Kabupaten Lampung Timur adalah salah satu kabupaten yang baru dibentuk pada tahun 2008
dengan no. 49 tentang daerah otonomi baru. Sebagai Daerah Otonomi baru permasalahan
sanitasi belum tertangani dengan baik. Namun demikian Dalam usahanya untuk melestarikan
dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup di Kabupaten Lampung Timur pelaksanaan
pembangunan yang dilaksanakan tetap berupaya untuk menjaga kelestarian alam dan kualitas
lingkungan serta pemukiman.
2.1.1. Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas yang tinggi sehingga
keberadaannya dapat menjadi modal dasar proses pembangunan, bukan sebaliknya penduduk
justru dipandang sebagai beban pembangunan.
Tabel 2.1 Luas Terbangun, Jumlah Jiwa Dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012
Tabel 2.1 Menjelaskan 1 Luas Terbangun, Jumlah Jiwa Dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012
berdasarkan data BPS tahun 2012. Penduduk merupakan subjek atau sasaran dan sekaligus
Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 1
sebagai objek atau pelaku kegiatan ekonomi yang melaksanakan proses pembangunan.
Keberadaan peran ganda demikian menempatkan penduduk pada posisi sentral dalam setiap
langkah kebijakan dan strategi pembangunan. Pemikiran demikan harus menjadi dasar pijakan
dalam perumusan kebijakan dibidang kependudukan dan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia.
Merujuk pada data Lampung Timur Dalam Angka Tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2012 adalah 961.971 jiwa. Terdiri dari laki-laki sebanyak 493.976 jiwa
dan perempuan sebanyak 467.995 jiwa, dengan sex ratio 105,55.
Dengan luas wilayah Kabupaten Lampung Timur yang sekitar 532.503 hektar atau 5.325,03
km2, dan didiami oleh 961.971 (th. 2012) jiwa maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten Lampung Timur adalah sebanyak 181 jiwa per kilometer persegi. Untuk kecamatan
dengan populasi penduduk terpadat adalah Kecamatan Pekalongan, yaitu sebanyak 456 jiwa
per kilometer persegi, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Way Bungur yaitu sebanyak
59 jiwa per kilometer persegi.
Jika dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan maka jumlah penduduk terbesar adalah
Kecamatan Sekampung Udik dengan jumlah penduduk 68.783 jiwa dan jumlah penduduk
terendah adalah Kecamatan Bumi Agung dengan jumlah penduduk 17.115 jiwa. Berdasarkan
hail perhitungan, pertumbuhan penduduk per kabupaten Tahun 2011 adalah sebesar 1,09%.
Berikut, rumus perhitungan pertumbuhan penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011.
Rumus;
Laju Pertumbuhan = JPn –JPn-1 x100%
JPn-1
Keterangan:;
- JPn Jumlah penduduk tahun sekarang,
- JPn-1 jumlah penduduk tahun sebelumnya
Untuk mendapatkan gambaran tentang jumlah dan kepadatan penduduk tiga sampai lima tahun
terakhir, dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Pengelolaan sanitasi meliputi antara lain pengelolaan Air Bersih, Sampah, Limbah dan Drainase
lingkungan yang berkaitan langsung dengan kualitas lingkungan hidup dan kualitas kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, mengelola sanitasi secara baik sama dengan menjaga kelestrasian
lingkungan hidup, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selanjutnya untuk membangun
keseimbangan hak dan kewajiban antara negara dan masyarakatnya, maka pengelolaan sanitasi
harus didasarkan prinsip pembangunan partisipatif yakni pembangunan yang melibatkan semua
pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat , Daerah, Swasta, LSM, Tokoh masyarakat dan
Masyarakt itu sendiri.
