SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh:
Sarah Rahmadian
10607000217182
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Tuntutlah ilmu pengetahuan karena dengan ilmu akan menimbulkan rasa takut
kepada Allah. Mempelajari ilmu pengetahuan termasuk ibadah, menelaahnya
dianggap membaca tasbih, meneliti itu setara jihad, mengajarkannya kepada
orang yang bodoh dihitung sebagai sedekah, dan mendiskusikannya dengan para
pakar dianggap sebagai suatu bentuk kedekatan kepada-Nya”
-Muadz bin Jabal r.a.
iii
PERSEMBAHAN:
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor psikologis apa saja yang
paling besar dan signifikan mempengaruhi perilaku sehat mahasiwa beberapa
perguruan tinggi di Tangerang Selatan. Peneliti menguji beberapa variabel yang
diduga mempengaruhi perilaku sehat mahasiswa, yaitu self-esteem, health-
specific self-efficacy, health locus of control (internal health locus of control dan
eksternal health locus of control), dan kepribadian (extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, dan openness). Selain itu peneliti juga meneliti
variabel demografis yaitu kelas sosial ekonomi orang tua sebagai kontrol yang
menjadi independent variabel.
vi
KATA PENGANTAR
vii
6. Mama dan papa atas didikan, kasih sayang, kesabaran, pengertian, dukungan baik
moril maupun materil, arahan serta doa yang penulis terima dan rasakan hingga
detik ini.
7. Adik dan kakak penulis, terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini.
Meskipun kalian terlihat tidak peduli, penulis yakin didalam lubuk hati kalian
selalu ada dukungan dan doa untuk penulis. Serta sepupu penulis, Mba Erna dan
Bang Jamil, terimakasih atas tempat tinggal yang nyaman serta fasilitas yang
sangat bermanfaat selama penulis menyelesaikan skripsi ini, dan atas dukungan,
doa serta saran yang penulis terima.
8. Sahabat-sahabat penulis, Hasnah, Susi, Korri, Nadia, Ali, Sunu, Bambang, Bima,
Ayu & Nisa, yang telah memberikan penulis makna dari persahabatan, terima
kasih atas segala hal yang telah kalian berikan kepada penulis selama ini. Kiki,
Rika F, Hanny, Sheli, & Puri, terima kasih atas dukungan serta doa kalian. Untuk
teman-teman seperjuangan selama skripsi Cut, Rudi, Pras, Aji, Nya’ Soraya, Inaz,
Suci, Risna, Nuran, Fifa, Reza, & Siti terima kasih atas bantuan, informasi, saran
serta dukungan yang penulis terima selama mengerjakan skripsi. Terutama untuk
Muhamad Kahfi, yang telah membantu penulis untuk mendapatkan sampel dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman angkatan 2006 khususnya kelas A serta angkatan dibawah penulis,
terimakasih atas kebersamaan dan pembelajaran selama ini.
10. Teman-teman Mentor Akademik dan KKL, yang telah menyempatkan waktunya
untuk berbagi ide, informasi dan pengetahuan bersama penulis, serta terima kasih
atas wawasan yang tidak ternilai tersebut. Khususnya untuk Adiyo, terimakasih
atas bantuannya dalam memahami lisrel dan analisis regresi. Dan Eja, yang
banyak memberi informasi, masukkan dan bantuan bagi penulis.
11. Seluruh responden yang telah membantu mengisi angket penelitian. Tanpa waktu
luang yang anda berikan, skripsi ini tidak akan ada.
viii
12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih untuk
segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis memohon kepada Allah SWT agar seluruh bantuan,
motivasi, dan bimbingan dari semua pihak mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
Amin. Selain itu penulis berharap skirpsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi siapa saja yang membaca. Mengingat kekurangan dan
keterbatasan dari skripsi ini, maka segala kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan penulis sebagai bahan penyempurnaan.
Penulis
ix
PERNYATAAN ORISINALITAS
. Sarah Rahmadian .
NIM: 106070002182
x
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...............................................................ii
MOTTO.............................................................................................................iii
PERSEMBAHAN .............................................................................................iv
ABSTRAK ........................................................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................vii
PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................... ..x
DAFTAR ISI .....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR .................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1
1.1. Latar Belakang……………………………………………… 1
1.2. Pertanyaan Penelitian………………………………………. 10
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………….. 11
1.4. Pembatasan Masalah……………………………………….. 11
1.5. Sistematika Penulisan………………………………………. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................14
2.1. Perilaku Sehat .......................................................................14
2.1.1. Definisi Perilaku Sehat ................................................14
2.1.2. Macam-macam Perilaku Sehat.....................................15
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sehat .......19
2.2. Pengukuran Perilaku Sehat....................................................33
2.3. Hipotesis Penelitian...............................................................34
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................38
3.1. Populasi dan Sampel .............................................................38
3.2. Variabel Penelitian................................................................39
xi
3.3. Definisi Operasional Variabel ...............................................39
3.4. Instrument Pengumpulan Data ..............................................41
3.5. Pengujian Validitas Alat Ukur...............................................42
3.5.1. Uji Validitas Skala Perilaku sehat .................................44
3.5.2. Uji Validitas Skala Self-Esteem.....................................46
3.5.3. Uji Validitas Skala Health-Specific Self-Efficacy ..........48
3.5.3.1. Uji Validitas Skala Nutrion Self-Efficacy .........48
3.5.3.2. Uji Validitas Skala Exercise Self-Efficacy ........50
3.5.3.3. Uji Validitas Skala
Health-Specific Self-Efficacy Keseluruhan.......52
3.5.4. Uji Validitas Skala Health Locus of Control..................54
3.5.4.1. Uji Validitas Skala
Internal Health Locus of Control .....................54
3.5.4.2. Uji Validitas Skala
Eksternal Health Locus of Control...................56
3.5.5. Uji Validitas Skala Kepribadian ....................................58
3.5.5.1. Uji Validitas Skala Extraversion ......................58
3.5.5.2. Uji Validitas Skala Agreeableness....................60
3.5.5.3. Uji Validitas Skala Conscientiousness..............62
3.5.5.4. Uji Validitas Skala Neuroticism .......................64
3.5.5.5. Uji Validitas Skala Openness ...........................65
3.6. Prosedur Pengumpulan Data .................................................67
3.7. Metode Analisis Data...........................................................67
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................68
4.1. Analisis Deskriptif ................................................................68
4.2. Uji Hipotesis Penelitian.........................................................72
4.2.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian ............................72
4.2.2. Pengujian Proporsi Varians untuk Masing-masing
Independent Variable..................................................80
xii
4.2.3. Analisis Regresi Variabel Penelitian pada
Kelompok Laki-laki dan Perempuan ...........................83
4.2.3.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian
Kelompok Laki-laki .......................................83
4.2.3.2. Analisis Regresi Variabel Penelitian
Kelompok Perempuan ………………………89
4.2.3.3. Perbandingan Koefisien Regresi antara
Kelompok Laki-laki dan Perempuan…...…...94
4.2.4. Pengujian Proporsi Varians untuk
Masing-masing Indepemdent Variabel …………………99
4.2.4.1. Pengujian Proporsi Varians untuk
Masing-masing Indepemdent Variabel
Kelompok Laki-laki……………....………….99
4.2.4.2. Pengujian Proporsi Varians untuk
Masing-masing Indepemdent Variabel
Kelompok Perempuan …………………........102
4.2.4.3. Perbandingan Proporsi Varians antara
Kelompok Laki-laki dan Perempuan………...105
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN.....................................109
5.1. Kesimpulan...........................................................................109
5.2. Diskusi………………...........................................................110
5.3. Saran…….. ...........................................................................114
5.3.1. Saran Metodologis..................................................... ..115
5.3.2. Saran Praktis ............................................................. ..116
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... ..117
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
Tabel 4.12 Perbandingan Koefisien Regresi antara
Kelompok Laki-laki dan Perempuan................................................. 95
Tabel 4.13 Proporsi Varian Sumbangan Masing-masing
Independen Variabel Kelompok Laki-laki.........................................100
Tabel 4.14 Proporsi Varian Sumbangan Masing-masing
Independen Variabel Kelompok Perempuan .....................................103
Tabel 4.15 Perbandingan Proporsi varian Sumbangan Masing-masing
Independen Variabel antara Kelompok Laki-laki dan Perempuan .....106
xv
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian perilaku sehat
Kesehatan merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Sehat dan
sakit bukan hanya ditentukan secara biologis, tetapi juga ditentukan oleh masalah
perilaku individu, yaitu perilaku sehat. Perilaku sehat merupakan elemen yang paling
dalam pemeliharaan atau peningkatan kesehatan mereka saat ini dan untuk
objektif efektif sampai akhir (Conner & Norman, 1996; Schwarzer & Renner, 2000;
1
2
dengan regimen medis (misalnya, diet diabetes, regimen antihipertensi), dan perilaku
Perilaku sehat yang buruk memiliki efek yang buruk terhadap kesehatan atau
perilaku sehat bermanfaat untuk kesehatan atau melindungi individu dari penyakit.
Perilaku tersebut termasuk olahraga, konsumsi buah dan sayur, dan menggunakan
dan fatal seperti hepatitis, kanker, dan AIDS (WHO dalam Sarafino, 2006). Perhatian
ini disimulasi oleh perubahan penyakit mulai dari infeksi sampai pada penyakit
pengobatan dan data yang membuktikan bahwa perilaku individu dapat meningkatkan
kematian dan penyakit. Penyakit dan kematian akan berkurang jika manusia memiliki
gaya hidup yang meningkatkan kesehatan, seperti diet sehat dan tidak merokok
(Sarafino, 2006).
Perilaku sehat yang terbentuk pada masa dewasa awal mungkin memiliki
dampak pada kesehatan selama hidupnya nanti. Memasuki perguruan tinggi dapat
3
menjadi peristiwa menarik namun juga stres bagi remaja dan dewasa muda dimana
jaringan pendukung, dan lingkungan baru mereka. Ditambah dengan perubahan ini
dan tanggung jawab yang baru, mereka memiliki kebebasan yang lebih besar dan
kontrol atas gaya hidup mereka daripada sebelumnya. Namun, para peneliti telah
berperilaku positif pula. Akan tetapi hal tersebut berlawanan dengan kondisi jiwa
transisi dalam hidupnya, mereka juga dihadapkan pada berbagai godaan yang
menarik dan menggiurkan. Sehingga kecenderungan untuk melakukan hal negatif dan
mencoba sesuatu yang baru yang dapat menarik perhatiannya, akan dilakukan oleh
kebanyakan remaja dalam masa ini seperti tawuran, merokok, penggunaan narkoba,
perilaku seksual bebas dan perilaku tidak sehat lainnya yang dapat berakibat
timbulnya penyakit.
pendidikan formal dalam institusi pendidikan yang tentunya mengajarkan mana hal
yang benar dan mana hal yang salah. Banyak mahasiswa yang tahu pentingnya
4
kesehatan dan akibat dari perilaku sehat yang buruk, tetapi tidak mampu
Dari beberapa macam perilaku sehat yang ada, yang diteliti dalam penelitian
ini yaitu perilaku makan, olahraga, perilaku merokok, dan mengkonsumsi alkohol.
