Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Setelah itu akan muncul beberapa pilihan layout yang dapat dipilih untuk mengerjakan
project, untuk kali ini akan digunakan layout “grid only”, tentukan juga satuan yang akan
dipakai selama proses pengerjaan project di dalam SAP2000 ini yaitu kg/m2
3. Akan muncul floating menu “quick gridlines”, abaikan saja dengan pilih ok.
4. Kemudian kita akan melakukan setting pada gridline untuk mempermudah dalam
pengerjaan, caranya dengan klik kanan pada lembar kerja dan pilih “Edit grid data”.
Disitu akan muncul 1 Systems, klik, lalu pilih “modify/show system”.
5. Akan muncul “Define Grid Data” window, dengan 3 Grid data yaitu X,Y, dan Z. Untuk
mempermudah pengerjaan soal maka ukuran grid akan disesuaikan dengan project portal
yang akan kita kerjakan, yaitu x dengan jarak antar kolom 4 m, y dengan jarak antar
kolom 4 m, dan z dengan jarak 3 m, lalu klik ok
6. Bentuk grid pada layout akan berubah dari sebelumnya menjadi seperti yang baru saja
diatur
7. Langkah berikutnya, kita maju ke menu bar selanjutnya yaitu define. Untuk menentukan
bahan apa yang akan digunakan dalam konstruksi portal ini akan digunakan “Define
Material”.
8. Pilih “Add new Material” kemudian sesuaikan dengan bahan yang akan kita gunakan
yaitu Beton dengan mutu 20 Mpa. Untuk itu pada box Weight per unit volume diisi
dengan 2200 (berat jenis) dengan merubah satuan menjadi kg/cm3 terlebih dahulu.
9. Lalu pada inputbox “Specified concrete compressive strength, f’c” isi dengan mutu
beton yang kita inginkan yaitu 20 Mpa/ 20𝑵⁄ . Sebelum mengisi jangan lupa untuk
𝒎𝒎𝟐
mengganti satuan menjadi N/mm. Berat jenis yang tadi sudah diisi akan mengikuti
sesuai satuan yang kita pilih
10. Setelah bahan sudah ditentukan selanjutnya kita menentukan ukuran luas penampang
material yang akan digunakan dalam konstruksi portal ini.
Pertama kita menentukan ukuran dari frame balok dan kolom, dengan klik “Define” lalu
“Section Properties”, lalu pilih “Frame Section”. Selanjutnya akan muncul window
“Frame Properties” berisi daftar kosong, kemudian pilih “add new property” untuk
menambahkan ukuran penampang baru.
Sebelum mengatur luas penampang, pilih terlebih dahulu bahan yang akan kita gunakan,
berikutnya tentukan bentuk penampang yang akan digunakan. Pada kasus ini bentuk
penampang yang akan kita gunakan adalah persegi (Rectangular) dan bahan yang kita
gunakan adalah beton (Concrete)
11. Setelah mengatur bahan dan bentuk penampang, akan muncul window untuk mengatur
ukuran depth dan width bahan tersebut. Frame yang akan kita gunakan yaitu balok
dengan ukuran 25/50 cm dan kolom dengan ukuran 30/30 cm.
Dalam SAP2000 Breadth = Width, dan Height = Depth, Setelah memasukkan ukuran
sesuai data, jangan lupa untuk mengganti “Section Name” menjadi KOLOM dan
BALOK serta “Material” menjadi BETON (20 MPa)
12. Setelah menentukan luas penampang frame, selanjutnya yang dilakukan adalah
menentukan ukuran penampang pelat dengan klik “Define”, lalu “Section Properties”,
lalu pilih “Area Section”
Kemudian, Pilih “Shell” dan “Add New Section” sehingga akan muncul window Shell
Section Data, Kemudian ganti Section Name, Material Name, dan ukuran Membrane dan
Bending pada “Thickness” menjadi 0.12 dalam satuan m.
13. Selanjutnya kita akan menentukan kasus beban yang akan kita berikan pada konstruksi
portal ini
Yaitu dengan klik “Define” lalu pilih “Load Patterns”. Kemudian tentukan beban yang
akan digunakan, yaitu beban mati (DEAD) dengan Scale 1, beban hidup (LIVE) dengan
Scale 0, dan beban gempa (Quake) dengan Scale 0. Beri nama sesuai dengan tipe
bebannya.