Penentuan area beresiko dilakukan melalui penilaian dengan metode pemberian skor berdasarkan
study EHRA, data skunder, Persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan verifikasi
kelapangan. Variabel yang digunakan dalam study EHRA terdiri dari:
a. Sumber Air
b. Air Limbah Domestik
c. Persampahan
d. Genangan Air
e. Perilaku Hidup Bersih Sehat
Beberapa indikator yang digunakan untuk skoring dari data skunder adalah:
a. Kepadatan Penduduk
b. Angka Kemiskinan
c. Daerah Banjir
d. Genangan air.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah
daerah yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). APBD terdiri dari pendapatan,
belanja dan pembiayaan daerah. Kewenangan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh
kepala/ pimpinan satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD dan
Kepala/ Pimpinan SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/ barang daerah. Keuangan Daerah
Kabupaten Lampung Timur mempunyai kemampuan untuk mendanai pembangunan sanitasi
5(lima) tahun mendatang sebesar Rp. 52..591.370.000 (Lima Puluh dua milyar lima ratus
sembilan puluh satu juta tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah). Angka ini berada pada prosentase
2,73 % jika dibandingkan dengan Perkiraan Belanja Langsung sebesar Rp. 1.924.343.113.000,-
Tabel 2.4: Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi APBD Kabupaten Lampung Timur
Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.juta)
No Uraian Pendanaan Total
2.014 2.015 2.016 2.017 2.018 Pendanaan
Perkiraan Belanja
1 Langsung 271.978.981 311.529.105 327.420.597 479.229.702 534.184.729 1.924.343.113
Perkiraan APBD Murni
2 untuk Sanitasi 7.965.145 15.079.856 107.402.695 10.865.340 10.518.274 151.831.310
Perkiraan Komitmen
3 Pendanaan Sanitasi 10.518.274 10.518.274 10.518.274 10.518.274 10.518.274 52.591.370
Perkiraan Komitmen
4 Pendanaan Sanitasi 0.04% 3.37% 3.21% 2.19% 1.6% 2.73%
Secara umum kesepakatan “Permasalahan Air Limbah” ini akan dikaitkan dengan “Sasaran” yang
akan dicapai (sub bab 2.2.2 dibawah) dan akan menjadi dasar penyiapan Prioritas pembangunan
air limbah (sub bab 2.2.3).
Aspek Pengemba Study EHRA yang dilakukan di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2013
ngan diketahui bahwa mayoritas masyarakat Kab.Lampung Timur tempat buang air
Sarana dan Prasa besar sudah menggunakan jamban pribadi sebanyak 93,3 %, MCK/WC umum
rana: sebesar 3,4%. Sedangkan masih ada responden yang membuang air
kotor/limbah tinja manusia ke lubang galian,pinggiran sungai atau pantai dan di
kebun atau pekarangan walaupun persentasenya sedikit. Untuk dapat
memberikan gambaran lebih jelas, dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Penampungan
/ Pengolahan
Awal sekaligus
pembuangan
akhir:
Berdasarkan
hasil EHRA
Juni 2013
Berdasarkan hasil study ehra , tempat penyaluran akhir tinja terdiri dari; yang
menyalur ke tangki septic sebesar 29%, ke pipa sewer 1%, ke cubluk/lobang tanah
60%, ke drainase 3% dan ke sungai/danau/pantai 1% . Hal ini menunjukkan
bahwa masih ada responden yang perilaku hidup bersih dan sehatnya masih
rendah
Waktu Bila dilihat pada grafik di bawah, sebagian besar responden mengatakan tidak
Pengurasan tahu ada praktik pengurasan tanki septic, sebesar 75,9%, 18,5% melakukan
Tangki Septik praktik pengurasan tanki septic sendiri dan 5,6% mengatakan dikosongkan
dengan membayar tukang.
Kelembagaan Pemahaman Legislatif tentang pengelolaan air limbah domestik masih kurang.
dan Peraturan Belum tersedia kebijakan yang jelas terkait hubungan kerjasama dengan
Undang- pihak swasta/investor dalam pengelolaan sanitasi
Undang Koordinasi antar SKPD yang terlibat dalam penetapan kebijakan belum
maksimal
Kurangnya sosialisasi pemahaman tentang pentingnya pengelolaan air limbah
domestik di tingkat desa.