Perilaku pola makan adalah cara seseorang atau kelompok orang memilih
psikologis, budaya dan sosial. Pola makan yang sehat dapat dilihat dari jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh, jadwal yang teratur dan jenis makanan yang
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Darlina (2004), 89% mahasiswa
putri dan 92% mahasiswa putra suka mengkonsumsi mie instant sebagai makanan
pengganti pada saat-saat tertentu seperti waktu pagi dan malam hari. Sebagian
instant karena harga yang relatif murah dibandingkan dengan membeli sebungkus
nasi. Kebiasaan mengkonsumsi mie instant tersebut dapat menimbulkan masalah gizi,
menimbulkan rasa puas sehingga dapat mengakibatkan kekurangan gizi apabila tidak
manusia bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik sumber daya manusia, terutama
apabila dilakukan secara benar dan teratur. Olahraga merupakan suatu aktivitas
kesehatan dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah, otot-otot, dan sendi-sendi.
Olahraga yang dilakukan secara teratur akan memberikan pengaruh yang besar
terhadap tubuh kita. Olahraga dengan pembebanan tertentu akan mengubah faal tubuh
mudah pula bagi masyarakat untuk memilih dan melakukan olahraga yang disenangi.
Namun, amat disayangkan karena hanya 26,2% dari masyarakat Indonesia yang
berusia 10-30, yang melakukan olahraga (Kuntaraf KL, Kuntaraf J, 1992 dikutip oleh
Syatria, 2006).
yang tidak dapat ditinggalkan. Padahal, dalam rokok terdapat zat adiktif yang dapat
membuat seseorang kecanduan. Maka, jika mahasiswa yang merokok tidak segera
berhenti merokok, kebiasaan buruk ini akan berlanjut terus hingga mereka tua.
Dengan kata lain, mereka harus siap menanggung beban-beban penyakit yang
ketiga perokok terbesar didunia yaitu dengan jumlah 65 juta perokok atau 28% per
penduduk (~225 miliar batang per tahun). Dan statistik perokok di kalangan anak -
anak dan remaja yaitu anak/remaja pria sebesar 24,1% , anak/remaja wanita sebesar
6
pertama dalam jumlah perokok remaja terbanyak di dunia. Pada tahun 2008, lebih 5
juta orang mati karena penyakit yang disebabkan rokok. Ini berarti setiap 1 menit
tidak kurang 9 orang meninggal akibat racun pada rokok. Angka kematian oleh rokok
ini jauh lebih besar dari total kematian manusia akibat HIV/AIDS, + tubercolis +
berinisial LW, tewas setelah dua hari mendapat perawatan RS. Husada Insan. Selain
itu ada juga kasus yang terjadi Surabaya, Kamis (27/11/2008) dinihari, sebanyak 12
akoholisme prestasi dan hasil akademiknya relatif kurang baik, meskipun mahasiswa
tersebut sebenarnya mempunyai potensi dan kemampuan yang cukup. Hal tersebut
hari sehingga pada pagi harinya mahasiswa tersebut tidak bisa mengikuti kuliah
karena efek alkohol yang masih dirasakan mengganggu aktivitas mahasiswa tersebut
mempunyai orientasi yang rendah terhadap tugasnya sebagai mahasiswa (Istana Blog,
2010).
salah satunya adalah faktor psikologis. Dalam Taylor (1995) yang termasuk dalam
faktor psikologis yaitu faktor emosi, faktor kognitif, dan faktor kepribadian atau
psikologis umum yang mempengaruhi individu untuk terlibat dalam perilaku sehat.
dan pentingnya diri mereka sendiri, yaitu sikap positif atau negatif terhadap diri
sendiri secara keseluruhan (Rosenberg, 1965 dalam Juan L., José G. & Grijalvo,
2007). Self-esteem berkaitan dengan praktek perilaku sehat. Pada anak-anak dan
orang dewasa, mereka dengan self-esteem yang lebih tinggi kemungkinan besar
mempraktekkan berbagai kebiasaan sehat yang baik daripada mereka dengan self-
esteem yang rendah (Lau & Klepper, 1998 dalam Taylor, 1995).
dapat melawan godaan dan untuk mengadopsi gaya hidup sehat. Hubungan antara
self-efficacy dan perilaku sehat yang spesifik telah ditinjau. Sejumlah studi tentang
adopsi praktik kesehatan telah mengukur self-efficacy untuk menilai efek potensial
mempengaruhi perilaku sehat secara tidak langsung melalui dampaknya pada tujuan.
berurusan dengan berbagai situasi stres, mengukur efektivitas diri dalam perilaku
sehat yang mengacu pada keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk melakukan
mengenai sumber penentu perilaku. Locus of controll terdiri dari dua bagian yaitu
internal locus of controll dan external locus of controll. Internal locus of controll
adalah cara individu yakin kontrol terhadap peristiwa berasal dari kemampuannya,
sedangkan external locus of controll adalah cara dimana individu yakin kontrol
Health locus of controll adalah sejauh mana orang percaya bahwa kesehatan
mereka dikendalikan oleh faktor internal atau eksternal (Wallston dkk., 1976). Orang-
orang yang cenderung melihat kesehatan di bawah kontrol pribadi mungking lebih
cenderung untuk berlatih kebiasaan sehat yang baik daripada mereka yang
2009).
seseorang, pikiran dan perasaan (Allport, 1961; dalam Hogan, Jonshon, & Briggs,
9
1997). Salah satu trait (sifat) dalam kepribadian yaitu Big Five atau Five Faktor
Model, Big Five Personality atau yang juga disebut dengan Five Faktor Model oleh
Costa & McRae dibuat berdasarkan pendekatan yang lebih sederhana. Di sini, peneliti
digunakan orang pada umumnya, yang tidak hanya dimengerti oleh para psikolog,
namun juga orang biasa. Faktor-faktor dalam teori kepribadian Five Faktor Model
merupakan penentu fundamental dari perilaku dan ada cukup bukti yang
menghubungkan kepribadian dan perilaku (lihat Furnham dan Surga, 1999, sebagai
(misalnya, efektivitas negatif) terkait dengan praktek perilaku sehat (Adler &
Matthews 1994, Steptoe et al, 1994; dalam Conner & Norman, 2005).
sehat. Penelitian-penelitian tersebut diuraikan dalam tabel 2.2 pada halaman 32.
masalah dan penyakit, maka perlu diketahui secara empiris faktor psikologis apa
sajakah yang menyebabkan baik dan buruknya perilaku sehat. Hal ini dilakukan
sebagai upaya menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi mahasiswa
10
perilaku sehat yang baik sehingga menyebabkan masalah dan penyakit. Oleh sebab
itu, penelitian ini peneliti beri judul : “Faktor - Faktor Psikologis yang
Tangerang Selatan”.
berikut:
kelas sosial ekonomi orang tua terhadap perilaku sehat pada kelompok laki-
Secara pokok dan prinsip, tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan
penelitian yang telah peneliti rumuskan diatas. Oleh karenanya tujuan dan manfaat
subtansial penelitian ini sangat berkaitan erat dengan pertanyaan penelitiannya yaitu:
kelas sosial ekonomi orang tua terhadap perilaku sehat pada kelompok laki-
Untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitan ini, maka peneliti membatasi
Selatan.
BAB I : Pendahuluan
Di dalam bab ini akan dibahas sejumlah teori yang berkaitan dengan
penelitian.
Pada bab ini, peneliti akan merangkum keseluruhan isi penelitian dan
meyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat diskusi
dan saran.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terdiri
dari 4 subbab yaitu subbab tentang deskriptif teoritis yang membahas perilaku
terlibat dalam pemeliharaan atau peningkatan kesehatan mereka saat ini dan untuk
objektif efektif sampai akhir (Conner & Norman, 1996; Schwarzer & Renner,
Dan dalam Taylor (2009), perilaku sehat adalah perilaku yang dilakukan
yang buruk adalah hal yang penting bukan hanya terimplikasi kepada penyakit
14
15
Empat perilaku sehat dipilih untuk mewakili empat kategori utama perilaku sehat
empiris digambarkan oleh Vickers dan Hervig (1984). Secara umum, kategori
yang diwakili (a) perilaku yang mengurangi resiko membebani kapasitas adaptif
tubuh, (b) yang melibatkan mengambil resiko perilaku, terutama sebagai pejalan
kaki atau driver, (c) perilaku yang seharusnya membantu mencegah timbulnya
penyakit, dan (d) perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan bukan hanya
Menurut Vickers & Hervig (1984) dalam Vickers dkk. (1988) terdapat 2
mencegah kecelakaan.
dan perilaku sehat mandiri (misalnya, diet, olahraga, merokok, konsumsi alkohol).
yang peneliti analisis pada penelitian ini yaitu perilaku makan, olahraga, merokok,
dan konsumsi alkohol. Menurut Vickers & Hervig (1984) dalam Vickers dkk.
16
1. Perilaku makan
Perilaku makan dalam penelitian ini adalah makan makanan dengan menu
(mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti
jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga
tidak lebih).
mereka untuk memenuhi makanan yang cukup (Sheridan & Redmacher, 1992).
Makanan yang terbuat dari kelompok atau kelas kimiawi sebagai berikut:
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin, serta air dan serat. Kelompok-
kelompok ini terdiri dari zat kimia khusus yang disebut nutrisi. Sebagian besar
Fungsi umum kelas makanan atau kelompok gizi tersebut adalah sebagai
berikut: Karbohidrat dan lemak pasokan panas dan energi. Protein membangun
dan memperbaiki jaringan tubuh dan dapat pasokan panas dan energi. Mineral
pencernaan dan eliminasi. Gizi yang baik sangat penting untuk kesehatan yang
baik. Bahkan, tanpa makanan yang memadai, tidak ada yang bisa memiliki
2. Olahraga (exercise)
pembakaran kalori. Olahraga adalah kelas khusus aktivitas fisik di mana orang
Sarafino, 1994).
Olahraga merupakan salah satu perilaku sehat yang paling penting karena
olahraga membuat orang bergerak dan mampu merawat diri mereka sendiri.
