Bab III Kasus Besar
Bab III Kasus Besar
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastroenteritis masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas anak di Negara berkembang (Bambang, 2010). Gastroentritis atau diare
merupakan penyakit di Indonesia yang sampai saat ini masih merupakan salah
satu penyakit endemis. Menurut Keputusan Menkes RI No.
1216/Menkes/SK/XI/2001 tentang pedoman pemberantasan penyakit diare
dinyatakan bahwa penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat Indonesia, baik ditinjau dari angka kesakitan dan angka kematian
serta Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditimbulkan dan merupakan penyakit yang
termasuk dalam 10 penyakit terbesar di Indonesia dan menduduki urutan kelima.
Setiap tahun diperkirakan lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis didunia
dengan 3,3 juta orang.
Menurut Yati (2010), salah satu penyebab utama mortalitas dan
morbiditas anak di Dunia yang menyebabkan kematian 1,6-2,5 juta anak tiap
tahunnya, serta merupakan1/5 dari seluruh penyebab kematian. Sedangkan
menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Indonesia (2001), penyakit
diare menempati urutan kedua penyakit mematikan yang berasal dari penyakit
infeksi. Jumlah penderita diare di Indonesia pada tahun itu mencapai 4 % dan
angka kematiannya mencapai 3,8 %. Pada bayi, diare menempati urutan tertinggi
penyebab kematian dengan angka mencapai 9,4 % dari seluruh kematian
penderita diare.
Dampak yang timbul dari diare adalah dehidrasi, dan gangguan
pertumbuhan (Widjaja, 2011). Hai ini kalau tidak segera ditangani akan
mengancam keselamatan klien misalnya, jika terjadi dehidrasi akan menyebabkan
syok hipovolemik, serta dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan hai ini
disebabkan oleh kurangnya makanan yang tidak dapat diserap oleh tubuh dan
kurangnya masukan makanan yang masuk dalam tubuh.
Diare masih merupakan penyebab kematian nomer dua setelah infeksi
saluran napas akut pada anak-anak balita di seluruh dunia (Lanataet al.,2013).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan proses asuhan gizi atau penampisan gizi pada pasien
Observasi Febris ,Gastroenteritis dehidrasi sedang .
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan skrining gizi atau penampisan gizi pada pasien
Observasi Febris ,Gastroenteritis dehidrasi sedang
b. Mampu melakukan assesment gizi atau pengkajian data pada pasien
Observasi Febris ,Gastroenteritis dehidrasi sedang
c. Mampu menetapkan diagnosa gizi pada pasien Observasi Febris
,Gastroenteritis dehidrasi sedang
d. Mampu menyusun dan menetapkan intervensi gizi pada pasien Observasi
Febris ,Gastroenteritis dehidrasi sedang
e. Mampu merencanakan dan melakukan monitoring dan evaluasi gizi pada
pasien Observasi Febris ,Gastroenteritis dehidrasi sedang
TINJAUAN PUSTAKA
A. FEBRIS
a. Febris
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai
akibat peningkatan pusat pengatur dihipotalamus (Sodikin ,2012). Demam
merupakan kenaikan suhu tubuh menjadi > 37,5°C yang diukur di aksila dan
pada pengukuran rektal lebih tinggi 0,5°C (WHO, 2014 ) . Batasan nilai atau
derajat demam dengan pengukuran di berbagai bagian tubuh sebagai berikut:
suhu aksila/ketiak diatas 37,2°C, suhu oral/mulut diatas 37,8°C, suhu
rektal/anus diatas 38,0°C, suhu dahi diatas 38,0°C, suhu di membran telinga
diatas 38,0°C. Sedangkan dikatakan demam tinggi apabila suhu tubuh diatas
39,5°C dan hiperpireksia bila suhu diatas 41,1°C (Bahren, et al., 2014).
Pengukuran yang paling akurat adalah dengan meletakan ujung
termometer di lubang anus atau biasa disebut rektum pada anak secara hati-
hati (Arifianto, 2012).
b. Etiologi
Demam menjadi salah satu gejala dari adanya infeksi jaringan
dalamtubuh. Jaringan yang terinfeksi mengandung bakteri yang sifatnya
patogen.Mikroorganisme tersebut dapat berupa virus, bakteri, maupun parasit.
Demam juga bisa disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan
(overhating),dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan
gangguan sistem imun (Lubis, 2011).
