Anda di halaman 1dari 45

PEMETAAN BANJIR MENGGUNAKAN HEC – RAS

PADA KEBUN PISANG PT AGRO PRIMA SEJAHTERA


DI SEKAMPUNG UDIK, LAMPUNG TIMUR

ADITYA MANDAGI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemetaan Banjir


Menggunakan HEC – RAS pada Kebun Pisang PT Agro Prima Sejahtera di
Sekampung Udik, Lampung Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari
dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2017

Aditya Mandagi
NIM F44130090
ABSTRAK

ADITYA MANDAGI. Pemetaan Banjir Menggunakan HEC – RAS pada Kebun


Pisang PT Agro Prima Sejahtera di Sekampung Udik, Lampung Timur. Dibimbing
oleh YULI SUHARNOTO.

Banjir dapat berupa genangan seperti pada lahan pertanian, permukiman, dan pusat
kota. Tujuan penelitian ini adalah pemetaan luas sebaran wilayah banjir yang terdapat di
lahan perkebunan milik PT Agro Prima Sejahtera di DAS Way Sekampung menggunakan
aplikasi ArcGIS dan HEC-RAS, hasil berupa peta wilayah sebaran banjir. Manfaat hasil
penelitian ini yaitu memberikan informasi terhadap pemerintah daerah, mengenai daerah
yang rawan banjir sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencana pengelolaan
DAS. Debit hidrograf didapat dari hasil simulasi pada aplikasi SWAT. Debit puncak
sebesar 97.90 m3/detik terjadi pada 6 Oktober 2007, debit minimum sebesar 19.25 m3/detik
terjadi pada 14 November 2007, dan rata – rata debit sebesar 41.14 m3/detik. Penampang
saluran berbentuk trapesium dengan luas 178.52 m2, elevasi per segmen 0.5 m, lebar dasar
saluran 9.1 m, dan tinggi muka air di saluran 6.23 m. Tinggi saluran 5 m dan tinggi banjir
yang terjadi pada saluran saat kondisi maksimum adalah 2.17 m. Nilai koefisien manning
yang digunakan sebesar 0.025 dengan tipe saluran tanah berkelok, landai, dan berumput.
Luas sebaran wilayah banjir saat debit maksimum 32.48 m2 sedangkan ketika kondisi
minimum 0.001 m2 dan terjadi pada hulu sungai.

Kata kunci : banjir, debit hidrograf, HEC-RAS

ABSTRACT

ADITYA MANDAGI Flood Mapping Using HEC - RAS in Banana Field of PT


Agro Prima Sejahtera at Sekampung Udik, Lampung East. Supervised by YULI
SUHARNOTO.

Floods can occur in the form of inundation such as agricultural land, settlements, and
the city centre. The purpose of this research was to map the spread of flood areas in banana
plantation of PT Agro Prima Sejahtera in DAS Way Sekampung using the ArcGIS
application and HEC-RAS. The benefits of the research was to provide information for the
local government, on the flood-prone areas as material considerations for drafting plans for
the management of the watershed. The hydrograph discharge was obtained from the results
of the simulation of the SWAT application. The peak discharge of 97.90 m3/s was occurred
on 6 October 2007, minimum discharge of 19.25 m3/s was occurred on 14 November 2007,
and the mean average discharge was 41.14 m3/s. Cross section of trapezoid-shaped
channels had an area of 178.52 m2, the elevation was 0.5 m/segmen, the width of the tunnel
base was 9.1 m, and water level in the channel was 6.23 m. The height of the channel was
5 m, and the flood occurred on the channel when the maximum condition was 2.17 m.
Manning coefficients used on meandering, sloping, and grassy ground channel type was
0.025. The total flooding area when the maximum discharge was 32.48 m2 and on the
minimum condition was 0.001 m2 which was occurred in the upper river.

Keyword : flood, hydrograph discharge, HEC-RAS


PEMETAAN BANJIR MENGGUNAKAN HEC – RAS
PADA KEBUN PISANG PT AGRO PRIMA SEJAHTERA
DI SEKAMPUNG UDIK, LAMPUNG TIMUR

ADITYA MANDAGI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat kelulusan
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
i

PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunianya sehingga skripsi yang berjudul “Pemetaan Banjir Menggunakan HEC –
RAS pada Kebun Pisang PT Agro Prima Sejahtera di Sekampung Udik, Lampung
Timur” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M. Eng selaku pembimbing atas bantuan serta waktu
yang telah diluangkan dalam memberikan ilmu, bimbingan, masukan, dan
motivasi selama mengikuti pendidikan, penyusunan proposal, pelaksanaan
penelitian hingga penyusunan skripsi.
2. Bapak Maulana Ibrahim Rau, ST MSc selaku dosen Departemen Teknik Sipil
dan Lingkungan yang telah membimbing dan mengajari aplikasi HEC – RAS
serta menjadi penguji dan Bapak Tri Sudibyo, ST.,MSc sebagai dosen penguji.
3. Kedua orang tua, Bapak Tjandra Budiman dan Ibu Yessi Margareta serta adik
Armadi Gonta atas doa, dukungan, dan motivasi yang diberikan.
4. BSC, Himakon, Konci yang telah membantu dan memberikan semangat. Putri
Ismi Gayatri, M Arman Rifai, Arief Badrani Husni dan Ario Bimo sebagai rekan
satu bimbingan atas bantuan dan semangatnya.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dalam penulisan skripsi ini yang
disadari masih terdapat banyak kekurangan. Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat.

Bogor, Desember 2017

Aditya Mandagi
ii

DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang..................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 2
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 2
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 3
Hujan ................................................................................................................... 3
Model HEC – RAS .............................................................................................. 4
Model SWAT ...................................................................................................... 5
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 5
Waktu dan Tempat............................................................................................... 5
Alat dan Bahan .................................................................................................... 5
Prosedur Penelitian .............................................................................................. 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8
Kondisi Umum DAS Way Sekampung ............................................................... 8
Pemetaan ruas sungai ArcGIS ........................................................................... 10
Presipitasi .......................................................................................................... 10
Pemetaan banjir HEC-RAS ............................................................................... 11
SIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 15
Simpulan ............................................................................................................ 15
Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 29
iii

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Koefisien kekasaran saluran (n) untuk berbagai jenis permukaan .......... 14

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram alir penelitian. 6
Gambar 2 Peta tingkat kerawanan banjir limpasan 6
Gambar 3 Peta kontur lokasi penelitian 9
Gambar 4 Kurva hidrograf simulasi SWAT 9
Gambar 5 Pemetaan sungai menggunakan ArcGIS 10
Gambar 6 Curah hujan rata – rata 11
Gambar 7 Geometri data HEC – RAS 12
Gambar 8 Bentuk penampang melintang pada bagian hulu cross section 4250 13
Gambar 9 Bentuk penampang melintang pada bagian hilir cross section 125 13
Gambar 10 Peta banjir saat kondisi debit maksimum 14

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lokasi penelitian ............................................................................... 17
Lampiran 2 Debit simulasi SWAT........................................................................ 18
Lampiran 3 Titik koordinat lapangan RTK ........................................................... 19
Lampiran 4 Curah hujan TRMM .......................................................................... 27
Lampiran 5 Peta banjir kondisi maksimum .......................................................... 28
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Banjir menjadi permasalahan rutin yang sering dihadapi oleh warga


masyarakat yang tinggal pada wilayah aliran sungai. Masyarakat sadar akan risiko
bahaya dan kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir, namun masyarakat tetap
bersikeras untuk tinggal di wilayah rentan tersebut dan sulit untuk direlokasi ke
lokasi yang lebih aman dari bahaya banjir. Oleh sebab itu, untuk meminimalkan
kerugian yang terjadi akibat banjir, salah satu tindakan yang dilakukan dengan
menangani sumber terjadinya banjir atau genangan, yaitu penanganan wilayah
sungai. Risiko bahaya dan kerugian dapat dikurangi dengan menerapkan
manajemen risiko bencana, yang manfaatnya dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya bahaya dan mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak dapat
dihindarkan (Santoso 2013).
Daerah aliran sungai (DAS) banyak digunakan oleh beberapa ahli dengan
makna atau pengertian yang berbeda-beda, ada yang menyamakan dengan
cacthment area, watershed, atau drainage basin. Daerah aliran sungai merupakan
keseluruhan kawasan pengumpul suatu sistem tunggal, sehingga dapat disamakan
dengan cacthment area. Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah yang
dibatasi oleh topografi sebagai pemisah air yang terkeringkan oleh sungai atau
sistem saling berhubungan sedemikian rupa sehingga semua aliran sungai yang
jatuh di dalam akan keluar dari saluran lepas tunggal dari wilayah tersebut
(Sudaryono 2002).
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan usaha manusia untuk
memanfaatkan sumber – sumber air dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari
secara berkesinambungan. Akibat perubahan tata guna lahan (land use change) dari
rural menjadi urban suatu daerah aliran sungai secara jangka panjang akan merubah
siklus hidrologi sehingga mendorong perbedaan cuaca, fenomena tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan iklim secara ekstrim yang berkepanjangan.
Fenomena tersebut melanda diberbagai wilayah Indonesia pada beberapa tahun
terakhir ini. Perubahan tata guna lahan ini menunjukkan berkurnagnya fungsi hutan
pada suatu DAS sebagai waduk alam dan sebagai suplai air pada musim kemarau
(Kastamto 2012).
Kegiatan perubahan tata guna lahan dan pembuatan bangunan konservasi
dilaksanakan di daerah bagian hulu DAS tidak hanya memberikan dampak di
daerah dimana kegiatan tersebut berlangsung, kegiatan tersebut juga akan
menimbulkan dampak pada bagian hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi debit,
transport sedimen, serta material terlarut dalam sistem aliran air lainnya. Sebagai
contoh, erosi yang terjadi di daerah bagian hulu akibat dari praktek cocok tanam
yang tidak mengikuti prinsip konservasi tanah dan air, tidak hanya terjadi di daerah
dimana terjadi erosi tersebut berlangsung penurunan produtivitas lahan, akan
menimbulkan dampak di daerah hilir dalam bentuk penurunan kapasitas tampung
waduk, pendangkalan sungai saluran – saluran irigasi, meningkatkan resiko
terjadinya banjir, dan menurunkan luas lahan irigasi bahkan mengganggu jalannya
operasi listrik tenaga air (Putrinda 2012).
2