14. Hal yang perlu dilakukan selanjutnya ialah menentukan kombinasi beban, klik “Define”,
lalu “Load Combination”. Pilih “add new combo”. Lalu tambahkan 3 kombinasi beban,
yaitu 1.4 D, 1.2D +1.6L, 0.9D + 1.0E.
Lakukan penambahan dengan mengubah “Load Case Name” dan “Scale Factor”
D dalam kombinasi berarti DEAD, L berarti LIVE dan E berarti Earthquake. Tambahkan
sesuai dengan 3 kombinasi diatas.
15. Setelah sudah menentukan semuanya, sekarang yang harus dilakukan adalah
menggambarkan konstruksi sesuai soal. Caranya dengan memilih “Line” di “toolbox” .
Kemudian gambar Balok dan Kolom dengan klik dari titik ke titik yang ada di gridlines
layout. Sebelum menggambar pastikan Section pada window “Properties of Object”
sesuai dengan bagian yang akan digambar yaitu KOLOM/BALOK.
16. Setelah semua kolom dan balok sudah digambar, sekarang yang harus digambar ialah
pelat lantai dan atap, jangan lupa sisakan 1 plat kosong di tingkat kedua sebagai asumsi
untuk tempat diletakkannya tangga. Menggambar plate dapat dilakukan dengan memilih
“Draw Rectangular Area” pada Toolbox. Cara menggambar plate adalah mengklik
kursor pada salah satu ujung, kemudian tarik secara diagonal ke ujung lainnya. Lakukan
berulang dengan cara yang sama.
17. Selanjutnya tentukan jenis perletakan di setiap pondasi dengan cara seleksi semua joint
pondasi lalu pilih “assign” pada menu bar lalu pilih “Joint” dan pilih “Restraints”. Akan
muncul window dengan pilihan 4 gambar di bawahnya, yang jika diurutkan dari kiri
merupakan perletakan jepit, sendi, roll, dan bebas. Yang akan kita pilih yaitu perletakan
jepit, lalu klik ok
18. Karena semuanya sudah diatur, mulai dari material, luas penampang, dan bentuknya.
Hingga kombinasi beban, sekarang waktunya untuk menginput beban
19. Penginputan beban berada pada menu “assign” di menu bar. Menurut soal, beban yang
bekerja adalah beban hidup sendiri atap sebesar 101 kg/m2, dan beban sendiri lantai
sebesar 251 kg/m2. Oleh karena itu, seleksi dulu semua pelat pada atap, kemudian pilih
“assign” pilih “area loads” dan pilih “Uniform to Frame (Shell)”.
20. Kemudian akan muncul window Assign Area Uniform Loads to Frames. Ubah load
pattern menjadi LIVE dan isi Load sesuai beban pada soal yaitu 101 kg/m2. Pilih add to
existing loads kemudian klik ok.
Lakukan hal yang sama untuk menentukan besar beban lantai, dengan menyeleksi plat
pada lantai kedua. Dan mengisi load sebesar 251 kg/cm2
2+𝑁𝑅𝑃
21. Selanjutnya tentukan beban gempa sebesar = 1.5 t pada atap, dan beban sebesar
2
1+𝑁𝑅𝑃
= 1 t . Dengan menyeleksi seluruh joint pada sisi kiri atap dengan tampak XZ,
2
kemudian pilih “assign” lalu pilih “joint loads”, pilih “forces” lalu isi beban pada X
sesuai dengan besar beban pada soal, dan ubah load patterns menjadi EarthQuake.
Lakukan dengan cara yang sama untuk menentukan beban gempa pada atap dan lantai.
22. Setelah semua beban sudah diassign. Jalankan analisis dengan klik “ Analyze” lalu pilih
“Run Analysis” .
23. Lalu ubah setting modals menjadi do not run, kemudian pilih “Run Now”. Akan
muncul hasil analisis dari konstruksi setelah menerima pembebanan.
Berikut adalah hasil analisisnya
1. Shear 2-2
2. Moment 3-3
3. Axial