Oleh :
Papia J. C. Franklin
( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi )
Abstrak
Tulisan ini, sesuai dengan judulnya mencoba untuk mengungkap prinsip-prinsip pemecahan masalah
sebagai pendekatan dalam suatu pelaksanaan proses perancangan arsitektural. Sebagai pendukung
pemahaman tulisan ini mencoba mendeskripsikan kembali beberapa model proses perancangan yang
menerapkan prinsip-prinsip pemecahan masalah dengan mekanisme dasar “input-proses-output”.
Dari pendalaman terhadap model-model tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan seorang
perancang mengenai perannya dalam menyelesaikan masalah-masalah perancangan serta fungsi dan
motivasi untuk pekerjaanya sangat menentukan pengertiannya mengenai proses yang dipergunakannya. Cara
pertukaran informasi selama berlangsungnya sebuah proyek perancangan, sebagian besar tergantung dari
pandangan pemberi tugas dan terutama dari si perancang.
Pada prinsipnya mustahil ada suatu metode perancangan yang dapat diterapkan secara universal
bahkan sebaliknya akan terbuka peluang terciptanya metode perancangan yang beragam dalam
menyelesaikan dalam suatu proses perancangan, mulai dari perancangan arsitektur bangunan sederhana
hingga bangunan kompleks sekalipun.
Gambar 3
Model Proses Perancangan Asosiasi Arsitek di Inggris
Empat tahap ini tidak perlu beruntun, mencari sebuah pemecahan, dan
walaupun tampak wajar apabila mengambarkannya.
pengembangan sebuah perancangan secara
Model Markus (1969) dan Maver (1970)
menyeluruh bergerak dari Tahap I ke Tahap
IV. Cukup sulit untuk mengetahui informasi Seorang arsitek terutama belajar dari
apa saja yanbg perlu dikumpulkan sebelum contoh dan pratek. Keberhasilan diukur
melakukan penyelidikan dalam Tahap II. berdasarkan kecocokan pemecahan masalah
Sebab salah satu bahaya di sini ialah bahawa untuk situasi dan kondisi tertentu dan bukan
karena mengumpulkan informasi tidaklah berdasarkan metode yang digunakan untuk
sesulit memecahkan masalah, ada memperoleh penyelesaian tersebut,
kecenderungan untuk menunda peralihan dari sedangkan yang dinilai pada seorang
Tahap I ke Tahap II. Kemudian ilmuwan adalah kemampuan penerapan dan
pengembangan pemecahan secara mendetail peragaan konsep-konsep dan metode –
tidak selalu lancar dan kadang-kadang metode yang dipelajarinya untuk mencapai
dirasakan perlunya studi umum yang lebih kebenaran mutlak.
banyak ( Tahap II ). Pendeknya yang Sebuah gambaran lengkap mengenai
dikemukakan oleh bagan ini ialah bahwa metode perancangan membutuhkan urutan
perancang harus mengumpulkan informasi keputusan dan sebuah urutan tahapan
mengenai sebuah masalah, mempelajarinya, perancangan. Urutan pengambilan keputusan
melalui analisis, sintesis, penilaian dan usaha untuk bergerak maju dan menciptakan
pengambilan keputusan pada tiap tahap sebuah jawaban atas masalah. Pada
makin mendetai. Analisis meliputi penjajakan hakekatnya sintesis melahirkan pemecahan.
kaitan-kaitan, pencaharian pola-pola dalam Penilaian meliputi kritik terhadap
informasi yang tersedia dan pemecahan-pemecahan yang di usulkan
pengklasifikasikan maksud dan tujuan. memenuhi maksud dan tujuan yang didapat
Analisis mencakup pengaturan dan dari tahap analisis.
pembuatan pola-pola masalah. Sintesis adalah
Gambar 4
Model Proses Perancangan Markus dan Maver
Mungkinkah perhatian untuk yang akan tetapi sekaligus mengenal masalah dan
abstrak atau yang konkret dipengaruhi oleh mengajukan sejumlah pemecahan.
sistem pengajaran ?. Eastman (1970) dan
Model Darke (1978)
Darke (1978) menunjukkan bahwa masalah
baru dapat dikenal setelah beberapa usaha Pembuatan daftar acuan yang
untuk memecahkannya. Tidak ada pembagian mendahului asimilasi dipengaruhi umpan
yang cukup jelas antara analisis dan sintesis, balik sebab kedua kegiatan terkait erat.