Banjir dapat berupa genangan pada lahan yang biasanya kering seperti pada
lahan pertanian, permukiman, dan pusat kota. Banjir dapat terjadi karena debit atau
volume air yang mengalir pada suatu sungai diatas kapasitas maksimumnya.
Luapan air pada umumnya tidak menjadi permasalahan bila tidak mengakibatkan
kerugian, korban meninggal, materil, tidak merendam permukiman dalam waktu
lama, dan tidak menimbulkan persoalan lain bagi kehidupan sehari-hari. Bila
genangan air terjadi cukup tinggi dalam waktu yang lama maka, hal tersebut akan
mengganggu aktivitas manusia. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, luas area dan
frekuensi banjir semakin bertambah dengan kerugian yang makin besar (Rosyidie
2013).
Pemicu terjadinya banjir dapat yang dapat diidentifikasi adalah perubahan
lahan yang terjadi di daerah hulu seperti pembukaan hutan dan perkembangan
wilayah perkotaan yang sangat cepat. Pembukaan hutan di daerah hulu akan
menyebabkan air hujan tidak dapat diserap oleh tanah dan langsung menjadi air
limpasan langsung mengalir ke sungai. Debit air sungai akan menjadi lebih besar
dan menyebabkan terjadinya banjir. Perkembangan perkotaan yang tidak diiringi
dengan pengelolaan yang baik akan menyebabkan sistem drainase perkotaan
memburuk, air tidak dapat mengalir dengan sebagaimana mestinya sehingga
menyebabkan genangan banjir (Pasaribu et al 2012).
Berdasarkan observasi lapang, PT Agro Prima Sejahtera termasuk wilayah
yang terkena dampak dari banjir akibat luapan Way Sekampung. PT Agro Prima
Sejahtera (APS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan buah-
buahan tropis dengan produk utama berupa pisang dan nanas. Perkebunan terletak
di Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur dengan luas lahan lebih dari 500
ha.

Perumusan Masalah

Way Sekampung merupakan sungai terbesar di Provinsi Lampung yang


wilayahnya meliputi tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten
Lampung Selatan, dan Kabupaten Tanggamus. Intensitas hujan yang tinggi
menyebabkan sungai Way Sekampung kerap kali terjadi banjir bagi daerah – daerah
yang dilalui alirannya. Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan yang akan
dibahas adalah bagaimana pola sebaran banjir berdasarkan pemetaan di lahan
perkebunan milik PT Agro Prima Sejahtera, berdekatan dengan DAS Way
Sekampung.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah pemetaan luas sebaran wilayah banjir yang
terdapat di lahan perkebunan milik PT Agro Prima Sejahtera berdekatan dengan
DAS Way Sekampung menggunakan aplikasi ArcGIS dan HEC-RAS.

Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini yaitu memberikan informasi terhadap pemerintah


daerah terkait dan pihak perusahaan yaitu PT Agro Prima Sejahtera mengenai
3

daerah yang rawan banjir sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menyusun rencana pengelolaan DAS.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini pemetaan ruas sungai menggunakan


ArcGIS, pembuata kontur berdasarkan data lapang, simulasi flow hydrograph,
simulasi curah hujan (presipitasi), dan pemetaan banjir menggunakan aplikasi HEC
– RAS.

TINJAUAN PUSTAKA
Hujan

Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten
peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini.
Oleh karena itu, pengembangan dan pengolahan sumber daya air merupakan dasar
peradaban manusi. Konservasi sumber daya air dalam arti penghematan dan
penggunaan kembali (reuse) menjadi hal yang sangat penting pada saat ini. Hal ini
disebabkan oleh beberapa masalah yang berkaitan dengan ketersediaan air bersih
seperti penurunan muka air tanah, kekeringan maupun dampak dari perubahan
iklim. Pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan didasarkan pada prinsip
bahwa sumber daya air seharusnya digunakan sesuai dengan kuantitas air yang
dibutuhkan (Nadia dan Mardyanto 2016).
Air hujan adalah air murni berasal dari proses sublimasi uap air di udara
ketika berjatuhan melarutkan benda – benda di udara yang dapat mengotori dan
mecemari air hujan seperti gas (O2, Co2,N2), debu, dan lain – lainnya. Upaya
sebagai langkah meminimalisir krisis air bersih dapat dilakukan penghematan air,
membuat lubang resapan (lubang biopori), mengembangkan teknologi air limbah,
dan pemanenan air hujan (PAH). Gambaran mengenai pemanenan air hujan sebagai
berikut, air hujan yang jatuh lalu ditangkap, alat yang digunakan adalah atap
bangunan karena selain efektif juga efisien. Semakin luas atap bangunan, maka
semakin banyak juga air yang dapat ditangkap, selanjutnya air hujan dialirkan pada
talang – talang air menuju tempat penampungan air tanah (Daulay dan Terunajaya
2015).
Pengadaan air bersih untuk keperluan air minum, harus memenuhi
persyaratan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Air minum aman bagi
kesehatan apabila memenuhi persyaratan secara fisika, mikrobiologi, kimia, dan
radioaktif. Parameter wajib penentuan kualitas air minum secara mikrobiologi
adalah total bakteri Coliform dan Escherichia coli. Penentuan kualitas air secara
mikrobiologi dilakukan dengan Most Probable Number Test. Jika di dalam 100 ml
sampel air didapatkan sel bakteri Coliform memungkinkan terjadinya diare dan
gangguan pencernaan lain (Wandrivel et al. 2012). Bangunan penampungan air
sementara sebelum disalurakan ke pemakai atau konsumen air. Lama tingkat
penampungan disesuaikan dengan tingkat pemakaian air pada masa jam pemakaian,
jam puncak, dan pemakaian rata – rata. Volume dirancang sama dengan kebutuhan
pada saat waktu devisit pemakaian adapun saat terjadi surplus pemakaian.
4

Reservoir artinya adalah waduk atau kolam air atau tendon penyimpanan air dalam
berbagai bentuk reservoir bervariasi tergantung dari pembuatan desain, sebaiknya
dalam membuat suatu reservoir dibuat dengan sistematis dan segiberaturan. Selain
mudah pada saat pembuatan juga mudah pada saat perhitungan kapasitasnya.
Evaluasi sistem manajemen terhdap suatu reservoir yaitu tipe fasilitas
penampungan air bersih, bahan konstruksi reservoir, kinerja reservoir, Sistem
Pengaliran air bersih, konstruksi reservoir, letak reservoir, Perlengkapan pipa,
metode perhitungan kapasitas, menghitung persentase pelayanan dan menghitung
kapasitas reservoir dengan menggunakan metode grafik (Sianturi 2013).
Sistem distribusi adalah bagian yang paling terpenting pada sistem
penyediaan air bersih untuk menjangkau masyarakat pelanggan di daerah
palayanan. Pada pendistribusian air minum dapat di distribusi dengan tiga cara yaitu
air dari sumber langsung dialirkan ke pelanggan yang disebut aliran distribusi, air
dari sumber dialirkan ke reservoir dengan aliran rata-rata, kemudian dari reservoir
dialirkan lagi ke pelanggan atau konsumen dan air dari sumber dialirkan ke unit-
unit pengolahan air, kemudian dari unit pengolahan air yang terakhir air terolah
dialirkan ke reservoir, air dari reservoir tersebut didistribusikan ke seluruh daerah
pelayanan.

