah
Ditandai dengan dengan penurunan nafsu makan dan hasil recall 1x24 jam MRS Energi % dari
total energi.
Tujuan Intervensi:
Membantu memberikan makanan Lunak yang dapat mudah dicernah supaya tidak memberatkan
kerja saluran pencarnaan.
Rencana Kebutuhan Hari : Energi : 1684 kkal
Protein : 63 gram
Lemak : 56 gram
KH : 231 gram
Frekuensi Pemberian : 3 x makanan utama
Rute : Oral

b. Diagnosis 2
Diagnosis Gizi: Kurang Pengetahuan Ibu Terkait Gizi Berkaitan dengan kurang terpaparnya
informasi Ditandai kebiasaan ibu yang memberikan makanan seperti jajanan dan minuman kemasan
Tujuan Intervensi:
Memberikan pemahaman kepada orang tua pasien tentang pemberian makan sesuai dengan usia.
Rencana Edukasi :
Melakukan edukasi dan motivasi di awal dan di akhir intervensi yang diberikan pada orang tua
pasien.
Metode :
Penggunaan Leaflet

2. Implementasi Diet
a. Tujuan Diet :
1. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien
2. Membantu memberikan makanan rendah sisa dan lunak agar mudah
dicerna supaya tidak memberatkan kerja saluran pencernaan.
3. Memberikan pemahaman kepada orang tua pasien tentang pemberian
makan sesuai dengan usia.
b. Prinsip Diet : Tinggi Energi Tinggi Protein ,Rendah Sisa dan Serat
c. Nama Diet : Diet TKTP, Rendah Sisa II

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


d. Syarat Diet :
1) Energi diberikan kebutuhan, yaitu 1684 kkal
2) Protein diberikan 15% dari kebutuhan, yaitu 63 gram
3) Lemak diberikan 30% dari kebutuhan, yaitu 56 gram
4) Karbohidrat diberikan 55 % dari kebutuhan, yaitu 231 gram
5) SFA diberikan 8 % dari kebutuhan 14,9 yaitu
6) PUFA diberikan 12 % dari total kebutuhan 22,4 yaitu
7) MUFA diberikan 10 % dari total kebutuhan 18,7 yaitu
8) Serat rendah 8 gram
9) Vitamin: A 400 mcg, C 40 mg, D 15 mcg, E 6 mg,
10) Mineral: Kalsium 650 mg, Fe 8 mg, Kalium 3000 mg, Natrium 1000 mg,
Seng 4 mg
11) Cairan 1000 ml
e. Bentuk Makanan : Lunak
f. Rute Pemberian :Via Oral
g. Perhitungan Kebutuhan
1) Kebutuhan Energi
Rumus EER
EER = (89 x Kg(BBI)-100) + 20
= (89 x (13,6Kg)-100) + 20
= 1130 kkal
SUHU = 1130 kkal x 13% (10c)
= 1130 kkal + 146 kkal
= 1276 kkal
TEE = EER X FA X FS
=1276 x 1,1 x 1,2
= 1684 kkal

 Perhitungan Cairan (Holliday -segar )


 100 ml x BB aktual
= 100 ml x 10 kg
= 1000 ml

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


2) Kebutuhan Zat Gizi Makro
15% 𝑥 1684 𝑘𝑘𝑎𝑙
Protein = = 63 gram
4
30% 𝑥 1684 𝑘𝑘𝑎𝑙
Lemak = = 56 gram
9

8% 𝑥 1684 𝑘𝑘𝑎𝑙
 SFA 8% = 9
= 14.9 gram/hari
10 % 𝑥 1684 𝑘𝑘𝑎𝑙
 MUFA 10% = 9
= 18,7 gram/hari
12 % 𝑥 1684 𝑘𝑘𝑎𝑙
 PUFA 12 % = 9
= 22,4 gram/hari