Kelembagaan pengelolaan air limbah domestik tingkat desa/kelurahan belum
ada.
Belum adanya Perda tentang pengelolaa air limbah domestik yang diperlukan
sebagai payung hukum dalam pengelolaan air limbah domestik.
Sarana dan Prasarana pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Lampung Timur masih
terbatas pada skala rumah tangga saja, sedangkan skala yang lebih luas seperti IPLT
belum tersedia. Pembuangan Blackwater menggunakan sarana berupa jamban keluarga,
MCK atau bentuk-bentuk sarana lainnya. Sedangkan pembuangan Greywater masih
dialirkan ke saluran drainase, tempat terbuka (sawah, kebun). Secara umum sistem
penanganan air limbah domestik yang digunakan di Kabupaten Lampung Timur yaitu
sistem setempat (on site system).
Tujuan dari penanganan permasalahan air limbah di Kabupaten Lampung timur adalah Tercapainya
Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk layanan air limbah domestik tahun 2018
dengan sasaran:
1. Sampai dengan tahun 2013 yang BABS sebesar 29% diharapkan di tahun 2018 berkurang
menjadi 0% dengan pembangunan dan pengadaan:
- Bansos (stimulan) Septic Tank Individual/Jamban Keluarga sampai dengan tahun 2018
sebanyak, 2847 unit
- MCK ++ sampai dengan 2018 sebanyak, 12 unit
- Septic Tank Komunal sampai dengan 2018 sebanyak, 30 unit
- Pembangunan IPLT, satu unit
Dalam menentukan wilayah pengembangan sanitasi subsector air limbah , ditentukan berdasarkan
criteriayang tedapat didalam instrument SSK 2013 seperti; Kondisi eksisting , wilayah komersial
(CBD) saat ini,Wilayah komersial (CBD) yang akan dating, Resiko kesehatan, kondisi tanah, jumlah
penduduk eksisting, jumlahpenduduk thn n+5, Luas wilayah (Ha), Estimasi kepadatan thn n+5
dalam jiwa /ha.Hasil dari pengimputan data tersebut diatas didapatilah kecamatan-kecamatan yang
masuk kelompok Zona 1 sampai dengan Zona 2 (Jangka Menengah) seperti dibawah ini:
2.3 Persampahan
Aspek Pengembangan
Sarana dan Prasarana:
Penampungan Sementara
(TPS): Ada 8 TPS dari 171 TPS yang diperlukan di daerah perkotaan
Pengangkutan / Diperlukan Gerobak dan @ 566 unit, untuk daerah perkotaan
Pengaliran: Sampai dengan tahun 2018 (jangka menengah)
(Semi) Pengolahan Akhir
Terpusat Belum melakukan pemilahan, belum ada TPS 3R
Pengelolaan TPA masih memakai system Open Dumping dengan
Daur Ulang
kapasitas (2 TPA) 51 ton per minggu , Akan dibangun TPA Sanitary
/Pembuangan Akhir:
Landfile
Perencanaan Belum mempunyai perda tentang pengolahan persampahan
B. Lain-lain
Sarana dan Prasarana pengelolaan Persampahan di Kabupaten Lampung Timur masih terbatas.
Hal tersebut dikarenakan terbatasnya jumlah sarana dan prasarana yang tersedia dan belum
memadai. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang ada belum Sanitary Landfile. Secara umum sistem
penanganan persampahan yang digunakan di Kabupaten Lampung Timur yaitu sistem Langsung
(direct) dan Tidak langsung(Indirect)
2.4 Drainase
Aspek Pengembangan Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: 44,1%
Sarana dan Prasarana: Rumah tangga yang mengalami banjir ruti:
Pengangkutan/
pengaliran
Data lain berdasarkan 9,3% rumah tangga memiliki lingkungan di sekitar rumah terdapat genangan
hasil EHRA 2013 air
61,2 % air tergenang di halaman rumah
Sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan
Dokumen
Perencanaan Belum mempunyai Masterplan Sistem Drainase Skala Kota/Kawasan
Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan drainase dan
sampai dengan periode Tahun 2018. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan
Hasil dari pengimputan data, Prioritas Pembangunan Sistem Sanitasi di kelompokkan menjadi tiga Zona
yaitu:
Zona 1, Penanganan Jangka Pendek ke Jangka Menengah terhadap genangan. Yang masuk
zona 1 ; kecamatan Labuhan maringgai, Pasir sakti, Sekampung, dan Batang hari.