Banjir

Terdapat tiga faktor yang sangat berpengaruh terhadap banjir, yaitu elemen
meteorologi (intensitas, distribusi, frekuensi dan lamanya hujan berlangsung),
karakteristik DAS (luas DAS, kemiringan lahan, ketinggian, dan kadar air tanah) ,
dan faktor manusia yang memiliki pengaruh terhadap alih fungsi suatu area
konservasi yang dapat menurunkan kemampuan tanah untuk menyerap dan
menahan air yang akhirnya memperbesar peluang terjadinya aliran permukaan (run
off) juga erosi. Secara umum terdapat dua jenis pengendalian, yaitu pengendalian
banjir secara struktural (reboisasi lahan, pembangunan infrastruktur bangunan
pengendali aliran, kanalisasi dan lainnya) serta pengendalian banjir non-struktural
meliputi pengendalian tata ruang, peningkatan kesadaran masyarakat, pemetaan
daerah rawan banjir dan sebagainya (Susetyaningsih et al 2014).
Banjir didefinisikan sebagai suatu kondisi yang mana air dalam saluran
pembuang (kali) tidak dapat tertampung atau terjadinya hambatan pada aliran air di
dalam saluran pembuangan. Banjir adalah peristiwa alam yang dapat menimbulkan
baik kerugian harta benda penduduk maupun korban jiwa. Maka, banjir dapat pula
dikatakan sebagai kejadian luapan air yang diakibatkan bila penampang saluran
yang kurang kapasitasnya (Sukur dan Wismarini 2015) .

Model HEC – RAS

HEC-RAS (Hydrologic Engineering System-River Analysis System) adalah


program komputer yang dikembangkan oleh Bill S. Eichert dari The Hydrologic
Engineering Center, US Army Corps of Engineers. Ruang lingkup HEC-RAS
adalah menghitung profil muka air dengan pemetaan aliran steady dan unsteady,
serta penghitungan pengangkutan sedimen. Element yang paling penting dalam
HEC-RAS adalah tersedianya geometri saluran, baik memanjang maupun
5

melintang. Dengan adanya HEC-RAS maka tinggi muka air diketahui, yang
berguna sebagai acuan untuk menentukan elevasi puncak krib. (Suroso 2006).
Progam HEC RAS merupakan paket program dari ASCE (American Society
of Civil Engineers). HEC-RAS dirancang untuk membuat simulasi aliran satu
dimensi. Perangkat lunak ini memberikan kemudahan dengan tampilan grafisnya.
Pada software HEC-RAS ini, dapat ditelusuri kondisi air sungai dalam pengaruh
hidrologi dan hidrolikanya, serta penanganan sungai lebih lanjut sesuai kebutuhan.
Secara umum perangkat lunak ini menyediakan fungsi-fungsi sebagai berikut
manajemen file, input data dan pengeditan, analisa hidraulika, dan keluaran (tabel,
grafik dan gambar) (Mutia et al 2016).

Model SWAT

SWAT adalah singkatan dari Soil Water Assessment Tools, merupakan suatu
model hidrologi yang pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat di bawah
Departemen Pertanian. SWAT merupakan suatu model yang mampu
mensimulasikan parameter - parameter hidrologi dalam jangka panjang dengan
mempertimbangkan karakteristik fisik suatu DAS. Model ini pada awalnya
membagi DAS menjadi beberapa Sub-DAS yang kemudian setiap Sub-DAS
tersebut akan dibagi kembali menjadi beberapa unit respon hidrologi (Hidrologic
Response Unit, HRU) berdasarkan tata guna lahan, jenis tanah dan kelas lereng.
model kemudian mensimulasikan proses hidrologi untuk setiap HRU menggunakan
metode neraca air. Simulasi neraca air tersebut meliputi parameter-parameter
seperti kandungan air tanah, limpasan permukaan, evapotranspirasi, perkolasi, dan
aliran bawah permukaan tanah yang kembali ke sungai. Penggunaan model SWAT
dapat mengidentifikasi, menilai, mengevaluasi tingkat permasalahan suatu DAS
dan sebagai alat untuk memilih tindakan pengelolaan dalam mengendalikan
permasalahan tersebut. ( Ferijal 2013).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan. Penelitian ini


dilakukan di sepanjang aliran Daerah Aliran Sungai Way Sekampung, Kecamatan
Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Peta lokasi
penelitian tersaji pada Lampiran 1.

Alat dan Bahan

Bahan yang diperlukan antara lain berupa data primer (data titik koordinat)
dan data sekunder (data debit banjir dari simulasi SWAT, curah hujan, dan peta
RBI Lampung). Alat yang digunakan adalah laptop yang dilengkapi software (
ArcGIS 10.3 (extention HEC – geoRAS), HEC-RAS 5.0.3, Ms. Excel, MS. Word),
GPS dan GPS RTK (Real Time Kinematic). Prosedur penelitian dapat dilihat pada
Gambar 2 disajikan berupa diagram alir.
6

Prosedur Penelitian

Mulai

Data sekunder Pengumpulan data Data primer

Pemetaan sungai Flow hydrograph


(ArcGIS) Presipitasi

Pemetaan banjir
HEC-RAS

selesai

Gambar 1 Diagram alir penelitian.

Prosedur penelitian berupa diagram alir disajikan pada Gambar 1. Proses yang
akan dilakukan menggunakan data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh
kemudian akan diolah untuk mengetahui wilayah sungai rawan banjir.

Gambar 2 Peta tingkat kerawanan banjir limpasan

Peta daerah tingkat rawan banjir (Gambar 2) menunjukkan tingkatan rawan


banjir dari tingkat terendah yaitu normal sampai tingkat tertinggi yaitu ekstrem
7

berdasarkan legenda peta. Warna hijau menyatakan wilayah tersebut normal artinya
tidak terjadi banjir, dan warna kuning artinya wilayah tersebut berpotensi rendah
terhadap banjir. Warna oranye artinya wilayah tersebut memiliki tingkat potensi
tinggi terhadap banjir, dan warna merah artinya wilayah tersebut memiliki tingkat
potensi sangat tinggi terhadap banjir (BPDASHL 2016).
Titik kontur didapatkan dari pengukuran langsung di lapangan. Alat yang
digunakan untuk mendapat nilai – nilai dari sumbu x, y, dan z dengan menggunakan
GPS dan RTK, alat GPS tersebut sebagai pembanding dari nilai RTK, selanjutnya
nilai tersebut dimasukkan ke ArcGIS untuk dibuat dalam bentuk kontur. Nilai
kordinat dilapang berupa nilai latitude dan nilai longtitude atau garis lintang dan
garis bujur, nilai tersebut harus dikonversi menjadi UTM agar sesuai dengan satuan
yang digunakan pada ArcGIS.

Debit (flow hydrograph)

Berdasarkan Triatmodjo (2008) hidrograf aliran sungai (Stream flow


hydrograph) adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara debit sungai
(stream discharge) dengan waktu (time). Bentuk kurva hidrograf dipengaruhi oleh
beberapa komponen diantaranya adalah suface runoff, interflow, ground water
(base flow), dan channel precipitation. Aliran permukaan (surface run-off) terjadi
hanya setelah intensitas curah hujan yang terjadi melampaui kapasitas infiltrasi (i >
f) dan kapasitas tanah sudah terisi penuh. Bentuk dan waktu aktual dari hidrograf
ditentukan oleh besar ukuran, bentuk, kemiringan, daya tampung kolom sungai, dan
durasi atau masukkan curah hujan. Data hidrograf aliran didapat berdasarkan hasil
program SWAT.
Pembuatan debit hidrograf dilakukan dengan mengumpulkan beberapa data
seperti peta DEM, peta digital jenis tanah, peta digital penggunaan lahan, peta
digital curah hujan, data iklim, dan data TRMM. Selanjutnya data tersebut
didelineasi untuk pembentukan hydrological response unit (HRU) dan
pembentukan data iklim. Kemudian dilakukan simulasi dengan SWAT hingga
mendapat nilai NSE > 0.36, dan dilanjutkan dengan analisis time series debit banjir.

Pemetaan ruas sungai menggunakan ArcGIS

Pemetaan sungai berdasarkan peta rupa bumi Indonesia, dan peta batas
wilayah PT Agro Prima Sejahtera, kemudian semua data tersebut digabungkan
dalam ArcGIS pada satu peta. Dilakukan digitas sungai mengikuti peta rupa bumi
Indonesia dari hulu hingga hilir sungai, dan pembentukan bataran sungai bagian
kiri serta bagian kanan. Sebelum menentukan arah aliran sungai peta harus diberi
nama yang sesuai, dan penampang melintang. Selanjutnya, data tersebut perlu uji
dengan atribut yang ada pada extention HEC – geoRAS. Data hasil dari pemetaan
diinput sesuai dengan format yang dibutuhkan pada aplikasi HEC - RAS.

