Anda di halaman 1dari 10

PEMIKIRAN SAYYID AMIR ALI DAN PENDIDIKAN

(Nasatul Azrina 17104010053)

No Absen : 16

A. Pendahuluan

Sayyid Amir Ali berpendapat dan berkeyakinan


bahwa islam bukanlah agama yang membawa pada
kemunduran. Sebaliknya islam adalah agama yang
membawa kepada kemajuan dan untuk membuktikan hal
itu ia kembali ke dalam sejarah islam klasik. Karena ia
banyak menonjolkan kejayaan islam di masa lampau ia di
cap penulis-penulis orientalis, sebagai seorang apologis,
seorang yang memuja dan rindu kepada masa lampau dan
mengatakan kepada lawan: kalau kamu sedang maju
sekarang, kami juga pernah mempunyai kemajuan di masa
lampau.

Sejak zaman penjajahan, manusia sampai saat ini


sebenarnya masih dijajah, penjajahan mental yang
membuat masyarakat Indonesia masih terus ingin di zona
nyaman dan tidak ada kemajuan karena mental dijajah itu
masih terus berlanjut hingga sekarang. Mereka hanya
tunduk dan patuh, berjalan sesuai alur tanpa adanya
tindakan perubahan menuju kemajuan. Siapakah yang
mampu menilai kebenaran selain Dia? Nampaknya manusia
dengan sombongnya menyatakan dan mengklaim itu suatu
kebenaran, padahal semua yang bersifat keraguan
mempunyai sisi kebenaran di berbagai sudut pandang
B. Profil

Seorang pemuka agama Islam lain yang besar


pengaruhnya dalam mencurahkan ide-ide pembaharuan
Islam setelah Sir Sayyid Ahmad Khan di India adalah Sayyid
Amir Ali. Nama lengkapnya Amir Ali, Ia dilahirkan di India
pada tanggal 6 April 18491. Sayyid Amir Ali berasal dari
keluarga syi’ah yang di zaman Nadir Syah (1736-1747)
pindah dari khurasan di Persia ke India. Keluarga itu
kemudian bekerja di istana Raja Mughal. Sayyid Amir Ali
meninggal dalam usia 79 tahun pada tahun 1928.

Ayah Amir, Saadat Ali Khan, adalah seorang dokter yang


bisa memahami perubahan zaman. Sayid Ameer Ali
mempunyai hubungan yang erat dengan teman ayahnya
Sayid Keramat Ali. Dia sering mengadakan diskusi dengan
Keramat Ali mengenai berbagai mengenai berbagai macam
masalah intelektual agama.

Bagi Sayid Ameer Ali, Keramat Ali adalah guru


spiritualnya. Ia juga telah menerjemahkan buku karya Sayid
Keramat Ali mengenai asal-usul ilmu. pengetahuan
(Makhaz-i-‘ulum)2. Sayid Keramat Ali juga bangga terhadap
karya Sayid Ali yang berjudul Critical Examination Of The
Life And Teaching Of Muhammad, ini merupakan karya

1
Syed Amir Ali, The Spirit Of Islam, terj. Oleh H.B Jassin, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), hal. 20.
2
Mu’in Umat, Historiagrafi Islam (Yogyakarta: Perpustakaan digital UIN
Kalijaga, 2008) hlm. 13
pertamanya bersama sang ayah dan diterbitkan sebelum ia
pulang dari belajar di Inggris.

Sayyid Amir Ali memperoleh pendidikanya di perguruan


tinggi Hoogly (Muhsiniyyah3college) dekat kalkuta
(calcutta). Disanalah ia mempelajari bahasa Arab, bahasa
Inggris, sastra Inggris, serta hukum Inggris. Selain itu ia juga
belajar kepada seseorag maulvi (ulama Islam) ke rumahnya
untuk mengajarkan agama Islam serta bahasa-bahasa
Persia dan Urdu.4

Di tahun 1877 ia membentuk National


Muhammedan Association, sebagai wadah persatuan umat
islam India dan tujuannya ialah untuk membela
kepentingan umat islam untuk melatih mereka dalam
bidang politik. Di tahun 1883 ia diangkat menjadi salah satu
dari ketiga anggota Majelis Wakil Raja Inggris di India. Di
tahun 1904 ia meninggalkan India dan menetap untuk
selama-lamanya di Inggris.5 Setelah berdiri liga muslim India
di tahun 1906 ia membentuk perkumpulan itu di London.
Tahun 1909 ia menjadi anggota India pertama dalam Judical
Commite of Privaci Council.6 Kiprah/karir Sayyid Amir Ali

3
Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran dan Pembaharuan Modern dalam
Islam (Jakarta:Raja Grafindo, 1998), hlm. 154.
4
Anis Ahmad, “Two Approaches to Islamic History: A Critique of Shibi-li
Nu’mani’s and Sayid Ameer Ali’s Intrepretations of History”, (Disertasi,
Temple University, New Delhi,1980),hlm. 57
5
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, (Bulan Bintang, Jakarta,2011) hlm. 174
6
Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. Perbandingan Pendidikan Islam (Yogyakarta:
Teras. 2011) hlm. 289
dalam membawa umat Islam kepada kemajuan;(1)
Mendirikan National Muhammedan Association7; (2)
Menjadi anggota Majelis Wakil Raja Inggris; (3) Menjadi
anggota Judical Committee of Privacy Council.