55% 𝑥 1684 𝑘𝑘𝑎𝑙


Karbohidrat = = 231 gram
4

3) Kebutuhan Zat Gizi Mikro


 Vit A : 400 mcg
 Vit C : 40 mg
 Natrium : 1000 mg
 Seng : 4 mg
 Fe : 8 mg
h. Rencana Edukasi
a. Tujuan
1) Meningkatkan asupan hingga mencapai 60%.
2) Memberikan pemahaman kepada orang tua pasien tentang pemberian
makan sesuai dengan usia.
3) Memotivasi orang tua pasien agar tetap mengutamakan makanan dari
Rumah Sakit.
b. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan.
Bahan makanan Dianjurkan Tdk dianjurkan
Karbohidrat Beras dibubur saring, roti Beras ketan, bulgur,
dibakar, kentang cantel, jagung, ubi
dipure,macaroni, mie, bihun ,singkong, talas, cake,
direbus, biscuit, dodol dan kue-kue yang
krakers,tepung-tepungan manis dan gurih
dibubur atau dipuding
Protein hewani Daging, hati digiling halus, Daging, ikan, ayam

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


ikan dicincang, telur direbus, yang diawetkan, daging
di tim, diceplok air dan babi, telur diceplok atau
dicampur dalam makanan digoreng, susu,
atau minuman keju,udang dan kerrang
Protein nabati Tahu ditim atau direbus Tempe/tahu digoreng,
dll
Lemak Margarine atau mentega Macam-macam minyak
dalam jumlah terbatas dan lemak
hewani,santan, dll.
margarine atau
mentega dalam jumlah
terbatas
Sayuran: sari sayuran Sayuran: selain dalam
bentuk sari sayuran

Tabel 12
Rancangan Monitoring dan Evaluasi
Parameter Cara Pelaksanaan Target Pelaksanaan Hasil
Asupan Makan Recall 1x24 jam Lebih dari 60% Kebutuhan Setiap hari Kebutuhan
dicapai secara bertahap selama masa pasien hanya
intervensi menyampai
Pemeriksaan fisik Observasi 1. Keadaaan umum Setiap hari Pasien tidak lagi
dan klinis membaik. Tidak lagi selama masa mengalami
1. Kondisi mengalami Mual, intervensi mual, muntah
fisik muntah dan diare dan diare
(keadaan
umum,
mual,
muntah,
diare)
Antropometri Pengukuran status gizi Mempertahankan berat Hari terakhir Tidak ada
dengan menggunakan badan. intervensi perubahan berat
IMT badan
Biokimia Melihat hasil Hasil pemeriksaan lab Setiap ada hasil Tidak
pemeriksaan lab Ureum, Ureum, Kreatinin, Hb, pemeriksaan lab pemeriksaan lab
Kreatinin, Hb, Leukosit. Leukosit meranjak Normal terbaru terbaru

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN
A. Hasil monitoring dan evaluasi
1. Skrining Gizi
Dari skrining gizi yang dilakukan didapatkan skor skrining 3 yang artinya
dilakukan assesment gizi secarah lanjut pada pasien
2. Asupan
Asupan recall Pasien ( 15-18 Oktober 2019)

Kebutuha Energi (kkal ) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)


n

Hari I II III I II III I II III I II III

Asupan 854 1162 1228,9 32 74 61 24 35 36 128 132 163


oral

% Asupan 50 % 69 % 72% 50% 117 % 96 42 62% 64% 55% 70% 70%


% %

1684 63 56 231
Kebutuha
n

Kategori Buruk Kura Kurang Buru Baik Bai Buru kuran Kura Kura kurang Kura
ng k k k g ng ng ng

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


a. Hari pertama
Grafik 1
Perbandingan Asupan Zat Gizi Makro

HARI 1
120%
100%
80%
60%
Kebutuhan
40%
Recall
20%
0%
energi protein lemak KH
Kebutuhan 100% 100% 100% 100%
Recall 50% 50% 42% 55%

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa asupan pasien masih


kurang ,pasien tidak menghabiskan makanan disebabkan adanya
penurunan napsu makan ,menurut Gibson (2005) asupan dikategorikan
baik apabila asupan makan pasien > 80 % sedangkan asupan an.S pada
hasil energi hayan 50 % dari total kebutuhan yang dikategorikan buruk ,
protein 50 % (buruk) ,lemak 42 % (buruk ) dan asupan KH 55% (kurang )

