Anda di halaman 1dari 17

1

MAKALAH

PERAN PARTAI POLITIK DALAM KEGIATAN PEREKONOMIAN

DISUSUN OLEH :
NAMA: REYNA SHIRYLY GABRIELLA

NPM: 180214646

KELAS: A(REGULAR)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA

TENGGARONG

2019
2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat-Nya lah maka penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penyelesaian makalah ini, saya banyak memperoleh bantuan


berupa saran-saran maupun bimbingan untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang sudah berkontribusi.

Saya menyadari bahwa dalam makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan,
namun saya tetap berharap semoga makalah ini dapat memberikan sesuatu yang
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Tenggarong, 3 November 2019

Penulis
3

DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………….......……… iii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …..……………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1

C. Tujuan ......................................................................................... 2

BAB 2.ISI
A. Korupsi .....................................………….........……………….... 3

B. Sejarah Korupsi di Indonesia …............….................................... 3

C. Dampak Korupsi ….................…............……………..……….... 5

D. Korupsi di Sekitar Kita ….....................................................…… 10

E. Metode Memberantas Korupsi ..................................................... 11

BAB 3. PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………….... 13

B. Saran …………………………………….……………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi sudah sering kita dengar saat ini, baik di media masa maupun
media elektronik. Korupsi berada di sekitar kita, bahkan mungkin kita tidak
menyadarinya. Korupsi bisa terjadi mulai dari hal yang sangat kecil dan sepele
sampai dengan hal yang besar. Korupsi juga bisa terjadi di rumah, di sekolah, di
masyarakat, maupun di insatansi tertinggi serta dalam pemerintahan. Mereka yang
melakukan korupsi terkadang mengangap remeh hal yang dilakukan itu. Hal ini
sangat menghawatirkan, sebab bagaimana pun, apabila suatu organisasi dibangun
dari korupsi akan dapat merusaknya.

Maraknya praktek korupsi di Indonesia tampaknya sudah sangat parah.


Korupsi terlanjur kuat, tak terkendali, dan menjadi sistem tersendiri yang
mengakar di Indonesia. Orang yang awalnya baik, dapat dengan mudah berubah
menjadi korup. Hal ini menyebabkan kepercayaan publik terhadap instansi
pemerintah menurun drastis.

Korupsi menggerogoti dari dalam dan menyebabkan berbagai macam


keberbahayaan di dalam masyarakat. Oleh karena itu penulis ingin membahas
tentang mengapa korupsi itu berbahaya

B. Rumusan Masalah

1. Korupsi
2. Sejarah Korupsi di Indonesia
3. Dampak Korupsi
4. Korupsi di Sekitar Kita
5. Metode Memberantas Korupsi
2

C. Tujuan

1. Mengerti Korupsi
2. Mengerti Jenis Korupsi
3. Mengerti dan Paham Dampak Korupsi
4. Mengenal Korupsi di Sekitar Kita
5. Mengerti Metode Memberantas Korupsi
3

BAB 2

ISI

A. Korupsi

Arti harifiah adalah Kebusukan, keburukan, kebejatan, ke tidak jujuran,


dapat di suap, Tidak bermoral, penyimpangan dari ke sucian.Menurut perspektif
hukum, definisi korupsi di jelaskan dalam 13 pasal ( UU No.31 Tahun 1999 jo.
UU No 20 Tahun 2001 ) Merumuskan 30 bentuk / Jenis tindak pidana korupsi,
yang di kelompokan SBB :
1. Kerugian keuangan negara
2. Suap menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi

B. Sejarah Korupsi di Indonesia

Korupsi dalam konteks sejarah Indonesia sudah ada jauh sebelum


Indonesia merdeka, bahkan beberapa referensi menyatakan korupsi sudah ada
sejak jaman kerajaan nusantara melalui venalty of power, dimana kedudukan atau
jabatan diperjualbelikan secara bebas kepada siapa saja yang mampu membayar

Pasca Indonesia merdeka korupsi dilakukan sejak dari era Orde Lama, era
Orde Baru, hingga era Reformasi dan menempatkan Indonesia sebagai salah satu
negara dengan indeks korupsi tertinggi di dunia. Tidak heran apabila sebagian
kalangan sudah menganggap korupsi memiliki sifat lintas waktu/cross-temporal
dan menjelma menjadi sebuah budaya yang tidak bisa dipisahkan dalam
penyelenggaraan pemerintahan Indonesia
4