Secara garis besar, ada dua kategori demam yang seringkali diderita anak
yaitu demam non-infeksi dan demam infeksi (Widjaja, 2008).
1) Demam Non-infeksi
Demam non-infeksi adalah demam yang bukan disebabkan oleh masuknya
bibit penyakit ke dalam tubuh. Demam ini jarang diderita oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Demam non-infeksi timbul karena adanya kelainan
pada tubuh yang dibawa sejak lahir, dan tidak ditangani dengan baik. Contoh
demam non-infeksi antara lain demam yang disebabkan oleh adanya kelainan
degeneratif atau kelainan bawaan pada jantung, demam karena stres, atau
A. Identitas Pasien
Nama : An.S
Medical Record : 07.41.61
Diagnosa Medis :Observasi Febris,GEA dengan Dehidrasi sedang
Tanggal Masuk :14 Oktober 2019
Tanggal Intervensi :15-18 Oktober 2019
Kelas Perawatan : Ruang Safa kelas 3
Tanggal Lahir : 19 Januari 2017
Umur : 2 tahun 8 bulan
Alamat : Bakal Dalam Talo Kecil
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan Orang tua
Ibu : IRT
Ayah : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir Orang tua
Ibu : SMA
Ayah : SMA
No Parameter Skor
1 Apakah pasien tampak kurus ? Tidak (0) Ya (1)
2 Apakah terdapat penurunan berat badan selama satu Tidak (0) Ya (1)
bulan terakhir ? (berdasarkan penilaian objektif data berat
badan bila ada atau penilaian subjektif orang tua pasien
atau untuk bayi < 1 tahun berat badan tidak naik selama 3
bulan terakhir )
3 Apakah terdapat salah satu dari kodisi tersebut? (diare ≥ 5 Tidak (0) Ya (1)
kali/hari dan muntah >3 kali/hari dalam seminggu terakhir
atau asupan makanan berkurang selama 1 minggu
terakhir)
4 Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang Tidak (0) Ya (3)
mengakibatkan pasien berisiko mengalami malnutrisi?
(lihat tabel )
TOTAL SKOR 3
Kesimpulan
Nilai score : 0 Risiko rendah, 1-3 Risiko sedang, 4-5 Risiko tinggi
Total score < 3 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan RS)
Total score < 3 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan umum RS)
Kategori : Risiko Sedang
Ket: Dari tabel strong kid tersebut mendapatkan hasil bahwa pasien mengalami
risiko sedang dan akan dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan RS)
C. Assesment
1. Riwayat Makan (FH)
a. Pola makan dirumah 2-3x makan utama
b. Suka jajan sembarangan
c. Suka makanan dan minuman kemasan ,teh gelas ,sosis ,ciki-ciki 1 x/hari
d. Suka makan mie 4x /minggu
e. Suka makan ikan 4x/minggu dan jarang makan sayur dan buah
f. Minum 4-5 gelas/hari
Tabel 1
Pola Makan dan Kebiasaan Makan Sebelum MRS
Porsi Tiap Kali
Bahan Konsumsi Per…. Paling Sering
Konsumsi
Makanan Dimasak Apa
Hr Mgg Bln URT Gram
Makanan Pokok
Nasi 2x ¾ gls 50 Dikukus
Mie 4x 1 bks 50
Kentang 2x ½ sdang 50
Roti 2x 1 iris 40
Protein hewani
Ayam 2x 1 Ptg sdg 50
Ikan 4x 1 ptg sdg 50
Telur 3x 1 btr 50
Sayuran
Bayam 1x ½ gls 50
Wortel 3x ½ gls 50
...
Buah-buahan
Semangka 2x ½ ptg sdg 50
Pisang 1x 1 bh sdg 50
Apel 2x ½ bh sdg 75
Mangga 2x ½ bh bsr 50
Lemak dan Minyak
Minyak Kelapa 1x
Margarin 1x
...
Ket : Dari tabel 1 yang diatas menunjukkan pasien sering mengkonsumsi mie 4x
dalam seminggu ,protein hewani yang paling suka makan ikan dan jarang makan
sayur
Tabel 3
Persentase Asupan Makan
Kategori Persen Asupan
Buruk < 51 %
Kurang 51 – 80%
Baik >80%
Sumber : (Gibson, 2005)
Tabel 5
Terapi Obat yang Diberikan Selama Dirawat di RSHD
Interaksi Obat dan
No. Nama Obat Indikasi Efek Samping
Makanan
1. Oralit Obat yang digunakan Perut kembung akibat
untuk mengatasi kondisi terlalu banyak cairan
kekurangan eletrolit dan yang masuk
mineral di dalam tubuh Merasa mual
akibat dehidrasi yang Kadar kalsium tinggi
terjadi akibat diare, dalam darah
muntah kronis, hingga
aktivitas fisik yang
berlebihan.