• Mengurangi obesitas
memberikan kontribusi untuk kesehatan fisik dan mental yang baik. Penelitian
hubungan yang kuat antara kebugaran fisik dan semua penyebab kematian,
terutama penyakit jantung dan kanker (Blair et al, 1989). Olahraga juga dapat
& Powell, 1989). Dengan kata lain, "hal ini baik untuk dilakukan" (dalam
Merokok adalah perilaku sehat yang paling terkait erat dengan jangka
panjang hasil kesehatan negatif. Merokok juga telah dihubungkan dengan jumlah
kanker, termasuk kanker tenggorokan, perut, paru-paru, dan usus serta beberapa
perokok sering melaporkan efek mood positif dari merokok dan penggunaan
merokok sebagai strategi untuk mengatasi stres. Mereka yang berhenti merokok
19
fermentasi gula dan pati. Ini melayani banyak tujuan dan datang dalam berbagai
pengaruh alkohol pada sistem saraf pusat. Tergantung pada beberapa faktor,
konsumsi alkohol dapat menjadi biasa saja atau fatal (dalam Sheridan &
Radmacher, 1992).
kesehatan yang serius. Sirosis hati merupakan penyebab utama kematian di antara
pecandu alkohol. Sirosis adalah akumulasi jaringan parut pada hati, menyebabkan
hilangnya fungsi dalam organ vital (Eckhardt dkk, 1981). Mengkonsumsi alkohol
alkohol yang berat juga bisa menyebabkan kemandulan, dan alkohol dapat
perilaku sehat, antara lain variabel demografi, faktor sosial (seperti pengaruh
20
sosial dan values), faktor emosi (seperti self-esteem dan personal goals), faktor
Leventhal, & Nguyen, 1985). Selain itu juga para peneliti meneliti faktor-faktor
untuk terlibat dalam perilaku sehat (diantaranya usia, locus of control dan
kepribadian).
1. Variabel Demografis
muda, lebih kaya, yang mempunyai pendidikan lebih tinggi, yang mempunyai
kadar stres dibawah rata-rata dengan dukungan sosial yang tinggi biasanya
dengan kadar stres yang lebih tinggi dan sumber daya lebih sedikit. Seperti
individu dengan kelas sosial yang rendah (Gottlieb & Green, 1984; dalam Taylor,
2009).
2. Usia
baik di masa kecil, memburuk pada masa remaja dan dewasa muda, tetapi
meningkat kembali pada orang yang lebih tua (Leventhal, Proschaska, &
3. Values
(Donovan, Jessor, & Costa, 1991; Langlie, 1997; dalam Taylor, 1995). Values
wanita mungkin dianggap diinginkan dalam satu budaya, tapi tidak diinginkan di
budaya lain (Donovan, Jessor, & Costa, 1991; dalam Taylor, 2009).
4. Personal Control
bawah kontrol pribadi juga menentukan kebiasaan sehat. Salah satu yang telah
mendapat perhatian adalah locus of control (Lau, 1988; Rotter, 1966; Strickland,
1978).
DeVellis, 1978) mengukur sejauh mana orang merasa diri mereka dapat
mengendalikan kesehatan mereka, merasa orang lain yang sangat kuat dapat
di bawah kontrol pribadi mungkin cenderung untuk berlatih kebiasaan sehat yang
lebih baik daripada mereka yang menganggap kesehatan mereka sebagai akibat
5. Pengaruh Sosial
dan teman kerja semua dapat mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan terkadang ke arah yang bermanfaat, pada waktu yang lain ke arah
22
merugikan (Broman, 1993; turbin at al, 2006). Sebagai contoh, tekanan teman
6. Personal Goals
Kebiasaan sehat sangat terikat dengan personal goals (Eiser & Lembut,
1998). Jika kebugaran pribadi atau prestasi atletik merupakan tujuan penting,
orang mungkin akan lebih berolahraga secara teratur daripada jika kebugaran
7. Perceived Symptoms
batuk-batuk dan tengguorkan yang sakit mungkin akan berpikir kembali bahwa
dia sebenarnya bisa mempunyai masalah kesehatan pada saat itu (Taylor, 2009).
imunisasi pada masa kecil adalah perilaku sehat yang berhubungan langsung
9. Faktor Kognitif
2005). Misalnya, keyakinan terhadap perilaku sehat tertentu yaitu bermanfaat atau
23
berarti bahwa seseorang mungkin rentan terhadap penyakit jika dia tidak
melakukan perilaku sehat tertentu dan juga tidak memprediksi perilaku sehat
Dari beberapa teori yang ada peneliti memilih teori dari Taylor (1995).
Dan dari faktor-faktor tersebut, peneliti meneliti beberapa faktor psikologis yang
1. Self-Esteem
harga diri dapat didefinisikan sebagai komponen afektif dari diri (Seigley, 1999).
Salah satu instrumen yang paling banyak digunakan untuk menilai harga
diri adalah Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES; Rosenberg, 1989). Penulis ini
sebagai pikiran dan perasaan individu tentang nilai dan pentingnya diri mereka
sendiri, yaitu sikap positif atau negatif terhadap diri sendiri secara keseluruhan
fenomenologis diri yang menangkap persepsi keseluruhan dari subyek dari nilai
mereka sendiri melalui skala 10 item, 5 item positif dan 5 item negatif (dalam
dan orang dewasa, mereka dengan self-esteem yang lebih tinggi kemungkinan
dengan self-esteem yang rendah (Lau & Klepper, 1998). Umumnya, perilaku sehat
yang baik lebih mungkin untuk dipraktekkan oleh orang-orang dengan rasa
(Mekanik & Jelas, 1980). Mechanic & Jelas (1980) berpendapat bahwa perilaku
sehat yang positif adalah bagian dari gaya hidup yang kompleks yang
perilaku sehat mirip dengan aspek kehidupan lainnya yang membutuhkan rencana
oleh Stein et al, (1998) dalam Seigley (1999) menunjukkan adanya hubungan
2. Health-Specific Self-efficacy
melalui empat proses utama. Mereka termasuk kognitif, motivasi, afektif dan
atas lingkungan dan perilaku. Self-efficacy beliefs adalah suatu kognisi yang
25
menentukan apakah untuk memulai perubahan perilaku sehat akan dibuat banyak
usaha dan berapa lama seseorang dapat menghadapi hambatan dan kegagalan.
untuk dapat menahan godaan dan mengadopsi gaya hidup sehat (dalam Schwarzer
& Renner, tt). Health specific self-efficacy pada penelitian ini terdiri dari nutrition
Dan dalam Taylor (2003) health locus of control adalah persepsi bahwa
lain yang kuat seperti dokter, atau ditentukan oleh faktor eksternal termasuk
keberuntungan.
sumber bantuan mereka sebagai di bawah kendali eksternal, yaitu tergantung pada
orang lain atau kesempatan (Rotter, 1954, 1996; dalam Taylor, 1995).
sendiri. Mereka mungkin mempraktekkan perilaku sehat yang lebih baik, lebih
lebih dari individu dengan external locus of control (Strickland, 1978). Namun,
hasil tidak selalu kuat, dan masalah pengukuran mengganggu konstrak locus of
control. Akibatnya, hubungan antara variabel locus of control dan perilaku sehat
mengetahui locus of control apakah yang lebih tepat dalam konteks kesehatan
(Lau & Ware, 1981; KA Wallston, Wallston & DeVellis, 1978). Sebagai contoh,
mengukur tiga faktor. (1) subskala internal health locus of control, (2) subskala
eksternal health locus of control, (3) subskala ketiga, kesempatan (chance) health
4. Kepribadian
dan perasaan (Allport, 1961; dalam Hogan, Jonshon, & Briggs, 1997).
27
Trait adalah sifat konsisten pola pikiran, perasaan, atau tindakan yang
membedakan orang dari satu sama lain. Trait tampaknya diperlukan untuk ilmu
menjelaskan pola-pola yang konsisten (Hanson, 1958 dalam Hogan, Jonshon, &
Briggs, 1997).
metode, terutama analisis faktor, telah menyebabkan awal dari sebuah konsensus.
Sekarang banyak peneliti setuju bahwa perbedaan individu dapat berguna diatur
dalam lima dimensi besar, bipolar (John & Srivastava, 1999: John McCrae &
Costa, 2003). Dikenal luas sebagai dimensi fitur "Big Five" - bukan karena
mereka begitu hebat, tetapi karena jangkauan yang luar biasa dan tingkat abstraksi
satu istilah yang terdapat pada setiap bahasa (dalam Pervin, Corvone & John,
2005).
28
Big Five Personality atau yang juga disebut dengan Five Faktor Model
oleh Costa & McRae dibuat berdasarkan pendekatan yang lebih sederhana. Di
kata-kata yang digunakan orang pada umumnya, yang tidak hanya dimengerti oleh
para psikolog, namun juga orang biasa (Pervin, Corvone & John, 2005).
karakteristik orang dengan skor yang tinggi dan skor yang rendah dari faktor-
faktor tersebut bisa dilihat dari tabel di bawah yang merupakan hasil penelitian
Tabel 2.1
negatif) terkait dengan praktek perilaku sehat (Adler & Matthews 1994, Steptoe et
1994.), namun, penelitian yang telah memfokuskan pada dampak dari sifat-sifat
ini pada perilaku sehat relatif sedikit. Untuk saat ini, sebagian besar penelitian
terhadap perilaku sehat (misalnya Siegler et al, 1995;. Schwartz et al, 1999;.
Conner dan Ibrahim 2001). Terdapat penelitian yang menemukan efek langsung
perilaku olahraga, melebihi dan di atas yang dijelaskan oleh TPB (Theory Planned
Behavior) (misalnya Courneya et al. 1999). Demikian pula, Conner dan Abraham
tidak langsung. Tidak ada efek yang ditemukan untuk openness dan
kepribadian dapat berdampak pada perilaku sehat (dalam Conner & Norman,
2005).
independen yaitu variabel demografis yang terdiri dari kelas sosial ekonomi orang
dalam jumlah besar, terlibat dalam olahraga teratur, tetapi lebih cenderung untuk
memantau diet mereka, minum vitamin dan terlibat dalam perawatan gigi
(Waldron 1988). Perbedaan status sosial ekonomi dan kelompok etnis juga jelas
untuk perilaku seperti diet, olahraga alkohol, konsumsi dan merokok (misalnya
Secara umum, orang yang lebih muda, lebih kaya, berpendidikan yang
lebih baik, di bawah rendahnya tingkat stres, dengan tingkat tinggi dukungan
tingkat stres dan/atau kurangnya sumber daya terkait dengan perilaku beresiko
pengaruh faktor-faktor psikologis terhadap perilaku sehat. Pada Tabel 2.2 ini
perilaku sehat.