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, pada era


Orde Lama pemberantasan korupsi diatur dalam Peraturan Pemberantasan
Korupsi No.Prt/PM-06/1957. Pada era Orde Baru pemberantasan korupsi diatur
dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Pada era Reformasi pemberantasan korupsi diatur dalam banyak
peraturan perundang-undangan, bahkan dibentuk pula lembaga anti korupsi KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi) dan pengadilan khusus tindak pidana korupsi
(Tipikor) yang terpisah dari pengadilan umum. Tidak hanya itu, Indonesia bahkan
sampai meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang anti korupsi.
Berbagai instrumen kebijakan pemberantasan korupsi yang ada tersebut
menegaskan bahwa korupsi merupakan tindakan kejahatan dan kriminal yang luar
biasa (extra ordinary crime), karena selain merugikan keuangan negara juga telah
mengganggu jalannya birokrasi dan mempersulit terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih.

pada era Reformasi korupsi telah terdesentralisasi ke daerah-daerah yang


meliputi hampir seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan daerah. Bahkan,
korupsi melibatkan oligarki elit lokal sehingga tidak heran banyak pejabat daerah
beserta keluarganya terlibat kasus korupsi

Ironinya, korupsi pada era sekarang sudah sampai kepada stuktur


pemerintahan terbawah, yaitu desa. Bahkan, korupsi di tingkat desa banyak terjadi
ketika negara memberlakukan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa dimana desa diberikan kewenangan yang besar untuk menyusun dan
melaksanakan pembangunan yang didalamnya disertai dana desa dengan jumlah
yang cukup besar.

Kasus korupsi di tingkat desa dalam realitasnya sudah direncanakan dari


awal proses perencanaan pembangunan desa dengan cara baik itu menyusun
program pembangunan yang sengaja akan memberikan peluang untuk bisa
dikorupsi atau dengan cara menaikan anggaran biaya program dari yang
5

semestinya. Hal ini menandakan bahwa korupsi di tingkat desa sudah menjadi
sebuah perilaku terencana yang disusun secara terstruktur dan sistematis.

Dilihat dalam konteks perilaku, maka perilaku koruptif dipahami sebagai


kecenderungan pandangan, sikap maupun keberpihakan terhadap tindakan korupsi
dimana seseorang atau sekelompok orang secara sadar dan sengaja melakukan
penyelewengan.

C. Dampak Dari Korupsi

1. Dampak Korupsi Dari Aspek Ekonomi

1.1 Dampak Kualitatif Korupsi pada Perekonomian

a. Korupsi mengurangi pendapatan dari sektor publik dan


meningkatkan pembelanjaan pemerintah untuk sektor publik.
Korupsi juga memberikan kontribusi pada nilai defisit fiskal yang
besar, meningkatkan income inequality, dikarenakan korupsi
membedakan kesempatan individu dalam posisi tertentu untuk
mendapatkan keuntungan dari aktivitas pemerintah pada biaya
yang sesungguhnya ditanggung oleh masyarakat. Ada indikasi
yang kuat, bahwa meningkatnya perubahan pada distribusi
pendapatan terutama di negara negara yang sebelumnya memakai
sistem ekonomi terpusat disebabkan oleh korupsi, terutama pada
proses privatisasi perusahaan negara.
b. Korupsi mengurangi kemampuan pemerintah untuk melakukan
perbaikan dalam bentuk peraturan dan kontrol akibat kegagalan
pasar (market failure). Ketika kebijakan dilakukan dalam
pengaruh korupsi yang kuat maka pengenaan peraturan dan
kebijakan, misalnya, pada perbankan, pendidikan, distribusi
makanan dan sebagainya, malah akan mendorong terjadinya
inefisiensi.
c. Korupsi mendistorsi insentif seseorang, dan seharusnya
melakukan kegiatan yang produktif menjadi keinginan untuk
6