Zona 2, Penanganan Jangka Menengah ke panjang terhadap genangan. Yang masuk zona 2
;kecamatan Jabung desa Mekar jaya,Asahan,Blimbing,Beteng sari,Mumbang jaya, Gunung
sugih kecil,Pematang Tahalo, Negara Batin,Jabung,Adiluhur, Tanjung sari, dan Tanjung Rejo.
Kec.MargaSekampung, desa Bungkuk,Girimulyo,Gunung mas, Batu balak, Gunung raya , dan
Perniangan.Kec.Pasir sakti,dan Sekampung udik. Kecamatan Sukadana , desa Sukadana
selatan, tengah dan Jaya. Kecamatan Batang hari nuban, desa Sukaraja
nuban,trisnomulyo,Cempaka Nuban, Kedatonll,Induk,dan l. Kecamatan Pekalongan, Raman
Utara selain desa Rejo Katon dan Rama puja.Kecamatan Purbolinggo, dan Way bungur
Zona 3, Penanganan Jangka panjang terhadap genangan (berbasis masyarakat). Yang
masukzona 3 ; kecamatan Metro Kibang, Batang Hari,Sekampung, Margatiga,Waway karya,
LabuhanMaringgai, Mataram Baru, Bandar Sribawono, Melinting, Gunung Pelindung, Way
jepara, Brajaselebah, Labuhan Ratu , Sukadana selain desa Sukadana Selatan, Tengah dan
jaya. Kecamatan Bumi Agung selain desa Catur Swako dan desa Mulyosari. Kecamatan
Batang hari Nuban desa Gunung Tiga,Suka Sari dan Tulung Balak. Kec. Raman Utara,desa
Rejo katon,daRama Puja. Kec.Jabung,
Desa Adirejo,Gunung Mekar,dan Negarasaka. Kec.Marga Sekampung,desa Purwosari,dan
Bukit Raya.
Aspek Pengembangan
Sarana dan Prasarana:
Dari grafik diatas dari lima waktu penting ternyata hanya 56,3 % yang
melakukan cuci tanga pake sabun setelah buang air besar, dan 82,2 % yang
melakukan cuci tangan Pake sabun sebelum makan, sedangkan sebelum
menyiapkan makanan 35,7 %, sebelum memberi; menyuapi anak 35,6 %, dan
msetelah menceboki bayi 38,0 %. Hal ini berarti masih ada sebagian besar
sebagian besar masyarakat yang belum melakukan cuci tangan pake sabun
diwaktu-waktu penting maka sangat ndiperlukan adanya penyuluhan dari
petugas kesehatan.
Pengumpulan& Dilihat dari grafik dibawah ini ternyata masih ada masyarakat Kabupaten
Penampungan / Lampung Timur yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan 41,1 %
Pengolahan Awal: terutama aerah dekat aliran sungai dan pantai, begitu juga rumah tangga yang
mempunyai anak kecil sebagian besar tidak membuang kotoran bayi kedalam
klosed .
Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi
KATIdan
PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 2108. Uraian resume sasaran sudah disusun
POKJ
D ISEPA
berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan
sasaran dengan mempertimbangkan “Permasalahan Utama”.