Presipitasi

Simulasi presipitasi pada HEC – RAS menggunakan data curah hujan rata –
rata harian yang didapat National Centers for Environmental Prediction (NCEP)
Climate Forecast System Reanalysis (CFSR). Data tersebut merupakan komponen
8

tambahan yang digunakan sebagai simulasi sebaran banjir pada HEC – RAS, data
yang digunakan pada tahun 2007 selama empat bulan dari 01 Agustus hingga 30
November.

Pemetaan banjir HEC-RAS

Pemetaan banjir dengan menggunakan HEC-RAS untuk mengetahui aliran


sungai tersebut termasuk aliran steady flow atau unsteady flow berdasarkan data
tinggi muka air terhadap debit aliran dan data debit terbesar yang didapat dari rating
curve. Program HEC-RAS dapat diaplikasikan untuk pemetaan geometri sungai.
Data potongan melintang diasumsikan ke daerah yang terdekat dengan muara
sungai, pada kolom cross section terdapat dua buah data yang akan dimasukkan
berupa elevasi tanah dan data stasiun.
Hasil data potongan melintang dibutuhkan data tambahan yaitu jarak antara
potongan melintang ruas sungai, angka kekasaran manning, serta sumbu x untuk
tebing kiri dan kanan. Bentuk hidrograf yang berasal dari hujan tunggal berdurasi
pendek yang jatuh di atas DAS mengikuti suatu bentuk umum. Data debit banjir
yang digunakan merupakan hasil dari simulasi debit harian dengan menggunakan
SWAT (Rifai 2017). Hasil pemetaan jika saluran yang tinjau tidak dapat
menampung debit banjir rencana maka akan terjadi banjir.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum DAS Way Sekampung

DAS Way Sekampung secara letak geografis antara 104o31’00” - 105o49’00”


BT dan 05o10’00”–05o50’00”LS, sedangkan secara administratif DAS Way
Sekampung melintasi tujuh kabupaten atau kota, yaitu kabupaten Lampung Selatan,
Tanggamus, Lampung Timur, Pesawaran, Pringsewu, Kota Bandar Lampung dan
Kota Metro. DAS Way Sekampung dibagi menjadi enam sub DAS, yaitu sub DAS
Sekampung Hulu, sub DAS Sekampung Hilir, sub DAS Semah, sub DAS Bulok,
sub DAS Kandis dan sub DAS Ketibung, saluran sungai merupakan tanah berkelok.
Lahan perkebunan milik PT Agro Prima Sejahtera merupakan lahan
perkebunan pisang dengan luas 500 hektar, lahan tersebut berdampingan dengan
DAS Way Sekampung, saluran pada DAS way Sekampung permukaannya tersusun
dari tanah yang berkelok. Berdasarkan pengamatan pada saat banjir menutupi
gubuk atau perumahan warga setempat.
Pembuatan peta kontur dilakukan dengan menggunakan GPS dan RTK, GPS
digunakan hanya sebagai nilai pembanding dari nilai yang didapatkan dari RTK,
dari kedua alat tersebut didapat nilai koordinat X, koordinat Y, dan nilai elevasi Z
pembuatan peta kontur tersaji dalam bentuk Gambar 3.
Pembuatan peta kontur berdasarkan dari hasil pengukuran langsung di
lapangan yang kemudian diolah menggunakan aplikasi ArcGIS. Titik terendah
adalah -2.47 mdpl. Angka tersebut menunjukkan lembah, dan titik tertinggi terdapat
pada ketinggian 8.68 mdpl membentuk bukit. Titik kontur lapangan disajikan pada
lampiran 3.
9

Gambar 3 Peta kontur lokasi penelitian

Debit (flow hydrograph)

Debit (flow hidrograph) didapatkan berdasarkan simulasi dengan aplikasi


SWAT, dan disajikan pada Lampiran 2. Debit (flow hydrograph) juga disajikan
dalam bentuk kurva pada Gambar 4.
Gambar 4 menggambarkan kurva hidrograf yaitu kurva perbandingan antara
debit dengan muka air, debit yang digunakan merupakan debit puncak yang
dihasilkan simulasi SWAT. Berdasarkan Gambar 5, data debit yang digunakan pada
01 agustus 2007 hingga 30 November 2007 interval waktu yang digunakan selama
empat bulan. Debit puncak sebesar 97.90 m3/detik terjadi pada 06 Oktober 2007,
debit minimum terjadi sebesar 19.25 m3/detik terjadi pada bulan 19.25 m3/detik
terjadi pada 14 November 2007, dan rata – rata debit terjadi sebesar 41.14 m3/detik.

Flow hydrograph
120
100
80
Debit

60
40
20
0
25-Sep-07 05-Oct-07 15-Oct-07 25-Oct-07 04-Nov-07 14-Nov-07 24-Nov-07 04-Dec-07
Waktu

Gambar 4 Kurva hidrograf simulasi SWAT


10

Pemetaan ruas sungai ArcGIS

Pemetaan ruas sungai menggunakan aplikasi desain yaitu ArcGIS dengan


bantuan extention berupa HEC – geoRAS. Disajikan pada Gambar 5 Pemetaan
sungai menggunakan ArcGIS.

Gambar 5 Pemetaan sungai menggunakan ArcGIS

Berdasarkan pada Gambar 5, data yang digunakan pada pemetaan ArcGIS


diantaranya peta batas wilayah PT APS, peta sungai daerah Lampung, dan data peta
kontur. data – data tersebut diproyeksikan dalam satu koordinat D_WGS_1984 48S
untuk wilayah Indonesia bagian barat dengan bantuan extention HEC – GeoRAS
dibuat pemetaan sungai, tepi sungai bagian kiri, tepi sungai bagian kanan, arah
aliran dan cross section. Cross section dibuat sebanyak 31 buah dengan jarak antar
cross section sepanjang 125 m, lebar masing – masing cross section seragam yaitu
100 m2.

Presipitasi

Presipitasi didefinisikan air yang jatuh dari atmosfer ke bumi dengan


intensitas dan jumlah yang tertentu, presipitasi dapat berupa hujan, salju, uap air,
dan kabut (Mustofa et al 2015). Perhitungan simulasi ini menggunakan data curah
hujan rata – rata dapat diunduh secara gratis pada halaman web National Centers
11

for Environmental Prediction (NCEP) Climate Forecast System Reanalysis (CFSR)


globalweather dan curah hujan dari Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM).
Kurva curah hujan rata – rata tersaji pada Gambar 7.

30

25

20
Curah hujan mm

15

10

0
17-07-07

06-08-07

26-08-07

15-09-07

05-10-07

25-10-07

14-11-07

04-12-07

24-12-07
-5
Waktu

Gambar 6 Curah hujan rata – rata

Curah hujan rata – rata pada Gambar 6, curah hujan maksimum yang terjadi
berdasarkan Gambar 6 sebesar 24.96 mm terjadi pada 07 Oktober 2007, curah hujan
minimum yang terjadi berdasarkan Gambar 6 sebesar 0.0001 mm terjadi pada 02
Agustus 2007, dan curah hujan rata – rata yang terjadi selama empat bulan sebesar
4.008 mm. Perhitungan curah hujan merupakan perhitungan tambahan yang perlu
diperhatikan dalam pemetaan banjir.

Pemetaan banjir HEC-RAS

Pemetaan menggunakan HEC – RAS, data pemetaan pada ArcGIS di export


ke HEC – RAS. Geometri data yang dihasilkan dengan menggunakan 2D flow area
oleh HEC – RAS. pemetaan banjir data yang digunakan diantaranya peta kontur,
curah hujan rata – rata (TRMM), koefisien runoff, debit flow hydrograph, dan
model sungai. Teknik pemetaan menggunakan hydrology modelling. Data berupa
kontur yang menunjukkan garis-garis ketinggian wilayah diproses untuk menjadi
DEM dan dilakukan suatu pemetaan untuk mencari larian air, akumulasi aliran serta
konsentrasi aliran air (Purwono 2013).
12

Gambar 7 Geometri data HEC – RAS

Berdasarkan pada Gambar 7, geometri data merupakan hasil lanjutan dari


Arcgis, kemudian dibuat 2D flow area merupakan batasan wilayah banjir dibuat
dalam bentuk 2 dimensi. Pada Gambar 7 terlihat cross section di bagian hulu
dengan nomer 4250, dan pada bagian hilir cross section dengan nomer 125.
penamaan tersebut digunakan karena interval jarak antar cross section sepanjang
125 m terdapat 31 buah cross section pada 2D flow area tersebut. Pembuatan 2D
flow area dibuat menutupi seluruh permukaan peta, untuk mamperhitungkan air
dari presipitasi yang berada di lahan.
13

Gambar 8 Bentuk penampang melintang pada bagian hulu cross section 4250

Berdasarkan pada Gambar 8, bentuk penampang melintang sungai pada


bagian hulu tersebut dengan luas penampang saluran sebesar 178.52 m2 berbentuk
trapesium dengan elevasi persegmen penampang melintang sebesar 0.1 m titik
tinjau penampang sebelah kiri pada stasiun 18.18, sementara titik tinjau penampang
bagian kanan pada stasiun 80.49, lebar dasar saluran 9.1 m, lebar muka saluran 6.23
m, tinggi saluran 5 m, dan tinggi banjir yang terjadi pada saluran hulu saat debit
maksimum sebesar 2.17 m dari bawah permukaan tanah. Bentuk penampang hilir
dapat dilihat tersaji pada Gambar 9.