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


b. Hari kedua
Grafik 2
Perbandingan Asupan Zat Gizi Makro

HARI 2
140%
120%
100%
80%
60% Kebutuhan
40% Recall
20%
0%
energi protein lemak KH
Kebutuhan 100% 100% 100% 100%
Recall 69% 117% 62% 70%

Pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa asupan energi pasien 69%
dan dikategorikan kurang ,Protein 117 % ( baik ) ,asupan Lemak 62%
(kurang ) dan asupan KH 70% dan dikategorikan kurang .Asupan
dikategorikan baik apabila asupan makan pasien > 80 % dari total
kebutuhan (Gibson 2005)

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


c. Hari ketiga
Grafik 3
Perbandingan Asupan Zat Gizi Makro

HARI 3
120%

100%

80%

60%
Kebutuhan
40%
Recall
20%

0%
energi protein lemak KH
Kebutuhan 100% 100% 100% 100%
Recall 72% 96% 64% 70%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa asupan makan pasien


sudah mengalami kenaikan di banding hari pertama dan kedua .Asupan
energi pasien 72 % dari total kebutuhan dan dikategorikan kurang ,Protein
96% (baik ) ,Lemak 64 % ( kurang ) ,dan asupan KH 70% ( kurang )
.Asupan dikatakan baik apabila asupan pasien > 80% dari total kebutuhan
pasien

d. Asupan serat

serat
120%
100%
80%
Axis Title

60%
40%
20%
0%
Kebutuhan hari 1 hari 2 hari 3
Series1 100% 76% 73% 83%

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa asupan serat pasien
mengalami peningkatan dan penurunan pada hari pertama 76 % ,menurun
pada hari kedua dan kembali meningkat pada hari ke tiga 83 %.

e. Perbandingan Asupan

Chart Title
140%
120%
100%
Axis Title

80%
60%
40%
20%
0%
hari 1 hari 2 hari 3
Energi 50% 69% 72%
Protein 50% 117% 96%
Lemak 42% 62% 64%
KH 55% 70% 70%
Serat 76% 73% 83%

Berdasarkan hasil grafik diatas dapat disimpulkan ,asupan makan pasien


selam 3 hari intervensi mengalami peningkatan ,pada hari pertama
intervensi diberikan 100% dari total kebutuhan dan pasien hanya mampu
menghabiskannya 50 % dari yang diberikan dan diberikan dalam bentuk
makanan lunak ,pada hari kedua intervensi diberikan 100 % dari total
kebutuhan dan mengalami sedikit peningkatan yaitu 69 % dan masih
dikategorikan kurang menurut Gibson (2005) ,pada hari ketiga tetap
diberikan 100 % dari total kebutuhan dan kembali mengalami peningkatan
yaitu 72% (Kurang) ,napsu makan pasien sudah cukup membaik .Asupan
protein pasien dikategorikan baik ,lemak dan Kh masih dikategorikan
kurang .

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


3. Antropometri
Tanggal Hasil BB/TB Normal
15 oktober 10 kg Z-Score (-2,3) Kurus
18oktober 10 kg Z-Score (-2,3) Kurus

Pada perkembangan data antropometri berat badan pasien diketahui bahwa


selama 3 hari intervensi dilakukan tidak terjadi kenaikan dan penurunan berat
badan .

4. Biokimia
Tabel 2
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Hemoglobin 13,2 - - 14 – 16 g/dL Normal
Hematokrit 40 - - 42-52 vol % Normal
Leukosit 9.500 - - 5-10 rb/ul Normal
Trombosit 320.000 - - 150-500 rb /ul Normal
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019
Tidak ada pemeriksaan laboratorium terbaru

Tabel 3
Jenis Hasil pemeriksaan Nilai Rujukan Keterangan
pemeriksaan
Feses
Konsistensi Hijau lembek Lembek Tidak Normal
Eritrosit 1-2 0-1 /PLP Meningkat
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


5. Fisik dan Klinis terkait gizi
a. Fisik
Tabel 4
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan fisik oktober 2019
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Keadaan Umum Lemah Lemah Lemah
Kesadaran CM CM CM
Mual muntah Ada Berkurang Berkurang
Nafsu makan Membaik Membaik Membaik

b. Klinis
Tabel 5
Tanda -tanda Vital
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Nadi 90 91 90 60-100x/mnt Normal
Pernapasan 20 20 19 12-20x/mnt Normal
Suhu 38 37,2 36 36-37°C Normal
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019
Pada hari ketiga intervensi data fisik dan klinis pasien menunjukan keadaan
pasien membaik .