Tabel 2.19: Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan PHBS terkait sanitasi
Score (bobot)
Penerima Per. Persepsi Pro- Score Urutan
No. Program
manfaat Mendesak pokja Poor Total Prioritas
25% 25% 25% 25%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Desiminasi Informasi dalam
Rangka Percepatan Pembangunan
tentang PHBS (CTPS, stop BABS
dan Membuang sampah pada
tempatnya) di sekolah-sekolah,
Pondok Pesantren, Perkantoran,
Permukiman dan tempat-tempat
1 umum 4 4 4 4 4 1
Desiminasi Informasi dalam
Rangka Percepatan Pembangunan
tentang PHBS meliputi CTPS, Stop
BABS dan Membuang sampah
pada tempatnya melalui siaran
2 radio atau TV lokal. 3 4 4 3 3,5 1
Lomba K3 (Kebersihan,
3 Keindahan dan Ketertiban) 4 3 3 2 3 1
Pembuatan media promosi dan
informasi sadar hidup sehat,
4 seperti banner, stiker, spanduk dl 3 2 3 3 2,75 2
Pembangunan sarana cuci tangan
pakai sabun (CTPS ) di
Poskesdes,Tk, SD dan PAUD, dan
5 tempat2umum 4 2 2 2 2,75 2
Pengadaan/bantuan alat
Incinerator,IPAL dan Penghancur
6 Jarum suntik 4 2 2 2 2,50 2
Permasalahan
Rumusan Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
mendesak
1. Ditemukan masih ada 1. Tercapainya 1. Sampai dengan 1. Meningkatkan akses 1. Peningkatan 1.Penyuluhan,
praktik buang air besar Standar Pelayanan tahun 2013 yang layanan air limbah Sarana dan Kampanye & Edukasi
sembarangan rata-rata Minimum (SPM) tidak BABS sebesar komunal bagi Prasarana 2.Pembangunan
sebesar 41,1%, untuk layanan air 29% diharapkan di masyarakat Sistem Komunal MCK+++
2. Sebagian besar limbah domestik tahun 2018 berpenghasilan rendah 2. Pembangunan 3.Pembangunan IPLT
tempat penampungan tahun 2018 bertambah menjadi (MBR)perkotaan sistem air 4. Pembentukan
tinja tidak septik, ini 86% 2. Meningkatkan Akses limbah terpusat Badan Pengelola IPLT
terbukti dengan tidak 2. Adanya regulasi Sistem 5. Regulasi yang
pernahnya tempat yang mengatur air terpusat pada daerah mengatur air limbah
penampungan tinja limbah sebelum CBD sebelum tahun 2018,
disedot tahun 2018 4. Adanya IPLT serta
badan pengelola
5. Adanya Truck Tinja
Permasalahan
Rumusan Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
mendesak
1. Masyarakat yang 1.Meningkatkan 1. 36,1 % Masyarakat 1. Menyediakan sarana & 1. Pengelolaan 1. Penyusunan Master
melakukan pemilahan cakupan dan kualitas yang tidak melakukan prasarana pengelolaan Sampah dari Plan Persampahan dan
sampah (63,9 % ) yang layanan dalam sistem pemilahan sampah, persampahan skala Sumbernya Review DED TPA
tidak melakukan pengelolaan 81,8% masyarakat Kabupaten 2. Pengelolaan 2. Penyuluhan,
pemilahan sampah, 36,1 persampahan melalui yang membakar 2. Meningkatkan kinerja Sampah Dari Kampanye dan Edukasi
% dan pembangunan sarana sampah, 3% operator layanan Stasiun Antara Persampahan
2. Sebagian besar dan prasarana yang masyarakat yang persampahan skala Sampai TPA 3. Pembangunan TPA
masyarakat masih berwawasan lingkungan membuang dalam Kabupaten 3. Tempat 4. Pengadaan Gerobag
membakar sampah(81,8 dan berkelanjutan. lubang dan tidak terpusat pada daerah CBD Pemrosesan Akhir Sampah/Motor