Gambar 5
Model Proses Perancangan Darke
Dalam praktek sering kali lebih efektif sakit) dengan jalan menyajikan perancangan
menjelaskan kebutuhan kelompok pemakai awal kepada panitia pemberi tugas tanpa
bangunan yang kompleks ( umpama rumah bagan. Bagi pemberi tugas sering lebih
akan tetapi sampai batas tertentu ia tahu apa mengenai keselamatan kerja, kesehatan,
yang diinginkan dan ia khawatir perancang peraturan listrik, air, pos dan sebagainya.
pemberi tugas yang bijaksana akan memilih meliputi pembatasan energi dalam bangunan.
arsitek yang pernah menghadapi masalah Semua ini harus dipenuhi agar mendapat ijin
yang berbeda. Jalan kendaraan yang baru, dalam dirinya sendiri cukup bebas. Proses
dapat mengurangi jarak bagi seorang penyelesaian ( menuju penghasilan suatu
pengendara, akan tetapi dapat mengganggu bentuk ) dalam hal ini adalah bagaikan
penduduk setempat dalam hal ini ketenagan kegiatan serangkaian subsistem yang saling
dan pencemaran. terkait mencari jalan perbaikan atau adaptasi.
Analisis cost benefit pernah dicoba Hubungan antara mereka ada yang amat kuat
pada masalah-masalah perancangan tersebut. sehingga terjadi saling ketergantungan yang
Semua segi dinyatakan dalam ilmu moneter erat; da nada yang tidak terlalu kuat hingga
demi penciptaan metric yang sama. Ada segi- cukup mandiri.
segi yang tidak mudah dinyatakan dalam nilai
tersebut. Peletakkan sebuah pelabuhan udara
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
baru, dapat memberi gambaran betapa PERANCANGAN
kompleks akibatnya bagi pihak yang lain.
Apabila kita secara cermat dapat
Proses-proses perancangan dalam skala besar
melukiskan apa yang terjadi pada kita pada
itu harus melibatkan semua pihak yang akan
waktu kita merancang, tidak akan diperlukan
terkena dampaknya.
buku mengenai metodologi merancang. Para
Selanjutnya dapat pula dikatakan
ahli metodologi telah memberi konsep-
bahwa suatu hasil akhir suatu perancangan
konsep dan suatu “ bahasa “ untuk
adalah bentuk, demikian menurut teoritis
menganalisa strategi-strategi perancangan,
arsitektur Amerika Serikat Christopher
akan tetapi selalu harus diingat bahwa para
Alexander. Bentuk di sini bukan suatu wujud
perancanglah yang benar-benar merancang.
yang langsung kasat mata. Pengertian bentuk
Masalah-masalah jarang dapat dirumuskan
di sini adalah diagram hasil kerjasama
dengan komprehensif dan penyelesaiannya
kekuatan-kekuatan yang menetukan arah
tidak didapatkan secara logis. Kebanyakan
akhir suatu proses. Bentuk (diagram) dalam
masalah perancangan terlalu kompleks bagi
kaitan ini adalah suatu hasil penyelesaian .
perancangan untuk menguasai dan mengenal
penyelesaian terjadi bila konflik-konflik yang
semua segi dan variabel sekaligus, sehingga
terdapat dalam konteks desain telah
kesukaran sebenarnya adalah harus dimulai
terselesaikan. Dalam hal ini kontekslah yang
dan bagaimana melanjutkan.
menentukan masalah perancangan. Tanda -
Kebanyakan perancang menggunakan
tanda bahwa suatu masalah perancangan telah
strategi yang bersifat heuristic. Pada
terselesaikan adalah terciptanya kecocokan (
pendekatan ini perancang mengenal sambil
fit ) antara bentuk dan konteks. Keadaan
mencari dan mencari sambil mengenal.
sebaliknya adalah misfit, yaitu bentuk dan
Strategi heuristic lebih banyak bersandar
konteks tidak saling mengisi. Untuk
pada pengalaman dan aturan-aturan daripada
mencapai keadaan fit inilah kita perlu
prinsip-prinsip pertama yang teoretikal.
memperhitungkan semua unsur sistem proses.
