Makalah Hepatitis Kelompok 1.1
Makalah Hepatitis Kelompok 1.1
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1.Adia Ervian S (S16066)
2.Alex Dwi (S16068)
3.Aliffia Esprensa ( S16069)
4.Arif Restu (S16070)
5.Anisah Ashari (S16071)
6.Ardia Pramesti (S16072)
7.Avinda Rahtasia (S16073)
8.Bachtiar Habib (S16074)
9.Deni Dwi (S16075)
10.Candra Kusuma (S16076)
11.Dewi Hanania (S16077)
12.Dhini Aminarti (S16078)
13.Dian Nopita (S16079)
1
14.Dwi Imrohatin (S16080)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh
infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah
istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus
menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia.
Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya
bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi
virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati.
Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30
tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa
panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya
berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh
menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.
2
Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga ketua
kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi
sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat
hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk
atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis
dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis.
Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan
menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90%
dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-
kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan
diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya.
Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau
penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati
yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah
mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak
mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral
atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin
pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik.
Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas
3
mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam
amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral
Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga
menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi resiko
terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan
diri dengan pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman,
sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan,
pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan
sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan
penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat menyebabkan
kematian.
disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat dihindari seperti memberi penjelasan
tentang Hepatitis antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan
B.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas dalam makalah ini penulis mengangkat jenis-jenis dan cara
C. Rumusan Masalah
4
1. apa itu hepatitis?
D. Tujuan
Untuk mengetahui jenis - jenis, cara penularan dan cara pencegahan penyakit hepatitis
E. Manfaat penelitian
Untuk menambah pengetahuan tentang jenis - jenis dan cara pencegahan penyakit hepatitis.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI HEPATITIS
Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap
Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.Hepatitis virus adalah
istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel
hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa
awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri
sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun
banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati.
sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua
penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada
Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia.
6
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu
penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan
sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
1. Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-
fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi
hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik.
Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering
2. Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan
seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat
injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah;
klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan
pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan
pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala
klinis.
7
3. Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi
hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang
sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi
adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap
pekerja perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa
4. Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah.
Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi kronik
HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah
infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi,
hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV).
Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya
5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan
tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau perjalanan
pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum
sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala
8
serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak
menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah
jarum suntik.
1. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau
sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga melalui keringat
penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.
2. Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila terserang virus
ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu.
Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini
jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah
melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa,
kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini
mencakup:
- pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi
- narapidana pria
- pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari plasma
9
- kontak serumah denag karier hepatitis
- pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah
3. Hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual
dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C
juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi
kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang
sekitarnya.
Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi belum ada
Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis
hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis
hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan
bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya
terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna
seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi
kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita
hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi
kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui sevara pasti bagaimana perjalanan
penyakitnya.
10
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-kira
10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.penderita hepatitis B yang menahun
setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit yang
mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :
a. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai
dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena
ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-
- Malese umum
- Anoreksia
- Sakit kepala
- Rasa malas
- Rasa lelah
b. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium ini
- Splenomegali
11
c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:
E. Pencegahan
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini
belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah
hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja,
karena memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan
Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak
menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat. Agarc tubuh
menjadi kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai dasar sebanyak tiga kali vaksinassi hepatitis
B. Mengenai jarak waktu pemberian vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai.
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah
kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis
yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan
sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada
penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian.
Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi penguat. Caranya
bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian satu kali, lalu 4 tahun
kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu
12
Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu
yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan
sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang
kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan
laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga
Riwayat Alergi:
Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami alergi terhadap obat-obatan dan makanan.
13
II. Diagnosa keperawatan
Analisa Data
No. Data Etiologi Problem
1. DS : klien mengatakan nyeri Virus hepatiti Gangguan rasa
ulu hati yang meluas ke perut ↓ nyaman nyeri
sebelah kanan Proses inflamasi pada hepar
↓
DO : Perasaan tidak nyaman di
- Nyeri pada angka 4 (skala kuadran kanan atas
0-10) ↓
- Tampak nyeri tekan pada nyeri
kuadran kanan atas saat di
palpasi
Rumusan Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses imflamasi pada hepar ditandai
dengan Klien mengatakan nyeri ulu hati yang meluas ke perut sebelah kanan, skala nyeri
pada angka 4 (skala 0-10), tampak nyeri saat di palpasi pada kuadran kanan atas.
2. Gangguan termoregulasi: hipertermi berhubungan dengan proses imflamasi pada hepar
ditandai dengan klien mengatakan badan terasa hangat sejak dua hari yang lalu, TTV
klien: TD: 120/80, T: 37,6 0C N: 90x/menit RR: 20x/menit
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan klien
mengeluh mual dan nafsu makan menurun, klien tampak mual, klien tampak lemas
14
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
a) Prioritas Masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses imflamasi pada hepar
2. Gangguan termoregulasi: hipertermi berhubungan dengan proses imflamasi pada hepar
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan anoreksia
b) Rencana Keperawatan
Hari/ Dx Tujuan Intervensi Rasional
Tanggal
, I Setelah dilakukan 1.Kaji saat timbulnya 1.Mengidentifikasi pola
20-09-2019 tindakan demam. demam pasien.
keperawatan 2.Observasi tanda vital 2.Tanda vital merupakan
selama 15 menit (suhu, nadi, tensi, acuan untuk
diharapkan pernafasan) setiap 3 mengetahui keadaan
gangguan jam. umum pasien.
termoregulasi : 3.Anjurkan pasien 3.Peningkatan suhu
hipertermi untuk banyak minum tubuh mengakibatkan
berkurang dengan (2,5 liter/24 jam.±7 penguapan tubuh
kriteria hasil: gelas) meningkat sehingga
- Pasien 4.Berikan kompres perlu diimbangi
mengatakan hangat. dengan asupan cairan
kondisi 5. Anjurkan untuk tidak yang banyak.
tubuhnya memakai selimut dan 4.Dengan vasodilatasi
nyaman. pakaian yang tebal. dapat meningkatkan
- TTV dalam 6.Kolaborasi terapi penguapan yang
batas normal. cairan intravena dan mempercepat
obat-obatan sesuai penurunan suhu tubuh.
program dokter. 5.Pakaian tipis
membantu mengurangi
penguapan tubuh.
