Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH HEPATITIS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1.Adia Ervian S (S16066)
2.Alex Dwi (S16068)
3.Aliffia Esprensa ( S16069)
4.Arif Restu (S16070)
5.Anisah Ashari (S16071)
6.Ardia Pramesti (S16072)
7.Avinda Rahtasia (S16073)
8.Bachtiar Habib (S16074)
9.Deni Dwi (S16075)
10.Candra Kusuma (S16076)
11.Dewi Hanania (S16077)
12.Dhini Aminarti (S16078)
13.Dian Nopita (S16079)

1
14.Dwi Imrohatin (S16080)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh

infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah

istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus

menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis

virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93)

Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia.

Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya

bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi

virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati.

Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30

tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa

panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya

berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh

menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.

2
Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga ketua

kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi

sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat

hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk

atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis

dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis.

Karena itu, pemeriksaan menjadi penting.

Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan

menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90%

dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-

kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan

diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya.

(Brunner & Sudarth, 2001 : 1169)

Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau

penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati

yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah

mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak

mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral

atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin

untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada

pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik.

Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas

3
mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam

amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral

atau perifer. (Marilyn E. Doengoes, 1999: 758)

Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga

menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi resiko

terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan

diri dengan pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman,

sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan,

pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan

sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan

penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat menyebabkan

kematian.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan memerlukan asuhan keperawatan yang tepat,

disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat dihindari seperti memberi penjelasan

tentang Hepatitis antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan

akibat yang didapat kalau pengobatan tidak dilakukan.

B.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dalam makalah ini penulis mengangkat jenis-jenis dan cara

pencegahan penyakit hepatitis

C. Rumusan Masalah

4
1. apa itu hepatitis?

2. berapa macam/jenis hepatitis?

3. apa penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit hepatitis itui?

4. Apa tanda dan gejala dari penyakit hepatitis itu?

5. bagaimana cara pencegahan penyakit hepatitis itu?

D. Tujuan

Untuk mengetahui jenis - jenis, cara penularan dan cara pencegahan penyakit hepatitis

E. Manfaat penelitian

Untuk menambah pengetahuan tentang jenis - jenis dan cara pencegahan penyakit hepatitis.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HEPATITIS

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap

berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol.

(Ester monika, 2002 : 93)

Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.Hepatitis virus adalah

istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel

hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas.

(Brunner & Suddarth, 2002 : 1169)

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa

awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri

sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun

banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati.

sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua

penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada

kantung empedu. (M. Sholikul Huda)

Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan

oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia.

(Sujono Hadi, 1999).

6
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,

biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)

Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu

penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan

sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

B. JENIS JENIS HEPATITIS

1. Hepatitis A

Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-

fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi

hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik.

Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering

terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.

2. Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan

seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat

injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah;

klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan

pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan

pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala

klinis.

7
3. Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi

hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang

sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi

adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap

pekerja perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa

inkubasinya adalah selama 18-180 hari.

4. Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah.

Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi kronik

HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah

infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi,

hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV).

Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya

hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian

5. Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan

tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau perjalanan

pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa

muda hingga pertengahan.

6. Kemungkinan hepatitis F dan G

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum

sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala

8
serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak

menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah

jarum suntik.

C. PENYEBAB DAN CARA PENULARAN

1. Hepatitis A

Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau

sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga melalui keringat

penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.

2. Hepatitis B

Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila terserang virus

ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu.

Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini

jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah

melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa,

kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini

mencakup:

- Imigran dari daerah endemis hepatitis b

- pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik

- pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi

- pria homoseksual yaang secara seksual aktif

- pasien rumah sakit jiwa

- narapidana pria

- pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari plasma

9
- kontak serumah denag karier hepatitis

- pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah

3. Hepatitis C

Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual

dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C

juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi

kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang

sekitarnya.

4. Hepatitis Delta dan hepatitis E

Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi belum ada

penelitian yang lebih mendalam.

D. TANDA DAN GEJALA

Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis

hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis

hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan

bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya

terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna

seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi

kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita

hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi

kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui sevara pasti bagaimana perjalanan

penyakitnya.

10
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-kira

10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.penderita hepatitis B yang menahun

setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang

berubah menjadi kanker hati.

Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit yang

mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :

a. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai

dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena

ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-

2 minggu dan ditandai oleh :

- Malese umum

- Anoreksia

- Sakit kepala

- Rasa malas

- Rasa lelah

- Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas

Mialgia (nyeri otot)

b. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium ini

ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:

- Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal

- Pembesaran dan nyeri hati

- Splenomegali

Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit

11
c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:

- Gejala-gejala mereda termasuk ikterus

- Nafsu makan pulih

- Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil

E. Pencegahan

Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini

belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah

hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja,

karena memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan

penyakitnya maupun komplikasinya.

Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak

menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat. Agarc tubuh

menjadi kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai dasar sebanyak tiga kali vaksinassi hepatitis

B. Mengenai jarak waktu pemberian vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai.

Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah

kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis

yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan

sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada

penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian.

Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi penguat. Caranya

bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian satu kali, lalu 4 tahun

kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu

diberikan hanya setiap 5 tahun sekali saja.

12
Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu

yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan

bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan.

Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan memakai

sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang

kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan

pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk

laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga

menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.

Contoh asuhan keperawatan pada pasien hepatitis

I. Riwayat Perjalanan Penyakit:


Klien datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang meluas keperut sebelah kanan sejak 6 jam yang
lalu,nyeri muncul mendadak,terasa seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri hilang timbul.
Klien juga mengatakan mual, dan penurunan nafsu makan.dan agak demam sejak dua hari yang
lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak pernah menderita penyakit apapun sebelumnya.

Riwayat Alergi:
Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami alergi terhadap obat-obatan dan makanan.

13
II. Diagnosa keperawatan
Analisa Data
No. Data Etiologi Problem
1. DS : klien mengatakan nyeri Virus hepatiti Gangguan rasa
ulu hati yang meluas ke perut ↓ nyaman nyeri
sebelah kanan Proses inflamasi pada hepar

DO : Perasaan tidak nyaman di
- Nyeri pada angka 4 (skala kuadran kanan atas
0-10) ↓
- Tampak nyeri tekan pada nyeri
kuadran kanan atas saat di
palpasi

2. DS: Virus hepatitis Gangguan


Klien mengatakan badan ↓ termoregulasi:
terasa hangat sejak dua hari Proses imflamasi pada hipertermi
yang lalu hepar
DO : ↓
- Tanda-Tanda Vital : Nyeri
 TD : 120/80
mmHg
 N : 90 x/menit
 RR : 20 x/menit
 T : 37,6 0C
3. DS : Klien mengeluh mual Virus hepatitis Resiko
dan nafsu makan menurun ↓ kekurangan
Proses imflamasi pada volume cairan
DO : hepar
- Klien tampak mual ↓
- Klien tampak lemas anoreksia

Resiko kekurangan volume
cairan

Rumusan Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses imflamasi pada hepar ditandai
dengan Klien mengatakan nyeri ulu hati yang meluas ke perut sebelah kanan, skala nyeri
pada angka 4 (skala 0-10), tampak nyeri saat di palpasi pada kuadran kanan atas.
2. Gangguan termoregulasi: hipertermi berhubungan dengan proses imflamasi pada hepar
ditandai dengan klien mengatakan badan terasa hangat sejak dua hari yang lalu, TTV
klien: TD: 120/80, T: 37,6 0C N: 90x/menit RR: 20x/menit
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan klien
mengeluh mual dan nafsu makan menurun, klien tampak mual, klien tampak lemas

14
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
a) Prioritas Masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses imflamasi pada hepar
2. Gangguan termoregulasi: hipertermi berhubungan dengan proses imflamasi pada hepar
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan anoreksia

b) Rencana Keperawatan
Hari/ Dx Tujuan Intervensi Rasional
Tanggal
, I Setelah dilakukan 1.Kaji saat timbulnya 1.Mengidentifikasi pola
20-09-2019 tindakan demam. demam pasien.
keperawatan 2.Observasi tanda vital 2.Tanda vital merupakan
selama 15 menit (suhu, nadi, tensi, acuan untuk
diharapkan pernafasan) setiap 3 mengetahui keadaan
gangguan jam. umum pasien.
termoregulasi : 3.Anjurkan pasien 3.Peningkatan suhu
hipertermi untuk banyak minum tubuh mengakibatkan
berkurang dengan (2,5 liter/24 jam.±7 penguapan tubuh
kriteria hasil: gelas) meningkat sehingga
- Pasien 4.Berikan kompres perlu diimbangi
mengatakan hangat. dengan asupan cairan
kondisi 5. Anjurkan untuk tidak yang banyak.
tubuhnya memakai selimut dan 4.Dengan vasodilatasi
nyaman. pakaian yang tebal. dapat meningkatkan
- TTV dalam 6.Kolaborasi terapi penguapan yang
batas normal. cairan intravena dan mempercepat
obat-obatan sesuai penurunan suhu tubuh.
program dokter. 5.Pakaian tipis
membantu mengurangi
penguapan tubuh.
6.Pemberian cairan
sangat penting bagi
pasien dengan suhu
tinggi.
Jum’at, II Setelah dilakukan 1.Kaji tingkat nyeri 1.Mengetahui berapa
20-09-2019 perawatan yang dialami pasien berat nyeri yang
selama 10 menit 2.Berikan posisi yang dialami pasien.
diharapkan nyaman, usahakan 2.Mengurangi rasa nyeri
gangguan rasa situasi ruangan yang
nyaman nyeri tenang.
pasien dapat 3.Ajarkan pasien teknik