%) ,sedangkan yang ditutup di harapkan 3. Mengoptimalkan daya (TPA) Sampah, @ kap. 1.5
dibuang dalam lubang dan tahun 2018 menjadi dukung kebijakan 4. Pengaturan dan ton/hari - (unit)
tidak ditutup 9,3 %, dan 0%. Dengan pengelolaan persampahan Kelembagaan 5. Pengadaan TPS (TPS
yang dibuang dalam penanganan 4. Adanya IPLT serta Daerah biasa & Kontainer), @
lubang dan ditutup dengan Penyuluhan, badan pengelola kap. 6.25 ton/hari
tanah dan dikumpulkan di Kampanye dan 6. Pembangunan
TPS 9,9 %. Hal ini Edukasi Persampahan Landasan Kontainer
menggambarkan bahwa di daerah pedesaan 7. Kebutuhan alat
masyarakat kab. Lampung se-Lampung Timur. angkut (truk sampah &
Timur belum Menerima 2.Peningkatan Amroll), kap. 8 ton/hr
layanan pengelolaan cakupan layanan 8. Pembangunan TPS
sampah hingga 100% di 3R
kawasan komersial 9. Pelatihan
perkotaan; 24 pasar di Pengolahan sampah 3R
24 kecamatan se- bagi kader di tingkat
Lampung Timur. Yang RT/RW
saat ini baru ada 8 TPS 10. Sosialisasi Perda
3.Peningkatan tentang pengelolaan
cakupan layanan sampah pasar
hingga min 52% di 11. Bimtek
daerah perkotaan se- persampahan,jepara
Lampung Timur dan rantau jaya
1.Lama genangan bila 1.Mewujudkan 1.Lama genangan bila 1. Pembangunan sarana 1. Pembangunan 1. Penyusunan
terjadi banjir yang lebih dari pembangunan drainase terjadi banjir yang /prasarana drainase Saluran Drainase Masterpland Drainase
1 hari: 44,1% 2. 9,3% yang berwawasan lebih dari 1 hari: 2. Mengembangkan Primer. 2. Sribawono dan Way
rumah tangga memiliki lingkungan. 44,1% di tahun 2018 perencanaan sistem Pembangunan Jepara
lingkungan di sekitar rumah 2. Terwujudnya pemban menjadi 0% 2. drainase Kabupaten yang Drainase 2. Pembangunan
terdapat genangan air gunan. 9,3% rumah tangga terintegrasi dan Sekunder. 3. Saluran Drainase
3. 61,2 % air tergenang di 3. Tersusunya regulasi memiliki lingkungan di komprehensif 3. Pembangunan Primer
halaman rumah tentang pengelolaan sekitar rumah Penyusunan regulasi Drainase Tersier 3. Pembangunan
4. Sistem drainase masih drainase yang kom pre terdapat genangan air tentang drainase, 4. Pengaturan dan Drainase Sekunder
menjadi satu antara hensif antar kawasan di tahun 2018 menjadi kerjasama antar Kelembagaan 4. Pembangunan
pembuangan dengan air mengenai sistem penge 0% kawasan Daerah Drainase Tersier
hujan lolaan drainase yang 3. 61,2 % air 5. Penyusunan Perda
komprehensif tergenang di halaman tentang Pengelolaan
rumah di tahun 2018 Sistem Drainase
menjadi 0% 6. Sosialisasi Perda
4. Terpisahnya Sistem Pengelolaan Sistem
drainase masih Drainase
menjadi satu antara 7. Pembentukan
pembuangan dengan Kelompok Masyarakat
air hujan Pengelola Sistem
Drainase Lingkungan
Mandiri
Masih ada sebagian Meningkatkan 1. 56,3 % yang 1. Mengoptimalkan 1. Peningkatan 1. Desiminasi Informasi dalam
besar sebagian besar kualitas lingkungan melakukan cuci tanga peran instansi Kesadaran Rangka Percepatan
masyarakat yang dan partisipasi pake sabun setelah pemerintah dan Masyarakat dalam Pembangunan tentang PHBS
belum melakukan cuci masyarakat untuk buang air besar di sekolah dalam PHBS melalui (CTPS, stop BABS dan Membuang