32
Tabel 2.2
matahari.
perilaku yaitu pola makan, aktivitas fisik, minum alkohol, dan merokok.
berbeda-beda, tidak ada satupun pendekatan tunggal yang digunakan untuk alat
ukur perilaku sehat, namun secara skala pengukuran, bahwa alat ukur tersebut
sama yaitu menggunakan skala kontinum. Sehingga menurut peneliti tidak perlu
lagi untuk menyusun secara baku alat ukur perilaku sehat sebab tentu alat ukur
tersebut dibuat sesuai dengan perilaku sehat, namun sejauh pengukuran tersebut
menggunakan skala kontinum maka dapat diterima. Untuk lebih lengkap tentang
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh independent variable yang
control (yang terdiri dari dua faktor yaitu internal health locus of control dan
eksternal health locus of control), dan kepribadian (yang terdiri dari lima faktor
Dan selain yang diteorikan, peneliti juga meneliti variabel lainnya yaitu kelas
sehat.
sehat.
sehat.
10. Kelas sosial ekonomi orang tua berpengaruh signifikan terhadap perilaku
sehat.
Self-Esteem
Health-Specific Self-Efficacy
Benevolence
Perilaku Kesehatan
Kepribadian
Extraversion
Agreeableness
Conscientiousness
Neoriticsm
Opennes
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan tentang Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian,
Pada penelitian ini, yang hendak diteliti adalah apakah ada pengaruh dari
statistik.
Selatan. Sampel penelitian ini ditetapkan sebanyak 200 orang tetapi yang
populasi tidak diketahui. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah perguruan
38
39
1. Perilaku Sehat
2. Self-Esteem
3. Health-specific self-efficacy
dalam penelitian ini adalah perilaku sehat, sedangkan variabel lainnya merupakan
Dari definisi konseptual yang telah dijelaskan dalam BAB 2, kemudian peneliti
menentukan definisi operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
perilaku sehat mahasiswa, yang terdiri dari empat perilaku yaitu perilaku
mengadopsi gaya hidup sehat. Indikator yang digunakan dalam skala ini
4. Health Locus of Control adalah skor yang diperoleh tentang sejauh mana
menganggap orang lain yang kuat untuk bertanggung jawab atas kesehatan
5. Kepribadian adalah skor yang diperoleh dari hasil skala big five yang
openness.
6. Kelas Sosial Ekonomi Orang Tua adalah penilaian subjek tentang dirinya
menengah ke atas, atau kelas atas yang merujuk keadaaan ekonomi secara
umum.
peneliti adaptasi dari Health Behavior Checklist yang disusun oleh Vickers
dkk. (1988). Alat ukur ini terdiri dari 7 item. Respon jawaban yang
diberikan terdiri dari 4-point yaitu sangat setuju sampai sangat tidak
setuju.
disusun oleh Rosenberg. Alat ukur ini terdiri dari 10 item. Respon jawaban
yang diberikan terdiri dari 4-point yaitu dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju.
Schwarzer (t.t.). Alat ukur ini terdiri dari 12 item. Respon jawaban yang
diberikan terdiri dari 4-point yaitu dari sangat yakin sampai sangat tidak
yakin.
adaptasi dari Wallston, Wallston & DeVellis (1978). Alat ukur ini terdiri
dari 18 item. Respon jawaban yang diberikan terdiri dari 4-point yaitu dari
peneliti adaptasi dari John, Oliver P. (1991) (dalam John & Srivastava,
1999). Alat ukur ini terdiri dari 44 item. Respon jawaban yang diberikan
terdiri dari 4-point yaitu dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
dan belum ada terjemahan yang dibakukan. Maka penulis akan menguji validitas
Dalam rangka pengujian validitas alat ukur, peneliti melakukan uji validitas
Faktor Analysis) untuk pengujian validitas instrument. Adapun logika dari CFA
(Umar, 2011) :
1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait yang didefinisikan secara operasional
2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga
subskala hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun
- Σ = 0.
chi square. Jika hasil chi square tidak signifikan p>0.05, maka hipotesis
5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan
atau tidak mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-test.
Jika hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam
mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di drop.
6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan
faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Berarti item tersebut
mengukur hal yang berlawanan dengan apa yang hendak diukur. Namun
demikian perlu diperiksa kembali apakah item tersebut berupa item negatif
yang tidak didrop atau item yang diterima. Kemudian setelah didapat model fit
dihitung faktor skornya. Penggunaan faktor skor ini adalah untuk menghindari
hasil penelitian yang bias akibat dari kesalahan pengukuran. Jadi skor yang
dianalisis dalam penelitian ini bukanlah skor yang diperoleh dari variabel pada
44
perbedaan validitas dari setiap item. Namun demikian, untuk menghindari faktor
skor yang bertanda negatif dan positif (Zscore) maka peneliti mentranformasikan
faktor skor tersebut menjadi T skor. Dengan rumus T skor yaitu (Umar, 2011):
diperkirakan antara 0 dan 100. Setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah
menjadi T skor, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi
dan regresi. Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat
unidimensi dalam mengukur perilaku sehat. Dari hasil analisis CFA yang
dibolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa
Selanjutnya kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini,
yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item.
Tabel 3.1
Dari tabel 3.1 di atas, pada kolom koefisien semua item bermuatan positif
pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling
bersifat multidimensi pada dirinya masing-masing. Item yang paling ideal karena
yang tidak bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, dan item yang memiliki
korelasi kesalahan pengukuran yang paling banyak yaitu item nomor 4 yang
46
selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Namun
karena item nomor 4 memiliki korelasi kesalahan tidak lebih dari tiga, maka item
tersebut tetap akan dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Secara subjektif
disini peneliti beranggapan bahwa jika kesalahan pengukuran pada sebuah item
memiliki korelasi partial lebih dari tiga maka peneliti melihatnya itu terlalu
kompleks makanya harus didrop dan sebaliknya jika item tersebut memiliki
korelasi partial tidak lebih dari tiga maka item tersebut tidak didrop karena belum
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat
unidimensi mengukur self-esteem. Dari hasil analisis awal CFA yang dilakukan,
RMSEA = 0.142, yang berarti tidak fit. Namun, setelah dilakukan modifikasi
berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi–Square
= 34.56, df = 25, P-value = 0.09650, RMSEA = 0.044, yang artinya model dengan
satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu
hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
47
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.2
Pada tabel diatas, semua nilai t bagi koefisien muatan faktor item
signifikan. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
bermuatan negatif. Dari tabel 3.2, pada kolom koefisien terdapat item yang
muatan faktornya negatif yaitu item 8. Dengan demikian item 8 yang didrop.
ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat
berkorelasi satu sama lain, seperti item 9 dan 10. Sedangkan item yang tidak
bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, dan item yang memiliki korelasi
kesalahan pengukuran yang paling banyak yaitu item nomor 1 yang berkorelasi
selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Dengan
Pada skala health-specific self-efficacy ini, pertama diteorikan bahwa ada dua
item yang telah ditetapkan (dua faktor tersebut adalah nutrition self-efficacy dan
exercise self-efficacy).
Adapun hasil dari uji validitas konstruk pada setiap faktor dari health-
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat
(unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja
hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.3
Pada tabel diatas, semua item bermuatan positif dan nilai t bagi koefisien
muatan faktor item signifikan. Dengan demikian tidak ada yang didrop.
ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat
berkorelasi satu sama lain, pada model ini item yang tidak mempunyai kesalahan
pengukuran yang berkorelasi adalah item nomor 3. Sedangkan item yang tidak
50
bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, yang artinya kesalahan pengukurannya
selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Jika dilihat
dari matrik korelasinya, item yang paling multidimensional adalah item nomor 4
yang berkorelasi dengan item nomor 1, dan item nomor 5 yang berkorelasi dengan
item nomor 2. Namun pada model ini tidak ada kesalahan pengukuran yang
berkorelasi lebih dari tiga. Dengan demikian tidak ada item yang didrop.
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat
(unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja
hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.4
Pada tabel diatas, semua item bermuatan positif. Selanjutnya dilihat dari
nilai t item yang tidak signifikan yaitu item nomor 12. Sehingga item nomor 12
didrop.
ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat
berkorelasi satu sama lain, pada model ini item yang tidak mempunyai kesalahan
pengukuran yang berkorelasi adalah item nomor 8. Sedangkan item yang tidak
bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, yang artinya kesalahan pengukurannya
selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Jika dilihat
dari matrik korelasinya, item yang paling multidimensional adalah item nomor 6
52
dan 10, item nomor 6 berkorelasi dengan item nomor 7 dan 10, dan item nomor
10 berkorelasi dengan item nomor 6 dan 9. Namun item tersebut tidak didrop
Dari kedua jenis health-specific self-efficacy yang telas diuji di atas, kemudian
faktor saja yaitu yang bersifat lebih umum (general faktor), yaitu health-specific
self-efficacy. Penelitian ini bisa diuji secara empiris, jika memang pernyataan itu
benar maka modelnya akan fit. Setelah didapat item-item yang valid, kemudian
Gambar 3.1 Analisis faktor konfirmatorik dua tingkat dari variabel Health-
Specific Self-Efficacy
ITEM1 0.91
0.31
ITEM2 0.72
0.35
1.00 0.06
2.96 ITEM3 0.75 0.1
2.81 0.240.1
NUTRITIO 3.60 ITEM4 0.66 0.1
0.08 4.78
1.00 SELFEFFI ITEM5 0.41 -0.1
-0.26
0.55 ITEM6 0.64
1.00
EXERCISE
1.62
ITEM7 0.18
1.61
1.22
ITEM8 0.19
0.94
0.34
ITEM9 0.49
ITEM10 0.69
ITEM11 0.96
dari dua faktor dan selanjutnya dua faktor tersebut diukur dengan item yang
peneliti gunakan, ternyata sesuai dengan apa yang diteorikan. Tetapi dengan
Pada skala health locus of control ini, pertama diteorikan bahwa ada dua faktor
(komponen) health locus of control yang masing-masing diukur oleh item yang
telah ditetapkan (dua faktor tersebut adalah internal locus of control dan eksternal
locus of control).
Adapun hasil dari uji validitas konstruk pada setiap faktor dari health
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat
unidimensi mengukur internal health locus of control. Dari hasil analisis awal
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu internal health locus of control.
hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.5
Pada tabel diatas, nilai t bagi koefisien muatan faktor item yang tidak
signifikan yaitu item 3, maka dari itu item nomor 3 didrop. Selanjutnya melihat
muatan faktor dari item apakah ada yang bermuatan negatif. Dari tabel 3.5, pada
ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat
berkorelasi satu sama lain, pada model ini item yang tidak mempunyai kesalahan
yang tidak bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, yang artinya kesalahan
item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain.