merealisasikan peluang korupsi dan pada akhimya


menyumbangkan negatif value added.
d. Korupsi menjadi bagian dari welfare cost memperbesar biaya
produksi, dan selanjutnya memperbesar biaya yang harus dibayar
oleh konsumen dan masyarakat (dalam kasus pajak), sehingga
secara keseluruhan berakibat pada kesejahteraan masyarakat yang
turun.
e. Korupsi mereduksi peran fundamental pemerintah (misalnya pada
penerapan dan pembuatan kontrak, proteksi, pemberian property
rights dsb). Pada akhirnya hal ini akan memberikan pengaruh
negatif pada pertumbuhan ekonomi yang dicapai.
f. Korupsi mengurangi legitimasi dari peran pasar pada
perekonomian, dan juga proses demokrasi. Kasus seperti ini
sangat terlihat pada negara yang sedang mengalami masa transisi,
baik dari tipe perekonomian yang sentralistik ke perekonomian
yang lebih terbuka atau pemerintahan otoriter ke pemerintahan
yang lebih demokratis, sebagaimana terjadi dalam kasus
Indonesia.
g. Korupsi memperbesar angka kemiskinan. Ini sangat wajar, selain
dikarenakan program-program pemerintah sebagaimana disebut
di atas tidak mencapai sasaran, korupsi juga mengurangi potensi
pendapatan yang mungkin diterima oleh si miskin. MenurutTanzi
(2002), perusahaan-perusahaan kecil adalah pihak yang paling
sering menjadi sasaran korupsi dalam bentuk pungutan tak resmi
(pungutan liar). Bahkan, pungutan tak resmi ini bisa mencapai
hampir dua puluh persen dari total biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan ini amat mengkhawatirkan, dikarenakan pada
negara negara berkembang seperti Indonesia, perusahaan kecil
(UKM adalah mesin pertumbuhan karena perannya yang banyak
menyerap tenaga kerja).
7

1.2 Dampak Korupsi pada Perekonomian Analisa Ekonometrika

Beberapa tahun terakhir, banyak dilakukan penelitian dengan


menggunakan angka indeks korupsi untuk melihat hasilnya pada
variabel-variabel ekonomi yang lain. Beberapa hasil penelitian tersebut
adalah:
a. Korupsi Mengurangi Nilai Investasi
Korupsi membuat sejumlah investor kurang percaya untuk
menanamkan modalnya di Indonesia dan lebih memilih
menginvestasikannya ke negara-negara yang lebih aman seperti
Cina dan India. Sebagai konsekuensinya, mengurangi pencapaian
actual growth dari nilai potential growth yang lebih tinggi.
Berkurangnya nilai investasi ini diduga berasal dari tingginya biaya
yang harus dikeluarkan dari yang seharusnya. Hal ini berdampak
pada menurunnya growth yang dicapai.
b. Korupsi Mengurangi Pengeluaran pada Bidang Pendidikan dan
Kesehatan. Akibat korupsi pendapatan pemerintah akan terpangkas
sehingga dasar porsi 20% APBN tidak sebesar apabila tanpa
korupsi.
Korupsi mengurangi pengeluaran untuk biaya operasi dan
perawatan dari infrastruktur
Korupsi menurunkan produktivitas dari investasi publik dan
infrastruktur suatu negara.

2. Dampak Korupsi Dari Aspek Sosial

Dalam konteks sosial, dampak korupsi menimbulkan problem yang


besar. Deviasi pembangunan fasilitas yang berkaitan dengan pelayanan
pendidikan dan kesehatan menyebabkan masyarakat rentan terhadap berbagai
penyakit dan menurunkan tingkat kompetensinya.
8

Masyarakat juga menjadi kian permisif pada tindak korupsi. Korupsi


dianggap sebagai suatu kelaziman dan bahkan menjadi pelumas bagi proses
ekonomi dan politik.
Sikap dan perilaku kolusif dan koruptif itu pada akhirnya akan
meniadakan etos kompetisi secara sehat. Memperkuat anggapan bahwa siapa
yang berkuasa dan mempunyai uang bisa mengatur segalanya, kesenjangan
antarkelompok sosial kian melebar sehingga menciptakan kerawanan sosial.
3. Dampak Korupsi Dari Aspek Politik
Kekuasaan politik di Indonesia tidak terpusat pada satu tangan melainkan
dibagi ke tiga lembaga negara yang independen dan dalam tingkat yang
sejajar yaitu Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Kekuasaan yang tidak
terpusat bertujuan agar terdapat sistem saling kontrol dan tidak ada pihak
yang mendominasi di antara pemegang kekuasaan. Penyalahgunaan
kekuasaan, yang menjadi salah satu pangkal dari korupsi, akan dapat segera
terlihat dan bisa diminimalisir.
Eksekutif menyelenggarakan negara, Legislatif mengawasi
penyelenggaraan negara, dan Yudikatif menegakkan hukum. dan kekuasaan
kehakiman.
Marak kita jumpai dari ketiga lembaga tersebut terlibat atau diduga terlibat
dalam tindak pidana korupsi. Tindakan korupsi yang menggurita hingga
melibatkan ketiga kekuasaan tersebut menimbulkan dampak yang merugikan
dalam bidang politik bernegara.
Dampak tersebut oleh Indonesia Corruption Watch dijelaskan sebagai
berikut:

a. Kinerja Sistem Terganggu


Isu korupsi sering bersifat personal karena pertanggungjawabannya
bersifat personal (personal liability), tapi dampaknya bisa organisasional,
bahkan sosial. Organisasional kalau korupsi berdampak pada kinerja
lembaga (tempat oknum ada/bekerja). Sosial kalau dampaknya meluas
kepada masyarakat.
9