15
berkurang dengan relaksasi 3.Dengan relaksasi
kriteria hasil: 4.Kolaborasi obat-obat pasien dapat
- Pasien analgetik melupakan
mengatakan perhatiannya terhadap
nyerinya nyeri yang dialami.
hilang 4.Analgetik dapat
- Nyeri berada menekan atau
pada skala 0- mengurangi nyeri
3. pasien.
Jum’at, III Setelah dilakukan 1.Kaji keluhan mual, 1.Menetapkan cara
20-09-2013 tindakan sakit menelan, dan mengatasinya.
keperawatan muntah yang dialami 2.Cara menghidangkan
selama 10 menit pasien. makanan dapat
diharapkan 2.Kaji cara / bagaimana mempengaruhi nafsu
perubahan status makanan makan pasien.
nutrisi kurang dihidangkan. 3.Membantu mengurangi
dari kebutuhan 3.Berikan makanan kelelahan pasien dan
tubuh berkurang yang mudah ditelan meningkatkan asupan
dapat teratasi seperti bubur. makanan.
dengan kriteria : 4.Berikan makanan 4.Menghindari mual dan
- pasien mampu dalam porsi kecil dan muntah.
menghabiskan frekuensi sering. 5.Mengetahui
makanan 5.Catat jumlah / porsi pemenuhan kebutuhan
sesuai dengan makanan yang nutrisi.
porsi yang dihabiskan oleh 6.Antiemetik membantu
diberikan pasien setiap hari. pasien mengurangi
/dibutuhkan. 6.Kolaborasi pemberian rasa mual dan muntah
- Klien tampak obat-obatan dan diharapkan intake
tidak lemas antiemetik sesuai nutrisi pasien
program dokter. meningkat.

Jum’at, IV Setelah dilakukan 1.Kaji keadaan umum 1.Mengidentifikasi


20-09-2019 tindakan pasien (lemah, pucat, masalah-masalah
keperawatan takikardi) serta tanda- pasien
selama 10 menit tanda vital. 2.Agar dapat segera
diharapkan resiko 2.Observasi tanda-tanda dilakukan tindakan
tinggi deficit syock. untuk menangani syok
volume cairan 3.Berikan cairan 3.Pemberian cairan IV
tidak ada dengan intravena sesuai sangat penting bagi

16
criteria hasil: program dokter pasien yang
- Mukosa bibir 4.Anjurkan pasien mengalami kekurangan
lembab untuk banyak minum. cairan tubuh karena
- Suhu dalam 5.Catat intake dan cairan langsung masuk
batas normal output. ke dalam pembuluh
- Intake adekuat darah.
4.Asupan cairan sangat
diperlukan untuk
menambah volume
cairan tubuh.
5.Mengetahui
keseimbangan cairan.

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Nama klien : Tn.”K”
Umur : 28 tahun
No. RM : 13017345
Hari/ Dx Jam Implementasi Respon hasil Paraf
Tanggal
Jum’at, I 12.20 1.Mengkaji saat timbulnya 1.Klien mengatakan
20-09-2019 demam. demam muncul sejak
2.Mengobservasi tanda vital 3 hari yg lalu dan
(suhu, nadi, tensi, tidak kunjung sembuh
pernafasan) setiap 3 jam. 2.Tanda-Tanda Vital :
3.Menganjurkan pasien untuk - TD : 110/80 mmHg
banyak minum (2,5 liter/24 - N : 80 x/menit
jam.±7gelas) - RR : 20 x/menit
- T : 38,1 0C
4. Menganjurkan klien untuk
tidak memakai selimut dan 3.Klien mengatakan
pakaian yang tebal. akan minum banyak
4.Klien tampak
mengikuti instruksi

Jum’at, II 12.30 1.Mengkaji tingkat nyeri 1.Nyeri klien berada


20-09-2019 yang dialami pasien pada angka 5 (skala 0-
2.Memberikan posisi yang 10
nyaman, usahakan situasi 2.Klien tampak nyaman
ruangan yang tenang. dengan posisi semi
fowler
3.Mengajarkan pasien teknik
relaksasi nafas dalam 3.Klien tampak antusis

17
dan mampu
melakukan tekhnik
relaksasi

Jum’at, III 12.40 1.Mengkaji keluhan mual, 1.Klien mengeluh masih


20-09-2019 sakit menelan, dan muntah sering mual dan
yang dialami pasien. muntah.