C. Ide/pemikiran

Pemikir pertama yang kembali ke sejarah lama untuk


membawa bukti bahwa agama islam adalah agama rasional
dan agama kemajuan. Bukunya The Spirit of Islam dicetak
untuk pertama kalinya pada tahun 1891. Dalam buku itu ia
kupas ajaran-ajaran islam mengenai tauhid, ibadat, hari
akhirat, kedudukan wanita, perbudakan, sistem politik, dan
sebagainya. Di samping itu dijelaskan pula kemajuan ilmu
pengetahuan dan pemikiran rasional dan filodofis yang
terdapat dalam sejarah islam.

Sayyid Amir Ali adalah orang yang kembali ke sejarah


lama untuk membawa bukti bahwa Islam adalah agama
rasional dan agama kemajuan. Ia berpendapat dan
berkeyakinan bahwa Islam bukanlah agama yang
membawa kepada kemunduran. Sebaliknya, Islam adalah
agama yang membawa kemajuan. Sebagai seorang pemikir
yang kembali ke masa lampau, ia dalam tulisannya banyak
mengupas ajaran-ajaran Islam tentang tauhid, ibadah, hari
akhirat, kedudukan wanita, perbudakan dan sebagainya. Ia
memberi argumenargumen untuk menyatakan bahwa

7
Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, (Jakarta:Prenadamedia
Group, 2014), hal. 202
ajaran Islam itu tidak bertentangan, bahkan sesuai, dengan
pemikiran dan perkembangan akal.8

Metode yang dipakainya dalam mengupas ajaran-


ajaran itu ialah metode perbandingan ditambah dengan
uraian rasional. Ia terlebih dahulu membawa ajaran-ajaran
serupa dalam agama lain dan kemudian menjelaskan dan
menyatakan bahwa islam membawa perbaikan dalam
ajaran-ajaran yang bersangkuatan. Selanjutnya ia memberi
argumen-argumen untuk menyatakan bahwa ajaran itu
tidak bertentangan, bahkan sesuai dengan pemikiran akal.9

Misalnya ajaran islam tentang akhirat, ia menjelaskan


bahwa setiap manusia selalu menginginkan untuk bersatu
kembalindengan orang-orang yang dikasihi dan disayangi,
sesudah dipisahkan oleh kematian. Baik oleh orang yang
telah mencapai kemajuan maupun yang masih primitive
mempunyai hasrat besar untuk bertemu kembali. Dari situ
timbulah ide adanya kehidupan sesudah selesainya
kehidupan di dunia. Selanjutnya, dijelaskan bahwa bangsa
yang pertama kali menimbulkan kepercayaan adanya
kehidupan sesudah mati adalah bangsa Mesir. Kemudian
muncullah agama-agama sebelum islam yang pada
umumnya menggambarkan adanya kehidupan kedua.
Dalam hidup kedua ini, manusia akan memperoleh upah

8
Siti Hardianti, “Pembaharuan Pemikiran Islam Menurut Sayyid Amir Ali di
India”, Al-Lubb, Vol. 1, No. 1, 2016. Hlm. 192
9
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, (Bulan Bintang, Jakarta,2011) hlm. 176
dan balasan dalam bentuk jasmani dan bukan bentuk
rohani.

Setelah itu Sayyid Amir Ali menjelaskan tentang


kehidupan akhirat dalam Islam, di akhirat nanti tiap orang
harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di
dunia. Kesenangan dan kesengsaraan seseorang hidup di
akhirat bergantung pada perbuatannya pada hidup
pertama, inilah keyakinan pokok yang harus diterima dalam
Islam mengenai akhirat. Selain itu adalah tambahan yang
mendatang soal bentuk kesenangan dan kesengsaraan yang
diperoleh di akhirat nanti, umpamanya bukanlah menjadi
soal pokok perbedaan paham dalam soal ini, boleh saja
untuk memperkuat pendapat bahwa balasan yang akan
diterima di akhirat tidak harus berbentuk material,
sungguhpun ada ayat-ayat Al-quran yang memberikan
gambaran demikian, ia menjelaskan bahwa orang yang
dikasihi Tuhan akan melihat wajah Tuhan siang dan malam
adalah suatu kebahagiaan yang jauh melebihi kesenangan
jasmani yang pernah diperoleh manusia. Hadis ini
menggambarkan bahwa upaya akan diterima di akhirat
adalah kebahagiaan spiritualnya, juga menjelaskan ayat
yang mengatakan “Hai roh yang tentram kembalilah
kepada tuhanmu dengan perasaan senang dan diridhai
Tuhan.” Yang disuruh kembali adalah roh bukan badan
manusia.10