Gambar 9 Bentuk penampang melintang pada bagian hilir cross section 125
Berdasarkan pada Gambar 9, bentuk penampang melintang sungai pada
bagian hilir tersebut dengan luas 178.52 m2 dengan elevasi persegmen penampang
melintang sebesar 0.1 m titik tinjau penampang sebelah kiri pada stasiun 18.18,
sementara titik tinjau penampang bagian kanan pada stasiun 80.49, lebar dasar
14

saluran 9.1 m, lebar muka saluran 6.23 m, tinggi saluran 5 m, dan tidak terjadi banjir
pada saluran tersebut. Nilai keofesien kekasaran saluran tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1 Koefisien kekasaran saluran (n) untuk berbagai jenis permukaan


Jenis permukaan saluran Koefisien kekasaran (n)
Tanah (lurus dan seragam) 0.017 – 0.025
Tanah (berkelok, landai, dan berumput) 0.022 – 0.030
Dasar berbatu dengan lereng –
Bersemak – semak 0.025 – 0.040
Batu bata disemen 0.012 – 0.017
Beton 0.012 – 0.018
Lereng dengan trucuk/riprap 0.025 – 0.033

Berdasarkan Tabel 1, nilai koefisien kekasran saluran (n) untuk berbagai jenis
permukaan, telah dilakukan observasi lapang DAS Way Sekampung jenis
permukaan saluran adalah tanah yang berkelok, maka nilai koefisien kekasaran
manning ditetapkan sebesar 0.025. Nilai tersebut seragam dari hulu hingga hilir
saluran, dan digunakan untuk perhitungan geometri data di HEC-RAS. Peta banjir
pada saat kondisi debit maksimum tersaji pada Gambar 9.

Gambar 10 Peta banjir saat kondisi debit maksimum

Peta banjir pada Gambar 10 merupakan luas sebaran banjir serta luas wilayah
banjir saat debit maksimum. Luas wilayah banjir maksimum sebesar 32.48 m2 pada
bagian hulu sungai, hal tersebut dapat terjadi ketika debit maksimum, luas sebaran
15

banjir minimum sebesar 0.001 m2 pada bagian hilir. Hasil perhitungan ini
tergantung pada luas penampang saluran, kontur, dan debit. Peta banjir pada saat
kondisi debit minimum tersaji pada Gambar 11 (Sebastian 2008), upaya dapat
dilakukan dari bahaya banjir adalah pertama perbaikan saluran dan perlindungan
dari vegetasi, kedua partisipasi aktif dari masyarakat untuk menjaga agar saluran
tetap terjaga, ketiga perlu adanya informasi wilayah banjir.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan

Titik kontur pada pemetaan dibuat dengan mendapatkan nilai koordinat


lapang dengan menggunakan RTK (Real time kinematic), yang dapat menentukan
nilai koordinat x, y, dan nilai elevasi z. Terdapat 294 data lapang yang selanjutnya
diolah dengan ArcGIS membentuk kontur. Pemetaan dilakukan dengan aplikasi
ArcGIS untuk mendapat model sungai, bantaran, arah aliran, dan penampang
melintang. Debit hidrograf didapat dari hasil simulasi pada aplikasi SWAT. Debit
puncak sebesar 97.90 m3/detik terjadi pada 6 Oktober 2007, debit minimum sebesar
19.25 m3/detik terjadi pada 14 November 2007, dan rata – rata debit sebesar 41.14
m3/detik. Penampang saluran berbentuk trapesium dengan luas 178.52 m 2, elevasi
per segmen 0.1 m, lebar dasar saluran 9.1 m, tinggi muka air di saluran 6.23 m,
tinggi saluran 5 m, dan tinggi banjir yang terjadi pada saluran saat kondisi
maksimum adalah 2.17 m. Nilai koefisien manning yang digunakan sebesar 0.025
dengan tipe saluran tanah berkelok, landai, dan berumput. Sedangkan curah hujan
maksimum pada pemetaan presipitasi sebesar 24.96 mm, curah hujan minimum
sebesar 0.0001 mm, dan rata rata curah hujan sebesar 4.008 mm. Luas sebaran
wilayah banjir saat debit maksimum 32.48 m2 dan ketika kondisi minimum sebesar
0.001 m2 yang terjadi pada hulu sungai.

Saran

Diadakan penelitian lebih lanjut mengenai penanganan banjir dengan metode


struktural yaitu membuat tanggul yang efisien agar bahaya banjir dapat
dikendalikan, pengukuran bentuk penampang saluran menggunakan echo sounder
untuk mendapatkan bentuk penampang yang sesuai dengan kondisi lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
[BPDASHL] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. 2016.
Peta Tingkat kerawanan Banjir Limpasan. Jakarta (ID) : Balai Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai dan Hutan lindung.
Daulay M, Terunajaya. 2015. Pemanenan air hujan (rain water harvesting) sebagai
alternatif pengelolaan sumber daya air di rumah tangga [skripsi]. Sumatra
Utara (ID): Universitas Sumatera Utara.
Ferijal. 2013. Aplikasi model SWAT untuk mensimulasikan debit sub DAS Krueng
Meulesong menggunakan data klimatologi aktual dan data klimatologi hasil
perkiraan. Jurnal Rona Teknik Pertanian. 1(6) : 398 – 404.
16

Kastamto. 2012. Prediksi morfologi dasar sungai akibat variasi tutupan vegetasi
tebing Sungai Way Sekampung. Jurnal Teknik Sipil UBL. 3(2) : 306 – 330.
Mustofa M J, Kusumastuti I D, Romdania Y. 2015. Analisis hidrologi dan hidrolika
Pada Saluran Drainase Ramanuju hilir Kotabumi (menggunakan program
HEC- RAS). Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain. 3(2) : 303 – 312.
Mutia T, Pribadi R, Soedarsono. 2016. Analisis banjir menggunakan software
HEC-RAS 4.1.0 (studi kasus Sub-DAS Ciberang Hm 0+00 - Hm 34+00).
Jurnal Fondasi. 5(2) : 51 – 61.
Nadia F, Mardyanto AM. 2016. Perencanaan sistem penampung air hujan sebagai
salah satu alternatif sumber air bersih di Rusunawa Penjaringan Sari
Surabaya. Jurnal Teknik ITS. 5(2) : 241-246.
Pasaribu J, Haryani NS, Zubaidah A, Dirgahayu D, Yulianto HF. 2012. Model
bahaya banjir menggunakan data pengindraan jauh di Kabupaten Sampang.
Jurnal Pengindraan Jauh – LAPAN. 9(1) : 52 – 66.
Pribadi, Wigati Restu, Soedarsono. 2016. Normalisasi Sungai Ciliwung
menggunakan program HEC-RAS 4.1 (Studi Kasus Cililitan–Bidara Cina).
Jurnal Fondasi.1(5) : 1-12.
Putrinda AC. 2012. Koefisien aliran permukaan di DAS Sekampung Provinsi
Lampung tahun 1995 – 2010 [skripsi]. Jakarta (ID) : Universitas Indonesia.
Purwono N. 2013. Pemodelan spasial untuk identifikasi banjir genangan di wilayah
Kota Surakarta dengan pendekatan metode rasional (rational runoff method)
[skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rifai A. 2017. Analisis debit banjir di DAS Way Sekampung, Provinsi Lampung
dengan Pemodelan SWAT [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rosyidie A. 2013. Banjir: fakta dan dampaknya, serta pengaruh dari perubahan
guna lahan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 24(3) : 241 – 249.
Santoso E B. 2013. Manajemen risiko bencana banjir Kali Lamong pada Kawasan
Peri-Urban Surabaya-Gresik melalui pendekatan kelembagaan. Jurnal
Penataan Ruang. 8(2) 48 – 59.
Sebastian L. 2008. Pendekatan pencegahan dan penanggulangan banjir. Jurnal
Dinamika Teknik Sipil. 2(8) : 162-169.
Sianturi MN. 2013. Evaluasi sistem manajemen reservoir PDAM Tirtauli di
Keluruhan Tong Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun Kota
Pematangsiantar. Jurnal Rancang Sipil. 2 (1) : 1-9.
Sudaryono. 2002. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) terpadu, konsep
pembangunan berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan. 3(2) : 153-158.
Sukur M, Wismarini D. 2015. Penentuan tingkat kerentanan banjir secara
geospasial. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. 20(1) : 57 – 76.
Suroso. 2006. Kajian kapasitas sungai Logawa dalam menampung debit banjir
menggunakan program HEC RAS. Jurnal Teknik Sipil. 3(2) : 88 – 92.
Susetyaningsih A, Permana S, Hamdani H. 2014. Anlisa daerah rawan banjir
menggunakan aplikasi sistem informasi geografis (studikasus Pulau Bangka).
Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut. 12(1) : 1 – 13.
Triatmodjo B. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta (ID): Beta Offset.
Wandrivel R, Suharti R, Lestari Y. 2012. Kualitas air minum yang diproduksi depot
air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang berdasarkan persyaratan
mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas. 1(3) : 129-133.
17

Lampiran 1 Lokasi penelitian

Sumber :Image Landsat/Copernicus data SIO,NOAA,GEBCO Image IBCAO


18

Lampiran 2 Debit simulasi SWAT

Debit Debit debit debit


Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
(m3/detik) (m3/detik) (m3/detik) (m3/detik)
01-Aug-07 28.85 01-Oct-07 35.74 10-Sep-07 15.58 10-Nov-07 32.56
02-Aug-07 30.16 02-Oct-07 37.95 11-Sep-07 33.09 11-Nov-07 40.85
03-Aug-07 24.92 03-Oct-07 31.44 12-Sep-07 46.13 12-Nov-07 39.67
04-Aug-07 32.2 04-Oct-07 36.17 13-Sep-07 52.18 13-Nov-07 24.5
05-Aug-07 64.57 05-Oct-07 54.74 14-Sep-07 86.1 14-Nov-07 19.25
06-Aug-07 40.43 06-Oct-07 97.9 15-Sep-07 68.78 15-Nov-07 19.75
07-Aug-07 32.79 07-Oct-07 62.75 16-Sep-07 45.34 16-Nov-07 44.47
08-Aug-07 59.64 08-Oct-07 45.05 17-Sep-07 46.7 17-Nov-07 35.39
09-Aug-07 39.31 09-Oct-07 40.24 18-Sep-07 51.18 18-Nov-07 34.24
10-Aug-07 43.23 10-Oct-07 52.74 19-Sep-07 35.41 19-Nov-07 27.25
11-Aug-07 42.5 11-Oct-07 43.8 20-Sep-07 27.78 20-Nov-07 29.46
12-Aug-07 28.52 12-Oct-07 48.43 21-Sep-07 22.98 21-Nov-07 32.53
13-Aug-07 30.06 13-Oct-07 40.63 22-Sep-07 19.09 22-Nov-07 31.76
14-Aug-07 25.79 14-Oct-07 45.62 23-Sep-07 35.74 23-Nov-07 39.06
15-Aug-07 27 15-Oct-07 30.05 24-Sep-07 25.13 24-Nov-07 38.28
16-Aug-07 25.25 16-Oct-07 24.37 25-Sep-07 67.05 25-Nov-07 66.21
17-Aug-07 25.52 17-Oct-07 31.66 26-Sep-07 94.11 26-Nov-07 50.14
18-Aug-07 20.15 18-Oct-07 30.96 27-Sep-07 51.92 27-Nov-07 43.05
19-Aug-07 25.32 19-Oct-07 31.76 28-Sep-07 39.21 28-Nov-07 39.48
20-Aug-07 44.97 20-Oct-07 48.2 29-Sep-07 99.97 29-Nov-07 52.23
21-Aug-07 42.96 21-Oct-07 48.47 30-Sep-07 42.69 30-Nov-07 58.29
22-Aug-07 43.55 22-Oct-07 37.93
23-Aug-07 45.49 23-Oct-07 40.31
24-Aug-07 31.29 24-Oct-07 28.1
25-Aug-07 25.48 25-Oct-07 55.3
26-Aug-07 28.4 26-Oct-07 45.41
27-Aug-07 45.42 27-Oct-07 31.92
28-Aug-07 50.34 28-Oct-07 35.42
29-Aug-07 31.53 29-Oct-07 45.5
30-Aug-07 24.56 30-Oct-07 65.13
31-Aug-07 27.43 31-Oct-07 62.92
01-Sep-07 22.48 01-Nov-07 47.34
02-Sep-07 76.7 02-Nov-07 48.87
03-Sep-07 71.03 03-Nov-07 33.31
04-Sep-07 44.49 04-Nov-07 25.73
05-Sep-07 33.25 05-Nov-07 30.34
06-Sep-07 35.01 06-Nov-07 31.64
07-Sep-07 26.12 07-Nov-07 44.25
08-Sep-07 21.26 08-Nov-07 44.29
09-Sep-07 18.1 09-Nov-07 38.8
Sumber : Rifai 2017
19

Lampiran 3 Titik koordinat lapangan RTK

Titik X Y Z
1 105.5297363930 -5.32348179 0.063093642
2 105.5295943140 -5.32332325 0.259995329
3 105.5294105700 -5.32311342 0.654889674
4 105.5291279530 -5.32367468 -0.806416049
5 105.5290012650 -5.32395828 -0.521871429
6 105.5306773150 -5.32339519 0.995083871
7 105.5305985580 -5.32444277 -1.59371290
8 105.5316637520 -5.32549762 -0.031459259
9 105.5325388260 -5.32582223 -0.539839394
10 105.5327908540 -5.32624175 -1.10583519
11 105.5329681530 -5.32686375 -2.04607407
12 105.5327644540 -5.32739784 -2.38534359
13 105.5326385130 -5.32828888 -1.90107917
14 105.5333842160 -5.32834744 -1.14273030
15 105.5316054100 -5.32817414 0.23769589
16 105.5315456650 -5.32682731 -1.03788571
17 105.5310349270 -5.32116493 1.31145200
18 105.5304360300 -5.32130728 2.69166167
19 105.5304225440 -5.32128389 1.41095055
20 105.5303927840 -5.32125929 -0.11100421
21 105.5306895870 -5.32107005 1.80474810
22 105.5306723000 -5.32100086 0.54644872
23 105.5306560210 -5.32099625 -0.75809459
24 105.5304190660 -5.32172845 2.89681290
25 105.5293259110 -5.32128938 -1.28482933
26 105.5295236100 -5.32129940 0.60639710
27 105.5299720230 -5.32134481 0.56497759
28 105.5299875850 -5.32136469 1.30530759
29 105.5300032020 -5.32141030 2.50368679
30 105.5300175640 -5.32066056 0.39056818
31 105.5300625830 -5.32032548 -0.12900000
32 105.5298771100 -5.32017651 0.57392195
33 105.5303591960 -5.31977412 0.79412885
34 105.5309190800 -5.32000197 0.40866149
35 105.5314956500 -5.32035967 0.37470588
36 105.5316300190 -5.32062937 1.79652712
37 105.5321961540 -5.32050185 0.32856923
38 105.5322234490 -5.32066508 1.63179750
20

Lampiran 3 lanjutan

Titik X Y Z
39 105.5322868830 -5.32097409 2.02061573
40 105.5324344990 -5.32146904 0.54585294
41 105.5329702910 -5.32124735 0.82196667
42 105.5329499730 -5.32083877 1.92092967
43 105.5329110550 -5.32039798 1.19048462
44 105.5328694920 -5.32012809 0.865654167
45 105.5331976890 -5.31965680 -0.33459
46 105.5336353540 -5.31983457 -0.7739
47 105.5339991720 -5.31942138 -0.889916667
48 105.5337397180 -5.31880222 0.626158629
49 105.5338074080 -5.31850332 0.407851333
50 105.5332440490 -5.31839237 0.604155645
51 105.5337696890 -5.31780323 0.466282609
52 105.5332088430 -5.31779505 0.8993
53 105.5326838360 -5.31764183 1.2748471
54 105.5322993620 -5.31714246 1.1557517
55 105.5320557550 -5.31686996 0.7090893
56 105.5312768170 -5.31681721 1.1746288
57 105.5320044340 -5.31736042 1.3966710
58 105.5319671070 -5.31792370 1.4898977
59 105.5321935910 -5.31799895 1.2660395
60 105.5323325350 -5.31816740 -0.2025950
61 105.5325811080 -5.31791610 0.8764396
62 105.5326447570 -5.31819575 0.6553737
63 105.5326375450 -5.31886358 1.0969383
64 105.5323358980 -5.31840499 -0.9187920
65 105.5321054400 -5.31837136 1.2728894
66 105.5323878170 -5.31853651 -1.7739617
67 105.5324847680 -5.31852853 -2.3310457
68 105.5322465740 -5.31878359 0.5327649
69 105.5322908330 -5.31879333 -0.9452906
70 105.5323455100 -5.31885282 -2.2851085
71 105.5321289140 -5.31882710 0.4042672
72 105.5318283190 -5.31900847 -0.0962341
73 105.5312370990 -5.31953916 0.5866727
74 105.5317398720 -5.31945259 1.3144811
75 105.5323367450 -5.31929893 1.4546667
76 105.5323116200 -5.31977851 0.7895632
77 105.5308233920 -5.31934525 1.6789235
21