2 Zinc Untuk diare pada anak, Sakit perut. Makanan yang
dalam kombinasi dengan Mual. mengandung kadar
terapi garam rehidarasi Muntah. vitamin C yang tinggi
oral. Diare. dapat membantu
Iritasi pada proses penyerapan
lambung.
obat .
Lelah.
Sakit kepala.
Uring-uringan
tanpa 21las an
1. Antropometri (AD)
Tinggi Badan = 87 cm
Berat Badan = 10 Kg
BBI = 2n + 8
= (2x 2,8) +8
= 5,6 + 8 = 13,6 kg
𝐵𝐵 𝑎𝑛𝑎𝑘−𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
BB/U = 𝐵𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛−(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝐵 𝑝𝑑(−1𝑆𝐷)
10−13,7 −3,7
= = =
13,7−12,1 1,6
90−93,4 −3,4
= 93,7−89,9= 3,8
-
= 0,8 (Normal)
𝐵𝐵 𝑎𝑛𝑎𝑘− 𝐵𝐵/𝑇𝐵 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
BB/TB = 𝐵𝐵/𝑇𝐵 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛−(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝐵/𝑇𝐵 𝑝𝑑(−1𝑆𝐷)
10−12,3 −2,3
= 12,3−11,3= 1
= - 2,3 (Kurus )
An .S status gizinya menurut BB/U masuk dalam kategori kurang (-2,3) ,dan menurut
BB/TB masuk dalam kategori Kurus (-2,3)
Tabel 7
PemeriksaanLaboratorium
Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan
15/09/19
Hemoglobin 13,2 14 – 16 g/dL Normal
Hematokrit 40 42-52 vol % Rendah
Leukosit 9.500 5-10 rb/ul Normal
Trombosit 320.000 150-500 rb /ul Normal
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019
3. Fisik dan Klinis Terkait Gizi
a. Fisik (PD)
Tabel 8
Pemeriksaan Fisik
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
Oktober 2019
Keadaan Umum Kesadaran CM, asthenia(lemah).
Sistem Pencernaan Mual dan muntah ± 3 hari SMRS, diare ±
3 hari, nafsu makan menurun.
KET : Dari tabel 8 pasien mual dan muntah ± 3 hari ,diare ±3 hari dan napsu makan
pasien menurun
Tabel 9
Pemeriksaan Klinis
Tanda-Tanda Vital
Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan
15/09/19
Tekanan Darah 120/80 mmHg
Nadi 90x 60-100x/mnt Normal
Pernafasan 20 12-20x/mnt Normal
Suhu 38 36-37°C Tinggi
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019
Ket : Dari tabel 9 suhu tinggi (38 °C) yang menandakan pasien demam
Tabel 10
Zat Gizi Estimasi Metode
Energi Kkal Rumus EER An 32 bln
CS.2. Zat Gizi Makro
Lemak Gram 30% dari total energy
Protein Gram 15% dari total energy
Karbohidrat Gram 55% dari total energy
CS.3.1. Cairan
Cairan 1000 ml Rumus Holliday -Segar
D. Prioritas Masalah
Tabel 10
Prioritas Masalah
Tanggal Masalah Catatan
Asupan energi inadekuat Hasil recall setelah MRS
Energi = 378 kkal = 22,4 %
Protein = 16,8 gram = 25%
Lemak =7,7 gram = 13%
KH = 59,7 gram = 25,8 %
Oktober 2019 Mual dan Muntah Diare Selama 3 hari menyebabkan penurunan
nafsu makan
Kurang pengetahuan terkait gizi Perilaku konsumsi makanan yang tidak
sehat.