2.Menganjurkan makanan 2.Klien mengatakan


dalam porsi kecil dan akan makan dalam
frekuensi sering. porsi kecil tapi sering.

3.Mencatat jumlah / porsi 3.Klien menghabiskan 1


makanan yang dihabiskan sampai 1 ½ piring per
oleh pasien setiap hari. hari

Jum’at, IV 12.50 1. Mengobservasi tanda-tanda 1.Klien tidak


20-09-2019 syock. menunjukkan tanda-
tanda syok

2. Menganjurkan pasien untuk 2.Klien menyatakan


banyak minum. akan banyak minum

3. Mencatat intake dan output. 3.Klien minum 3 sampai


4 gelas/hari dan
kencing 300 - 400 cc

4. Berkolaborasi terapi cairan 4.Klien mendapat terapi:


intravena dan obat-obatan  Infus NaCl : 15 tpm
sesuai program dokter.  Pct 3 x 3
 Ondamcentron : 3 x
8 gr

18
V. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.”K”
Umur : 28 tahun
No. RM : 13017345

Hari/tanggal Dx Jam Catatan Perkembangan Paraf


Jum’at, I 14.00 S:
20-09-2019 WITA Klien mengeluh badannya masih terasa panas
dan belum nyaman dengan kondisinya.

O:
- Tanda-Tanda Vital :
 TD : 110/70 mmHg
 N : 78 x/menit
 RR : 21 x/menit
 T : 37,9 0C

A:
Masalah gangguan thermoregulasi : hipertermi
belum teratasi

P:
Perawatan klien dilanjukan di ruang perawatan

Jum’at, II 14.00 S:
20-09-2019 WITA Klien mengatakan masih nyeri di kepala dan
sendi seperti di tekan

O:
- Nyeri pada angka 4 (skala 0-10)
- Klien masih tampak sedikit meringis

A:
Masalah gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
sebagian

P:
Perawatan klien dilanjukan di ruang perawatan

Jum’at, III 14.00 S:


20-09-2019 WITA Klien mengeluh masih mual, tapi tidak muntah

O:
- Klien masih tampak mual, tapi tidak
muntah

19
- Klien masih tampak lemas

A:
Masalah tapi tidak muntah teratsi sebagian

P:
Perawatan klien dilanjukan di ruang perawatan

Jum’at, IV 14.00 S:
20-09-2019 Klien menyatakan mulai akan mencoba untuk
minum

O:
- Klien tampak mulai minum air dengan
sedikit tapi sering
- Klien tampak mual
- Klien masih tampak lemas
- Suhu tubuh = 37,9o C
- Mukosa bibir tidak kering

A:
Masalah resiko tinggi defisit volume cairan
teratasi sebagian

P:
Perawatan klien dilanjukan di ruang perawatan

20
21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus

yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya.

2. Hepatitis terdiri dari beberap jenis, yaitu :

* hepatitis A

* hepatitis B

* hepatitis C

* hepatitis D

* hepatitis E

* kemungkinan hepatitis F dan G

3. Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan kematian hepatosit

dengan secara langsung membunuh sel dan dengan merangsang reaksi peradangan dan imun

yang mencederai atau menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel

mast dan pelepasan histamin, pengaktivan komplemen, lisis sel-sel yang terinfeksi dan sel-sel di

sekitarnya, serta edema dan pembengkakan interstisium. Respon imun yang timbul kemidian

mendukung respon peradangan. Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi

langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan destruksi sel-sel yang terinfeksi. Hati

menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps dan aliran darah berkurang yang

menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya terbentuk jaringan ikat dan fibrosis dihati.

22
4. Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir

tidak mungkin dibedakan satu sama lain.

5. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :

a. Stadium prodromal

b. Stadium ikterus

c. Stadium pemulihan

6. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada

obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus

adalah dengan vaksinasi.

B. SARAN

1. Biasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat

2. Selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit hepatitis

23
DAFTAR PUSTAKA

Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.

Jakarta: Salemba Medika

Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru

Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2.

Jakarta : EGC

http://www.hepatitis.com Hepatitis

24
25

Anda mungkin juga menyukai