tangan pake sabun berprilaku hidup tahun 2018 menjadi pemicuan dan Kampanye sampah pada tempatnya) di
diwaktu-waktu bersih dan sehat 0% penerapan PHBS. 2. Penyediaan sekolah-sekolah, Pondok
penting: 2. 82,2 % yang 2.Mengembangkan Sarana Fisik untuk Pesantren, Perkantoran,
1. 56,3 % yang melakukan cuci tangan program promosi mendukung PHBS Permukiman dan tempat-tempat
melakukan cuci tanga Pake sabun sebelum PHBS yang menarik 3. Peningkatan umum
pake sabun setelah makan di tahun 2018 dan menjangkau peran serta 2. Desiminasi Informasi dalam
buang air besar. menjadi 0% semua lapisan masyarakat dalam Rangka Percepatan
2. 82,2 % yang 3. sebelum masyarakat PHBS Pembangunan tentang PHBS
melakukan cuci menyiapkan makanan 3. Meningkatkan meliputi CTPS, Stop BABS dan
tangan Pake sabun 35,7 %, di tahun 2018 pemahaman tentang Membuang sampah pada
sebelum makan. menjadi 0% PHBS melalui saluran- tempatnya melalui siaran radio
3. sebelum 4. sebelum memberi; saluran (media) atau TV lokal.Desiminasi
menyiapkan makanan menyuapi anak 35,6 informasi yang sudah Informasi dalam Rangka
35,7 % %, dan setelah ada. Percepatan Pembangunan
4. sebelum memberi; menceboki bayi 38,0 tentang PHBS meliputi CTPS, Stop
menyuapi anak 35,6 %. di tahun 2018 BABS dan Membuang sampah
%, dan setelah menjadi 0% pada tempatnya melalui siaran
menceboki bayi 38,0 radio atau TV lokal.
%. 3. Pembuatan media promosi dan
informasi sadar hidup sehat,
seperti banner, stiker, spanduk
dll.
4. Pembangunan sarana cuci
tangan pakai sabun (CTPS ) di
Poskesdes,Tk, SD dan PAUD, dan
tempat2umum
5.Operasional alat
Incinerator,IPAL dan Penghancur
serta pengadaan kantong plastik
limbah infeksius.
Jika dibandingkan lima tahun yang lalu, maka jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur
pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 47.526 jiwa. Artinya pertumbuhan penduduk
rata-rata adalah sebesar 0,94% pertahun. Sehingga jika di proyeksikan hingga tahun 2031 maka
jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur menjadi 1.178.022 jiwa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.11 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten
Lampung Timur.
Tabel 1. 1
Jumlah Penduduk dan Proyeksi Penduduk Kabupaten Lampung Timur
Jumlah Penduduk
Proyeksi Jumlah Penduduk
No. Kecamatan Eksisiting
2005 2010 2016 2021 2026 2031
1 Metro Kibang 18.772 19.745 20.894 21.901 22.958 24.065
2 Batanghari 50.741 53.358 56.462 59.185 62.040 65.033
3 Sekampung 57.155 60.104 63.599 66.667 69.883 73.254
4 Marga Tiga 43.707 45.972 48.646 50.993 53.452 56.031
5 Sekampung Udik 65.866 69.190 73.214 76.746 80.448 84.329
6 Jabung 44.894 47.214 49.960 52.370 54.896 57.544
7 Pasir Sakti 34.095 35.859 37.945 39.775 41.694 43.705
8 Waway Karya 35.641 37.474 39.654 41.567 43.572 45.674
9 Marga Sekampung 26.741 28.122 29.757 31.193 32.697 34.275
10 Labuhan Maringgai 63.395 66.669 70.547 73.950 77.517 81.256
11 Mataram Baru 26.221 27.578 29.182 30.589 32.065 33.612
12 Bandar Sribhawono 41.790 43.966 46.523 48.768 51.120 53.586
13 Melinting 25.219 26.529 28.072 29.426 30.845 32.333
14 Gunung Pelindung 21.326 22.430 23.735 24.880 26.080 27.338