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


B . Pembahasan

Proses asuhan gizi terstandart ini dilakukan sejak tanggal 15-18 Oktober 2019
,sebelum dilakukan intervensi gizi terlebih dahulu dilakukan pengkajian data atau
assesment gizi ,dari data antropometri berat badan dan tinggi badan pasien menunjukan
jika status gizi pasien kurus didapatkan dengan perhitungan Z-Score BB/TB (-2,3 )
Asupan makan pasien sebelum masuk rs dikategorikan buruk karena hanya 22,4
% dari total kebutuhan disebabkan pasien mengalami penurunan nafsu makan dan pasien
mual,muntah .
Dari hasil antropometri tidak ada perubahan data selama intervensi status gizi
pasien masih kurus dengan Z-Score BB/TB (-2,3). Disebabkan pasien asupannya
meskipun meningkat masih < 80 % .
Dari hasil biokima semuanya normal dan pemeriksaan feces rutin pasien
mengalami diare data didapat dari rekam medis pasien dan tidak dlakukan pemeriksaan
lanjutan
Hasil monitoring fisik dan klinis pemantauan pasien selama 3 hari napsu makan
pasien membaik pada implementasi hari ke 3 ,mual muntah sudah berkurang ,dan diare
masih .
Saat proses implementasi An. S dan keluarga diberikan edukasi .Materi diberikan
diet TKTP dan Rendah Serat serta penjelasan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan ,selam proses edukasi keluarga pasien bisa mengerti dan memahami materi
edukasi yang diberikan.
Beberapa makanan pokok (beras, gandum, semolina, pisang) dan makanan
berbahan dasar diet telah ditemukan berguna secara klinis dalam tatalaksana diare pada
anak (Loganayaki 2010).

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan pengkajian asupan makan hasil recall 24 jam An.S < 80 %
,Status gizi dikategorikan kurang gizi ,keadaan fisik tampak lemah selama 3
hari ,`penurunan napsu makan
2. Diagnosa gizi An. S yaitu asupan oral inadekuat ,dan kurangnya pengetahuan
terkait makanan makanan dan zat gizi .
3. Intervensi yang diberikan diet TKTP dan diet rendah sisa ,bentuk makanan
lunak ,frekuensi makanan 3x utama .
4. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan yaitu pengamatan asupan
,antropometri ,biokimia ,fisik klinis ,pengetahuan terkait gizi serta edukasi dan
konseling gizi terkait makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

B. Saran
1. Sebaiknya pada pasien dengan GEA dengan dehidrasi sedang harus
mengkonsumsi makanan rendah sisa untuk proses penyembuhan
2. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga pasien agar mau mengikuti
saran diet yang telah dianjurkan dan tidak dianjurkan
3. Untuk perhitungan disesuaikan dengan kondisi pasien dan daya terima sudah
membaik maka peningkatan kebutuhan bisa ditingkatkan

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu


DAFTAR PUSTAKA
Afiyanti, Yati.(2010). Analisis Konsep Kualitas Hidup.

WHO. Maternal Mortality: World Health Organization; 2014.

Bahren ,Raehanul.Kesehatan Muslim Menjaga Kesehatan di Musim Hujan


.Yogyakarta :Pustaka Muslim ,2014

Sodikin.(2012). Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Wong, D.L, Et al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatric Wong Edisi 6 Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC

Widjaja, M.C. (2008). Mencegah & Mengatasi Demam Pada Balita. Jakarta: Buku
Umum.

Lubis, I.N.D, Lubis, C.P,. 2011. Penanganan Demam Pada Anak

Juffrie, M., 2015. Gasroenterologi- Hepatologi Jilid 1. Jakarta : IDAIDepartemen


Kesehatan

RI. 2011. RumahTangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta:
Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi di RSUD Kota Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai