Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada angkutan kota trayek 7 (tujuh) Kota
Balikpapan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut.

Dalam mengidentifikasi kinerja pelayanan angkutan kota trayek 7 Kota Balikpapan,


angkutan Kota trayek 7 memiliki tingkat pelayanan yang memuat kenyamanan telah sesuai
standar pelayanan untuk ketersediaan fasilitas tempat duduk dengan kondisi yang baik dan
beberapa yang tidak baik serta ketersediaan fasilitas tempat sampah dengan kondisi baik,
namun untuk daya angkut mobil penumpang belum sesuai dengan standar pelayanan karena
seharusnya hanya 8 penumpang termasuk sopir sedangkan dalam angkutan trayek nomor 7
ini masih terdapat angkutan kota yang membawa penumpang melebihi kapasitas daya
angkut. Kemudian yang memuat keamanan telah sesuai dengan standar pelayanan untuk
identitas kendaraan, serta ketersediaan sabuk keselamatan dan lampu penerangan dengan
kondisi yang baik. Namun untuk ketersediaan peralatan keselamatan dan kesehatan tidak
semua angkutan kota memlikinya. Dalam memuat kemudahan telah sesuai dengan standar
pelayanan yaitu ketersediaan tempat perhentian khusus karena terdapat tempat perhentian
khusus berupa terminal angkutan kota.

Dalam mengidentifikasi kinerja operasional angkutan kota trayek 7 Kota Balikpapan


yang memuat load factor, headway, dan kecepatan. Didapatkan nilai load factor yang terbesar
pada segmen 5 di sesi pagi hari yaitu 87,5%, sedangkan pada sesi siang dan sore memiliki
load factor tersebsar pada segmen 1 yaitu 175% dan 112,5%. Dapat dikatakan bahwa kondisi
load factor yang didapatkan kurang baik karena jumlah penumpang melebihi kapasitas
kendaraan yang melayani dengan penumpang terbanyak terdapat pada segmen 1 untuk
seluruh sesi yaitu 14 penumpang. Dalam headway yaitu frekuensi pelayanannya adalah 1
sampai 3 kendaraan angkutan kota setiap menitnya dan dapat dikatakan baik karena
setidaknya ada 1 kendaraan angkutan kota yang melewati setiap segmen dalam waktu kurang
dari 5 menit. Untuk waktu antara, headway rata – rata angkutan kota rute Terminal Damai ke
Gunung Tembak adalah 171,33 detik atau sekitar 2,86 menit. Sedangkan rute Gunung
Tembak ke Terminal Damai adalah 154 detik atau sekitar 2,57 menit. Kemudian untuk
headway rencana angkutan kota trayek 7 yaitu selama 6,8 menit dan dapat dikatakan cukup
renggang. Waktu sirkulasi atau cycle time pada angkutan kota trayek 7 ini tertinggi pada sesi
pagi yaitu 133,65, pada sesi siang yaitu 133,55, pada sesi sore yaitu 153,05.

Potensi dan permasalahan terkait kinerja pelayanan angkutan kota trayek 7 ini yaitu
potensi yang meliputi kenyamanan, keamanan, dan kemudahan yaitu kondisi tempat duduk
dan tempat sampah yang telah tersedia dapat meningkatkan kenyamanan dan kebersihan
didalam angkutan kota, nomor kendaraan dan stiker trayek dapat memudahkan informasi
terkait asal dan arah tujuan angkutan kota bagi penumpang, terdapat APAR dapat
mengurangi resiko terjadinya kebakaran di dalam angkutan kota, terdapat lampu
penerangkan untuk meminimalisir resiko kejahatan karena dapat melihat sekeliling dengan
jelas, angkutan kota trayek 7 mudah ditemukan atau tidak memerlukan waktu lama untuk
menunggu angkutan tiba karena terdapat terminal di Kelurahan Damai. Kemudian untuk
permasalahan, masih banyak penumpang yang tidak menjaga kenyamanan kursi dan
menjaga kebersihan sehingga masih terdapat penumpang yang mencoret – coret kursi,
merusak bantalan kursi, dan membuang sampah sembarangan di dalam angkutan kota, tidak
semua penumpang mengetahui cara menggunakan APAR dan tidak semua angkutan kota
memiliki lampu penerangan karena kebanyakan sopir juga akan menyalakan lampunya saat
benar – benar terlihat gelap, dan tidak semua angkot mau mengantaran ke gunung tembak
dikarenakan jalan yang sepi dan penumpang yang sepi.

Untuk potensi kinerja operasional pada load factor, headway, dan cycle time yaitu
penumpang akan meningkat disaat pagi hari dan waktu pulang kerja di sore hari, waktu antara
angkutan kota satu dengan yang lain tergolong dekat sehingga penumpang tidak akan
merasa takut ketinggalan angkutan kota, kecepatan perjalanan tergolong cepat karena
angkutan kota tidak banyak berhenti dan menunggu angkutan kota dipenuhi penumpang.
Permasalahannya yaitu armada yang beroperasi masih kurang jika dibandingkan dengan
jumlah penumpang, dengan waktu yang berselisih sedikit banyak angkutan kota yang saling
berebut penumpang, masih banyak angkutan kota yang tidak sampai hingga ke Gunung
Tembak karena minimnya penumpang yang menuju kesana.

6.2 Rekomendasi
Berdasarkan kondisi eksisting maka diperoleh rekomendasi terkait kinerja pelayanan
dan operasional angkutan kota trayek 7 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan melalui
penertiban angkutan kota dengan menerapkan standar angkutan kota seperti perbaikan pada
kursi penumpang, sehingga pelayanan yang dirasakan oleh seluruh penumpang menjadi
seimbang dan juga perbaikan fasilitas pelayanan pada angkutan kota trayek 7 diharapkan
dapat meningkatkan keinginan masyarakat dalam menggunakan angkutan kota sebagai
moda transportasi.

Anda mungkin juga menyukai