Dampak sosial sering implisit, ketimbang dampak organisasional, yang


nyata dan eksplisit. Kasus tipikor anggota DPR adalah kisah yang nyata.
Di satu sisi, anggota DPR memangku jabatan untuk sebuah menjadi
bagian lembaga yang mengatasnamakan rakyat, yang artinya dituntut
tanggung jawab dan komitmen yang utuh dan serius. Di sisi lain, anggota
DPR yang tersandung dugaan korupsi berpotensi menyita perhatian dan
menguras energi, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota dewan
legislatif. Belum lagi kalau kita berbicara tentang kemungkinan
faksionalisasi di tubuh DPR antara yang pro dan yang kontra terhadap
tipikor yang menjerat rekan seprofesi mereka. Singkat kata, kasus seperti
ini berpotensi menjadi kendala bagi kinerja lembaga/sistem, sehingga
solusi yang paling bijaksana adalah menonaktifkan anggota DPR yang
terjerat tipikor sampai proses hukum selesai.
Dalam konteks politik, terjadi distorsi kepentingan pada lembaga
politik tempat proses legislasi berlangsung. Karena wakil rakyat yang
dipilih melalui proses pemilu yang tidak sepenuhnya jujur, adil dan sikap
koruptif menjadi bagian tak terpisahkan di dalamnya. Karena itu, elite dan
lembaga politik punya kecenderungan mengabaikan aspirasi rakyat dan
konstituennya.
b. Citra dan Kredibilitas Sistem/Lembaga di Mata Publik Merosot
Untuk lembaga bergengsi seperti DPR yang, tuduhan korupsi pada
salah satu anggotanya tentu berdampak pada bagaimana masyarakat
politik memandang DPR sebagai sebuah lembaga publik yang
mengatasnamakan rakyat. Maka, kalau mau bersikap sebagai negarawan
sejati, selayaknyalah pemimpin yang memangku jabatan publik mundur
dari jabatannya ketika tersandung dugaan pidana. Ini juga bagian dari etika
jabatan.
c. Lembaga/sistem diperalat untuk kepentingan diri
Kita tentu tahu bahwa tuduhan yang paling sering dilontarkan oleh
kalangan antineoliberalis adalah bahwa lembaga multinasional seperti
PBB, IMF, dan Bank Dunia adalah perpanjangan kepentingan kaum
10

kapitalis global dan para hegemon global yang ingin mencaplok politik
dunia di satu tangan raksasa. Tuduhan seperti ini sangat mungkin terjadi
pada pejabat publik yang memperalat lembaga untuk kepentingan diri.
Dalam kasus seperti ini, hanya masyarakat sipil yang berdaya dan
supremasi hukum yang kuat yang bisa menyelamatkan kepentingan umum.

D. Korupsi di Sekitar Kita

Tanpa kita sadari korupsi sudah ada di sekitar kita. Berbagai hal yang
kelihatannya sepele, ternyata dapat disebut sebagai korupsi juga. Untuk itu inilah
daftar korupsi di sekitar kita

1. Korupsi Waktu

Nggak semua korupsi itu berarti uang. Tanpa kita sadari, korupsi sendiri
ada di dekat kita, bahkan kita pernah melakukannya. Salah satunya adalah korupsi
waktu. Tidak pergi kuliah atau telat menghadiri rapat juga termasuk korupsi.

2. Korupsi Pengeluaran Acara

Ini biasa kita lakukan kalau kita sedang mengikuti organisasi kampus. Di
akhir laporan pertanggungjawaban, besar kemungkinan setiap bendahara
membesarkan jumlah pengeluaran yang dilaporkan ke universitas. Hal ini supaya
untuk tahun ke depannya, dana yang diberikan tidak dikurangi

3. Korupsi Saat SMA

Budaya korupsi sudah muncul sejak SMA. Salah satunya di OSIS. Banyak
dari mereka menggunakan uang OSIS dengan jumlah yang sedikit untuk beli jajan
yang dibagi saat rapat. Memang hal sepele, tetapi ini termasuk korupsi.