Gagasan pertama segera dikembangkan bagi
Suatu sistem mengandung subsistem yang
unsur-unsur yang tampak penting. Akan
bekerjasama satu dengan lainnya namun
tetapi tidak mudah untuk menunjuk mana kendala-kendala mana yang telah
yang menentukan dalam sebuah bangunan, menentukan bentuk, pemecahannya.
umpamanya : interiornya atau pengelola segi Bilamana interaksi demikian tidak tercapai,
urbannya. proses merancang tampak mistik.
Memang mana yang penting atau
mana yang menentukan, sering merupakan KESIMPULAN
sebuah pendapat belaka. Bekerja sendiri atau
Pandangan seorang perancang
dalam kelompok, merupakan strategi
mengenai perannya dalam menyelesaikan
perancangan pul. Ada yang beranggapan
masalah-masalah perancangan serta fungsi
bahwa perancangan yang tidak baik
dan motivasi untuk pekerjaanya sangat
ditentukan oleh tingkat kecerdasan seorang.
menentukan pengertiannya mengenai proses
Pendapat lain mengatakan bahwa bekerja
yang dipergunakannya. Ada beberapa
dalam tim yang terintegrasi benar-benar
pandangan sebagai acuan dalam
menggairahkan. Masalah lain yang juga sulit
menyelesaikan suatu masalah perancangan
ialah menemukan eksekutif yang tersedia
antara lain :
untuk menerima disiplin dan
• Jangan memberi apa yang diinginkan oleh
mensubkordinasi dini demi kepentingan
pemberi tugas, akan tetapi berilah yang
produk akhir.
tidak pernah ia impikan.
Perancang dalam menyelesaikan
• Tujuan pertama proses kreatif arsitektur
masalah tidak langsung membentuk di tempat
karena konteks yang rumit, tetapi adalah mendekati akan kebutuhan.
mencitrakan konteks nyata dalam konteks • Suatu hal yang penting adalah agar tugas
unversitas, para pemakai berpendapat bahwa • Model yang digunakan oleh ahli
lingkungan sebuah pusat penelitian dan dimengeri oleh kaum awam. Hal ini
pendidikan yang cukup rumit. Akan tetapi merupakan hambatan bagi orang awa m
para arsitek tidak melihat persyaratan para untuk berpartisipasi dalam proses
utama berkisar pada sulitnya lahan, • Perancang adalah pihak yang membantu
kebisingan, pondasi dan perluasan di hari pemberi tugas untuk melaksanaka n
depan yang menentukan banyak bangunan impiannya.
secara menyeluruh. Hanya bilamana Demikianlah kita dapat melihat bahwa
komunikasi antara perancang dan pemakai cara pertukaran informasi selama
benar-benar baik, pemakai dapat mengetahui berlangsungnya sebuah proyek perancangan,
sebagian besar tergantung dari pandangan perancangan, mulai dari bangunan sederhana
pemberi tugas dan terutama dari si perancang hingga bangunan kompleks sekalipun.
dan dari mereka masing-masing sudah
mengerti peran sertanya di dalam DAFTAR PUSTAKA
perancangan.
• Benjamin A. H, 1987, Pendekatan Sistem
Dengan demikian mustahil akan
Kepada Arsitektur, Intermatra Bandung.
tampil satu metode perancangan yang dapat
• Sutedjo. B. S, 1997, Perancangan
diterapkan secara universal bahkan Arsitektur dan Pembentukan
sebaliknya akan terbuka peluang terciptanya Lingkungan Fisik, Gajah Mada
University Press.
metode perancangan yang beragam dalam
• Tjahjono G, 1999, Metode Perancangan
menyelesaikan dalam suatu proses Suatu Pengatur Arsitek dan Perancang,
UI Jakarta