10
Drs. Ahmad Syaukani, MA. Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia
Islam (Bandung: Pustaka Setia,1997) hlm. 83-84
Ketika berbicara tentang islam dengan pasang surutnya
sepanjang perjalanan sejarahnya, Amir Ali banyak merujuk
pada potret sejarah islam dimasa lampau, untuk
membuktikan bahwa islam adalah agama rasional yang
membawa umatnya pada kemajuan, bukan agama yang
menyeret ummatnya pada kancah kemunduran. Meski
sering memuji kemajuan islam dalam masa-masa
romantisme sejarah umat islam masa lampau, Amir Ali pun
tidak memungkiri adanya masa-masa kelabu dan mendung
yang menggelayuti langit-lsngit sejarah islam. Akan tetapi
dia menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan
konsekuensi alamiah dari kecenderungan setiap
kebudayaan. Menurutnya, penyebab kemunduran itu
bukan dari segi islam sebagai ajaran, melainkan manusianya
sendiri, baik karena kesalahpahaman ataupun kegagalan
memenuhi cita-cita islam.11

D. Rekonstruksi

Sayid Ameer Ali merupakan tokoh pembaharu Islam


yang terkenal dengan pemikiran agama rasionalnya.
Rasionalitas yang disampaikan Sayid Ameer Ali itu, dengan
membawa bukti sejarah lama Islam yang membuktikan
Islam adalah agama kemajuan. Konsep-konsep
pembaharuan Sayid Ameer Ali ditekankan pada ajaran-
ajaran Islam pada masa lampau harus diperhatikan kembali.
Umat Islam harus membuka pintu ijtihad jika ingin maju

11
Drs. Muktafi Sahal, M.Ag dan Drs. Achmad Amir Aziz, M.Ag, Teologi
Islam Modern,( Surabaya: Gitamedia Press.1999) hlm.87
seperti umat Islam pada masa lampau. Pemikiran agama
rasional cukup berpengaruh bagi umat Islam India pada saat
itu, serta ia adalah orang yang pertama kali membuat
semangat umat Islam di India semakin meningkat untuk
memajukkan umat Islam kembali. Maka dari itu sebagai
pendidik harus memikirkan inovasi, kreativitas, penemuan-
penemuan baru untuk menunjang kemajuan kualitas diri
pada peserta didik, bahwa setiap peserta didik mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda untuk mencapai jalan
sukses mereka masing-masing dengan usaha yang sungguh-
sungguh, bahwa semua perlu perjuangan menuju kemajuan
untuk bangkit dari keterputukan.

Sebagai pendidik harus bisa memberikan gambaran


dari suatu agama yang diyakini terhadap agama lain, bahwa
agama-agama di dunia ini pada dasarnya mempunyai
tujuan yang sama yaitu untuk kebaikan yang kembali pada
diri masing-masing.

E. Penutup
Sayyid Amir Ali, Pemikir pertama yang kembali
ke sejarah lama untuk membawa bukti bahwa agama
islam adalah agama rasional dan agama kemajuan.
Bukunya The Spirit of Islam dicetak untuk pertama
kalinya pada tahun 1891. Dalam buku itu ia kupas
ajaran-ajaran islam mengenai tauhid, ibadat, hari
akhirat, kedudukan wanita, perbudakan, sistem politik,
dan sebagainya. Selanjutnya ia memberi argumen-
argumen untuk menyatakan bahwa ajaran itu tidak
bertentangan, bahkan sesuai dengan pemikiran akal.
Dua hal tersebut di rekosntruksikan pada zaman
sekarang yang mana pendidikan masih malas untuk
bergerak maju karena mental dijajah tanpa melihat
gemilangnya masa keemasan pendidikan zaman dahulu
dan adanya klaim dari pendidik atas suatu kebenaran.
F. Daftar Pustaka
Ahmad, Anis, “Two Approaches to Islamic
History: A Critique of Shibi-li Nu’mani’s and Sayid Ameer
Ali’s Intrepretations of History”, (Disertasi, Temple
University, New Delhi,1980.
Ali, Syed Amir, The Spirit Of Islam, terj. Oleh H.B
Jassin, Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
Fahal, Muktafi dan Achmad Amir Aziz, Teologi
Islam Modern, Gitamedia Press, Surabaya, 1999.
Hardianti, Siti, “Pembaharuan Pemikiran Islam
Menurut Sayyid Amir Ali di India”, Al-Lubb, Vol. 1, No. 1,
2016.
Maunah, Binti. Perbandingan Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Teras. 2011.
Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam
Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Bulan Bintang,
Jakarta,2011.
Sani, Abdul, Lintasan Sejarah Pemikiran dan
Pembaharuan Modern dalam Islam. Jakarta:Raja
Grafindo, 1998.

Syaukani, Ahmad. Perkembangan Pemikiran Modern di


Dunia Islam. Pustaka Setia, bandung 1997.
Umat, Mu’in, Historiagrafi Islam. Yogyakarta:
Perpustakaan digital UIN Kalijaga, 2008.

Yusuf, Yunan , Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam,


Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.

Anda mungkin juga menyukai