PNEUMONIA
1. Konsep Penyakit
A. Definisi Pneumonia
(Dahlan, 2014).
dkk 2014).
B. Etiologi Pneumonia
1. Hidung
bulu hidung.
dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher
(Syaifuddin, 2016).
a. Nasofaring
b. Orofaring
c. Laringofaring
3. Laring
4. Trakea
5. Bronkus
6. Paru-Paru
(belahan paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus
D. Pathway Pneumonia
Proses peradangan
Infeksi saluran Iritasi dan eritrosit
pencernaan pecah
Akumulasi secret di bronkus
Edema paru
Peningkatan flora
Ketidakefektifan normal dalam usus
Bersihan jalan nafas
Pengerasan dinding
paru
Peningkatan
peristaltik usus
Suplay oksigen
Malabsorbsi menurun
hipoksia
diare
Metabolisme
Kekurangan anaerob
volume cairan meningkat
hiperventilasi
Akumulasi
asam laktat
dispnea
Fatigue
Retraksi dada/
nafas cuping
Intoleransi
aktivitas
Ketidakefektifan
pola nafas
E. Klasifikasi Pneumonia
menjadi :
1. Berdasarkan anatomi
satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal
didekatnya.
serta interlobural.
a. Pneumonia komunitas
atipikal pada lansia, gram negatif pada pasien dari rumah jompo,
b. Pneumonia nosokomial
pneumonia
c. Pneumonia aspirasi
padat.
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Iritabel
4. Gelisah
5. Malaise
7. Keluhan gastrointestinal
1. Batuk
2. Takipnue
3. Sputum
5. Sesak nafas
6. Meritih
7. Sianosis
(Syaifuddin, 2016).
G. Diagnosis Pneumonia
karbondioksida tinggi
(Syaifuddin, 2016).
H. Penatalaksanaan Pneumonia
penyebab
(Syaifuddin, 2016).
I. Komplikasi
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
A. Identitas klien : nama, usia, jenis kelamin, tempat/tanggal lahir,
B. Keluhan utama
C. Riwayat kesehatan
E. Aktivitas/istirahat
F. Sirkulasi
G. Makanan/cairan
malnutrisi
H. Neurosensori
I. Nyeri/kenyamanan
J. Pernafasan
K. Keamanan
steroid, demam.
L. Penyuluhan/pembelajaran
kronis
pemeliharaan rumah
M. Pemeriksaan Fisik
takikardia
halus pada sisi yang sakit dan ronkhi basah pada masa
2. Diagnosa Keperawatan