6.Pemberian cairan
sangat penting bagi
pasien dengan suhu
tinggi.
Jum’at, II Setelah dilakukan 1.Kaji tingkat nyeri 1.Mengetahui berapa
20-09-2019 perawatan yang dialami pasien berat nyeri yang
selama 10 menit 2.Berikan posisi yang dialami pasien.
diharapkan nyaman, usahakan 2.Mengurangi rasa nyeri
gangguan rasa situasi ruangan yang
nyaman nyeri tenang.
pasien dapat 3.Ajarkan pasien teknik
15
berkurang dengan relaksasi 3.Dengan relaksasi
kriteria hasil: 4.Kolaborasi obat-obat pasien dapat
- Pasien analgetik melupakan
mengatakan perhatiannya terhadap
nyerinya nyeri yang dialami.
hilang 4.Analgetik dapat
- Nyeri berada menekan atau
pada skala 0- mengurangi nyeri
3. pasien.
Jum’at, III Setelah dilakukan 1.Kaji keluhan mual, 1.Menetapkan cara
20-09-2013 tindakan sakit menelan, dan mengatasinya.
keperawatan muntah yang dialami 2.Cara menghidangkan
selama 10 menit pasien. makanan dapat
diharapkan 2.Kaji cara / bagaimana mempengaruhi nafsu
perubahan status makanan makan pasien.
nutrisi kurang dihidangkan. 3.Membantu mengurangi
dari kebutuhan 3.Berikan makanan kelelahan pasien dan
tubuh berkurang yang mudah ditelan meningkatkan asupan
dapat teratasi seperti bubur. makanan.
dengan kriteria : 4.Berikan makanan 4.Menghindari mual dan
- pasien mampu dalam porsi kecil dan muntah.
menghabiskan frekuensi sering. 5.Mengetahui
makanan 5.Catat jumlah / porsi pemenuhan kebutuhan
sesuai dengan makanan yang nutrisi.
porsi yang dihabiskan oleh 6.Antiemetik membantu
diberikan pasien setiap hari. pasien mengurangi
/dibutuhkan. 6.Kolaborasi pemberian rasa mual dan muntah
- Klien tampak obat-obatan dan diharapkan intake
tidak lemas antiemetik sesuai nutrisi pasien
program dokter. meningkat.
16
criteria hasil: program dokter pasien yang
- Mukosa bibir 4.Anjurkan pasien mengalami kekurangan
lembab untuk banyak minum. cairan tubuh karena
- Suhu dalam 5.Catat intake dan cairan langsung masuk
batas normal output. ke dalam pembuluh
- Intake adekuat darah.
4.Asupan cairan sangat
diperlukan untuk
menambah volume
cairan tubuh.
5.Mengetahui
keseimbangan cairan.
17
dan mampu
melakukan tekhnik
relaksasi
18
V. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.”K”
Umur : 28 tahun
No. RM : 13017345
O:
- Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 78 x/menit
RR : 21 x/menit
T : 37,9 0C
A:
Masalah gangguan thermoregulasi : hipertermi
belum teratasi
P:
Perawatan klien dilanjukan di ruang perawatan
Jum’at, II 14.00 S:
20-09-2019 WITA Klien mengatakan masih nyeri di kepala dan
sendi seperti di tekan
O:
- Nyeri pada angka 4 (skala 0-10)
- Klien masih tampak sedikit meringis
A:
Masalah gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
sebagian
P:
Perawatan klien dilanjukan di ruang perawatan
O:
- Klien masih tampak mual, tapi tidak
muntah
19
- Klien masih tampak lemas
A:
Masalah tapi tidak muntah teratsi sebagian
P:
Perawatan klien dilanjukan di ruang perawatan
Jum’at, IV 14.00 S:
20-09-2019 Klien menyatakan mulai akan mencoba untuk
minum
O:
- Klien tampak mulai minum air dengan
sedikit tapi sering
- Klien tampak mual
- Klien masih tampak lemas
- Suhu tubuh = 37,9o C
- Mukosa bibir tidak kering
A:
Masalah resiko tinggi defisit volume cairan
teratasi sebagian
P:
Perawatan klien dilanjukan di ruang perawatan
20
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus
yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
* hepatitis A
* hepatitis B
* hepatitis C
* hepatitis D
* hepatitis E
3. Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan kematian hepatosit
dengan secara langsung membunuh sel dan dengan merangsang reaksi peradangan dan imun
yang mencederai atau menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel
mast dan pelepasan histamin, pengaktivan komplemen, lisis sel-sel yang terinfeksi dan sel-sel di
sekitarnya, serta edema dan pembengkakan interstisium. Respon imun yang timbul kemidian
mendukung respon peradangan. Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi
langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan destruksi sel-sel yang terinfeksi. Hati
menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps dan aliran darah berkurang yang
menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya terbentuk jaringan ikat dan fibrosis dihati.
22
4. Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir
a. Stadium prodromal
b. Stadium ikterus
c. Stadium pemulihan
6. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada
obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus
B. SARAN
2. Selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit hepatitis
23
DAFTAR PUSTAKA
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2.
Jakarta : EGC
http://www.hepatitis.com Hepatitis
24
25