Jika dilihat dari matrik korelasinya, item yang paling multidimensional adalah
56
item nomor 2 yang berkorelasi dengan item nomor 1. Namun pada model ini tidak
ada kesalahan pengukuran yang berkorelasi lebih dari tiga. Dengan demikian tidak
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat
unidimensi mengukur external health locus of control. Dari hasil analisis awal
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu eksternal health locus of control.
hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
Tabel 3.6
Pada tabel diatas, koefisien muatan faktor item yang bermuatan negatif
yaitu item nomor 2. Selanjutnya dilihat dari nilai t item yang tidak signifikan yaitu
ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat
berkorelasi satu sama lain, pada model ini item yang tidak mempunyai kesalahan
pengukuran yang berkorelasi adalah item nomor 6 dan 8. Sedangkan item yang
58
tidak bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, yang artinya kesalahan
item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain.
Jika dilihat dari matrik korelasinya, item yang paling multidimensional adalah
item nomor 7, item nomor 7 berkorelasi dengan item nomor 2, 4, 10 dan 12.
Pada skala kepribadian ini, pertama diteorikan bahwa ada lima faktor (komponen)
kepribadian yang masing-masing diukur oleh item yang telah ditetapkan (lima
Adapun hasil dari uji validitas konstruk pada setiap faktor dari kepribadian
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensi
dalam mengukur extraversion. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, model
RMSEA=0.060.
Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang
berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu extraversion.
Adapun koefisien muatan faktor bagi setiap item dalam mengukur extraversion
Tabel 3.7
Muatan Faktor item Extraversion
No Koefisien Standar error Nilai t
1 0,08 0,08 1,04
2 0,13 0,08 1,76
3 0,89 0,06 13,82*
Dilihat dari model faktor di atas, dari 8 item yang mengukur extraversion
semuanya bermuatan positif, jika dilihat pada tabel diatas terdapat item yang tidak
signifikan (tidak bagus) yaitu item nomor 1 dan 2, dengan demikian item tersebut
extraversion.
pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 9 item yang ada bersifat unidimensi
dalam mengukur agreeableness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, model
RMSEA=0.053.
Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang
berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu agreeableness.
Adapun koefisien muatan faktor bagi setiap item dalam mengukur agreeableness
Tabel 3.8
Dilihat dari model faktor di atas, dari 9 item yang mengukur agreeablenes,
semua item yang bermuatan negatif adalah item nomor 6 dan item yang tidak
signifikan (tidak bagus) adalah item nomor 6 dan 8, dengan demikian item nomor
ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat
berkorelasi satu sama lain, seperti item 2. Sedangkan item yang tidak bagus yaitu
terdapat tanda V yang banyak, dan item yang memiliki korelasi kesalahan
pengukuran yang paling banyak yaitu item nomor 1 yang berkorelasi dengan item
kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item tersebut selain mengukur apa
yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Namun karena memiliki kesalahan
pengukuran yang saling berkorelasi tidak lebih dari tiga, maka item nomor 1 tidak
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 9 item yang ada bersifat unidimensi
RMSEA=0,039.
Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang
berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu
Tabel 3.9
conscientiousness, jika dilihat pada tabel diatas tidak terdapat terdapat item yang
tidak signifikan (tidak bagus) dan bermuatan negatif, dengan demikian semua
item tersebut diikutsertakan (tidak didrop) dalam menghitung skor faktor dari
variabel conscientiousness.
pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling
korelasinya, item yang paling baik adalah item nomor 6 dan 9, sedangkan item
yang paling multidimensional adalah item nomor 2 yang berkorelasi dengan item
berkorelasi tidak lebih dari tiga, maka item nomor 2 tidak didrop dan tetap akan
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensi
dalam mengukur neuroticism. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, model satu
Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang
berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu neuroticism.
Adapun koefisien muatan faktor bagi setiap item dalam mengukur neuroticism
Tabel 3.10
Dilihat dari model faktor di atas, dari 8 item yang mengukur neuroticism,
semua item bermuatan positif, namun terdapat item yang tidak signifikan (tidak
65
bagus) yaitu item nomor 4 dan 8, dengan demikian item-item tersebut tidak
pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling
korelasinya, item yang paling baik adalah item nomor 5, sedangkan item yang
berkorelasi lebih dari tiga, maka item nomor 8 didrop dan tidak akan dianalisis
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat
unidimensi dalam mengukur openness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan,
RMSEA=0,046.
Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang
berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu openness.
Adapun koefisien muatan faktor bagi setiap item dalam mengukur openness dapat
Tabel 3.11
Dilihat dari model faktor di atas, dari 5 item yang mengukur openness, jika
dilihat pada tabel diatas tidak terdapat terdapat item yang tidak signifikan (tidak
bagus), namun terdapat item yang bermuatan negatif yaitu item nomor 7 dan 9,
pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling
korelasinya, item yang paling baik adalah item nomor 2 dan 7, sedangkan item
yang paling multidimensional adalah item nomor 9 yang berkorelasi dengan item
67
berkorelasi lebih dari tiga, maka item nomor 9 didrop dan tidak akan dianalisis
Dalam penelitian berikut ini melalui beberapa tahapan dalam proses pengumpulan
tersebut. Item yang dipilih yaitu item yang mewakili mahasiswa dan
yang ada di Tangerang Selatan. Hasil skala yang telah diisi kemudian
Analysis) untuk menguji hipotesis penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat
Adapun susunan persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
68
Dimana :
neoriticsm, X9 adalah openness, X10 adalah kelas sosial ekonomi orang tua, dan e
adalah residu.
Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
Dengan R2 dapat dilihat proporsi varians dari perilaku sehat yang dipengaruhi IV
R2 =
=
69
Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah variabel-variabel
tiap IV yang dianalisis. Maksud uji koefisien regresi adalah melihat apakah
signifikan dampak dari tiap IV terhadap DV, oleh karenanya sebelum didapat nilai
t dari tiap IV, harus didapat dahulu nilai standard deviasi sampling dari b
(koefisien regresi) adapun rumusnya dapat dilihat dalam buku statistik Pedhazur
(1982). Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b
t=
proporsi varians dari DV yang dapat dipengaruhi oleh masing-masing IV. Untuk
dihitung R2 nya, lalu dilanjutkan dengan analisis regresi dengan dua IV dan
dihitung R2 nya, dan dilanjutkan dengan analisis regresi dimana setiap kali
ditambahkan satu IV sampai semua IV diikutkan. Setelah itu selisih dari R2 yang
versi 17.0.
70
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembahasan tersebut meliputi dua bagian yaitu , analisis deskriptif dan pengujian
hipotesis penelitian.
Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai jenis kelamin sampel dan kelas ekonomi
sosial orang tua yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
penelitian ini peneliti mengambil sampel dari empat perguruan tinggi yaitu sebesar
195 mahasiswa.
70
71
Tabel 4.1
Variabel N = 195
n (%)
Jenis Kelamin
Perempuan 67 (34,36)
Kelas Sosial Ekonomi Orang Tua
Tinggi 83 (42,56)
yang diteliti yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 128 orang (65,64%) dan
penelitian ini sebanyak 195 orang yang terdiri dari empat tingkatan kelas sosial
ekonomi orang tua yaitu 12 orang kelas bawah (6,15%), 25 orang kelas menengah ke
72
bawah (12,82%), 145 orang kelas menengah (74,36%), 12 orang kelas menengah ke
atas (6,15%) dan 1 orang kelas atas (0,51%). Dari tabel di atas terlihat bahwa
mayoritas kelas sosial ekonomi orang tua responden dalam penelitian ini yaitu kelas
menengah.
Selanjutnya deskripsi tentang perilaku sehat mahasiswa. Jika dilihat dari tabel
Dalam tahap ini, peneliti melakukan analisis regresi yang dibantu dengan
menggunakan software SPSS 17.0 untuk dapat menjawab hipotesis pada BAB 2. Dari
variable terhadap perilaku sehat. Berikut ini adalah hasil pengujian tersebut.
Dengan menggunakan seluruh IV yang yang diteorikan, hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 4.2
R-square
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate
Square
1 .437a .191 .147 9.23822
a. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, EHLC, IHLC, EXTRAVERSION,
AGREEABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEOTRITICSM, OPENNES, KELASSOSIAL
b. Dependent Variable: PERILAKUKES
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0,191, yang
berarti bahwa proporsi varian dari perilaku sehat yang dijelaskan oleh semua
varians dari perilaku sehat yang tidak bisa dijelaskan oleh IV yang ada) sebesar
80,9%.
Tabel 4.3
ANOVAb
Model Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
a Regression 3696.585 10 369.658 4.331 .000a
. Residual 15703.415 184 85.345
Total 19400.000 194
a. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, EHLC, IHLC, EXTRAVERSION,
AGREEABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEOTRITICSM, OPENNES, KELASSOSIAL
b. Dependent Variable: PERILAKUKES
tidak ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari internal
Tabel 4.4
Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.714
hanya ada dua IV yang secara statistik pengaruhnya signifikan terhadap perilaku
sehat, yaitu health specific self-efficacy dan opennes (nilai p < 0,05). Hal ini berarti
bahwa dari 10 hipotesis minor hanya terdapat dua yang signifikan. Penjelasan dari
nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai berikut:
semakin tinggi pula perilaku sehat. Hal ini menurut penulis karena orang yang
mereka akan menjaga dan meningkatkan perilaku sehat mereka. Jadi semakin
mahasiswa menilai dan menghargai dirinya secara positif maka dia semakin
rendah atau negatif self-esteem mahasiswa maka semakin buruk juga perilaku
sehatnya.
Hal ini menurut penulis karena orang yang memiliki health-specific self-
efficacy tinggi mereka yakin bahwa diri mereka mampu untuk melakukan
perilaku sehat mereka. Jadi semakin mahasiswa yakin bahwa dirinya mampu
sebesar 0,050, yang berarti bahwa variabel internal helath locus of control
adalah semakin tinggi internal helath locus of control maka semakin tinggi
perilaku sehat. Hal ini menurut penulis karena orang yang memiliki internal
kesehatannya adalah dirinya sendiri maka dia semakin berusaha menjaga dan
regresi sebesar 0,118, yang berarti bahwa variabel eksternal helath locus of
Artinya adalah semakin tinggi eksternal helath locus of control maka semakin
tinggi perilaku sehat. Hal ini menurut penulis karena orang dengan eksternal
mereka melakukan perilaku sehat sesuai dengan apa yang disarankan tersebut.
extraversion maka semakin rendah perilaku sehat. Hal ini menurut peneliti
sosialnya jika mereka di lingkungan sosial dengan perilaku sehat yang kurang
baik.
agreeableness maka semakin rendah perilaku sehat. Hal ini menurut penulis
lembut, mudah percaya pada orang lain, suka membantu, pemaaf, mudah
tertipu dan jujur. Jika dilihat disini orang dengan agreebleness tinggi
cenderung mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain dan memiliki toleransi
yang besar pada orang lain. Dalam hal perilaku sehat orang dengan
conscientiousness maka semakin tinggi pula perilaku sehat. Hal ini menurut
79
kurang disiplin dan terarah jadi kemungkinan akan kurang menjaga perilaku
sehatnya.
semakin tinggi pula perilaku sehat. Hal ini menurut penulis karena orang
perilaku sehat mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh orang lain, dan
mungkin ketika mereka melakukan perilaku sehat yang buruk mereka akan
mengecam diri mereka sendiri. Sehingga mereka akan berusaha menjaga dan
dan signifikan. Artinya adalah semakin tinggi openness maka semakin tinggi
pula perilaku sehat. Hal ini menurut penulis karena orang dengan openness
10. Variabel Kelas Sosial Ekonomi Orang Tua : Diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 2,118, yang berarti bahwa variabel kelas sosial ekonomi orang
tua secara positif mempengaruhi perilaku sehat tetapi tidak signifikan. Artinya
adalah semakin tinggi kelas sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi
pula perilaku sehat. Hal ini menurut penulis karena orang dengan kelas sosial
persamaan. Bertambahnya R2 (R2 change) ini dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
81
Tabel 4.5
Proporsi Varian Sumbangan Masing-masing Independen Variabel
Model Summaryi
Model R Change Statistics
Square R Square F df1 df2 Sig. F Change
Change Change
1 .055 .055 11.219 1 193 .001
2 .124 .069 15.157 1 192 .000
3 .130 .006 1.229 1 191 .269
4 .141 .011 2.423 1 190 .121
5 .141 .000 .100 1 189 .752
6 .144 .003 .608 1 188 .437
7 .152 .008 1.691 1 187 .195
8 .153 .001 .254 1 186 .615
9 .174 .021 4.659 1 185 .032
10 .191 .017 3.873 1 184 .051
1. Predictors: (Constant), SELFESTEEM
2. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall
3. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, IHLC
4. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, IHLC, EHLC
5. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, IHLC, EHLC, EXTRAVERSION
6. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, IHLC, EHLC, EXTRAVERSION, AGREEABLENESS
7. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, IHLC, EHLC, EXTRAVERSION, AGREEABLENESS,
CONSCIENTIOUSNESS
8. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, IHLC, EHLC, EXTRAVERSION, AGREEABLENESS,
CONSCIENTIOUSNESS, NEOTRITICSM
9. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, IHLC, EHLC, EXTRAVERSION, AGREEABLENESS,
CONSCIENTIOUSNESS, NEOTRITICSM, OPENNES
10. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, IHLC, EHLC, EXTRAVERSION, AGREEABLENESS,
CONSCIENTIOUSNESS, NEOTRITICSM, OPENNES, KELASSOSIAL
11. Dependent Variable: PERILAKUKES
sebesar 0,6% bagi bervariasinya perilaku sehat mahasiswa, dengan nilai F dari
sebesar 1,1% bagi bervariasinya perilaku sehat mahasiswa, dengan nilai F dari
10. Variabel kelas sosial ekonomi orang tua memberi sumbangan atau pengaruh
sebesar 1,7% bagi bervariasinya perilaku sehat mahasiswa, dengan nilai F dari
Sebagai kesimpulan dari bagian ini adalah bahwa hanya ada tiga IV dari
diberikan).
Perempuan
perempuan.
Dengan menggunakan seluruh IV yang yang diteorikan, hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 4.6
R-square
Kelompok Laki-Laki
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate
Square
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0,179, yang
berarti bahwa proporsi varian dari perilaku sehat yang dijelaskan oleh semua
Sedangkan sisanya (proporsi varians dari perilaku sehat yang tidak bisa dijelaskan
Tabel 4.7
ANOVAb
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
a Regression 2614.465 10 261.447 2.557 .008a
. Residual 11962.131 117 102.240
Total 14576.596 127
a. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, EHLC, IHLC, EXTRAVERSION,
AGREEABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEOTRITICSM, OPENNES, KELASSOSIAL
b. Dependent Variable: PERILAKUKES
85
tidak ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari internal
Tabel 4.8
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.974
hanya ada satu IV yang secara statistik pengaruhnya signifikan terhadap perilaku
sehat, yaitu health specific self-efficacy (nilai p < 0,05). Hal ini berarti bahwa dari 10
hipotesis minor hanya terdapat dua yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien
sebesar 0,036, yang berarti bahwa variabel internal helath locus of control
adalah semakin tinggi internal helath locus of control maka semakin tinggi
perilaku sehat.
regresi sebesar 0,112, yang berarti bahwa variabel eksternal helath locus of
88
Artinya adalah semakin tinggi eksternal helath locus of control maka semakin
tetapi tidak signifikan. Artinya adalah semakin tinggi openness maka semakin
10. Variabel Kelas Sosial Ekonomi Orang Tua : Diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 2,259, yang berarti bahwa variabel kelas sosial ekonomi orang
tua secara positif mempengaruhi perilaku sehat dan signifikan. Artinya adalah
semakin tinggi kelas sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi pula
perilaku sehat.
Dengan menggunakan seluruh IV yang yang diteorikan, hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 4.9
R-square
Kelompok Perempuan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate
Square
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0,375, yang
berarti bahwa proporsi varian dari perilaku sehat dalam kelompok perempuan yang
Sedangkan sisanya (proporsi varians dari perilaku sehat yang tidak bisa dijelaskan
Tabel 4.10
ANOVAb
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
a Regression 1710.610 10 171.061 3.361 .002a
. Residual 2850.257 56 50.897
Total 4560.867 66
a. Predictors: (Constant), SELFESTEEM, selfefficayall, EHLC, IHLC, EXTRAVERSION,
AGREEABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEOTRITICSM, OPENNES, KELASSOSIAL
b. Dependent Variable: PERILAKUKES
tidak ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari internal
Tabel 4.11
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 14.467
hanya ada satu IV yang secara statistik pengaruhnya signifikan terhadap perilaku
sehat, yaitu opennes (nilai p < 0,05). Hal ini berarti bahwa dari 10 hipotesis minor
hanya terdapat dua yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang
sehat tetapi tidak signifikan. Artinya adalah semakin tinggi self-esteem maka
sehat.
sebesar 0,036, yang berarti bahwa variabel internal helath locus of control
adalah semakin tinggi internal helath locus of control maka semakin tinggi
perilaku sehat.
93
regresi sebesar 0,155, yang berarti bahwa variabel eksternal helath locus of
Artinya adalah semakin tinggi eksternal helath locus of control maka semakin
dan signifikan. Artinya adalah semakin tinggi openness maka semakin tinggi
10. Variabel Kelas Sosial Ekonomi Orang Tua : Diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 2,259, yang berarti bahwa variabel kelas sosial ekonomi orang
tua secara positif mempengaruhi perilaku sehat dan signifikan. Artinya adalah
semakin tinggi kelas sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi pula
perilaku sehat.
Perempuan
Perbandingan koefisien antara kelompok laki-laki dan perempuan dapat dilihat dalam
Tabel 4.12
Perbandingan Koefisien Regresi antara Kelompok Laki-laki dan Perempuan
perempuan terhadap perilaku sehat. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
laki-laki. Pada hasil penelitian ini hubungan antara perilaku beresiko dan self-
96
sebuah fakta yang konsisten dengan asumsi bahwa self-esteem yang negatif
terkait dengan masalah perilaku lebih sering diantara anak laki-laki (Mann et
al., 2004). Self-esteem yang negatif di kalangan anak laki-laki lebih sering
(Leadbeater, Kuperminc, Blatt, & Hertzog, 1999). Jadi, perasaan rendah diri
perilaku sehat pada kelompok perempuan tetapi tidak signifikan. Jika dilihat
dari asumsi di atas, bahwa perempuan dengan self-esteem rendah atau negatif
sehat terdiri dari perilaku merokok, konsumsi alkohol, perilaku diet dan
perilaku olahraga.
mungkin hal ini karena laki-laki itu lebih rentan terhadap perilaku sehat yang
bahwa diri mereka mampu untuk melakukan perilaku sehat sehingga mereka
akan berusaha menjaga dan meningkatkan perilaku sehat mereka, dan mampu
dalam tugas-tugas di mana mereka merasa kompeten dan percaya diri dan
rintangan dan berapa lama mereka akan bertahan. Ketiga, keyakinan self-
efficacy mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional individu (Kumar dan
Lal, 2006). Jadi semakin mereka yakin bahwa dirinya mampu melakukan
98
perilaku sehat, antar kelompok laki-laki dan perempuan, pada kelompok laki-
kreatif, rasa ingin tahu yang tinggi dan terbuka terhadap pengalaman baru.
menyukai adanya perubahan. Dan asumsi peneliti hal ini karena pada
dimasukkan dalam persamaan. Bertambahnya R2 (R2 change) ini dapat dilihat pada
Tabel 4.13
sebesar 0,4% bagi bervariasinya perilaku sehat mahasiswa, dengan nilai F dari
sebesar 0,9% bagi bervariasinya perilaku sehat mahasiswa, dengan nilai F dari
10. Variabel kelas sosial ekonomi orang tua memberi sumbangan atau pengaruh
sebesar 1,9% bagi bervariasinya perilaku sehat mahasiswa, dengan nilai F dari
Sebagai kesimpulan dari bagian ini adalah bahwa dalam kelompok laki-laki
hanya ada dua IV dari sepuluh IV, yaitu self-esteem dan health-specific self-efficacy
yang mempengaruhi perilaku sehat, jika dilihat dari besarnya pertambahan R2 yang
diberikan).
Kelompok Perempuan
dimasukkan dalam persamaan. Bertambahnya R2 (R2 change) ini dapat dilihat pada
Tabel 4.14
sebesar 1,8% bagi bervariasinya perilaku sehat mahasiswa, dengan nilai F dari
sebesar 1,9% bagi bervariasinya perilaku sehat mahasiswa, dengan nilai F dari
10. Variabel kelas sosial ekonomi orang tua memberi sumbangan atau pengaruh
sebesar 0,2% bagi bervariasinya perilaku sehat mahasiswa, dengan nilai F dari
Sebagai kesimpulan dari bagian ini adalah bahwa dalam kelompok perempuan
hanya ada dua IV dari sepuluh IV, yaitu health-specific self-efficacy dan openness
yang mempengaruhi perilaku sehat, jika dilihat dari besarnya pertambahan R2 yang
diberikan).
Perempuan
Hasil pada penelitian ini berdasarkan proporsi varians seluruhnya, perilaku sehat
dan laki-laki sebesar 17,9%. Hal ini berarti penelitian ini lebih bermanfaat pada
Tabel 4.15
Perbandingan Proporsi Varian Sumbangan Masing-masing Independen
Variabel anatara Kelompok Laki-laki dan Perempuan
IV R2cl R2cp
Self-Esteem .082 .003
Health-Specisif Self-Efficacy .051 .164
Internal Health Locus of Control .004 .018
External Health Locus of Control .009 .019
Extraversion .003 .002
Agreeableness .002 .009
Conscientiousness .004 .043
Neoriticsm .001 .001
Openness .005 .115
Kelas Sosial Ekonomi Orang Tua .019 .002
Ket:
R2cl = R Square Change laki-laki
R2cp = R Square Change perempuan
signifikan.
