Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
G. Bottom drift
Penggalian dimulai dengan membuka bagian
bawah penampang. Pembuatan lubang –
lubang bahan peledak untuk membuka
bagian atas penampang dilakukan dengan
membor dari Bottom drift vertikal ke atas.
H.Sumuran vertikal
Awal dibuat lubang vertikal sampai pada
terowongan yang akan digali. Dengan demikian
akan terbentuk tiga buah heading face. Sumuran
dapat bersifat sementara atau permanen.
Sumuran sementara berfungsi saat
pelaksanaan → membantu pembuangan
pelaksanaan pembuangan sisa – sisa peledakan
(mucking), salah satu jalur untuk mensuplai
peralatan dan material, dsb. Sumuran permanen
→ bila masih tetap berfungsi setelah terowongan
mulai digunakan untuk keperluannya, misal
sebagai sarana ventilasi.
I.Pilot tunnel
Pillot tunnel digali paralel pada jarak ± 25 meter
dari sumbu terowongan yang direncanakan
dengan ukuran 2 x 2 m2 – 3 x 3 m2. Penggalian
pada terowongan utama sendiri dilakukan
dengan metoda drift. Pada interval tertentu
dibuat cross cut memotong sumbu utama
rencana. Bila cross cut mencapai drift, proses
pelebaran dimulai dari titik ini dengan dua
heading face. Bila cross cut mencapai titik
dimana drift belum mencapai titik ini, maka drift
heading dilakukan dengan titik potongan
melintang.
Permodelan numerik merupakan suatu
pendekatan perhitungan distribusi tegangan
dan perpindahan yang mendekati keadaan
yang sebenarnya. Perhitungan numerik dapat
dilakukan dengan metode-metode seperti ;
metode elemen hingga (finite elements
methods), metode perbedaan hingga (finite
difference method), metode elemen batas
(boundary elements method).
1. MODEL DAN METODE NUMERIK
Analisis numerik di dalam geomekanika
atau penerowongan telah berkembang
dengan pesat dan saat ini penggunaannya
semakin intensif. Hal ini disebabkan antara
lain, karena ketersediaan program-program
komputer yang canggih, kapasitas dan
kecepatan dari perhitungan komputer yang
ada, dan kemampuan dari program yang
ada di dalam memperhitungkan strukutur
geologi secara rinci dalam suatu model.
2. METODE ELEMEN HINGGA (FINITE ELEMEN
METHOD, FEM)
Metoda Elemen Hingga (Finite Element Method, FEM)
didasarkan pada diskretisasi struktur atau ruang dengan
cara membaginya menjadi sejumlah elemen-elemen
hingga yang terstruktur (Gambar 6.3).
Untuk penyelesaian secara matematis dari beberapa
struktur diterapkan ; kondisi kompatibilitas perpindahan
(displacement), kesetimbangan dan hubungan tegangan-
regangan. Kondisi kompabilitas perpindahan pada titik-
titik simpul dan elemen-elemen dipenuhi dengan
mengasumsikan set dari displacement node {}. Medan
displacement {} pada setiap node dari daerah yang
ditinjau adalah sebagai berikut.
{} = [N] {}
3. SOLUSI PROGRAM RHEO-STAUB
Program Rheo-Staub adalah salah satu permodelan
numerik dari Finite Element Method (FEM) yang banyak
dipakai. Program ini dikenalkan dan dikembangkan oleh
Dr. P. Pritz dari Departement of Rock Engineering
Federal Institute of Technology Zurich Switzerland.
Program Rheo-Staub dapat digunakan untuk
menganalisis kasus-kasus dibawah tanah (terowongan,
rumah pembangkit bawah tanah, lubang bukaan bawah
tanah lainnya), untuk menganalisis distribusi tegangan
dan perpindahan disekitar lubang bukaan, dan juga
untuk menyelesaikan kasus-kasus umum geoteknik,
mekanika batuan dan mekanika tanah dalam dua
dimensi.
Hal-hal yang mendasar sebagai data masukan untuk
menjalankan program Program Rheo-Staub adalah
1.Geometri permodelan ; disusun dari beberapa elemen dan
node dipilih dan disesuaikan atau mendekati dengan
keadaan yang sebenarnya.
2.Data material ; berupa sifat fisik dan mekanik massa
batuan seperti specific weight (), Poisson Ratio () dan
Modulus Elastisitas ().
3.Sistem Pembebanan ; disesuaikan dengan pembebanan
yang terjadi atau mendekati keadaan sebenarnya.
Pembebanan dapat dilakukan dengan satu arah dan dua
arah.
4.Kondisi Batas ; Hal ini berdasarkan dari sistem
pembebanan dan geometri model. Dimana ada salah satu
atau lainnya dianggap atau diasumsikan tidak mengalami
tegangan dan pergerakan.