Diare Selam 3 hari menyebabkan anak tampak
lemas
E. Diagnosa Gizi
Tabel 12
Diagnosa Gizi
Domain Problem Etiologi Sign/Symptom
NI 2.1 Asupan Oral Berkaitan dengan keadaan Ditandai dengan hasil recall 1x24
inadekuat
fisiologis mual dan muntah. jam SMRS Energi 22,4 % ,P 25
% ,L 13 % ,KH 25,8 % dari total
kebutuhan
NB 1.1 Kurang Berkaitan dengan kurang Ditandai kebiasaan ibu yang
Pengetahuan terpaparnya informasi tentang memberikan makanan jajanan
Terkait Gizi pemberian makanan yang dan minuman kemasan teh gelas
sehat untuk anak
b. Diagnosis 2
Diagnosis Gizi: Kurang Pengetahuan Ibu Terkait Gizi Berkaitan dengan kurang terpaparnya
informasi Ditandai kebiasaan ibu yang memberikan makanan seperti jajanan dan minuman kemasan
Tujuan Intervensi:
Memberikan pemahaman kepada orang tua pasien tentang pemberian makan sesuai dengan usia.
Rencana Edukasi :
Melakukan edukasi dan motivasi di awal dan di akhir intervensi yang diberikan pada orang tua
pasien.
Metode :
Penggunaan Leaflet
2. Implementasi Diet
a. Tujuan Diet :
1. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien
2. Membantu memberikan makanan rendah sisa dan lunak agar mudah
dicerna supaya tidak memberatkan kerja saluran pencernaan.
3. Memberikan pemahaman kepada orang tua pasien tentang pemberian
makan sesuai dengan usia.
b. Prinsip Diet : Tinggi Energi Tinggi Protein ,Rendah Sisa dan Serat
c. Nama Diet : Diet TKTP, Rendah Sisa II
8% 𝑥 1684 𝑘𝑘𝑎𝑙
SFA 8% = 9
= 14.9 gram/hari
10 % 𝑥 1684 𝑘𝑘𝑎𝑙
MUFA 10% = 9
= 18,7 gram/hari
12 % 𝑥 1684 𝑘𝑘𝑎𝑙
PUFA 12 % = 9
= 22,4 gram/hari
Tabel 12
Rancangan Monitoring dan Evaluasi
Parameter Cara Pelaksanaan Target Pelaksanaan Hasil
Asupan Makan Recall 1x24 jam Lebih dari 60% Kebutuhan Setiap hari Kebutuhan
dicapai secara bertahap selama masa pasien hanya
intervensi menyampai
Pemeriksaan fisik Observasi 1. Keadaaan umum Setiap hari Pasien tidak lagi
dan klinis membaik. Tidak lagi selama masa mengalami
1. Kondisi mengalami Mual, intervensi mual, muntah
fisik muntah dan diare dan diare
(keadaan
umum,
mual,
muntah,
diare)
Antropometri Pengukuran status gizi Mempertahankan berat Hari terakhir Tidak ada
dengan menggunakan badan. intervensi perubahan berat
IMT badan
Biokimia Melihat hasil Hasil pemeriksaan lab Setiap ada hasil Tidak
pemeriksaan lab Ureum, Ureum, Kreatinin, Hb, pemeriksaan lab pemeriksaan lab
Kreatinin, Hb, Leukosit. Leukosit meranjak Normal terbaru terbaru
1684 63 56 231
Kebutuha
n
Kategori Buruk Kura Kurang Buru Baik Bai Buru kuran Kura Kura kurang Kura
ng k k k g ng ng ng
HARI 1
120%
100%
80%
60%
Kebutuhan
40%
Recall
20%
0%
energi protein lemak KH
Kebutuhan 100% 100% 100% 100%
Recall 50% 50% 42% 55%
HARI 2
140%
120%
100%
80%
60% Kebutuhan
40% Recall
20%
0%
energi protein lemak KH
Kebutuhan 100% 100% 100% 100%
Recall 69% 117% 62% 70%
Pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa asupan energi pasien 69%
dan dikategorikan kurang ,Protein 117 % ( baik ) ,asupan Lemak 62%
(kurang ) dan asupan KH 70% dan dikategorikan kurang .Asupan
dikategorikan baik apabila asupan makan pasien > 80 % dari total
kebutuhan (Gibson 2005)
HARI 3
120%
100%
80%
60%
Kebutuhan
40%
Recall
20%
0%
energi protein lemak KH
Kebutuhan 100% 100% 100% 100%
Recall 72% 96% 64% 70%
d. Asupan serat
serat
120%
100%
80%
Axis Title
60%
40%
20%
0%
Kebutuhan hari 1 hari 2 hari 3
Series1 100% 76% 73% 83%
e. Perbandingan Asupan
Chart Title
140%
120%
100%
Axis Title
80%
60%
40%
20%
0%
hari 1 hari 2 hari 3
Energi 50% 69% 72%
Protein 50% 117% 96%
Lemak 42% 62% 64%
KH 55% 70% 70%
Serat 76% 73% 83%
4. Biokimia
Tabel 2
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Hemoglobin 13,2 - - 14 – 16 g/dL Normal
Hematokrit 40 - - 42-52 vol % Normal
Leukosit 9.500 - - 5-10 rb/ul Normal
Trombosit 320.000 - - 150-500 rb /ul Normal
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019
Tidak ada pemeriksaan laboratorium terbaru
Tabel 3
Jenis Hasil pemeriksaan Nilai Rujukan Keterangan
pemeriksaan
Feses
Konsistensi Hijau lembek Lembek Tidak Normal
Eritrosit 1-2 0-1 /PLP Meningkat
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019
b. Klinis
Tabel 5
Tanda -tanda Vital
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Nadi 90 91 90 60-100x/mnt Normal
Pernapasan 20 20 19 12-20x/mnt Normal
Suhu 38 37,2 36 36-37°C Normal
Sumber: data rekam medis RSUD Harapan dan Doa 2019
Pada hari ketiga intervensi data fisik dan klinis pasien menunjukan keadaan
pasien membaik .