107
asumsi bahwa distribusi frekuensi dari residu adalah mengikuti kurva normal.
Apabila residual berada di sekitar garis untuk kurva normal, maka dapat disimpulkan
bahwa persamaan regresi ini memiliki residual yang distribusinya mengikuti kurva
normal. Artinya, hasil persamaan regresi beserta interpretasinya dapat dipercaya dan
lebih akurat. Oleh sebab itu, penulis pun melakukan uji terhadap asumsi tersebut.
Dengan melihat output dari analisis SPSS, normal tidaknya distribusi residu, dapat
Karena distribusi keseluruhan kasus yang ada pada histogram relatif normal
dan pada grafik plot data umumnya mendekati garis harapan pada plot, maka semua
penafsiran dari hasil regresi pada penelitian ini cukup dapat dipercaya. Artinya
Dalam bab lima ini akan dipaparkan tentang kesimpulan, diskusi, dan saran dari hasil
penelitian.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka kesimpulan
ekonomi orang tua terhadap perilaku sehat. Dan berdasarkan proporsi varians
19,1%.
masing IV, ditemukan bahwa hanya terdapat dua IV yang memiliki pengaruh
109
110
perempuan sebesar 37,5% dan laki-laki sebesar 17,9% . Dan jika dilihat dari
perempuan adalah openness. Dan jika dilihat dari signifikan tidaknya proporsi
5.2. Diskusi
signifikan terhadap perilaku sehat, namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku sehat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Linda
Flynn (1997) dalam Seigley (1999) yang meneliti tentang efek dari ketidakberdayaan
yang dipelajari, self-esteem, dan depresi dalam sampel praktek medis dari 122
111
yang positif r = 37, (P <.001), dan variabel kelompok menyumbang 21% dari varians
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku sehat dan juga memberikan
sumbangan yang signifikan. Hasil pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Von AH D dkk. (2004) yang menunjukkan bahwa self-efficacy secara
signifikan memprediksi perilaku alkohol dan merokok, aktivitas fisik dan perilaku
perlindungan sinar matahari. Dan penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
pengaruh yang signifikan secara statistik dari self-efficacy belief terhadap perilaku
sehat seperti konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari dan konsumsi alkohol yang
mahasiswa untuk melakukan perilaku sehat dengan keyakinan dan kemampuan yang
untuk mencapai tujuannya yaitu sehat, dengan cara menjaga dan meningkatkan
perilaku sehat.
pengaruhnya terhadap perilaku sehat. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam
locus of control lebih mungkin untuk memikul tanggung jawab untuk kesehatannya
sendiri. Mereka mungkin mempraktekkan perilaku sehat yang lebih baik, lebih
dari individu dengan external locus of control (Strickland, 1978). Namun, hasil tidak
Akibatnya, hubungan antara variabel locus of control dan perilaku sehat preventif itu
sederhana (dalam Taylor, 1995). Mungkin hal ini disebabkan karena perilaku sehat
dalam penelitian ini lebih dipengaruhi oleh variabel psikologis lainnya. Hal ini seperti
yang diungkapkan dalam Schwarzer (t.t.) yaitu menurut asumsi implisit yang
mempromosikan kesehatan dan perilaku sehat yang lebih baik. Namun, self-efficacy
tampaknya menjadi konstruk yang lebih kuat ketika datang untuk memprediksi perilaku
perilaku sehat. Namun jika dilihat dari koefisien regresi dari lima variabel hanya
variabel openness yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku sehat dan
juga memberikan sumbangan yang signifikan. Abraham et al. (2000) telah mencatat
literatur hubungan antara kepribadian dan perilaku kesehatan dan antara social
cognitive models (SCMs) dan perilaku sehat yang telah dikembangkan secara paralel
dengan sedikit referensi silang. Karena itu kepribadian dan pengaruh sosial kognitif
113
dapat bermanfaat terintegrasi ke dalam satu perhitungan perilaku sehat (lihat juga
Bermudez 1999; dalam Conner & Norman, 2005). Dan hal ini sesuai dengan hasil
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Torres dan Pritchard
(t.t.), Studi ini meneliti karakteristik kepribadian sebagai prediktor perilaku berisiko,
dengan menggunakan dimensi kepribadian Big Five diterima secara luas sebagai
indikator. Dan hasil penelitian ini bahwa agreeableness berkorelasi dengan perilaku
sehat yang lebih berisiko daripada dimensi kepribadian lainnya. Perbedaan hasil
tinggi rentan terhadap perilaku sehat beresiko, mereka cenderung berhati baik,
lembut, mudah percaya pada orang lain, suka membantu, pemaaf, dam mudah tertipu,
dalam penelitian ini perilaku sehat diukur secara keseluruhan, sehingga tidak terlihat
Kemudian yang terakhir yaitu variable kelas sosial ekonomi orang tua,
variable ini juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku sehat.
114
Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohman,
S.Psi (t.t.) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara
status sosial ekonomi orang tua dan tingkat perilaku merokok remaja. Penelitian ini
juga sejalan penelitian mengenai lima perilaku sehat (merokok, aktivitas fisik, weight,
konsumsi alkohol, dan tidur), Gottlieb and Green (1984) dalam Taylor (1995)
menemukan bahwa perilaku sehat umumnya dilakukan oleh lebih muda, lebih kaya,
orang yang lebih berpendidikan di bawah rendahnya tingkat stres dan dengan
dukungan sosial yang tersedia. Tingginya tingkat stres dan / atau sumber daya yang
lebih sedikit, yang mungkin terjadi pada individu-individu dari status sosial ekonomi
yang rendah, yang berhubungan dengan perilaku sehat-kompromi yang tinggi, seperti
merokok atau penyalahgunaan alkohol, dan dengan kurangnya waktu yang tersedia
untuk meningkatkan perilaku sehat tertentu, seperti olahraga atau tidur yang cukup.
Tidak adanya pengaruh yang signifikan kelas sosial ekonomi orang tua
terhadap perilaku sehat dalam penelitian ini disebabkan karena pengukuran yang
kurang tepat, peneliti menyerahkan kepada responden untuk menilai sendiri tidak
memberikan kriteria yang tepat dan lebih spesifik mengenai kelas sosial ekonomi
5.3. Saran
terkait dengan penelitian serupa, yaitu berupa saran metodologis dan saran praktis.
oleh variabel lainnya. Variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini
memberikan sumbangan yang lebih besar daripada variabel yang diteliti. Dan
sehat. Atau menggunakan variabel perilaku sehat yang lebih spesifik. Dan
116
sehingga dapat diperoleh jawaban yang lebih bervariasi tentang perilaku sehat
mahasiswa.
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi
sehat berdampak pada kesehatan, dengan tubuh yang sehat mahasiswa dapat
mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Allison, K.R., Adlaf, E.M., Ialomiteanu, A., & Rehm, J. (1999). Predictors of
health risk behaviours among young adults: analysis of the national
population health survey. Canadian Journal of Public Health, 90 (2)
Conway, T.L., Vickers, Ross R., Wallston, Kenneth A., & Costa, Paul T. (1992).
Personality, health locus of control, and health behavior. The Annual
Convention of American Psychological Association
Dimmatteo, M.R. & Martin, L.R. (2002). Health psychology. Boston: All Renerbit
yn & Bacon. 75 Arlington Street
Hogan, R., Jonhson, J., & Briggs, S. (1997). Handbook of personality psychology.
California: Academic Press
Istana Blog. (2010). Mahasiswa dan alkohol. Diambil tanggal 9 Oktober 2010
dari http://itsnasahma.blogspot.com/2010/05/mahasiswa-dan-alkohol.html
117
118
John, O.P. & Srivastava S. (1999). The big-five trait taxonomy: history,
measurement, and theoretical perspectives. Berkeley: Departement of
Psychologi University of California
Kilander, H.F. (1957). Health for modern living. New Jersey: Prentice-Hall, Inc
Kumar, R. & Lal, R. (2006). The role of self-efficacy and gender difference
among the adolescents. Journal of The Indian Academy of Applied
Psychology, Vol.32, No.3, 249-254
Lantz, P.M., House, J.S., Lepkowski, J.M., Williams, D.R., Mero, R.P., & Chen,
J. (1998). Socioeconomis, health behaviors, and mortality. JAMA, Vol.
279, No. 21
Martín-Albo, J., Núñez, J.L., Navarro, J.G., & Grijalvo, F. (2007). The Rosenberg
self-esteem scale: translation and validation in university students. The
Spanish Journal of Psychology, Vol. 10, No. 2, 458-467
Mulia, A. (2010). Pengetahuan gizi, pola makan dan status gizi mahasiswa
pendidikan tekhnologi kimia industri (PTKI) Medan. Skripsi : Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Diambil tanggal 9
Oktober 2010 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20338/7/Cover.pdf
Pervin, L.A., Cervone, D., & John, O.P. (2005). Personality. USA: Wiley
Rohman, A. (t.t.). Hubungan antara tingakt stress dan status sosial ekonomi orang
tua dengan perilaku merokok pada remaja. Diambil tanggal 9 Oktober
2010 dari http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/08/artikel-
hubungan-tingkat-stress-dan-perilaku-merokok-remaja.pdf
Renner, B. & Shcwarzer, R. (2003). Applied fields: health. First publ. in:
Encyclopedia of Psychological Assessment, 1, pp. 69-72
Sari, L.R. (2010). Mahasiswa merokok. Diambil tanggal 9 Oktober 2010 dari
http://www.surya.co.id/2010/04/05/mahasiswa-merokok.html
Seigley, L.A. (1999). Self-esteem and health behavior: theoretic and empirical
links. Nurs Outlook; 47:74-7
Taylor, S.E. (2009). Health psychology. Seventh edition. New York: McGraw-Hill
120
Veselska, Z., Geckova, A.M., Orosova, O., Gadjosova, B., Dijk, J.P. Van., &
Reijneveld, S.A. (2008). Self-esteem and resilience: The connection with
risky behavior among adolescents. Addictive Behaviors,
doi:10.1016/j.addbeh.2008.11.005
Vickers, R.R., Conway, T.L., & Hervig, L.K. (1988). Demonstration of replicable
dimensions of health behaviors. San Diego: Naval Health Research
Center, Technical report 88-41
Von, Ah D., Ebert, S., Ngamvitroj, A., Park, N., & Kang, D.-H. (2004). Predictors
of health behaviours in college student. Journal of Advanced Nursing,
48(5), 463-474
Wallston, K.A. (t.t.). Perceived control and health behaviour. USA: School of
Nursing, Vanderbilt University
Wallston, BS., Wallston, KA., Kaplan, GD. dan Maides, SA. (1976).