Lampiran 3 lanjutan

Titik X Y Z
78 105.5316369420 -5.31877606 1.6513280
79 105.5313388950 -5.32123822 1.3449257
80 105.5319008330 -5.32152596 2.8790306
81 105.5313269200 -5.32169738 3.0544833
82 105.5292994590 -5.32319440 2.3816350
83 105.5294841330 -5.32283278 2.6818882
84 105.5296664790 -5.32246861 2.6856944
85 105.5300569630 -5.32215441 2.8030733
86 105.5300297610 -5.32192411 4.1716200
87 105.5296712820 -5.32197690 4.5911808
88 105.5293004100 -5.32197793 4.5389327
89 105.5289212460 -5.32197216 2.8412367
90 105.5290715190 -5.32155420 3.3981472
91 105.5294389190 -5.32159417 4.5927000
92 105.5298224730 -5.32160433 5.1764519
93 105.5303480670 -5.32211760 3.2843071
94 105.5306980060 -5.32223472 4.4768733
95 105.5306526620 -5.32252995 4.9781759
96 105.5302734010 -5.32250820 4.1727429
97 105.5302720450 -5.32286209 4.4599750
98 105.5302592030 -5.32324421 2.9682440
99 105.5299258200 -5.32323532 1.6248938
100 105.5307329870 -5.32291188 5.0029222
101 105.5311069500 -5.32274149 5.3773080
102 105.5311832200 -5.32308257 4.8208182
103 105.5311969070 -5.32323771 3.8996630
104 105.5316777240 -5.32319954 3.8315250
105 105.5316910640 -5.32302140 4.4020130
106 105.5316709120 -5.32269366 4.1943815
107 105.5320722930 -5.32282963 4.7426341
108 105.5324352620 -5.32281145 3.8302304
109 105.5329452970 -5.32302674 3.3662387
110 105.5335307400 -5.32329784 2.5756282
111 105.5333362460 -5.32363952 1.8568086
112 105.5330089150 -5.32385094 2.5311881
113 105.5329022010 -5.32356178 2.2035581
114 105.5328588030 -5.32326313 2.2744882
115 105.5324350400 -5.32326784 1.9695947
116 105.5324460420 -5.32362391 1.8690500
22

Lampiran 3 lanjutan

Titik X Y Z
117 105.5318712480 -5.32318810 3.5428455
118 105.5305909250 -5.32388647 1.0866844
119 105.5305151280 -5.32418575 0.5281700
120 105.5304304960 -5.32461856 0.4367494
121 105.5301691850 -5.32339628 1.9129609
122 105.5300040060 -5.32363349 0.5460778
123 105.5299363410 -5.32336546 0.0947444
124 105.5297050010 -5.32339407 1.5689905
126 105.5296460990 -5.32380211 1.3641571
127 105.5295650990 -5.32425770 1.1029000
128 105.5295028770 -5.32476141 0.9923750
129 105.5294510170 -5.32535577 0.8930889
130 105.5294947660 -5.32579107 1.0114095
131 105.5293858210 -5.32633956 1.2332438
132 105.5289515900 -5.32676747 -1.2615850
133 105.5284919800 -5.32741468 -1.5320065
134 105.5282760690 -5.32790330 -1.5902066
135 105.5272606130 -5.32782674 -0.5949042
136 105.5261708700 -5.32816601 -1.2622313
137 105.5260122410 -5.32904529 5.8899081
138 105.5276173220 -5.33054545 4.7589200
139 105.5278540320 -5.32971138 4.8162000
140 105.5285022240 -5.32942653 2.6946400
141 105.5292586420 -5.32936087 2.4356889
142 105.5300157340 -5.32945632 2.9895485
143 105.5309327060 -5.32940430 3.0498077
144 105.5308929960 -5.32815390 1.1912522
145 105.5309688660 -5.32515252 1.5131692
146 105.5305241630 -5.32551791 0.7374867
147 105.5307090570 -5.32612804 3.5368056
148 105.5302476580 -5.32588370 0.3672400
149 105.5303550340 -5.32518596 1.8107500
150 105.5301923190 -5.32421666 1.2814692
151 105.5299118610 -5.32370619 1.8034321
152 105.5284178110 -5.32319848 1.5211000
153 105.5344726120 -5.30278656 3.3201729
154 105.5342994560 -5.30273934 1.5205079
155 105.5341062680 -5.30203164 5.9810403
156 105.5338857250 -5.30213863 5.3086275
23

Lampiran 3 lanjutan

Titik X Y Z
157 105.5284144310 -5.30485718 6.2930765
158 105.5278403160 -5.30493864 6.1476304
159 105.5283664480 -5.30457177 3.7120294
160 105.5339989960 -5.33207124 2.4218692
161 105.5339976400 -5.33191466 0.6047933
162 105.5329192540 -5.33255061 2.6918514
163 105.5318900680 -5.33299411 2.8730452
164 105.5316306630 -5.33330127 2.3303362
165 105.5303630020 -5.33416269 1.7431966
166 105.5301075150 -5.33487075 2.9552046
167 105.5309780030 -5.33561575 4.0460500
168 105.5319642430 -5.33644719 4.2659857
169 105.5329750250 -5.33669705 -0.4160206
170 105.5332063150 -5.33672175 2.7348571
171 105.5303791250 -5.33752573 3.4313545
172 105.5297266450 -5.33755329 2.5005300
173 105.5316518960 -5.33887594 2.5426000
174 105.5328912200 -5.33840038 4.3484800
175 105.5330743060 -5.33744393 3.6208463
176 105.5347799430 -5.33803928 2.5016875
177 105.5355341780 -5.33750824 3.9351000
178 105.5363360810 -5.33737967 2.8747767
179 105.5373684070 -5.33887676 1.8657040
180 105.5389837910 -5.34000985 1.6392930
181 105.5399282900 -5.33987104 -0.4373040
182 105.5423237980 -5.33839813 3.3561222
183 105.5432635260 -5.33707570 3.0577923
184 105.5435883780 -5.33665420 1.0162188
185 105.5441348450 -5.33562071 3.0983569
186 105.5467157010 -5.33388716 0.1556361
187 105.5377247000 -5.32694834 2.3359569
188 105.5365191800 -5.32840999 1.9126028
189 105.5357072020 -5.32937589 1.8123645
190 105.5379421740 -5.32969020 1.3850483
191 105.5387859310 -5.32861058 2.1764277
192 105.5397375400 -5.32753394 2.3916121
193 105.5405788890 -5.32646362 -0.4513663
194 105.5406729010 -5.32627639 1.8362970
195 105.5396917070 -5.32532741 2.7392417
24

Lampiran 3 lanjutan

Titik X Y Z
196 105.5392923570 -5.32501348 3.3253302
197 105.5385804900 -5.32442591 3.4768457
198 105.5378305820 -5.32386570 2.8503758
199 105.5367955390 -5.32358608 3.3295200
200 105.5364870010 -5.32330461 1.7253400
201 105.5352197420 -5.32195911 3.5163017
202 105.5344820970 -5.32305204 3.4340162
203 105.5342792070 -5.32416384 0.9766730
204 105.5325362340 -5.32455009 1.4624203
205 105.5334693600 -5.32503767 1.7189349
206 105.5339752340 -5.32638611 1.4077060
207 105.5340472900 -5.32743767 0.8939931
208 105.5344666470 -5.32812512 -0.6401647
209 105.5352803310 -5.32836275 -0.6784500
210 105.5364482290 -5.32754645 -0.6037176
211 105.5353936390 -5.32750535 1.0857969
213 105.5365092200 -5.32538253 0.5233400
214 105.5371499180 -5.32469531 2.0752100
215 105.5385408330 -5.32595545 2.9846114
216 105.5391504870 -5.31961830 1.9587586
217 105.5397081500 -5.32129842 5.4505720
218 105.5399816330 -5.32182010 5.0801630
219 105.5393082010 -5.32254412 4.0954970
220 105.5389727420 -5.32216095 3.6442042
221 105.5383996190 -5.32160085 1.4374000
222 105.5382330650 -5.32140088 3.4229263
223 105.5375497830 -5.32038858 3.9524950
224 105.5371811890 -5.31987982 1.4479515
225 105.5378326720 -5.31985592 1.5186813
226 105.5385428530 -5.31928607 1.8864438
227 105.5389496840 -5.31854898 1.9442522
228 105.5392644460 -5.31767293 2.0007097
229 105.5409227720 -5.31772651 8.0237167
230 105.5404459170 -5.31838848 4.2228400
231 105.5314892840 -5.31641209 1.8663098
232 105.5314892840 -5.31641209 1.8663098
233 105.5313200360 -5.31623903 1.1538975
234 105.5303484470 -5.31569582 2.1548500
235 105.5299232300 -5.31484932 1.5692538
25