Proses asuhan gizi terstandart ini dilakukan sejak tanggal 15-18 Oktober 2019
,sebelum dilakukan intervensi gizi terlebih dahulu dilakukan pengkajian data atau
assesment gizi ,dari data antropometri berat badan dan tinggi badan pasien menunjukan
jika status gizi pasien kurus didapatkan dengan perhitungan Z-Score BB/TB (-2,3 )
Asupan makan pasien sebelum masuk rs dikategorikan buruk karena hanya 22,4
% dari total kebutuhan disebabkan pasien mengalami penurunan nafsu makan dan pasien
mual,muntah .
Dari hasil antropometri tidak ada perubahan data selama intervensi status gizi
pasien masih kurus dengan Z-Score BB/TB (-2,3). Disebabkan pasien asupannya
meskipun meningkat masih < 80 % .
Dari hasil biokima semuanya normal dan pemeriksaan feces rutin pasien
mengalami diare data didapat dari rekam medis pasien dan tidak dlakukan pemeriksaan
lanjutan
Hasil monitoring fisik dan klinis pemantauan pasien selama 3 hari napsu makan
pasien membaik pada implementasi hari ke 3 ,mual muntah sudah berkurang ,dan diare
masih .
Saat proses implementasi An. S dan keluarga diberikan edukasi .Materi diberikan
diet TKTP dan Rendah Serat serta penjelasan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan ,selam proses edukasi keluarga pasien bisa mengerti dan memahami materi
edukasi yang diberikan.
Beberapa makanan pokok (beras, gandum, semolina, pisang) dan makanan
berbahan dasar diet telah ditemukan berguna secara klinis dalam tatalaksana diare pada
anak (Loganayaki 2010).
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan pengkajian asupan makan hasil recall 24 jam An.S < 80 %
,Status gizi dikategorikan kurang gizi ,keadaan fisik tampak lemah selama 3
hari ,`penurunan napsu makan
2. Diagnosa gizi An. S yaitu asupan oral inadekuat ,dan kurangnya pengetahuan
terkait makanan makanan dan zat gizi .
3. Intervensi yang diberikan diet TKTP dan diet rendah sisa ,bentuk makanan
lunak ,frekuensi makanan 3x utama .
4. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan yaitu pengamatan asupan
,antropometri ,biokimia ,fisik klinis ,pengetahuan terkait gizi serta edukasi dan
konseling gizi terkait makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
B. Saran
1. Sebaiknya pada pasien dengan GEA dengan dehidrasi sedang harus
mengkonsumsi makanan rendah sisa untuk proses penyembuhan
2. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga pasien agar mau mengikuti
saran diet yang telah dianjurkan dan tidak dianjurkan
3. Untuk perhitungan disesuaikan dengan kondisi pasien dan daya terima sudah
membaik maka peningkatan kebutuhan bisa ditingkatkan
Wong, D.L, Et al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatric Wong Edisi 6 Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC
Widjaja, M.C. (2008). Mencegah & Mengatasi Demam Pada Balita. Jakarta: Buku
Umum.
RI. 2011. RumahTangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta:
Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI.