Anda di halaman 1dari 31

BAB 2.

REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI

2.1. Profil Kabupaten Lampung Timur

Kabupaten Lampung Timur adalah salah satu kabupaten yang baru dibentuk pada tahun 2008
dengan no. 49 tentang daerah otonomi baru. Sebagai Daerah Otonomi baru permasalahan
sanitasi belum tertangani dengan baik. Namun demikian Dalam usahanya untuk melestarikan
dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup di Kabupaten Lampung Timur pelaksanaan
pembangunan yang dilaksanakan tetap berupaya untuk menjaga kelestarian alam dan kualitas
lingkungan serta pemukiman.

2.1.1. Kependudukan

Jumlah penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas yang tinggi sehingga
keberadaannya dapat menjadi modal dasar proses pembangunan, bukan sebaliknya penduduk
justru dipandang sebagai beban pembangunan.

Tabel 2.1 Luas Terbangun, Jumlah Jiwa Dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012

Luas Terbangun Penduduk Th. 2012


No NAMA KECAMATAN Keterangan
(Ha). Jumlah Kepadatan
jiwa Jiwa/Ha
1 Sukadana 75.675,50 65.495 66.209 Pedesaan
2 Labuhan Maringgai 14.887,95 67.187 67.920 Pedesaan
3 Jabung 26.784,54 47.569 48.087 Pedesaan
4 Batanghari 14.887,95 55.796 56.404 Pedesaan
5 Sekampung 33.912,45 61.127 61.793 Pedesaan
6 Pekalongan 26.784,54 46.198 46.702 Pedesaan
7 Way Jepara 19.393,83 52.190 52.759 Pedesaan
8 Purbolinggo 21.107,32 41.030 41.478 Pedesaan
9 Raman Utara 17.732,34 36.543 36.941 Pedesaan
10 Metro Kibang 19.498,73 21.160 21.391 Pedesaan
11 Marga Tiga 7.956,11 44.344 44.827 Pedesaan
12 Sekampung Udik 18.570,67 69.533 70.291 Pedesaan
13 Batanghari Nuban 13.929,74 41.889 42.345 Pedesaan
14 Bumi Agung 7.852,25 17.302 17.490 Pedesaan
15 Bandar Sribhawono 22.926,92 47.142 7.656 Pedesaan
16 Mataram Baru 24.760,68 27.256 27.553 Pedesaan
17 Melinting 48.551,22 25.168 25.443 Pedesaan
18 Gunung Pelindung 7.677,83 21.513 21.747 Pedesaan
19 Pasir Sakti 7.317,47 35.162 35.545 Pedesaan
20 Waway Karya 18.068,84 35.208 35.591 Pedesaan
21 Labuhan Ratu 10.012,81 42.291 42.752 Pedesaan
22 Braja Selebah 16.136,91 22.208 22.451 Pedesaan
23 Way Bungur 22.203,37 22.541 22.787 Pedesaan
24 Marga Sekampung 37.638,19 26.604 26.894 Pedesaan

Sumber: BPS. 2013

Tabel 2.1 Menjelaskan 1 Luas Terbangun, Jumlah Jiwa Dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012
berdasarkan data BPS tahun 2012. Penduduk merupakan subjek atau sasaran dan sekaligus
Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 1
sebagai objek atau pelaku kegiatan ekonomi yang melaksanakan proses pembangunan.
Keberadaan peran ganda demikian menempatkan penduduk pada posisi sentral dalam setiap
langkah kebijakan dan strategi pembangunan. Pemikiran demikan harus menjadi dasar pijakan
dalam perumusan kebijakan dibidang kependudukan dan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia.
Merujuk pada data Lampung Timur Dalam Angka Tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2012 adalah 961.971 jiwa. Terdiri dari laki-laki sebanyak 493.976 jiwa
dan perempuan sebanyak 467.995 jiwa, dengan sex ratio 105,55.

Dengan luas wilayah Kabupaten Lampung Timur yang sekitar 532.503 hektar atau 5.325,03
km2, dan didiami oleh 961.971 (th. 2012) jiwa maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten Lampung Timur adalah sebanyak 181 jiwa per kilometer persegi. Untuk kecamatan
dengan populasi penduduk terpadat adalah Kecamatan Pekalongan, yaitu sebanyak 456 jiwa
per kilometer persegi, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Way Bungur yaitu sebanyak
59 jiwa per kilometer persegi.

Jika dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan maka jumlah penduduk terbesar adalah
Kecamatan Sekampung Udik dengan jumlah penduduk 68.783 jiwa dan jumlah penduduk
terendah adalah Kecamatan Bumi Agung dengan jumlah penduduk 17.115 jiwa. Berdasarkan
hail perhitungan, pertumbuhan penduduk per kabupaten Tahun 2011 adalah sebesar 1,09%.
Berikut, rumus perhitungan pertumbuhan penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011.

Rumus;
Laju Pertumbuhan = JPn –JPn-1 x100%
JPn-1

Laju pertumbuhan = 961.971-951.639 x100%


951.639
= 1,09%

Keterangan:;
- JPn Jumlah penduduk tahun sekarang,
- JPn-1 jumlah penduduk tahun sebelumnya

Untuk mendapatkan gambaran tentang jumlah dan kepadatan penduduk tiga sampai lima tahun
terakhir, dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 2


Tabel 2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung Timur
Jumlah Jumlah Penduduk
NO. Kecamatan Penduduk Pertumbu
2013 2014 2015 2016 2017 2018
han (%)
1 Sukadana 66.209 66.209 66.931 67.660 68.398 69.143 69.896

2 Labuhan Maringgai 67.920 67.920 68.660 69.409 70.165 70.930 71.704

3 Jabung 48.087 48.087 48.612 49.141 49.677 50.219 50.765

4 Batanghari 56.404 56.404 57.019 57.640 58.268 58.903 59.545

5 Sekampung 61.793 61.793 62.467 63.148 63.836 64.532 65.236

6 Pekalongan 46.702 46.702 47.211 47.725 48.246 48.771 49.302

7 Way Jepara 52.759 52.759 53.334 53.915 54.503 55.097 55.697

8 Purbolinggo 41.478 41.478 41.930 42.387 42.849 43.316 43.788

9 Raman Utara 36.941 36.941 37.344 37.751 38.163 38.579 38.999

10 Metro Kibang 21.391 21.391 21.624 21.860 22.098 22.339 22.583

11 Marga Tiga 44.827 44.827 45.316 45.810 46.309 46.814 47.324

12 Sekampung Udik 70.291 70.291 71.057 71.831 72.614 73.406 74.206

13 Batanghari Nuban 42.345 42.345 42.807 43.273 43.745 44.222 44.703

14 Bumi Agung 17.490 17.490 17.681 17.874 18.068 18.265 18.464

Bandar 7.656 7.656 48.176 48.701 49.232 49.768 50.310


15
Sribhawono
16 Mataram Baru 27.553 27.553 27.853 28.157 28.464 28.774 29.088

17 Melinting 25.443 25.443 25.720 26.000 26.284 26.570 26.859

18 G. Pelindung 21.747 21.747 21.985 22.224 22.466 22.711 22.958

19 Pasir Sakti 35.545 35.545 35.933 36.325 36.720 37.121 37.526

20 Waway Karya 35.591 35.591 35.979 36.372 36.768 37.169 37.575

21 Labuhan Ratu 42.752 42.752 43.218 43.689 44.165 44.647 45.134

22 Braja Selebah 22.451 22.451 22.695 22.943 23.193 23.445 23.701

23 Way Bungur 22.787 22.787 23.035 23.286 23.540 23.797 24.056

24 Marga Sekampung 26.894 26.894 27.187 27.483 27.783 28.086 28.392

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 3


Sumber: BPS. 2013

2.1.2. Area Beresiko

Pengelolaan sanitasi meliputi antara lain pengelolaan Air Bersih, Sampah, Limbah dan Drainase
lingkungan yang berkaitan langsung dengan kualitas lingkungan hidup dan kualitas kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, mengelola sanitasi secara baik sama dengan menjaga kelestrasian
lingkungan hidup, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selanjutnya untuk membangun
keseimbangan hak dan kewajiban antara negara dan masyarakatnya, maka pengelolaan sanitasi
harus didasarkan prinsip pembangunan partisipatif yakni pembangunan yang melibatkan semua
pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat , Daerah, Swasta, LSM, Tokoh masyarakat dan
Masyarakt itu sendiri.

Penentuan area beresiko dilakukan melalui penilaian dengan metode pemberian skor berdasarkan
study EHRA, data skunder, Persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan verifikasi
kelapangan. Variabel yang digunakan dalam study EHRA terdiri dari:

a. Sumber Air
b. Air Limbah Domestik
c. Persampahan
d. Genangan Air
e. Perilaku Hidup Bersih Sehat
Beberapa indikator yang digunakan untuk skoring dari data skunder adalah:
a. Kepadatan Penduduk
b. Angka Kemiskinan
c. Daerah Banjir
d. Genangan air.

Tabel 2.3: Area berisiko sanitasi dan penyebab utamanya


Kebutuhan
Perkotaan/P
No. Desa/Kecamatan Tingkat Resiko
edesaan
Penanganan/Penyebab
Utama Resiko
1. Desa Adiluhur - Jabung Sangat Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
2. Desa Mulyo Asri - Bumi Agung Sangat Tinggi Pedesaan AL, Sampah, Drainase, PHBS
3. Desa Sriminosari - Lab. Maringgai Sangat Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
4. Desa Sukorahayu - Lab. Maringgai Sangat Tinggi Pedesaan Limbah, Sampah, PHBS
5. Marga sari Sangat Tinggi Pedesaan AL, Sampah, Drainase, PHBS
6. Karang Anyar Sangat Tinggi Pedesaan AL, Sampah, Drainase, PHBS
7. Balai Kencono Sangat Tinggi Pedesaan AL, Sampah, Drainase, PHBS
8. Sido Mukti Sangat Tinggi Pedesaan AL, Sampah, Drainase, PHBS
9. Desa Giri Klopomulyo - Sekampung Sangat Tinggi Pedesaan AL, Sampah, Drainase, PHBS
10. Sumur Kucing Sangat Tinggi Pedesaan AL, Sampah, Drainase, PHBS
11 Gunung Pasir Jaya Sangat Tinggi Pedesaan AL, Sampah, Drainase, PHBS

1. Desa Mumbang Jaya - Jabung Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS


2. Mekar Jaya Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
3. Blimbing Sari Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 4


4. Beteng Sari Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
5. Karya Mukti Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
6. Sidomulyo - Sekampung Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
7. Sidodadi - Sekampung Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
8. Tri Mulyo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
9. Hargo mulyo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
10. Wono Karto Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
11. Sukoharjo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
12. Sidorejo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
13. Gunung Agung Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
14. Banjar Agung Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
15. Mengandung Sari Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
16. Sindang Anom Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
17. Gunung Mulyo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
18. Sri Gading Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
19. Maringgai Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
20. Labuhan Maringgai Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
21. Braja Gemilang Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
22. Braja Luhur Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
23. Braja Kencana Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
24. Purworejo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
25. Labuhan Ratu Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
26. Kedung Ringin Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
27. Mulyo Sari Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
28. Pasir Sakti Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
29. Sumber Agung Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
30. Purbo Sembodo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
31. Telogo Rejo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
32. Bale Rejo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
33. Batang Harjo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
34. Bumi Mas Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
35. Negeri Agung Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
36. Batu Badak Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
37. Gunung Raya Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
38. Karya Tani Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
39. Tulung Pasik Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
40. Kebon Damar Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
41. Mataram baru Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
42. Raja Basa Baru Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
43. Pempem Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
44. Pelindung Jaya Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
45. Sri Rejosari Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
46. Labuhan Ratu Baru Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
47. Muara Jaya Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
48. Lehan Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
49. Kedaton Induk Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
50. Tulung Balak Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
51. Jojog Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
52. Rantau Fajar Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
53. Tambah Dadi Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
54. Tambah Luhur Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
55. Tegal Yoso Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
56. Toto Projo Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS
57. Tanjung Kencono Tinggi Pedesaan AL, Sampah, PHBS

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 5


Penentuan Area Beresiko Tinggi, Peta area beresiko Kabupaten Lampung Timur dapat
diklasifikasikan berdasarkan nilai skoring grade 1-4 dengan rincian sebagai-berikut :

Skor 4 : Resiko Sangat Tinggi berwarna merah.


Skor 3 : Resiko Tinggi berwarna kuning.
Skor 2 : Resiko Sedang berwarna biru
Skor 1 : Kurang Beresiko berwarna hijau
Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Lampung Timur telah ditetapkan
oleh kelompok kerja Sanitasi Kabupaten Lampung Timur . Dari hasil penilaian dan kesepakatan
Pokja untuk menentukan daerah beresiko Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat peta 2.1

2.1.3. Keuangan Daerah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah
daerah yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). APBD terdiri dari pendapatan,
belanja dan pembiayaan daerah. Kewenangan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh
kepala/ pimpinan satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD dan
Kepala/ Pimpinan SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/ barang daerah. Keuangan Daerah
Kabupaten Lampung Timur mempunyai kemampuan untuk mendanai pembangunan sanitasi
5(lima) tahun mendatang sebesar Rp. 52..591.370.000 (Lima Puluh dua milyar lima ratus
sembilan puluh satu juta tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah). Angka ini berada pada prosentase
2,73 % jika dibandingkan dengan Perkiraan Belanja Langsung sebesar Rp. 1.924.343.113.000,-

Tabel 2.4: Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi APBD Kabupaten Lampung Timur
Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.juta)
No Uraian Pendanaan Total
2.014 2.015 2.016 2.017 2.018 Pendanaan
Perkiraan Belanja
1 Langsung 271.978.981 311.529.105 327.420.597 479.229.702 534.184.729 1.924.343.113
Perkiraan APBD Murni
2 untuk Sanitasi 7.965.145 15.079.856 107.402.695 10.865.340 10.518.274 151.831.310
Perkiraan Komitmen
3 Pendanaan Sanitasi 10.518.274 10.518.274 10.518.274 10.518.274 10.518.274 52.591.370
Perkiraan Komitmen
4 Pendanaan Sanitasi 0.04% 3.37% 3.21% 2.19% 1.6% 2.73%

2.2 Air Limbah


2.2.1 Permasalahan Air Limbah

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 6


Permasalahan Air Limbah diuraikan secara singkat dalam bentuk tabel, data secara umum
diambilkan dari data Buku Putih sanitasi (BPS) dan dengan laporan hasil studi-studi utamanya
EHRA untuk melengkapinya, dimana uraian permasalahan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu dari
sisi:

a) Sistim sanitasi (sesuai Diagram Sistim Sanitasi /DSS) dan


b) Aspek lain disamping pengembangan sarana prasarana (seperti dari aspek Pendanaan,
Kelembagaan, Peraturan dan perundangan, serta Peran Masyarakat/ swasta dll).
Identifikasi dan klassifikasi terkait permasalahan ini dapat mengacu ke dokumen
Kebijakan dan Strategi Nasional.

Secara umum kesepakatan “Permasalahan Air Limbah” ini akan dikaitkan dengan “Sasaran” yang
akan dicapai (sub bab 2.2.2 dibawah) dan akan menjadi dasar penyiapan Prioritas pembangunan
air limbah (sub bab 2.2.3).

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 7


Peta 2.1 Peta Area Beresiko Sanitasi Kab. Lampung Timur

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 8


Tabel 2.5: Permasalahan mendesak Air Limbah Domestik
A. Sistem Air Limbah

Aspek Pengemba Study EHRA yang dilakukan di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2013
ngan diketahui bahwa mayoritas masyarakat Kab.Lampung Timur tempat buang air
Sarana dan Prasa besar sudah menggunakan jamban pribadi sebanyak 93,3 %, MCK/WC umum
rana: sebesar 3,4%. Sedangkan masih ada responden yang membuang air
kotor/limbah tinja manusia ke lubang galian,pinggiran sungai atau pantai dan di
kebun atau pekarangan walaupun persentasenya sedikit. Untuk dapat
memberikan gambaran lebih jelas, dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Penampungan
/ Pengolahan
Awal sekaligus
pembuangan
akhir:
Berdasarkan
hasil EHRA
Juni 2013

Berdasarkan hasil study ehra , tempat penyaluran akhir tinja terdiri dari; yang
menyalur ke tangki septic sebesar 29%, ke pipa sewer 1%, ke cubluk/lobang tanah
60%, ke drainase 3% dan ke sungai/danau/pantai 1% . Hal ini menunjukkan
bahwa masih ada responden yang perilaku hidup bersih dan sehatnya masih
rendah

Waktu Bila dilihat pada grafik di bawah, sebagian besar responden mengatakan tidak
Pengurasan tahu ada praktik pengurasan tanki septic, sebesar 75,9%, 18,5% melakukan
Tangki Septik praktik pengurasan tanki septic sendiri dan 5,6% mengatakan dikosongkan
dengan membayar tukang.

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 9


Pengangkutan Karena Penampungan Awal sekaligus merupakan pembuangan dan pengolahan
/ Pengaliran akhir, maka tidak ada pengaliran air limbah tinja.

Dokumen Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya


Perencanaan
Lain-lain:

Pendanaan:  Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah


 Terjadinya rasionalisasi anggaran yang berdampak pada kurang sesuainya
Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 10
kecukupan anggaran dengan kebutuhan riil di lapangan sehingga
berpengaruh dalam pelaksanakan kegiatan fisik yang harus memenuhi
standar teknis perencanaan
 Pertambahan penduduk yang cukup tinggi memerlukan peningkatan
anggaran untuk sektor sanitasi.
 Anggaran sektor sanitasi belum menjadi prioritas oleh para pengambil
kebijakan
 Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi
 Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat

Kelembagaan  Pemahaman Legislatif tentang pengelolaan air limbah domestik masih kurang.
dan Peraturan  Belum tersedia kebijakan yang jelas terkait hubungan kerjasama dengan
Undang- pihak swasta/investor dalam pengelolaan sanitasi
Undang  Koordinasi antar SKPD yang terlibat dalam penetapan kebijakan belum
maksimal
 Kurangnya sosialisasi pemahaman tentang pentingnya pengelolaan air limbah
domestik di tingkat desa.
 Kelembagaan pengelolaan air limbah domestik tingkat desa/kelurahan belum
ada.
 Belum adanya Perda tentang pengelolaa air limbah domestik yang diperlukan
sebagai payung hukum dalam pengelolaan air limbah domestik.

2.2.2 Sasaran Pembangunan Air Limbah

Sarana dan Prasarana pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Lampung Timur masih
terbatas pada skala rumah tangga saja, sedangkan skala yang lebih luas seperti IPLT
belum tersedia. Pembuangan Blackwater menggunakan sarana berupa jamban keluarga,
MCK atau bentuk-bentuk sarana lainnya. Sedangkan pembuangan Greywater masih
dialirkan ke saluran drainase, tempat terbuka (sawah, kebun). Secara umum sistem
penanganan air limbah domestik yang digunakan di Kabupaten Lampung Timur yaitu
sistem setempat (on site system).

2.6 Resume Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik


Air Limbah Pemukiman

Tujuan dari penanganan permasalahan air limbah di Kabupaten Lampung timur adalah Tercapainya
Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk layanan air limbah domestik tahun 2018
dengan sasaran:
1. Sampai dengan tahun 2013 yang BABS sebesar 29% diharapkan di tahun 2018 berkurang
menjadi 0% dengan pembangunan dan pengadaan:
- Bansos (stimulan) Septic Tank Individual/Jamban Keluarga sampai dengan tahun 2018
sebanyak, 2847 unit
- MCK ++ sampai dengan 2018 sebanyak, 12 unit
- Septic Tank Komunal sampai dengan 2018 sebanyak, 30 unit
- Pembangunan IPLT, satu unit

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 11


2.` Adanya regulasi yang mengatur air limbah sebelum tahun 2018

2.7 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik


Cakupan Tahun
No. Layanan
Sistem Eksisting 2014 2015 2016 2017 2018
(%) Ket.
(a) (b) I (d) (e) (f) (g) (h) (i)
A. Sistem On- Site
1. Individual(Tangki) Septiks Bansos(Stim
79,53 52,71 53,75 54,75 55,73 ulan )
(STBM dan
2. Komunal (MCK++ ) 20,47 47,29 30,84 30,17 29,52 Sanimas)
3. Cubluk
B. Sistem Off- Site
Septic Tank
1. Skala Kota Komunal
0 0 15,42 15,08 14,75
2. Skala Wilayah 0
Buang Air Besar
C.
Sembarangan (BABS) 29% 23,20% 17,40% 11,60% 5,80% 0%
Lumpur Tinja ke IPLT Belum Ada
D
(m3/bln) IPLT

2.2.3 Prioritas Pembangunan Air Limbah

Dalam menentukan wilayah pengembangan sanitasi subsector air limbah , ditentukan berdasarkan
criteriayang tedapat didalam instrument SSK 2013 seperti; Kondisi eksisting , wilayah komersial
(CBD) saat ini,Wilayah komersial (CBD) yang akan dating, Resiko kesehatan, kondisi tanah, jumlah
penduduk eksisting, jumlahpenduduk thn n+5, Luas wilayah (Ha), Estimasi kepadatan thn n+5
dalam jiwa /ha.Hasil dari pengimputan data tersebut diatas didapatilah kecamatan-kecamatan yang
masuk kelompok Zona 1 sampai dengan Zona 2 (Jangka Menengah) seperti dibawah ini:

 Zona 1, Merupakan area Pengelolaan limbah domestic menggunakan system setempat


individual (tangki septik SNI). Yang masuk zona 1 ; seluruh desa (264) desa yang ada di 24
Kecamatan
 Zona 2, Merupakan area Pengelolaan limbah domestic. MCK++ dan Septic Tank Komunal
melalui STBM dan Sanimas bagi keluarga yang tidak memiliki jamban pribadi. Yang masuk
zona 2 Seluruh desa (264) desa yang ada di 24 kecamatan

2.8: Prioritas Tabel Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik


Score (boboy)
Penerima Per. Persepsi Pro- Score Urutan
No. Program
manfaat Mendesak pokja Poor Total Prioritas
25% 25% 25% 25%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Pembangunan MCK++ 2 4 4 4 3,5 1
2 Penyuluhan,
2 2 3 3 1
Kampanye & Edukasi 2,5

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 12


3 Pembangunan IPLT 2 3 3 1 2,25 2
4 Pembentukan Badan
2 3 3 1 2
Pengelola IPLT 2,25
5 Penyusunan Perda 2 2 2 1 1,75 3

2.3 Persampahan

.3.1 Permasalahan Persampahan

Tabel 2.9: Resume Permasalahan mendesak Persampahan Domestik


A. Sistem Persampahan

Aspek Pengembangan
Sarana dan Prasarana:

Dari grafik di atas prilaku masyarakat kabupaten Lampung Timur tentang


pemilahan sampah sebagian besar (63,9 % ) responden tidak melakukan
pemilahan sampah, dan 36,1 % melakukan pemilahan sampah. Kalau
dilihat berdasarkan kelaster yang ada pada responden klaster 3 seluruhnya
(100%) rumah tangga yang tidak melakukan pemilahan sampah. Dari
grafik di atas prilaku masyarakat kabupaten Lampung Timur tentang
pemilahan sampah sebagian besar (63,9 % ) responden tidak melakukan
pemilahan samaph, dan 36,1 % melakukan pemilahan sampah. Kalau
dilihat berdasarkan kelaster yang ada pada responden klaster 3 seluruhnya
(100%) rumah tangga yang tidak melakukan pemilahan sampah.

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 13


Pengumpulan&
Penampungan /
Pengolahan Awal:

Pengolahan sampah berdasarkan study yang dilakukan sebagian besar


masyarakat masih di bakar (81,8 %) ,sedangkan yang dibuang dalam
lubang dan tidak ditutup 9,3 %, dan yang dibuang dalam lubang dan
ditutup dengan tanah dan dikumpulkan di TPS 9,9 %. Hal ini
menggambarkan bahwa masyarakat kab lampung timur belum menerima
layanan pengelolaan sampah.
Pengumpulan setempat  Sampai saat ini telah tersedia : 79 unit gerobag dorong, kapasitas angk
ut: @ 3m3/hari (total: 237 m3/hari).

Penampungan Sementara
(TPS):  Ada 8 TPS dari 171 TPS yang diperlukan di daerah perkotaan
Pengangkutan / Diperlukan Gerobak dan @ 566 unit, untuk daerah perkotaan
Pengaliran: Sampai dengan tahun 2018 (jangka menengah)
(Semi) Pengolahan Akhir
Terpusat  Belum melakukan pemilahan, belum ada TPS 3R
 Pengelolaan TPA masih memakai system Open Dumping dengan
Daur Ulang
kapasitas (2 TPA) 51 ton per minggu , Akan dibangun TPA Sanitary
/Pembuangan Akhir:
Landfile
Perencanaan  Belum mempunyai perda tentang pengolahan persampahan
B. Lain-lain

 Makin besarnya timbulan sampah dan belum maksimalnya usaha


Kapasitas Pengelolaan
pengurangan sampah dari sumbernya
Sampah
 Masih rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan Persampahan
 TPA: masih dikelola dengan sistim open dumping
Pendanaan  Rendahnya alokasi pendanaan persampahan dari Pemerintah
Kelembagaan
 Belum tersedia kebijakan yang jelas terkait hubungan kerjasama dengan
pihak swasta/investor dalam pengelolaan sanitasi
 Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan
 Koordinasi antar SKPD yang terlibat dalam penetapan kebijakan belum
maksimal;
 Kurangnya sosialisasi pemahaman tentang pentingnya pengelolaan
Peran Masyarakat dan

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 14


dunia usaha/ swasta  Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi
 Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis

Peraturan Perundangan  Belum mempunyai perda tentang pengolahan persampahan


dan penegakan hukum  Belum tersosialisasinya ketentuan penanganan sampah terhadap
masyarakat

2.3.2 Sasaran Pembangunan Persampahan

Sarana dan Prasarana pengelolaan Persampahan di Kabupaten Lampung Timur masih terbatas.
Hal tersebut dikarenakan terbatasnya jumlah sarana dan prasarana yang tersedia dan belum
memadai. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang ada belum Sanitary Landfile. Secara umum sistem
penanganan persampahan yang digunakan di Kabupaten Lampung Timur yaitu sistem Langsung
(direct) dan Tidak langsung(Indirect)

Tabel 2.10: Resume Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik


Air Limbah Persampahan

Tujuan dari penanganan permasalahan persampahan di Kabupaten Lampung timur adalah,


Meningkatkan cakupan dan kualitas layanan dalam sistem pengelolaan persampahan melalui
pembangunan sarana dan prasarana yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, dengan
sasaran di dalam Jangka menengah:
1. 36,1 % Masyarakat yang tidak melakukan pemilahan sampah, 81,8% masyarakat yang
membakar sampah, 3% masyarakat yang membuang dalam lubang dan tidak ditutup di
harapkan tahun 2018 menjadi 0%. Dengan penanganan Penyuluhan, Kampanye dan Edukasi
Persampahan di daerah pedesaan se-Lampung Timur.
2. Peningkatan cakupan layanan hingga 100% di kawasan komersial perkotaan; 15
pasar tk. Kecamatan se- Lampung Timur. Yang saat ini baru ada 8 TPS
3. Peningkatan cakupan layanan hingga min 52% di daerah perkotaan se- Lampung
Timur
4. Sasaran Pengurangan Sampah dari sumbernya pada wilayah perkotaan dengan
pengelolaan sampah berbasis masyarakat, di tahun 2018 diharapkan mencapai min
5%, TPST3R.

Tabel 2.11: Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan Domestik


Cakupan Tahun
No. Sistem Layanan
Eksisting 2014 2015 2016 2017 2018
(%) Ket.
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
A. Penanganan
Langsung (Direct)
Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 15
1. Kawasan Komersial - - - - - -
2. Rumah Tangga Penyuluhan,
Kampanye
dan Edukasi
34% 42% 46% 48% 52% Persampahan
B. Penanganan Tidak
Langsung (Indirect)
1. Kawasan Komersial
perkotaan 34% 42% 46% 48% 52%
2. Kawasan rumah Tangga
perkotaan
C. Penanganan Berbasis
Masyarakat
Kawasan rumah tangga
1. 0,50% 2,30% 3,20% 4,10% 5% Sistem-3R
perkotaan
D TPA 34% 38% 42% 46% 48% 52%

2.2.3 Prioritas Pembangunan Persampahan

Dalam menentukan wilayah pengembangan sanitasi subsector persampahan, ditentukan


berdasarkan kriteria yang tedapat didalam instrument SSK 2013 seperti; wilayah komersial (CBD)
saat ini, jumlah penduduk eksisting, jumlah penduduk thn n+5, Luas wilayah (Ha), Estimasi
kepadatan thn n+5 dalam jiwa /ha.Hasil dari pengimputan data tersebut diatas didapatilah
kecamatan-kecamatan yang masuk kelompok penanganan.

5. Zona 1, Peningkatan cakupan layanan hingga 100% (Pedagang,TPS,TPA) Jangka pendek ke


menengah perkotaan. Yang masuk zona 1 ; Pasar …….24 pasar
6. Zona 2, Peningkatan cakupan layanan hingga min 52% (TPS,TPA) Jangka pendek ke menengah
Yang masuk zona 2 ; daerah perkotaan
7. Zona 3, Sasaran Pengurangan Sampah dari sumbernya pada wilayah perkotaan dengan
pengelolaan sampah berbasis masyarakat, TPST3R.

Tabel 2.12: Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan Domestik


Score (dan bobot)
Permasalah
Penerima Persepsi Pro-
No. Program/Kegiatan manfaat
an
Pokja poor
mendesak Total Prioritas
25% 25% 25% 25% Score
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Penyusunan Master Plan Persampahan
dan Review DED TPA 4 4 4 3 3,75 1
2 Penyuluhan, Kampanye dan Edukasi
Persampahan 4 4 4 3 3,75 1
3 Pembangunan TPA 4 4 4 3
4 Pengadaan Gerobag Sampah/Motor 3 4 4 3 3,50 1
Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 16
Sampah, @ kap. 1.5 ton/hari - (unit)
5 Pengadaan TPS (TPS biasa &
Kontainer), @ kap. 6.25 ton/hari 4 4 4 2 3,50 2
6 Pembangunan Landasan Kontainer 4 4 4 2 3,50 2
7 Kebutuhan alat angkut (truk sampah &
Amroll), kap. 8 ton/hr 2 4 4 1 2,75 2
8 Pembangunan TPS 3R 2 2 3 3 2,50 2
9 Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi
kader di tingkat RT/RW 2 3 4 1 2,50 2
10 Sosialisasi Perda tentang pengelolaan
sampah pasar 3 2 2 1 2,00 3
11 Bimtek persampahan,jepara dan
rantau jaya 2 2 2 1 1,75 3
12 Monitoring kegiatan pengelolaan
sampah di unit pasar 2 2 2 1 1,75 3

2.4 Drainase

2.4.1 Permasalahan Drainase

Tabel 2.13: Resume Permasalahan Drainase


A. Sistem Drainase

Aspek Pengembangan  Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: 44,1%
Sarana dan Prasarana:  Rumah tangga yang mengalami banjir ruti:

Dari grafik di atas 95 % responden mengatakan bahwa tempat tinggal mereka


tidak pernah mengalami banjir, dan hanya 1,8 yang menjawab sekali dalam
setahun yang mengalami banjir, terutama pada darah klaster 3 daerah pinggiran
sungai dan pantai.

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 17


Penampungan / grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan
Pengolahan Awal

Pengangkutan/
pengaliran

 Kondisi drainase berdasarkan hasil ehra 2013

Data lain berdasarkan  9,3% rumah tangga memiliki lingkungan di sekitar rumah terdapat genangan
hasil EHRA 2013 air
 61,2 % air tergenang di halaman rumah
 Sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan
Dokumen
Perencanaan Belum mempunyai Masterplan Sistem Drainase Skala Kota/Kawasan

2.4.2 Sasaran Pembangunan Drainase

Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan drainase dan
sampai dengan periode Tahun 2018. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 18


Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran
dengan mempertimbangkan “Permasalahan Utama” seperti yang diuraikan pada sub bab
sebelumnya

Tabel 2.14: Resume Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase


Drainase

Tujuan dari penanganan permasalahan drainase di Kabupaten Lampung Timur adalah,


1. Meningkatkan pembangunan drainase dan merenovasi drainase yang rusak/kurang berfungsi,
dengan membangun drainase di daerah rawan banjir dan genangan,khusunya di daerah
lingkungan pemukiman penduduk dengan pembangunan saluran primer, sekunder dan
tersier di 24 kecamatan
2. Adanya kegiatan kampanye penanganan dan pengelolaan Drainase di 24 Kecamatan sebelum
tahun 2016
3. Penyusunan regulasi tentang drainase, kerjasama antar kawasan
Dengan sasaran:
1. Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: 44,1%, di tahun 2018 menjadi 0%
2. 9,3% rumah tangga memiliki lingkungan di sekitar rumah terdapat genangan air, di tahun 2018
menjadi 0%
3. 61,2 % air tergenang di halaman rumah, di tahun 2018 menjadi 0%
4. Terpisahnya Sistem drainase yang masih menjadi satu antara pembuangan dengan air hujan

Tabel 2.15: Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase


Cakupan Tahun
Layanan
No. Sistem
Eksisting 2014 2015 2016 2017 2018 Ket.
(%)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
A Cakupan Layanan 50% 52% 54% 56% 58%
1 Fungsi Drainase 50% 52% 54% 56% 58%
2 Luas Genangan 45 ha. 40 ha. 35 ha. 30 ha. 25 ha.
3
B
Penanganan Tidak lengak
Langsung api
1
2
Penanganan Berbasis
C
Masyarakat
1

2.4.3 Prioritas Pembangunan Sistem Drainase

Dalam menentukan wilayah pengembangan sanitasi subsector drainase, ditentukan berdasarkan


kriteria yang terdapat didalam instrument SSK 2013 seperti ; ROB,Genangan, wilayah komersial

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 19


(CBD) saat ini, Resiko kesehatan, jumlah penduduk eksisting, jumlah penduduk thn n+5, Luas
wilayah (Ha), Estimasi kepadatan thn n+5dalam jiwa /ha.

Hasil dari pengimputan data, Prioritas Pembangunan Sistem Sanitasi di kelompokkan menjadi tiga Zona
yaitu:

 Zona 1, Penanganan Jangka Pendek ke Jangka Menengah terhadap genangan. Yang masuk
zona 1 ; kecamatan Labuhan maringgai, Pasir sakti, Sekampung, dan Batang hari.
 Zona 2, Penanganan Jangka Menengah ke panjang terhadap genangan. Yang masuk zona 2
;kecamatan Jabung desa Mekar jaya,Asahan,Blimbing,Beteng sari,Mumbang jaya, Gunung
sugih kecil,Pematang Tahalo, Negara Batin,Jabung,Adiluhur, Tanjung sari, dan Tanjung Rejo.
Kec.MargaSekampung, desa Bungkuk,Girimulyo,Gunung mas, Batu balak, Gunung raya , dan
Perniangan.Kec.Pasir sakti,dan Sekampung udik. Kecamatan Sukadana , desa Sukadana
selatan, tengah dan Jaya. Kecamatan Batang hari nuban, desa Sukaraja
nuban,trisnomulyo,Cempaka Nuban, Kedatonll,Induk,dan l. Kecamatan Pekalongan, Raman
Utara selain desa Rejo Katon dan Rama puja.Kecamatan Purbolinggo, dan Way bungur
 Zona 3, Penanganan Jangka panjang terhadap genangan (berbasis masyarakat). Yang
masukzona 3 ; kecamatan Metro Kibang, Batang Hari,Sekampung, Margatiga,Waway karya,
LabuhanMaringgai, Mataram Baru, Bandar Sribawono, Melinting, Gunung Pelindung, Way
jepara, Brajaselebah, Labuhan Ratu , Sukadana selain desa Sukadana Selatan, Tengah dan
jaya. Kecamatan Bumi Agung selain desa Catur Swako dan desa Mulyosari. Kecamatan
Batang hari Nuban desa Gunung Tiga,Suka Sari dan Tulung Balak. Kec. Raman Utara,desa
Rejo katon,daRama Puja. Kec.Jabung,
Desa Adirejo,Gunung Mekar,dan Negarasaka. Kec.Marga Sekampung,desa Purwosari,dan
Bukit Raya.

Tabel 2.16: Prioritas Program dan Kegiatan Drainase


Score (bobot)
No. Program Penerima Per. Persepsi Pro- Score Urutan
manfaat Mendesak pokja Poor Total Prioritas
25% 25% 25% 25%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Penyusunan Masterpland Drainase
1
Sribawono dan Way Jepara 4 4 4 2 3,50 1
Pembangunan Saluran Drainase
2
Primer 4 3 3 4 3,50 1
3 Pembangunan Drainase Sekunder 4 3 3 4 3,50 1
4 Pembangunan Drainase Tersier 4 3 3 4 3,50 2
Penyusunan Perda tentang
5
Pengelolaan Sistem Drainase 3 3 3 2 2,75 2
Sosialisasi Perda Pengelolaan
6
Sistem Drainase 3 3 3 2 2,75 2
Pembentukan Kelompok
7 Masyarakat Pengelola Sistem
Drainase Lingkungan Mandiri 3 3 3 2 2,75 2

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 20


2.5 PHBS Terkait Sanitasi

2.5.1 Permasalahan PHBS terkait sanitasi

Tabel 2.17: Resume Permasalahan Mendesak PHBS terkait sanitasi


A. Sistem PHBS terkait sanitasi

Aspek Pengembangan
Sarana dan Prasarana:

Dari grafik diatas dari lima waktu penting ternyata hanya 56,3 % yang
melakukan cuci tanga pake sabun setelah buang air besar, dan 82,2 % yang
melakukan cuci tangan Pake sabun sebelum makan, sedangkan sebelum
menyiapkan makanan 35,7 %, sebelum memberi; menyuapi anak 35,6 %, dan
msetelah menceboki bayi 38,0 %. Hal ini berarti masih ada sebagian besar
sebagian besar masyarakat yang belum melakukan cuci tangan pake sabun
diwaktu-waktu penting maka sangat ndiperlukan adanya penyuluhan dari
petugas kesehatan.

Pengumpulan& Dilihat dari grafik dibawah ini ternyata masih ada masyarakat Kabupaten
Penampungan / Lampung Timur yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan 41,1 %
Pengolahan Awal: terutama aerah dekat aliran sungai dan pantai, begitu juga rumah tangga yang
mempunyai anak kecil sebagian besar tidak membuang kotoran bayi kedalam
klosed .

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 21


Berdasarkan hasil Masih rendahnya kesadaran sebagian kecil masyarakat untuk berperilaku hidup
EHRA 2013: bersih dan sehat didukung dengan pola hidup masyarakat perkotaan yang
berdampak pada penurunan kualitas lingkungan tempat tinggal. Lemahnya
kepedulian masyarakat terhadap program-program yang bersifat preventif dan
promotif (pencegahan dan promosi).

2.5.2 Sasaran PHBS terkait sanitasi

Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi
KATIdan
PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 2108. Uraian resume sasaran sudah disusun
POKJ
D ISEPA
berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan
sasaran dengan mempertimbangkan “Permasalahan Utama”.

Tabel 2.18: Resume Tujuan dan Sasaran PHBS terkait sanitasi


PHBS dan Promosi Higiene
Tujuan dari penanganan permasalahan drainse di Kabupaten Lampung Timur adalah
Meningkatkan kualitas lingkungan dan partisipasi masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan
sehat:
1. Adanya sarana dan prasarana CTPS di posyandu dan sekolahan serta ditempat umum,
sebelum tahun 2016
2. Adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang Prilaku hidup bersih dan sehat ,sebelum
tahun 2016 dengan Melaksanakan kegiatan PHBS diseluruh kecamatan dan desa dengan
sasaran:
1. Mengoptimalkan sarana dan prasarana CTPS
2. Tersedianya sarana MCK umum sehingga mengurangi BABS
3. Merubah perilaku tidak CTPS di lima waktu penting; dan tidak BABS

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 22


2.5.3 Prioritas PHBS terkait sanitasi

Tabel 2.19: Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan PHBS terkait sanitasi
Score (bobot)
Penerima Per. Persepsi Pro- Score Urutan
No. Program
manfaat Mendesak pokja Poor Total Prioritas
25% 25% 25% 25%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Desiminasi Informasi dalam
Rangka Percepatan Pembangunan
tentang PHBS (CTPS, stop BABS
dan Membuang sampah pada
tempatnya) di sekolah-sekolah,
Pondok Pesantren, Perkantoran,
Permukiman dan tempat-tempat
1 umum 4 4 4 4 4 1
Desiminasi Informasi dalam
Rangka Percepatan Pembangunan
tentang PHBS meliputi CTPS, Stop
BABS dan Membuang sampah
pada tempatnya melalui siaran
2 radio atau TV lokal. 3 4 4 3 3,5 1
Lomba K3 (Kebersihan,
3 Keindahan dan Ketertiban) 4 3 3 2 3 1
Pembuatan media promosi dan
informasi sadar hidup sehat,
4 seperti banner, stiker, spanduk dl 3 2 3 3 2,75 2
Pembangunan sarana cuci tangan
pakai sabun (CTPS ) di
Poskesdes,Tk, SD dan PAUD, dan
5 tempat2umum 4 2 2 2 2,75 2
Pengadaan/bantuan alat
Incinerator,IPAL dan Penghancur
6 Jarum suntik 4 2 2 2 2,50 2

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 23


Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Permasalahan
Rumusan Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
mendesak

1. Ditemukan masih ada 1. Tercapainya 1. Sampai dengan 1. Meningkatkan akses 1. Peningkatan 1.Penyuluhan,
praktik buang air besar Standar Pelayanan tahun 2013 yang layanan air limbah Sarana dan Kampanye & Edukasi
sembarangan rata-rata Minimum (SPM) tidak BABS sebesar komunal bagi Prasarana 2.Pembangunan
sebesar 41,1%, untuk layanan air 29% diharapkan di masyarakat Sistem Komunal MCK+++
2. Sebagian besar limbah domestik tahun 2018 berpenghasilan rendah 2. Pembangunan 3.Pembangunan IPLT
tempat penampungan tahun 2018 bertambah menjadi (MBR)perkotaan sistem air 4. Pembentukan
tinja tidak septik, ini 86% 2. Meningkatkan Akses limbah terpusat Badan Pengelola IPLT
terbukti dengan tidak 2. Adanya regulasi Sistem 5. Regulasi yang
pernahnya tempat yang mengatur air terpusat pada daerah mengatur air limbah
penampungan tinja limbah sebelum CBD sebelum tahun 2018,
disedot tahun 2018 4. Adanya IPLT serta
badan pengelola
5. Adanya Truck Tinja

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 24


Tabel 2.21 Kerangka Kerja Logis Persampahan

Permasalahan
Rumusan Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
mendesak
1. Masyarakat yang 1.Meningkatkan 1. 36,1 % Masyarakat 1. Menyediakan sarana & 1. Pengelolaan 1. Penyusunan Master
melakukan pemilahan cakupan dan kualitas yang tidak melakukan prasarana pengelolaan Sampah dari Plan Persampahan dan
sampah (63,9 % ) yang layanan dalam sistem pemilahan sampah, persampahan skala Sumbernya Review DED TPA
tidak melakukan pengelolaan 81,8% masyarakat Kabupaten 2. Pengelolaan 2. Penyuluhan,
pemilahan sampah, 36,1 persampahan melalui yang membakar 2. Meningkatkan kinerja Sampah Dari Kampanye dan Edukasi
% dan pembangunan sarana sampah, 3% operator layanan Stasiun Antara Persampahan
2. Sebagian besar dan prasarana yang masyarakat yang persampahan skala Sampai TPA 3. Pembangunan TPA
masyarakat masih berwawasan lingkungan membuang dalam Kabupaten 3. Tempat 4. Pengadaan Gerobag
membakar sampah(81,8 dan berkelanjutan. lubang dan tidak terpusat pada daerah CBD Pemrosesan Akhir Sampah/Motor
%) ,sedangkan yang ditutup di harapkan 3. Mengoptimalkan daya (TPA) Sampah, @ kap. 1.5
dibuang dalam lubang dan tahun 2018 menjadi dukung kebijakan 4. Pengaturan dan ton/hari - (unit)
tidak ditutup 9,3 %, dan 0%. Dengan pengelolaan persampahan Kelembagaan 5. Pengadaan TPS (TPS
yang dibuang dalam penanganan 4. Adanya IPLT serta Daerah biasa & Kontainer), @
lubang dan ditutup dengan Penyuluhan, badan pengelola kap. 6.25 ton/hari
tanah dan dikumpulkan di Kampanye dan 6. Pembangunan
TPS 9,9 %. Hal ini Edukasi Persampahan Landasan Kontainer
menggambarkan bahwa di daerah pedesaan 7. Kebutuhan alat
masyarakat kab. Lampung se-Lampung Timur. angkut (truk sampah &
Timur belum Menerima 2.Peningkatan Amroll), kap. 8 ton/hr
layanan pengelolaan cakupan layanan 8. Pembangunan TPS
sampah hingga 100% di 3R
kawasan komersial 9. Pelatihan
perkotaan; 24 pasar di Pengolahan sampah 3R
24 kecamatan se- bagi kader di tingkat
Lampung Timur. Yang RT/RW
saat ini baru ada 8 TPS 10. Sosialisasi Perda
3.Peningkatan tentang pengelolaan
cakupan layanan sampah pasar
hingga min 52% di 11. Bimtek
daerah perkotaan se- persampahan,jepara
Lampung Timur dan rantau jaya

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 25


4.Sasaran
Pengurangan Sampah
dari sumbernya pada
wilayah perkotaan
dengan pengelolaan
sampah berbasis
masyarakat, di tahun
2018 diharapkan
mencapai min 5%,
TPST3R

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 26


Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis Drainase

Permasalahan mendesak Rumusan Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan

1.Lama genangan bila 1.Mewujudkan 1.Lama genangan bila 1. Pembangunan sarana 1. Pembangunan 1. Penyusunan
terjadi banjir yang lebih dari pembangunan drainase terjadi banjir yang /prasarana drainase Saluran Drainase Masterpland Drainase
1 hari: 44,1% 2. 9,3% yang berwawasan lebih dari 1 hari: 2. Mengembangkan Primer. 2. Sribawono dan Way
rumah tangga memiliki lingkungan. 44,1% di tahun 2018 perencanaan sistem Pembangunan Jepara
lingkungan di sekitar rumah 2. Terwujudnya pemban menjadi 0% 2. drainase Kabupaten yang Drainase 2. Pembangunan
terdapat genangan air gunan. 9,3% rumah tangga terintegrasi dan Sekunder. 3. Saluran Drainase
3. 61,2 % air tergenang di 3. Tersusunya regulasi memiliki lingkungan di komprehensif 3. Pembangunan Primer
halaman rumah tentang pengelolaan sekitar rumah Penyusunan regulasi Drainase Tersier 3. Pembangunan
4. Sistem drainase masih drainase yang kom pre terdapat genangan air tentang drainase, 4. Pengaturan dan Drainase Sekunder
menjadi satu antara hensif antar kawasan di tahun 2018 menjadi kerjasama antar Kelembagaan 4. Pembangunan
pembuangan dengan air mengenai sistem penge 0% kawasan Daerah Drainase Tersier
hujan lolaan drainase yang 3. 61,2 % air 5. Penyusunan Perda
komprehensif tergenang di halaman tentang Pengelolaan
rumah di tahun 2018 Sistem Drainase
menjadi 0% 6. Sosialisasi Perda
4. Terpisahnya Sistem Pengelolaan Sistem
drainase masih Drainase
menjadi satu antara 7. Pembentukan
pembuangan dengan Kelompok Masyarakat
air hujan Pengelola Sistem
Drainase Lingkungan
Mandiri

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 27


Tabel 2.23 Kerangka Kerja Logis PHBS terkait
sanitasi
Permasalahan
Rumusan Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
mendesak

Masih ada sebagian Meningkatkan 1. 56,3 % yang 1. Mengoptimalkan 1. Peningkatan 1. Desiminasi Informasi dalam
besar sebagian besar kualitas lingkungan melakukan cuci tanga peran instansi Kesadaran Rangka Percepatan
masyarakat yang dan partisipasi pake sabun setelah pemerintah dan Masyarakat dalam Pembangunan tentang PHBS
belum melakukan cuci masyarakat untuk buang air besar di sekolah dalam PHBS melalui (CTPS, stop BABS dan Membuang
tangan pake sabun berprilaku hidup tahun 2018 menjadi pemicuan dan Kampanye sampah pada tempatnya) di
diwaktu-waktu bersih dan sehat 0% penerapan PHBS. 2. Penyediaan sekolah-sekolah, Pondok
penting: 2. 82,2 % yang 2.Mengembangkan Sarana Fisik untuk Pesantren, Perkantoran,
1. 56,3 % yang melakukan cuci tangan program promosi mendukung PHBS Permukiman dan tempat-tempat
melakukan cuci tanga Pake sabun sebelum PHBS yang menarik 3. Peningkatan umum
pake sabun setelah makan di tahun 2018 dan menjangkau peran serta 2. Desiminasi Informasi dalam
buang air besar. menjadi 0% semua lapisan masyarakat dalam Rangka Percepatan
2. 82,2 % yang 3. sebelum masyarakat PHBS Pembangunan tentang PHBS
melakukan cuci menyiapkan makanan 3. Meningkatkan meliputi CTPS, Stop BABS dan
tangan Pake sabun 35,7 %, di tahun 2018 pemahaman tentang Membuang sampah pada
sebelum makan. menjadi 0% PHBS melalui saluran- tempatnya melalui siaran radio
3. sebelum 4. sebelum memberi; saluran (media) atau TV lokal.Desiminasi
menyiapkan makanan menyuapi anak 35,6 informasi yang sudah Informasi dalam Rangka
35,7 % %, dan setelah ada. Percepatan Pembangunan
4. sebelum memberi; menceboki bayi 38,0 tentang PHBS meliputi CTPS, Stop
menyuapi anak 35,6 %. di tahun 2018 BABS dan Membuang sampah
%, dan setelah menjadi 0% pada tempatnya melalui siaran
menceboki bayi 38,0 radio atau TV lokal.
%. 3. Pembuatan media promosi dan
informasi sadar hidup sehat,
seperti banner, stiker, spanduk
dll.
4. Pembangunan sarana cuci
tangan pakai sabun (CTPS ) di
Poskesdes,Tk, SD dan PAUD, dan
tempat2umum
5.Operasional alat
Incinerator,IPAL dan Penghancur
serta pengadaan kantong plastik
limbah infeksius.

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 28


6. Lomba K3 (Kebersihan,
Keindahan dan Ketertiban)

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 29


1.3.1 KEPENDUDUKAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
1.3.2.1 JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
Pada tahun 2010 berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur adalah
sebesar 966.543 jiwa dengan tingkat kepadatan 182 jiwa/km2. Kecamatan dengan jumlah
penduduk yang terbesar adalah Kecamatan Sekampung Udik dengan jumlah penduduk sebesar
69.190 jiwa (7,15%) sedangkan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Bumi Agung dengan
jumlah penduduk 17.496 jiwa (1,81%).

Jika dibandingkan lima tahun yang lalu, maka jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur
pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 47.526 jiwa. Artinya pertumbuhan penduduk
rata-rata adalah sebesar 0,94% pertahun. Sehingga jika di proyeksikan hingga tahun 2031 maka
jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur menjadi 1.178.022 jiwa.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.11 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten
Lampung Timur.

Tabel 1. 1
Jumlah Penduduk dan Proyeksi Penduduk Kabupaten Lampung Timur

Jumlah Penduduk
Proyeksi Jumlah Penduduk
No. Kecamatan Eksisiting
2005 2010 2016 2021 2026 2031
1 Metro Kibang 18.772 19.745 20.894 21.901 22.958 24.065
2 Batanghari 50.741 53.358 56.462 59.185 62.040 65.033
3 Sekampung 57.155 60.104 63.599 66.667 69.883 73.254
4 Marga Tiga 43.707 45.972 48.646 50.993 53.452 56.031
5 Sekampung Udik 65.866 69.190 73.214 76.746 80.448 84.329
6 Jabung 44.894 47.214 49.960 52.370 54.896 57.544
7 Pasir Sakti 34.095 35.859 37.945 39.775 41.694 43.705
8 Waway Karya 35.641 37.474 39.654 41.567 43.572 45.674
9 Marga Sekampung 26.741 28.122 29.757 31.193 32.697 34.275
10 Labuhan Maringgai 63.395 66.669 70.547 73.950 77.517 81.256
11 Mataram Baru 26.221 27.578 29.182 30.589 32.065 33.612
12 Bandar Sribhawono 41.790 43.966 46.523 48.768 51.120 53.586
13 Melinting 25.219 26.529 28.072 29.426 30.845 32.333
14 Gunung Pelindung 21.326 22.430 23.735 24.880 26.080 27.338

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 30


Jumlah Penduduk
Proyeksi Jumlah Penduduk
No. Kecamatan Eksisiting
2005 2010 2016 2021 2026 2031
15 Way Jepara 48.610 51.125 54.099 56.709 59.444 62.312
16 Braja Selebah 21.029 22.117 23.404 24.533 25.716 26.957
17 Labuhan Ratu 39.314 41.355 43.760 45.871 48.084 50.403
18 Sukadana 62.342 65.571 69.385 72.732 76.240 79.918
19 Bumi Agung 16.637 17.496 18.514 19.407 20.343 21.324
20 Batanghari Nuban 40.244 42.328 44.790 46.950 49.215 51.589
21 Pekalongan 42.079 44.244 46.817 49.076 51.443 53.924
22 Raman Utara 34.554 36.342 38.456 40.311 42.255 44.293
23 Purbolinggo 37.810 39.756 42.068 44.097 46.225 48.454
24 Way Bungur 20.835 21.914 23.188 24.307 25.479 26.708
Jumlah 919.017 966.543 1.022.759 1.072.095 1.123.811 1.178.022
Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010
Badan Statistik Indonesia

Dokumen MPS – Kabupaten Lampung Timur. 31

Anda mungkin juga menyukai