Lampiran 3 lanjutan

Titik X Y Z
236 105.5297957900 -5.31383965 2.4837423
237 105.5309605900 -5.31426246 2.7770772
238 105.5325409660 -5.31374223 1.8503955
239 105.5338965130 -5.31336300 2.2958757
240 105.5336954480 -5.31265976 1.5339138
241 105.5313995100 -5.31220480 1.5486079
242 105.5322681870 -5.31118208 1.9264079
243 105.5322545190 -5.30950086 1.4225500
244 105.5333071320 -5.30834086 1.8369607
245 105.5309948930 -5.30797272 0.4928900
246 105.5303454220 -5.30917738 4.4429917
247 105.5282016660 -5.30879313 3.3572759
248 105.5279790710 -5.30768872 1.3247070
249 105.5285425340 -5.30647759 3.4577913
250 105.5297543580 -5.30702953 3.6825615
251 105.5313964340 -5.30638433 1.6913666
252 105.5324291480 -5.30531369 3.5097088
253 105.5331225130 -5.30719737 1.1456223
254 105.5337795500 -5.30994536 0.1446808
255 105.5332238750 -5.31137217 0.4340253
256 105.5340022610 -5.31381768 -0.2800889
257 105.5332791240 -5.31477419 1.5220095
258 105.5320470530 -5.31500279 1.0279620
259 105.5335107090 -5.31687031 1.3811410
260 105.5339564320 -5.31624420 1.2456996
261 105.5341501000 -5.31739032 0.2816942
262 105.5331000330 -5.32208699 1.5945333
263 105.5335915680 -5.32161980 -0.5401537
264 105.5346375130 -5.32093748 -0.2445796
265 105.5354442170 -5.32048565 2.1403460
266 105.5449718460 -5.33207935 2.8010108
267 105.5442784580 -5.33376105 -0.2378976
268 105.5434613740 -5.33440819 0.2835632
269 105.5434863410 -5.33597896 -0.3106154
270 105.5418726140 -5.33560179 1.1441929
271 105.5409571600 -5.33679901 1.7472976
272 105.5406333250 -5.33788453 1.7793180
26

Lampiran 3 lanjutan

x y z
Waktu
105.5405937320 -5.33426272 -1.3065971
273
105.5388626180 -5.33467404 1.0701430
274
105.5375610070 -5.33327091 1.3688400
275
105.5364327920 -5.33488180 -0.3281423
276
105.5361021930 -5.33224581 1.7555507
277
105.5391358860 -5.33102686 0.6857310
278
105.5403516100 -5.32889386 1.6120359
279
105.5424821160 -5.32833373 1.9401268
280
105.5441691890 -5.32895021 -0.0217964
281
105.5429786740 -5.33102591 -0.8438340
282
105.5327432040 -5.33195093 -0.2385025
283
105.5315784130 -5.33172504 1.9201273
284
105.5303808290 -5.33301878 2.5750182
285
105.5294568710 -5.33258682 2.4002389
286
105.5287263480 -5.33359786 1.6278733
287
105.5278802710 -5.33372695 2.2071597
288
105.5266778850 -5.33387351 2.6731547
289
105.5258750740 -5.33409903 2.3287267
290
105.5276235570 -5.33310152 2.6077136
291
105.5283387590 -5.33167332 4.1705390
292
105.5324286940 -5.33431846 2.3314962
293
105.5324493430 -5.33549746 2.4025074
294
27

Lampiran 4 Curah hujan TRMM

CH CH CH
Tanggal (mm) Tanggal (mm) Tanggal (mm)
01-08-07 0.019736 11-09-07 0.857434 22-10-07 24.96739
02-08-07 0.000191 12-09-07 0.038737 23-10-07 8.873799
03-08-07 0.873291 13-09-07 0.099278 24-10-07 2.807674
04-08-07 0.541272 14-09-07 0.168477 25-10-07 0.230305
05-08-07 0.152689 15-09-07 0.07219 26-10-07 0.803326
06-08-07 0.043462 16-09-07 2.608963 27-10-07 0.862259
07-08-07 0.122327 17-09-07 1.359322 28-10-07 15.6745
08-08-07 1.221908 18-09-07 0.492227 29-10-07 22.26244
09-08-07 0.377852 19-09-07 0.470797 30-10-07 2.149902
10-08-07 0.216294 20-09-07 0.052921 31-10-07 2.913821
11-08-07 0.078163 21-09-07 0.031011 01-11-07 1.23362
12-08-07 2.257358 22-09-07 0.022603 02-11-07 1.705769
13-08-07 4.462687 23-09-07 0.075026 03-11-07 8.878839
14-08-07 3.049003 24-09-07 0.172948 04-11-07 18.14669
15-08-07 0.388867 25-09-07 0.891531 05-11-07 8.711952
16-08-07 0.364855 26-09-07 0.360896 06-11-07 10.6268
17-08-07 0.056086 27-09-07 0.037328 07-11-07 9.288377
18-08-07 0.058699 28-09-07 0.054308 08-11-07 8.017327
19-08-07 4.799514 29-09-07 0.044406 09-11-07 18.2917
20-08-07 10.19499 30-09-07 0.143842 10-11-07 14.45433
21-08-07 8.75036 01-10-07 0.000451 11-11-07 8.731834
22-08-07 10.46968 02-10-07 0.020192 12-11-07 5.072112
23-08-07 7.878301 03-10-07 0.071664 13-11-07 21.66149
24-08-07 4.366123 04-10-07 0.005277 14-11-07 1.88812
25-08-07 0.143697 05-10-07 0.072677 15-11-07 1.432617
26-08-07 0.271638 06-10-07 0.362185 16-11-07 5.851685
27-08-07 0.321313 07-10-07 3.10282 17-11-07 5.325151
28-08-07 0.226567 08-10-07 10.52117 18-11-07 9.259138
29-08-07 0.143112 09-10-07 14.49352 19-11-07 10.18855
30-08-07 0.026958 10-10-07 5.171955 20-11-07 3.713565
31-08-07 0.044132 11-10-07 1.815219 21-11-07 1.732843
01-09-07 0.087678 12-10-07 10.05289 22-11-07 0.17848
02-09-07 1.700421 13-10-07 13.23193 23-11-07 0.12729
03-09-07 13.01844 14-10-07 2.959107 24-11-07 0.355672
04-09-07 12.18078 15-10-07 0.629974 25-11-07 0.763058
05-09-07 0.175091 16-10-07 0.44437 26-11-07 2.470335
06-09-07 2.235077 17-10-07 0.146048 27-11-07 4.055295
07-09-07 1.823571 18-10-07 0.59157 28-11-07 13.63012
08-09-07 15.99554 19-10-07 3.555969 29-11-07 9.938929
09-09-07 1.934793 20-10-07 2.801199 30-11-07 8.399283
10-09-07 3.53289 21-10-07 0.695055
28

Lampiran 5 Peta banjir kondisi maksimum


29

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari
1995 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari
pasangan Bapak Ir. Tjandra Budiman.MM,QIA dan Ibu
Yessi Margareta. Penulis menyelesaikan pendidikan
Sekolah Dasar pada tahun 2007 di SD YPWKS IV,
Cilegon, Banten. Kemudian penulis melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP YPWKS hingga
tahun 2010. Penulis menamatkan pendidikan menengah
atas pada tahun 2013 di SMAN 2 Krakatau Steel.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan tinggi di
Institut Pertanian Bogor dan diterima melalui jalur
Mandiri, penulis pada program studi Teknik Sipil dan Lingkungan. Selama kuliah
di IPB, penulis aktif di berbagai kegiatan dan pada organisasi Himpunan
Mahasiswa Teknik Sipil Dan Lingkungan (HIMATESIL) pada periode 2014-2015
sebagai Staff Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan
dan periode 2015-2016 sebagai Staff Departemen Community Development.
Penulis pernah mengikuti kepanitian dalam kegiatan seminar Indonesia Civil and
Environmental Festival (ICEF) 2015 pada divisi Liaision Officer dan mengikuti
kepanitiaan dalam kegiatan seminar Indonesia Civil and Environmental Festival
(ICEF) 2016 sebagai ketua Dana Usaha. Penulis melaksanakan Praktik Lapangan
(PL) yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian di Krakatau Tirta
Industri pada Juli –September 2016 dengan judul “Mempelajari Penentuan Saluran
Pengelak Di Cipasauran Proyek PT Krakatau Tirta Industri”. Penulis melaksanakan
penelitian dengan judul “Pemodelan Banjir Menggunakan HEC – RAS Pada Kebun
Pisang PT Agro Prima Sejahtera di Sekampung Udik, Lampung Timur” untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik dengan dibimbing oleh Dr. Ir. Yuli Suharnoto,
M. Eng.

Anda mungkin juga menyukai