Development and validation of the health locus of control scale. J Consult
Clin Psycho, 44: 580-585
Selamat Pagi/Siang
Semua data yang ada akan dirahasiakan dan hanya digunakan demi
kepentingan penelitian ini. Jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan, Anda dapat
menghubungi peneliti melalui nomor hp atau alamat email yang tertera di bawah
ini. Atas bantuan dan kerja sama yang Anda berikan, kami ucapkan terima kasih.
Peneliti
Sarah Rahmadian
087774826568/sarah.rahmadian@gmail.com
DATA PRIBADI
ü)
Pilihlah salah satu pilihan dibawah ini, kemudian beri tanda checklist (ü
2. Perempuan
1. Kelas bawah
2. Kelas menengah ke bawah
3. Kelas menengah
4. Kelas menengah ke atas
5. Kelas atas
PETUNJUK DAN CONTOH PENGISIAN 1
Anda diminta untuk memilih satu kategori pada pernyataan-pernyataan yang ada,
sesuai dengan kondisi/pendapat Anda, dengan cara memberikan tanda checklist
ü) pada satu dari empat pilihan jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan
(ü
keadaan diri Anda.
Pilihan Jawaban tersebut adalah sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Contoh :
No PERNYATAAN STS TS S SS
Jika Anda merasa setuju bahwa Anda tidur minimal 5 jam dalam sehari, maka
ü) pada kolom S.
Anda dapat memberikan tanda checklist (ü
No PERNYATAAN STS TS S SS
Jika Anda ingin mengubah jawaban yang telah dibuat, coretlah jawaban pertama,
ü) pada kolom jawaban yang menurut Anda
kemudian beri tanda checklist (ü
paling sesuai.
No PERNYATAAN STS TS S SS
………..SELAMAT MENGERJAKAN…………
SKALA PERILAKU KESEHATAN
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya makan makanan seimbang.
SKALA SELF-ESTEEM
1 Secara keseluruhan, saya puas dengan diri saya.
5 Saya merasa bahwa saya tidak punya banyak hal yang bisa
dibanggakan.
STS TS S SS
2 Tidak peduli apa yang saya lakukan, jika saya sakit, saya
akan sakit.
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Banyak bicara.
4 Depresi, murung
6 Pendiam
8 Agak ceroboh
11 Penuh energy
13 Pekerja handal
14 Bisa tegang
19 Banyak kekhawatiran
21 Cenderung diam
22 Umumnya percaya
23 Cenderung malas
25 berakal, berdayacipta
29 Bisa moody
31 Kadang-kadang pemalu
39 Mudah gugup
43 Mudah terganggu
Contoh :
Saya dapat istirahat yang cukup,........
No PERNYATAAN STY TY Y SY
Jika Anda merasa sangat yakin dapat istirahat dengan cukup meskipun sedang
ü) pada
dihadapkanbanyak tugas, maka Anda dapat memberikan tanda checklist (ü
kolom SY.
No PERNYATAAN STY TY Y SY
ü
1. ..........meskipun saya dihadapkan pada banyak tugas.
Jika Anda ingin mengubah jawaban yang telah dibuat, coretlah jawaban pertama,
ü) pada kolom jawaban yang menurut Anda
kemudian beri tanda checklist (ü
paling sesuai.
No PERNYATAAN STY TY Y SY
ü ü
1. ..........meskipun saya dihadapkan pada banyak tugas.
NO PERNYATAAN STY TY Y SY
NO PERNYATAAN STY TY Y SY
6 ...meskipun saya punya kekhawatiran dan masalah.
NO PERNYATAAN STY TY Y SY
11 ... tidak minum alkohol sama sekali.
DATE: 6/ 4/2011
TIME: 4:02
L I S R E L 8.70
BY
Correlation Matrix
Correlation Matrix
ITEM7
--------
ITEM7 1.00
Parameter Specifications
LAMBDA-X
HSE
--------
ITEM1 1
ITEM2 2
ITEM3 3
ITEM4 4
ITEM5 5
ITEM6 6
ITEM7 7
THETA-DELTA
ITEM7
--------
ITEM7 18
Number of Iterations = 24
LAMBDA-X
HSE
--------
ITEM1 0.60
(0.08)
7.42
ITEM2 0.86
(0.09)
9.82
ITEM3 0.48
(0.09)
5.50
ITEM4 0.80
(0.09)
8.85
ITEM5 0.49
(0.08)
6.12
ITEM6 0.40
(0.08)
4.94
ITEM7 0.38
(0.08)
4.70
PHI
HSE
--------
1.00
THETA-DELTA
ITEM2 - - 0.27
(0.10)
2.56
ITEM3 - - - - 0.77
(0.10)
8.10
ITEM6 - - - - - - - - - -
0.84
(0.10)
8.59
ITEM7 - - - - - - - - - -
0.28
(0.07)
3.80
THETA-DELTA
ITEM7
--------
ITEM7 0.86
(0.10)
8.62
ITEM7
--------
0.14
Degrees of Freedom = 10
Minimum Fit Function Chi-Square = 17.90 (P = 0.057)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 17.94 (P
= 0.056)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 7.94
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ;
23.86)
ITEM7
--------
ITEM7 - -
Standardized Solution
LAMBDA-X
HSE
--------
ITEM1 0.60
ITEM2 0.86
ITEM3 0.48
ITEM4 0.80
ITEM5 0.49
ITEM6 0.40
ITEM7 0.38
PHI
HSE
--------
1.00
0.74 IT E M1
0.27 0.85 IT E M2
-0.21
0.51
0.70 IT E M3
0.39
-0.14
0.54
-0.160.16 0.75 IT E M4
0.50
-0.13 SELFESTE 1.00
0.67
0.12 0.54 IT E M5
0.73
0.300.19
0.50
0.47 IT E M6
-0.24
0.75
0.75 IT E M7
0.70
-0.14
0.94 IT E M8
0.43 IT E M9
0.51 IT E M10
0.36 ITE M1
0.80
0.74 ITE M2
0.51
-0.38
SELFEFFI 1.00
0.65
0.58 ITE M3
0.81
0.14
0.50
0.34 ITE M4
0.75 ITE M5
0.63 IT E M6
0.18
0.26 IT E M7
0.58
0.86
0.22 0.11 IT E M8
0.94
EXERCISE 1.00
0.69
0.53 IT E M9
0.58
0.43
0.18
0.67 IT E M10
0.02
0.97 T E M11
0.66
1.00 IT E M12
0.85 IT E M1
0.25
0.69 IT E M2 0.38
0.56
0.68
0.53 IT E M4 0.70
0.60
0.50 IT E M5
0.65 IT E M6
0.83 IT E M1
0.99 IT E M2
-0.22
0.46 0.77 IT E M3
0.42
-0.10
-0.25 1.00 IT E M4
0.47
0.39
0.02
0.92 IT E M5
0.28
0.28
0.21 0.40 EHLC 1.00
0.60
0.64 IT E M6
0.24
0.21
0.72
0.31 0.94 IT E M7
0.26
0.31
0.32 0.48 IT E M8
0.51
0.19
0.36
0.93 IT E M9
0.18
0.90 IT E M10
0.29
0.74 IT E M11
0.87 IT E M12
0.98 IT E M1
0.42
0.95 IT E M2
0.08
0.13
0.13
0.32 0.21 IT E M3
0.89
0.50
EXTRAVER 1.00
0.77
0.15 0.40 IT E M4
0.25
0.55
0.12 0.88 IT E M5
0.24
0.54
0.30 0.70 IT E M6
0.97 IT E M7
-0.20
0.71 IT E M8
0.80 IT E M1
0.24 0.88 IT E M2
0.44
0.36 0.64
0.58
0.69 IT E M6 0.62
0.25
0.67 IT E M7
0.22
0.63 IT E M8
0.94 IT E M9
0.76 IT E M1
0.20 0.65 IT E M2
0.48
0.85 IT E M3 0.59
0.37
0.20
0.99 IT E M6 0.14
0.20 0.52
0.26 0.48 IT E M7
1.00 IT E M8
-0.19
0.74 IT E M9
0.82 IT E M1
0.40 IT E M2
0.42
0.36
0.77
0.96 IT E M3
0.21
NEORITIC 1.00
0.01
-0.17 1.01 IT E M4
0.49
0.28
0.20
0.35 0.76 IT E M5
0.58
0.44
0.15
0.30 0.96 IT E M6
0.17 0.67 IT E M7
0.16
0.96 IT E M8
0.57 IT E M1
0.46 IT E M2
0.23
0.66
0.29 0.57 IT E M3
0.74
0.66
0.23 0.58 IT E M4
0.65
0.14 OPENNES 1.00
0.52
0.73 IT E M5
0.72
-0.22
0.48 IT E M6
0.38
-0.18
-0.55
-0.13 0.95 IT E M7
0.53
-0.19
0.85 IT E M8
-0.21
0.70 IT E M9
-0.12
0.72 IT E M10
1 X
2 X
3 X
4 V V X
5 X
6 V X
7 V X
1 X
2 x
3 V x
4 V x
5 V x
6 V V v X
7 V V x
8 V V x
9 x
10 X
MATRIK KORELASI KESALAHAN PENGUKURAN SKALA
NUTRITION SELF-EFFICACY
1 2 3 4 5
1 X
2 X
3 X
4 V X
5 V X
6 X
7 V X
8 X
9 X
10 V V X
11 X
12 V X
MATRIK KORELASI KESALAHAN PENGUKURAN SKALA
INTERNAL HEALTH LOCUS OF CONTROL
1 2 3 4 5 6
1 X
2 V X
3 X
4 X
5 X
6 X
1 X
2 X
3 X
4 V X
5 V V X
6 X
7 V V X
8 X
9 X
10 V V X
11 V X
12 X
MATRIK KORELASI KESALAHAN PENGUKURAN SKALA
EXTRAVERSION
1 2 3 4 5 6 7 8
1 X
2 V X
3 X
4 V X
5 V V X
6 X
7 V V X
8 V V X
1 X
2 X
3 V X
4 X
5 X
6 V X
7 V V X
8 V V X
9 V V X
MATRIK KORELASI KESALAHAN PENGUKURAN SKALA
CONCIENTIOUSNESS
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 X
2 X
3 V X
4 V X
5 V V X
6 X
7 V X
8 V V X
9 X
1 X
2 X
3 X
4 V X
5 X
6 V V X
7 X
8 V V V V V X
MATRIK KORELASI KESALAHAN PENGUKURAN SKALA
OPENNESS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 X
2 X
3 X
4 V X
5 V V V X
6 X
7 X
8 X
9 V V V X
10 V V X