4. Korupsi Lembur
11

Maunya sih hanya satu, supaya dapat uang lembur. Meski sepintas terlihat
rajin, ini merupakan salah satu bentuk korupsi, namun dipandang sepele oleh
perusahaan.

E. Metode Memberantas Korupsi

Memberantas korupsi bukanlah hal mudah, apalagi kita sebagai penerus


bangsa banyak godaan-godaan yang menghalangi kita agar tidak bisa
memeberantas korupsi. Buktinya saja tanpa kita sadari kita pernah melakukannya.
Seperti melebih lebihkan pengeluaran, terlambat kuliah, tidak mengembalikan
kembalian uang ketika belanja. Korupsi jawaban, dan lain lain

Hal seperti itu seharusnya kita hindari bukan seharusnya dijadikan


kebiasaan. Lantas bagaimana cara kita menanggulangi masalah kasus tersebut?
Dengan cara mengadakan seminar tentang dampak buruk korupsi, menolak
pemberian suap, menerapkan pola jujur dalam kehidupan sehari - hari, bersikap
bijak, menahan segala sesuatu yang dapat meracuni pikiran kita memilih
pergaulan yang baik agar kita tidak terlibat dalam kasusu tersebut.

Pendidikan juga termasuk salah satu bagian penting dalam memberantas


korupsi agar bisa mendidik dan mengajarkan anak didik kita betapa pentingnya
kejujuran, mengajarkan pengetahuan tentang dampak korupsi. Dan melatih
kedisiplinan dalam memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Strategi atau upaya memberantas korupsi :

 Pembentukan lembaga anti korupsi


 Pencegahan korupsi di sector public
 Pencegahan social dan pemberdayaan masyarakat
 Pengembangan dan pembuatan berbagai instrument hukum yang
mendukung pencegahan dan pemberantas korupsi
 Kerjasama internasional.
12

Dari sinilah kita dapat belajar bagaimana dan apa saja mencegah dan macam-
macam korupsi. Dan di harapkan kita generasi muda dapat menghilangkan
kebiasaan buruk para rakyat Indonesia tentang Indonesia.

Agar menjadikan Negara kita menjadi Negara yang jujur dan murni. Ketika
rakyat senang maka pemerintahan juga senang. Upaya para pemuda juga harus
dihormati oleh para petuah dan petinggi Negara agar dapat mencapai cita--cita
yang diinginkan. Karena dengan dorongan dan masukan juga komentarlah yang
dapat merubah suatu harapan itu menjadi kenyataan demi mewujudkan Indonesia
yang tentram, damai, dan disiplin
13

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Beberap unsur yang
terdapat dalam perbuatan korupsi meliputi menerima hadiah atau janji
(penyuapan), pemerasan dalam jabatan, ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai
negeri/penyelenggara negara), menerima gratifikasi, serta menyalahgunakan
kewenangan

Dampak korupsi terhadap kondisi keuangan negara disumbangkan dari


dampak langsungnya pada bidang perpajakan dan ekonomi. Adapun dampak
korupsi terhadap penyelenggaraan negara adalah akumulasi dari dampak langsung
korupsi dalam bidang politik, demokrasi, dan hukum. Sedangkan dampak korupsi
terhadap kondisi sosial masyarakat adalah wujud dari dampak langsung korupsi
dalam bidang akhlak dan moral, sosial, budaya, kode etik, dan sumber daya
manusia.

B. Saran

Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan


pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil di sekitar kita.
14

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/kyberdian/5d3ffe1b0d823073df35f1d2/sejarah-
korupsi-di-indonesia?page=all

https://www.kompasiana.com/farhanovianti/5ccaf6783623ae27e05c2992/korupsi-
yang-tidak-kita-sadari?page=all

Hutabarat, Agus. http://agusthutabarat.wordpress.com/2009/11/06/tindak-pidana-


korupsi-di-indonesia-tinjauan-uu-no-31-tahun-1999-jo-uu-no-20-tahun-2001-
tentang-pemberantasan-tindak-pidana-korupsi/.

http://www.slideshare.net/akungbgl/materi-5-dampak-korupsi-2010.

http://www.anneahira.com/dampak-korupsi.htm.

http://www.scribd.com/doc/57680938/Dampak-Korupsi-Terhadap-HAK-dan-
KEWAJIBAN-bagi-Rakyat-Sipil.

Anda mungkin juga menyukai